BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami
|
|
- Vera Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sarana mobilitas yang efektif, efisien, dan ekonomis bagi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu, terutama dikotakota besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami perkembangan setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan tingkat penyaluran kredit konsumsi dan kredit kendaraan yang terus mengalami peningkatan karena harga mobil dan motor yang tidak terjangkau jika dibeli dengan harga kontan (cash). Di Indonesia terdapat dua jenis lembaga pembiayaan yang dominan melakukan industri jasa ini yaitu bank dan non-bank seperti leasing. Seiring dengan meningkatnya tingkat pembelian masyarakat terhadap kendaraan bermotor melalui lembaga pembiayaan, maka timbul persaingan diantara kedua jenis lembaga pembiayaan tersebut. Keduanya berlomba-lomba memberikan penawaran kemudahan bagi konsumen. Sisi mikroekonomi dapat dilihat dari perkembangan sektor kendaraan bermotor, saat ini Indonesia bukan hanya diklasifikasikan sebagai negara konsumen saja tetapi telah menjadi negara produsen kendaraan bermotor seperti di Thailand. Tahun ini, Thai Automotive Industry Association (TAIA) menargetkan penjualan mobil di negara itu 1,2 juta unit. Sementara Indonesia, semula dicanangkan oleh GAIKINDO unit, sampai akhir tahun ini diperkirakan 1
2 akan turun menjadi unit akibat dari pembatasan uang muka minimal (DP) yaitu 25 persen komersial dan 30 persen untuk mobil pribadi. Untuk mencapai satu juta unit, dalam lima bulan tersisa (termasuk September ini), penjualan harus menapai unit atau rata-rata unit per bulan ( TABEL 1.1 Penjualan mobil Indonesia vs Thailand Januari-Juli 2012 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 2012 Indonesia Thailand Sumber data: AAF, GAIKINDO, TAIA Olehkarena itu, untuk mencapai satu juta unit, dalam lima bulan tersisa (termasuk September 2012), penjualan harus menapai unit atau rata-rata unit per bulan. Hal ini menyebabkan dealer motor dan mobil menginginkan agar produknya terjual kepada masyarakat agar mendapatkan keuntungan. Untuk itu muncullah peranan leasing sebagai lembaga pembiayaan kendaraan bermotor. Peranan lembaga pembiayaan (leasing), jelas makin mempercepat masyarakat untuk mendapatkan kendaraan bermotor. Tercatat, hampir seluruh lembaga keuangan menawarkan jasa kredit kendaraan bermotor (KKB) maupun kredit pemilikan mobil (KPM). Industri perbankan, hampir semuanya meluncurkan produk KKB atau KPM. Bank Danamon misalnya meluncurkan PrimAuto, BCA dengan KKB pada BCA finace-nya, Permata Bank meluncurkan KPM Permata, Bank Bukopin dengan Kredit Mobil Bukopin, dan masih banyak 2
3 lagi seperti Bank Niaga, Bank Mandiri dan Bank BNI. Demikian pula dengan leasing, seperti Mitsui Leasing Capital Indonesia (Mitsui Leasing), PT Swadharma Indotama Finance (SIF), Astra Credit Company (ACC), Wahana Oto Multiartha (WOM) Finance, Astra Sedayu Finance, Adira Dinamika Multi Finance (Adira), Federal International Finance (FIF), Bussan Auto Finance (BAF), Toyota Astra (TA) Finance dan lainnya. Terdapat puluhan hingga ratusan lembaga pembiayaan (leasing) menyalurkan kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Perusahaan sekelas Astra International mulai mengembangkan sejumlah anak perusahaannya untuk membidik segmen masyarakat yang membutuhkan kredit kendaraan bermotor, seperti FIF (untuk sepeda motor), ACC, Kredit Plus, Toyota Astra Finance ( Dengan semakin meningkatnya lembaga pembiayaan (leasing) di Indonesia maka tingkat persaingan antara lembaga pembiayaan baik dari bank dan non-bank akan semakin tinggi. Dalam kurun waktu Maret 2012 hingga Juni 2012, pembiayaan konsumen sebagai produk unggulan lembaga keuangan mengalami pertumbuhan dibandingkan jenis jenis pembiayaan lainnya. Tabel 1.2 menunjukkan besarnya pembiayaan berdasarkan jenis pembiayaan dalam kurun waktu Maret 2012 hingga Juni
4 TABEL 1.2 Kualitas Aset Lancar Pembiayaan Industri Pembiayaan Maret 2012 sampai Juni 2012 Sumber : Dalam menghadapi berbagai bentuk persaingan dengan bank, beberapa pelayanan dalam kegiatan operasional yang telah dilakukan leasing, seperti pembiayaan atas uang tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor roda empat dan pembiayaan atas penjualan kredit kenderaan bermotor roda dua dan roda empat yang bekerja sama dengan dealer-dealer (showroom) kendaraan bermotor. Pembiayaan kenderaan bermotor roda dua pada leasing ini terdiri dari 2 jenis yaitu pembiayaan langsung dan tidak langsung. Pembiayaan langsung adalah apabila pelanggan langsung mengajukan permohonannya kepada leasing, sedangkan pembiayaan tidak langsung apabila pelanggan mengajukan permohonannya kepada dealer terlebih dahulu dan kemudian dealer yang akan menyerahkannya kepada leasing. Selain itu, banyaknya kemudahan yang ditawarkan membuat konsumen semakin cermat memilih jasa lembaga pembiayaan yang akan digunakan. Disamping Down Payment (DP), tingkat bunga, persyaratan, service, dan hal 4
5 lainnya, karakterisrik rumah tangga konsumen juga akan berpengaruh terhadap keputusan pemilihan lembaga pembiayaan mana yang akan digunakan dikarenakan tidak semua masyarakat bisa membeli secara tunai. Karakteristik yang dimaksud adalah besar pendapatan, konsumsi rata-rata dan tabungan konsumen. Pesatnya perusahaan leasing di Indonesia tidak hanya membawa akibat positif atau keuntungan bagi semua pihak yang menggunakannya tetapi dapat juga membawa konsekuensi buruk bagi pihak konsumen yang kurang memahami atau yang sama sekali tidak mengerti akan tata cara prosedur atau penggunaan leasing tersebut yang dapat merugikan pihak konsumen sendiri bahkan dapat juga merugikan kreditur sebagai pemilik usaha leasing Akibat dari ketidaktahuan atau informasi yang kurang jelas dari kreditur dapat juga mengakibatkan kerugian bagi pihak debitur, dimana pihak konsumen merupakan pihak yang memiliki posisi lemah Seperti dalam kegiatan leasing motor yang sering terjadi masalah-masalah wanprestasi antara pihak lessor dan lessee menggigat bahwa debitur yang terkadang menjadi korban wanprestasi kurang memahami peraturan dan ketentuan tentang leasing itu sendiri karena dalam membeli dangan cara kredit sudah merupakan hal yang sangat biasa di masyarakat, khususnya kredit sepeda motor. Tahun 2012 ini dengan aturan baru dari Bank Indonesia (BI) mengenai batas minimal down payment (DP) kredit mobil 30 persen dimana persentase perbandingan antara cash dan kredit 70:30, 70 persen untuk cash. Akibatnya secara tidak langsung masyarakat yang hanya mampu membayar DP di bawah 30 5
6 persen akan urungkan niat membeli mobil khususnya non-produktif. BI mengeluarkan Surat edaran Nomor 14/10/DPNP per tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Resiko pada Bank yang melakukan Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), mulai berlaku pada tanggal 15 Juni Sesuai ketentuan BI, DP pembelian kendaraan bermotor roda dua secara kredit paling kurang 25 persen, DP untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat secara kredit untuk keperluan non produktif paling kurang 30 persen dan DP untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat secara kredit untuk keperluan produktif paling kurang 20 persen (dimana 20 persen untuk motor dan 25 persen untuk mobil). Kementerian Keuangan kemudian menyusul membatasi DP kredit kendaraan di perusahaan multifinance atau leasing minimal 20 persen untuk motor dan 25 persen untuk mobil yang juga berlaku mulai 15 Juni (news.viva.co.id:2012). Selain peraturan uang muka tersebut, belakangan ini Menteri Keuangan menetapkan peraturan terkait pembiayaan kendaraan bermotor yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK. 010/2012 berlaku sejak Oktober 2012 yang mengatur tentang pendaftaran jaminan fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan jaminan fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen kendaraan bermotor berdasar prinsip syariah dan/atau pembiayaan konsumen kendaraan bermotor yang pembiayaannya berasal dari pembiayaan penerusan (channeling) atau pembiayaan bersama (joint financing). (suarakarya-online:2012) 6
7 Pelaku bisnis leasing menjadi pesimis untuk meningkatkan kinerja bisnis, bahkan diperkirakan akan mengalami kelesuan akibat keluarnya aturan baru dari BI tersebut cukup memengaruhi geliat usaha pembiayaan mobil. Apalagi nantinya beban makin berat lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Berbagai usaha dilakukan oleh pihak leasing dan bank untuk menarik perhatian konsumen, seperti Suzuki memberikan program menarik dengan bunga 0%, tenor sampai dengan 3 tahun, dan cicilan Rp per hari (us.otomotif.news.viva.co.id:2012) serta ada juga yang memberikan diskon uang muka (down payment), sedangkan pada bank BCA melalui BCA finance menarik perhatian konsumen dengan memberikan cicilan mobil Rp per hari. Akan tetapi menurut ketentuan Bank Indonesia discount dan potongan lain tersebut tidak dibenarkan dianggap sebagai tambahan uang muka dikarenakan harga barang adalah harga setelah discount dan potongan lainnya sehingga telah dikurangkan ke harga perolehan kendaraan ( Konsumen yang telah memilih leasing untuk pembayaran kendaraannya, lazimnya juga akan mengenal asuransi yang menyertai kreditnya. Untuk hal ini, ada 2 jenis asuransi kendaraan yang umumnya ditawarkan, All Risk dan Total Loss Only (TLO). Yang terakhir hanya melindungi kehilangan kendaraan terkait pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dengan masa perlindungan sampai dengan 12 tahun. Sementara untuk All Risk, cakupannya lebih luas lagi, yakni kendaraan juga akan dilindungi dari resiko kecelakaan, huru-hara dan bencana alam. Dengan demikian diharapkan semakin mudahnya persyaratan kredit 7
8 tersebut, semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli kendaraan dengan sistem kredit ini. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengkaji perhatian pada hal yang menentukan konsumen dalam memilih leasing,. Oleh karena itu, diambil judul : Analisis Faktor Penentu Bagi Konsumen Dalam Memilih Leasing di Kota Medan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini ada 3. Rumusan ini dibuat sehingga mempermudah dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. 1. Apakah faktor pelayanan (service) yang ditawarkan leasing menentukan konsumen memilih leasing di Kota Medan? 2. Apakah faktor suku bunga (interest rate) menentukan konsumen memilih leasing di Kota Medan? 3. Apakah faktor uang muka (down payment) menentukan konsumen memilih leasing di Kota Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor pelayanan (service) sebagai faktor penentu bagi konsumen dalam memilih leasing di Kota Medan. 8
9 2. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga (interest rate) sebagai faktor penentu bagi konsumen dalam memilih leasing di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh uang muka (down payment) sebagai faktor penentu bagi konsumen dalam memilih leasing di Kota Medan Manfaat Penelitian Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya ataupun untuk kalangan umum. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian antara lain : 1. Memberikan pemahaman yang semakin dalam kepada peneliti seputar perusahaan dan kredit leasing. 2. Memberikan masukan bagi masyarakat luas (khususnya konsumen) dan lembaga pembiayaan (bank dan leasing) di masa datang. 3. Memberikan masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan perkembangan kredit lembaga pembiayaan kendaraan baik bank maupun leasing. 4. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian dimasa yang akan datang dan sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi khususnya mahasiswa/mahasiswi Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama. 9
I. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu yang semakin maju, maka kebutuhan manusia akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan merupakan kebutuhan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil sebagai jenis kendaraan yang mendukung aktivitas masyarakat semakin hari keberadaannya semakin dibutuhkan baik sebagai sarana transportasi umum, pribadi, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor oleh masyarakat dan untuk mengurangi risiko
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin tingginya permintaan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor oleh masyarakat dan untuk mengurangi risiko pembiayaan serta meningkatkan prinsip
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir penjualannya selalu tumbuh di atas 50%.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik
Lebih terperinciHidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan
BAB V Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan Apakah Pembiayaan = Kredit? Beda Pembiayaan dengan Kredit 1. Dalam konteks Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006, pembiayaan adalah istilah yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan industri dapat dilihat tolak ukur keberhasilannya dari beberapa faktor, antara lain ditandai dengan banyaknya produk dan ragam yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakan oleh manusia atau mesin. Transportasi
Lebih terperinciPINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA
Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang Perkembangan otomotif sepeda motor di indonesia tidak bisa dihentikan semenjak berbagai merek asing datang ke pasar Indonesia semenjak jaman kemerdekaan. Otomotif Indonesia yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate menjadi 9,50 persen pada minggu pertama tahun 2008. Subsektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran individu untuk berinvestasi dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog pembelajaran baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan akhir-akhir ini sudah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman dan pesatnya pembangunan, lembaga keuangan bukan bank sangat diperlukan untuk ikut serta mengemban fungsinya sebagai perantara di bidang keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap
Lebih terperinciFinancial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?
Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari pesatnya pembangunan yang mencakup berbagai macam sektor seperti bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun pertahanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dihasilkan, karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang produk maupun jasa mempunyai tujuan sama yaitu mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan akan kendaraan khususnya roda dua juga mengalami peningkatan pembelian.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas masyarakat pada era modern saat ini membuat kebutuhan akan kendaraan khususnya roda dua juga mengalami peningkatan pembelian. Namun kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis pembiayaan di dalam negeri ini cukup pesat. Hal ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun 2006-2008 yang lalu. Menurut Asosiasi Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat mobilitas yang tinggi menyebabkan meningkatnya kebutuhan terhadap sarana transportasi yang ekonomis dan dapat diandalkan. Sepeda motor dinilai sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Industri dan teknologi, pada. khususnya Kendaraan Roda Dua, saat ini dunia Otomotif dan Jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Industri dan teknologi, pada khususnya Kendaraan Roda Dua, saat ini dunia Otomotif dan Jasa sedang menghadapi masa-masa sulit. Setelah masalah
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Objek
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu objek penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah pembiayaan kredit
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif. Pasar yang semakin luas dan selera konsumen yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan di dunia otomotif yang semakin ketat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal ini diduga terjadi antara lain karena daya tarik efisiensi biaya dan perawatan, tipikal jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa transportasi yang cukup memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana pendukung tidak dapat diharapkan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN ANTARA OTO MULTIARTHA FINANCE DAN OSCAR KREDIT EKSPRESS FINANCE PADA SHOWROOM ARYA MOTOR.
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN ANTARA OTO MULTIARTHA FINANCE DAN OSCAR KREDIT EKSPRESS FINANCE PADA SHOWROOM ARYA MOTOR. Nama : RIKA AGUSTINA NPM : 25210942 Tanggal Sidang : 17 juli 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Pasal 1 huruf (b) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pasal 1 huruf (b) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib DaftarPerusahaan dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH Oleh Tim Riset SMF
DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH Oleh Tim Riset SMF A. Latar Belakang Perlambatan ekonomi domestik yang terjadi ditengah perekonomian global yang
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT Nama : Harun Alrasyid NPM : 23212342 Jurusan : S1 Akuntansi Pembimbing : Rino
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membeli dengan cara kredit sudah menjadi hal yang sangat biasa ditengah masyarakat dewasa ini, baik masyarakat diperkotaan sampai masyarakat dipedesaan terutama untuk
Lebih terperinciLatar Belakang dan Sejarah Perusahaan
Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan PT Finansia Multi Finance didirikan pada tahun 9 Juni - 1994 berdasarkan kerja sama antara eksekutif perbankan lokal termasuk presiden direktur. FMF menerima perijinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu pelaku utama dari perekonomian negara karena berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku ekonomi tidak hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tak terhindarkan dalam industri, yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang teknologi,
Lebih terperinciSTRATEGI LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM MENGATASI DAMPAK SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.14/10/DPNP (Studi Kasus pada PT. Adira Dinamika Multi Finance)
STRATEGI LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM MENGATASI DAMPAK SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.14/10/DPNP (Studi Kasus pada PT. Adira Dinamika Multi Finance) Muttabiatun Dzawil Mauidhoh Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi baik di negara berkembang maupun negara maju dapat menyebabkan stabilitas keuangan dan sistem pembayaran terganggu. Bagi pembuat
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT GENERAL ELECTRIC FINANCE INDONESIA OLEH PT BANK PERMATA Tbk. I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini mobilitas menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap lapisan masyarakat. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan kendaraan bermotor, baik roda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat dapat dilihat pada perkembangan lembaga yang ada pada masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciLIST PERTANYAAN DAN JAWABAN TERKAIT PENERAPAN KETENTUAN LOAN TO VALUE
LIST PERTANYAAN DAN JAWABAN TERKAIT PENERAPAN KETENTUAN LOAN TO VALUE (LTV) KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DAN DOWN PAYMENT (DP) KREDIT KENDARAAN BERMOTOR (KKB) PERBANKAN NO PERTANYAAN JAWABAN I. HAL UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah
Lebih terperinciNo. 14/ 10 /DPNP Jakarta, 15 Maret 2012. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 14/ 10 /DPNP Jakarta, 15 Maret 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya kebutuhan rumah tinggal di Indonesia masih menjadi suatu masalah yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pasar modal merupakan sarana investasi yang efektif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu negara sering kali dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda Indonesia telah memperoleh banyak pelajaran berharga tentang pentingnya suatu kebijakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Lembaga perkreditan FIF merupakan bagian dari kelompok Astra yang berdiri pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance dan
Lebih terperinciAplikasi Time Value of Money. Financial Management Group Assignment. Aplikasi pada Platform Kredit Kendaraan Bermotor
February 19, 2009 Halaman 1 Aplikasi Kredit : Angsuran Aplikasi Time Value of Money Aplikasi pada Platform Kredit Kendaraan Bermotor Flat pada kredit IRR pada kredit N ilai uang adalah salah satu instrument
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya sama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun terutama setelah krisis tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi tumbuh 4% (2003), konsumsi
Lebih terperinciNo. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA
No. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Penerapan Kebijakan Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya 1. Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya merupakan suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya sumber daya, maka suatu perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara berkembang juga turut memacu roda perekonomian masyarakat. Sayangnya pertumbuhan ekonomi tersebut tidak ditopang oleh pembangunan
Lebih terperinciAnalisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara
Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan leasing yang menyebar di lingkungan masyarakat dengan penawaran Down Payment yang begitu rendah hal ini menyebabkan semakin mudahnya masyarakat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL) OLEH RATU DEWI HILNA ANGGRAENI H14104072 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE A. Gambaran Umum PT Adira Finance PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) adalah sebuah perusahaan pembiayaan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang signifikan tentu mempengaruhi pertumbuhan sektor bisnis lainnya. Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan negara masing-masing. Indonesia dalam tujuan negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu sarana bagi pemerintah suatu negara untuk mencapai tujuan negara masing-masing. Indonesia dalam tujuan negara untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar. manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selain memerlukan sandang dan pangan, juga memerlukan perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan
Lebih terperinciYth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat.
Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/SEOJK.05/2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha dalam bidang otomotif di Indonesia pada era saat ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini semakin meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini semakin meningkatkan kompetisi dari berbagai usaha mulai dari yang sifat usahanya keluarga, kecil, menengah dan bahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan manusia berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Faktor keamanan,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan
14 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan Sejarah perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan dimulai sejak tahun 1974,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk salah satu negara yang perkembangan perekonomiannya cukup pesat, sehingga untuk menunjang perkembangan perekonomian tersebut diperlukan dana
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/SEOJK.05/2015 TENTANG
Yth. Direksi Perusahaan Pembiayaan di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/SEOJK.05/2015 TENTANG BESARAN UANG MUKA (DOWN PAYMENT) PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha, perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Toyota Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari Jepang yang didirikan bulan September 1933. Saat
Lebih terperinciketentuan Loan to Value meningkatkan aspek kehati-hatian bank dalam penyaluran
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 Perihal: Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 13 /PERMEN/M/2008 TENTANG
Draft 2/6/08 PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 13 /PERMEN/M/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PERMEN/M/2007 TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTIFINANCE CABANG TAMBUN-BEKASI
PENGARUH PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTIFINANCE CABANG TAMBUN-BEKASI Nama : Shinta Mulyana NPM : 19210337 Kelas : 3ea13 DP : Anasta Surya
Lebih terperinciRUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali
RUMAHKU SURGAKU Oleh: Ahmad Gozali Dikutip dari Majalah Alia Siapa sih yang tidak mau memiliki rumah sendiri. Setiap kita pastinya punya keinginan untuk memiliki rumah sendiri sebagai tempat berteduh di
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016
Yth. Direksi Perusahaan Pembiayaan di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016 TENTANG BESARAN UANG MUKA (DOWN PAYMENT) PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI PERUSAHAAN
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Semakin maju dan berkembangnya teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk yang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat di Indonesia, semakin besar pula kebutuhan akan barang-barang pelengkap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan. kebutuhannya.kehadiran industri pembiayaan (multifinance) di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan sistem perdagangan barang dan jasa yang telah memasuki era pasar bebas, Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan beragam akibat perkembangan dan keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat perkembangan dan keterbukaan pasar, sehingga terjadilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pembangunan nasional yang terus berkembang sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun masih terjadi ketimpangan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Tentang PT. Federal Internasional Finance Bangkinang
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Tentang PT. Federal Internasional Finance Bangkinang PT. Federal International Finance (F.I.F) merupakan anak perusahaan PT. Astra International Tbk.,
Lebih terperinciJumlah kendaraan bermotor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia (Detikfinance,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan. Berbagai masalah yang dihadapi mengharuskan setiap individu untuk dapat mengambil sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan seringkali tidak sejalan dengan keadaan yang terjadi dilapangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingginya keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan merupakan harapan dari setiap perusahaan, namun harapan perusahaan seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya pada suatu investasi apabila dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi dapat diartikan
Lebih terperinciPENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014
PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa. Bagi Indonesia dengan ekonominya yang bersifat terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti leasing, factoring kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan Financial, disamping kegiatan pembiayaan lainnya seperti leasing, factoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat, khususnya terhadap produk mobil,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Case dan Fair (2007:326) pertumbuhan ekonomi ditandai dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur perekonomian Indonesia didominasi oleh
Lebih terperinci2008). Promosi merupakan salah satu unsur marketing mix atau bauran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, perusahaan yang akan tampil sebagai pemenang tentunya perusahaan yang memahami kebutuhan, tuntutan dan keinginan dari pasar dan konsumen,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
Lebih terperinci