BAB II Obejectives. mempertaha. penjualan. keberhasilan kompetitor-k munculnya. pembiaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II Obejectives. mempertaha. penjualan. keberhasilan kompetitor-k munculnya. pembiaan"

Transkripsi

1 BAB II EKSPLORASI ISSUE BISNISS 2.1. Obejectives Dilihat dari isu bisnis yang ada pada bab sebelumnya, maka tujuan dari proyek akhir ini adalah bagaimana ACC dapat tetap growth dalam kondisi yang penuh tantangan tersebut, sehingga ACC dapat tetap meningkatkan market share dan mempertaha ankan posisinya sebagai market leader dimasa yang akan datang. 2.2 Conceptual Framework Astra Credit Companies merupakan sebuah perusahaan pembiayaan yang menguasai market share sebesar 17% dari total market share seluruh penjualan mobil cash dan kredit, dan sebesar 30% untuk total penjualan secara kredit. Hubungan yang baik dengan dealer mobil adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan dari Astra Credit Companies. Dengan berjalannya waktu, kompetitor-k kompetitorpun bermunculan sehingga persaingan begitu ketat, dan munculnya Toyota Astra Finance yang mengurangi porsi kredit untuk pembiaan mobil Toyota Astra Credit Companies, karenaa pembiayaan mobil Toyota pada masa yang akan datang harus melalui Toyota Astra Finance. Oleh karena semakin ketatnya persaingan, Astra Credit Companies pun harus terus berusaha untuk membuat strategi dan mencari peluang untuk meningkatkan market share dan profit dimasa yang akan datang. Untuk membuat strategi baru dan mencari peluang untuk meningkatkan market share dan profit maka dapat dilihat dari conceptual framework berikut ini: Gambar 2.1. Conceptual Framework 19

2 2.3 Analisa Industri Teori Porter s Five Forces Untuk melihat dari Analisa Industri, model Porter s Five Force adalah satu model yang digunakan dalam persaingan yang berdampak pada penyesuaian resiko yang mungkin terjadi antara perusahaan dengan pesaing-pesaingnya di industri yang sama. Dimana dari beberapa studi ekonomi yang menegaskan beberapa industri bisa bertahan dengan tingkat keuntungan yang berbeda-beda, bagian perbedaan ini dijelaskan pada struktur industri. (Porter, M.E., 1985, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, New York, The Free Press) Threat of new entrants Bargaining power INDUSTRY COMPETITORS Bargaining power of buyers Entry barriers Threat of substitute products Gambar 2.2. Porter s Five Forces Sumber: (Competititve Advantage: Michael E. Porter: 1985) 20

3 2.3.2 Analisa Porter s Five Force Astra Credit Companies Gambar 2.3. Analisa 5 Forces ACC Industries Terdapat beberapa pemain dalam industri pembiayaan mobil, Pemain dalam industri tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan penyalur kredit berlatar belakang Bank dan perusahaan penyalur kredit non Bank. Perusahaan penyalur kredit berlatar belakang Bank terdiri dari Bank itu sendiri dan perusahaan multifinance yang dibentuk oleh Bank. Sedangkan perusahaan penyalur kredit non Bank, terbagi menjadi dua yaitu perusahaan pembiayaan yang dibentuk oleh ATPM dan perusahaan pembiayaan yang dibentuk oleh suatu perusahaan non ATPM. Contoh Bank yang menyalurkan kredit adalah Bank BCA, BII, Permata, Niaga, Mandiri, dan lain-lain. Contoh perusahaan multifinance yang dibentuk oleh Bank adalah BII Finance, BCA Finance, Niaga Finance, Clipan, Adira dan lain-lain. Contoh perusahaan yang dibentuk oleh ATPM adalah indomobil finance dan Toyota Astra Finance. Sedangkan contoh multifinance non Bank dan yang bukan dibentuk oleh ATPM adalah Oto 21

4 Multiartha, U Finance, Tunas Finance, BFI Finance dan lain-lain. Posisi Astra Credit Companies sendiri terletah diantara perusahaan multifinance/leasing yang dimiliki oleh perusahaan non Bank dan juga perusahaan pemilik ATPM. Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai pemain-pemain perusahaan penyalur kredit untuk mobil dapat dilihat dari gambar berikut ini: Gambar 2.4 Pemain Perusahaan Pembiayaan Mobil Dari hasil interview dengan beberapa sales dari dealer mobil baru dan bekas, didapatkan informasi bahwa, hampir semua sales-sales dari dealer tersebut menawarkan kepada end user perusahaan kredit yang dapat memberikan suku bunga yang rendah, suku bunga yang rendah banyak diberikan oleh Bank finance atau oleh Bank itu sendiri. Bila dibandingkan dengan kredit yang disalurkan oleh Bank untuk kredit mobil, bunga yang ditawarkan oleh ACC lebih tinggi 1 sampai dengan 3% dibandingkan kredit yang diberikan oleh Bank. Pemain utama dari perusahaan-perusahaan pembiayaan yang memiliki aset lebih dari 2 triliun rupiah adalah ACC, OTO Multiartha, Dipostar, ORIX, Cat Finance, dan Adira. Perusahaan yang memiliki aset 1 sampai 2 triliun adalah Tunans Financindo, Adira, Mitsui Leasing, Indomobil Finance, BFI Finance, U Finance, Tiga Berlian Auto Finance, BOT Finance. Menurut pihak management ACC, 22

5 pemberian kredit yang dilakukan ACC sebagian besar diperuntukan untuk pemberian kredit untuk retail/personal, pemberian kredit oleh ACC untuk komersial tidak sebanyak retail. Sebaliknya, beberapa perusahaan seperti DIPO Star Finance lebih banyak memberikan pembiayaan untuk komersial dibandingkan pembiayaan untuk retail. Selain pembiayaan untuk mobil-mobil Astra, ACC juga membiayai mobil untuk keluaran non Astra, masuknya ACC untuk mobil non Astra sedikit terlambat, karena dalam mobil keluaran non Astra sudah terdapat pemain yang cukup kuat yang berarti sudah terdapat kompetitor yang sudah dekat dengan key person dari dealer mobil non Astra. ACC memiliki banyak competitor dalam menjalankan bisnisnya, berikut dapat dilihat competitor dari ACC menurut segmentnya: Tabel 2.1 Kompetitor Berdasarkan Segment Retail Regular (New & Used Car) Retail Commercial Fleet ACC OTO Multiartha Dipostar Tunas Financindo Adira Mitsui Leasing Indomobil Finance BFI Finance U Finance Dipostar ACC Oto Multiartha Tiga Berlian Auto Finance ORIX ACC Cat Finance BOT Finance Dari hasil observasi terhadap sales dari dealer mobil baru baik Astra maupun non Astra, bunga yang ditawarkan oleh ACC sangat kompetitif bila dibandingkan dengan beberapa perusahaan kredit non Bank. Melihat penjualan mobilnya melalui kredit, beberapa ATPM pun tergiur untuk membentuk perusahaan pembiayaan sendiri untuk menyalurkan kredit untuk mobilnya. Contoh perusahaan finance yang dimiliki oleh ATPM adalah Toyota Astra Finance, Indomobil Finance. Perusahaan-perusahaan ini merupakan competitor yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap Astra Credit Companies karena ini akan mengurangi porsi dari penjualan dari perusahaan, khususnya 23

6 Toyota Astra Finance. Bagi ACC, Toyota memiliki separuh dari total pembiayaan mobil keluaran Astra, ini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.2 Porsi Penjualan Toyota terhadap Astra Sumber: Astra Credit Companies Jumlah (unit) Total Penjualan ACC Total penjualan Toyota Total Penjualan Astra Total penjualan mobil baru ACC (Mobil baru dan mobil bekas) tahun 2007 adalah sebesar unit mobil, dan untuk penjualan mobil Toyota yang dibiayai ACC pada tahun 2007 adalah sebesar unit mobil. Dengan kata lain, Toyota memegang sebesar 51,69% dari total pembiayaan mobil baru dan mobil bekas. Sedangkan total pembiayaan mobil baru ASTRA oleh ACC memegang 45% porsi dari seluruh pembiayaan yang dilakukan oleh ACC. Dengan demikian ACC akan kehilangan 22,26% dari total pembiayaan yang dilakukan oleh ACC. Kekhawatiran juga muncul dari pihak Astra International, Astra Inernational khawatir bagaimana bila semua ATPM memiliki perusahaan pembiayaan sendiri, ini berarti porsi 45% itu akan hilang seluruhnya. Dengan adanya TAF, TAF akan mengambil alih seluruh pembiayaan mobil Toyota. Karena TAF baru dibentuk, pembiayaan Toyota masih terbagi dengan ACC dan perusahaan pembiayaan lainnya. TAF pada tahun 2007 memiliki target untuk membiayai mobil Toyota sebesar 50%. Saat ini TAF baru memiliki 8 kantor cabang, dalam waktu 3 tahun mendatang TAF akan membangun 13 cabang lagi. ASTRA yang merupakan perusahaan induk dari ACC dan TAF mengatur kebijakan agar pemberian kredit untuk mobil Toyota saat ini 70% diberikan oleh Toyota dan 30% diberikan oleh ACC. Persentase tersebut berlaku untuk penjualan mobil Toyota di TSO (Toyota Sales Operation). Tetapi untuk dimasa yang akan datang, penjualan mobil toyota (TSO) seluruhnya akan diambil alih oleh Toyota Astra Finance. 24

7 New Entrants Persaingan yang cukup mempengaruhi ACC adalah persaingan yang berasal dari perusahaan finance yang dimiliki oleh pabrikan mobil tertentu, dan dimasa yang akan datang tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak bermunculan finance yang didirikan oleh pabrikan mobil (ATPM), ketika itu terjadi ACC bahkan perusahaan pembiayaan lainnya pun akan sulit mempertahankan market share nya karena finance yang didirikan oleh pabrikan mobil akan lebih diutamakan ketimbang finance lainnya. Saat ini sudah muncul beberapa perusahaan pembiayaan mobil yang didirikan oleh ATPM antara lain Indomobil Finance dan Toyota Astra Finance. Pedatang baru yang perlu dipertimbangkan juga berasal dari Bank. Bank saat ini sedang mengalami likuidasi yang sangat tinggi, oleh karena itu penyaluran pinjaman mobil saat ini sedang menjadi perhatian dari Bank. Menurut pihak management ACC persaingan dengan Bank mulai terasa pada tahun 2007, pada tahun 2007 Bank mulai menyalurkan pembiayaan untuk mobil dengan bunga yang sangat rendah. Tidak hanya itu, Bank juga mulai membentuk perusahaan multifinance untuk pembiayaan mobil dengan melakukan akusisi pada perusahaan pembiayaan mobil yang sudah ada. Ini bertujuan agar pembiayaan untuk mobil lebih terfokus lagi Supplier Astra Credit Companies dalam menjalankan bisnisnya tidak dapat terlepas dari pinjaman dari beberapa pihak. Dalam hal ini Astra Credit Companies mendapatkan beberapa pinjaman dari sejumlah Bank seperti bank Mandiri, BCA, Permata, Niaga, dsb. Selain pinjaman dari Bank, ACC juga mendapat pendanaan dari penerbitan surat obligasi. Dalam hal ini ACC mendapatkan tantangan yang sangat besar, karena sumber dana dari ACC dari Bank, sedangkan Bank sendiri juga memiliki bisnis yang sama dengan ACC, sehingga ACC akan sangat sulit untuk bersaing dalam pemberian suku bunga kredit kepada end user. Bunga yang ditawarkan juga bergantung pada BI Rate yang berlaku saat itu. 25

8 Subtitutes Bila diliat dari subtitute dari kredit mobil, saat ini belum menjadi sebuah ancaman yang serius karena penjualan mobil, 60-70% penjualan dilakukan melalui dengan cara kredit dibanding penjualan dengan cara cash, dan diperkirakan oleh Gaikindo akan terus tumbuh pada tahun 2008 ini sebesar 20%. Terdapat sebuah subtitute dari kredit melalui perusahaan kredit mobil non bank, dan itu dapat mempengaruhi market share, subtitute tersebut adalah personal loan yang di berikan individu kepada individu lain, dan personal loan tersebut digunakan untuk membeli sebuah kendaraan roda empat. Namun demikian hal ini tidak terlalu mengancam karena jumlah modal individu yang memberikan personal loan tersebut tidaklah sebesar perusahaan seperti Astra Credit Companies Buyers Dari informasi yang diperoleh dari pihak management Astra Credit Companies, Astra Credit Companies memiliki dua customer yaitu dealer dan End User. Strategi dari Astra Credit Companies sendiri adalah lebih cenderung memfokuskan pada dealer, ACC lebih banyak melakukan pendekatan terhadap dealer dibandingkan terhadap End User. Customer dealer untuk mobil baru terdapat beberapa kategori yaitu: Dealer mobil baru dan dealer mobil bekas. Dealer mobil Baru dibagi menjadi dua kategori yaitu: Direct dan indirect. Yang termasuk Direct adalah dealer resmi yang dimiliki oleh Toyota (TSO), Daihatsu (DSO), Isuzu (ISO), BMW, Peugeot, dan Nissan Diesel Sedangkan yang termasuk undirect adalah Dealer lain selain dari dealer resmi dari Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot dan Nissan Diesel, biasanya dealer undirect dimiliki oleh individu atau Perseroan. Customer untuk pabrikan mobil yang dimiliki ASTRA (direct) memiliki hubungan yang lebih mengikat, dengan kata lain, lebih mudah untuk menggunakan jasa ACC dibandingkan jasa perusahaan kredit lainnya, ini diakibatkan karena ada keterikatan antara perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh ASTRA International. Berbeda dengan dealer undirect, dealer undirect ini tidak lebih terikat untuk menggunakan jasa kredit dari Astra Credit Companies. Dari hasil observasi penulis di beberapa 26

9 kunjungan di pameran-pameran mobil yang diadakan di mall-mall di Jakarta dan Bandung, penulis mendapatkan hasil pengamatan sebagai berikut: 1. Pameran-pameran mobil lebih banyak ditemui oleh penulis adalah dealer undirect dan Non Astra 2. Sales Officer merekomendasikan menggunakan kredit melalui ACC bila customer memang sudah pernah menggunakan jasa ACC dengan alasan, proses dapat lebih cepat, walaupun suku bunga yang ditawarkan tetap lebih tinggi dari ACC dibandingkan dengan perusahaan kredit yang pertama mereka rekomendasikan. Persaingan sangat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kredit untuk mendapatkan order dari dealer-dealer, Perusahaan-perusahaan kredit biasanya memiliki kedekatan dengan key person dari dealer berbeda-beda, kedekatan tersebut dipengaruhi oleh faktor emosioal dan transaksional. Emosional dengan artian kedekatan antara officer ACC dengan key person tersebut sedangkan transaksional dengan artian key person akan dekat dengan melihat berapa banyak yang bisa diberikan oleh ACC secara materi. Perusahaan-perusahaan kredit saling berlomba-lomba untuk mendapatkan kedekatan dengan key person tersebut. Pihak Management ACC menyebut customer penerima kredit adalah sebagai end user. Sejak awal berdirinya ACC, pendekatan yang dilakukan lebih kepada dealer bukan end user. Sebenarnya keberadaan end user disini sangatlah penting, tanpa adanya end user tidak ada kredit yang dapat disalurkan. Untuk menjaga kedekatan terhadap end user, belum banyak hal yang dilakukan dari pihak perusahaan. Usaha yang telah dilakukan yang sampai saat ini masih dijalankan adalah memberikan gift dalam bentuk souvenir pada end user, souvenir yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi yang ada saat itu. Dari hasil interview dengan beberapa end user yang melakukan pembelian mobil secara kredit, tidak sedikit end user memilih perusahaan kredit karena rekomendasi atau anjuran dari dealer, tetapi ketika end user membeli / akan membeli mobil secara kredit lagi saat ini, end user lebih memilih perusahaan kredit yang menawarkan suku bunga yang rendah. Beberapa end user memilih 27

10 perusahaan kredit yang direkomendasikan dealer, karena mereka belum banyak mengerti mengenai perusahaan kredit PESTN Ekonomi Untuk memperoleh margin yang lebih besar salah satu faktornya adalah mendapatkan nilai COF yang rendah. Contribution value adalah merupakan selisih antara selling rate (suku bunga yang dibebabkan kepada end user) dengan Cost Of Fund (Biaya yang dibebankan kepada perusahaan untuk beban pinjaman yang dilakukan oleh ACC). Besarnya nilai Cost of Fund selalu mengikuti nilai dari BI rate, bila BI rate mengalami kenaikan, maka COF juga akan mengalami kenaikan begitu pula bila sebaliknya. BI rate sangat mempengaruhi selling rate dari ACC karena dengan naik atau turunnya nilai BI rate, maka akan mempengaruhi suku bunga pinjaman dari sumber pendanaan ACC dalam hal ini adalah Bank. Bank akan menurunkan tingkat suku bunga pinjaman kepada Astra Credit Companies ketika BI rate mengalami penurunan, begitu juga Bank akan menaikan bunga pinjaman kepada Astra Credit Companies bila BI rate naik Teknologi Dalam analisa industri pengaruh teknologi memiliki peran yang perlu dipertimbangkan dalam menjalankan sebuah bisnis. Untuk saat ini sistem penjualan dapat dilakukan dengan cara konvensional tetapi untuk dimasa yang akan datang, penjualan lebih mengarah pada penjualan melalui dunia digital (internet). 28

11 2.4 Industri Lifecycle Gambar 2.5 Product Lifecycle Total aset industri perusahaan pembiayaan (multifinance) secara nasional pada akhir 2007 tumbuh menjadi Rp127,26 triliun dari tahun sebelumnya Rp108,34 triliun. Berdasarkan data Bank Indonesia per Desember 2007 total aset industri pembiayaan tumbuh sebesar 17,5% atau lebih besar dibandingkan pertumbuhan sebelumnya hanya 12,2% dengan total aset pada 2005 sebesar Rp96,52 triliun. Pencapaian aset pembiayaan itu hampir mendekati prediksi pertumbuhan secara nasional Rp130 triliun atau terpaut 2,5%. Sekjen Asosisiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis D. Firmansjah mengatakann rata-rata pertumbuhan pada industri pembiayaan sekitar 15% setiap tahun. Kontribusi terbesar aset industri pembiayaan masih dari pinjaman bank sekitar Rp83,7 triliun dan obligasi sekitar Rp13 triliun. Bahkan, rencana obligasi pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp16 triliun. Perusahaan multifinance untuk pembiayaan mobil sangat mengikuti pertumuhan dari pertumbuhan penjualan mobil. Penjualan mobil pada tahun 2007 mencapai unit kendaraan baru. Dan dari data Gaikindo didapat juga bahwa di Indonesia terdapat 50 juta kendaraan. Penjualan mobil tiap tahun juga akan mengalami kenaikan karena kebutuhan masyarakat Indonesia akan mobil juga belum mengalami kejenuhan ini terbukti ATPM terus memproduksi mobilnya tiap tahun. 29

12 2.5 TOWS Threats - Ancaman yang muncul yaitu berasal dari Bank karena Bank saat ini sangat gencar dalam menyalurkan kredit terutama untuk kredit mobil. Bank memberikan pembiayaan untuk mobil dengan bunga yang sangat rendah. Bunga yang ditawarkan oleh Bank dapat lebih rendah 1-3% dari bunga yang ditawarkan oleh ACC. Bank juga melakukan pendekatan terhadap end user secara langsung dengan melakukan pendekatan terhadap nasabahnya yang dianggop potensial untuk melakukan pembelian mobil melalui kredit. - Ancaman yang berikutnya muncul adalah dari perusahaan pembiayaan mobil yang didirikan oleh sebuah ATPM. Sebut saja Toyota Astra Finance yang muncul sebagai perusahaan pembiayaan yang dibentuk oleh sebuah ATPM Toyota. Astra Credit Companies akan sangat sulit untuk bersaing dengan perusahaan pembiayaan seperti itu karena dari pihak ATPM sendiri akan cenderung memberikan kebijakan untuk menjual mobilnya secara kredit melalui perusahaan pembiayaan yang juga milihmya Opportunities - Peluang yang dapat diharapkan adalah adanya pertumbuhan penjualan mobil akan tumbuh sebesar 20% pada tahun 2008 menurut Gaikindo. Dengan meningkatnya penjualan mobil maka ini juga akan berdampak pada perusahaan pembiayaan mobil dimana penjualan mobli sampai saaty ini dilakukan sebagian besar dengan cara kredit. - Dengan kondisi ekonomi yang seperti saat ini, pembiayaan mobil melalui kredit juga diprediksi oleh pihak management akan meningkat karena perpindahaan pembelian dengan cara cash menjadi pembelian mobil melalui kredit. - Dengan jumlah database customer yang besar yang dimiliki oleh Astra Credit Companies ACC sampai saat, ACC belum melakukan pendekatan langsung terhadap end user. Dari jumlah customer end user tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 jumlah customer yang melakukan repeat order maupun additional 30

13 order hanya sebesar 15,37% saja, ini berarti peluang untuk mendapatkan income dari existing customer end user juga masih besar Weakness - Astra Credit Companies memiliki kelemahan terhadap suku bunga yang ditawarkan kepada end user. Dibandingkan dengan Bank maupun perusahaan multifinance yang berbasiskan pada Bank, Astra Credit Companies memilihi nilai suku bunga yang lebih tinggi sebesar 1-3%. - Penjualan ACC bergantung kepada dealer, dengan demikian Astra Credit Companies akan mendapatkan jumlah aplikasi yang banyak bila partner dealer tersebut aktif dalam mencari customernya. Akan tetapi Astra Credit Companies menilai bahwa banyak rekanan dealer mobil bekas ACC sangat pasif dalam menjual mobilnya. Dealer mobil bekas rekanan ACC hanya menunggu customer datang untuk membeli mobilnya, dengan demikian jumlah pembeliannya akan menjadi kurang maksimal, apabila penjualan dealer kurang maksimal maka jumlah aplikasi yang diterima Astra Credit Companies pun secara otomatis akan menjadi kurang maksimal. - Menurut pihak Astra Credit Companies, kecepatan proses approval aplikasi dinilai cukup lambat dibandingkan dengan beberapa kompetitornya. Ini diakibatkan karena model survey yang dilakukan ACC menggunakan survey langsung terhadap end user, sedangkan kompetitor kebanyakan menggunakan metode check list. - Kelemahan yang dimiliki ACC adalah persaingan insentif yang diberikan kepada dealer, ACC memberikan insentif yang tidak lebih besar dibandingkan dengan kompetitornya, hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini. 31

14 Tabel 2.3 Perbandingan insentif Dealer ACC OTO BCA Finance ADIRA Tunas Insentif 22,5% 30% Max 40% 25% 25% - Kelemahan yang dirasakan oleh Astra Credit Companies adalah kurangnya direct access untuk ATPM untuk produk non Astra, ini menjadikan penjualan mobil Non Astra masih sangat kurang yaitu hanya sebesar 16% dari porsi seluruh penjualan dari Astra Credit Companies Strength - Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Astra Credit Companies adalah bahwa Astra Credit Companies dimiliki oleh Astra International, dengan demikian Astra Credit Companies memiliki hubungan yang kuat dengan anak perusahaan Astra international yang lainnya, sedangkan anak perusahaan Astra International adalah sebagian besar merupakan ATPM, dengan demikian Astra Credit Companies dapat lebih mengikat ATPM untuk melakukan pembiayaan melalui Astra Credit Companies karena adanya kebijakan dari Astra International yang mengatur hal tersebut. - Telah dikatakan sebelumnya bahwa Astra Credit Companies merupakan perusahaan pembiayaa yang sudah berdiri sangat lama, dengan demikian jumlah database customer ACC sangat besar yaitu sebesar customer lebih. Ini adalah sebuah kekuatan yang dimiliki oleh Astra Credit Companies. - Astra Credit Companies memiliki reputasi yang baik dimata masyarakat, oleh karena itu Astra Credit Companies dapat memperoleh sumber pendanaan yang kuat dari Bank yang menjadi sumber pendanaan ACC, ini menjadikan ACC dapat sedikit bersaing melalui suku bunga. - ACC sampai saat ini juga sudah memiliki kantor cabang yang banyak yang terletak dibeberapa kota besar di Indonesia, sehingga jangkauan yang dapat 32

15 dilakuakn oleh ACC juga dapat semakin luas. ACC juga memiliki point-point pembayaran yang cukup banyak. 2.6 Value Preposition Dalam menjalankan bisnisnya Astra Credit Companiesdan kompetitornya memiliki value proportion masing-masing, sub-bab dibawah akan menjelaskan value preportion masing-masing Value Preportion ACC Functional Benefit Kind Of Product (New & Used Car) Emotional Benefit Link to strong Astra Produk Good reputation Company Financial Benefit Point Reward to dealer Persyaratan yang fleksibel Gambar 2. 6 Value Preportion ACC Value Preportion Bank Functional Benefit Product New Car & used car Emotional Benefit Direct contact with end user Gambar 2. 7 Value Preportion Bank Financial Benefit Low rate 33

16 2.6.3 Value Preportion Multifinance Non Bank Functional Benefit Product New & Used Car Emotional Benefit Proses approval Cepat Financial Benefit High Insentive to dealer Persyaratan fleksibel Point Reward to Dealer Gambar 2.8 Value Preportion Multifinance Non Bank 2.7 STP Astra Credit Companies Astra Credit Companies adalah sebuah perusahaan pembiayaan yang mengambil segment pembiayaan untuk otomotif (mobil). Target yang disasar Astra Credit Companies adalah semua orang yang membeli mobil baru dan bekas secara Kredit. Gambar 2.9 STP Astra Credit Companies 34

17 2.8 Marketing Mix Produk Produk utama yang dimiliki oleh ACC semuanya berkaitan dengan industri otomotif. ACC menyediakan produk untuk pembiayaan mobil baru Astra, mobil baru non Astra, mobil bekas. Sampai dengan saat ini ACC masih bergerak dibidang otomotif saja. Gambar 2.10 Performa ACC Sumber: Astra Credit Companies Bila dilihat dari grafik Sales Performance ACCC , dapat dilihat bahwa peningkatan n amount finance (besarnya total dana kredit yang diterima oleh perusahaan) ACC selalu mengikuti perkembangan dari penjualan mobil baru yang dapat dilihat dari data statistik Gaikindo. Dari grafik porsi yang dicapai antara penjualan mobil baru dan bekas adalah sebesar 61%-34% Price ACC memilki dua customer sehingga terdapat harga yang di sediakan oleh ACC untuk kedua customernya (dealer dan end user). Untuk End user ACC memberikan kredit dengan harga Nett 5,25% sampai dengan 8,25%, tetapi harga Nett tersebut hampir tidak pernah dikeluarkan untuk pembelian mobil bekas, harga yang dikeluarkan untuk mobil bekas biasanya menggunakan counter rate, yaitu 7% sampai dengan 10%. Untuk dealer sendiri ACC memberikan harga dalam bentuk insentif yang berasal dari asuransi dan PDC. PDC adalah 35

18 menambahkan beberapa persen bunga ditambahkan itu diberikan kepada dealer. dari counter rate, dan beban yang Rate yang ditawarkan oleh kompetitor terutama Bank lebih rendah dibandingkan dengann dengan ACC. Untuk mobil baru ACC mengeluarkan rate dengan harga nett, karena kompetitor juga memberikan rate yang sangat rendah, bila ACC tidak mengikuti maka harga ACC akan menjadi terlihat lebih mahal. Berbeda suku bunga yang diberikan untuk mobil bekas, suku bunga yang ditawarkan adalah suku bunga counter, yang artinya ACC dapat mendapatkan margin yang lebih besar. Akan tetapi harga counter kompetitor tetap lebih rendah dibandingkan dengann ACC. List suku bunga dapat dilihat dihalaman lampiran. Dari hasil interview dengan Nasional Marketing Head, dikatakan bahwa profit yang didapatkan dari kredit mobil baru adalah melalui volume penjualan sedangkan dari kredit mobil bekas profit berasal dari margin dari bunga. Gambar 2.11 Perkembangan Spread Margin Bila diperhatikan nilai contribution value tersebut mengalami penurunan dimulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun Terdapat dua indikasii mengapa terjadi penurunan contribution value, yaitu meningkatnya suku bunga bank atau menurunnya selling rate dari perusahaan. Dari data yang diperoleh ternyata terjadi penurunan selling rate. Penurunan selling rate dapat dilihat dari data sebagai berikut: 36

19 Tabel 2.4 Efektif Rate Sumber: Astra Credit Companies Toyota Daihatsu ISUZU BMW PEUGEOT Nissan Diesel Used Car C2C Used Car R NONA Rata rata 16.38% 20.99% Terjadi penurunan selling rate pada tahun , ini terjadi karena adanya persaingan yang semakin ketat. Ini juga dikatakan oleh pihak management ACC bahwa saat ini persaingan begitu ketat, persaingan hargapun tidak dapat dihindarkan Promosi Menurut Nasional Marketing Head Astra Credit Companies, ACC tidak pernah melakukan promosi melalui media cetak maupun media elektronik yang ditujukan untuk end user. Biaya promosi dialihkan untuk me- maintenance key person dari dealer. Tetapi setelah munculnya C2C, menurut kepala cabang bagian C2C Jakarta, ACC mulai melakukan promosi melalui media masa, radio maupun dengan mengadakan pameran yang diadakan dari pihak ACC sendiri untuk end user, promosi yang dilakukan lebih terfokus untuk program C2C. Promosi yang dilakukan ACC terhadap end user lebih banyak bergantung kepada dealer rekanan dari ACC terutama dealer mobil baru ASTRA direct. Seringkali dealer direct dalam mempromosikan produknya mengikut sertakan nama ACC sebagai penyedia jasa kredit mobil. 37

20 2.8.4 Place ACC tidak secara langsung melayani end user, karena tempat transaksi pembiayaan melalui dealer. Kantor-kantor yang dimiliki oleh ACC lebih berfungsi sebagai after sales service, yaitu tempat sebagai pembayaran angsuran, complain, dan mengurus urusan administrasi lainnya. Astra Credit Companies saat ini memiliki 36 kantor cabang di 26 kota besar, jumlah ini tidak banyak bila dibandingkan dengan perusahaan kredit lain milik Astra International yaitu FIF. Jumlah cabang dari ACC tidak sebanyak FIF karena dilihat dari segment customer yang diincarnya, ACC lebih mengincar segment masyarakat menengah sampai menengah keatas, berbeda dengan FIF yang lebih mengincar segment yang lebih bawah lagi. Kantor pusat dari ACC sendiri terletak di Jakarta Selatan. Dengan adanya kantor cabang yang terletak menyebar dibeberapa kota besar, diharapkan banyak masyarakat yang dapat menggunakan jasa ACC lebih banyak lagi. Berikut lokasi kantor-kantor cabang dari ACC: Tabel 2.5 Lokasi Kantor Cabang ACC Medan Pekanbaru Jambi Palembang Padang Lampung Jakarta Tangerang Bekasi Bogor Bandung Kerawang Bekasi Sukabumi Tasikmalaya Purwokerto Tegal Semarang Yogyakarta Surakarta Kediri Surabaya Malang jember Denpasar Mataram Makasar Manado Cirebon Samarinda Balikpapan Banjarmasin Pontianak 38

21 2.8.5 Proses Tidak hanya tempat, proses bisnis yang dilakukan ACC juga mengandalakan dealer sebagai tempat transaksi. Proses yang ditawarkan ACC menurut pihak management masih biasa saja, dalam artian terdapat kompetitor yang dapat menawarakan proses bisnis dari pengajuan aplikasi sampai dengan approval dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi proses bisnis yang diberikan ACC dapat lebih cepat dibandingkan Bank ketika end user kurang memenuhi persyaratan kredit. Berikut adalah proses bisnis secara global dari ACC: Customer Dealer Transaksi Dealer dengan customer Transaksi Dealer dengan ACC Gambar 2.12 Proses Bisnis Global ACC People ACC sendiri memiliki karyawan yang berkualitas. Karyawan yang berkualitas ini didapatkan melalui Astra Human Resource Management System (AHRM). AHRM merupakan suatu sistem pengelolaan sumber daya manusia astra yang terpadu yang dijabarkan dalam bentuk aturan/policy yang jelas untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Menurut management ACC keberadaan end user disini sangatlah penting, tanpa adanya end user tidak ada kredit yang dapat disalurkan, tetapi tidak semata-mata semua end user adalah customer yang dapat memberikan profit bagi ACC, terdapat banyak end user yang bahkan dapat merugikan. Contoh end user yang dapat merugikan perusahaan adalah end user yang tidak melunasi angsurannya secara penuh atau sering mengalami keterlambatan dalam mengangsur. Dari hasil FGD terhadap pemilik dealer dan customer, didapatkan bahwa pelayanan yang diberikan ACC kurang memuaskan. 39

22 Tabel 2.6 Hasil FGD Dealer dan Customer Sumber: Astra Credit Companies Komentar Showroom Cara survey kurang bagus, surveyor ketus! sehingga konsumen tersinggung dan mencari leasing lain. Surveyor Bandung mesti diperhatikan. U finance juga menggunakan surveyor independent, tapi orangnya bagus. Surveyor ACC dalam mewawancara tidak ramah sehingga menyebabkan customer tidak simpatik, berbeda dengan kompetitor yang menggunakan sistem CMO (SO, Surveyor, Underwriting) oleh satu orang saja.. Customer Service sangat kurang ramah, CS yang dulu lebih bagus Penerima tamu / Customer Service harus yang bagus, jangan yang jutek dan suka cemberut, CS yang dulu baguuss banget Physical Evidence Logo dari Astra Credit Companies adalah gambar seseorang yang sedang mengendarai mobil dengan ceria, ini menggambarkan bahwa akan menyenangkan untuk membeli mobil melalui Astra Credit Companies. Saat ini ACC memiliki 36 kantor cabang, setiap kantor cabang tidak memiliki bentuk bangunan yang seragam, peralatan didalam masing-masing kantor cabang juga semuanya sama, seperti contohnya adalah mesin antrian, tidak semua cabang memiliki mesin antrian. 2.9 Perilaku customer Sebelum Bank gencar menyalurkan kredit untuk kendaraan bermotor, end user tidak terlalu banyak pertimbangan dalam memilih perusahaan pembiayaan karena suku bunga yang ditawarkan perusahaan pembiyaan yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda, end user lebih memilih suatu perusahaan pembiayaan atas dasar rekomendasi dari dealer. Sejak Bank mulai gencar masuk dalam industri ini, Bank memiliki strategy dengan menawarkan suku bunga yang rendah, dan hal ini menjadi pertimbangan bagi end user dalam memilih perusahaan kredit. 40

23 Dari hasil interview dengan beberapa end user yang melakukan pembelian mobil secara kredit, tidak sedikit end user memilih perusahaan kredit karena rekomendasi atau anjuran dari dealer, tetapi ketika end user membeli / akan membeli mobil secara kredit lagi saat ini, end user lebih memilih perusahaan kredit yang menawarkan suku bunga yang rendah. Untuk mengetahui bagaimana customer dalam memilih perusahaan maka dilakukan penelitian melalui interview tehadap customer ACC. Berikut adalah gambar grafik yang menggambarkan alasan mengapa customer ACC memilih ACC sebagai sumber pembiayaan mobilnya: Brand Image Pelayanan Rate Rekomendasi Dealer Persyaratan yang fleksibel Proses approval Gambar 2.13 Alasan customer memilih ACC Untuk mengetahui kepuasan pelanggan maka dapat dilihat dari research yang telah dilakukan perusahaan pada akhir tahun Research tersebut menggunakan metode servqual. Dalam research tersebut metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan SERQUAL Measurement 2. Pengukuran GAP current level of service vs customer expectation 3. Questionnaire, berdasarkan random sampling disemua cabang 41

24 Dengan metode servqual maka dapat memasukan beberapa dimensi yang erat hubungannya dengan kepuasan pelanggan, dimensi-dimensi tersebut adalah reliability, tangibles, empathy, assurance, responsiveness. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan atas jasa yang diterimanya adalah metode SERVQUAL. Metode ini termasuk salah satu cara dimana responden diminta untuk menilai tingkat harapan mereka terhadap atribut tertentu dan juga tingkat yang mereka rasakan. Metode yang dikembangkan oleh Zeithaml (1990) ini, khusus digunakan untuk mengukur kepuasana pelanggan atas jasa yang diberikan. Metode ini menggunakan user based-approach (melakukan pendekatan), yang mengukur kualitas jasa secara kuantitatif dalam bentuk kuisioner dan mengandung dimensi-dimensi jasa seperti tangibles, responsiveness, realibility, assurance dan empathy. Tujuan dari penggunaan dimensi servqual dalam pengukuran kesenjangan adalah untuk melakukan program perbaikan dalam pengendalian jasa layanan yang digunakan sebagai alternatif usulan dalam perbaikan kualitas jasa yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan, sebagai salah satu strategi perusahaan dalam memberdayakan Total Quality Service. Hasil pengolahan data kuestioner akan dilakukan dengan menggunakan analisa diagram Kartesius dan probabilistik kesenjangan (gap), yang merupakan penerapan dari Metoda Servqual (Service Quality). Pada metode Servqual dibutuhkan data skor harapan (expected score) dan skor persepsi (perceive score). Perbedaan antara kedua skor ini memiliki sasaran penilaian pelanggan untuk mengetahui kualitas jasa yang diterima pelanggan dengan menggunakan metode penilaian (assessment) yang disebut dengan nama servqual. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metode Servqual ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan daftar atribut-atribut pelayanan yang akan diukur. Untuk menentukan atribut apa saja yang akan ditampilkan, penyedia jasa dapat memuali dengan mengacu pada lima dimensi utama kualitas jasa sebagai variabel penelitian. Atribut-atribut yang dibuat berupa pertanyaan yang sesuai dengan maksud dari variabel masing-masing penelitian. 42

25 2. Mengetahui pendapat pelanggan tentang atribut-atribut tersebut. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan masing-masing atribut yang ada dalam daftar tersebut, yaitu seberapa penting atau seberapa besar harapan pelanggan terhadap atribut tersebut, berapa besar bobot yang diberikan untuk masing-masing pelayanan yang diberikan dan seberapa baik prestasi jasa yang dirasakan pelanggan setelah memakainya. 3. Terhadap setiap pelanggan tentukan servqual score (Si) untuk setiap pelayanan/atribut dengan persamaan sebagai berikut: Si = Pi Ei; I = 1,2,3,,n dimana Pi : Nilai persepsi yang diberikan untuk pertanyaan ke-i Ei : Nilai harapan yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i N : nomor pertanyaan. 4. Terhadap pelanggan, jumlahkan nilai Servqual yang didapat untuk setiap dimensi, kemudian bagi jumlahnya dengan banyaknya pertanyaan/ atribut pada dimensi tersebut. Persamaan yang digunakan adalah dimana Ski : Nilai rata-rata Servqualuntuk setiap dimensi N : Jumlah pertanyaan yang mewakili dimensi tersebut Terhadap setiap pelanggan, kalikan nilai Ski dengan bobot (wi) yang diberikan untuk setiap dimensi sehingga didapatkan nilai Servqual terbobot (Sqi) untuk setiap dimensi. 5. Terhadap setiap pelanggan, kalikan nilai Ski dengan bobot (wi) yang diberikan untuk setiap dimensi sehingga didapatkan nilai Servqual terbobot (Sqi) untuk setiap dimensi. 6. Perhitungan TSQ seluruh pelanggan dijumlahkan lalu dibagi dengan n untuk mendapatkan rata-rata nilai Servqual (Sumber: 43

26 Mekanisme yang digunakan adalah sebagai berikut: Gambar 2.14 mekanisme reserch CSI DSI Sumber: Astra Credit Companies Survey dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada end user dan kepada dealer-dealer rekanan dari ACC. Selain dengan menyebarkan kuisioner secara langsung, dilakukan juga survey melalui telepon. Dari hasil kuisioner yang terkumpul, kemudian diolah oleh service head ataupun sales head dan kemudian hasil pengolahan akan dianalisa yang kemudian dijadikan feedback kepada departemen terkait. Data yang terkumpul dari survey tersebut adalah: Gambar 2.15 Perolehan Responden Research Sumber Astra Credit Companies 44

27 Hasil dari research untuk end user adalah sebagai berikut: Grafik 2.16 Marketing/sales dimata end user Sumber: Astra Credit Companies Grafik 2.17 Gap Perception vs expectation Marketing Sumber Astra Credit Companies Grafik 2.18 Bobot Marketing Sumber: Astra Credit Companies 45

28 Grafik 2.19 Final score Marketing Sumber: Astra Credit Companies Dari hasil research tersebut, maka diperoleh hasil ternyata customer kurang puas terhadap suku bunga yang ditawarkan oleh ACC. Untuk hasil untuk dealer didapatkan pula bahwa dealer menginginkan rate yang lebih kompetitif. 46

BAB III Solusi Bisnis

BAB III Solusi Bisnis BAB III Solusi Bisnis 3.1 Objective New Strategy Dari hasil yang telah dicapai oleh Astra Credit Companies sampai saat ini, Astra Credit Companies masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan posisinya

Lebih terperinci

RE-STRATEGIZING ACC BUSINESS PROYEK AKHIR. Oleh : Budiono Wijaya NIM :

RE-STRATEGIZING ACC BUSINESS PROYEK AKHIR. Oleh : Budiono Wijaya NIM : RE-STRATEGIZING ACC BUSINESS PROYEK AKHIR Oleh : Budiono Wijaya NIM : 29106390 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 ABSTRAK Re-Strategies Marketing

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Filosofi Astra International Catur Dharma

LAMPIRAN A Filosofi Astra International Catur Dharma DAFTAR PUSTAKA http://www/asco.co.id, 2006, Rully: Agar mobil idaman tak disambar orang diakses 28 April 15.00 http://www.antara.co.id, 2007, Penjualan Mobil Nasional pada September 2007 Capai 41.035 Unit

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Marketing Mix 4.1.1 Price Dari hasil analisa pada bab sebelumnya telah ditetapkan sebuah solusi yang dapat diusulkan terhadap Astra Credit Companies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sarana mobilitas yang efektif, efisien, dan ekonomis bagi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu, terutama dikotakota besar seperti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan jasa pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan jasa pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas, kini terjadi pergeseran strategi pemasaran yang beroroentasi pada pelanggan.persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Pembiayaan Oto ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Bekasi Perkembangan pembiayaan Oto ib Hasanah dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat dirasakan di Indonesia. Kenyataan tersebut dapat kita lihat dari

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat dirasakan di Indonesia. Kenyataan tersebut dapat kita lihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat dirasakan di Indonesia. Kenyataan tersebut dapat kita lihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif beberapa tahun terakhir ini menunjukkan berkembangan yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah penjualan mobil baru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Lembaga perkreditan FIF merupakan bagian dari kelompok Astra yang berdiri pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini mobilitas menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap lapisan masyarakat. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan kendaraan bermotor, baik roda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan manusia berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Faktor keamanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir berikut : Tahapan penelitian dalam penulisan GFP ini dapat dijelaskan dalam bagan Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 37 Sebagai salah satu tahap awal, kerangka

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Profil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil sebagai jenis kendaraan yang mendukung aktivitas masyarakat semakin hari keberadaannya semakin dibutuhkan baik sebagai sarana transportasi umum, pribadi, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KARDI PUTERA MOTOR

BAB II GAMBARAN UMUM KARDI PUTERA MOTOR BAB II GAMBARAN UMUM KARDI PUTERA MOTOR 2.1 Sejarah Kardi Putera Motor Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan nama Bengkel Kardi Putra yang didirikan oleh Bpk.Khoirul Anang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT AUTO2000 PT. Astra international, Tbk Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu memiliki strategi dalam memasarkan produknya agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sekilas AUTO2000 Body Paint AUTO2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi AUTO2000.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan tersebut harus masuk bengkel untuk di service dan tidak bisa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan tersebut harus masuk bengkel untuk di service dan tidak bisa digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita ketahui bahwa harga dari sebuah mobil tidaklah murah, untuk memenuhi kebutuhan sebuah perusahaan akan operational transportation,khususnya mobil ada dua

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menyalurkan dana masyarakat dan menginvestasikan kembali dana tersebut untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, dan Indonesia masih tetap menduduki urutan ke empat terbanyak di dunia setelah Cina,

Lebih terperinci

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran ANALISIS PASAR Analisa Pasar merupakan bagian penting dalam manajemen pemasaran, karena dalam konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan pada jonsumen sasaran ( kebutuhan dan keinginan ) ANALISA SITUASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini Indonesia masih dianggap sebagai pasar potensial bagi pemasaran kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda empat. Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2011 ini, perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan. Hal ini ditandai dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (customer value delivery) secara menguntungkan. Dalam kondisi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. (customer value delivery) secara menguntungkan. Dalam kondisi persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Setiap bisnis diciptakan untuk menyampaikan nilai kepada konsumen (customer value delivery)

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang Perkembangan otomotif sepeda motor di indonesia tidak bisa dihentikan semenjak berbagai merek asing datang ke pasar Indonesia semenjak jaman kemerdekaan. Otomotif Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Metodologi BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Studi Literatur Observasi Perusahaan - Visi & Misi Perusahaan - Kebijakan Manajemen Analisis Kondisi Internal Value Chain Analysis (Showa Global

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 84 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data di Bab IV, maka penulis menyimpulkan bahwa : Faktor Harga tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, diukur dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan nama Bengkel Kardi Putera yang didirikan oleh Bpk.Khoirul Anang yang Berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Manusia sebagai tenaga kerja merupakan asset bagi setiap perusahaan, karena sumber daya manusia akan menentukan pengelolaan. Dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Perancangan Model Credit Collection Dashboard System Berbasis Spreadsheet Untuk Pengelolaan Kinerja. Oleh : Sinta Candra Sari (NRP: )

Perancangan Model Credit Collection Dashboard System Berbasis Spreadsheet Untuk Pengelolaan Kinerja. Oleh : Sinta Candra Sari (NRP: ) Perancangan Model Credit Collection Dashboard System Berbasis Spreadsheet Untuk Pengelolaan Kinerja Perusahaan Pembiayaan Oleh : Sinta Candra Sari (NRP: 9106 201 301) TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN

Lebih terperinci

Slide 0 dari 35. Branch Manager Development Program Sesi I : Role & Objective

Slide 0 dari 35. Branch Manager Development Program Sesi I : Role & Objective Slide 0 dari 35 Branch Manager Development Program Sesi I : Role & Objective Daftar Isi Tujuan BMDP Memahami perubahan Tugas dan Tanggungjawab Branch Manager Standar Pelayanan Suzuki Increasing Sales Capacity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Pemasaran dapat didefinisikan dari dua aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan masih berperan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia, artinya perbankan tetap menjadi pemain utama di sistem keuangan nasional.

Lebih terperinci

WAWANCARA. b. Pengisian angket ini tidak berpengaruh kepada saudara di masa yang akan datang,

WAWANCARA. b. Pengisian angket ini tidak berpengaruh kepada saudara di masa yang akan datang, LAMPIRAN 1 WAWANCARA PETUNUJUK PENGISIAN: a. Kepada Bapak/Ibu/Saudara mohon untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya. b. Pengisian angket ini tidak berpengaruh kepada saudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing mix dengan strategi pemasaran yang mereka miliki dengan matang agar menjadi lebih dimata konsumen.

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH III.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam sektor otomotif saat ini, khususnya untuk jasa perbengkelan menyebabkan perusahaan harus menciptakan keunggulankeunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah berdirinya PT Wom Finance. terkemuka di Indonesia, PT Wahana Ottomitra Multiartha,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah berdirinya PT Wom Finance. terkemuka di Indonesia, PT Wahana Ottomitra Multiartha, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. PT Wom Finance 4.1.1. Sejarah berdirinya PT Wom Finance Sebagai perusahaan pembiayaan sepeda motor yang terkemuka di Indonesia, PT Wahana Ottomitra Multiartha,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Berdasarkan Atribut Kinerja Berdasarkan pengolahan data dan analisa kuadran yang dilakukan maka dapat disimpulkan seperti hasil berikut ini: 1. Fasilitas

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi modern saat ini, banyak sekali jumlah merek dan produk yang bersaing dan beredar dalam pasar. Terdapat 35 perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang asing lagi di dalam dunia bisnis, dimana pihak yang satu selalu berusaha memberikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka

BAB V PENUTUP. Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka BAB V PENUTUP Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka sebagai penutup laporan ini penulis mencoba memberikan kesimpulan yang disertai dengan saran-saran yang diharapkan

Lebih terperinci

RACHMAT TRIMULYA TUGAS AKHIR

RACHMAT TRIMULYA TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR APLIKASI DIMENSI SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DALAM MENGUKUR TINGKAT KINERJA (PERFORMANCE) PADA LAYANAN BANK (Studi kasus di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Sukoharjo) Diajukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BANK X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BANK X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BANK X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL Lithrone Laricha Salomon 1, Iphov Kumala Sriwana 2 dan Nurlia Delila 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kini industri mobil sudah sangat maju, terlihat dari banyaknya pengguna mobil baik itu digunakan oleh individu, perusahaan, organisasi, sampai pemerintah. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Jenis data ini didapat langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF PUTU APRIYANTO, 2004, Kajian Strategis Peningkatan Kinerja Bisnis Jasajasa Perbankan Melalui Pengukuran Kualitas Layanan Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Hub Jkt. Kyai Tapa.

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Metode Studi GFP (Group Field Project) yang dilakukan oleh penulis berfokus pada permasalahan rendahnya market share dan angka penjualan Suzuki Neo Baleno serta meneliti

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

New Entrants. High. SWIFT High. Gambar 4.31 Competitive Forces. Source :

New Entrants. High. SWIFT High. Gambar 4.31 Competitive Forces. Source : 4.8 5 Competitive Forces Substitute Product New Entrants Industry Rivalry Supplier SWIFT Buyer Gambar 4.31 Competitive Forces Source : www.valuemanagement.net.id Intra Industry Rivalry Persaingan industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan Syariah telah memasuki persaingan berskala

Lebih terperinci

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9 ABSTRAK Papa Ron`s Pizza merupakan salah satu gerai pizza yang ada di Bandung. Sejak dibuka kembali pada tahun 2006 (setelah tutup selama setahun dan berganti pemilik), penjualan masih belum mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini Pemerintah Indonesia sangat gencar untuk meningkatkan perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan Pada dasarnya Bank adalah lembaga keuangan yang mendapatkan keuntungannya dari mengoperasikan financial assets

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. sumber data, yaitu data primer dan data sekunder: yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

BAB III METODE PENULISAN. sumber data, yaitu data primer dan data sekunder: yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. 22 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan dua jenis dan sumber data, yaitu data primer dan data sekunder: 1. Data primer, yaitu data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan. Masalah tersebut menyebabkan hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan telah memasuki persaingan berskala

Lebih terperinci

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengupas dan meneliti usaha dalam bidang jasa yaitu jasa bengkel/reparasi kendaraan.zaman sekarang ini, orangorang

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengupas dan meneliti usaha dalam bidang jasa yaitu jasa bengkel/reparasi kendaraan.zaman sekarang ini, orangorang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah Persaingan dunia usaha kian hari semakin ketat, tantangan yang dihadapi oleh para pemilik usaha pun kian berat dan komplek.begitu juga dengan perkembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuisioner Portfolio Aplikasi Lights-On

LAMPIRAN 1. Kuisioner Portfolio Aplikasi Lights-On LAMPIRAN 1 Kuisioner Portfolio Aplikasi Lights-On Kuesioner ini sengaja dibuat untuk disebarkan dalam rangka pengumpulan data untuk mendukung penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Suka Fajar Ltd Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Suka Fajar Ltd Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya PT. Suka Fajar Ltd Pekanbaru Sejarah perusahaan bermulai dari terjadinya pemindahan tanganan seluruh asset perusahaan kepemilik yang baru yaitu Bapak

Lebih terperinci

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA PRODUK / JASA Jasa adalah : setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran individu untuk berinvestasi dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog pembelajaran baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat, khususnya terhadap produk mobil,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH ( Studi kasus pada Nasabah Bank Mandiri KCP Surabaya Gubeng ) SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH ( Studi kasus pada Nasabah Bank Mandiri KCP Surabaya Gubeng ) SKRIPSI ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH ( Studi kasus pada Nasabah Bank Mandiri KCP Surabaya Gubeng ) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Meskipun pembagian tugas telah menimbulkan peningkatan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan memperebutkan nasabah bank di Indonesia sangat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan memperebutkan nasabah bank di Indonesia sangat ketat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan memperebutkan nasabah bank di Indonesia sangat ketat. Dengan jumlah bank dan kantor cabang yang masih tetap banyak dan produk yang ditawarkan bank beragam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di dunia, yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju. Tapi sayangnya banyak hambatan-hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempengaruhi industri keuangan Indonesia. Di satu pihak, globalisasi akan menciptakan peluang bagi industri keuangan dalam negeri, tetapi

Lebih terperinci

Financial Knowledge. PT Mandiri Tunas Finance

Financial Knowledge. PT Mandiri Tunas Finance Financial Knowledge PT Mandiri Tunas Finance PENDAHULUAN 1 PRINSIP DASAR ANALISIS KELAYAKAN KREDIT 2 LIMA KENDALI UTAMA OPERASIONAL PEMBIAYAAN 3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJASAMA DEALER FINANCE COMPANY

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010] I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan perbankan yang didirikan, baik itu bank BUMN maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lama apabila perusahaan tidak mampu memasarkan produk baik barang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lama apabila perusahaan tidak mampu memasarkan produk baik barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam suatu perusahaan, sehingga tidak ada satupun perusahaan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. ada menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat mobilitas yang tinggi menyebabkan meningkatnya kebutuhan terhadap sarana transportasi yang ekonomis dan dapat diandalkan. Sepeda motor dinilai sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi pendirian bank-bank umum swasta nasional pada tahun 1988 yang salah satu tujuannya untuk mempercepat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: SERVQUAL, customers loyalty, customers satisfaction. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: SERVQUAL, customers loyalty, customers satisfaction. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Nowadays, increasingly stringent competitive pressures make a company must work hard to find a way not run out of the competition. One solution to stay in this circumstance is to maintain customers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Berdasarkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisa yang telah dijelaskan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan PT Kalimusada Motor telah mengelola serta memasarkan pelayanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan

I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate menjadi 9,50 persen pada minggu pertama tahun 2008. Subsektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir

I. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir penjualannya selalu tumbuh di atas 50%.

Lebih terperinci