IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang
|
|
- Johan Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 62 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang berada di sekitar wilayah pembangunan proyek LNG Tangguh yaitu di Desa Tanah Merah dan Desa Simuri (Saengga) pada bulan Maret hingga Mei Desa Tanah Merah dan Desa Simuri dipilih sebagai lokasi penelitian berdasarkan informasi dalam studi AMDAL BP (2002) bahwa kedua desa tersebut merupakan desa-desa dari tujuh desa yang mendapat prioritas didalam rekrutmen tenaga kerja pada pembangunan proyek tersebut. Alasan lainnya adalah lokasi pembangunan kilang proyek berada di dekat desa mereka sehingga penduduk setempat mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk bekerja pada proyek tersebut Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan reponden yang berada di dua lokasi penelitian tersebut dengan menggunakan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Responden yang akan diwawancara adalah penduduk asli yang merupakan anggota rumahtangga yang memenuhi kualifikasi sebagai sumber informasi keadaan ekonomi rumahtangga tersebut.
2 63 Jumlah sampel yang diambil pada Desa Tanah Merah dan Desa Simuri adalah berjumlah 40 rumahtangga yang bekerja di LNG dan 25 rumahtangga yang tidak bekerja di LNG untuk mendeskripsikan dampak proyek. Selanjutnya dalam model hanya digunakan 40 rumahtangga untuk mengetahui dampak proyek terhadap ekonomi rumahtangga. Pengambilan contoh lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sedangkan pengambilan contoh responden dilakukan secara simple random sampling Analisis Perubahan Perilaku Ekonomi Rumahtangga Akibat Pembangunan Proyek Liquified Natural Gas Tangguh Dalam rangka memahami keadaan ekonomi rumahtangga penduduk yang bekerja dan tidak bekerja pada proyek LNG Tangguh maka dilakukan analisis terhadap curahan kerja anggota rumahtangga, kontribusi pendapatan anggota rumahtangga, pola konsumsi dan produksi rumahtangga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dilakukan tabulasi terhadap data curahan kerja anggota rumahtangga (suami, istri dan anak serta anggota rumahtangga lainnya yang tinggal dalam satu atap), kontribusi berbagai kegiatan produksi pada pendapatan rumahtangga dan karakteristik rumahtangga. Hasil tabulasi pada rumahtangga yang bekerja dan yang tidak bekerja di LNG Tangguh kemudian dibandingkan untuk mendeskripsikan dampak keputusan bekerja di proyek terhadap alokasi kerja rumahtangga, struktur pendapatan dan konsumsi rumahtangga. Curahan kerja dikelompokkan menjadi curahan kerja di dalam usahatani, kegiatan perikanan, berburu, menokok sagu, curahan kerja pada proyek LNG Tangguh dan
3 64 curahan kerja pada aktivitas rumahtangga. Aktivitas konsumsi dibagi menjadi aktivitas konsumsi barang-barang yang berasal dari produksi rumahtangga dan aktivitas konsumsi barang yang berasal dari pasar yang terdiri dari konsumsi bahan pangan dan non pangan Spesifikasi Model Ekonomi Rumahtangga Guna menjawab tujuan kedua dan ketiga dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan produksi penduduk yang bekerja pada Proyek LNG Tangguh serta pengaruh peningkatan pendapatan tunai yang berasal dari proyek maka digunakan model ekonomi rumahtangga. Model merupakan suatu representasi dari dunia nyata sehingga kekuatan-kekuatan ekonomi yang terdapat dalam model tersebut dapat dipahami. Menurut Intriligator (1980), model ekonometrik merupakan tipe khusus dari model aljabar yang bersifat stokastik yang terdiri dari satu atau beberapa variabel acak. Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh persamaan struktural dan dua persamaan identitas yang terangkum dalam tiga blok persamaan simultan yang terdiri dari : 1. Blok Penerimaan Rumahtangga a. Penerimaan dari kegiatan pertanian Persamaan ini mewakili persamaan produksi pertanian karena komoditi yang dihasilkan lebih dari dua komoditi pertanian, sehingga persamaan ini dibangun dengan memperhatikan input-input pertanian yang digunakan yaitu curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan
4 65 pertanian, luas lahan yang diusahakan dan biaya yang dikeluarkan didalam proses produksi pertanian. Jarak lahan pertanian, dan intensitas penyuluhan pertanian yang ditunjukkan dalam persamaan merupakan karakteristik pertanian di daerah tersebut. PRU = a 0 + a 1 CKU + a 2 LA + a 3 JRL + a 4 BU + a 5 IPP + U...(4.1) Parameter dugaan yang diharapkan : a 1, a 2, a 4, a 5 > 0 dan a 3 < 0 PRU = penerimaan dari kegiatan pertanian (Rp/tahun) CKU = curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan usahatani (HOK/tahun) LA = luas lahan yang diusahakan (hektar) JRL = jarak lahan pertanian (menit) BU = biaya pertanian (Rp/tahun) IPP = intensitas penyuluhan pertanian (kali) U = error term b. Penerimaan di Bidang Perikanan Persamaan ini mewakili persamaan produksi perikanan karena komoditi perikanan yang dihasilkan lebih dari dua komoditi, sehingga persamaan ini dibangun dengan memperhatikan input-input yang digunakan yaitu alokasi kerja pada kegiatan tersebut, jumlah jaring yang merupakan teknologi yang digunakan dan biaya variabel yang dikeluarkan seperti pada persamaan (4.2). PRI = b 0 + b 1 CKL + b 2 JJ + b 3 BVI + U...(4.2) Parameter dugaan yang diharapkan: b 1, b 2, b 3 > 0
5 66 PRI = penerimaan perikanan (Rp/tahun) CKL = curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan perikanan (HOK/tahun) JJ = jumlah jaring yang dimiliki (buah) BVI = biaya variabel pada kegiatan perikanan (Rp/tahun) c. Penerimaan dari Kegiatan Mengambil Hasil Persamaan dalam perolehan hasil dari kegiatan mengambil hasil hutan adalah sebagai berikut: PRH = c 0 + c 1 CKH+ c 2 PH + c 3 FH + U (4.3) Parameter dugaan yang diharapkan: c 1, c 2, c 3 > 0 PRH = penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan (Rp/tahun) CKH = curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan mengambil hasil hutan (HOK/tahun) PH = pengeluaran untuk mengambil hasil hutan (Rp/tahun) FH = frekuensi mengambil hasil hutan (kali) d. Penerimaan Produk Total Rumahtangga PRPRT = PRU + PRI + PRH...(4.4) 2. Blok Curahan Kerja Rumahtangga Tenaga kerja yang ada di dalam setiap rumahtangga merupakan tenaga kerja potensial yang sebelum adanya proyek LNG Tangguh bekerja di sektor informal seperti kegiatan pertanian, perikanan, berburu dan menokok sagu untuk memperoleh sejumlah pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumahtangga. Setelah adanya proyek, sebagian tenaga kerja yang
6 67 selama ini bekerja di sektor tersebut beralih ke proyek sehingga mengakibatkan alokasi kerja pada kegiatan informal yang selama ini dilakukan menjadi berkurang. Selain itu pilihan rumahtangga untuk mengalokasikan curahan kerjanya pada berbagai kegiatan produktif untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga mengakibatkan adanya subtitusi curahan kerja pada berbagai kegiatan produktif tersebut. a. Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Kegiatan Pertanian Persamaan curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan pertanian adalah sebagai berikut: CKU = d 0 + d 1 PCIP + d 2 JKU + d 3 TWR + d 4 LA + d 5 CKL + d 6 CKP + d 7 CKR + U...(4.5) Parameter dugaan yang diharapkan: d 2, d 3, d 4 > 0 ; d 1, d 5, d 6, d 7 < 0 PCIP = proporsi cash income proyek (persen) JKU = jumlah komoditi pertanian (jenis) TWR = total waktu yang dicurahkan (HOK/tahun) CKL = curahan kerja pada kegiatan perikanan (HOK/tahun) CKP = curahan kerja di proyek(hok/tahun) CKR = curahan kerja pada kegiatan rumahtangga (HOK/tahun) b. Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Kegiatan Perikanan Persamaan curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan perikanan adalah sebagai berikut: CKL = e 0 + e 1 PCIP + e 2 CKP + e 3 TWR + e 4 TKI + e 5 CKR + e 6 JJ + e 7 CKU + U...(4.6)
7 68 Parameter dugaan yang diharapkan: e 3, e 4 > 0 ; e 1, e 2, e 5, e 6, e 7 < 0 c. Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Kegiatan Proyek LNG Tangguh Persamaan curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan Proyek LNG Tangguh adalah sebagai berikut: CKP = f 0 + f 1 CIP + f 2 TWR + f 3 CKL + f 4 CKH + f 5 CKU + U... (4.7) Parameter dugaan yang diharapkan: f 1, f 2 > 0 ; f 3, f 4, f 5 < 0 CIP = cash income dari proyek (Rp/ tahun) d. Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Kegiatan Rumahtangga Persamaan curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan rumahtangga adalah sebagai berikut: CKR = g 0 + g 1 PRPRT + g 2 TWR + g 3 CKU + g 4 CKH + g 5 JB + g 6 CKL +U...(4.8) Parameter dugaan yang diharapkan: g 2, g 5 > 0 ; g 1, g 3, g 4, g 6 < 0 PTR JB = pendapatan total rumahtangga (Rp/tahun) = jumlah balita ( jiwa) e. Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Kegiatan Mengambil Hasil Hutan Persamaan curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan mengambil hasil hutan adalah sebagai berikut:
8 69 CKH = h 0 + h 1 PCIP + h 2 TWR + h 3 CKP + h 4 FH + h 5 CKR + h 6 CKL + U...(4.9) Parameter dugaan yang diharapkan: h 2, h 4 > 0 ; h 1, h 3, h 5, h 6 < 0 f. Total Waktu yang Dicurahkan Dalam Rumahtangga TWR = CKR + CKU + CKL + CKP + CKH...(4.10) 3. Blok Konsumsi Rumahtangga Blok konsumsi rumahtangga terdiri dari dua persamaan yaitu konsumsi produk yang dihasilkan rumatangga dan konsumsi barang pasar. a. Konsumsi Barang Non Pasar yang Berasal dari Aktivitas Produksi Rumahtangga NKBP = i 0 + i 1 JAK + i 2 KBP + i 3 PRPRT + i 4 FH + i 5 JKU + U...(4.11) Parameter dugaan yang diharapkan: i 1, i 3, i 4, i 5 > 0 ; i 2 < 0 NKBP = konsumsi barang yang berasal dari aktivitas produksi rumahtangga (Rp/tahun) JAK = jumlah anggota keluarga (orang) KBP = konsumsi barang pasar (Rp/tahun) PRPRT = penerimaan produk total rumahtangga (Rp/tahun) b. Konsumsi Barang Pasar KBP = j 0 + j 1 JAK + j 2 NKBP + j 3 CIP + j 4 PDS + U...(4.12) Parameter dugaan yang diharapkan: j 1, j 3, j 4 > 0 ; j 2 < 0 PDS = pendidikan suami (tahun)
9 Identifikasi Model Model ekonomi rumah tangga di desa yang terletak dekat dengan pembangunan proyek LNG Tangguh terdiri dari 12 persamaan yang meliputi 2 persamaan identitas dan 10 persamaan struktural. Peubah eksogen berjumlah 15 buah dan peubah endogen berjumlah 12. Untuk mengetahui metode pendugaan model yang dapat digunakan sehubungan dengan semua persamaan yang telah ada maka dilakukan identifikasi model untuk mengetahui alat analisis apa yang harus digunakan. Identifikasi model dilakukan dengan menggunakan rumus: (K-M) (G -1) K = jumlah seluruh peubah endogen dan peubah predetermined di dalam model M G = jumlah peubah endogen dan eksogen dalam setiap persamaan = jumlah persamaan Kriteria identifikasi model adalah sebagai berikut: 1. Bila (K-M) = (G -1) maka persamaan di dalam model adalah exactly identified. 2. Bila (K-M) < (G -1) maka persamaan dalam model adalah unidentified. 3. (K-M) > (G -1) maka persamaan dalam model adalah overidentified. Berdasarkan ketiga kriteria di atas, maka semua persamaan dalam model ini adalah overidentified.
10 Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis tabulasi digunakan untuk melihat gambaran umum karakteristik rumahtangga yang menjadi sasaran penelitian seperti tingkat pendidikan, rata-rata jumlah anggota keluarga, rata-rata pendapatan dan lain sebagainya. Analisis dengan menggunakan Two Stage Least Squares (2SLS) digunakan untuk menganalisis model ekonomi rumahtangga yang merupakan suatu persamaan simultan Konsep dan Defenisi Operasional Konsep dan defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang tinggal di bawah satu atap dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam rumahtangga tersebut bersamasama dengan tujuan yang sama untuk meningkatkan kepuasan rumahtangga. 2. Curahan kerja merupakan hari orang kerja yang dicurahkan oleh setiap anggota rumahtangga baik itu kegiatan di dalam usahatani tanaman pangan, perkebunan, usaha penangkapan ikan, kegiatan berburu, kegiatan menokok sagu, kegiatan di Proyek LNG Tangguh dan kegiatan rumahtangga selama satu tahun. 3. Tenaga kerja lokal adalah tenaga kerja yang berasal dari Kawasan Teluk Bintuni yang merupakan penduduk asli di daerah tersebut.
11 72 4. Produksi adalah banyaknya produk yang dihasilkan baik pada kegiatan pertanian, perikanan, berburu dan menokok sagu selama satu tahun. 5. Biaya pertanian adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pertanian selama satu tahun. 6. Luas areal pertanian adalah luasan lahan yang diusahakan oleh setiap rumahtangga selama satu tahun. 7. Jarak lahan pertanian merupakan jarak tempuh untuk mencapai lahan yang dikelola oleh setiap rumahtangga. 8. Intensitas penyuluhan pertanian adalah frekuensi penyuluhan pertanian yang diikuti oleh setiap rumahtangga dalam satu tahun. 9. Jumlah komoditi usahatani adalah banyaknya komoditi usahatani yang diusahakan setiap rumahtangga pada berbagai lahan yang dikelola selama satu tahun. 10. Biaya variabel pada kegiatan perikanan adalah semua biaya bahan bakar yang dikeluarkan untuk kegiatan perikanan selama satu tahun. 11. Jumlah jaring adalah banyaknya jaring yang dimiliki setiap rumahtangga selama satu tahun. 12. Tenaga kerja pada kegiatan perikanan adalah tenaga kerja pada setiap rumahtangga yang terlibat pada kegiatan tersebut selama satu tahun. 13. Pengeluaran kegiatan berburu adalah semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan kegiatan tersebut. 14. Pengeluaran kegiatan menokok sagu adalah semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan kegiatan tersebut.
12 Frekuensi mengambil hasil hutan adalah jumlah kegiatan mengambil hasil hutan baik kegiatan berburu maupun menokok sagu pada setiap rumahtangga selama satu tahun. 16. Penerimaan total rumahtangga merupakan keseluruhan penerimaan dari berbagai aktivitas produksi yang bergantung kepada potensi sumber daya alam yang mencerminkan tinggi rendahnya produksi rumahtangga selama satu tahun. 17. Pendapatan tunai rumahtangga adalah seluruh penerimaan total tunai rumahtangga setelah dikurangi biaya-biaya yang digunakan pada setiap aktivitas produksi ditambah dengan pendapatan tunai dari proyek dan dari berbagai aktivitas produksi lainnya selama satu tahun. 18. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah semua orang yang ada di dalam satu rumah yang menjadi tanggungan kepala keluarga. 19. Jumlah balita adalah jumlah anak kecil yang berusia di bawah lima tahun di dalam suatu rumahtangga. 20. Cash income dari proyek adalah pendapatan tunai yang diperoleh dari bekerja pada proyek LNG Tangguh selama satu tahun. 21. Proporsi pendapatan tunai dari proyek adalah persentase pendapatan tunai dari proyek terhadap keseluruhan pendapatan total rumahtangga selama satu tahun. 22. Konsumsi adalah kegiatan memanfaatkan barang atau produk yang dihasilkan oleh rumahtangga pada berbagai kegiatan produksi dan barang atau produk yang dibeli dipasar.
13 Barang non pasar merupakan produk yang dihasilkan rumahtangga pada kegiatan pertanian, perikanan, berburu dan menokok sagu selama satu tahun. 24. Barang pasar merupakan produk yang berasal dari pasar yang tidak dihasilkan oleh rumahtangga. Barang pasar terdiri dari barang pasar pangan maupun non pangan.
VI. PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA RESPONDEN Alokasi Curahan Kerja Pada Kegiatan Pertanian
91 VI. PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA RESPONDEN 6.1. Alokasi Curahan Kerja 6.1.1. Alokasi Curahan Kerja Pada Kegiatan Pertanian Rumahtangga responden umumnya mengusahakan tanaman pangan, tanaman jangka panjang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Papua Barat Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat, Manokwari.
147 DAFTAR PSTAKA Aryanto, A. 24. Alokasi waktu dan Ekonomi Rumahtangga Pekerja ada sektor Industri Formal Berdasarkan ender. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) Kecamatan Amanuban Barat, dengan contoh tiga desa yaitu Desa Tublopo, Mnelalete dan Pusu
Lebih terperinciIndonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)
Volume 3, Nomor 1, Juli 2012 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI KARET DI KABUPATEN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pool data 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah selama periode 1995-2005. Data sekunder yang
Lebih terperinciV. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi
153 V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi rumahtangga pertanian yang menjadi objek penelitian ini. Variabel-variabel yang
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Bogor (nasabah Bank Rakyat Indonesia dijadikan sebagai responden).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang sebelumnya lebih dikenal dengan Provinsi Irian Jaya. Provinsi ini
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Papua Barat merupakan provinsi pemekaran dari Provinsi Papua yang sebelumnya lebih dikenal dengan Provinsi Irian Jaya. Provinsi ini dimekarkan berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciVIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Bagian ini akan menganalisis hasil melakukan simulasi, yaitu melakukan perubahan-perubahan pada satu atau beberapa
Lebih terperinciDAMPAK PENYERAPAN TENAGA KERJA LOKAL PADA PROYEK LIQUIFIED NATURAL GAS
DAMPAK PENYERAPAN TENAGA KERJA LOKAL PADA PROYEK LIQUIFIED NATURAL GAS TANGGUH TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PENDUDUK DESA DI KAWASAN TELUK BINTUNI PROVINSI PAPUA BARAT Oleh: DEASI MAYAWATI SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciLAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT
LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT Oleh: Memed Gunawan dan Ikin Sadikin Abstrak Belakangan ini struktur perekonomian masyarakat pedesaan Jawa Barat telah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di provinsi yang pernah melakukan program
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di provinsi yang pernah melakukan program pemberdayaan petani. Secara purposive dipilih satu provinsi di Jawa yaitu Daerah Istimewa
Lebih terperinciPERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN
PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan alokasi waktu
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah
25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi
Lebih terperinciModel Persamaan Simultan
Model Persamaan Simultan Dalam peristiwa ekonomi seringkali ditemukan bahwa beberapa variabel saling mempengaruhi. Contoh : Pendapatan akan mempengaruhi konsumsi, artinya jika pendapatan naik maka diharapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan statistik sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Setiap orang, baik sadar maupun
Lebih terperinciVIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL
VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL Pendapatan rumahtangga nelayan tradisional terdiri dari pendapatan di dalam sektor perikanan dan pendapatan di luar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah
25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinciOleh : Apollonaris Ratu Daton A
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD
ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD Oleh : Miftakhuddin 1 dan Abdul Kohar Mudzakir 2 1).Lembaga hukom adat laot/panglima laot aceh, Jl. T.Nyak
Lebih terperinciPERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 75 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Cucu Kodir Jaelani 1 1) Badan Pelaksana Penyuluhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau. Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2007- Maret 2008. Kegiatannya meliputi penyusunan proposal,
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS
Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di
40 III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan kuisioner, dengan populasi petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. Secara rinci
Lebih terperinciESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND
ISBN : 9786023610020 ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND Arya Fendha Ibnu Shina 1, Setiawan 2 Mahasiswa Jurusan Statistika Institut Teknologi
Lebih terperinciVI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH
59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinciVIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub
VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub sektor perikanan dan pendapatan di luar sub sektor perikanan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Pantai Wisata Tanjung Pasir, terletak di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM TRIONO HERMANSYAH NPM. 0710 4830 0671 ABSTRAK Berbedanya kemampuan petani
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI DI KELURAHAN SETUGEDE KOTA BOGOR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI DI KELURAHAN SETUGEDE KOTA BOGOR Siti Rochaeni 1 dan Erna M. Lokollo 2 1 Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Ambon, Jl. A. Yani,
Lebih terperinciVI. HASIL PENDUGAAN MODEL PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI
69 VI. HASIL PENDUGAAN MODEL PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI 6.1. Kinerja Umum Model Hal yang perlu diperhatikan di dalam model adalah terpenuhinya kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel ekonomi tidak hanya bersifat satu arah namun bersifat saling mempengaruhi. Dalam bahasa ekonometrika
Lebih terperincioleh EVA SUSANNA PURBA A
ANALISIS POLA DAN FAK -FAKTOR YANG MEM CURAHAN I(ERJA, P PATAN DAN PENGEL RUMAH TANGGA KARYAWAN PERKEBUNAN (Studi Kasus di Kebun Dolok Ilir, PTP Nusantara IV-Wilayah I, Sumatera Utara) oleh EVA SUSANNA
Lebih terperinciSTUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN
STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Lebih terperinciSebagai salah satu kegiatan ekonoe sub sektor perikauan mequnyai peluang
.~ FRANSISKA DIAa SELOMETA. Analisis Eltonomi Rumahtangga Nelayan Juragan dan Neiayan Pandega di Kelurahan Tegalsari dan Desa Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kotamadya Tegal (Di bawah bimbingan BONAR.
Lebih terperinciGambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Keberadaan hutan dan masyarakat sekitar hutan secara langsung atau tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada
Lebih terperinciVI. ALOKASI WAKTU KERJA, PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA
VI. ALOKASI WAKTU KERJA, PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA 6.1. Alokasi Waktu Kerja Anggota Rumahtangga Dalam penelitian ini, alokasi waktu kerja didefinisikan sebagai jumlah jam kerja riil yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015.
19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015. B. Objek dan Alat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data
Lebih terperinciNama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak
Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made
Lebih terperinciVolume 3, Nomor 2, Desember 2012 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)
Volume 3, Nomor 2, Desember 2012 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Lebih terperinciVI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK
VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK 6.1. Struktur Perekonomian Kabupaten Siak 6.1.1. Struktur PDB dan Jumlah Tenaga Kerja Dengan menggunakan tabel SAM Siak 2003
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
26 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Penelitian 3.1.1 Model Ekonomi Rumahtangga Pertanian Pada umumnya rumahtangga pertanian di pedesaan mempunyai ciri semi komersial karena penguasaan skala
Lebih terperinciESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI
ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI Oleh : IPA ROMIKA J2E004230 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian
Lebih terperinci31 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.
IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan
43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA Dl KABUPATEN PACITAN PROPINSI JAWA TIMUR
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA Dl KABUPATEN PACITAN PROPINSI JAWA TIMUR Oleh : YENNY INDRA RAHMAWATI A14302069 PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS
Lebih terperinciDEFINISI OPERASIONAL
18 DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan yaitu pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden pada saat penelitian berlangsung.
Lebih terperinciANALISIS ALOKASI PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI JURNAL ROUDHATUL JANNAH
ANALISIS ALOKASI PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI JURNAL ROUDHATUL JANNAH JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 LEMBAR
Lebih terperinciKETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG
KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG Aladin Nasution*) Abstrak Secara umum tingkat pendapatan dapat mempengaruhi pola konsumsi suatu rumah
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ketahanan pangan rumahtangga pada hakekatnya merupakan kondisi terpenuhinya pangan yang tercennin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gapoktan Bunga Wortel Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penetuan lokasi penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang
VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP.. Rumahtangga Nelayan Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang berperan dalam menjalankan usaha perikanan tangkap. Potensi sumberdaya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Populasi dan Contoh
22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama
Lebih terperincidan lokasi yang melaksanakan kegiatan Rice Estate, dengan pertimbangan bahwa
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Telang Karya dan Desa Sumber Hidup Telang I Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera
Lebih terperinciDAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA
233 IX. DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA Secara teoritis kinerja ekonomi rumahtangga petani dipengaruhi oleh perilaku rumahtangga dalam kegiatan produksi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016. Penelitian ini dilakukan di Desa Serdang, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANGAN
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia hingga saat ini belum mampu mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat masih belum merasakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Desa Sukoharjo 1 sejak tahun 2012 dicanangkan sebagai lokasi pengembangan
Lebih terperinciBAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai
163 BAB IX KESIMPULAN 9.1. Kesimpulan Status laki-laki dan perempuan dalam keluarga berkaitan dengan bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai mengenai status anak laki-laki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB
BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 52-58 PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB Soemartini Statistika FMIPA UNPAD Email: tine_soemartini@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG
Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi tersebut adalah salah satu lokasi pengembangan pertanian porduktif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk
44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
55 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan studi pustaka, teori-teori ekonomi makro, dan kerangka logika yang digunakan, terdapat saling keterkaitan antara komponen perekonomian makro
Lebih terperinciPOTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (FARMER CAPITAL POTENCIES FOR REPLANTING RUBBER PLANTATION IN MUSI RAWAS REGENCY SOUTH SUMATERA) Maya Riantini
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Dirjen Perimbangan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciVI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap
VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK Penerapan program sistem integrasi tanaman-ternak yang dilakukan secara partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi dan Implementasi Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001
79 HASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi dan Implementasi Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001 Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001 tentang cendana sebagai suatu peraturan yang sifatnya mengatur dan mempunyai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XX, 05 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,22 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI
PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi
27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN
Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2017 ISSN : 2540-816X FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Oleh : Siti Komariah Hildayanti Program
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN
PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesimpulan Dari uraian dan berbagai temuan serta hasil pengkajian dari temuan lapang di Indramayu dan Pontianak tersebut, secara sederhana dapat disajikan beberapa simpulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi teknik penjelasan tentang jenis penelitian; jenis data, lokasi dan waktu penelitian; kerangka sampling, pemilihan responden dan informan; teknik pengumpulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas
III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimum 0,25 ha. Hutan rakyat ini merupakan suatu pengembangan pengelolaan hutan yang
Lebih terperinciBAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)
BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) 3.1 Model Persamaan Simultan Model persamaan simultan adalah suatu model yang memiliki lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Dalam model
Lebih terperinciRINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.
RINGKASAN FEBRI SASTIVIANI PUTRI CANTIKA. RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA. Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Lebih terperinci