V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan resmi bernama Mitra Mina Nusantara pada tahun 2010, sebelumnya usaha pemasaran benih ikan air tawar yang dirintis sejak tahun 2007 oleh mahasiswa Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Agus Purnomo dan Prawira sempat berganti nama dua kali terkait perubahan manajemen perusahaan. Nama pertama PT MMN adalah Mina Nusantara Abadi hasil kerjasama Agus, Prawira, dan Toto. Dengan keterbatasan modal, Agus yang saat itu berstatus mahasiswa departemen budidaya perikanan IPB meminjam kolam laboratorium budidaya perikanan untuk menjalankan usahanya. Kerjasama mulai dilakukan dengan PT Cherax Farmindo Makmur dan pengiriman benih patin pun dilakukan. Sebagai orang Palembang, Toto menyarankan untuk mulai memasarkan benih patin di sana karena pasar masih terbuka lebar. Akhirnya pengiriman ke Palembang mulai dilakukan dengan mengambil benih dari petani, kemudian dikirim. Pengiriman ke Palembang sudah dilakukan sampai tiga kali hingga didapatlah langganan. Selang beberapa bulan, permintaan benih ikan patin semakin bertambah banyak. Peluang itu dimanfaatkan dengan menampung benih ikan patin seukuran larva dari beberapa usaha pembenihan ikan di Bogor. Benih ikan patin tersebut kemudian ditawarkan ke beberapa perusahaan budidaya dan pembesaran ikan patin di berbagai daerah. Pada tahun 2008 PT Cherax Farmindo makmur mengalami kebangkrutan, sehingga hubungan kerjasama antara Mina Nusantara Abadi terputus. Ketersediaan benih patin seringkali fluktuatif karena pengaruh cuaca yang ekstrim sehingga tidak jarang perusahaan harus membeli benih ikan patin ke Subang, Jawa Barat untuk memenuhi permintaan pelanggannya. Kondisi usaha yang sedang menurun diiringi mundurnya Toto dari tim membuat Mina Nusantara Abadi akhirnya dibubarkan. Keinginan yang kuat untuk tidak tergantung kepada orang lain menimbulkan tekad yang kuat dari Agus dan Prawira untuk terus berusaha meskipun tanpa suntikan dana dari PT Cherax Farmindo Makmur. Ide untuk menjalankan bisnis pemasaran benih ikan semakin berkembang ketika melihat situasi dan peluang dimana saat itu pasaran di Palembang terbuka

2 lebar. Agus dan Prawira pun membuat Mitra Patin Indonesia dengan tambahan orang yaitu Yayat. Seiring dengan berjalannya waktu, usaha ini semakin ramai, namun pesaing juga semakin banyak jumlahnya. Awal tahun 2009, terjadi penurunan permintaan benih ikan patin secara drastis. Hal ini disebabkan karena harga ikan patin konsumsi jatuh dari harga Rp per kg menjadi Rp per kg begitu pula dengan harga benih. Pada saat itu harga benih ikan patin hanya mencapai Rp 60 per ekor. Keadaan ini menyebabkan para pembudidaya ikan patin mengurangi aktivitas pembesaran patin dan beralih ke ikan jenis lain. Keadaan ini membuat usaha pembibitan ikan milik Agus jatuh karena banyak bibit yang tidak terjual. Pada Januari 2009, mobil yang mengantarkan benih ikan masuk ke dalam jurang dan hancur. Dua minggu setelah peristiwa itu, mobil yang dipakai untuk mendistribusikan benih ke Palembang terbalik. Kedua peristiwa ini menyebabkan supir luka-luka dan benih ikan banyak yang mati. Berbagai kendala ini diiringi dengan masalah internal yang terjadi. Pada April 2009 kongsi antara Agus, Prawira, dan Yayat berakhir dan Mitra Patin Indonesia bubar. Seiring dengan berakhirnya Mitra Patin Indonesia, Agus dan Prawira tetap melanjutkan usaha mereka. Pemasaran benih ini terus dilakukan walaupun dengan modal minus di petani. Pembayaran dilakukan dengan sistem hutang, mereka mengambil benih dari petani dan baru membayarnya ketika mereka sudah mendapat bayaran dari konsumennya. Hal ini terus berlanjut hingga Desember Pada awal 2010, Agus menawarkan kerjasama dengan Fauzan, dan mereka tergabung dalam Mitra Mina Nusantara yang berarti usaha perikanan yang bergerak secara nasional dengan konsep kemitraan (bukan monopoli). Mitra Mina Nusantara telah berubah bentuk usaha menjadi perseroan terbatas per 21 Maret Saat ini PT Mitra Mina Nusantara bergerak dibidang distribusi benih (patin, lele, nila, lobster, bawal, baung, gurame, grasscarp, dll), obat-obatan, perlengkapan ikan hias, dan pakan ke seluruh Indonesia serta melakukan budidaya patin ukuran ¾ inch hingga menjadi 1 inch keatas, ikan hias dan lobster. Hingga saat ini jumlah pengiriman per bulan berkisar antara ekor benih dengan nominal omzet mencapai Rp juta per bulan.

3 5.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Visi PT Mitra Mina Nusantara adalah menjadi perusahaan yang kompetitif, terbaik, terbesar, memiliki merek yang kuat, terus hidup, makmur, dan visioner. Misi perusahaan adalah: 1. Menjadi perusahaan pertama yang mengembangkan pola kemitraan yang baik dan unik. 2. Menjadi perusahaan terbaik karena memiliki tim kerja yang baik. 3. Menjadi perusahaan besar karena memiliki orang-orang yang berdedikasi. 4. Memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitar. 5. Mengembangkan kemakmuran karena kami percaya bahwa kami akan makmur ketika mengerjakan sesuatu yang kami cintai. 6. Melakukan yang terbaik karena kami tahu apa yang dilakukan. 5.3 Lokasi Perusahaan PT Mitra Mina Nusantara berlokasi di Jalan Raya Cogreg, Desa Cogreg, Kampung Kandang, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Tepatnya di Johannes Fish Farm yang merupakan hatchery ikan hias air tawar terbesar di Asia Tenggara dengan luas mencapai 4 hektar dengan fasilitas akuarium, 900 bak dan puluhan kolam tanah. 5.4 Organisasi dan Manajemen Perusahaan Struktur organisasi pada PT Mitra Mina Nusantara termasuk struktur organisasi lini karena struktur organisasi ini berskala kecil dimana jumlah karyawan yang dibutuhkan sedikit, hubungan kerja antara pemimpin dan para pekerja masih bersifat langsung, dan semua anggota organisasi masih mengenal satu sama lain. Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Rasa solidaritas antar anggota cukup baik karena saling mengenal, disiplin dan loyalitas sangatlah tinggi. Hierarki perusahaan dapat dilihat pada Gambar 14.

4 Dewan Komisaris Direktur Utama (CEO) Sekretaris dan Bendahara Direktur Operasional Trading Produksi Ikan hias Pembenihan LAT Toko Ikanku Aquascape General Manager Operasional Manajer Distribusi & Marketing Fillet Pembesaran LAT Manajer Input Gambar 14. Struktur Organisasi PT Mitra Mina Nusantara PT Mitra Mina Nusantara dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya dipimpin oleh seorang direktur operasional yang bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan dan menjadi pengambil keputusan. Tugas masing-masing bagian pada perusahaan adalah: 1. General Manajer Operasional a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan purchasing, distribusi dan marketing. b. Memelihara pasar untuk menjaga omzet penjualan.

5 c. Mengontrol penerapan kebijakan dalam bidang operasional. d. Bertanggung jawab dalam pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan dalam bidang operasional. e. Analisa data dari kegiatan operasional purhasing, distribusi dan marketing. f. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 2. Manajer Input Tugas manager purchasing untuk membantu GM Operasional adalah: a. Membuat perencanaan pembelian bahan baku. b. Membuat prediksi order ke supplier. c. Melakukan analisa harga bahan baku. d. Bertanggung jawab kepada GM Operasional. 3. Manager Distribusi dan Marketing Tugas manager distribusi dan marketing untuk membantu GM Operasional adalah: a. Membuat perencanaan dan anggaran dalam bidang distribusi dan marketing. b. Melakukan pengembangan di bidang marketing dan distribusi. c. Melakukan koordinasi antar bagian agar tercapainya target perusahaan. d. Mengatasi permasalahan di bidang distribusi dan marketing. e. Membuat laporan secara periodik kepada GM Operasional tentang perkembangan distribusi dan marketing. f. Menjaga hubungan baik dengan konsumen. 5.5 Unit Bisnis PT Mitra Mina Nusantara memiliki tujuh unit bisnis dimana semua unit terintegrasi untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu: 1. Trading Unit bisnis ini berfungsi untuk membina petani plasma, mendistribusikan benih ikan, saprodi, fillet, lobster air tawar. Fillet dan lobster air tawar yang didistribusikan melalui unit trading dilakukan dalam jumlah sedikit. 2. Produksi Ikan Hias

6 Unit bisnis ini berfungsi untuk memproduksi ikan hias. Ikan hias yang diproduksi adalah black ghost, neon tetra, red house, dan red phantom. Pemasaran ikan hias hasil produksi dijual kepada eksportir ikan hias, yaitu PT Natura yang berada di daerah Bekasi. 3. Pembenihan Lobster Air Tawar Fungsi utama unit ini adalah memproduksi benih lobster air tawar. 4. Toko Ikanku Toko ikanku menjual ikan hias secara retail (eceran). 5. Aquascape Aquascape masih dalam tahap pengembangan dan belum diluncurkan. 6. Pembesaran Lobster Air Tawar 7. Fillet Unit usaha fillet memproduksi fillet ikan lele, patin, dan nila. Unit usaha ini masih dalam tahap coba-coba dimana penjualan masih kurang dari 100 kg per bulan. 5.6 Tenaga Kerja Tenaga kerja di PT Mitra Mina Nusantara terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap adalah, tenaga kerja yang bekerja secara permanen, tenaga kerja tersebut terdiri dari staf perusahaan yang menerima gaji setiap bulan. Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dihitung per hari dalam pemberian gaji dan dapat ditambah sewaktu-waktu pada saat perusahaan memerlukannya. PT MMN mempekerjakan 20 orang pegawai tetap (3 SD, 4 SMP, 6 SMA, 6 S1, 1 S2) dan 2 orang pegawai tidak tetap (supir). Untuk menunjang permintaan pasar, PT MMN juga membina 6 orang petani plasma pembenihan patin yang keseluruhannya mempekerjakan lebih dari 20 orang pegawai. Jumlah hari kerja di PT MMN adalah enam hari kerja, dalam penetuan hari libur per minggu ditentukan berdasarkan kesepakatan dari karyawan. Berdasarkan jam kerja karyawan. Pemberian gaji karyawan ditentukan berdasarkan jabatan, lama bekerja, dan jenis pekerjaan. PT MMN berusaha tetap memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan fasilitas, berupa tunjangan hari

7 raya, tunjangan kecelakaan, tunjangan kesehatan, tunjangan pernikahan, dan lainlain. 5.7 Kegiatan Perusahaan Kegiatan perusahaan yang dilakukan oleh PT Mitra Mina Nusantara pada unit pemasaran benih ikan dibagi menjadi tiga bagian. Ketiga bagian tersebut yaitu kegiatan pengadaan benih ikan, proses penanganan, dan distribusi benih ikan Pengadaan Benih Ikan Benih ikan yang dipasarkan PT MMN diperoleh dari petani pemasok dan mitra (supplier). Petani-petani tersebut berasal dari daerah Bogor dan Sukabumi. Pengadaan benih ikan dilakukan oleh Iwan selaku penanggung jawab input di unit pemasaran (trading). Pada sistem pengadaan barang, pemesanan barang kepada supplier didasarkan pada jumlah permintaan pelanggan. Order atau pemesanan dari setiap pelanggan akan dimasukkan ke dalam data order pada lembar Purchasing Order (PO), yang merupakan tugas dari bagian trading. Order atau pemesanan barang yang telah terdata dan masuk ke dalam data order kemudian diserahkan ke penanggung jawab input, untuk kemudian ditangani selanjutnya pada bagian pengadaan input. Penangung jawab input memeriksa keberadaan pasokan di petani mitra setiap minggunya sehingga ketersediaan ikan terus terjaga. Kemitraan yang dilakukan PT MMN dengan petani plasma membuat petani memiliki standar untuk benih yang mereka hasilkan. Ketika ada pesanan benih ikan untuk dikirim pada tanggal tertentu, maka penanggung jawab input akan bertugas untuk mencari sumber ikan di petani, apakah suplai yang ada di petani memenuhi jumlah pesanan. Pengecekan dilakukan dua hari sebelum pengiriman. Petani pemasok yang ditetapkan dapat lebih dari satu. Hal ini dilakukan sebagai cadangan apabila benih di salah satu petani tidak memenuhi quota pesanan dan salah satu sumber memiliki benih ikan yang tidak sesuai standar. Penanggung jawab input harus memperhatikan kesehatan dan ukuran ikan pesanan. Pastikan ikan yang akan dikirim sehat, jika tidak yakin, maka ia diharuskan mencari gantinya serta

8 pastikan ukuran ikan dengan penggaris. Sebelum diangkat, ikan harus sudah disortir. Sortasi dilakukan sejak ikan masih didalam kolam petani, tepatnya dua hari sebelum ikan tersebut dipindahkan. Sortasi adalah memisahkan benih ikan sesuai dengan standar-standar yang telah ditentukan oleh perusahaan dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Standar-standar yang ditetapkan yaitu: a. Merupakan hasil sortiran 1 dan 2 (sortiran 3 tidak dijual). b. Benih seragam, tidak ada yang hitam, berwarna bening, ukuran ikan terlihat rata. c. Ukuran pasti pas. d. Tidak dipelihara pada suhu tinggi. e. Sudah makan pelet. Tujuan dilakukannya sortasi adalah: 1. Mendapatkan benih ikan yang memiliki keseragaman, baik ukuran maupun kualitas. 2. Mempermudah di dalam pengiriman. 3. Mendapatkan harga yang tinggi di pasaran. 4. Mengurangi risiko kematian ikan di perjalanan. 5. Mempermudah perhitungan dan mempermudah pembeli untuk mendapatkan ikan dengan ukuran sesuai dengan keinginannya Proses Penanganan Ikan-ikan yang dipesan diterima di farm dan menjadi tanggung jawab penanggung jawab input dan perawat ikan. Ikan yang diterima kemudian dicek antara jumlah timbangan dengan jumlah pesananan perusahaan ke petani, kondisi fisik dari produk, dan kesesuaian jenis benih serta ukuran benih yang dipesan. Kriteria ikan baik antara lain tidak ada yang hitam, berwarna bening, ukuran ikan terlihat rata atau seragam ketika di akuarium, ukuran hampir seragam sebelum disortir, dan sebelum diangkat, ikan harus sudah disortir dan dipelihara selama 2 hari di petani. Setelah dicek, kemudian ikan tersebut akan dilanjutkan ke proses penanganan. Pada proses penanganan, sebelum benih ikan tersebut didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan untuk

9 mempertahankan mutu benih ikan agar benih ikan yang didistribusikan ke pelanggan memiliki kualitas yang baik. Kegiatan proses penanganan yang dilakukan dibedakan menjadi dua hal. Perbedaan proses penanganan dipengaruhi oleh ukuran benih ikan yang dipesan. Benih ikan ukuran 2 inchi jarang dibudidayakan petani namun memiliki permintaan tinggi, kurang lebih ekor tiap bulannya. PT MMN mensiasatinya dengan melakukan pendederan benih ukuran ¾ inchi selama sebulan hingga menjadi 2 inchi lalu menjualnya. Proses penanganan untuk kejadian ini diantaranya penerimaan ikan ukuran ¾ inchi dari petani pemasok dengan melakukan pengecekan beberapa hal, melakukan perawatan ikan hingga ikan siap dipanen, pengemasan, dan pembagian. Keadaan kedua ketika ukuran benih yang dipesan adalah ¾ inchi dan 1 inchi ke atas, maka proses penanganannya berupa penerimaan benih ikan dari petani pemasok dengan melakukan pengecekan kondisi ikan, pengemasan ulang, dan pembagian. Pada keadaan pertama, hal-hal yang dilakukan ketika ada ikan yang datang, diantaranya: 1. Penanggung jawab input harus memastikan ikan tidak terlalu lama di kantong, maksimal 6 jam (jika lebih dari 6 jam harus di-repack) atau dibawa bertahap. 2. Sebelum ikan dibawa, penanggung jawab input harus menghitung jumlah kantong dan melakukan sampling jumlah ikan dalam kantong sebanyak 3-5 kantong. 3. Setelah sampai di farm, perawat ikan juga harus menghitung jumlah kantong dan melakukan sampling jumlah ikan dalam kantong sebanyak 3-5 kantong secara acak. 4. Ikan dimasukkan ke dalam akuarium dan air yang ada di dalam kantong diusahakan tidak ikut dimasukkan ke dalam akuarium. 5. Sebisa mungkin ikan tidak terlalu lama berada di udara, tidak terlalu banyak diserok sehingga tidak menimbulkan lecet atau luka di badan ikan. 6. Ikan baru diberi makan keesokan harinya atau 1 x 12 jam setelah ikan masuk akuarium.

10 Kegiatan perawatan ikan dilakukan selama selang waktu ketika ikan datang hingga waktu panen dan ikan siap dikirim ke konsumen. Perawatan ikan terdiri dari: 1. Pengadaan pakan a. ukuran ikan ¾ 1. Ikan diberi makan cacing sampai bisa diberi makan pellet. 2. Cacing yang digunakan sebisa mungkin tidak menggunakan cacing takaran. 3. Cacing diberok minimal 1 hari sebelum digunakan. 4. Jika menggunakan cacing tangerang maka cacing harus diberok 2-3 hari dan jika cacing tangerang belum siap digunakan maka lebih baik ikan dipuasakan sampai cacing siap. 2. Pemberian pakan a. Ikan diberi makan 2 3 kali sehari tergantung kondisi ikan dan air. b. Jika tidak bisa ganti air karena satu dan lain hal maka lebih baik ikan dipuasakan. c. Ketika pemberian pakan tidak boleh bersisa, lebih baik memberi pakan sedikit-sedikit sampai ikan kenyang. d. Ketika memberi pakan, ikan diusahakan menyebar supaya ikan tidak lecet dan dan makannya rata. 3. Sifon a. Sebelum memberi makan, air disifon atau diganti terlebih dahulu. b. Peralatan sifon sebaiknya dicuci 2 hari sekali. c. Apabila ketika menyifon ikan mati, bangkainya jangan berserakan. 4. Penggantian air a. Harus dipastikan air sudah diendapkan minimal 2 hari. b. Pergantian air dari ½ sampai semuanya tergantung kondisi ikan. c. Jika air di bak tandon tidak mencukupi atau kurang maka air bisa diganti secukupnya saja atau tidak perlu diganti. d. Pergantian air dilakukan setiap hari atau maksimal 3 hari sekali untuk akuarium dan 3-7 hari sekali untuk bak. e. Untuk bak sebisa mungkin disirkulasi atau dialiri air.

11 5. Pengobatan Penyakit ikan patin ada yang disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen, diantaranya jamur dan bakteri.ciri-ciri ikan yang sakit yaitu perut merah, insang atau kepala merah, badan lecet, dan renangnya berputar. 6. Pencatatan ikan mati Penyakit dapat membunuh ikan dan setiap hari harus dicatat jumlah ikan yang mati. 7. Panen Pada proses pemanenan, ikan harus dipuasakan 1 hari sebelum disortir. Untuk ikan yang akan dijual, ikan disortir 2 hari sebelum dijual. Proses penyortiran harus dilakukan secara hati-hati ikan tidak banyak yang mati. Panen merupakan rangkaian terakhir dalam kegiatan perawatan ikan sebelum akhirnya dilakukan proses yang sama untuk keadaan kedua, yaitu pengemasan dan pembagian sesuai konsumen dan wilayah pengiriman. Pada keadaan kedua, benih ikan yang datang diperiksa kembali kondisinya dan menjadi tanggung jawab pj input. Hal-hal yang diperiksa oleh pj input diantaranya kondisi fisik dari ikan, memastikan kesesuaian jenis produk yang dipesan, dan memastikan kesiapan perlengkapan untuk mengepak benih. Pada proses penanganan sebelum benih ikan didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan untuk mempertahankan kondisi benih ikan sejak di packing hingga sampai di tangan konsumen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut: 1. Benih ikan yang sudah disortir dua hari sebelumya ketika masih di kolam, dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau gentong (sistem terbuka). 2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya.

12 3. Puasakan ikan, kalau bisa 24 jam untuk benih ukuran 1 atau 1 up dan 12 jam untuk benih ukuran ¾. 4. Ikan yang berasal dari petani yang satu harus dipisahkan dengan petani lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit dan membuat ikan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu: 1. Jika menggunakan kantong plastik: a. Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan serta pastikan plastik tersebut baru atau kalau bekas sudah dicuci sebelumnya dan tidak bocor. b. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. c. Benih ikan ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik tadi. d. Air yang dipakai adalah air yang telah didinginkan. Suhu air mempengaruhi kemampuan air untuk mengikat oksigen. Makin rendah suhu, makin besar kemampuan air untuk menyerap oksigen. e. Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni. Perbandingan air dengan udara semaksimal mungkin (minimal perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap. f. Oksigen harus masuk air, memasukkan oksigen dilakukan pelan-pelan agar ikan tidak stres. g. Oksigen sebanyak mungkin (semaksimal kantong). h. Ikan harus di kemas ulang sebelum berangkat (minimal ganti gas). i. Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus. Pengiriman ke wilayah Palembang dan jarak dekat, plastik tidak perlu dimasukkan ke dalam kardus. j. Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu-satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik. 2. Jika menggunakan gentong, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

13 a. Gentong harus sudah bersih dan ada tutupnya. b. Tutup atas ada lubangnya. c. Penataan gentong diatur terlebih dahulu baru isi ikan. d. Penyerokan ikan jangan terlalu banyak dan sebisa mungkin ikan jangan stress, hindari stres ikan dengan sebisa mungkin mengurangi waktu ikan diluar air. e. Nyalakan aerasi saat ikan sudah digentong. f. Aerasi jangan terlalu kuat (kosongkan 1 lubang). Berdasarkan waktu dan jarak pengiriman, sistem pengangkutan terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Sistem terbuka Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak jauh namun ditempuh melalui jalur darat dekat dan dalam jumlah pengiriman yang besar. Alat pengangkut berupa gentong. Keuntungan pengiriman dengan menggunakan gentong antara lain ketersediaan oksigen lebih banyak karena merupakan ruang terbuka sehingga apabila pengiriman melebihi jadwal, benih ikan tidak akan kehilangan oksigen. 2. Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak dekat dan jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam. Penggunaan sistem tertutup juga digunakan untuk pengiriman menggunakan kargo pesawat. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung ke kantong plastik sebanyak 2 / 3 volume keseluruhan rongga (air : oksigen = 1:1); (4) kantong plastik diikat; (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dus dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dus yang berukuran panjang 0,5 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,5 m dapat diisi dua buah kantong plastik. Pada pengiriman untuk wilayah tertentu, plastik tidak perlu dimasukkan ke dalam kardus. Tahap terakhir pada bagian penanganan adalah proses pembagian benih ikan berdasarkan pesanan dari konsumen. Proses pembagian pesanan disesuaikan dengan jenis dan jumlah pesanan benih untuk pelanggan tertentu.

14 5.7.3 Kegiatan Distribusi PT MMN memiliki keunggulan dalam hal teknologi pengiriman benih ikan. Benih ikan yang berukuran kecil dan tidak tahan goncangan serta mudah mati dikemas sedemikian rupa dengan teknologi yang disesuaikan dengan kepadatan, waktu dan lokasi. Sebelumnya PT MMN juga mengalami berbagai masalah terkait pengemasan ikan yang kurang baik sehingga ikan lebih cepat mati, namun berkat beberapa trial and error akhirnya didapat standar baku dalam hal pengepakan ikan yang akan dikirim. Teknologi tersebut terletak pada standar tingkat kepadatan pada tiap pengiriman. Standar pengiriman menggunakan kargo bandara, adalah satu box terdiri dari 6 kantong ukuran 40x60 cm. Tiap kantong diisi 2,5 liter air, isi ikan tergantung ukuran, target lokasi kirim, dan skill penerima. Oksigen yang digunakan kurang lebih tiga kali volume air. Pengiriman darat dapat dilakukan dengan sistem terbuka maupun tertutup. Pengiriman menggunakan kantong dilakukan apabila jaraknya tidak terlalu jauh. Kantong ukuran 40x60 cm diisi 10 liter air dengan kadar oksigen semaksimal mungkin. Kantong tersebut berisi 750 hingga 1000 ekor ikan tergantung ukuran dan jarak. Penggunaan gentong digunakan apabila pesanan dilakukan dalam jumlah besar dan jarak yang jauh namun dapat ditempuh lewat jalur darat. Air yang digunakan dalam gentong kira-kira 200 liter (hingga gentong penuh) dengan jumlah ikan ukuran ¾ inchi ekor, ukuran 1 inchi ekor, 1,5inchi berisi dan untuk ikan ukuran 2 inchi akan diisi ekor. Distribusi benih ikan adalah menyalurkan benih ikan dari perusahaan sampai ke konsumen. Pendistribusian benih ini didasarkan pada pesanan tiap konsumen. Pengiriman benih ikan yang dilakukan PT MMN dilakukan dengan menggunakan motor, mobil, bus, dan pesawat tergantung jarak lokasi serta jumlah pesanan. PT Mitra Mina Nusantara memiliki jaringan pemasaran skala nasional dengan wilayah pengiriman yaitu Lampung, Sumatera Selatan (Linggau, Palembang, Kayu Agung, SP Padang, Indra Laya, Belitang, dll), Bengkulu, Jambi, Jawa Barat (Cirata, Jatiluhur, Saguling), Jawa Tengah (Salatiga, Magelang), Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri, Sragen, Ngawi), Bali, Ternate, Papua (Sorong), Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, dan Tarakan. Pengiriman perbulan berkisar antara ekor benih dengan omset 60 hingga 200 juta per

15 bulan. Sebagian pasar PT MMN ialah pedagang dan pendeder benih (90 persen) dengan pelanggan tetap lebih dari 6 orang. Pemasaran dilakukan melalui internet, pameran, alumni IPB, dan kunjungan langsung ke petani. 5.8 Rencana Pengembangan Usaha Pola pengembangan PT MMN ditujukan untuk memproyeksikan rencanarencana strategis pengembangan perusahaan jangka panjang. Selain benih, PT MMN berencana membuat unit pembuatan pakan murah, pengolahan ikan (fillet ikan, ikan asap) dan penjualan daging ikan segar untuk membantu penyaluran hasil produksi petani di daerah. Harga pakan yang mahal dan harga jual ikan yang fluktuatif mengakibatkan banyak petani yang gulung tikar karena rendahnya harga jual daging mereka. Dengan membangun unit pembuatan pakan murah, industri pengolahan dan unit penjualan ikan segar, PT MMN mengharapkan hal ini akan berdampak besar bagi petani daging di daerah. Berikut adalah deskripsi usaha yang direncanakan oleh PT MMN: a. Unit pembuatan dan penjualan pakan murah Target pasar : petani pembesaran ikan di Jabodetabek, Lampung, Sumatera Selatan (dari perkiraan benih yang jual, diperkirakan PT MMN dapat menjual 30 hingga 300 ton pakan per bulan) Formulasi pakan yang digunakan sesuai dengan bahan baku lokal daerah pemasaran sehingga harga pakan menjadi terjangkau b. Unit penjualan ikan segar Target pasar: eceran (rumah tangga), rumah makan/catering dan pemancingan. Wilayah incaran sementara berfokus di Jabodetabek, namun dapat dipasarkan pula ke seluruh Indonesia.

VI IDENTIFIKASI RISIKO PERUSAHAAN

VI IDENTIFIKASI RISIKO PERUSAHAAN VI IDENTIFIKASI RISIKO PERUSAHAAN 6.1 Sumber-sumber Risiko pada Usaha Pemasaran Benih Ikan Patin PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) dalam menjalankan kegiatan usahanya menghadapi risiko operasional. Risiko

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Analsis Aspek Pasar Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar ikan hias air tawar dan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover) I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km 1. Luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km 2 dan mendominasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Bintaro Fish Center merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam produksi lobster air tawar (jenis red claw) dan memperdagangkannya

Lebih terperinci

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN BDI-T/21.21.4 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO 7.1 Analisis Probabilitas Risiko Operasional Usaha pemasaran benih ikan patin sering kali dihadapkan pada risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada awal mulanya, PT. Victory Retailindo didirikan dengan dilatarbelakangi tujuan untuk melayani transaksi penjualan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan  5.2 Lokasi V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Usaha yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Srikandi Jaya Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang general supplier yang men-supply sayur-mayur. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) oleh TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Peluang Pemasaran Lele dan Patin Pasar Dalam Negeri Permintaan lele untuk dua pasar di DKI

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Taufan Fish Farm berlokasi di Jl. Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Taufan s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) yang terletak di Jalan Raya Cogreg, Desa Cogreg, Kampung Kandang, Kecamatan Parung,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia.

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Amerindo Sentosa adalah sebuah perusahaan berkembang yang bergerak di bidang industri springbed, dimana keberadaanya

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru memenuhi permintaan ikan lele konsumsi 46%, kekurangan ikan lele

BAB I PENDAHULUAN. baru memenuhi permintaan ikan lele konsumsi 46%, kekurangan ikan lele BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha peternakan ikan lele masuk ke Indonesia pada tahun 1985. Ikan lele dijadikan komoditas yang diunggulkan karena membutuhkan lahan yang terbatas dengan padat lebar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Benih ikan patin siam di trasportasikan dari hatchery pembenihan Balai Benih Ikan Inovatif (BBII) Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV.WOLKEN yang beralamat di Jl. Sempurna Ujung - Medan berdiri pada bulan Juni tahun 2010 yang diprakarsai oleh Bapak Bolas Lumbanbatu dengan modal

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 7.1 Penggunaan Input Produksi Pembenihan Ikan Patin Secara umum input yang digunakan dalam pembenihan ikan patin di Kota Metro dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data pada penelitian ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan

Lebih terperinci

Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan Gonad di kolam tanah Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkemang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prospek bisnis ikan hias di Indonesia cukup cerah. Faktor pendukungnya adalah jenis ikan yang beragam, air cukup, lahan masih sangat luas dan iklimnya cocok.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dilakukan dengan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemberian file

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

Lampiran 1. KUSIONER PEMBELI IKAN LELE UNTUK KONSUMSI PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA SLOGOHIMO, WONOGIRI DITINJAU DARI SEGI KELAYAKAN

Lampiran 1. KUSIONER PEMBELI IKAN LELE UNTUK KONSUMSI PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA SLOGOHIMO, WONOGIRI DITINJAU DARI SEGI KELAYAKAN Lampiran 1. KUSIONER PEMBELI IKAN LELE UNTUK KONSUMSI PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA SLOGOHIMO, WONOGIRI DITINJAU DARI SEGI KELAYAKAN BISNIS Bersama ini saya meminta kesediaan bapak/ibu untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

Harga tiap varietas dan ukuran Ikan Maskoki berbeda-beda. Namun yang paling menentukan

Harga tiap varietas dan ukuran Ikan Maskoki berbeda-beda. Namun yang paling menentukan Persiapan untuk mengadopsi Ikan Maskoki Ikan Maskoki adalah hewan yang hidup di dalam air. Untuk memeliharanya, Anda tentu membutuhkan sebuah wadah untuk tempat pemeliharaan; serta air sebagai medium kehidupannya.

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi Bab 3 Budidaya pembenihan ikan konsumsi Nama kelompok : dani andrean isna nur hanifa hadyan nandana maarif maulana nanak cito t putri rosita rendra fitra tania novita Pembenihan ikan konsumsi Jenis-jenis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. CV. Tunas Mekar Farm 5.1.1. Sejarah CV. Tunas Mekar Farm Tunas Mekar Farm (TMF) adalah perusahaan peternakan ayam broiler yang menerapkan sistem kemitraan pola inti

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan ketinggian air yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari beberapa parameter uji (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Disusun Oleh: Via Marga Soewardi 11.02.8028 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara, Depok, Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD. Populer yang terletak di Jalan Raya Cerme Lor no. 46, Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE OLEH KELOMPOK: MINA TANI NUSANTARA

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE OLEH KELOMPOK: MINA TANI NUSANTARA PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE OLEH KELOMPOK: MINA TANI NUSANTARA Jl. Sekejati No. 20 Rt 01/011 Kel. Kebon Kangkung Kec. Kiaracondong Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Tlp : 081214661336 KELOMPOK MINA

Lebih terperinci

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Pendahuluan Berdasarkan kajian dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), diperoleh temuan bahwa kelompok komoditas yang

Lebih terperinci

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa lobster merupakan udang besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa lobster merupakan udang besar yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa lobster merupakan udang besar yang berasal dari laut. Namun sebenarnya ada juga lobster yang hidup di habitat air tawar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Terbatas Amico mulai didirikan tahun 2000 oleh Bapak Krisman. Pada awal berdiri, perusahaan bergerak sebagai distributor produk

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-manawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga (Umar 2007).

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju III.1.1. Sejarah Singkat PT.Multifarma Satwa Maju PT.Multifarma Satwa Maju adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik, yang tercermin dalam peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat SNI 7585:2010 Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7585:2010 Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Awal Berdirinya PT. SINAR REJEKI MESINDO

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Awal Berdirinya PT. SINAR REJEKI MESINDO BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Awal Berdirinya PT. SINAR REJEKI MESINDO PT. SINAR REJEKI MESINDO pada awalnya adalah Bengkel Las Listrik dengan nama SINAR REJEKI yang didirikan pada tanggal 30

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam. PETUNJUK TEKNIS DEMPOND BUDIDAYA LELE MENGGUNAKAN PAKAN (PELET) TENGGELAM DI KAB I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Usaha Budidaya lele sampe sekarang banyak diminati masyarakat dikarenakan dalam perlakuannya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan 2.1.1 Profil Perusahaan Adrenaline Counter adalah toko yang bergerak pada penjualan sepeda, sparepart dan perbaikan. Didirikan dibawah naungan PT. Biker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal apabila semua perusahaan menginginkan kegiatan operasinya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dilakukan penghematan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JALA ANUGERAH SEJATImerupakan perusahaan jasa angkutan yang dibentuk sesuai dengan Akte Notaris Rohana Frieta, SH No. 5, di Jakarta. Manajemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 41 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia. Akibat dari krisis moneter ini, banyak perusahaan yang mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA. Jumlah global lalu lintas kargo udara dunia adalah 202 miliar RTK (Revenue

BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA. Jumlah global lalu lintas kargo udara dunia adalah 202 miliar RTK (Revenue BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA Angkutan udara adalah cara pengangkutan barang yang tercepat dan paling mahal. Oleh karena itu, angkutan udara digunakan untuk barang bernilai tinggi atau barang tidak tahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1 TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1 Komariah Tampubolon 1 dan Wida Handini 2 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji berbagai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM CV JUMBO BINTANG LESTARI Lokasi Perusahaan dan Sejarah Perkembangan

V. GAMBARAN UMUM CV JUMBO BINTANG LESTARI Lokasi Perusahaan dan Sejarah Perkembangan V. GAMBARAN UMUM CV JUMBO BINTANG LESTARI 5.1. Lokasi Perusahaan dan Sejarah Perkembangan Perusahaan CV Jumbo Bintang Lestari merupakan suatu perusahaan perikanan yang bergerak dalam bidang budidaya khususnya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan -BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Kebutuhan Informasi Untuk menentukan kebutuhan sistem yang sedang berjalan terutama untuk mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. A XI No. 5 Jakarta PT. Tanavit Organik Murni telah memulai

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. A XI No. 5 Jakarta PT. Tanavit Organik Murni telah memulai BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT. Tanavit Organik Murni merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan hasil bumi yang diproduksi secara organik. PT. Tanavit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PUTRATUNGGAL ANEKA didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris

Lebih terperinci