METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) Kecamatan Amanuban Barat, dengan contoh tiga desa yaitu Desa Tublopo, Mnelalete dan Pusu pada bulan April Juni Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara non probabilistik dengan purposive sampling, yaitu penentuan lokasi yang dipilih secara langsung atau sengaja dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan daerah agihan produksi cendana sehingga dapat memberikan data secara maksimal. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif dan metode evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Metode survey adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara aktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nasir 2003). Metode evaluasi digunakan untuk mengetahui kualitas hal-hal, program, dan sebagainya yang sudah terjadi, biasanya dengan membandingkan suatu standar (Irawan 2007). Metode survey difokuskan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepemilikan cendana oleh masyarakat dan perilaku rumahtangga petani cendana yang mengembangkan cendana. Metode evaluasi difokuskan untuk mengkaji proses pembuatan dan implementasi kebijakan pengelolaan cendana di Kabupaten TTS sehingga dapat menjadi acuan bagi lokasi lain di NTT dengan karakteristik yang sama. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi (Baginski & Soussan 2002; Sugiyono 2008), yaitu : a. Mempelajari dokumen (peraturan/kebijakan, hasil studi/kajian kebijakan atau laporan) dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber/instansi dan hasil penelitian terdahulu.

2 44 b. Indepth interview atau wawancara mendalam yaitu informasi atau keterangan diperoleh secara langsung dari informan yaitu masyarakat atau tokoh masyarakat, pengusaha/pedagang yang berhubungan dengan cendana dan pengambil kebijakan di tingkat pemerintah daerah (pembuat dan pelaksana kebijakan, DPRD, LSM, perguruan tinggi, wartawan) dengan cara bertatap muka dan wawancara dengan menggunakan alat bantu interview guide (panduan wawancara) yang telah disusun sebelumnya. c. Pengamatan secara langsung di mana cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. 1. Jenis Data Yang Dikumpulkan Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dari pelaku cendana dan para pengambil kebijakan, pemangku kepentingan (stakeholder) dan tokoh masyarakat/adat dengan berpedoman pada daftar isian pertanyaan, pengisian kuesioner dan pengamatan langsung ke lapangan. Data primer petani cendana meliputi karakteristik rumahtangga petani yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, alokasi waktu kerja anggota rumahtangga petani yang meliputi kegiatan pada usaha cendana dan di luar usaha cendana, pendapatan rumahtangga yang terdiri dari pendapatan usaha cendana dan non usaha cendana; dan pengeluaran petani yang meliputi pengeluaran untuk konsumsi pangan, konsumsi lain, investasi sumberdaya manusia. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendatangi instansiinstansi terkait serta informan lainnya seperti tokoh masyarakat di daerah penelitian dan penelusuran kepustakaan, antara lain dokumen-dokumen peraturan/kebijakan pemerintah daerah tentang cendana, jurnal maupun laporan terkait. Data sekunder meliputi peraturan-peraturan daerah tentang cendana, data tegakan cendana, produksi cendana, keadaan geografi dan demografi, keadaan sosial ekonomi masyarakat, serta sarana dan prasarana yang terkait dengan kegiatan pengelolaan cendana oleh masyarakat.

3 45 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian atau alat bantu yang digunakan adalah kuesioner sebagai alat pengumpul data primer dan pedoman/panduan wawancara untuk melengkapi data primer yang telah diperoleh sebelumnya dan untuk kepentingan panduan pengamatan di lapangan (Sugiyono 2008). Dalam penelitian ini digunakan alat-alat bantu lain untuk mengumpulkan data seperti catatan harian, tape recorder dan kamera. 3. Pemilihan Responden Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling) (Sugiarto et al. 2001; Sugiyono 2008). Pemilihan informan dalam mengkaji proses pembuatan dan implementasi kebijakan tentang cendana dilakukan dengan cara Snow-ball sampling yaitu dengan memilih informan secara berantai. Jika pengumpulan data dari informan kesatu sudah selesai, peneliti meminta agar informan tersebut memberikan rekomendasi untuk informan kedua, lalu informan kedua juga memberikan rekomendasi untuk informan ketiga, demikian seterusnya. Proses bola salju ini berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan (Affifuddin & Saebani 2009; Sugiarto et al. 2001). Untuk mengetahui implementasi dan dampak dari kebijakan pengelolaan cendana dilakukan wawancara dengan instansi terkait, pedagang/pengusaha cendana, penguruan tinggi, LSM dan tokoh masyarakat/adat. Jumlah informan dalam proses pembuatan dan implementasi Perda Provinsi NTT (Perda No. 16 Tahun 1986, Perda No. 2 Tahun 1999) dan Perda Kabupaten TTS sebanyak 27 orang. Pemilihan responden dalam pengambilan keputusan rumahtangga dalam pengembangan cendana, responden yang dipilih adalah rumahtangga petani yang tinggal di lokasi penelitian sebagai unit analisis, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan mampu berpikir positif dan logis dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Dengan demikian diharapkan responden akan memahami dan mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kriteria responden untuk petani dipilih 60 orang terdiri dari 30 petani yang memiliki cendana dan 30 petani tidak memiliki cendana pada lahan yang diusahakan. Sedangkan kriteria petani untuk mengetahui perilaku ekonomi

4 46 rumahtangga petani cendana dipilih petani yang sekarang masih memiliki cendana. Analisis Data Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan melihat faktor-faktor yang berpengaruh di masyarakat terkait kepemilikan cendana (memiliki dan tidak memiliki) dan analisis perilaku ekonomi RT petani cendana. Sedangkan analisis kualitatif dilakukan untuk melihat proses pembuatan kebijakan dan implementasi dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Propinsi NTT dan Kabupaten TTS terkait pengelolaan cendana. a. Analisis diskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan kegiatan sosialisasi dan implemetasi kebijakan perda tentang cendana di Kabupaten TTS, pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap cendana, peran masyarakat, lembaga adat dalam perencanaan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta karakteristik rumahtangga petani sebagai responden kemudian ditabulasi. b. Analisis dengan model logit Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada peluang petani memiliki cendana dan tidak memiliki cendana dilakukan analisis dengan regresi logistik atau model logit ( Hosmer & Lemeshow 2000; Nachrowi & Usman 2005). Model regresi logistik (model logit) adalah suatu model yag mengukur seberapa besar peluang suatu kejadian satu dengan kejadian yang lainnya, di mana datanya mengikuti sebaran normal. Dua pilihan petani merupakan kejadian biner (dummy variable) yang bernilai 1 dan 0, di mana nilai 1 untuk petani yang memiliki cendana dan nilai 0 untuk petani yang tidak memiliki cendana. Faktor-faktor yang berpengaruh akan dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan budaya yang terdapat pada petani sebagai variabel bebas dalam suatu model (Tabel 6). Adapun bentuk persamaan model logit yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Ln Pi = + 1 X X X X X Pi

5 47 Di mana: Pi = peluang petani memiliki cendana 1- Pi = peluang petani tidak memiliki cendana = intersep X 1 = Umur petani (tahun) X 2 = Luas lahan (ha) X 3 = Jumlah anggota keluarga (orang) X 4 = Jarak lahan (km) X 5 = Pendapatan rumahtangga (Rp/tahun) I = koefisien regresi = error/galat Tabel 6 Variabel yang berpengaruh, definisi operasional, parameter pengukuran dan keterangan penilaian yang digunakan dalam Model Logit Variabel Definisi operasional Parameter pengukuran Keterangan Penilaian Umur (X 1 ) Usia responden yang dihitung sejak lahir hingga saat dilakukan Usia responden dinyatakan dalam Tahun Luas lahan (X 2 ) Jumlah anggota keluarga (X 3 ) Jarak lahan (X 4 ) Pendapatan rumahtangga (X 5 ) wawancara dalam penelitian Total luas lahan yang dikelola oleh responden untuk tujuan produksi usahatani. Luas lahan meliputi luas sawah, kebun, kolam, dan mamar/pekarangan. Jumlah anggota keluarga yang menetap dan menjadi tanggungan kepala keluarga dalam rumah Jarak tempuh yang dibutuhkan responden dari tempat tinggal ke areal lahan yang diusahakan untuk tanaman cendana Penghasilan rata-rata responden yang diperoleh dari berbagai sumber baik yang berupa pekerjaan tetap maupun sampingan, yang diperhitungkan berdasarkan nilai tukar uang tahun Total luas lahan dinyatakan dalam hektar Jumlah orang dalam keluarga Jarak tempuh dalam kilometer (Km) Jumlah pendapatan dinyatakan dalam rupiah/tahun Hektar Orang Km Rp/tahun c. Analisis pendapatan rumahtangga petani cendana Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga petani cendana seperti pada Tabel 7, dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan delapan variabel yang dituliskan sebagai berikut: Y = + 1 X X X X X X X X 8 +

6 48 Di mana: = intersep X 1 = Umur petani (tahun) X 2 = Pendidikan (tahun) X 3 = Luas lahan (ha) X 4 = Jumlah anggota keluarga (orang) X 5 = Pendapatan cendana (Rp/tahun) X 6 = Jarak lahan (km) X 7 = Benih cendana (dummy) X 8 = Hama penyakit cendana (dummy) I = Koefisien regresi = error/galat Tabel 7 Variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga petani cendana, definisi operasional, parameter pengukuran dan keterangan penilaian Parameter Variabel Definisi operasional Keterangan Penilaian pengukuran Pendidikan (X2) Pendapatan cendana (X 5 ) Benih cendana (X 7 ) Usia responden yang dihitung sejak lahir hingga saat dilakukan wawancara dalam penelitian Penghasilan rata-rata responden yang diperoleh dari usaha cendana, yang kemudian diperhitungkan berdasarkan nilai tukar uang Kemudahan responden mendapatkan bibit atau benih cendana sampai saat dilakukan wawancara dalam penelitian Usia responden dinyatakan dalam tahun Jumlah pendapatan dinyatakan dalam rupiah/tahun Dilihat dari aspek kemudahan mendapatkan benih/ bibit Tahun Rp/tahun Dummy: Mudah mendapatkan benih/bibit (1) Sulit mendapatkan benih/bibit (0) Hama penyakit cendana (X 8 ) Penangganan hama penyakit yang dilakukan terhadap cendana sampai saat dilakukan wawancara dalam penelitian Dilihat dari aspek adanya upaya penanganan terhadap hama penyakit cendana Dummy: Melakukan upaya penanganan hama penyakit (1) Tidak melakukan upaya penanganan hama penyakit (0)

7 d. Analisis pendapatan rumahtangga petani secara umum Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga petani secara umum di lokasi penelitian seperti pada Tabel 8, dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan lima variabel yang dituliskan sebagai berikut: Y = + 1 X X X X X 5 + Di mana: = intersep X 1 = Umur petani (tahun) X 2 = Pendidikan (tahun) X 3 = Jumlah anggota keluarga produktif (orang) X 4 = Jarak lahan (km) X 5 = Luas lahan (ha) I = Koefisien regresi = error/galat Tabel 8 Variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga petani secara umum, definisi operasional, parameter pengukuran dan keterangan penilaian Parameter Keterangan Variabel Definisi operasional Jumlah anggota keluarga produktif (X 3 ) Jarak lahan (X 4 ) Jumlah anggota keluarga yang berusia di atas 15 tahun sebagai tenaga yang siap bekerja pada berbagai bidang usaha Jarak tempuh yang dibutuhkan responden dari tempat tinggal ke areal lahan yang diusahakan untuk usahatani pengukuran Jumlah orang dalam keluarga Jarak tempuh dinyatakan dalam kilometer (Km) e. Analisis perilaku ekonomi rumahtangga petani cendana penilaian Orang Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumahtangga petani memproduksi cendana terkait alokasi tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani untuk konsumsi. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam kegiatan ekonomi rumahtangga petani dalam kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan dengan model ekonomi rumahtangga dengan menggunakan persamaan simultan dalam ekonometrika (Koutsyiannis 1977; Sitepu & Sinaga 2006). Model merupakan suatu penjelasan dari fenomena aktual sebagai suatu Km 49

8 50 sistem atau proses (Sinaga 1997). Persamaan simultan memiliki sejumlah persamaan yang membentuk suatu sistem persamaan yang menggambarkan ketergantungan di antara berbagai variabel dalam persamaan-persamaan tersebut. Persamaan simultan yang digunakan menggambarkan hubungan masing-masing peubah penjelas terhadap peubah endogen, khususnya mengenai tanda dan besaran dari parameter yang diduga secara apriori berdasarkan teori-teori ekonomi (Sitepu & Sinaga 2006). Model ekonomi rumahtangga dirumuskan dalam sistem persamaan simultan terdiri dari persamaan struktural dan persamaan identitas. Persamaan struktural adalah persamaan yang menggambarkan struktur atau fenomena dari ekonomi yang diamati atau perilaku variabel endogen terhadap variabel penjelas dalam persamaan, sedangkan persamaan identitas adalah persamaan yang tidak dapat menunjukkan perilaku variabel endogen, dibentuk dari perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan beberapa variabel. Persamaan simultan yang diajukan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Blok alokasi tenaga kerja a. Alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana Alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana merupakan jumlah tenaga kerja keluarga yang digunakan pada usaha cendana. Alokasi ini dipengaruhi oleh alokasi tenaga kerja (TK) sewa pada usaha cendana, produksi usaha cendana dan pendapatan dari luar usaha cendana, dengan persamaan struktural: AKD = a o + a 1 AKL + a 2 PROD + a 3 RUL + U 1 Parameter dugaan yang diharapkan: a 1, a 3 <0; a 2 >0 di mana: AKD = Alokasi TK keluarga pada usaha cendana (HOK/tahun). AKL = Alokasi TK sewa pada usaha cendana (HOK) PROD = Produksi usaha cendana (Kg/tahun) RUL = Pendapatan dari luar usaha cendana (Rp/tahun) U 1 = Error term b. Alokasi tenaga kerja keluarga pada kegiatan di luar usaha cendana Alokasi tenaga kerja keluarga untuk kegiatan di luar usaha cendana adalah merupakan jumlah alokasi tenaga kerja keluarga pada kegiatan di

9 51 luar usaha cendana seperti buruh, guru, dagang, ojek dan lain-lain. Alokasi tenaga kerja keluarga untuk kegiatan di luar usaha cendana dipengaruhi oleh pendidikan suami, jumlah anggota keluarga produktif, dan total pengeluaran rumahtangga, yang diformulasikan dengan persamaan struktural: AKDUL = b 0 + b 1 PDS + b 2 JAP + b 3 TPRT + U 2 Parameter dugaan yang diharapkan : b 1, b 2, b 3, > 0; di mana: AKDUL = Alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana (HOK/tahun) PDS = Pendidikan suami (Tahun) JAP = Jumlah anggota keluarga produktif (Orang) TPRT = Total pengeluaran rumahtangga (Rp/tahun) U2 = Error term c. Total alokasi tenaga kerja keluarga Total alokasi tenaga kerja keluarga merupakan persamaan identitas sebagai penjumlahan dari alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana dengan alokasi tenaga kerja keluarga di luar kegiatan usaha cendana sebagai berikut: TAK = AKD + AKDUL Di mana: TAK = Total alokasi tenaga kerja keluarga (HOK/tahun). AKD = Alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana HOK/tahun). AKDUL = Alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana (HOK/tahun) 2. Blok Produksi usaha cendana Produksi usaha cendana dipengaruhi oleh alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana, pendidikan suami, alokasi tenaga kerja sewa, dan biaya sarana produksi cendana. Persamaan strukturalnya dapat ditulis sebagai berikut: PROD = c 0 + c 1 AKD + c 2 PDS + c 3 AKL + c 4 SPR + U 3 Parameter dugaan adalah hipotesis : c 1, c 2, c 3, c 4, > 0

10 52 Di mana : PROD = Produksi usaha cendana (Kg/tahun). AKD = Alokasi TK keluarga pada usaha cendana (HOK/tahun) PDS = Pendidikan suami (Tahun) AKL = Alokasi TK sewa pada usaha cendana (HOK) SPR = Biaya sarana produksi yang digunakan (Rp/tahun) U 3 = Error term Biaya produksi usaha cendana Merupakan penjumlahan biaya total tenaga kerja yang digunakan dalam usaha cendana dengan jumlah biaya sarana produksi yang digunakan, dihitung dengan persamaan identitas: CPR = CTK + SPR, di mana: CPR = Biaya produksi yang digunakan dalam usaha cendana (Rp/tahun) CTK = Biaya tenaga kerja (Rp/tahun). SPR = Biaya sarana produksi yang digunakan (Rp/tahun). 3. Blok pendapatan rumahtangga. a. Pendapatan dari usaha cendana. Pendapatan usaha cendana merupakan perkalian antara produksi usaha cendana yang diusahakan dengan harga jual cendana yang diusahakan dikurangi dengan biaya produksi. Pendapatan usaha cendana merupakan persamaan identitas. RUD = HPR CPR HPR = PROD * Hrg jual Di mana: RUD = Penerimaan usaha cendana (Rp/tahun) HPR = Penerimaan dari produksi usaha cendana (Rp/tahun) CPR = Biaya produksi usaha cendana (Rp/tahun) b. Total pendapatan rumahtangga. Total pendapatan rumahtangga merupakan persamaan struktural yang dipengaruhi oleh produksi usaha cendana, jumlah anggota keluarga

11 53 produktif, konsumsi total, investasi sumberdaya manusia, dan total alokasi tenaga kerja keluarga, sebagai berikut: TR = d 0 + d 1 PROD + d 2 JAP + d 3 KT + d 4 INV + d 5 TAK + U 4 Parameter dugaan adalah hipotesis : d 1, d 2, d 3, d 5 > 0;, d 4 <0. Di mana : TR = Total pendapatan rumahtangga (Rp/tahun) PROD = Produksi usaha cendana (Kg/tahun). JAP = Jumlah anggota keluarga produktif (Orang) KT = Konsumsi total (Rp/tahun) INV = Investasi sumberdaya manusia (Rp/tahun) TAK = Total alokasi tenaga kerja keluarga (HOK/tahun). U 4 = Error term 4. Blok pengeluaran rumahtangga Pengeluaran rumahtangga petani merupakan total pengeluaran dalam bentuk konsumsi yang dikeluarkan rumahtangga. Konsumsi total dipengaruhi oleh total pendapatan rumahtangga, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan istri, dan investasi sumberdaya manusia, dengan bentuk persamaan struktural sebagai berikut: KT = e 0 + e 1 TR + e 2 JAK + e 3 PDDI + e 4 INV + U 5 Parameter dugaan adalah hipotesis : e 1, e 2, > 0 dan e 3, e 4 <0. Di mana: KT = Konsumsi Total (Rp/tahun) TR = Total pendapatan rumahtangga ((Rp/tahun) JAK = Jumlah anggota keluarga (orang) PDDI = Pendidikan istri (Tahun). INV = Investasi sumberdaya manusia (Rp/tahun) U 5 = Error term a. Total pengeluaran rumahtangga Total pengeluaran rumahtangga (TPRT) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan penjumlahan dari konsumsi total dengan pengeluaran investasi. TPRT = KT + INV

12 54 Di mana: TPRT = Total pengeluaran rumahtangga (Rp/tahun) KT = Total pengeluaran konsumsi rumahtangga (Rp/tahun) INV = Pengeluaran investasi sumberdaya manusia (Rp/tahun) Identifikasi Model Model persamaan rumahtangga terdiri dari 10 persamaan yang terdiri dari 5 persamaan struktural dan 5 persamaan identitas. Identifikasi model dilakukan berdasarkan order condition menurut Koutsoyiannis (1997) sebagai berikut: (K M) > (G - 1) Di mana : K = Jumlah seluruh predetermined di dalam model (total jumlah variabel) M = Jumlah peubah predetermined (endogen dan eksogen) dalam suatu persamaan tertentu dalam model G = Jumlah persamaan dalam model (jumlah persamaan endogen) Apabila (K- M) = (G - 1) maka persamaan dalam model dikatakan exactly identifited. Jika (K - M) < (G - 1) maka persamaan model dikatakan under identified dan jika (K - M) > (G - 1) maka persamaan dalam model dikatakan over identified. Berdasarkan hasil identifikasi model struktural yang dibentuk maka jumlah peubah endogen (G) diketahui sebanyak 10 buah, jumlah peubah predeterminan (K) sebanyak 21 buah, dan jumlah peubah predeterminan dalam suatu persamaan sebanyak 6 buah. Sesuai dengan prosedur order condition, maka dapat diketahui bahwa setiap persamaan dalam model yang telah disusun teridentifikasi berlebih (over identified), sehingga metode pendugaan yang digunakan adalah 2SLS (two stage least square) dengan bantuan aplikasi komputer Statistical Analysis System (SAS) 9.1. Data dianalisis berdasarkan: (1) nilai koefesien determinasi (R 2 ) untuk mengukur proporsi keragaman peubah endogen yang dapat dijelaskan oleh peubah penjelas; (2) nilai statistik uji-f, untuk mengetahui pengaruh peubah penjelas secara bersama-sama terhadap peubah endogen; dan (3)

13 55 nilai statistik uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masing peubah penjelas terhadap peubah endogen. Untuk mengetahui derajat kepekaan (respon) peubah endogen terhadap peubah-peubah penjelas, dapat dilihat melalui nilai elastisitas dengan menggunakan rumus: = a X Y Di mana : = elastisitas a = nilai parameter dugaan peubah penjelas X = nilai rata-rata peubah penjelas Y = nilai rata-rata peubah endogen Analisis proses pembuatan dan implementasi kebijakan pengelolaan cendana f. Analisis Isi Kebijakan (Content Analysis) Analisis isi adalah satu teknik analisis terhadap berbagai sumber informasi termasuk bahan cetak (buku, artikel, novel, koran, majalah dan sebagainya) termasuk bahan non cetak seperti musik, gambar, benda-benda (Irawan 2007; Affifuddin & Saebani 2009). Dalam penelitian ini, analisis isi akan dilakukan untuk mengkaji isi kebijakan-kebijakan terkait pengelolaan cendana di Propinsi NTT dan Kabupaten TTS. Beberapa kebijakan yang dianalisis yaitu Perda Propinsi NTT No. 16 tahun 1986 tentang Cendana, Perda Gubernur NTT No. 2 Tahun 1997 tentang Pencabutan Perda No. 16 tahun 1986, Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001 tentang Cendana, dan peraturan terkait lainnya. g. Analisis Para Pihak (Stakeholder Analysis) Analisis para pihak dilakukan untuk mengetahui sejauhmana setiap pihak dalam hal ini masyarakat, swasta, pemerintah, politisi serta kelompok interest lainnya memainkan perannya dalam pembuatan dan implementasi kebijakan dan upaya pengembangan cendana di Kabupaten TTS serta menyikapi kebijakan yang ada dan kendala-kendala yang dihadapi.

14 56 h. Analisis proses pembuatan kebijakan Analisis proses pembuatan kebijakan tentang cendana mengacu pada proses pembuatan kebijakan yang dilakukan Institute of Develovment Studies (IDS). IDS (2006) memandang bahwa proses pembuatan suatu kebijakan seringkali melibatkan berbagai politik/kepentingan, kerangka pikir (diskursus/narasi) serta aktor dan jaringan yang saling terkait. 1. Kerangka pikir dan narasi (apa narasi kebijakan? Bagaimana kerangka itu dibuat melalui ilmu pengetahuan, penelitian dan sebagainya?) 2. Aktor dan jaringan (siapa yang terlibat dan bagaimana mereka saling terkait) 3. Politik dan kepentingan (apa yang mendasari dinamika kekuatan) Gambar 5 Analisis proses pembuatan kebijakan (IDS 2006) Analisis diskursus adalah menguraikan mendekontruksikan dan memahami kerangka pikir yang digunakan dalam pembuatan kebijakan; diketahui berbagai perspektif yang diajukan serta ditemukan alternatif pendekatan terbaik untuk memecahkan kembali masalah kebijakan. Analisis diskursus berguna untuk mencari kesalahan-kesalahan cara berpikir dalam pembuatan suatu kebijakan, menggunakan kembali alternatif kebijakan yang dulu dibuang sehingga analisis tersebut dapat mengkontruksi kerangka pikir baru yang lebih sesuai (Apthorpe 1986 dalam Sutton 1999). Selain itu, analisis diskursus dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan diskursus itu sendiri, kemungkinan tidak sejalan dengan struktur sosial, maupun menguraikan ide-ide siapa dihilangkan pada saat suatu kebijakan dirumuskan (Escobar 1995 dalam Sutton 1999).

15 57 Definisi Operasional Definisi dan konsep pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rumahtangga adalah keluarga inti ditambah dengan orang lain, baik kerabat ataupun bukan yang tinggal di bawah satu atap. Anggota rumahtangga adalah semua orang yang biasanya tinggal di suatu rumhtangga, baik di rumah ataupun yang sedang berpergian kurang dari enam bulan. 2. Usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih dengan tidak membedakan antara yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, pensiun, dan melaksanakan kegiatan lain. 3. Anggota keluarga produktif adalah penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih) dengan tidak membedakan antara yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, pensiun, dan melaksanakan kegiatan lainnya. 4. Bekerja adalah semua penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih yang dalam periode pengamatan ikut terlibat dalam memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. 5. Curahan kerja adalah jumlah jam kerja yang dicurahkan anggota keluarga yang digunakan untuk kegiatan mencari pendapatan (mencari nafkah) atau keuntungan, baik dari kegiatan usaha cendana maupun di luar usaha cendana. 6. Kegiatan usaha cendana adalah alokasi waktu yang digunakan seseorang untuk kegiatan usaha cendana (on-farm) 7. Kegiatan di luar usaha cendana adalah alokasi waktu yang digunakan seseorang untuk kegiatan usahatani lainnya (kehutanan, pertanian, perkebunan, dan peternakan) dan kegiatan di luar usahatani (off-farm) seperti berdagang, mengajar, melakukan jasa ojek, menjadi buruh (bangunan) dan lain-lain. 8. Faktor produksi adalah semua unsur masukan produksi berupa lahan, tenaga kerja, teknologi, dan atau modal, yang dapat mendukung terjadinya proses produksi dalam pengelolaan usaha cendana 9. Petani cendana adalah masyarakat/ petani yang sekarang/saat penelitian masih memiliki, mengembangkan atau budidaya cendana di lahan yang diusahakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi dan Implementasi Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001

HASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi dan Implementasi Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001 79 HASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi dan Implementasi Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001 Perda Kabupaten TTS No. 25 Tahun 2001 tentang cendana sebagai suatu peraturan yang sifatnya mengatur dan mempunyai

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang 62 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang berada di sekitar wilayah pembangunan proyek LNG Tangguh yaitu di Desa Tanah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 3, Nomor 1, Juli 2012 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI KARET DI KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Bogor (nasabah Bank Rakyat Indonesia dijadikan sebagai responden).

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang 64 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil olah data regresi logistik (Model Logit)

Lampiran 1 Hasil olah data regresi logistik (Model Logit) LAMPIRAN 139 140 141 Lampiran 1 Hasil olah data regresi logistik (Model Logit) option ls=133 nodate nonumber; PROCIMPORTOUT= Kepemilikan Cendana DATAFILE= "D:\NTT\Rev-Proposal\Data final des_11_ok.xls"

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan petani penggarap, sedangkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di provinsi yang pernah melakukan program

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di provinsi yang pernah melakukan program IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di provinsi yang pernah melakukan program pemberdayaan petani. Secara purposive dipilih satu provinsi di Jawa yaitu Daerah Istimewa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau. Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2007- Maret 2008. Kegiatannya meliputi penyusunan proposal,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1. III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi 153 V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi rumahtangga pertanian yang menjadi objek penelitian ini. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan statistik sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Setiap orang, baik sadar maupun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Geografi

KEADAAN UMUM LOKASI. Geografi KEADAAN UMUM LOKASI Geografi Kabupaten TTS merupakan salah satu dari 19 kabupaten di Provinsi NTT. Secara geografis Kabupaten TTS terletak pada kordinat 124 49 0 BT 124 4 00 BT dan 9 28 13 LS - 10 10 26

Lebih terperinci

LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT

LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT Oleh: Memed Gunawan dan Ikin Sadikin Abstrak Belakangan ini struktur perekonomian masyarakat pedesaan Jawa Barat telah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

31 Universitas Indonesia

31 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara

Lebih terperinci

oleh EVA SUSANNA PURBA A

oleh EVA SUSANNA PURBA A ANALISIS POLA DAN FAK -FAKTOR YANG MEM CURAHAN I(ERJA, P PATAN DAN PENGEL RUMAH TANGGA KARYAWAN PERKEBUNAN (Studi Kasus di Kebun Dolok Ilir, PTP Nusantara IV-Wilayah I, Sumatera Utara) oleh EVA SUSANNA

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Yang Digunakan Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan jenis penelitian dan metode yang akan digunakan sehingga tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Cendana (Santalum album L.) merupakan tumbuhan endemik/asli dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan terkenal sebagai komoditi yang mahal dan mewah. Cendana di NTT merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pool data 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah selama periode 1995-2005. Data sekunder yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPRS Amanah Ummah, Leuwiliamg, Bogor. Pemilihan BPRS dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BPRS

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD Oleh : Miftakhuddin 1 dan Abdul Kohar Mudzakir 2 1).Lembaga hukom adat laot/panglima laot aceh, Jl. T.Nyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional dalam penelitian ini mencakup seluruh definisi yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 87 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Lokasi studi-kasus dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit III Jawa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Desa Sukoharjo 1 sejak tahun 2012 dicanangkan sebagai lokasi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel ekonomi tidak hanya bersifat satu arah namun bersifat saling mempengaruhi. Dalam bahasa ekonometrika

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga dan Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Taman Nasional Gunung Halimun

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi Volume 17, Nomor 2, Hal. 01-08 Januari Juni 2015 ISSN:0852-8349 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI Ardhiyan Saputra Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan wisata ini meliputi wisata outbound (yang berada di Lembah Pertiwi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK BIAYA TRANSAKSI, HARGA DAN UPAH TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN

VIII. DAMPAK BIAYA TRANSAKSI, HARGA DAN UPAH TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN 312 VIII. DAMPAK BIAYA TRANSAKSI, HARGA DAN UPAH TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Berdasarkan teori, keputusan rumahtangga berkaitan dengan keputusan curahan kerja, produksi

Lebih terperinci

VI. HASIL PENDUGAAN MODEL PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

VI. HASIL PENDUGAAN MODEL PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI 69 VI. HASIL PENDUGAAN MODEL PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI 6.1. Kinerja Umum Model Hal yang perlu diperhatikan di dalam model adalah terpenuhinya kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang terletak di kota Palembang Sumatera Selatan. Penentuan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah lima Kecamatan di Kabupaten Pati Bagian Selatan. Adapun kelima Kecamatan tersebut adalah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif.

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif. 33 BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan berupa (a) full enumeration survey, yaitu mewawancarai seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk mempelajari sebab-akibat, atau jika peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk mempelajari sebab-akibat, atau jika peneliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Survei adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mempelajari sebab-akibat, atau jika

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak 24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2)

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2) ANALISIS EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT DI KELURAHAN BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI DALAM RANGKA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Kasirotur Rohmah 1), Hastuti 2), dan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat pada

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat pada METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat pada beberapa desa penelitian. Penentuan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER P R O S I D I N G 186 DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER Novi Haryati, Soetriono, Anik Suwandari Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode 38 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria. RINGKASAN FEBRI SASTIVIANI PUTRI CANTIKA. RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA. Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

Dampak Penurunan Harga Susu terhadap Agribisnis Sapi Perah Rakyat

Dampak Penurunan Harga Susu terhadap Agribisnis Sapi Perah Rakyat Seminar Nasional PENINGKATAN DAYA SAING AGRIBISNIS BERORIENTASI KESEJAHTERAAN PETANI Bogor, 14 Oktober 2009 Dampak Penurunan Harga Susu terhadap Agribisnis Sapi Perah Rakyat oleh Atien Priyanti dan I G

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo, 49 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, dengan menggunakan metode survei. Penelitian Survei adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sistem pengetahuan dan sistem mata pencaharian hidup merupakan bagian dari unsur pokok kebudayaan universal. Koentjaraningrat (2002) menjelaskan tujuh

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan alokasi waktu

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI WORTEL (Studi Kasus Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI WORTEL (Studi Kasus Kecamatan Bumiaji Kota Batu) AGRISE Volume XIII No. 3 Bulan Agustus 2013 ISSN: 1412-1425 PENGARUH TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI WORTEL (Studi Kasus Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

Lebih terperinci

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA (Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat) Oleh FEBRI SATIVIANI PUTRI CANTIKA

Lebih terperinci

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Disusun Oleh : Eliya Saidah H0402035 III. METODE PENELITIAN A. Metode

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODOLOGI. Batasan Penelitian

METODOLOGI. Batasan Penelitian METODOLOGI Batasan Penelitian 1. Populasi adalah masyarakat desa di daerah penyangga TNGR yang mempunyai interaksi dengan kawasan berupa mengambil/pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan untuk kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran 21 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran dalam penelitian. Konsep dasar dan definisi operasional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatau metode penelitian dalam meneliti status sekelompok manusia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di 40 III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan kuisioner, dengan populasi petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. Secara rinci

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA 18 Hayatul Rahmi 1, Fadli 2 email: fadli@unimal.ac.id ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat 10330.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah

Lebih terperinci