METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menelaah hubungan antara peubah-peubah penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Lingkungan Fisik, (2) Lingkungan Ekonomi Sosial Budaya, (3) Akses pada informasi, (4) Ketersediaan inovasi, (5) Karakteristik pribadi petani, (6) Kapasitas petani, (7) Kemandirian usahatani dan (8) Keberhasilan usaha pertanian. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei dari fakta-fakta dan informasi yang diperoleh di lapangan baik langsung maupun tidak langsung. Pengujian model teoritis dilakukan dengan cara analisis keterandalan model dan parameter yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya peubah bebas mampu menjelaskan dan menerangkan keragaman total peubah terikat. Selain itu untuk melihat pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat. Penelitian ini juga menguji peubah tingkat kemandirian berusahatani sebagai peubah antara yang diduga memiliki pengaruh secara nyata terhadap keberhasilan usahatani. Untuk mengetahui keberadaan hubungan ataupun pengaruh dari masingmasing peubah dilakukan uji statistik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan untuk menjelaskan substansi dari hasil uji statistik akan digunakan pendekatan informasi hasil penelitian kualitatif. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di provinsi Jawa Timur yang meliputi wilayah Kabupaten Pasuruan dan, Kabupaten Malang. Kedua wilayah tersebut merupakan sentra usaha pertanian untuk tanaman padi dan tanaman sayuran. Lokasi wilayah kabupaten Pasuruan dipilih dengan pertimbangan sebagai wilayah potensial yang dapat mewakili wilayah untuk pengembangan tanaman padi dengan tingkat

2 produktivitas rendah hingga sedang pada kawasan wilayah dataran rendah. Kabupaten Malang dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan merupakan wilayah potensial yang dapat mewakili wilayah untuk pengembangan tanaman padi dengan tingkat produktivitas sedang hingga tinggi pada kawasan wilayah dataran sedang hingga tinggi. Secara kualitatif, petani di wilayah kabupaten Pasuruan dapat dikategorikan sebagai petani sedang berkembang dan petani di wilayah kabupaten Malang dapat dikategorikan sebagai petani maju. Lokasi penelitian usahatani sayuran di Kabupaten Malang terpilih Kecamatan Pujon dengan desa terpilih yakni Desa Ngabab mewakili usahatani sayuran maju dan Desa Madiredo mewakili usahatani sayuran sedang berkembang, sedangkan untuk usahatani padi terpilih Kecamatan Sumberpucung dengan desa terpilih yakni Desa Sumberpucung mewakili usahatani padi dalam setahun petani menanam padi kurang dari dua kali tanam dan Desa Sengreng mewakili usahatani padi dalam setahun petani menanam padi dua kali tanam atau lebih. Lokasi penelitian untuk usahatani sayuran di Kabupaten Pasuruan terpilih Kecamatan Tutur dengan desa terpilih yakni Desa Ngadirejo mewakili usahatani sayuran maju dan Desa Kayukebek mewakili usahatani sayuran sedang berkembang, sedangkan untuk usahatani padi terpilih Kecamatan Kejayan dengan desa terpilih yakni Desa Pacarkeling mewakili usahatani padi dalam setahun petani menanam padi kurang dari dua kali tanam dan Desa Wrati mewakili usahatani padi dalam setahun petani menanam padi lebih dari dua kali tanam. Rincian lokasi penelitian disajikan pada Tabel 7. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Berdasar hasil kajian pustaka menunjukkan bahwa petani kepala keluarga merupakan representasi dari rumah tangga tani. Oleh karena itu, populasi penelitian ini adalah petani kepala keluarga atau anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam melakukan usaha pertanian untuk tanaman padi dan sayuran. Dengan demikian unit analisis yang digunakan adalah rumah tangga tani. Lingkup penelitian terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan kapasitas petani dan

3 faktor determinan lain dalam keberhasilan usaha pertanian tanaman sayuran dan tanaman padi. Sebagai contoh responden dalam penelitian ini adalah responden terpilih yang merupakan bagian dari populasi terpilih masing-masing desa yang diambil secara acak satu dusun/kampung dan selanjutnya diambil secara acak sebanyak 10 persen dari populasi petani di dusun/kampung tersebut. Tehnik pengambilan contoh dilakukan dengan metode cluster random sampling. Dalam membuat kelompok (cluster) contoh responden dasar pertimbangan yang digunakan adalah (1) indeks pertamanan padi yang diusahakan dalam satu tahun dan (2) macam tanaman sayurang diusahakan dalam satu tahun. Penentuan besarnya jumlah sampel (contoh) petani yang dijadikan responden didasarkan kepada tingkat representatif dan homogenitas yang diharapkan dari populasi penelitian. Untuk mengetahui tingkat representatif dan proporsional homogenitas dilakukan terlebih dahulu kegiatan pra survei. Selain itu juga besarnya jumlah sampel ditentukan pada ketersediaan biaya, waktu dan tenaga. Berdasarkan survei pendahuluan didapatkan jumlah sampel penelitian seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Lokasi Penelitian dan Jumlah Sampel Lokasi penelitian Komoditi Sayuran Padi Kabupaten Kecamatan Desa Maju Berkembang Maju Berkembang Malang Pujon Ngabab Madiredo Sb.pucung Sb.pucung Senggreng Pasuruan Tutur Ngadirejo Kayukebek Kejayan Wrati Pc.keling Jumlah sampel Berdasarkan Tabel 7, didapat jumlah sampel sebesar 342 dengan perincian untuk jumlah sampel petani yang mengusahakan sayuran sebanyak 177 petani dan

4 untuk petani padi sejumlah 165 petani. Menurut Gay (1976), jumlah sampel minimal untuk penelitian eksplanatori maupun diskriptif adalah 30 sampel agar memenuhi perkiraan data yang dihasilkan menyebar secara normal. Oleh sebab itu jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan. Instrumen dan Teknis Pengumpulan data Penelitian ini bersifat eksplanatori yaitu menjelaskan kapasitas petani dalam mewujudkan keberhasilan usahatani pada usahatani padi dan usahatani sayuran. Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk melaksanakan dalam penelitian ini adalah : (1) daftar pertanyaan/kuesioner yang disiapkan dan disusun sebelum penelitian dilaksanan oleh peneliti. (2) pedoman pertanyaan yaitu sejumlah pertanyaan kunci untuk merekam fenomena-fenomena kualitatif baik untuk responden maupun pihak-pihak lain yang terkait dan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Selain mengadakan wawancara dengan responden juga dilakukan: (3) pengamatan langsung terhadap objek penelitian. (4) wawancara secara mendalam kepada sejumlah responden terpilih. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pencatatan data yang telah tersedia di kantor-kantor maupun sejumlah instansi yang terkait dengan tujuan penelitian. Untuk memperoleh data primer maupun data sekunder tersebut, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: (1) pengamatan yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian. (2) Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung dengan objek penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan menggunakan daftar pertanyaan (questionaire) yang telah disiapkan dan disusun peneliti terlebih dahulu. Daftar pertanyaan ini terlebih dahulu akan dilakukan uji kesahihan dan kehandalan.

5 (3) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat data yang sudah tersedia baik yang berupa cetak maupun berupa gambar di instansi atau kantor yang ada dan terlait dengan tujuan penelitian. Kesahihan dan Keterandalan Kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) sangat penting dalam merancang alat pengukuran dalam suatu penelitian. Kidder (1981) mengatakan bahwa penelitian dikatakan sahih (valid) ketika alat ukur atau instrumen yang dibuat dapat mengukur dengan tepat terhadap obyek penelitian yang diukur sehingga kesimpulan yang dibuat benar dan penelitian dikatakan handal (reliable) apabila hasil penemuan dapat diulang kembali. Kesahihan (validitas) Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), validitas menunjukkan tingkat suatu alat pengukur yang dapat mengukur sesuatu yang diukur. Sebuah tes dapat dikatakan sahih ketika ia mengukur sesuatu yang memang akan diukur (Black dan Champion, 1992). Menurut Babbie (1992), validitas merujuk pada tingkat suatu pengukuran secara empiris cukup menggambarkan makna nyata (real) dari suatu konsep yang sedang dipertimbangkan. Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat pengukuran yang digunakan sehingga mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Kidder (1981), ada empat jenis validitas, yaitu (1) validitas rupa, (2) validitas prediktif, (3) validitas konstruk dan (4) validitas isi. Singarimbun dan Effendi (1995) membagi validitas enam jenis yaitu (1) validitas konstruk, (2) validitas isi, (3) validitas eksternal, (4) validitas prediktif, (5) validitas budaya, dan (6) validitas rupa. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap: (1) validitas isi, (2) validitas prediktif, dan (3) validitas konstruk. Pertimbangan penggunaan ketiga validitas ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

6 (1) Validitas isi menggambarkan sejauhmana alat ukur representatif/mewakili semua dimensi atau aspek dan kerangka konsep. Validitas ini didasari pada pendapat ahli maupun baik dari kajian pustaka yang sesuai dengan tujuan penelitian dan dari uji validitas logika yakni dengan menghubungkan teori kebutuhan dengan teori pengambilan keputusan. (2) Validitas prediktif adalah kemampuan alat ukur untuk mengidentifikasi-kan perbedaan-perbedaan pada masa mendatang. Validitas prediktif didasarkan pada hubungan antara kemandirian dan jiwa wirausaha terhadap keberhasilan usaha pertanian. Validitas ini akan dilihat dari hasil perhitungan korelasi antar peubah-peubah yang determinan terhadap keberhasilan usaha pertanian. (3) Validitas konstruk adalah suatu evaluasi sejauh mana instrumen mengukur konstruk yang secara teoritis diharapkan peneliti untuk diukur. Validitas konstruk dapat menerangkan hubungan antar konstruk yang ada. Dalam penelitian ini akan ditunjukkan bahwa kemandirian petani mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dengan jiwa wirausaha terhadap kapasitasnya. Selanjutnya, hubungan kedua peubah tersebut akan mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha pertanian yang dilakukan petani untuk pencapaian tujuan rumah tangga petani yaitu sejahtera. Hasil uji validitas instrumen tentang (1) validitas isi, (2) validitas prediktif, dan (3) validitas konstruk disajikan pada Tabel 8. Keterandalan (Reliabilitas) Keterandalan adalah indeks alat ukur yang dipakai dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 1995). Dengan kata lain reliabilitas menunjuk pada konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama. Menurut Kerlinger (1996), ada tiga kriteria pendekatan untuk mengukur keterandalan, yaitu: (1) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama,

7 (2) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat mengukur hal yang sebenarnya dari sifat yang diukur, (3) reliabilitas suatu alat ukur dapat dilihat dari galat (error) pengukurannya Menurut Black dan Champion (1992), keterandalan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu bentuk eksternal dan bentuk internal. Reliabilitas eksternal terdiri dari bentuk (1) test retest, dan (2) bentuk paralel dari tes yang sama. Reliabilitas internal terdiri dari bentuk tehnik split haft dan bentuk diskriminasi soal. Menurut Ancok (Singarimbun dan Effendi, 1995) terdapat beberapa metode yang dapat digunakan menghitung tingkat keterandalan alat ukur yaitu (1) teknik pengukuran ulang yakni responden/sample yang sama agar menjawab semua pertanyataan pada alat ukur yang sama sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda, (2) tehnik belah dua yaitu membagi responden menjadi dua bagian berdasarkan nomor urut gasal dan genap dalam kuesioner, dan (3) teknik paralel yaitu membuat dua jenis alat ukur untuk mengukur aspek yang sama dan diberikan kepada responden yang sama, kemudian diadakan pengujian reliabilitas. Berdasarkan uraian tentang teknis uji validitas dan uji reliabilitas tersebut, penelitian ini mengambil secara acak sejumlah 30 responden di luar lokasi tempat penelitian tetapi memiliki tingkat kesamaan kondisi dengan lokasi yang diteliti. Teknih uji validitas adalah total item/butir dikorelasikan dengan masing-masing item/butir menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut: n xy ( x)( y) r xy = n x ( x) n y ( y) { }{ } keterangan : r = koefisien korelasi N = banyaknya kasus X = variabel bebas y = variabel terikat Semakin tinggi nilai koefisien korelasi semakin kecil kesalahan pengukuran. Kemudian langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas dengan

8 menggunakan angka reliabilitas alpha (α) Cronbach untuk keseluruhan peubah dengan rumus : α keterangan : cronbach k = σ 1 2 k + 1 σ t 2 b α cronbach = angka reliabilitas α Cronbach k = banyaknya item pertanyaan σ 2 b = jumlah varians item pertanyaan σ 2 = varians total t Reliabilitas alat ukur (pedoman pertanyaan) diketahui dengan melihat nilai alpha (α) Cronbach yang ditentukan besarnya nilai Nilai α Cronbach yang lebih besar dari 0.60 merupakan alat ukur yang reliabel. Hasil uji reliabilitas dan uji validitas dilakukan kepada 30 responden yang memiliki tingkat kesamaan kondisi dengan lokasi penelitian disajikan pada Tabel 8. Reliabilitas data seluruh butir/item pertanyaan dari seluruh peubah penelitian menunjukkan reliabel (handal), demikian pula untuk uji validitas masing-masing peubah penelitian. No Tabel 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Peubah Validitas (Kisaran koef.r) Reliabilitas (α Cronbach) Keterngan 1 (X 1 ) Lingkungan Fisik ** Valid dan Reliabel 2 (X 2 ) Lingkungan Esobud ** Valid dan Reliabel 3 (X 3 ) Ketersedian Inovasi ** Valid dan Reliabel 4 (X 4 ) Karakteristik Petani ** Valid dan Reliabel 5 (X 5 ) Aksesbilitas Informasi ** Valid dan Reliabel 6 (Y 1 ) Kapasitas Petani ** Valid dan Reliabel 7 (Y 2 ) Kemandirian Usahatani ** Valid dan Reliabel 8 (Y 3 ) Keberhasilan Usahatani ** Valid dan Reliabel

9 Peubah Penelitian Secara umum variabel/peubah penelitian terdiri dari peubah bebas dan peubah terikat/tidak bebas. Peubah bebas dalam penelitian ini meliputi: (1) Lingkungan Fisik (X 1 ) (2) Lingkungan Ekonomi dan Sosial Budaya/ESOBUD (X 2 ) (3) Ketersediaan Inovasi (X 3 ) (4) Karakteristik Pribadi Petani (X 4 ): (5) Aksesibilitas Informasi (X 5 ) Peubah terikat/tergantung dalam penelitian ini terdiri dari: (6) Kapasitas Petani (Y 1 ) (7) Kemandirian Usahatani (Y 2 ) (8) Keberhasilan Usahatani (Y 3 ) Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Peubah (1) Lingkungan fisik (X 1 ) adalah kondisi sumber daya alam/potensi, tempat usaha pertanian tersebut dilaksanakan. Faktor lingkungan fisik dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi kondisi iklim (X 1.1 ), kondisi curah hujan (X 1.2 ), tipologi lahan (X 1.3 ) dan sifat lahan/tanah (X 1.4 ). Keempat Indikator tersebut masing-masing dioperasionalisasikan dalam bentuk parameter yang tercantum pada Tabel 9. Pengukuran pada masing-masing parameter dilakukan dengan memberikan skor skala likert yang dimodifkasi sesuai kondisi setempat secara berjenjang yang dimulai dari (a) sangat rendah diberi nilai skor 1, (b) rendah diberi nilai skor 2, (c) baik/tinggi diberi nilai skor 3, dan (d) sangat baik/tinggi diberi nilai skor 4. Skala sedang/cukup dihindari agar responden dapat memberikan jawaban secara lebih tajam/tegas dan ragu-ragu pada pertanyaan yang diajukan. Skor tiap parameter itu sendiri merupakan skala ordinal. Selanjutnya agar dapat memenuhi syarat untuk kepentingan analisis uji statistik dilakukan proses konversi/transformasi, yaitu merubah skala ordinal menjadi skala interval. Transformasi dilakukan untuk setiap indikator dan peubah/varibel dalam penelitian ini terutama nilai pengukuran yang berskala ordinal. Rumus umum tranformasi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Li (1975) yang juga digunakan

10 Tabel 9. Peubah, Indikator, Parameter Lingkungan fisik, dan lingkungan ekonomi sosial dan budaya Variabel Indikator (patokan/petunjuk) Parameter (ukuran) (X 1 ) Lingkungan Fisik Kondisi iklim Tingkat kesesuaian suhu dengan macam usahatani yang dilakukan Tingkat kesesuaian kelembangan udara dengan usahatani yang dilakukan Tingkat kesesuaian curah hujan dengan macam usahatani yang dilakukan (X 2 ) Lingkungan ekonomi dan sosial budaya Kondisi Kebutuhan Air Tipologi lahan Sifat lahan/tanah Kesesuaian dengan sistem nilai dan norma yang dianut Tingkat kesesuaian kebutuhan air dengan macam usahatani yang dilakukan Tingkat kesesuaian tipologi lahan dengan usahatani yang dilakukan Tingkat kesesuaian sifat lahan/tanah dengan usahatani yang dilakukan Tingkat kesesuaian nilai-nilai dalam masyarakat dengan usaha yang dilakukan Tingkat keterikatan pada adat istiadat dan norma Penguasaan aset ekonomi Keterlibatan keluarga Interaksi dengan tokoh masyarakat Penguasaan lahan usahatani Kepemilikan alat transportasi Kepemilikan alat komunikasi Kepemilikan sarana produksi Keterlibatan anggota keluarga dalam memutuskan jenis usahatani Jumlah tenaga kerja keluarga Jumlah tenaga kerja bukan keluarga Tingkat dukungan tokoh formal masyarakat terhadap usahatani Tingkat dukungan tokoh non-formal masyarakat terhadap usahatani Tingkat kekerapan pertemuan dengan tokoh formal masyarakat Tingkat kekerapan pertemuan dengan tokoh formal masyarakat

11 Sumardjo (1999) yakni : (a) Transformasi indek indikator: Indek Indikator Jumlah skor yang dicapai jumlah skor minimal = Jumlah skor maksimal jumlah skor minimal Keterangan: selang nilai indek transformasi indikator berkisar x100% (b) Transformasi indek peubah/variabel: Indek peubah Jumlah skor yang dicapai jumlah skor minimal = x100% Jumlah skor maksimal jumlah skor minimal Keterangan: selang nilai indek transformasi peubah/variabel berkisar Nilai indek tranformasi minimun dicapai bila semua parameter setiap indikator setelah diukur menunjukkan angka skor 1, sedangkan indek masikmum dicapai bila nilai skor parameter setiap indikator setelah diukur menunjukkan angka skor 4. Dengan menggunakan perhitungan ini, maka sebaran data yang berupa skala interval berkisar dari nilai 0 hingga 100. Pengelompokan kategori menggunakan empat jenjang/tingkatan yaitu: (a) sangat rendah berada pada kisaran nilai 0 hingga 25, (b) rendah berada pada kisaran nilai 26 hingga 50, (c) baik/tinggi berada pada kisaran nilai 51 hingga 75, dan (d) sangat baik/tinggi berada pada kisaran nilai 76 hingga 100. Pengelompokan ini berlaku lebih lanjut untuk semua proses kategori pada penelitian. (2) Lingkungan sosial ekonomi budaya (X 2 ) adalah individu atau sekelompok individu dan sistem kemasyarakatan yang telah menjadi tradisi dan atau kelembagaan yang mengandung nilai dan norma serta pemanfaatan keberadaannya mempengaruhi pola pikir dan tindakan petani dalam melaksanakan usaha di bidang pertanian. Lingkungan ekonomi dan sosial budaya yang diukur dalam penelitian ini adalah (X 2.1 ) Orientasi nilai budaya, (X 2.2 ) Keterlibatan keluarga, (X 2.3 ) Interaksi dengan tokoh masyarakat, (X 2.4 ) Penguasaan aset ekonomi. Pengukuran terhadap keempat indikator tersebut dilakukan dengan memberikan skor pada tiap-tiap parameter sama seperti yang dilakukan pada peubah lingkungan fisik (X 1 ). (3) Ketersediaan inovasi (X 3 ) adalah keberadaan suatu obyek (ide, gagasan maupun tehnik) yang dianggap baru dan yang dinilai lebih bermanfaat dalam

12 keberadaan usaha petani. Inovasi ini dapat berasal hasil-hasil penelitian maupun inovasi yang berasal dari petani lain di luar lingkungan petani. Ketersediaan inovasi yang dipertimbangkan dalam penelitian ini meliputi (X 3.1 ) jenis inovasi, (X 3.2 ) sifat keuntungan inovasi, (X 3.3 ) sifat keselarasan, (X 3.4 ) sifat kerumitan inovasi, (X 3.5 ) sifat dapat dicoba, (X 3.6 ) sifat dapat diamati dan (X 3.7 ) dasar bentuk keputusan dalam memilih inovasi. Pengukuran terhadap ketujuh indikator tersebut dilakukan dengan memberikan skor pada tiap-tiap parameter sama seperti yang dilakukan pada peubah lingkungan fisik (X 1 ). (4) Karakteristik pribadi petani adalah ciri-ciri yang melekat bagi seseorang sebagai pelaku utama yang berkaitan erat dengan kesiapannya untuk mengkembangkan diri dalam melakukan usaha pertanian. Karakteristik petani ini meliputi (X 4.1 ) tingkat pendidikan, (X 4.2 ) umur petani (X 4.3 ) pengalaman berusahatani, (X 4.4 ) tingkat kekosmopolitan, dan (X 4.5 ) tingkat keberanian mengambil resiko. Tingkat pendidikan (X 4.1 ) diukur dengan menghitung jumlah tahun dalam mengikuti pendidikan formal. Selain itu, untuk jenis pendidikan non-formal seperti pelatihan yang berkaitan dengan usahatani padi atau sayuran yang mereka lakukan juga dihitung frekuensinya. Pengukuran pengalaman berusahatani (X 4.3 ) dilakukan dengan menghitung jumlah tahun mulai berusahatani tanaman padi atau sayuran hingga waktu saat penelitian dilakukan. Pengukuran tingkat kekosmopolitan (X 4.5 ) dan tingkat keberanian dalam mengambil resiko dilakukan seperti cara pengukuran peubah lingkungan fisik (X 1 ). Peubah, indikator dan parameter untuk ketersediaan inovasi dan karakteristik pribadi petani disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11. (5) Aksesbilitas pada informasi (X 5 ) adalah aktivitas yang dilakukan oleh petani untuk meraih pengetahuan (pesan) yang terkait dengan usaha pertanian yang dilakukan. Akses petani terhadap informasi tersebut terkait dengan (1) sumber informasi, (2) kualitas informasi, (3) macam informasi yang diperoleh dan (4) kredibilitas pemberi informasi. Peubah, indikator dan parameter aksesbilitas pada informasi disajikan pada dan Tabel 12.

13 Tabel 10. Peubah, Indikator, Parameter Ketersediaan Inovasi Variabel (X 3 ) Ketersediaan Inovasi Indikator (patokan/petunjuk) (1) Jenis inovasi (2) Sifat inovasi Keuntungan relatif Keselarasan Kerumitan Dapat dicoba Dapat diamati (3) Bentuk keputusan penerapan inovasi Parameter (ukuran) Jenis inovasi yang sering digunakan (teknis/sosial) Jenis inovasi yang sering dibutuhkan (teknis/sosial) Tingkat kehematan beaya produksi yang dirasakan dibandingkan inovasi sebelumnya Tingkat hasil produksi yang diperoleh dibandingkan inovasi sebelumnya Tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan inovasi sebelumnya Tingkat penghargaan masyarakat yang dirasakan dibandingkan inovasi sebelumnya Tingkat kesesuaian inovasi yang dirasakan petani dengan sistem nilai yang dianut Tingkat kesesuaian inovasi yang dirasakan dengan pengalaman sebelumnya Tingkat kesesuaian inovasi yang dirasakan petani dengan kebutuhannya Tingkat kerumitan yang dirasakan petani dalam memahami inovasi yang dibutuhkan Tingkat kerumitan yang dirasakan petani dalam menerapkan inovasi yang dibutuhkan Tingkat kemudahan inovasi yang dirasakan petani dalam mencoba pada ahan terbatas Tingkat kemudahan inovasi yang dirasakan petani dalam mencoba berdasarkan sumberdaya yang dimiliki Tingkat mudahnya hasil penerapan inovasi dapat dilihat langsung oleh petani Tingkat mudahnya penerapan inovasi yang dirasakan petani untuk dikomunikasikan antar sesama petani Tingkat kefaktualan (konkrit) inovasi yang dirasakan petani Tingkat pilihan keputusan dalam menerapan inovasi yang dipilih (individu, kelompok, dan paksaan/kekuasaan

14 Tabel 11. Peubah, Indikator, Parameter Karakteristik Pribadi Petani Variabel Indikator (patokan/petunjuk) Parameter (ukuran) (X 4.1 ) Pendidikan Lama dan macam pendidikan Lamanya waktu pendidikan yang diikuti sampai pada saat penelitian dilakukan Macam pendidikan yang pernah diikuti sampai pada saat penelitian dilakukan (X 4.2 ) Umur Lama tahun kehidupan Waktu sejak lahir hingga waktu penelitian (X 4.3 )Pengalaman berusahatani Kegiatan usahatani Lamanya waktu dalam berusahatani Jenis usahatani yang pernah diusahakan (X 4.4 ) Tingkat Kekosmopolitan Keterbukaan terhadap dunia diluar lingkungaannya Intensitas pergaulan dengan petani dan masyarakat lain Jumlah waktu yang digunakan untuk media informasi Tingkat keaktifan mencari informasi (X 4.5 ) Keberanian mengambil resiko Pemahaman dan pengelolaan resiko Tingkat pemahaman tentang resiko Tingkat melaksanakan usaha beresiko yang dilakukan (6) Kapasitas petani adalah daya-daya yang melekat pada pribadi seseorang sebagai pelaku utama pengelola sumber daya pertanian untuk dapat menetap-kan tujuan usahatani secara tepat dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara tepat pula. Daya petani dalam menetapkan dan pencapaian tujuan usaha pertanian diukur dari pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Petani sebagai pelaku utama dalam mengelola usahatani perlu dan dapat meng-identifikasi potensi usahatani, pemanfaatan peluang, mengatasi permasalahan usahatani yang dihadapi dan dapat menjaga keberlanjutan sumber daya usahatani yang dikuasai. (7) Kemandirian Petani dalam berusahatani adalah perwujudan dari keleluasaan seseorang sebagai pelaku utama yang mengandalkan pengelolaan sumber daya pertanian untuk memilih dan mengarahkan halhal yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertanian yang dilakukan secara saling ketergantungan yang menguntungkan, bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensinya. Kemandirian tersebut terdiri dari

15 aspek pengambilan keputusan, aspek permodalan, menjalin kerjasama (partnertship) dan kedinamisan usahatani. Peubah, indikator dan parameter untuk kapasitas petani dan kemandirian berusahatani masing-masing disajikan pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 12. Peubah, Indikator, Parameter Akses pada Informasi Variabel (X 5 ) Aksesbilitas pada informasi Indikator (patokan/petunjuk) Sumber informasi yang diterima, Kesesuaian informasi yang diterima, Macam informasi yang diterima Parameter (ukuran) Ketersediaan sumber informasi yang dapat dipercaya secara baik. Ketersediaan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi Informasi yang diperoleh dapat menjelaskan secara spesifik Dapat tidaknya informasi yang diperoleh menjelaskan hal-hal yang sedang dipertimbangkan Jenis informasi yang diperoleh sudah sesuai dengan kebutuhan Jumlah informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan sebagai menarik kesimpulan Jumlah informasi yang diperoleh cukup representatif Jumlah informasi yang diperoleh sudah sesuai dengan kebutuhan Kredibilitas orang/ pemberi informasi Tingkat pengetahuan terhadap informasi Kemudahan pelayanan Sikap empathi informan

16 Tabel 13. Peubah, Indikator, Parameter Kapasitas Petani Variabel Indikator (patokan/petunjuk) Parameter (ukuran) (Y 1 ) Kapasitas Petani Mengidentifikasi potensi Tingkat pengetahuan terhadap sumbersumber informasi yang tepat Tingkat kemampuan dalam menggunakan pengalaman untuk perencanaan usaha Tingkat pengetahuan penyebab kegagalan dan keberhasilan usaha yang dilakukan Tingkat pemahaman tentang perubahan permintaan pasar sikap tentang perubahan lingkungan usahatani Memanfaatkan peluang Mengatasi permasalahan Menjaga keberlanjutan sumberdaya usahatani Tingkat pengetahuan tentang informasi dan inovasi yang tepat Tingkat kemampuan dalam menggunakan informasi dan inovasi untuk tujuan usaha Tingkat kemampuan belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain Sikap penilaian setiap perubahan (permintaan pasar) sebagai peluang untuk dimanfaatkan Tingkat pengetahuan informasi dan inovasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi Tingkat kemampuan penggunaan informasi dan inovasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi Tingkat kemampuan belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam memecahkan masalah Sikap antisipatif terhadap setiap perubahan usaha Tingkat kreativitas membuat pilihan usaha yang lebih menguntungkan Tingkat pengetahuan tentang pengelolaan sumberdaya yang tepat Tingkat pemahaman kebutuhan sumberdaya yang diperlukan Tingkat pengetahuan tentang sumberdaya alternatif Sikap penggunaan sumberdaya alternatif Tingkat keselarasan informasi dan sikap terhadap inovasi yang digunakan dengan sumber daya yang dimiliki

17 Tabel 14. Peubah, Indikator, Parameter Kemandirian Berusahatani Variabel Indikator Parameter (ukuran) (patokan/petunjuk) (Y 2 ) Tingkat Kemandirian Berusahatani Pengambilan Keputusan Tingkat pengtahuan tentang pasar yang menguntungkan Tingkat kemampuan dalam menentukan pemasaran yang menguntungkan Tingkat pengetahuan tentang pemilihan inovasi yang tepat Tingkat kemampuan dalam menentukan inovasi yang menguntungkan Tingkat kemampuan dalam menentukan cara-cara berproduksi yang menguntungkan Tingkat kemampuan dalam menghadapi resiko Tingkat kemampuan dalam menentukan pilihan usaha Penyediaan modal Menjalin kemitraan (Partnership) Kedinamisan usahatani Tingkat pengetahuan tentang sumbersumber permodalan Tingkat pemahaman tentang cara-cara mendapatkan modal Sikap terhadap perkembangan sumbersumber permodalan Tingkat kemampuan dalam mengatasi masalah modal Tingkat kemampuan dalam pengelolaan keuntungan untuk modal Tingkat pengetahuan tentang kemitraan Tingkat pemahaman tentang cara melakukan kemitraan Tingkat kemampuan dalam mendapatkan mitra Tingkat kemampuan berkerjasama dengan pihak lain Tingkat kemampuan untuk menampung aspirasi Inovatif Kreatif Berdaya saing

18 (8) Keberhasilan usahatani adalah kondisi yang diperoleh dari upaya pelaku utama dalam mengelola usahatani yang dinilai dari aspek kepastian pasar, aspek produkvitas dan aspek keberlanjutan. Kepastian pasar meliputi jaminan untuk mendapatkan faktor produksi yang dibutuhkan dan hasil, usaha yang dilakukan selaras dengan lingkungan, hasil yang diperoleh sesuai/dapat terserap oleh pasar. Produktivitas adalah usaha yang dilakukan efisiensi dari aspek modal, tenaga kerja dan waktu. Keberlanjutan merupakan suatu jaminan keleluasaan sumberdaya usahatani yang dimiliki untuk dapat dipergunakan secara berkelanjutan. Peubah, indikator dan parameter keberhasilan usaha pertanian disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Peubah, Indikator, Parameter Keberhasilan Usahatani Variabel Indikator Parameter (ukuran) (patokan/petunjuk) (Y 3 ) Tingkat pengetahuan perencanaan usaha Kepastian pasar Keberhasilan yang berorientasi pasar Usahatani Tingkat kemampuan dalam memasarkan hasil usaha Tingkat pengetahuan tentang ketersediaan faktor produksi Tingkat kemampuan menjangkau faktor produksi yang dibutuhkan Tingkat jaminan berusaha dengan sistem nilai yang dianut o Produktivitas Tingkat pengetahuan tentang cara-cara meningkatkan hasil produksi Tingkat kemampuan dalam mendapatkan cara-cara meningkatkan hasil produksi Tingkat pengetahuan penggunaan sumberdaya yang tepat Tingkat kemampuan dalam menggunakan sumberdaya secara tepat Tingkat pengetahuan tentang B/C ratio Tingkat kemampuan dalam pencapaian B/C ratio

19 Variabel (Lanjutan Tabel 15) Indikator Parameter (ukuran) (patokan/petunjuk) o Keberlanjutan o Tingkat pengetahuan tentang pengembangan usaha o Tingkat kemampuan dalam mengembangkan usaha o Tingkat pengetahuan tentang kelangsungan penyediaan sumberdaya o Tingkat kemampuan dalam penyediaan sumberdaya o Tingkat pengetahuan tentang kelangsungan proses produksi o Tingkat kemampuan dalam penyediaan pemintaan pasar o Tingkat kemampuan dalam menciptakan peluang pasar yang menguntungkan Analisis Data Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantritatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memberikan penjelasan kritis yang berkaitan dengan peubah. Analisis kuantitatif dilakukan apabila data yang diperoleh menyebar secara normal. Analisis statistik yang digunakan meliputi (1) Koefisien korelasi Pearson product moment, (2) metode model regresi linear berganda, dan (3) metode analisis jalur (Path Analysis). Secara garis besar analisis tersebut digunakan: (1) Untuk menganalisis model peningkatan kapasitas dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian digunakan metode analisis deskriptif kualitatif. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya keeratan hubungan dan perbedaan kapasitas petani dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian karena faktor tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, kekosmopolitan, ketersediaan inovasi, akses pada informasi dan lingkungan sosial menggunakan Korelasi Pearson product moment dengan rumus:

20 r xy = n xy ( x)( y) { n x ( x) }{ n y ( y) } keterangan : r = koefisien korelasi N = banyaknya kasus x = variabel bebas y = variabel terikat (3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi model peningkatan kapasitas dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian digunakan metode model regresi linear berganda dengan rumus : Y = b o + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X b n X n + e Keterangan : Y = variabel dependen b 0 = intersep b 1 b n = koefisien regresi X 1 X n = variabel independen.e = error (pengganggu) (4) Untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi model peningkatan kapasitas dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian digunakan metode Path Analysis (analisis lintasan/jalur) dengan rumus:.r ij = p ij + Σ k p ik r jk Keterangan : r = koefisien korelasi, p = koefisien jalur.i, j, k = variabel.i,.j dan k Untuk menghitung koefisien jalur, dapat dihitung dengan menggunakan matriks sebagai berikut ;

21 .r 1.j 1 r 1.2 r 1.3 r 1.4 r 1.j p i.1.r 2.j r r 2.3 r 2.4 r 2.j p i.2.r 3.j r 3.1 r r r 3.j p i r i.j r i.1 r i.2 r i.3 r i p i.j Besarnya persentase pengaruh langsung masing-masing variabel independen (X) terhadap peubah/variabel dependen (Y) dihitung dengan mengkuadratkan nilai koefisien jalur lalu dikali 100 persen untuk masing-masing peubah/variabel. Untuk menghitung besarnya pengaruh secara bersama-sama variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), maka analisis dilanjutkan dengan rumus: R 2 j i = p j.1 r 1j + p i.2 r 2.j + + p i.j r i.j Kemudian untuk menghitung besarnya pengaruh dari luar model digunakan rumus sebagai berikut: 2 P ie = 1 R j i Menurut Mueller (1977) dan Sudjana (2003) besarnya persentase pengaruh diluar model dapat dihitung dengan mengkuadratkan hasil nilai P i e yang dikalikan dengan 100 persen. Model analisis statistik untuk menguji beberapa hipotesis penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Hipotesis 1: Karakteristik pribadi petani yang ditunjukkan oleh pendidikan, umur, pengalaman berusahatani, kekosmopolitan, keberanian mengambil resiko berpengaruh nyata terhadap kapasitas petani dan kemandirian usahatani.

22 Uji statistik yang digunakan: (1) Uji korelasi, (2) Analisis regresi, dan (3) Analisis jalur. Hubungan antar peubah yang terungkap pada hipotesis 1 disajikan pada Gambar 5. X 4.1 Pddkan X 4.2 Umur Y 1 Kapasitas Keterangan: (X 4.1 ) tingkat pendidikan, (X 4.2 ) umur/usia petani (X 4.3 ) pengalaman berusahatani, (X 4.4 ) tingkat kekosmopolitan, (X 4.5 ) tingkat keberanian mengambil resiko. (Y 1 ) Kapasitas petani (Y 2 ) Kemandirian usahatani X 4.3 Pglman X 4.5 Ksmpolit X 4.5 Resiko Y 2 Kemandirian Gambar 5. Pengaruh antar peubah secara konseptual pada Hipotesis 1 Hipotesis 2: Kapasitas petani dipengaruhi secara nyata baik langsung maupun tidak langsung oleh karakteristik pribadi petani, ketersediaan inovasi, akses pada informasi, lingkungan ekonomi dan sosial budaya serta lingkungan fisik tempat usahatani. Uji statistik yang digunakan: (1) Uji korelasi, (2) Analisis regresi, dan (3) Analisis jalur. Hipotesis 3: Kemandirian usahatani dipengaruhi secara nyata baik langsung maupun tidak langsung oleh kapasitas petani, karakteristik pribadi petani, ketersediaan inovasi, akses pada informasi, lingkungan ekonomi dan sosial budaya serta lingkungan fisik tempat usahatani. Uji statistik yang digunakan: (1) Uji korelasi, (2) Analisis regresi, dan (3) Analisis jalur.

23 Hubungan antar peubah yang terungkap pada hipotesis 2 dan hipotesis 3 disajikan pada Gambar 6 dan Gambar 7. X 3 X 1 X 4 Y 1 X 2 Keterangan: (X 1 ) Lingkungan fisik (X 2 ) Lingkungan sosial ekonomi budaya (X 3 ) Ketersediaan inovasi (X 4 ) Karakteristik pribadi petani (X 5 ) Akses pada informasi (Y 1 ) Kapasitas petani X 5 Gambar 6. Pengaruh antar peubah secara konseptual pada Hipotesis 2 X 3 X 1 X 4 Y 1 Y 2 X 2 Keterangan: (X 1 ) Lingkungan fisik (X 2 ) Lingkungan sosial ekonomi budaya (X 3 ) Ketersediaan inovasi (X 4 ) Karakteristik pribadi petani (X 5 ) Akses pada informasi (Y 1 ) Kapasitas petani (Y 2 ) Kemandirian usahatani X 5 Gambar 7. Pengaruh antar peubah secara konseptual pada Hipotesis 3 Hipotesis 4: Tingkat keberhasilan usaha pertanian dipengaruhi secara nyata baik langsung maupun tidak langsung oleh tingkat kemandirian usahatani, kapasitas petani, ketersediaan inovasi, karakteristik pribadi petani, akses pada informasi, lingkungan ekonomi dan sosial budaya serta lingkungan fisik tempat usahatani.

24 Uji statistik yang digunakan: (1) Uji korelasi, (2) Analisis regresi, dan (3) Analisis jalur. Hubungan antar peubah yang terungkap pada hipotesis 4 disajikan pada Gambar 8. X 3 X 1 X 4 Y 1 Y 2 Y 3 X 2 X 5 Keterangan: (X 1 ) Lingkungan fisik (X 2 ) Lingkungan social ekonomi budaya (X 3 ) Ketersediaan inovasi (X 4 ) Karakteristik pribadi petani (X 5 ) Akses pada informasi (Y 1 ) Kapasitas petani (Y 2 ) Kemandirian usahatani (Y 3 ) Keberhasilan usahatani Gambar 8. Pengaruh antar peubah secara konseptual pada Hipotesis 4 Hipotesis 5: Kapasitas petani berpengaruh langsung secara nyata terhadap keberhasilan usaha pertanian dan memiliki pengaruh tidak langsung melalui kemandirian usahatani. Uji statistik yang akan digunakan: (1) Analisis regresi dan (2) Analisis jalur. Hubungan antar peubah yang terungkap pada hipotesis 5 disajikan pada Gambar 9. Y 1 Keterangan: (Y 1 ) Kapasitas petani (Y 2 ) Kemandirian usahatani (Y 3 ) Keberhasilan usahatani Y 2 Y 3 Gambar 9. Pengaruh antar peubah secara konseptual pada Hipotesis 5

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah seluruh petani sayuran di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Petani sayuran di Kabupaten Bondowoso

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Landasan berpikir penelitian ini dimulai dari pemikiran bahwa setiap insan manusia termasuk petani memiliki kemampuan dalam melaksanakan suatu tindakan/perilaku

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel 48 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah masyarakat tani yang bermukim sekitar kawasan hutan lindung Jompi Kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara. Secara administrasi kawasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 44 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 015 sampai 8 September 015 yang berlokasi di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2014 hingga 30 Maret 2015. Penelitian berlokasi di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe

III. METODE PENELITIAN. sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apakah ada pengaruh persepsi dan sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe penelitian

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah beberapa KAP-KAP lokal yang berdomisili di Jakarta Barat. Jumlah KAP yang di jadikan sebagai tempat riset sebanyak empat KAP,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu pendekatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan pada pengambilan keputusan (Kuncoro, 2007). Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini yaitu Home Industry keripik singkong di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini yaitu Home Industry keripik singkong di Kota 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi Kabupaten Bandung. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek Penelitian menurut Husein Umar (005:303) mengemukakan bahwa: Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.7 Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metodologi dan Metode Penelitian Metode adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : Penelitian survey yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Dimana objek penelitian tersebut merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini karena dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian regresi yaitu penelitian yang tujuanya adalah melihat pengaruh dua atau lebih variable,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono, 2005: 54), penelitian kuantitatif merupakan penyelidikan tentang fenomena sosial yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian 79 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menyajikan kerangka isi penelitian tentang faktor internal dan eksternal petani responden, serta perilaku agribisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif tahun ajaran 2013, Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010-2011 yang beralamat di Jalan Baja Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan partisipasi anggota terhadap perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Padamukti Garut. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian survei. Menurut Kerlinger (000), penelitian ini digunakan untuk mengkaji populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo. antara Kompetensi Pegawai dengan Kinerja Pelayanan Publik pada Badan

BAB III METODE PENELITIAN. Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo. antara Kompetensi Pegawai dengan Kinerja Pelayanan Publik pada Badan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek Penelitian adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo. Penelitian ini di rencanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci