BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia
|
|
- Agus Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memproduksi beras terbanyak di dunia dan menggunakannya sebagai bahan makanan pokok utamanya. Beras yang dikonsumsi oleh setiap orang di Indonesia sekitar 140 kilogram beras pertahun. Para petani kecil berkontribusi sekitar 90% dari produksi total beras di Indonesia dan memiliki lahan rata-rata kurang dari 0,8 hektar. Jumlah produksi beras di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya, seperti yang dapat dilihat pada Gambar I Jumlah Produksi Beras Indonesia Jumlah Produksi Beras Indonesia Gambar I. 1 Jumlah Produksi Beras Indonesia (Sumber : Food and Agriculture Organization of the United Nations) Meskipun pada Gambar I.1 Indonesia mengalami peningkatan produksi beras setiap tahunnya, namun Indonesia masih tetap menjadi negara importir beras yang disebabkan oleh teknik pertanian yang tidak optimal dan konsumsi beras yang besar seiring dengan pertambahan penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Permasalahan tersebut dapat membebani masyarakat miskin karena menghabiskan lebih dari setengah dari total pengeluaran mereka untuk membeli bahan makanan disaat harganya tidak stabil. Perum BULOG adalah lembaga non struktural yang dibentuk sejak Orde Baru untuk melengkapi jaringan subsidi produsen pangan dan berfungsi untuk melaksanakan tugas pemerintah dibidang manajemen logistik melalui pengendalian harga beras dengan cara mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), 1
2 pengelolan persediaan beras, distribusi beras, serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perum BULOG juga merupakan lembaga yang mengelola RASKIN. Program RASKIN memiliki tolak ukur dalam keberhasilannya, yaitu dengan menggunakan indikator 6T : Tepat sasaran, Tepat jumlah, Tepat harga, Tepat waktu, Tepat kualitas, dan Tepat administrasi (Setiana, 2012)Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran dari Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Selain itu RASKIN juga bertujuan meningkatkan akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat dengan jumlah yang ditentukan. Perum BULOG Subdivre Wilayah-5 sebagai pelaksana program RASKIN memiliki 7 Gudang Beras Bulog yang berlokasi di Pangulah Utara, Adiarsa, Palumbonsari, Tegalwaru, Warung Bongkok, Purwasari II, dan Amansari, dan 3 Gudang Semi Permanen yang berlokasi di Jatiragas, Purwasari I, dan Cikangkung harus menyediakan beras sesuai kebutuhan Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang didapatkan dari data Badan Pusat Statistik. Perum Bulog Sub Divre V Karawang menetapkan Safety Stock (SS) sebesar 3x permintaan perbulan, sehingga jumlah beras yang dibutuhkan setiap gudang perbulan adalah jumlah RTS ditambah dengan Safety Stock (SS). Berikut merupakan tabel kebutuhan gudang Perum Bulog Sub Divre V Karawang pada tahun Tabel I. 1 Data Kebutuhan Raskin Setiap Daerah pada Perum Bulog Sub Divre V Karawang Tahun 2015 (Sumber : Data Perum Bulog Sub Divre V Karawang Tahun 2015) Daerah Kab. Karawang Kab. Bekasi Kota Bekasi RTS per bulan Safety Stock Kebutuhan Gudang Januari Februari Maret April Mei
3 Daerah Kab. Karawang Kab. Bekasi Kota Bekasi Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Tabel I. 2 Data Kebutuhan Raskin Setiap Daerah pada Perum Bulog Sub Divre V Karawang Tahun 2015 (lanjutan) Berdasarkan tabel I.1 ditemukan kekurangan persediaan Raskin yang dimiliki oleh Perum Bulog Sub Divre V Karawang seperti pada Kabupaten Karawang yang mengalami kekurangan persediaan pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Pada Kabupaten Bekasi ditemukan kekurangan persediaan raskin pada Bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Oktober, dan November. Pada Kota Bekasi ditemukan kekurangan persediaan Raskin pada Bulan November. Data tersebut merupakan perencanaan pengiriman RASKIN pada Perum Bulog Sub Divre V Karawang. Namun, kondisi existing Perum Bulog menunjukkan kekurangan pengiriman beras dari gudang ke setiap daerah yang dinaungi oleh Perum Bulog Sub Divre V Karawang. Berikut merupakan perbandingan antara RTS yang dibutuhkan oleh Perum Bulog dan realisasi pengiriman beras dari gudang menuju setiap daerah yang dinaungi oleh Perum Bulog Sub Divre V Karawang. Tabel I. 3 Data Pemenuhan Pengiriman Beras dari Gudang ke Setiap Wilayah Pada Tahun 2015 (Sumber : Data Perum Bulog Sub Divre 5 Karawang) Daerah Kab. Bekasi Kab. Karawang Kota Bekasi RTS Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
4 Tabel I. 4 Data Pemenuhan Pengiriman Beras dari Gudang ke Setiap Wilayah Pada Tahun 2015 (lanjutan) Daerah Kab. Bekasi Kab. Karawang Kota Bekasi September Oktober November Desember Total RTS Total Kirim Berdasarkan perbandingan data RTS dan realisasi pengiriman beras tersebut dapat ditemukan adanya kekurangan dan kelebihan pengiriman beras. Berikut merupakan persentase pengiriman beras oleh Perum Bulog Sub Divre V Karawang. Tabel I. 5 Persentase Pengiriman Beras Perum Bulog pada Tahun 2015 (Sumber : Perum Bulog Sub Divre V Karawang) Persentase Kirim Bulanan Tahun 2015 Bulan Kab. Bekasi Kab. Karawang Kota Bekasi Januari 32% 32% 32% Februari 156% 126% 107% Maret 95% 113% 169% April 113% 132% 163% Mei 134% 93% 88% Juni 65% 140% 144% Juli 115% 105% 89% Agustus 93% 89% 107% September 121% 109% 126% Oktober 10% 7% 12% November 17% 16% 20% Desember 28% 13% 23% Berdasarkan Tabel I.3, Perum Bulog Sub Divre V Karawang belum mampu memenuhi kebutuhan dari setiap daerah yang dinaungi pada tahun Hal tersebut disebabkan oleh belum adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi beras oleh Perum Bulog Pengadaan Raskin Perum Bulog Sub Divre V Karawang berasal dari 16 mitra kerja yang tersebar di wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi untuk memenuhi kebutuhan setiap bulannya dalam kontrak 1 tahun. Namun, mitra 4
5 kerja belum memiliki Bill Of Distribution (BOD) yang baku untuk pengiriman beras untuk setiap gudang, sehingga pengiriman beras hanya melihat berdasarkan gudang yang mengalami kekurangan stok beras. Berikut merupakan Bill Of Distribution (BOD) yang dimiliki oleh Perum Bulog Sub Divre V Karawang. Adiarsa Amansari Pangulah Utara Palumbonsari Kabupaten Karawang Jatiragas 16 mitra Tegalwaru Cikangkung Purwasari I Kota Bekasi Purwasari II Warung Bongkok Kabupaten Bekasi Gambar I. 2 Bill of Distribution (BOD) Perum Bulog Sub Divre V Karawang (Sumber : Perum Bulog Sub Divre V Karawang) Pada Gambar I.2, Perum Bulog telah memiliki Bill Of Distribution (BOD) untuk setiap gudangnya. Namun Perum Bulog belum memiliki Bill Of Distribution (BOD) untuk setiap mitra yang dimiliki, sehingga pengiriman beras dari mitra hanya berdasarkan gudang yang mengalami kekurangan stok beras. 5
6 Pengadaan Raskin Perum Bulog berasal dari 16 mitra kerja yang tersebar di wilayah kabupaten Karawang, kabupaten Bekasi, dan kota Bekasi untuk memenuhi kebutuhan setiap bulannya dalam kontrak 1 tahun. Namun pendistribusian beras oleh mitra yang didasarkan oleh jumlah kebutuhan setiap gudang setiap wilayah terkadang tidak terpenuhi. Hal tersebut terlihat dari data distribusi raskin dari mitra ke setiap gudang tahun 2015 beserta penjabaran pengiriman beras dari mitra yang ditunjukkan pada Tabel I.4 dan Tabel I.5. Tabel I. 6 Data Distribusi Mitra ke Setiap Gudang Tahun 2015 (Sumber : Data Perum Bulog Sub Divre 5 Karawang) Bulan Jumlah Kebutuhan Gudang Realisasi Distribusi Terpenuhi/Tidak Januari 1,263,216 1,263,299 YA Februari 1,263,216 1,263,298 YA Maret 1,263,216 1,264,007 YA April 1,263,216 1,258,365 TIDAK Mei 1,263,216 1,264,101 YA Juni 1,263,216 1,260,147 TIDAK Juli 1,263,216 1,263,299 YA Agustus 1,263,216 1,259,055 TIDAK September 1,263,216 1,262,661 TIDAK Oktober 1,263,216 1,264,120 YA November 1,263,216 1,264,087 YA Desember 1,263,216 1,263,159 TIDAK 6
7 Tabel I. 7 Data Distribusi Mitra ke Setiap Gudang Per Bulan Pada Tahun 2015 (Sumber : Data Perum Bulog Sub Divre 5 Karawang) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli A * * A * * * A * * A * * * * A * * * A * * * * A * * A * * A * * * A * * * A * * A * * A * * * A * A * * A * * Total Pengiriman Pemenuhan Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Tidak Terpenuhi Tidak Terpenuhi 7
8 Tabel I. 5 Data Distribusi Mitra ke Setiap Gudang Per Bulan Pada Tahun 2015 (lanjutan) (Sumber : Data Perum Bulog Sub Divre 5 Karawang) Agustus September Oktober November Desember Kapasitas Pengiriman A * * * * A * * * A * * * * A * * A * * A * * * A * 5.078* * A * * A * A * A * * * A * * A * 1.316* A * * A * 5.190* * A * 5.802* * Total Pengiriman Pemenuhan Tidak Tidak Terpenuhi Terpenuhi Tidak 8
9 Berdasarkan data distribusi RASKIN dari mitra ke setiap gudang tahun 2015 yang ditunjukkan pada Tabel I.4, terdapat pendistribusian RASKIN dari mitra yang tidak memenuhi jumlah kebutuhan gudang. Hal tersebut mengakibatkan mitra harus memasok kekurangan beras di bulan selanjutnya sehingga memakan biaya distribusi yang cukup besar. Kebijakan yang dilakukan untuk menghemat anggaran kegiatan tersebut adalah dengan menekan biaya seminimal mungkin. Sehingga diperlukan perencanaan yang matang agar biaya transportasi yang Melihat dari permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya pembagian kelompok antar mitra untuk menentukan tujuan pengiriman ke gudang Perum Bulog,serta perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi Perum Bulog.Maka usulan dari penelitian ini adalah menggunakan model transportasi untuk pengelompokan mitra dan metode Distribution Requirement Planning (DRP) untuk merencanakan kebutuhan gudang serta permintaan pada periode berikutnya. Distribution Requirement Planning (DRP) akan membantu Perum Bulog Sub Divre V Karawang dalam merancang persediaan dan penjadwalan untuk mengurangi biaya distribusi dan biaya penyimpanan pada setiap gudang yang dimiliki oleh perusahaan. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perencanaan distribusi beras di Perum Bulog untuk memenuhi permintaan setiap wilayah? 2. Bagaimana penugasan mitra yang tepat untuk menentukan jadwal pengiriman beras dan jumlah pasokan beras dalam hal pengadaan beras dari mitra ke setiap gudang? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan perencanaan distribusi beras di Perum Bulog untuk memenuhi permintaan setiap wilayah 9
10 b. Menentukan penugasan mitra yang tepat untuk menentukan jadwal pengiriman beras dan jumlah pasokan beras dalam hal pengadaan beras dari mitra ke setiap gudang? I.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Sebagai masukan serta bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengoptimalkan sistem distribusi dan transportasi pengiriman beras raskin dengan penugasan dan penjadwalan yang tepat. b. Membantu perusahaan untuk merencanakan dan penjadwalan pengadaan raskin. I.5 Batasan Penelitan Diperlukan batasan dan asumsi yang jelas dalam penelitian ini sehingga penelitian terarah. Batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data yang digunakan untuk pengolahan data adalah periode Januari Desember Data yang digunakan hanya fokus pada Perum Bulog Sub Divre Wilayah-5 Karawang. 3. Permintaan beras per bulan bersifat deterministik. 4. Lead time pemesanan selalu tetap. 5. Penelitian dilakukan hingga tahap usulan, tidak sampai pada tahap implementasi. 6. Tidak melakukan perhitungan teknik lot sizing. I.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan untuk penelitian ini. 10
11 Bab II Landasan Teori Bab ini akan dijelaskan teori yang relevan untuk digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan permasalahan pada Tugas Akhir ini. Teori seperti Supply Chain, Peramalan (Forecasting), Persediaan (Inventory), dan Metode-metode penyelesaian masalah distribusi dan transportasi seperti Distribution Requirement Planning. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah penyelesaian masalah yang akan dilakukan dalam penelitian yang meliputi tahap penelitian awal serta identifikasi, tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta tahap analisis dan kesimpulan untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan tujuan dari permasalahan utama. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi mengenai kumpulan data-data yang mendukung pemecahan permasalahan dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan akan diolah untuk perancangan usulan penelitian. Bab V Analisis Pada bab ini berisi mengenai analisis pengolahan data serta usulan penelitian yang telah dilakukan. Analisis berisi perbandingan antara kondisi existing dan usulan. Bab VI Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya di Perum Bulog Sub Divre V Karawang 11
BAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai ibu kota Negara Indonesia, Jakarta merupakan salah satu kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan diterapkan atau dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam sebuah industri adalah dengan memperhatikan / memperhitungkan sistem transportasi yang akan diterapkan atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era pasar bebas mengakibatkan tingkat persaingan yang ketat dalam dunia industri baik yang bergerak dalam produksi barang maupun pendistribusian barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di dunia industri saat ini, menuntut perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen dalam berbagai sisi mulai dari kualitas produk hingga pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dijelaskan hal-hal yang mendasari penelitian ini. Hal-hal tersebut meliputi latar belakang dan rumusan masalah dari penelitian. Bab ini juga akan membahas tujuan, manfaat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan pendistribusian merupakan salah satu kunci terpenting dalam sistem rantai pasok suatu perusahaan. Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri sangat cepat dan menyebabkan ketatnya persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang terjangkau, waktu dan biaya
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kebutuhan Negara Indonesia sangatlah tinggi akan kebutuhan pangan. Makanan pokok rakyat Indonesia adalah beras. Meskipun Negara Indonesia salah satu Negara dengan komsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Aplikasi atau program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN TUGAS AKHIR... PENGESAHAN TUGAS AKHIR... TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN TUGAS AKHIR... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR
Lebih terperinciGambar I.1 Modal Pendistribusian di PT.XYZ
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Distribusi adalah aktivitas penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Aktivitas ini memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Didalam supply
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya globalisasi persaingan antar perusahaan semakin ketat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya globalisasi persaingan antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan terus berlomba untuk tetap dapat bertahan di pasar dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koordinasi antar jaringan distribusi dalam mengintegrasikan sistem logistik, merupakan kunci keberhasilan dari suatu sistem rantai pasok sebuah perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pabrik yang mengolah hasil laut seperti udang, ikan, sotong dengan sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Didalam pengelolaan unit usahanya PT. Central Windu Sejati, merupakan pabrik yang mengolah hasil laut seperti udang, ikan, sotong dengan sistem pembekuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas, hingga ke tingkat distributor. Distributor dituntut menyalurkan produk dengan baik untuk mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan lembaga yang begitu penting bagi kehidupan karena dapat membuka lapangan kerja, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketahanan pangan sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa, karena sebagai pemenuhan hak asasi bagi manusia di bidang pangan, salah satu pilar dalam ketahanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat
Lebih terperinciDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
PERENCANAAN MODEL DISTRIBUSI PRODUK MAKANAN DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA SIMPAN (Studi Kasus : CV. Indo Fresh Solo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari 3 kebutuhan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kebutuhan pokok tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pangan adalah kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Di Indonesia, pangan diidentikan dengan beras. Hampir 95% dari penduduknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini suatu perusahaan dituntut untuk bisa menjalankan bisnisnya dengan terus lebih baik. Apalagi permintaan konsumen yang semakin tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam bidang manufaktur semakin ketat. Banyaknya kompetitor yang bermunculan membuat perusahaan perlu memikirkan suatu strategi yang tepat
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sekarang ini persaingan di dunia industri menjadi semakin ketat, dikarenakan munculnya perusahaan-perusahaan baru di dunia industri yang sejenis. Dengan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe
Lebih terperinci: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN
Nama : Bahtiar Rohmat Judul : Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT. Tiga Pilar Sejahtera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang kebijakan Perberasan, Perusahaan Umum (PERUM) BULOG diberikan penugasan oleh pemerintah. Pangan adalah suatu hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk jadi dikirim kepada konsumen. Luas gudang dapat ditentukan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Gudang produk jadi merupakan tempat penyimpanan produk jadi sebelum produk jadi dikirim kepada konsumen. Luas gudang dapat ditentukan dengan melihat tingkat
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan dunia industri dewasa ini semakin ketat terutama dalam memproduksi produk-produk yang bermutu dengan harga jual yang murah. Perusahaan manufaktur dituntut
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT. SABAS INDONESIA TUGAS SARJANA
PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT. SABAS INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Y adalah sebuah perusahaan distributor makanan dan minuman yang ada di kota Bandung. Perusahaan memasarkan produknya ke wilayah Jawa Barat. Dalam menjalankan aktivitas pemasaran produknya,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tercapai seefektif dan seefisien mungkin. salah satunya memproduksi pupuk urea. Produk ini di distribusikan ke berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekumpulan fasilitas, pasokan bahan baku, konsumen, produk dan metode yang digunakan untuk mengontrol penyimpanan produk, pembelian, dan pendistribusian disebut
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pendistribusian beras miskin atau yang lebih dikenal dengan sebutan raskin, sebagai salah satu program penanggulangan kemisikinan kluster 1. Termasuk Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin ketat. Oleh karena itu setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber yang dapat mendukung dan memperlancar operasi pada bidang industri manufaktur maupun perusahaan dagang yaitu dibutuhkan adanya kecukupan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan Pada Bab I ini akan dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan, serta batasan-batasan masalah yang akan menjadi pembatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang dilakukan penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beras adalah bahan pangan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap manusia dalam setiap harinya. Beras merupakan hasil pengolahan dari padi yang memiliki sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah menjadi elemen penting yang berpengaruh dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan hal tersebut, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya variasi produk serta pengiriman yang tepat waktu. Kebijakan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam bidang usaha, menuntut perusahaan untuk menggunakan berbagai cara agar dapat memenangkan persaingan. Diantaranya kepuasan
Lebih terperinciVIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK
VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perencanaan produksi dan penyediaan bahan baku merupakan dua hal yang berkaitan. Berapa banyak bahan baku yang harus disediakan, ditentukan oleh berapa jumlah produk yang akan dibuat pada suatu
Lebih terperinciJurnal Distribution Requirement Planning (DRP)
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL PERIKANAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. Retro Gemilang Internasional Sidoarjo) 2009 Adib Fahrozi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH
67 BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 5.1 Analisa Plot Data Analisa plot data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dari permintaan terhadap suatu barang/jasa setiap bulannya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN. iv viii xi xii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 9 1.3. Tujuan Penelitian 9 1.4. Manfaat Penelitian 10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Urusan Logistik (BULOG) adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Transportasi merupakan komponen penting dalam operasional perusahaan karena sangat berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, proses distribusi menjadi salah satu aspek penting dalam sebuah badan usaha. Distribusi dapat diartikan sebagai bagian penghubung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer dan internet dewasa ini berkembang pesat dan telah mendorong pertumbuhan diberbagai bidang teknologi informasi. Dengan teknologi tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran.
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi. Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran. i iii v vii ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Rumusan Masalah 5 1.3. Tujuan Penelitian.. 5 1.4. Manfaat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Pendistribusian barang atau jasa merupakan salah satu bagian penting dari kegiatan sebuah instansi pemerintah ataupun perusahaan tertentu Masalah transportasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menyebabkan munculnya persaingan industri yang semakin ketat. Banyaknya industri yang menghasilkan produk serupa mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Supply Chain Management. Maka dari itu sistem management dalam. memaksimalkan di dalam pengiriman produk ke distributor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam berkembangnya sistem management distribusi pada perusahaan, dimana perusahaan harus mampu untuk melakukan sebuah sistem kerja yang terbaik di dalam pendistribusian
Lebih terperinciEvaluasi Pengendalian Persediaan di PT XYZ
Evaluasi Pengendalian Persediaan di PT XYZ Maulida Nurfajrianti 1, Yusuf Widharto 2 Program Studi Teknik Industri,Universitas Diponegoro 1 Program Studi Teknik Industri,Universitas Diponegoro 2 yudidito@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan memberlakukan sistem persediaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang UD Eka adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi kebutuhan alas kaki, produk yang dihasilkan antara lain sandal, sol dan sepatu. Perusahaan yang berdiri sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah-buahan termasuk dalam jenis tanaman holtikultura yang hasilnya dapat dikonsumsi langsung dalam kondisi mentah ataupun masak dan dapat pula dikonsumsi dengan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan antar produk yang sejenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan antar produk yang sejenis baik dalam kualitas maupun harga semakin ketat.perusahaan harus memiliki produktivitas yang tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods (barang-barang konsumsi) seperti minyak goreng, sabun, makanan kaleng dan sebagainya perlu memiliki persediaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 95% jumlah penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula yang mendorong beras menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran transportasi dan logistik distribusi dalam sebuah perusahaan atau badan usaha sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Distribusi fisik itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memiliki andil penting dalam proses bisnis sebuah perusahaan. Teknologi informasi dapat meringankan pekerjaan manusia
Lebih terperinciDisajikan Oleh: DENI SUARDINI DIREKTUR PLP BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT RAPAT KOORDINASI APIP BANDUNG, RABU, 2 OKTOBER 2013
www.bpkp.go.id Disajikan Oleh: DENI SUARDINI DIREKTUR PLP BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT RAPAT KOORDINASI APIP BANDUNG, RABU, 2 OKTOBER 2013 PERAN INTERNAL AUDITOR YANG EFEKTIF (Pasal 11 PP 60 Tahun 2008)
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan terhadap usulan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan
Lebih terperinciBAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC
Lebih terperinciKata kunci : distribusi, order fulfillment, lot sizing, distribution requirement planning, peramalan
USULAN PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI AIR MINUM DALAM KEMASAN GALLON UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMENUHAN PERMINTAAN DI PABRIK MKS MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45
BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45 WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 836 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyak operasi manufaktur terutama pada tingkat kecil dan menengah dimanajemeni secara kacau, persediaan menumpuk, suku cadang/persediaan dipercepat/diperbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya permintaan pelanggan akan suatu barang membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memperlancar pemenuhan permintaan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN
TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI MAINAN PT. PANCA MAJU JAYA PRIMA DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI MAINAN PT. PANCA MAJU JAYA PRIMA DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING Hiromega Irene Surianty, Harry Indra Universitas Bina Nusantara, Jl. KH Syahdan No.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang samapai saat ini masih dialami oleh bangsa Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. target tersebut. Untuk menghasilkan Supply Chain yang efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Lokatex Pekalongan merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kain yaitu kain grey printing, kain putih, kain sprey, sarung bantal dan sarung palekat.
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN KETERSEDIAN STOK BERAS (Studi Kasus Pada Pergudangan Beras Perum Bulog Kota Palu)
e-j. Agrotekbis 2 (1) : 62-68, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KEBIJAKAN KETERSEDIAN STOK BERAS (Studi Kasus Pada Pergudangan Beras Perum Bulog Kota Palu) The policy analysis of rice stock availability
Lebih terperinci