IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor
|
|
- Susanto Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia dan merumuskan alternatif kebijakan pemerintah dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran beras di Indonesia. Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan selama tiga bulan, yaitu dari awal bulan Februari sampai dengan April Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu (time series) dari tahun 1971 sampai tahun Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi yang terkait, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan). Selain itu juga dilakukan pengambilan data dari beberapa publikasi seperti Bank Indonesia (BI), Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan instansi lain yang bersangkutan dengan penelitian Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif (deskriptif) dan analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif yaitu perumusan model yang dibangun terkait erat dengan tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan model ekonometrika, yaitu model sistem persamaan simultan. Model ekonometrika dalam penelitian ini terdiri dari 7 persamaan struktural yaitu luas areal panen padi, produktivitas padi, harga riil gabah tingkat petani, jumlah impor 30
2 beras, permintaan beras, harga riil beras Indonesia, dan harga riil beras impor Indonesia serta 3 persamaan identitas yaitu produksi padi, produksi beras, dan penawaran beras. Metode estimasi terhadap persamaan dalam model yang digunakan adalah Two Stage Least Squares (2 SLS) kemudian diolah menggunakan software Statistical Analysis System (SAS) Analisis Kualitatif Analisis kualitatif atau analisis deskriptif digunakan untuk memberikan penjelasan terhadap perkembangan permintaan dan penawaran beras di Indonesia. Analisis deskriptif juga memberikan penjelasan dari hasil analisis kuantitatif Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung seberapa besar faktorfaktor yang telah diperoleh mampu mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia. Model permintaan dan penawaran beras dalam penelitian ini memiliki lebih dari satu persamaan (variabel endogen), sehingga digunakan sistem persamaan simultan. Metode estimasi persamaan dalam model adalah 2 SLS. Metode ini dipilih karena cukup toleran terhadap kesalahan spesifikasi model dan kesalahan spesifikasi satu persamaan tidak ditransfer ke persamaan lain. Selain itu, metode 2 SLS lebih efisien dibandingkan OLS, cocok digunakan pada contoh yang jumlahnya sedikit, konsisten serta dapat menghindari estimasi yang bias (Supranto, 2004) Perumusan Model Setiap analisis suatu sistem ekonomi didasarkan atas suatu struktur logis yang kemudian dikenal sebagai model. Model menggambarkan perilaku dalam sistem dan merupakan kerangka dalam analisis. Model disusun dalam bentuk 31
3 persamaan-persamaan sehingga mampu menggambarkan perilaku ekonomi dan variabel-variabel yang berhubungan. Jadi, model dapat didefinisikan sebagai abstraksi atau penyederhanaan dari realitas (Juanda, 2008). Model ekonometrika adalah suatu ukuran ekonomi atau didefinisikan sebagai analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi yang sebenarnya (aktual) yang didasarkan pada pengembangan dari teori dan pengamatan, dihubungkan dengan metode inferensi yang sesuai (Gujarati, 1978). Model Ekonometrika dalam penelitian disebut model permintaan dan penawaran beras di Indonesia. Model tersebut terdiri atas 7 persamaan struktural dan 3 persamaan identitas yang disajikan pada Lampiran 12. Penjelasan hasil perumusan model yaitu sebagai berikut Luas Areal Panen Padi Luas areal panen padi diestimasi sebagai fungsi dari rasio harga riil gabah tingkat petani dengan harga riil pupuk urea, harga riil jagung tingkat petani, kredit usahatani, curah hujan, dan luas areal panen padi t-1. Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: AREA t = a 0 + a 1 RHGHP t + a 2 HJTPR t + a 3 KUTA t + a 4 CRAH t + a 5 LAREA t + ε 1... (4.1) AREA t = Luas areal panen padi tahun ke-t (Ha) RHGHP t = Rasio harga riil gabah tingkat petani dengan harga riil pupuk urea tahun ke-t HJTPR t = Harga riil jagung tingkat petani tahun ke-t (Rp/Kg) KUTA t = Kredit usahatani tahun ke-t (Rp) CRAH t = Curah hujan tahun ke-t (mm/th) LAREA t = Luas areal panen padi tahun ke-t-1 (Ha) a 0 = Intersep a i = Koefisien regresi (i = 1,2,3...) ε 1 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah a 1, a 3, a 4 > 0; a 2 < 0 dan 0 < a 5 < 1 32
4 Produktivitas Padi Produktivitas padi dipengaruhi oleh harga riil gabah tingkat petani t-1, harga riil pupuk urea, tren waktu, kredit usahatani, dan produktivitas padi t-1. Persamaan tersebut dirumuskan sebagai berikut: PRDV t = b 0 + b 1 LHGTPR t + b 2 HPUKR t + b 3 TREN t + b 4 KUTA t + b 5 LPRDV t + ε 2... (4.2) PRDV t = Produktivitas padi tahun ke-t (ton/ha) LHGTPR t = Harga riil gabah tingkat petani tahun ke-t-1 (Rp/Kg) HPUKR t = Harga riil pupuk urea tahun ke-t (Rp/Kg) TREN t = Tren waktu KUTA t = Kredit usahatani tahun ke-t (Rp) LPRDV t = Produktivitas padi tahun ke-t-1 (ton/ha) ε 2 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah b 1, b 3, b 4 > 0; b 2 < 0 dan 0 < b 5 < Harga Riil Gabah Tingkat Petani Harga riil gabah tingkat petani dipengaruhi oleh harga riil pembelian pemerintah, produksi padi, dan harga riil gabah tingkat petani t-1. Harga riil gabah tingkat petani dirumuskan sebagai berikut: HGTPR t = c 0 + c 1 HDPPR t + c 2 PRDP t + c 3 LHGTPR t + ε 3... (4.3) HGTPR t = Harga riil gabah tingkat petani tahun ke-t (Rp/Kg) HDPPR t = Harga riil pembelian pemerintah tahun ke-t (Rp/Kg) PRDP t = Produksi padi tahun ke-t (ton) LHGTPR t = Harga riil gabah tingkat petani tahun ke-t-1 (Rp/Kg) ε 3 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah c 1 > 0; c 2 < 0 dan 0 < c 3 < Jumlah Impor Beras Jumlah impor beras dipengaruhi oleh harga riil beras impor Indonesia, produksi beras, jumlah penduduk, stok beras t-1, dan jumlah impor beras t-1. Jumlah impor beras dirumuskan sebagai berikut: 33
5 IMPR t = d 0 + d 1 HIM PR t + d 2 PR DB t + d 3 JPDK t + d 4 LSTOK t + d 5 LIMPR t + ε 4... (4.4) IMPR t = Jumlah impor beras tahun ke-t (ton) HIMPR t = Harga riil beras impor Indonesia tahun ke-t (Rp/Kg) PRDB t = Produksi beras tahun ke-t (ton) JPDK t = Jumlah penduduk tahun ke-t (juta jiwa) LSTOK t = Stok beras tahun ke-t-1 (ton) LIMPR t = Jumlah impor beras tahun ke-t-1 (ton) ε 4 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah d 3 > 0; d 1, d 2, d 4 < 0 dan 0 < d 5 < Permintaan Beras Berdasarkan teori ekonomi, permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, harga barang lain yang berkompetisi (substitusi) dalam hal ini adalah jagung, selera, pendapatan, dan jumlah penduduk. Persamaan permintaan beras untuk konsumsi secara nasional dirumuskan sebagai berikut: QDBR t = e 0 + e 1 HBINR t + e 2 LHJTPR t + e 3 INCKR t + e 4 JPDK t + e 5 LQDBR t + ε 5... (4.5) QDBR t = Permintaan beras tahun ke-t (ton) HBINR t = Harga riil beras Indonesia tahun ke-t (Rp/Kg) LHJTPR t = Harga riil jagung tingkat petani tahun ke-t-1 (Rp/Kg) INCKR t = Pendapatan riil per kapita tahun ke-t (Rp) JPDK t = Jumlah penduduk tahun ke-t (Juta jiwa) LQDBR t = Permintaan beras tahun ke-t-1 (ton) ε 5 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah e 2, e 3, e 4 > 0; e 1 < 0 dan 0 < e 5 < Harga Riil Beras Indonesia Harga riil beras Indonesia dipengaruhi oleh penawaran beras, harga riil pembelian pemerintah, dan harga riil beras Indonesia t-1. Persamaan harga riil beras Indonesia dirumuskan sebagai berikut: HBINR t = f 0 + f 1 QSBR t + f 2 HDPPR t + f 3 LHBINR t + ε 6... (4.6) 34
6 HBINR t = Harga riil beras Indonesia tahun ke-t (Rp/Kg) QSBR t = Penawaran beras tahun ke-t (Kg) HDPPR t = Harga riil pembelian pemerintah tahun ke-t (Rp/Kg) LHBINR t = Harga riil beras Indonesia tahun ke-t-1 (Rp/Kg) ε 6 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah f 2 > 0; f 1 < 0 dan 0 < f 3 < Harga Riil Beras Impor Indonesia Harga riil beras impor Indonesia dipengaruhi oleh harga riil beras dunia, tarif impor beras t-1, dan harga riil beras impor Indonesia. Persamaan ini dirumuskan sebagai berikut: HIMPR t = g 0 + g 1 HBRDR t + g 2 LTRIF t + g 3 LHIMPR t + ε 7... (4.7) HIMPR t = Harga riil beras impor Indonesia tahun ke-t (Rp/Kg) HBRDR t = Harga riil beras dunia tahun ke-t (US$/Kg) LTRIF t = Tarif impor beras tahun ke-t-1 (Rp/Kg) LHIMPR t = Harga riil beras impor Indonesia tahun ke-t-1 (Rp/Kg) ε 7 = error Tanda parameter estimasi yang diharapkan adalah g 1, g 2 > 0 dan 0 < g 3 < Produksi Padi Jumlah produksi padi merupakan perkalian antara luas areal panen padi dengan produktivitas padi. Persamaan produksi padi dirumuskan sebagai berikut: PRDP t = AREA t * PRDV t... (4.8) PRDP t AREA t PRDV t Produksi Beras = Produksi padi tahun ke-t (ton) = Luas areal panen padi tahun ke-t (Ha) = Produktivitas padi tahun ke-t (ton/ha) Jumlah produksi beras Indonesia diperoleh dari hasil perkalian antara produksi padi dengan faktor konversi atau tingkat rendemen pengolahan padi 35
7 menjadi beras. Berdasarkan hal tersebut, produksi beras Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut: PRDB t = PRDP t * FK t... (4.9) PRDB t = Produksi beras tahun ke-t (ton) PRDP t = Produksi padi tahun ke-t (ton) FK t = Faktor konversi (0.63) Penawaran Beras Penawaran beras merupakan persamaan identitas dari penjumlahan produksi beras, jumlah impor beras, dan stok beras serta dikurangi dengan stok beras t-1. Persamaannya sebagai berikut: QSBR t = PRDB t + IMPR t + LSTOK t - STOK t... (4.10) QSBR t PRDB t IMPR t STOK t LSTOK t 4.5. Identifikasi Model = Penawaran beras tahun ke-t (ton) = Produksi beras tahun ke-t (ton) = Jumlah impor beras tahun ke-t (ton) = Stok beras tahun ke-t (ton) = Stok beras tahun ke-t-1 (ton) Identifikasi model ditentukan atas dasar order condition sebagai syarat keharusan dan rank condition sebagai syarat kecukupan. Menurut Koutsoyiannis (1977), rumusan identifikasi model persamaan struktural berdasarkan order condition ditentukan oleh: (K - M) (G - I)... (4.11) K = Total variabel dalam model, yaitu endogenous variables dan predetermined variables M = Jumlah variabel endogen dan eksogen yang termasuk dalam suatu persamaan tertentu dalam model G = Total persamaan dalam model, yaitu jumlah variabel endogen dalam model 36
8 Menurut Supranto (2004) predetermined variable merupakan variabel yang nilainya harus ditentukan terlebih dahulu (predetermined) kemudian berdasarkan persamaan yang ada, nilai variabel endogen dapat diperkirakan atau dihitung. Predetermined variable terdiri atas current exogenous variable, lagged exogenous variable, dan lagged endogenous variable. Jika suatu persamaan dalam model menunjukkan kondisi sebagai berikut: 1. (K - M) (G - 1) : maka persamaan dinyatakan teridentifikasi secara berlebih (over identified) 2. (K - M) = (G - 1) : maka persamaan dinyatakan teridentifikasi secara tepat (exactly identified) 3. (K - M) < (G - 1) : maka persamaan dinyatakan tidak teridentifikasi (unidentified) Hasil identifikasi untuk setiap persamaan struktural haruslah exactly identified atau over identified untuk dapat menduga parameter-parameternya. Kendati suatu persamaan memenuhi order condition, mungkin saja persamaan itu tidak teridentifikasi. Karena itu, dalam proses identifikasi diperlukan suatu syarat perlu sekaligus cukup. Hal itu dituangkan dalam rank condition untuk identifikasi yang menyatakan, bahwa dalam suatu persamaan teridentifikasi jika dan hanya jika dimungkinkan untuk membentuk minimal satu determinan bukan nol pada order (G-1) dari parameter struktural peubah yang tidak termasuk dalam persamaan tersebut. Atau dengan kata lain kondisi rank ditentukan oleh determinan turunan persamaan struktural yang nilainya tidak sama dengan nol (Koutsoyiannis, 1977) Estimasi Model Menurut Koutsoyiannis (1977) bahwa hasil identifikasi untuk setiap persamaan struktural haruslah over identified atau exactly identified agar dapat mengestimasi parameter-parameternya. Berdasarkan ketentuan kriteria identifikasi 37
9 model, maka semua persamaan struktural yang disusun dalam penelitian ini bersifat teridentifikasi secara berlebih (over identified). Penelitian ini menggunakan metode estimasi model yaitu 2 SLS, dengan beberapa pertimbangan, yaitu penerapan 2 SLS menghasilkan taksiran yang konsisten, lebih sederhana dan lebih mudah (Gujarati, 1978) Uji Statistik-F Uji statistik-f adalah persamaan yang digunakan untuk mengetahui dan menguji apakah variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel endogen (Koutsoyiannis, 1977). Hipotesis: H 0 : β 1 = β 2.. = β i = 0 H 1 : minimal ada satu β i 0 Nilai peluang uji statistik-f < taraf α = 5% : tolak H 0 Tolak H 0 berarti variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel endogen Uji Statistik-t Uji statistik-t adalah persamaan yang digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel eksogen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel endogen (Koutsoyiannis, 1977). Hipotesis: H 0 : β i = 0 H 1 : β i 0 Nilai peluang uji statistik-t < taraf α = 5% : tolak H 0 Tolak H 0 berarti suatu variabel eksogen berpengaruh nyata terhadap variabel endogen. 38
10 Uji Statistik Durbin-h Menurut Pindyck dan Rubinfeld (1981), pengujian uji statistik durbin-h dilakukan untuk mengetahui apakah dalam setiap persamaan terdapat serial korelasi (autokorelasi) atau tidak, sebagai berikut:... (4.12) h = Angka statistik durbin-h d = Nilai durbin-watson n = Jumlah observasi var β = Varian koefisien regresi untuk lagged dependent variable Ditetapkan taraf α = 5%, jika h 1.96, maka dalam persamaan tidak mempunyai masalah serial korelasi Validasi Model Menurut Pindyck dan Rubinfeld (1981), uji validasi dilakukan agar model dapat diketahui apakah cukup valid untuk membuat suatu simulasi alternatif rekomendasi kebijakan yang bertujuan menganalisis sejauhmana model tersebut dapat mewakili dunia nyata. Kriteria statistik yang digunakan untuk validasi nilai estimasi model ekonometrika adalah Root Means Squares Percent Error (RMSPE), Theil s Inequality Coefficient (U), dan R-Square (R 2 ). Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan seperti pada persamaan (4.13) dan (4.14): (4.13). (4.14) 39
11 s Y t a Y t n = Nilai hasil simulasi dasar dari variabel observasi = Nilai aktual variabel observasi = Jumlah periode observasi Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai variabel endogen hasil estimasi model dapat menyimpang dari alur nilai-nilai aktualnya dalam ukuran relatif (persen), atau seberapa dekat nilai estimasi itu mengikuti perkembangan nilai aktualnya. Jika nilai-nilai ringkasan statistik mendekati nol, maka simulasi model mengikuti nilai-nilai aktualnya. Berdasarkan hal tersebut, nilai statistik U-Theil dapat digunakan sebagai ukuran validasi model. Nilai statistik U-Theil selalu bernilai antara 0 dan 1. Jika U = 0, maka model secara historis adalah sempurna. Jika U = 1, maka performance model adalah naif (Sitepu dan Sinaga, 2006). Koefisien determinasi (R 2 ) bermanfaat untuk melihat sejauh mana keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel eksogen terhadap variabel endogen, semakin besar R 2 maka model semakin baik. Nilai R 2 terletak antara 0 < R 2 < 1. Jika R 2 = 1 berarti 100 persen total variasi variabel eksogen yang dapat diterangkan oleh variabel-variabel endogen. Oleh karena itu, semakin besar nilai R 2 mendekati nilai 1 maka hasil persamaan yang diperoleh akan semakin baik Simulasi Model Setelah model diestimasi, langkah selanjutnya adalah menguji keakuratan model atau validasi model dengan simulasi. Proses simulasi dilakukan untuk mempelajari dampak yang terjadi jika terdapat perubahan pada variabel eksogen dan variabel endogen dalam model. Setelah menguji keakuratan model (validasi model) dan jika itu telah sesuai dengan kriteria statistik yang ditentukan, maka selanjutnya dapat dilakukan studi tentang kebijakan dan melakukan beberapa 40
12 skenario kebijakan. Beberapa variabel yang digunakan dalam skenario simulasi adalah harga riil gabah tingkat petani, harga riil pembelian pemerintah, harga riil pupuk urea, luas areal panen padi, jumlah penduduk, curah hujan, dan tarif impor beras. Pemilihan variabel-variabel tersebut dan persentase perubahannya didasarkan pada fenomena yang terjadi dengan tren waktu 7 tahun dari tahun 2002 sampai tahun Adapun tren kenaikan jumlah penduduk diperoleh dari hasil regresi logaritmik antara ln jumlah penduduk (ln JPDK) dengan ln indeks tahun (ln t), sehingga diperoleh pesamaan ln JPDK = ln t. Angka 0.04 digunakan sebagai nilai persentase perubahan jumlah penduduk. Selain itu, pemilihan variabel juga ditentukan berdasarkan signifikansi variabel tersebut pada suatu persamaan. Jadi, skenario simulasi yang akan diterapkan adalah: 1. Kenaikan harga riil gabah tingkat petani sebesar 9 persen. 2. Kenaikan harga riil pembelian pemerintah sebesar 8 persen. 3. Kenaikan harga riil pupuk urea sebesar 4 persen. 4. Penurunan luas areal panen padi sebesar 1 persen. 5. Kenaikan jumlah penduduk sebesar 0.04 persen. 6. Kenaikan curah hujan sebesar 10 persen. 7. Penurunan tarif impor beras sebesar 0.8 persen Definisi Operasional 1. Padi atau gabah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gabah kering giling (GKG). 2. Beras adalah hasil proses gilingan dari buliran padi atau gabah. 41
13 3. Produksi padi adalah jumlah total produksi padi yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian di Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. 4. Produksi beras adalah jumlah total produksi beras yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian di Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 5. Produktivitas padi merupakan hasil bagi antara produksi padi dengan luas areal panen tanaman padi di Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton per hektar. 6. Permintaan beras adalah jumlah beras yang diminta atau dikonsumsi untuk keperluan pangan oleh seluruh penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 7. Penawaran beras adalah jumlah beras yang ditawarkan atau disediakan untuk keperluan pangan seluruh penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 8. Harga riil gabah tingkat petani adalah harga gabah yang terdapat di tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 9. Harga riil beras Indonesia adalah harga besar eceran di tingkat konsumen setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 10. Harga riil jagung tingkat petani merupakan harga jagung tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 11. Harga riil pupuk urea adalah harga faktor produksi yang diwakili oleh harga pupuk urea yang merupakan pupuk utama dalam produksi padi, yang telah 42
14 dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 12. Harga riil pembelian pemerintah merupakan harga pembelian terhadap gabah kering giling dan harga pembelian terhadap beras setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 13. Harga riil beras impor Indonesia merupakan harga beras impor setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 14. Harga riil beras dunia merupakan harga beras dunia setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 15. Luas areal panen padi adalah luas seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan hektar. 16. Kredit usahatani adalah sejumlah uang yang disediakan oleh pemerintah melalui bank untuk dipinjamkan kepada petani, dinyatakan dalam satuan rupiah. 17. Curah hujan adalah curah hujan yang ada di wilayah Indonesia, dinyatakan dalam satuan mm per tahun. 18. Jumlah impor beras adalah jumlah total beras yang diimpor dari negara lain, dinyatakan dalam satuan ton. 19. Tarif impor beras dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 43
15 20. Pendapatan riil per kapita adalah produk domestik bruto setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, dinyatakan dalam satuan rupiah. 21. Jumlah penduduk Indonesia adalah banyaknya populasi, dinyatakan dalam satuan jiwa. 22. Stok beras merupakan jumlah beras yang disimpan sebagai cadangan beras pemerintah yang dikelola oleh Bulog, dinyatakan dalam satuan ton. 23. Tren waktu merupakan variabel yang mewakili teknologi yang berlaku, terdiri dari tahun
IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor
Lebih terperinciV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI INDONESIA
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI INDONESIA 5.1. Hasil Estimasi Model Hasil estimasi model dalam penelitian ini ditunjukkan secara lengkap pada Lampiran 4 sampai Lampiran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series tahunan dengan rentang waktu penelitian dari tahun 1980 sampai 2008. Data dalam penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. metode two stage least squares (2SLS). Pada bagian ini akan dijelaskan hasil
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan pada Bab IV, model integrasi pasar beras Indonesia merupakan model linier persamaan simultan dan diestimasi dengan metode two stage least squares
Lebih terperinci31 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series
35 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series tahunan dengan rentang waktu dari tahun 1990 sampai 2010. Data dalam penelitian
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Dirjen Perimbangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pool data 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah selama periode 1995-2005. Data sekunder yang
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN PERUBAHAN FAKTOR LAIN TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI INDONESIA: ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN
DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN PERUBAHAN FAKTOR LAIN TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI INDONESIA: ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN LYZA WIDYA RUATININGRUM DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau. Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2007- Maret 2008. Kegiatannya meliputi penyusunan proposal,
Lebih terperinciDAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER
P R O S I D I N G 186 DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER Novi Haryati, Soetriono, Anik Suwandari Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA
66 VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 6.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Model ekonometrika perdagangan bawang merah dalam penelitian
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Perumusan Model Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia Model merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari fenomena yang terjadi. Dengan penyederhanaan itu,
Lebih terperinciIV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS
IV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS 4.1. Spesifikasi Model Model merupakan suatu penjelas dari fenomena aktual sebagai suatu sistem atau proses (Koutsoyiannis, 1977). Model ekonometrika adalah suatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta dan Kementrian Keuangan. Data yang
Lebih terperinciExecutive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan
Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan Sebagai negara yang menganut sisitem perekonomian terbuka maka sudah barang tentu pertumbuhan ekonominya
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM
DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah
III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan
Lebih terperinciPROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA
PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciModel Persamaan Simultan
Model Persamaan Simultan Dalam peristiwa ekonomi seringkali ditemukan bahwa beberapa variabel saling mempengaruhi. Contoh : Pendapatan akan mempengaruhi konsumsi, artinya jika pendapatan naik maka diharapkan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Sampel, Sumber Data dan Pengumpulan Data Penelitian kali ini akan mempergunakan pendekatan teori dan penelitian secara empiris. Teori-teori yang dipergunakan diperoleh
Lebih terperinciDept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2)
ANALISIS EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT DI KELURAHAN BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI DALAM RANGKA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Kasirotur Rohmah 1), Hastuti 2), dan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama pasar beras mencakup kegiatan produksi dan konsumsi. Penelitian ini menggunakan persamaan simultan karena memiliki lebih dari satu
Lebih terperinciDaerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
55 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan studi pustaka, teori-teori ekonomi makro, dan kerangka logika yang digunakan, terdapat saling keterkaitan antara komponen perekonomian makro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian padi bagi Indonesia sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar penduduk, sementara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan
Lebih terperinciBAB VI. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN. Validasi model merupakan tahap awal yang harus dilakukan melaksanakan
BAB VI. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN 6.1 Validasi Model Simulasi Awal. Validasi model merupakan tahap awal yang harus dilakukan melaksanakan simulasi model, validasi model dilakukan untuk melihat apakah
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN. Oleh: M. Rondhi, Ph.D
PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN Oleh: M. Rondhi, Ph.D Standar Kompetensi Kompetensi dasar Metode Pembelajaran : Mahasiswa dapat menganalisis model simultan : 1. Mahasiswa menjelaskan contoh perekonomian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan statistik sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Setiap orang, baik sadar maupun
Lebih terperincif. Luas lahan panen padi (X 5 ) merupakan seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan ribu Ha.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 1980-2013 yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciPENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KESEJAHTERAAN PELAKU EKONOMI UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KESEJAHTERAAN PELAKU EKONOMI UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG (The Impacts of Government s Policies on Cassava Economic Stockhorders Welfare In Lampung Provience) Septaria
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,
BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Pendugaan Model Model persamaan simultan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ikan tuna Indonesia di pasar internasional terdiri dari enam persamaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang bersifat noneksploratif,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Model dan Data yang Digunakan Model yang digunakan dalam studi penelitian ini mengacu pada sejumlah literatur dan sebuah penelitian yang dilakukan sebelumnya
Lebih terperinciVIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Bagian ini akan menganalisis hasil melakukan simulasi, yaitu melakukan perubahan-perubahan pada satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari berbagai sumber. Data deret waktu (time series) meliputi data tahunan dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai
BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI PROVINSI RIAU
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI PROVINSI RIAU Partini, Suardi Tarumun, Ermi Tety Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT The purpose of this research is
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pemilihan Lokasi Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara dipilih menjadi lokasi penelitian karena daerah ini merupakan salah satu provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator
Lebih terperinciDAMPAK PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) PADI JAGUNG KEDELAI (PAJALE) PADA KOMODITAS PADI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
DAMPAK PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) PADI JAGUNG KEDELAI (PAJALE) PADA KOMODITAS PADI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Rizki Gemala Busyra Fakultas Pertanian Universitas Batnghari Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel ekonomi tidak hanya bersifat satu arah namun bersifat saling mempengaruhi. Dalam bahasa ekonometrika
Lebih terperinciVII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PERTANIAN
VII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PERTANIAN 7.1. Hasil Validasi Model Simulasi model dilakukan untuk menganalisis dampak perubahan berbagai faktor ekonomi
Lebih terperinciECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia
(ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel
30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara
III. KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, menganalisis harga dan integrasi pasar spasial tidak terlepas dari kondisi permintaan, penawaran, dan berbagai kebijakan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB
BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 52-58 PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB Soemartini Statistika FMIPA UNPAD Email: tine_soemartini@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI LADA DI INDONESIA FACTORS THAT INFLUENCE THE PRODUCTION OF PEPPER IN INDONESIA
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI LADA DI INDONESIA FACTORS THAT INFLUENCE THE PRODUCTION OF PEPPER IN INDONESIA Hamdani 1), Ermi Tety 2), Eliza 2) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan berupa data time series periode 1988-2008 sebagai variabel yang dipengaruhi (Y). Selain
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model
Lebih terperinciV. EVALUASI MODEL. BAB V membahas hasil pendugaan, pengujian dan validasi model.
V. EVALUASI MODEL BAB V membahas hasil pendugaan, pengujian dan validasi model. Pembahasan dibedakan untuk masing-masing blok, yang terdiri dari: (1) blok makroekonomi, (2) blok deforestasi, dan (3) blok
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain
48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif adalah data-data yang dipergunakan dinyatakan dalam bentuk angka.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan
Lebih terperinciAnalisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan
Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Oleh: Ainul Fatwa Khoiruroh (1310100096) Pembimbing: Dr. Setiawan, M.S. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan data tahun 2005 sampai dengan data tahun 2009. Pemilihan dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)
Lebih terperinciMsi = x 100% METODE PENELITIAN
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,
Lebih terperinciBab IV. Metode dan Model Penelitian
Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data
3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Departemen Kesehatan. Data yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yaitu di Kabupaten Deli Serdang, dengan pertimbangan bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Bogor (nasabah Bank Rakyat Indonesia dijadikan sebagai responden).
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah
63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)
BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) 3.1 Model Persamaan Simultan Model persamaan simultan adalah suatu model yang memiliki lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Dalam model
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dampak kebijakan moneter terhadap kinerja sektor riil
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dampak kebijakan moneter terhadap kinerja sektor riil mencakup wilayah Indonesia dengan basis analisis pada masing-masing sektor yang
Lebih terperinci2. Satu atau Iebih variabel bebas (X): yang menjelaskan. 3. Hubungan sebab akibat hanya satu arah: dan X ke Y Tidak ada feedback
MODEL PERSAMAAN SIMULTAN Model SATU Persamaan Karakteristik : 1. Satu variabel terikat (Y): yang dijelaskan 2. Satu atau Iebih variabel bebas (X): yang menjelaskan 3. Hubungan sebab akibat hanya satu arah:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu
Lebih terperincimenggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif
Lebih terperinciDAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA
233 IX. DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA Secara teoritis kinerja ekonomi rumahtangga petani dipengaruhi oleh perilaku rumahtangga dalam kegiatan produksi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan
Lebih terperinciPENGARUH BEA KELUAR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH TERHADAP HARGA MINYAK GORENG DANDY DHARMAWAN
PENGARUH BEA KELUAR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH TERHADAP HARGA MINYAK GORENG DANDY DHARMAWAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciAGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN
42 DAMPAK PENGHAPUSAN KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA GABAH PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) TERHADAP PERILAKU USAHATANI PADI DAN PERDAGANGAN BERAS DI INDONESIA: SUATU SIMULASI Oleh: Budiyanto 1) ABSTRACT Rice is
Lebih terperinciANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan
Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 71 83. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Abstrak. Penyediaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di Indonesia periode tahun 1988 2007. Sehingga data yang digunakan merupakan data time series
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciVII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI
84 VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI 7.1. Hasil Validasi Model Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sebelum melakukan simulasi untuk menangkap
Lebih terperinciSKENARIO KEBIJAKAN SWASEMBADA BERAS DI INDONESIA RICE SELF-SUFFICIENCY POLICY SCENARIO IN INDONESIA ABSTRACT
HABITAT Volume XXIV No. 1 Bulan April 2013 ISSN: 0853-5167 SKENARIO KEBIJAKAN SWASEMBADA BERAS DI INDONESIA RICE SELF-SUFFICIENCY POLICY SCENARIO IN INDONESIA Dwi Apriyanti Kumalasari 1). Nuhfil Hanani
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)
Lebih terperinci