BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis
|
|
- Ratna Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) perusahaan 2. Merancang Peta Startegi dan KPI berdasarkan kerangka pengukuran kinerja Balanced Scorecard. 3. Rancangan pengukuran kinerja yang baru kemudian dapat digunakan sebagai alternatif untuk perbaikan ukuran kinerja di perusahaan Identifikasi Key Performance Indicator Perusahaan Berdasarkan penelusuran data pada penentuan target perusahaan tahun 2010 didapatkan 11 Sasaran Strategis dan 14 KPI level Perusahaan. Dari penelusuran data KPI level Departemen dan Sub Departemen terdapat 58 KPI dan 58 Sasaran Strategis yang dipergunakan oleh 14 Departemen dan Sub Departemen seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.1 Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada Departemen / Sub Departemen Jumlah Sasaran Strategis Jumlah KPI Produksi Pemasaran Penjualan 8 8 Pembelian 4 4 Safety Health Environment 3 3 Audit
2 Human Resources Development Manajemen Improvement 6 6 Teknologi Informasi Keuangan & Akunting 2 2 Teknikal 3 3 Maintenance 3 3 Kontrol Kualitas 5 5 PPIC & Gudang Jumlah Dari tabel di atas terlihat bahwa ada beberapa depratemen / sub departemen belum memilki KPI. Departemen tersebut adalah Pemasaran, Human Resources Development dan Teknologi Informasi Berdasarkan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 pada Bab IV, yaitu mengenai ukuran kinerja yang telah digunakan, dikelompokkan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard untuk mengetahui seberapa besar perhatian perusahaan terhadap keseimbangan ukuran kinerja finansial dan non finansial seperti ditunjukkan dalam Tabel 5.2. Tabel 5.2 Ukuran Kinerja yang telah digunakan dalam empat Perspektif Balanced Scorecard Ukuran Kinerja Finansial Pelanggan Proses Binis Internal 1 Jumlah out put produk 2 Persen produk abnormal 3 Persen Yield produk Pembelajaran & Pertumbuhan 122
3 4 Konsumsi Listrik Konsumsi Bahan Bakar Gas Konsumsi Gas Nitrogen Waktu Proses produksi Jumlah projek perbaikan Si Sigma Jumlah projek perbaikan Small Improvement Jumlah ide perbaikan Trouble History 11 Persen Produk Baru Persen Produk Modifikasi Persen Keluhan Pelanggan Persen waktu Preventive Maintenance Rata-rata breakdown reaktor 16 Utilisasi tenaga kerja Waktu rata-rata analisa bahan baku Waktu rata-rata analisa produk jadi Persen pelaksanaan jadwal Kalibrasi Alat Uji & Ukur Laboratorium Penurunan Biaya Operasi Jumlah kecelakaan kerja Jumlah keluhan dari lingkungan pabrik Jumlah rata-rata limbah lumpur yang dibakar dengan incenerator 123
4 24 25 Persen pengiriman produk tepat waktu Jumlah produk Slow Moving Persen Akurasi stok Bahan Baku Jumlah bahan baku slow moving Waktu tunggu pengadaan spare part Persen akurasi stok spare part. Just in Time Pelayanan Gudang Spare Part Akurasi Jadwal Produksi 32 Just in Time Material 33 Inventory Ratio 34 Tingkat Absensi 35 Jumlah Konflik Jumlah Fraud yang tidak teridentifikasi oleh auditor % Pencapaian activity plan tahun 2009 % Rekomendasi dan follow up perbaikan yang disepakati dan dilaksanakan oleh auditee Waktu penyajian Laporan Keakuratan Laporan Bulanan 41 Invoicing 42 Delta Price 43 Total Bad Debt 44 Market Share 124
5 45 Sales Volume 46 A/R turnover 47 Inventory turnover Jumlah Pelanggan 48 Baru Jumlah Pelanggan lama yang kembali Jumlah supplier untuk tipe yang sama untuk 20 jenis RM TOP Persentase pembayaran ke supplier tepat waktu Rata-rata payment term ke supplier: Waktu rata-rata pengadaan bahan baku Jumlah Total Team Si Sigma Improvement Project Jumlah Total ide perbaikan dengan SI Jumlah Total ide perbaikan dengan TH Jumlah temuan hasil Audit sistim manajemen ISO 9001 Internal & Eternal % Penyelesaian tugas dalam pengembangan dan perbaikan sistim manajemen. Sub Total (1) A/R 2 A/R % 3 A/P 4 A/P % 5 Capital Employed 6 Cash flow 125
6 7 EBITDA 8 FG stok 9 RM stok 10 WCR 11 Conversion cost 12 Variable cost 13 Fied cost Sub Total (2) 10 3 Total Dari Tabel 5.2 di atas Sub total (1) adalah KPI yang dimilki oleh departemen dan sub departemen, jumlah masing-masing KPI berdasar masing-masing perspektif yaitu: Perspektif Finasial 5 Perspektif Pelanggan 5 Perspektif Proses Bisnis Internal 39 Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan 10 Sub total (2) adalah jumlah masing-masing KPI yang mayoritas merupakan perspektif finansial, ukuran-ukuran kinerja tersebut sering digunakan untuk menganalisa kinerja dari perspektif finansial oleh perusahaan dan digunakan oleh bagian Akunting dan pihak yang terkait langsung dalam evaluasi kinerja bisnis. Secara total dari masing-masing perspektif adalah sbb: Perspektif Finasial 15 Perspektif Pelanggan 5 Perspektif Proses Bisnis Internal 42 Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
7 Dari komposisi jumlah ukuran kinerja pada masing-masing perspektif, terlihat bahwa manajemen perusahaan menekankan perhatian bagaimana memperbaiki proses internal untuk mencapai sasaran finansial. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan perlu peningkatan perhatian manajemen. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pengelolaan prosesproses bisnis yang ada dalam perspektif proses bisnis internal yang merupakan fokus perhatian perusahaan sebagaimana tercermin dari jumlah KPI yang telah digunakan. Tanpa perhatian yang memadai pada perspektif ini, pencapaian sasaran-sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal akan mengalami kendala. 5.2 Pembuatan Peta Strategi Perusahaan Peta strategi perusahaan yang ditunjukkan dalam Gambar 4.2 pada Bab IV adalah peta strategi jangka panjang perusahaan. Dari gambar peta strategi ditunjukan untuk mencapai visi dan misi perusahaan, dari perspektif finansial perusahaan harus dapat memberikan keuntungan terbaik bagi pemegang saham dimana salah satu keinginan pemegang saham adalah usahanya terus berkembang yang dapat diperoleh dari penghasilan yang terus meningkat. Target strategis finansial ini bisa dicapai bilamana para pelanggannya puas dengan mendapatkan produk-produk yang berkualitas dari perusahaan. Perusahaan mengimplemtasikan program perbaikan berkelanjutan dengan meodologi Si Sigma melaui sumber daya manusia yang kompeten dan profesional dari hasil pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan belum menetapkan target dari sasaran-sasaran strategis. Peta strategi menggambarkan keterkaitan antar strategi dari perspektif yang berbeda dan dari 127
8 perspektif yang sama dengan menggunakan garis penghubung. Dengan adanya peta strategi perusahaan ini akan memudahkan karyawan dan stakeholder perusahaan memahami arah perusahaan di masa yang akan datang. Peta strategi yang dibentuk juga dapat mempermudah dalam menentukan target dari sasaran strategis perusahaan jangka panjang. 5.3 Pembuatan Peta Strategi berdasarkan Sasaran Tahunan Perusahaan Dalam meraih keuntungan, manajemen perusahaan menetapkan sasaran finansial setiap tahun dengan ukuran kinerja Earning Before Ta and Depreciation and Amortisation (EBITDA). Untuk mendukung pencapaian target EBITDA manajemen menetapkan 3 target utama yang lain, yaitu meningkatkan volume penjualan, meningkatkan market share, meningkatkan penjualan dari kontribusi produk baru dengan mengintensifkan penelitian & pengembangan produk baru. Dari Gambar 4.3. pada Bab IV, Peta strategi untuk mencapai target tahunan perusahaan menunjukkan bagaimana proses bisnis internal harus dilakukan untuk mencapai sasaran strategis EBITDA, dimana pencapaian EBITDA salah satu faktor penentunya adalah biaya operasi.yang harus diturunkan. Untuk menurunkan biaya dapat dicapai dengan meningkatkan efesiensi proses produksi dimana salah satu strategi penting yang harus dilakukan adalah menurunkan jumlah hasil produksi yang tidak sesuai spesifikasi sehingga biaya pemrosesan ulang dapat dihindari. Peta strategi untuk pencapaian sasaran tahunan perusahaan dapat dijadikan acuan departemen dalam merancang strategi departemen untuk mendukung pencapaian sasaran tahunan perusahaan. Diantara pemanfaatan peta strategi adalah untuk pemilihan projek-projek perbaikan yang terkait strategi dengan metodologi Si Sigma untuk mendukung pencapaian KPI departemen. 128
9 5.4 Pembuatan Peta Strategi Departemen Peta strategi departemen dan sub departemen dibentuk setelah dilakukan identifikasi tugas pokok, output, ekspektasi dan pelanggan Departemen tersebut. Hasil penelitian ini didapatkan 14 Peta Strategi Departemen. Dari 14 Departemen dan Sub Departemen didapatkan sejumlah Sasaran Strategis dan KPI sebagai berikut:. Tabel 5.3 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen Dari Hasil Identifikasi Tugas Pokok / Proses Inti Departemen Departemen / Sub Departemen Jumlah Sasaran Strategis Jumlah KPI Produksi Pemasaran 8 12 Penjualan Pembelian 7 8 Safety Health Environment 8 10 Audit 7 7 Human Resources Development 8 8 Manajemen Improvement 9 11 Teknologi Informasi 8 9 Keuangan & Akunting 6 9 Teknikal Maintenance 8 8 Kontrol Kualitas 8 9 PPIC & Gudang 7 10 Jumlah
10 Peta srtategi departemen menggambarkan strategi-strategi departemen yang saling terkait untuk mencapai sasaran departemen. Strategi disusun berdasarkan hasil identifikasi tugas-tugas pokok departemen atau proses inti yang harus dilakukan departemen. Dari proses inti menghasilkan output dari proses sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi ukuran kinerja dari proses dan output proses. Dengan demikian penentuan ukuran-ukuran kinerja atau KPI departemen yang dihasilkan dari proses penelitian ini dapat lebih relevan terhadap fungsi departemen. Selain menggunakan hasil identifikasi proses-proses inti departemen sebagai acuan, dalam pembuatan peta strategi departemen juga menggunakan peta strategi perusahaan khususnya peta strategi berdasarkan sasaran tahunan perusahaan. Sehingga KPI yang dihasilkan lebih selaras dengan sasaran perusahaan Dengan terbentuknya peta strategi departemen, team manajemen dan stakeholder perusahaan akan lebih mudah melakukan hal-hal berikut, diantaranya adalah: Memahami fungsi dan sasaran strategis departemen Mengkomunikasikan sasaran strategis perusahaan dan departemen Menyelaraskan sasaran level perusahaan, departemen dan individu Memfokuskan pada sasaran strategis yang penting Meningkatkan kompetensi perusahaan dalam pelaksanaan sistim manajemen kinerja 5.5 Keterkaitan Sasaran Strategis Sistim pengukuran kinerja Balanced Scorecard memungkinkan adanya keterkaitan antar Sasaran Strategis dalam pola hubungan sebab-akibat, baik di dalam satu Peta Sasaran Strategi maupun dengan Peta Sasaran Strategi yang lain. 130
11 Sebagai contoh pada Gambar 5.1 diilustrasikan adanya keterkaitan Peta Sasaran Strategis Perusahaan dengan Peta Sasaran Strategis Departemen Produksi. Keterkaitan strategi antar peta strategi perusahaan dan peta strategi departemen tersebut dalam gambar kedua peta strategi dihubungkan dengan garis panah terputusputus. Sasaran strategis departemen produksi Menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif mengacu pada sasaran strategis perusahaan Increase production efficiency. Sasaran strategis departemen produksi Meningkatkan kualitas hasil produksi mengacu pada sasaran strategis perusahaan Decrease non conformance product. Sasaran strategis departemen Melibatkan karyawan dalam proses perbaikan berkelnjutan mengacu pada sasaran strategis perusahaan Increase employee involvement in improvement 131
12 Gambar 5.1 Keterkaitan Strategi antar Peta Strategi 132
13 Gambaran keterkaitan tersebut menunjukkan Sasaran Departemen mendukung tercapainya Sasaran Perusahaan. Presentasi visual dari Peta Strategi akan memudahkan dalam perancangan sasaran startegis pada level yang lebih bawah.sehingga sasaran strategis yang dirancang tepat dan saling terkait dengan sasaran dari level yang lebih atas Peta Strategi Departemen yang dibentuk berdasarkan 4 Perspektif Balanced Scorecard dapat mengakomodir kepentingan semua Stakeholder. Proses pembentukan Sasaran Strategi melalui identifikasi proses-proses inti atau tugas pokok setiap Departemen,. sehingga memungkinkan KPI yang dibuat lebih komprihensif dan lebih tepat. KPI yang telah dibuat dapat digunakan sebagai referensi untuk perbaikan KPI yang sudah ada. 133
14 BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Dari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penelusuran data KPI Departmen dan Sub Departemen yang sudah digunakan perusahaan, dari hasil pengelompokan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard, tercermin bahwa perusahaan menekankan perhatian kepada perspektif proses bisnis internal untuk mencapai target finansial. Perhatian perlu ditingkatkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan untuk mendukung peningkatan kinerja pada perspektif proses bisnis internal. 2. Peta strategi perusahaan yang dibentuk bardasarkan identifikasi visi,misi adalah peta strategi jangka panjang perusahaan dan strategi belum dilengkapi dengan ukuran-ukuran kinerja strategi. Peta strategi perusahaan yang sudah dibentuk dapat digunakan sebagai acuan selanjutnya untuk mengembangkan ukuran dan target strategi guna mencapai visi dan misi perusahaan. 3. Peta strategi berdasarkan sasaran tahunan perusahaan yang dibentuk memudahkan dalam mengkomunikasikan sasaran-sasaran tahunan perusahaan kepada stakeholder. Peta strategi perusahaan juga digunakan sebagai acuan dalam membuat sasaran strategis departemen agar selaras dengan sasaran strategis perusahaan. 4. Peta strategi departemen yang dibentuk dengan metoda Balanced Scorecard merepresentasikan proses-proses inti departemen memungkinkan identifikasi ukuran-ukuran kinerja penting departemen. Ukuran kinerja yang dihasilkan dari proses tersebut lebih relevan dan komprihesif dapat digunakan sebagai referensi untuk perbaikan ukuran kinerja yang sudah digunakan. 121
15 5. Peta strategi departemen yang dibentuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Key Performance Individu (KPI) agar terjadi keselarasan antara KPI Individu dengan sasaran departemen. 6.2 Saran Dari penelitian yang dilakukan penulis, diajukan beberapa saran untuk perbaikan, yaitu: 1. Melakukan evaluasi terhadap tiap indikator kinerja secara berkala sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis. 2. Mengimplementasikan hasil dari evaluasi tersebut dan membandingkan perubahan tersebut dari waktu ke waktu. 3. Melakukan perbaikan secara terus menerus dan meninjau sistim pengukuran kinerjanya secara periodic untuk mendapatkan kinerja yang optimal. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan tingkat kepentingan dari setiap Sasaran Strategis dan KPI yang ada. 122
BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN
BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN 4.1 Evaluasi Kinerja Internal Audit 4.1.1 Pendekatan Balanced Scorecard Fungsi internal audit secara keseluruhan telah dapat memberikan manfaat bagi APP. Rincian dari hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan. Kegiatan utamanya adalah memproduksi kabel listrik dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya PT. Telkom Indonesia,Tbk divisi cis. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat melihat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan dari Analisa Kinerja Perusahaan PT Lippo General Insurance Tbk menggunakan metode Balanced Scorecard. 1. Perspektif Finansial PT Lippo General
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap tahapan-tahapan disajikan dengan tahapan yang terstrukrur.
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab bab sebelumnya berdasarkan scorecard yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan evaluasi kinerja terhadap PT. Putraduta Buanasentosa yang telah diuraikan pada bab bab sebelumnya berdasarkan scorecard yang telah ditetapkan, maka pada bab ini penulis
Lebih terperinciPengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang)
Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang) Tesis Nama : Riko Ervil NRP : 2507202006 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng,Sc
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan strategi salah satu unit bisnis utama di bank DKI yaitu unit GKK (Grup Komersial dan Korporasi).Pentingnya penyusunan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Tahap akhir dari penelitian ini ialah mengambil kesimpulan dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat maka penulis memberikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA
1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pengukuran kinerja yang diterapkan oleh PT Tera Data Indonusa selama ini hanya berdasarkan hasil analisis pengukuran profitabilitas, dan hasil pengukuran ini
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis kinerja fungsional dari proses perbaikan yang terjadi di PT. Smelting dan dengan membandingkan dengan pendekatan BSC, maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Studi Pendahuluan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya persaingan dan kemajuan teknologi, menghadapkan perusahaan pada lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. Persaingan industri yang semakin meningkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
-33- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah. Pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan atau langkah studi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya
BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya 4.1. Rencana Implementasi Setelah rancangan sistem manajemen kinerja dibuat berikut dengan program strategis agar tolok ukur yang telah ditetapkan dapat
Lebih terperinciANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK
ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.03 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
69 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data, observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Persyaratan telah tertulis dalam kebijakan perusahaan (baik pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT
124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistemik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan
Lebih terperinciTinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria
Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan
Lebih terperinciBAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga
BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...
DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii
Lebih terperinciBalanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.
Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan
Lebih terperinciBalanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%
BAB V ANALISA DATA 5.1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% yang diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balanced scorecard memberikan informasi yang lebih komprehensif, akurat dan tepat bagi pelaksanaan visi dan misi badan usaha melalui strategi yang dipilihnya berdasarkan
Lebih terperinciKeterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan
Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan PROSES MANAGEMENT New produk Bisnis Plan Regular production REALISASI PRODUK Recruitmen Perencanaan Mutu Contract
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 20 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISKA CAHYANINGSIH DAN SUMPENA Program Studi Teknik Elektro, Universitas Suryadarma, Jakarta. ABSTRACT The value of an information
Lebih terperinciBandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel
Lebih terperinciAnalisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-09 Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internal Audit Internal auditor adalah kegiatan yang memiliki tujuan utama untuk menilai pengendalian perusahaan dalam memastikan bahwa resiko bisnis telah ditangani
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya
Lebih terperinciISO 9001 : Pengendalian Kualitas
ISO 9001 : 2008 ì 14.2 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hep://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline ì ISO 9001 : 2008
Lebih terperinciV. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan
V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI ASPEK ERGONOMI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
THESIS TI 092327 PERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI ASPEK ERGONOMI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Study Case : PT. PAL INDONESIA) ASRI DWI PUSPITA 2508202204 DOSEN
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya PT. Jakarta Pallet Service merupakan eksportir pallet kayu bagi perusahaan rental pallet di jepang bernama Japan Pallet Rental.
Lebih terperinci2.1. Visi dan Misi...11
ABSTRAK Dalam penulisan skripsi yang berjudul Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard, penelitian diadakan pada Perusahaan Jasa Transportasi XTrans Cabang Bandung. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan kesehatan, serta berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan, serta berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang besar dalam hal pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi antara bank
Lebih terperinciABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.
ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order
Lebih terperinciSISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System
SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System Implementasi JIT Manufacturing Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.
Lebih terperinciVariable X. Audit Operasional
Variable X Audit Operasional Indicator No Kuesioner Ya Tidak Independensi 1 Apakah auditor merupakan staff khusus yang terpisah dari kegiatan operasional perusahaan? 2 Apakah auditor cukup independent
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PERUSAHAAN Uraian Tugas dan Tanggungjawab PT XYZ Medan memiliki beberapa departemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS PT. KITO INDONESIA) TESIS. Ida Nahriah
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS PT. KITO INDONESIA) TESIS Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam industri pupuk, produk kimia dan jasa-jasa teknik melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam upaya untuk mewujudkan sebuah perusahaan kelas dunia dalam industri pupuk, produk kimia dan jasa-jasa teknik melalui maksimalisasi nilai perusahaan dan pelanggan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang
Lebih terperinciApakah ISO 9001 bermanfaat??
Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Hasil Survey: Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 % perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya Survey lain
Lebih terperinciPerancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X
Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Erwin Hermawan Teja 1, Debora Anne Yang Aysia 2 Abstract: PT. X is a PVC pipe factory that esthablised since 31st August
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik
Lebih terperinciPT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya
ANALISA DAMPAK KEBIJAKAN COST REDUCTION PROGRAM PADA KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI DIVISI PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN KAPAL PT. PAL INDONESIA (PERSERO) 1 Yudi Setiawan, 2 Patdono
Lebih terperinciKerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja
VARIABEL KINERJA Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja TAHAP 2: PERANCANGAN KELUARAN ORGANISASI PROSES INTERNAL VARIABEL KINERJA SISTEM MANAJEMEN KINERJA KEMAMPUAN SUMBER DAYA SEBAB AKIBAT KERANGKA KERJA
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan sistem pengukuran implementasi OHSAS 18001 dan uji coba penggunaan sistem tersebut untuk mengukur kinerja di PT. Trakindo Utama Cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini banyak sekali menghadapi tantangan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dewasa ini banyak sekali menghadapi tantangan dalam persaingan bisnis. Semakin tinggi tingkat kompetitif yang ada, mengharuskan perusahaan mempunyai kinerja
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,
Lebih terperinciLean Thinking dan Lean Manufacturing
Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Bank Jabar sebagai salah satu bank umum komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1960 dan telah dinasionalisasikan dari Pemerintahan Belanda merasakan persaingan dalam dunia bisnis
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI Disusun Oleh : AGUS WAHYU UTOMO NPM : 0632010027 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciVI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)
VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan. Adapun model penelitian dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. Proses Bisnis Lama SMM ISO
Lebih terperinciNon Financial Measures
Non Financial Measures Modul ke: Keluaran Organisasi, Proses Internal, Kemampuan Sumber Daya Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA 4.1. Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Komatsu Reman Indonesia (KRI) merupakan salah satu perusahaan remanufacturing Komponen alat-alat berat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT. SKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan IT yang memiliki beragam produk dan jasa yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang
Lebih terperinciABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara, bergerak di bidang jasa komunikasi pos dan giro yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Untuk dapat mencapai keberhasilan jangka panjangnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, pertumbuhan bisnis di sektor industri jasa sangat cepat perkembangannya. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya populasi
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Stars Internasional didirikan pada tanggal 28 Mei 2001 oleh delapan orang yang telah berpengalaman. Kedelapan orang tersebut pernah bekerja dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di PT.Triteguh Manunggal Sejati yang bertempat di Desa Gebang Raya Rt.001 Rw.02 Kecamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, kegiatan yang terus menerus berubah dan berkembang merupakan ciri khusus dari persaingan. Persaingan melahirkan inovasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi
14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Jaya Lestari didirikan pada tanggal 2 Januari 2007 dan terletak di kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas 2.140 hektar.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD Didien Suhardini dan Citra Kurniawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciMODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000
MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN
Lebih terperinci