BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Berawal dari home industri, kemudian menjadi PT, hingga saat ini PT. Marimas Putera Kencana merupakan salah satu produsen minuman segar dalam bentuk serbuk yang menguasai pangsa pasar di kelasnya. PT. Marimas Putera Kencana adalah suatu perusahaan Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang minuman segar berbentuk serbuk. Berasal dari jenis perusahaan home industri yang pada awalnya dikelola dengan system manajemen keluarga, sekarang telah berkembang menjadi perusahaan Perseroan Terbatas. Produk pertama yang dihasilkan adalah MARIMAS yang merupakan produk minuman serbuk dengan rasa buah tropis khas Indonesia. Produk pertama yang diproduksi pada tanggal 19 Oktober 1995 adalah MARIMAS rasa jeruk segar yang sekarang telah menjadi 17 rasa ( jeruk segar, jeruk nipis, gula asem, sirsak, strawberry, jeruk mandarin, melon, belimbing, framboze, mangga manalagi, apel, jambu biji, anggur, nanas, lychee, jeruk Bali dan jeruk keprok ). Bahkan bulan Agustus 2010 ini, PT. Marimas Putera Kencana kembali berinovasi dengan meluncurkan varian kombinasi tiga rasa atau dikenal dengan MARIMAS TRIO. Varian rasanya yaitu yaitu Si Leni (Sirsak, Lychee dan jeruk nipis), Mang Jemon (Mangga, Jeruk dan Melon) dan AB Cola (Anggur, Blackcurrant dan Cola) PT. Marimas Putera Kencana di samping meningkatkan mutu produknya, juga selalu meningkatkan dari segi SDM, perangkat produksi, manajemen perusahaan dan perluasan pemasaran serta aktif dalam kegiatan social lingkungan masyarakat. 54

2 55 Kemudian dalam rangka peningkatan mutu, PT. Marimas Putera Kencana telah mendapatkan standarisasi Internasional ISO 9001:2000. Dulu, saat masih berbentuk home industry, lokasi produksi berada di Jl. Senjoyo, Semarang. Sekarang PT. Marimas Putera Kencana berlokasi di Jl. Candi I/D-21, Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Semarang, dan beberapa lokasi produksi dalam kawasan yang sama. PT. Marimas Putera Kencana memiliki visi untuk menjadi produsen minuman serbuk nomor satu di pangsa pasarnya. Setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000, PT. Marimas Putera Kencana memiliki Kebijakan Mutu sebagai berikut : Manajemen PT. Marimas Putera Kencana menyatakan komitmennya untuk senantiasa memenuhi harapan pelanggan secara terus menerus dengan melaksanakan system mutu yang terdokumentasi melalui : Penyertaan setiap individu karyawan secara terpadu Penanaman sikap mental yang proaktif Tindakan perbaikan yang berkesinambungan Manajemen dan Pemasaran PT. MPK didukung oleh tenaga kerja-tenaga kerja handal, yang terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil dan tenaga terlatih. Kemampuan kinerja karyawan selalu ditingkatkan dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, training, seminar, penyuluhan, studi banding, dan kunjungan kerja, yang semuanta itu untuk lebih memantapkan langkah di dalam menghadapi persaingan ang lebih ketat di era pasar bebas. Proses untuk memperoleh Standariasi Internasional (ISO) dan sertifikat ISO 9001:2000 merupakan upaya serius dari PT. MPK untuk dapat diterima di pasar dunia.

3 56 PT. MPK dengan dukungan armada pemasarannya yang kuat terus mengembngkan sayap sehingga grafik permintaan meningkat baik area maupun produk. Hingga saat ini, minuman serbuk PT. MPK telah tersebar luas di wilayah Sumatera ( Medan, Palembang, Batam, Bandar Lampug) ; Kalimantan ( Singkawang Kalimantan Barat, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda) ; Sulawesi (Makasar); Jawa Tengah (Semarang, Solo, Purwekerto, dan kota besar lainnya); Jawa Timur (Surabaya, Madiun, Jember, Kediri, Malang, Banyuwangi, Madura, Denpasar Bali) ; Jawa Barat (Bandung dan sekitarnya) dan Daerah Khusus Ibukota (Jakarta). Peningkatan dan perluasan area pemasaran tersebut juga tidak terlepas dari andil yang cukup besar dari unit promosi yang dilakukan oleh pihak produsen baik melalui media TV, radio, billboard, pameran, bazaar, free sampling, free drink, trade promo, consumer promo, dan Slaes Promotion Girls serta sponsorship. Jaringan Pemasaran Sumatera : Medan, Palembang, Bandar Lampung Batam Jawa : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Bali Kalimantan : SIngkawang, Samarinda, Banjarmasin, Balikpapan Sulawesi : Manado, Kendari, Makasar Kegiatan Lain : Kesejahteraan Karyawan dan Kegiatan Sosial Dalam usahanya untuk meningkatkan tingkat efektivitas dan efisien guna tercapainya sasaran visi perusahaan PT. MPK menyediakan fasilitas berupa ruang makan staf, kantin, mushola, tempat ganti dan tempat cuci. Selain itu PT. MPK memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawannya antara lain Jamsostek, beasiswa untuk putra putrid karyawan.

4 57 PT. MPK di samping selalu berusaha untuk mengelola perusahaan dengan professional juga mempunyai program yang bersifat kegiatan social, kegiatan itu meliputi : Beasiswa untuk mahasiswa Unika Soegijapranata dan AKIN St. Paulus dan warga sekitar Bantuan social untuk panti asuhan, pengungsi, dan anak jalanan Menyediakan tempat untuk kerja praktek atau observasi untuk siswa atau mahasiswa Struktur Organisasi Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. MARIMAS PUTERA KENCANA Sumber : Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA Keterangan : DEP. PEM : Departemen Pemasaran DEP. R&D : Departemen Research and Development DEP. PER : Departemen Personalia DEP. PPIC : Departemen Product Planning and Invetory Control DEP. QC : Departemen Quality Control

5 58 DEP. KEU DEP. PNG DEP. PGS DEP. TEK : Departemen Keuangan : Departemen Pengolahan : Departemen Pengemasan : Departemen Teknik dan engineering DEP. UMUM : Departemen Umum DEP. PBL : Departemen Pembelian Job Description a. Direktur Direktur bertanggung jawab dalam hal : Memastikan bahwa kebijakan mutu perusahaab telah diapaami, diimplementasikan dan dipelihara. Menentukan sasaran perusahaan dan memastikan bahwa sasaran perussahaan menjadi sasaran departemen. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan system mutu yang diimplementasikan. Memprakarsai dan memimpin rapat tinjauan manajemen secara berkala tentang system manajemen mutu, sehingga dapat memastikan tercapainya kesesuaian dan efektivitas secara berkesinambungan. Member persetujuan terhadap Daftar Pemasok dan disetujui Memberi validasi produk yang didesain internal oleh PT. Marimas Putera Kencana b. Wakil Direktur Wakil Direktur bertanggung jawab dalam hal : Menggantikan fungsi direktur apabila tidak ada di tempat dalam hal pemberian persetujuan PO.

6 59 c. Manajer Pemasaran Manajer Pemasaran bertanggung jawab dalam hal : Memahami dan memenuhi permintaan dan harapan para pelanggan Membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan di dalam mendukung aktifitas pemasaran. Mempromosikan produk perusahaan. Memantau mutu dan status dari pesaing Membuat dan mengendalikan kontrak penjualan dan order Memantau dan menerima keluhan para pelanggan dan tindak lanjutnya. Mencari informasi pasar dan pengembangan dari industri minuman serbuk Mengendalikan dan memonitor barang milik pelanggan di perusahaan d. Manajer Research and Development Manajer R&D bertanggung jawab untuk : Mempelajari, membuat dan menganalisa produk Melakukan uji dan percobaan terhadap formulasi produk Mengkoordinir kegiatan penyusunan rancangan desain produk Mencari informasi untuk memenuhi persyaratan legal Membuat perencanaan mutu sebagai acuan pembuatan instruksi kerja atau standar inspeksi e. Manajer Personalia Manajer Personalia bertanggung jawab dalam hal : Memastikan bahwa seluruh personil yang ada telah dilatih atau mempunyai pengalaman dalam bidangnya, dan melakukan penilaian hasil karya serta verifikasi terhadap pelatihan/aktifitas lain yang diberikan untuk meningkatkan kompetensi.

7 60 Bersama dengan manajer departemen untuk menentukan kebutuhan pelatihan bagi para staff dan karyawan Merekrut tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang terdokumenyasi Memelihara rekaman data karyawan dan pelatihan dengan baik. Menerapkan peraturan perusahaan agar setiap personil memahami dan mengimplementasikannya dengan baik. f. Manajer PPIC ( Product Planning and Inventory Control ) Manajer PPIC bertanggung jawab dalam hal : Membuat rencana produksi Memantau relaisasi produk harian maupun realisasi produksi setiap order/kontrak. Melakukan sinkronisasi dengan Departemen Pemasaran tentang kesiapan produk yang tela dapat dikirim kepada pembeli Melakukan studi peningkatan efektivitas kerja Menghitung dan merencanakan bahan sediaan g. Manajer Quality Control ( QC ) Manajer QC melaksanakan aktifitas terhadap pengendalian mutu. Akitifitas ini mencakup: Mengkoordinir pelaksanaan inspeksi dan atau pengujian yang diperlukan oleh prosedur penerimaan, penanganan, dan pengujian sampel, instruksi kerja atas rekaman mutu lainnya. Memeliara status inspeksi dan pengujian yang baik terhadap produk atau bahan setengah jadi. Mengendalikan dan memonitor peralatan inspeksi dan pengukuran. Mengawasi pelaksanaan tindakan koreksi dan pencegahan.

8 61 h. Manajer Keuangan Manajer Keuangan memiliki tanggung jawab untuk : Menjaga keseimbangan arus kas masuk dan keluar. Membuat laporan keuangan tiap bulan dan tiap tahun. Mengambil keputusan pembelanjaan. Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah. i. Manajer Produksi ( Pengolahan dan Pengemasan ) Manajer Pengolahan dan Pengemasan bertanggung jawab dalam hal : Memastikan bahwa proses produksi masih dalam kondisi yang terkendali Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan yang baik blla diperlukan mencegah timbulnya kembali keridaksesuaian Mempersiapkan produksi sesuai jadwal Memastikan terlaksananya jadwal produksi Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya Memastikan bahwa seluruh material dan peralatan/mesin yang dipergunakan spesifikasinya benar dan sesuai dengan prosedur yang terdokumentasi Memperbaharui dan memelihara seluruh rekaman mutu di dalam bidang tanggung jawabnya Memastikan bahwa seluruh produk yang tidak sesuai diidentifikasi dengan baik, dipisahkan dan diajukan untuk ditinjau oleh personil yang berwenang

9 62 Memberikan pelatihan di tempat kerja kepada para pengawas dan karyawan serta menilai untuk kerja mereka secara berkesinambungan, sehingga dapat dipastikan menghasilkan mutu kerja yang baik Memastikan lingkungan kerja yang sesuai untuk dapat memproduksi produk yang bermutu sesuai standar yang ditentukan j. Manajer Teknik Manajer Teknik bertanggung jawab dalam hal : Melakukan koordinasi pelaksanaan tindakan perbaikan dan perawatan mesin Memantau hasil realisasi perbaikan dan perawatan mesin Meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mesin produksi Menyusun rencana perbaikan dan perawatan Melaksanakan verifikasi terhadap aktifitas perawatan dan perbaikan rumah Melakukan kualifikasi dan evaluasi supplier yang berkaitan dengan pembelian barang dan jasa untuk perbaikan dan perawatan mesin produksi k. Manajer Umum Manajer umum bertanggung jawab dalam hal : Membuat program pengendalian lingkungan dan K3 Mengatur jadwal dan menyediakan sarana transportasi Memelihara infrastruktur di lingkungan perusahaan l. Manajer Pembelian Manajer Pembelian bertanggung jawab dalam hal : Mengevaluasi dan menentukan kualifikasi supplier Mengkoordinir pengadaan barang

10 63 Mengesahkan surat pembelian (PO) Menyampaikan complain ke supplier dan memastikan penyelesaiannya 4.2 Profil Responden Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Wanita 41 76% Pria 13 24% Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010 Dari hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 76% dan yang berjenis kelamin pria berjumlah 24%. Dapat dilihat dari diagram di bawah ini: Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pria 24% wanita pria wanita 76% Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Data primer 2010

11 Profil Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase <20 Tahun 4 7% Tahun 14 27% Tahun 27 50% Tahun 7 13% >50 Tahun 2 3% Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010 Dari hasil tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berusia <20 Tahun berjumlah 7%, untuk responden berusia Tahun berjumlah 27%, untuk responden yang berusia Tahun berjumlah 50%, untuk responden yang berusia Tahun berjumlah 13%, dan untuk responden berusia >50 tahun berjumlah 3%. Dapat dilihat dari diagram di bawah ini:

12 65 Profil Responden Berdasarkan Usia tahun 13% > 50 tahun 3% <20 Tahun 7% tahun 27% <20 Tahun tahun tahun tahun > 50 tahun tahun 50% Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber : Hasil pengolahan data primer Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Persentase < 1 tahun 3 5% 1 5 tahun 12 22% 6 10 tahun 16 30% tahun 23 43% Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010 Dari hasil tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang lama bekerja di PT. MPK selama kurang dari setahun berjumlah 5%, responden yang lama

13 66 bekerja di PT. MPK selama satu sampai lima tahun sebanyak 22%, responden yang lama bekerja di PT. MPK selama enam sampai sepuluh tahun sebanyak 30%, dan responden yang lama bekerja di PT. MPK selama 11 tahun hingga sekarang sebanyak 43%. Dapat dilihat dari diagram di bawah ini: tahun 43% Profil Responden Berdasarkan Lama 1 5 tahun Bekerja < 1 22% tahun 5% < 1 tahun 1 5 tahun 6 10 tahun 6 10 tahun 30% tahun Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sumber : Hasil pengolahan data primer Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Analisis jumlah kebutuhan sumber daya manusia dilakukan dengan metode regresi linier. Perhitungan dilakukan secara manual dan menggunakan software QM for Windows. Langkah-langkah dan hasil perhitungan dengan menggunakan QM for Windows terdapat di lampiran.

14 Perhitungan Manual dengan Metode Regresi Linier Tabel 4.4 Perhitungan Manual Kebutuhan SDM Tahun Jumlah SDM (Yi) Xi (Xi)(Yi) (Xi) Jumlah b = n[(xi)(yi)] ( Xi)(Yi) n Xi 2 ( Xi) 2 = 5 X X X = 230 / 50 = 4,6 a = ( Yi/n) b( Xi/n) = (546/5) 4,6(15/5) = 109,2 13,6 = 95,4 Tabel 4.5 Hasil Peramalan Kebutuhan SDM Tahun Jumlah SDM Ft/Hasil Peramalan (Y = 95,4 + 4,6x) , ,2

15 68 Tabel 4.5 Hasil Peramalan Kebutuhan SDM (Lanjutan) Tahun Jumlah SDM Ft/Hasil Peramalan (Y = 95,4 + 4,6x) , , , , , ,4 Sumber : pengolahan data 2010 Dari hasil perhitungan kebutuhan sumber daya manusia di atas, dapat dilihat bahwa tren yang terjadi adalah naik. Semakin tahun kebutuhan akan sumber daya manusia semakin bertambah. Setelah dilakukan wawancara dengan pihak PT. MARIMAS PUTERA KENCANA, yaitu dengan manajer personalia, manajer PPIC dan manajer Sales and Marketing, hal ini sejalan dengan keadaan nyata di perusahaan karena sekarang ini aktivitas bisnis PT. MPK semakin meningkat. Peningkatan aktivitas bisnis ini ditandai dengan semakin naiknya penjualan Marimas, pada tahun 2008 sebesar 1,425,650 karton dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 1,505,250 karton. Selain itu munculnya pesaing-pesaing baru yang semakin gencar merebut pangsa pasar Marimas, membuat PT. MPK bekerja lebih keras. Salah satu wujudnya adalah peluncuran produk baru MARIMAS TRIO pada Agustus lalu. Peningkatan aktivitas bisnis ini tentu saja berbanding lurus dengan kebutuhan SDM. Semakin meningkatnya aktivitas

16 69 bisnis, semakin besar pula kebutuhan akan sumber daya manusia. Namun, hasil analisis kebutuhan ini, dapat didukung pula dari sisi internal, yaitu melalui beban kerja yang ditanggung oleh sumber daya manusia yang ada sekarang. Jika sumber daya manusia yang ada sekarang merasa berat dengan beban kerja yang dirasakan, maka memang pantas jika tren kebutuhan sumber daya manusia pada PT. MPK terus naik. Untuk analisis beban kerja, akan diuraikan pada sub bab selanjutnya. 4.4 Analisis Ketersediaan Sumber Daya Manusia Berikut ini adalah data khusus dari perusahaan yang menyajikan jumlah dan komposisi karyawan tetap dari tahun , data karyawan tetap yang masuk dan juga data karyawan tetap yang keluar pada tahun tersebut berdasarkan struktur organisasi perusahaan. Berikut ini adalah data jumlah dan komposisi karyawan PT. MARIMAS PUTERA KENCANA pada akhir tahun menurut jabatan pada struktur organisasi : Tabel 4.6 Jumlah dan Komposisi Karyawan Berdasarkan Jabatan Jabatan/Tahun Manager PPIC Manager teknik Manager Sales and Marketing Manager Quality Control Manager Personalia Manager Keuangan Manager Research and Development Manager Pembelian Manager Umum Pengolahan Manager Produksi Pengemasan Ass. Manager PPIC Ass. Manager teknik Ass. Manager Sales and Marketing

17 70 Tabel 4.6 Jumlah dan Komposisi Karyawan Berdasarkan Jabatan (Lanjutan) Jabatan/Tahun Ass. Manager Research and Development Pengolahan Ass. Manager Produksi Pengemasan Pengolahan Supervisor Produksi Pengemasan Supervisor Sales and Marketing Staff PPIC Staff teknik Staff Sales and Marketing Staff Quality Control Staff Personalia Staff Keuangan Staff Research and Development Staff Pembelian Staff Umum Staff Produksi Pengolahan Pengemasan Operasional JUMLAH Sumber : Data Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA Berikut ini juga disajikan data jumlah dan komposisi karyawan masuk PT. MARIMAS PUTERA KENCANA pada tahun Tabel 4.7 Jumlah dan Komposisi Karyawan Masuk Berdasarkan Jabatan Jabatan/Tahun Manager PPIC Manager teknik Manager Sales and Marketing Manager Quality Control Manager Personalia Manager Keuangan Manager Research and Development Manager Pembelian Manager Umum

18 71 Tabel 4.7 Jumlah dan Komposisi Karyawan Masuk Berdasarkan Jabatan (Lanjutan) Jabatan/Tahun Pengolahan Manager Produksi Pengemasan Ass. Manager PPIC Ass. Manager teknik Ass. Manager Sales and Marketing Ass. Manager Research and Development Pengolahan Ass. Manager Produksi Pengemasan Pengolahan Supervisor Produksi Pengemasan Supervisor Sales and Marketing Staff PPIC Staff teknik Staff Sales and Marketing Staff Quality Control Staff Personalia Staff Keuangan Staff Research and Development Staff Pembelian Staff Umum Staff Produksi Pengolahan Pengemasan Operasional JUMLAH Sumber : Data Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA Berikut ini adalah data jumlah dan komposisi karyawan yang keluar dari PT. MARIMAS PUTERA KENCANA baik yang meninggal dunia, dimutasi, mengundurkan diri, dipecat, mengalami kenaikan jabatan ataupun pindah divisiselama periode tahun

19 72 Tabel 4.8 Jumlah dan Komposisi Karyawan Keluar Berdasarkan Jabatan Jabatan/Tahun Manager PPIC Manager teknik Manager Sales and Marketing Manager Quality Control Manager Personalia Manager Keuangan Manager Research and Development Manager Pembelian Manager Umum Pengolahan Manager Produksi Pengemasan Ass. Manager PPIC Ass. Manager teknik Ass. Manager Sales and Marketing Ass. Manager Research and Development Pengolahan Ass. Manager Produksi Pengemasan Pengolahan Supervisor Produksi Pengemasan Supervisor Sales and Marketing Staff PPIC Staff teknik Staff Sales and Marketing Staff Quality Control Staff Personalia Staff Keuangan Staff Research and Development Staff Pembelian Staff Umum Staff Produksi Pengolahan Pengemasan Operasional JUMLAH Sumber : Data Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA

20 73 Selama tahun hanya terjadi satu kali kenaikan pangkat yaitu dari staff departemen produksi pengolahan menjadi supervisor produksi pada tahun Perpindahan ini, nantinya akan diperhitungkan dalam perhitungan rantai markov Penentuan State Penentuan state berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya dan berdasarkan struktur organisasi. State ditentukan berdasarkan kesamaan tingkat jabatan dalam struktur organisasi. Walaupun berbeda departemen, namun akan dijadikan dalam satu state jika memiliki tingkat jabatan yang sama. State-state berdasarkan struktur organisasi serta jumlah dan komposisi PT. MARIMAS PUTERA KENCANA dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : o State A, yaitu state yang terbentuk berdasarkan struktur organisasi PT. MARIMAS PUTERA KENCANA, seperti yang telah diuraikan sebelumnya o State B, yaitu state yang terbentuk untuk hal-hal yang menyebabkan pengurangan pegawai seperti meninggal dunia, PHK, mutasi, promosi ataupun keluar atas keinginan sendiri. State ini selanjutnya disebut state VI o State C, yaitu state yang terbentuk untuk hal-hal yang menyebabkan penambahan pegawai seperti perekrutan tenaga kerja baru yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk selanjutnya disebut state VII. Pembagian state secara lengkap, diuraikan sebagai berikut :

21 74 Tabel 4.9 Pembagian State State Jabatan Jenis State I Manager PPIC, Manager Teknik, Manager Sales and Marketing, Manager QC, Manager Personalia, Manager Keuangan, Manager R&D, Manager Pembelian, Manager Umum, Manager Produksi (Pengolahan dan Pengemasan) II Ass. Manager PPIC, Ass. Manager Teknik, Ass. Manager Sales and Marketing, Ass. Manager R&D, Ass. Manager Produksi III Supervisor Produksi dan Supervisor Sales and Marketing IV Staff PPIC, Staff teknik, Staff Sales and Marketing, Staff QC, Staff Personalia, Staff Keuangan, Staff R&D, Staff Pembelian, Staff Umum, Staff Produksi (Pengolahan dan Pengemasan) V Operasional VI Pengurangan pegawai VII Penambahan Pegawai Sumber : Pengolahan data 2010 A A A A A B C Perpindahan dan Hubungan Antar State Berdasarkan hasil pembagian state yang telah dilakukan, berikut ini digambarkan hubungan antar state-state di atas yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini :

22 75 I II VII III VI IV V Gambar 4.5 Perpindahan dan Hubungan Antar State Gambar di atas menunjukkan hubungan antar state yang menginformasikan kemungkinan perpindahan suatu state ke state lainnya. Contoh cara membaca gambar, misal untuk pegawai yang ada di state I memiliki kemungkinan untuk berpindah ke state VI atau tetap berada di state I. Berdasarkan state-state tersebut, maka data-data yang terdapat dalam bab ini dikumpulkan sesuai dengan state-nya masing-masing. Berikut adalah data jumlah sumber daya manusia pada PT. MPK pada akir tahun berdasarkan state :

23 76 Tabel 4.10 Jumlah SDM Akhir Tahun Berdasarkan State State Tahun I II III IV V Jumlah Berikut adalah data jumlah sumber daya manusia yang masuk pada tahun berdasarkan state : Tabel 4.11 Jumlah SDM Masuk Tahun Berdasarkan State State Tahun I II III IV V Jumlah

24 77 Berikut adalah data jumlah sumber daya manusia yang keluar pada tahun berdasarkan state : Tabel 4.12 Jumlah SDM Keluar Tahun Berdasarkan State State Tahun I II III IV V Jumlah Pembentukan Matriks Probabilitas Transisi Matriks Probabilitas Transisi adalah matriks yang anggota-anggotanya adalah nilai-nilai probabilitas perpindahan dari suatu status ke status itu sendiri maupun perpindahan ke status lain. Rumus yang dapat digunakan untuk membuat MPT matrik-matriks tersebut adalah : Keterangan : P ij = Probabilitas transisi dari status I ke status j (t) N it = Jumlah tenaga kerja yang mungkin berpindah dari status I ke status selama periode ke t

25 78 N i (t) = populasi status I pada awal period ke t t = jumlah periode pengamatan Berdasarkan data-data yang telah diuraikan pada table 4.9 sampai 4.12 dan gambar 4.5 maka dapat dibentuk MPT dengan rumus di atas Perhitungan Probabilitas Perpindahan State I Jumlah perpindahan SDM state I ke state I untuk mengisi table jumlah perpindahan pegawai state I ke state I : Tahun 2006 Jumlah SDM state I akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang masuk state I tahun 2006 ( table 4.11 ) = 8 1 = 7 Tahun 2007 Jumlah SDM state I awal tahun 2007 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state I tahun 2007 ( table 4.12 ) = 8 0 = 8 Tahun 2008 Jumlah SDM state I awal tahun 2008 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state I tahun 2008 ( table 4.12 ) = 10 0 = 10 Tahun 2009 Jumlah SDM state I awal tahun 2009 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state I tahun 2009 ( table 4.12 ) = 11 0 = 11 Tahun 2010 Jumlah SDM state I awal tahun 2010 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state I tahun 2010 ( table 4.12 ) = 11 0 = 11 Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya.

26 79 Jumlah perpindahan SDM dari state I ke state VI untuk mengisi table jumlah perpindahan SDM dari state I ke state VI : Tahun 2006 Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 1 Tahun 2007 Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2007 ( table 4.12) = 0 Tahun 2008 Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2009 Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2010 Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0 Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut : Tabel 4.13 Probabilitas Perpindahan dari State I ke State I, dan State VI State/Tahun Jumlah Pij State I State VI ,021 Jumlah ,000 Perhitungan Pij : P I,I = P I,VI =

27 80 Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindaan dari state I ke state I dan state I ke state VI untuk setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.13, hasil proporsi perpindahannya adalah : Tabel 4.14 Proporsi Perpindahan dari State I ke State I, dan State VI State/Tahun I 0,875 1,000 1,000 1,000 1,000 VI 0,125 0,000 0,000 0,000 0,000 Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Perhitungan Proporsi : State I ke State I tahun 2006 = 7/8 = 0,875 State I ke State VI tahun 2006 = 1/8 = 0,125 State I ke State I tahun 2007 = 8/8 = 1,000 State I ke State VI tahun 2007 = 0/8 = 0,000 State I ke State I tahun 2008 = 10/10 = 1,000 State I ke State VI tahun 2008 = 0/10 = 0,00 State I ke State I tahun 2009 = 11/11 = 1,000 State I ke State VI tahun 2009 = 0/11 = 0,000 State I ke State I tahun 2010 = 11/11 = 1,000 State I ke State VI tahun 2010 = 0/11 = 0, Perhitungan Probabilitas Perpindahan State II Jumlah perpindahan SDM state II ke state II untuk mengisi table jumlah perpindahan pegawai state II ke state II :

28 81 Tahun 2006 Jumlah SDM state II akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang masuk state II tahun 2006 ( table 4.11 ) = 2 0 = 2 Tahun 2007 Jumlah SDM state II awal tahun 2007 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state II tahun 2007 ( table 4.12 ) = 2 2 = 0 Tahun 2008 Jumlah SDM state II awal tahun 2008 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state II tahun 2008 ( table 4.12 ) = 4 1 = 3 Tahun 2009 Jumlah SDM state II awal tahun 2009 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state II tahun 2009 ( table 4.12 ) = 6 3 = 3 Tahun 2010 Jumlah SDM state II awal tahun 2010 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state II tahun 2010 ( table 4.12 ) = 5 2 = 3 Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya. Jumlah perpindahan SDM dari state II ke state VI untuk mengisi table jumlah perpindahan SDM dari state II ke state VI : Tahun 2006 Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2007 Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2007 ( table 4.12 ) = 2 Tahun 2008 Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 1 Tahun 2009

29 82 Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 3 Tahun 2010 Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 2 Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut : Tabel 4.15 Probabilitas Perpindahan dari State II ke State I, State II dan State VI State/Tahun Jumlah Pij State I ,000 State II ,579 State VI ,421 Jumlah ,000 Perhitungan Pij : P II,II = P II,I = P II,VI = Selama periode penelitian, tidak ada kenaikan jabatan dari asisten manajer ke manajer, oleh karena itu Pij dari state II ke state I adalah 0,000 Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan dari state II ke state I, state II ke state II dan state II ke state VI untuk setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.15, hasil proporsi perpindahannya adalah :

30 83 Tabel 4.16 Proporsi Perpindahan dari State II ke State I, State II dan State VI State/Tahun I II 1,000 0,000 0,750 0,500 0,600 VI 0,000 1,000 0,250 0,500 0,400 Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Perhitungan Proporsi : State II ke State I tahun 2006 = 0/2 = 0 State II ke State II tahun 2006 = 2/2 = 1,000 State II ke State VI tahun 2006 = 0/2 = 0,000 State II ke State I tahun 2007 = 0/2 = 0,000 State II ke State II tahun 2007 = 0/2 = 0,000 State II ke State VI tahun 2007 = 2/2 = 1,000 State II ke State I tahun 2008 = 0/4 = 0,000 State II ke State II tahun 2008 = ¾ = 0,750 State II ke State VI tahun 2008 = ¼ = 0,250 State II ke State I tahun 2009 = 0/6 = 0,000 State II ke State II tahun 2009 = 3/6 = 0,500 State II ke State VI tahun 2009 = 3/6 = 0,500 State II ke State I tahun 2010 = 0/5 = 0,000 State II ke State II tahun 2010 = 3/5 = 0,600 State II ke State VI tahun 2010 = 2/5 = 0,400

31 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State III Jumlah perpindahan SDM state III ke state III untuk mengisi table jumlah perpindahan pegawai state III ke state III : Tahun 2006 Jumlah SDM state III akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang masuk state III tahun 2006 ( table 4.11 ) = 4 1 = 3 Tahun 2007 Jumlah SDM state III awal tahun 2007 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state III tahun 2007 ( table 4.12 ) = 4 1 = 3 Tahun 2008 Jumlah SDM state III awal tahun 2008 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state III tahun 2008 ( table 4.12 ) = 4 0 = 4 Tahun 2009 Jumlah SDM state III awal tahun 2009 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state III tahun 2009 ( table 4.12 ) = 6 0 = 6 Tahun 2010 Jumlah SDM state III awal tahun 2010 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state III tahun 2010 ( table 4.12 ) = 8 1 = 7 Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya. Jumlah perpindahan SDM dari state III ke state VI untuk mengisi table jumlah perpindahan SDM dari state III ke state VI : Tahun 2006 Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 1 Tahun 2007

32 85 Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2007 ( table 4.12 ) = 1 Tahun 2008 Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2009 Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2010 Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 1 Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut : Tabel 4.17 Probabilitas Perpindahan dari State III ke State II, State III dan State VI State/Tahun Jumlah Pij State II State III ,885 State VI ,115 Jumlah ,000 Perhitungan Pij : P III,III = P III,II = P III,VI = Selama periode penelitian, tidak ada kenaikan jabatan dari supervisor ke asisten manajer, oleh karena itu Pij dari state III ke state II adalah 0,000

33 86 Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan dari state III ke state II, state III ke state III dan state III ke state VI untuk setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.17, hasil proporsi perpindahannya adalah : Tabel 4.18 Proporsi Perpindahan dari State III ke State II, State III dan State VI State/Tahun II III 0,750 0,750 1,000 1,000 0,875 VI 0,250 0,250 0,000 0,000 0,125 Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Perhitungan Proporsi : State III ke State II tahun 2006 = 0/4 = 0 State III ke State III tahun 2006 = 3/4 = 0,750 State III ke State VI tahun 2006 = 1/4 = 0,250 State III ke State II tahun 2007 = 0/4 = 0,000 State III ke State III tahun 2007 = 3/4 = 0,750 State III ke State VI tahun 2007 = 1/4 = 0,250 State III ke State II tahun 2008 = 0/4 = 0,000 State III ke State III tahun 2008 = 4/4 = 1,000 State III ke State VI tahun 2008 = 0/0 = 0,000 State III ke State II tahun 2009 = 0/6 = 0,000 State III ke State III tahun 2009 = 6/6 = 1,000 State III ke State VI tahun 2009 = 0/6 = 0,000

34 87 State III ke State II tahun 2010 = 0/8 = 0,000 State III ke State III tahun 2010 = 7/8 = 0,875 State III ke State VI tahun 2010 = 1/8 = 0, Perhitungan Probabilitas Perpindahan State IV Jumlah perpindahan SDM state IV ke state IV untuk mengisi table jumlah perpindahan pegawai state IV ke state IV : Tahun 2006 Jumlah SDM state IV akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang masuk state IV tahun 2006 ( table 4.11 ) = 76 2 = 74 Tahun 2007 Jumlah SDM state IV awal tahun 2007 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state IV tahun 2007 ( table 4.12 ) = 76 4 = 72 Tahun 2008 Jumlah SDM state IV awal tahun 2008 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state IV tahun 2008 ( table 4.12 ) = 77 2 = 75 Tahun 2009 Jumlah SDM state IV awal tahun 2009 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state IV tahun 2009 ( table 4.12 ) = 79 4 = 75 Tahun 2010 Jumlah SDM state IV awal tahun 2010 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state IV tahun 2010 ( table 4.12 ) = 79 4 = 75 Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya. Jumlah perpindahan SDM dari state IV ke state VI untuk mengisi table jumlah perpindahan SDM dari state IV ke state VI :

35 88 Tahun 2006 Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2006 ( table 4.16) = 2 Tahun 2007 Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2007 ( table 4.16 ) = 4 Tahun 2008 Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2008 ( table 4.16 ) = 2 Tahun 2009 Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2009 ( table 4.16 ) = 4 Tahun 2010 Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2009 ( table 4.16 ) = 4 Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut : Tabel 4.19 Probabilitas Perpindahan dari State IV ke State III, State IV dan State VI State/Tahun Jumlah Pij State II ,002 State III ,959 State VI ,039 Jumlah ,000 Perhitungan Pij : P IV,IV = P IV,III = P IV,VI =

36 89 Selama periode penelitian, terjadi kenaikan jabatan pada tahun 2007 dari staff produksi pengolahan menjadi supervisor produksi sebanyak 1 orang, oleh karena itu Pij dari state IV ke state III adalah 0,002 Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan dari state IV ke state III, state IV ke state IV dan state IV ke state VI untuk setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.19, hasil proporsi perpindahannya adalah : Tabel 4.20 Proporsi Perpindahan dari State IV ke State III, State IV dan State VI State/Tahun III 0 0, IV 0,974 0,947 0,974 0,949 0,949 VI 0,026 0,040 0,026 0,051 0,051 Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Perhitungan Proporsi : State IV ke State III tahun 2006 = 0/76 = 0 State IV ke State IV tahun 2006 = 74/76 = 0,974 State IV ke State VI tahun 2006 = 2/76 = 0,026 State IV ke State III tahun 2007 = 1/76 = 0,013 State IV ke State IV tahun 2007 = 72/76 = 0,947 State IV ke State VI tahun 2007 = 3/76 = 0,040 State IV ke State III tahun 2008 = 0/77 = 0,000 State IV ke State IV tahun 2008 = 75/77 = 0,974

37 90 State IV ke State VI tahun 2008 = 2/77 = 0,026 State IV ke State III tahun 2009 = 0/79 = 0,000 State IV ke State IV tahun 2009 = 75/79 = 0,949 State IV ke State VI tahun 2009 = 4/79 = 0,051 State IV ke State III tahun 2010 = 0/79 = 0,000 State IV ke State IV tahun 2010 = 75/79 = 0,949 State IV ke State VI tahun 2010 = 4/79 = 0, Perhitungan Probabilitas Perpindahan State V Jumlah perpindahan SDM state V ke state V untuk mengisi table jumlah perpindahan pegawai state V ke state V : Tahun 2006 Jumlah SDM state V akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang masuk state V tahun 2006 ( table 4.11 ) = 8 1 = 7 Tahun 2007 Jumlah SDM state V awal tahun 2007 ( table 4.10) jumlah SDM yang keluar state V tahun 2007 ( table 4.12 ) = 8 0 = 8 Tahun 2008 Jumlah SDM state V awal tahun 2008 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state V tahun 2008 ( table 4.12 ) = 10 2 = 8 Tahun 2009 Jumlah SDM state V awal tahun 2009 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state V tahun 2009 ( table 4.12 ) = 10 0 = 10 Tahun 2010 Jumlah SDM state V awal tahun 2010 ( table 4.10 ) jumlah SDM yang keluar state V tahun 2010 ( table 4.12 ) = 12 0 = 12

38 91 Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya. Jumlah perpindahan SDM dari state V ke state VI untuk mengisi table jumlah perpindahan SDM dari state V ke state VI : Tahun 2006 Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 1 Tahun 2007 Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2007 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2008 Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 2 Tahun 2009 Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0 Tahun 2010 Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0 Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut : Tabel 4.21 Probabilitas Perpindahan dari State V ke State IV, State V dan State VI State/Tahun Jumlah Pij State II State III ,938 State VI ,062 Jumlah ,000 Perhitungan Pij : P V,V =

39 92 P V,IV = P V,VI = Selama periode penelitian, tidak ada kenaikan jabatan dari supervisor ke asisten manajer, oleh karena itu Pij dari state V ke state IV adalah 0,000 Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan dari state V ke state IV, state V ke state V dan state V ke state VI untuk setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.21, hasil proporsi perpindahannya adalah : Tabel 4.22 Proporsi Perpindahan dari State V ke State IV, State V dan State VI State/Tahun IV V 0,875 1,000 0,800 1,000 1,000 VI 0,125 0,000 0,200 0,000 0,000 Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Perhitungan Proporsi : State V ke State IV tahun 2006 = 0/8 = 0 State V ke State V tahun 2006 = 7/8 = 0,875 State V ke State VI tahun 2006 = 1/8 = 0,125 State V ke State IV tahun 2007 = 0/8 = 0,000

40 93 State V ke State V tahun 2007 = 8/8 = 1,000 State V ke /State VI tahun 2007 = 0/8 = 0,000 State V ke State IV tahun 2008 = 0/10 = 0,000 State V ke State V tahun 2008 = 8/10 = 0,800 State V ke State VI tahun 2008 = 2/10 = 0,200 State V ke State IV tahun 2009 = 0/10 = 0,000 State V ke State V tahun 2009 = 10/10 = 1,000 State V ke State VI tahun 2009 = 0/10 = 0,000 State V ke State IV tahun 2010 = 0/12 = 0,000 State V ke State V tahun 2010 = 12/12 = 1,000 State V ke State VI tahun 2010 = 0/12 = 0, Perhitungan Probabilitas Perpindahan State VII State VII adalah state untuk SDM yang masuk ke PT. MPK, berikut adalah table probabilitas perpindahan State VII ke State I, II, III, IV, dan V. Tabel 4.23 Probabilitas Perpindahan dari State VII ke State I, II, III, IV dan State V State/Tahun Jumlah Pij State I ,082 State II ,224 State III ,143 State IV ,347 State V ,204 Jumlah ,000

41 94 Mengacu pada table 4.23, hasil proporsi perpindahannya adalah : Tabel 4.24 Proporsi Perpindahan dari State VII ke State I, II, III, IV dan State V State/Tahun I 0,200 0,143 0,083 0,000 0,000 II 0,000 0,286 0,250 0,200 0,250 III 0,200 0,071 0,167 0,200 0,125 IV 0,400 0,357 0,333 0,400 0,250 V 0,200 0,143 0,167 0,200 0,375 Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Berdasarkan hasil perhitungan Pij yang terdapat dari table 4.13 sampai 4.24 maka dapat dibuat Matriks Probabilitas Transisi sebagai berikut : Tabel 4.25 Matriks Probabilitas Transisi State I II III IV V VI I 0, ,021 II 0,000 0, ,421 III 0 0,000 0, ,115 IV 0 0 0,002 0, ,039 V ,000 0,938 0,062 VII 0,082 0,224 0,143 0,347 0,204 0

42 95 Berdasarkan MPT yang didapat, maka dilakukan transpose sehingga didapatkan MPT Transpose sebagai berikut : Tabel 4.26 Matriks Probabilitas Transisi Transpose State I II III IV V VI I 0,979 0, ,082 II 0 0,579 0, ,224 III 0 0 0,885 0, ,143 IV ,959 0,000 0,347 V , VII 0,021 0,421 0,115 0,039 0, Penentuan Jumlah dan Komposisi Ketersediaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan MPT Transpose yang telah terbentuk, maka kita dapat meramalkan ketersediaan sumber daya manusia untuk tahun-tahun berikutnya dengan mengalikan MPT dengan jumlah SDM tahun ke- n-1. Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia tahun 2011 Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2011 dilakukan dengan menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2010 berdasarkan state pada table X

43 96 Contoh perhitungan untuk state I adalah : (0,979x11) + (0x5) + (0x8) + (0x78) + (0x15) = 10, Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.27 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2011 State Jumlah SDM I 11 II 3 III 7 IV 74 V 14 Jumlah 110 Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan kebutuhan SDM untuk tahun Berdasarkan hasil perhitungan matriks di atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2011 adalah sebanyak 110 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011 adalah sebanyak 123 orang. Ini berarti bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh penambahan SDM sebanyak 13 orang. Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di bawah ini :

44 97 X 13 = Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table berikut : Tabel 4.28 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2011 State Jumlah SDM I 1 II 3 III 2 IV 4 V 3 Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya perubahan adalah sebagai berikut : Tabel 4.29 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2011 Setelah Perubahan State Jumlah SDM I 12 II 6 III 9 IV 79 V 17

45 98 Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia tahun 2012 Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2012 dilakukan dengan menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2011 hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table X Contoh perhitungan untuk state I adalah : (0,979x12) + (0x6) + (0x9) + (0x79) + (0x17) = 11, Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.30 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2012 State Jumlah SDM I 12 II 3 III 8 IV 76 V 16 Jumlah 115 Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan kebutuhan SDM untuk tahun Berdasarkan hasil perhitungan matriks di

46 99 atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2012 adalah sebanyak 115 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011 adalah sebanyak 127,6 orang atau dibulatkan menjadi 128 orang. Ini berarti bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh penambahan SDM sebanyak 13 orang. Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di bawah ini : X 13 = Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table berikut : Tabel 4.31 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2012 State Jumlah SDM I 1 II 3 III 2 IV 4 V 3 Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya perubahan adalah sebagai berikut :

47 100 Tabel 4.32 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2012 Setelah Perubahan State Jumlah SDM I 13 II 6 III 10 IV 80 V 19 Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia tahun 2013 Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2013 dilakukan dengan menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2012 hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table 4.32 X Contoh perhitungan untuk state I adalah : (0,979x13) + (0x6) + (0x10) + (0x80) + (0x19) = 12, Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil sebagai berikut :

48 101 Tabel 4.33 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2013 State Jumlah SDM I 13 II 3 III 9 IV 77 V 18 Jumlah 120 Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan kebutuhan SDM untuk tahun Berdasarkan hasil perhitungan matriks di atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2013 adalah sebanyak 120 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011 adalah sebanyak 132,2 orang atau dibulatkan menjadi 132 orang. Ini berarti bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh penambahan SDM sebanyak 12 orang. Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di bawah ini : X 12 = Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table berikut :

49 102 Tabel 4.34 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2013 State Jumlah SDM I 1 II 3 III 2 IV 4 V 2 Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya perubahan adalah sebagai berikut : Tabel 4.35 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2013 Setelah Perubahan State Jumlah SDM I 14 II 6 III 11 IV 81 V 20 Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia tahun 2014 Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2014 dilakukan dengan menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2013 hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table 4.35.

50 103 X Contoh perhitungan untuk state I adalah : (0,979x14) + (0x6) + (0x11) + (0x81) + (0x20) = 13, Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.36 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2014 State Jumlah SDM I 14 II 3 III 10 IV 78 V 19 Jumlah 124 Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan kebutuhan SDM untuk tahun Berdasarkan hasil perhitungan matriks di atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2014 adalah sebanyak 124 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011 adalah sebanyak 136,8 orang atau dibulatkan menjadi 137 orang. Ini berarti bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh penambahan SDM sebanyak 13 orang.

51 104 Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di bawah ini : X 13 = Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table berikut : Tabel 4.37 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2014 State Jumlah SDM I 1 II 3 III 2 IV 4 V 3 Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya perubahan adalah sebagai berikut :

52 105 Tabel 4.38 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2014 Setelah Perubahan State Jumlah SDM I 15 II 6 III 12 IV 82 V 22 Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia tahun 2015 Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2015 dilakukan dengan menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2014 hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table X Contoh perhitungan untuk state I adalah : (0,979x15) + (0x6) + (0x12) + (0x82) + (0x22) = 14, Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil sebagai berikut :

53 106 Tabel 4.39 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2015 State Jumlah SDM I 15 II 3 III 11 IV 79 V 21 Jumlah 129 Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan kebutuhan SDM untuk tahun Berdasarkan hasil perhitungan matriks di atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2015 adalah sebanyak 129 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011 adalah sebanyak 141,4 orang atau dibulatkan menjadi 141 orang. Ini berarti bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh penambahan SDM sebanyak 12 orang. Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di bawah ini : X 12 = Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table berikut :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Yasunli Abadi Utama Plastic berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi dalam memproduksi peralatanperalatan elektronik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu asset penting untuk perusahaan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu asset penting untuk perusahaan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu asset penting untuk perusahaan di bidang apapun, terlebih dalam industri makanan dan minuman, dimana persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. MARIMAS PUTERA KENCANA Diajukan Oleh : Vania Kurniawan NRP : 5203013024 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2016 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 MANAJEMEN UMUM Manajemen umum adalah manajemen puncak yang terdiri dari direksi dan wakil manajemen/quality Management Representative (QMR). Direksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT.BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTRY merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang elektrikal, beralokasi di Jalan Tanah Abang II no.31,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis digunakan adalah observasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik Atasan Langsung : General Manager Bawahan Langsung : - Kepala Bagian Umum & Personalia - Kepala Bagian Produksi Ikhtisar Pekerjaan : Memimpin dan mengawasi pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri pangan dengan produk utama berupa minuman serbuk aneka rasa. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. industri pangan dengan produk utama berupa minuman serbuk aneka rasa. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Sejarah PT. Marimas Putera Kencana PT. Marimas Putera Kencana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan dengan produk utama berupa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Stars Internasional didirikan pada tanggal 28 Mei 2001 oleh delapan orang yang telah berpengalaman. Kedelapan orang tersebut pernah bekerja dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. LAMPIRAN Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur Adapun Tugas dari Direktur a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. c. Merencanakan serta mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Belanda dengan nama NV Verbandstoffen Fabriek Soerabaia pada tanggal 11 Juni

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Belanda dengan nama NV Verbandstoffen Fabriek Soerabaia pada tanggal 11 Juni BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Tentang Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim adalah pabrik yang didirikan oleh pengusaha Belanda dengan nama NV Verbandstoffen Fabriek Soerabaia pada tanggal 11 Juni

Lebih terperinci

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Departemen QA merupakan departemen yang bertanggung jawab antara lain : a) Audit internal QA melakukan evaluasi kerja kesemua bagian/departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang 87 BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV. Orlena yang berlokasi di Jln. K.H.Moh.Mansyur No.32A, Jakarta Barat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. RJPP wkt Kebijakan wkt RKAP wkt MANAGING DIRECTOR merencanakan menentukan waste 0.16 membuat 3.20 mengorganisasikan 3.20 memimpin rapat 0.

LAMPIRAN. RJPP wkt Kebijakan wkt RKAP wkt MANAGING DIRECTOR merencanakan menentukan waste 0.16 membuat 3.20 mengorganisasikan 3.20 memimpin rapat 0. 108 LAMPIRAN FUNGSI STRATEGIS - IMPROVED RJPP wkt Kebijakan wkt RKAP wkt MANAGING DIRECTOR merencanakan menentukan waste 0.16 membuat 3.20 mengorganisasikan 3.20 memimpin rapat 0.72 3.20 0.88 3.20 General

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i ABSTRACT...ii PRAKATA...iii-vi DAFTAR ISI...vii-xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Penelitian...1-3 1.2 Identifikasi Masalah...3 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN Sebelum dilakukannya penelitian, dari awal peneliti sudah menunjuk dan menetapkan sekolah sebagai lokasi untuk dilakukannya sebuah penelitian. Penelitian tersebut berlangsung

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN 36 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Dolpin Putra Sejati merupakan badan usaha industri Kantongan Plastik swasta yang bergerak di bidang industri kantong

Lebih terperinci

PERSONALIA

PERSONALIA PERSONALIA 1. Persyaratan Umum Jumlah dan Pengetahuan: Memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan Cara Pembuatan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte notaries 18 No. 108 dan mendapat pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto UD. Bina Lancar merupakan perusahaan perorangan yang awalnya didirikan oleh Bapak Bambang pada tahun 1988 di Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan Menurut sejarah perusahaan, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) didirikan pada tahun 1995 yang merupakan anak perusahaan dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Identitas Perusahaan Profil Perusahaan Nama : PT. Stars Internasional Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya - 60293 No Telp/Fax : 031-8792478 / 031-8714786 E-mail

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian 31 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Kaliraya Sari (disingkat KRS) didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis Manajemen Internasional adalah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (Air Mineral) JAVA yang berkedudukan di Jl. Raya Muncul KM.7 No. 1 Banyubiru adalah Perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab CV. Mitra Lestari Plastik 1. Komisaris Adapun tugas Komisaris adalah sebagai berikut : a. Menerima laporan pertanggung jawaban

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan 2.1.1 Profil Perusahaan Adrenaline Counter adalah toko yang bergerak pada penjualan sepeda, sparepart dan perbaikan. Didirikan dibawah naungan PT. Biker

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita semakin ketat. Rata-rata pertumbuhan perekonomian di beberapa negara industri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Bisnis Perusahaan Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN A. Sejarah Berdasarkan Dokumen Perusahaan tentang sejarah singkat, (2006:3) secara garis besar sejarah PT. Cartonindus Sumber Jaya bermula dari sebuah home industry (CV. Sumber

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Indoberka Investama PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak pada bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap bajaringan

Lebih terperinci

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans)

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) WAWANCARA PIMPINAN PERUSAHAAN 1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) 2. Bagaimana sejarah singkat dari Triple

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

perusahaan, tugas dan tanggungjawabnya adalah : 2. Manajemen membawahi 3 orang controller yang terdiri dari control admin,

perusahaan, tugas dan tanggungjawabnya adalah : 2. Manajemen membawahi 3 orang controller yang terdiri dari control admin, 2.3. Deskripsi Jabatan 1. PT. Sinar Roda Utama dipimpin oleh seorang direktur sekaligus pemilik perusahaan, tugas dan tanggungjawabnya adalah : Mencurahkan seluruh waktunya pada perencanaan dan pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. gudang PT. Indoberka Investama saat ini terletak di komplek pergudangan

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. gudang PT. Indoberka Investama saat ini terletak di komplek pergudangan BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Indoberka Investama PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Lokasi pabrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Bisnis Ciputra Grup yang didirikan pada tahun 1981, kini telah menjadi salah satu perusahaan pengembang properti terdepan di Indonesia. Spesialisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

ISO 1001 By: Ryan Torinaga ISO 1001 By: Ryan Torinaga Daftar Isi Arti ISO Tujuan ISO 9001 Klausul ISO 9001 Kunci Penerapan ISO Cara Penerapan ISO Arti dari ISO Berarti Sama Badan standarisasi dunia Didirikan sejak tahun 1947 Terdiri

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Alpha Swara Pratama yang berlokasi di Jl. Peta Selatan No. 77, Kalideres, Jakarta merupakan Perseroan Terbatas yang didirikan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Erwin Hermawan Teja 1, Debora Anne Yang Aysia 2 Abstract: PT. X is a PVC pipe factory that esthablised since 31st August

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berlokasi di Jl. Naripan No. 40 Bandung. CV Karsa Perdana Mandiri mendapat

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berlokasi di Jl. Naripan No. 40 Bandung. CV Karsa Perdana Mandiri mendapat BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Karsa Perdana Mandiri didirikan di Bandung pada tahun 2001, yang berlokasi di Jl. Naripan No. 40 Bandung. CV Karsa Perdana Mandiri mendapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran-1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Dalam menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Semua proses bisnis yang dijalankan PT X ditujukan langsung untuk melayani klien mulai dari proses mencari proyek sampai penyerahan produks. Jenis proses bisnis

Lebih terperinci