V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM"

Transkripsi

1 V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Taufan Fish Farm berlokasi di Jl. Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Taufan s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan pada tahun 1986 oleh Bapak Gunawan Widjadja. Bapak Gunawan Widjadja yang merupakan penggemar ikan hias memulai usaha tersebut dengan modal awal sebesar Rp ,00 yang diperoleh melalui pinjaman bank. Pada awal mulanya perusahaan ini berlokasi di Maseng, Kecamatan Caringin. Komoditi yang dibudidayakan adalah ikan mas, nila, gurame dan beberapa jenis ikan konsumsi lainnya, karena produksi yang dihasikan tidak bisa mengikuti kenaikan harga pakan, maka usaha dialihkan ke jenis ikan lain seperti ikan bawal (Colossoma macropomum) dan ikan patin (Pangasius Sutchi) yang dipasarkan sebagai benih ikan konsumsi dan sebagai ikan hias, serta beberapa jenis ikan hias lain. Jenis ikan hias yang dibudidayakan semakin bertambah dengan dibukanya dua lokasi baru di Ciluar dan Kompleks Perumahan Baranangsiang Indah Blok G1. Lokasi perusahaan yang terletak di Ciluar dipilih sebagai kantor pusat perusahaan dengan pertimbangan bahwa letaknya paling strategis dibandingkan dengan letak kedua lokasi lainnya. Ikan-ikan yang diproduksi di unit Maseng dan Barangsiang Indah sebagian ditampung di unit Ciluar. Keadaan tersebut memudahkan bagi pembeli untuk melihat langsung ikan yang akan dibeli. Taufan s Fish Farm selalu mengalami kerugian pada awal usahanya. Hal ini disebabkan karena sistem manajemen perusahaan yang tidak efektif. Pada tahun 1989 terjadi pergantian pemimpin di dalam perusahaan Taufan s Fish Farm. Ibu Euis S. Djohan menggantikan Bapak Gunawan Widjadja sebagai pemimpin perusahaan, sejak saat itu semua kewenangan Taufan s Fish Farm berada di tangan Ibu Euis S. Djohan dan memberlakukan sistem bagi hasil antara Bapak Gunawan Widjadja dengan Ibu Euis S. Djohan. Sejak dipimpin oleh Ibu Euis S. Djohan, keadaan perusahaan perlahan mengalami kemajuan, dan hampir tidak pernah mengalami kerugian. Selama dipimpin oleh Ibu Euis S. Djohan, Taufan s Fish Farm mengadakan riset dan pengembangan. Salah satunya adalah pada tahun 1997, Taufan s Fish 30

2 Farm mengadakan riset dan pengembangan ikan hias jenis Botia di daerah Jambi dengan bantuan seorang Insinyur Perikanan yang berasal dari Perancis. Selain itu, Perusahaan Taufan s Fish Farm juga melakukan riset mengenai kawin suntik ikan hias jenis Bala Shark. Pada saat ini Taufan s Fish Farm melakukan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Adapun jenis benih ikan hias air tawar yang diproduksi Taufan s Fish Farm antara lain adalah Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost (Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata), White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons). Gambar ketujuh jenis benih ikan hias tersebut dapat dilihat pada Lampiran Fasilitas Produksi Pada Taufan s Fish Farm Fasilitas produksi digunakan oleh Taufan s Fish Farm untuk menunjang kegiata produksi benih ikan hias air tawar. Beberapa fasilitas produksi yang digunakan oleh Taufan s Fish Farm antara lain: 1. Blower Blower merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan oksigen pada akuarium. Keberadaan blower sangat diperlukan dalam proses produksi untuk menjamin ketersediaan oksigen didalam air akuarium. Taufan s Fish Farm memiliki dua unit blower, masing-masing berukuran 275 watt dan 80 watt. 2. Filter Filter digunakan untuk menjaga kebersihan air didalam akuarium. Berkurangnya tingkat kebersihan air didalam akuarium dapat disebabkan oleh sisa pakan dan kotoran ikan hias. 3. Pompa Air Taufan s Fish Farm memiliki dua unit pompa air berukuran 250 watt dan 125 watt. Pompa air dengan ukuran 250 watt digunakan untuk memompa air dari sumber mata air ke dalam bak penampungan air. Selanjutnya pompa air dengan ukuran 125 watt digunakan untuk memompa air dari bak penampungan ke dalam akuarium. 31

3 4. Akuarium Akuarium digunakan sebagai media pembenihan dan perawatan induk ikan hias. Akuarium yang digunakan dalam proses pembenihan berukuran 100 cm x 100 cm x 20cm, sedangkan untuk perawatan induk berukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm. 5. Selang Selang yang digunakan dalam proses pembenihan ikan hias terdiri dari tiga jenis. Adapun jenis selang yang digunakan adalah: - Selang sifon kecil, digunakan untuk membersihkan kotoran pada akuarium benih. - Selang sifon besar, digunakan untuk membersihkan kotoran pada akuarium indukan. - Selang Aerasi, digunakan untuk mengalirkan udara dari paralon menuju ke akuarium. - Selang Air, digunakan untuk mengalirkan air dari bak penampungan menuju akuarium. 6. Paralon Paralon digunakan untuk menunjang sistem instalasi air dan udara pada proses produksi. 7. Serokan Serokan mempunyai beberapa fungsi, antara lain adalah untuk mengambil ikan hias dari dalam akuarium, membersihkan sisa pakan dan sebagai tempat penampungan ikan hias untuk sementara waktu. 8. Baskom Baskom digunakan sebagai wadah dalam kegiatan penyortiran ataupun wadah sementara dalam proses pemanenan. 9. Centong Centong digunakan sebagai alat untuk mengambil ikan pada saat proses penyortiran. 10. Gayung Gayung digunakan sebagai alat untuk mengambil air dalam proses produksi. 32

4 11. Tabung Oksigen Tabung oksigen merupakan tempat penyimpanan oksigen yang akan digunakan pada proses pengemasan benih ikan hias air tawar. 12. Genset (5000 watt) Genset digunakan apabila terjadi pemadaman listrik. Proses produksi benih ikan hias air tawar memerlukan sumberdaya listrik secara terus menerus. Oleh karena itu genset digunakan sebagai alternatif sumberdaya listrik. 5.3 Input Produksi 1. Pakan Pakan yang digunakan pada proses pembenihan ikan hias air tawar merupakan pakan alami yaitu kutu air (daphnia sp.). Kutu air digunakan sebagai pakan utama benih ikan hias air tawar. Kutu air dibeli dari para supplier dengan harga Rp 5.000,00 per takar (240ml). Kutu air didapatakan oleh para supplier dari sungai dan selokan didaerah Cibinong dan sekitarnya. Pakan tersebut dibeli seminggu sekali dan diantar oleh supplier secara langsung. Pembayaran dilakukan secara tunai pada saat pakan tersebut sampai di tempat Taufan s Fish Farm. Dalam sekali pembelian Taufan s Fish Farm membutuhkan pakan berupa kutu air (daphnia sp.) sebanyak 60 takar. Satu takar pakan setara dengan 240 ml, sehingga dalam sekali pembelian Taufan s Fish Farm membeli sebanyak ml. Pembelian pakan kutu air (daphnia sp.) selama kurun waktu 45 hari dilakukan sebanyak enam kali, sehingga total ketersediaan pakan kutu air (daphnia sp.) adalah sebanyak ml, akan tetapi dalam 45 hari terjadi enam kali siklus produksi sehingga ketersediaan pakan kutu air selama periode analisis adalah sebanyak ml. Pakan kutu air yang telah didatangkan dari supplier selanjutnya dimasukkan dalam baskom yang telah diisi air. Sebelum diberikan kepada benih ikan hias terlebih dahulu pakan tersebut dicuci. Pencucian kutu air dilakukan dengan cara menyaring kutu air dengan menggunakan kain kasa sebanyak tiga kali. Setelah melalui proses pencucian kutu air dapat diberikan kepada benih ikan hias air tawar. 33

5 Pada proses penyimpanan kutu air diupayakan agar tetap hidup. Pakan kutu air disimpan dalam wadah yang dilengkapi dengan sistem aerasi. Hal ini dilakukan untuk memeberikan suplai oksigen dan sirkulasi air sehingga kutu air dapat bertahan hidup lebih lama. Gambar pakan kutu air yang ditempatkan dalam wadah penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran Obat-Obatan Terdapat dua jenis obat yang digunakan dalam proses pembenihan ikan hias. Taufan s Fish Farm menggunakan obat jenis Enrofloxacin dan Methylene Blue. Kedua jenis obat tersebut dapat dibeli di toko yang menjual sarana produksi ikan hias. Obat jenis Enrofloxacin dan Methylene Blue dibeli sebanyak satu bulan sekali. Jumlah obat yang dibeli dalam sekali pembelian masing-masing berjumlah 1 liter. Kedua jenis obat tersebut mempunyai harga yang berbeda, adapun harga untuk obat Enrofloxacin dan Methylene Blue adalah Rp ,00 dan Rp ,00 per liter. Sehingga dalam 45 hari ketersediaan kedua obat tersebut adalah 3000 ml (3 liter), akan tetapi ketersediaan tersebut dibagi untuk enam siklus produksi. Jadi ketersediaan obat-obatan tersebut selama periode analisis adalah sebanyak 500 ml. 3. Induk Ikan Hias Induk merupakan input produksi utama yang digunakan untuk menghasilkan benih ikan hias. Taufan s Fish Farm memiliki beberapa jenis indukan ikan hias. Adapun jenis benih ikan hias dan jumlah yang tersedia di Taufan s Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 5. 34

6 Tabel 5. Jenis dan Ketersediaan Induk Ikan Hias Pada Taufan s Fish Farm No Jenis Ikan Hias Jumlah (Ekor) 1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 12 2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 14 3 Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) 21 4 False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) 8 5 Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) 10 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 20 7 White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) Tenaga Kerja Taufan s Fish Farm memiliki pekerja pada bagian produksi untuk melaksanakan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Pada saat ini Taufan s Fish Farm memiliki pekerja pada bagian produksi sebanyak tiga orang. Dua orang bertugas untuk memelihara benih ikan hias air tawar dan satu pekerja bertugas untuk memelihara dan bertanggung jawab terhadap proses perkawinan induk ikan hias air tawar. Taufan s Fish Farm menerapkan jam kerja selama tujuh jam perhari dan enam hari kerja dalam seminggu. Para pekerja memulai pekerjaan pada pukul WIB dan berakhir pada pukul WIB setiap harinya. Selain itu dalam seminggu mereka bekerja selama enam hari kerja dan libur pada hari minggu. Dengan demikian Taufa s Fish Farm mempunyai ketersediaan jam tenaga kerja sebesar 504 jam per 45 hari, akan tetapi ketersediaan tersebut dibagi untuk enam siklus produksi. Jadi dalam satu periode analisis ketersediaan tenaga kerja adalah sebesar 84 jam. 5.4 Pembenihan Ikan Hias Air Tawar Taufan s Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang budidaya ikan hias air tawar. Kegiatan budidaya yang dilakukan perusahaan Taufan s Fish Farm yaitu berupa pembenihan ikan hias air tawar. Kegiatan pembenihan merupakan proses produksi benih ikan hias air tawar. 35

7 Kegiatan pembenihan dimulai dengan melakukan pemijahan atau perkawinan indukan ikan hias air tawar hingga berakhir pada kegiatan pemanenan. Lama waktu pembenihan adalah selama 45 hari. Usaha pembenihan ikan hias air tawar pada Taufan s Fish Farm dilakukan dengan satu media budidaya yaitu akuarium yang berukuran 100 cm x 100 cm x 32 cm. Proses kegiatan pembenihan ikan hias terjadi dalam beberapa tahap kegiatan. Pembenihan dimulai dengan kegiatan pemijahan indukan ikan hias air tawar, persiapan akuarium benih ikan hias air tawar, penebaran telur ikan hias, pemberian obat, pemberian pakan, kontrol kualitas air, pemanenan dan pengepakan. Alur proses produksi benih ikan hias air tawar pada Taufan s Fish Farm secara umum dapat dilihat pada Gambar 4. Perkawinan Induk Persiapan Akuarium Benih Ikan Hias Penebaran Telur Benih Ikan Hias Pengepakan Pemanenan Perawatan Larva: 1. Pemberian Pakan 2. Pemberian Obat 3. Kontrol Kualitas Air Penetasan Telur Benih Ikan Hias Gambar 4. Alur Proses Produksi Benih Ikan Hias Air Tawar Pada Taufan s Fish Farm Perkawinan Induk Ikan Hias Perkawinan induk ikan hias adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan telur-telur ikan hias. Adapun telur-telur tersebut merupakan bakal calon dari benih ikan hias. Kegiatan pemijahan pada masing-masing jenis ikan hias memiliki cara yang berbeda-beda pada setiap jenisnya. Perbedaan mendasar pada proses pemijahan pada tiap jenis induk ikan hias adalah cara perkawinannya. Pada proses perkawinan ikan hias air tawar terdapat dua metode perkawinan. Metode yang pertama yaitu perkawinan secara masal dan pasangan. 36

8 Perkawinan secara masal yaitu dengan cara mengawinkan induk ikan hias dalam jumlah banyak di dalam satu akuarium, sedangkan cara pasangan yaitu mengawinkan induk hias secara berpasangan (satu induk betina dan induk jantan) dalam satu akuarium. Penjelasan mengenai penggunaan induk dalam cara perkawinan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penggunaan Induk Jantan dan Betina dalam Proses Perkawinan Perbandingan Cara Induk No Jenis Ikan Hias Perkawinan 1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 3 Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) 4 False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) 5 Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 7 White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) Jantan (Ekor) Betina (Ekor) Total Indukan (Set) Pasangan Massal Massal Pasangan Pasangan Massal Pasangan Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa penggunaan indukan jantan dan betina berbeda pada setiap metode perkawinan. Metode perkawinan dengan cara berpasangan membutuhkan jumlah induk yang lebih sedikit dibandingkan dengan cara perkawinan secara masal. Kombinasi penggunaan induk jantan dan betina dalam proses perkawinan tersebut merupakan kombinasi yang digunakan Taufan s Fish Farm. Gambar proses perkawinan indukan ikan hias dapat dilihat pada Lampiran 4. Setelah proses pemijahan selesai maka selanjutnya induk betina akan bertelur. Masing-masing jenis induk betina akan bertelur dengan jumlah yang berbeda-beda. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina pada setiap jenis ikan hias dapat dilihat pada Tabel 7. 37

9 Tabel 7. Produksi Telur per Induk Betina Pada Setiap Jenis Ikan Hias No Jenis Ikan Hias 1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 3 Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) 4 False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) 5 Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 7 White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) Jumlah Telur (Butir/Induk) Jumlah Induk Betina Dalam Sekali Proses Perkawinan (Ekor) Total Telur (Butir) Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa total telur yang dihasilkan merupakan perkalian dari produksi telur per indukan betina dengan total indukan betina yang digunakan dalam sekali proses perkawinan Persiapan Akuarium Pembenihan Pada Taufan s Fish Farm wadah yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 100 c x 20 cm. Waktu yang digunakan tenaga kerja untuk persiapan akuarium lamanya sama untuk masing-masing jenis benih ikan hias yaitu 7,2 menit. Adapun tahap-tahap persiapan akuarium antara lain adalah: 1. Pencucian Akuarium Pencucian akuarium dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok bagian dalam akuarium dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih. 2. Pengisian Air Akuarium Pengisian air dilakukan sebanyak tiga per empat dari volume total akuarium. Akurium dengan ketinggian 20 cm diisi dengan air setinggi 15 cm. Pengisian air akuarium dilakukan dengan mengalirkan air dari bak penampungan air menuju akuarium dengan menggunakan selang. 38

10 3. Pemberian Garam dan Obat Methylene Blue Pemberian garam dan Methylene Blue dimaksudkan untuk mencegah adanya serangan jamur pada telur-telur yang akan dimasukkan kedalam akuarium. Dosis Methylene Blue dan garam masing-masing adalah 15 ml dan 250 gr per akuarium Penebaran Telur Setelah proses pemijahan selesai dilakukan maka telur-telur yang ada pada akuarium dipindahkan kedalam akuarium pembenihan. Waktu yang dibutuhkan untuk penebaran telur kedalam akuarium pada umumnya selama satu menit. Padat tebar untuk setiap jenis ikan hias pada akuarium berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun padat tebar per akuarium dari tiap jenis ikan hias dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Padat Tebar Benih Ikan Hias per Akuarium NO JENIS IKAN HIAS PADAT TEBAR (Ekor/Aquarium) 1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) Blackghost (Apteronotus Albifrons) Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) Telur-telur tersebut akan menetas setelah tiga hingga lima hari. Telur yang menetas ini merupakan telur yang fertil, telur fertil ditandai dengan warna telur yang kuning cerah yang diliputi lendir. Telur yang tidak menetas (berwarna putih susu), tidak akan menetas dan akan membusuk. Telur-telur yang busuk dibersihkan dari akuarium pembenihan. Pembersihan telur busuk dilakukan dengan menggunakan selang sipon kecil, pembersihan telur-telur yang busuk dilakukan agar tidak mengganggu ikan 39

11 lainnya yang baru menetas. Lama waktu yang dibutuhkan oleh pekerja dalam membersihkan telur-telur busuk tersebut adalah selama tiga menit. Ikan-ikan yang telah menetas akan hidup dan berkembang pada akuarium yang sama. Lamanya waktu pemeliharaan hingga proses pemanenan adalah 45 hari untuk semua jenis benih ikan hias Pemberian Obat Pemberian obat dilakukan untuk penanggulangan penyakit yang menyerang benih ikan hias air tawar. Penyakit yang biasanya menyerang benih ikan hias air tawar pada Taufan s Fish Farm adalah penyakit bintik putih (white spot) dan penyakit velvet. Penyakit white spot disebabkan oleh adanya parasit Ichthyopthirius multifiliis, sedangkan penyakit velvet disebabkan parasit Oodinum pillularum. Pada Taufan s Fish Farm obat yang digunakan untuk kedua jenis penyakit tersebut yaitu Enrofloxacin. Pemberian obat tidak hanya dilakukan pada ikan yang terserang penyakit. Tindakan pencegahan lebih diutamakan untuk menghindari terserangnya kedua jenis penyakit tersebut. Tindakan pencegahan dilakukan dengan cara memberikan obat sebanyak dua kali selama periode produksi. Dosis obat yang diberikan adalah sebanyak 10 ml untuk satu akuarium. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pemberian obat adalah 0,2 menit Pemberian Pakan Pemberian pakan pada Taufan s Fish Farm dilakukan sebanyak dua kali sehari. Adapun pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan jenis pakan berupa kutu air. Frukuensi dan kuantitas pemberian pakan ditambah menjadi tiga kali sehari pada umur benih mencapai dua minggu. Kuantitas dan frekuensi pakan yang diberikan kepada tiap jenis benih ikan hias berbeda. Penjelasan mengenai frekuensi dan kuantias pakan dapat dilihat pada Lampiran Kontrol Kualitas Air Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara melakukan penyiponan pada akuarium. Kegiatan penyiponan dilakukan dengan tujuan membuang kotoran dan sisa metabolisme ikan yang ada di dalam akuarium. Penyiponan dilakukan 40

12 dengan diikutu penggantian air sebanyak 20 hingga 30 persen dari volume air sebelum dilakukan penyiponan. Gambar kegiatan penyiponan dapat dilihat pada Lampiran 6. Kontrol kualitas air dilakukan dengan frekuensi lima hari sekali. Sehingga total kontrol kualitas air yang dilakukan selama periode produksi adalah sebanyak sembilan kali. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kontrol kualitas air adalah selama empat menit per akuarium Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah pemeliharaan benih berlangsung selama 45 hari. Waktu untuk melakukan kegiatan pemanenan berbeda-beda antara jenis benih ikan hias. Hal ini dikarenakan jumlah produksi benih yang berbeda. Gambar kegiatan pemanenan dapat dilihat pada Lampiran 7. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemanenan pada masing-masing jenis benih ikan hias per akuarium dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kebutuhan Waktu per Ekor Benih Ikan Hias Pada Proses Pemanenan No Jenis Benih Ikan Hias Lama Waktu (menit/akuarium) 1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 20 2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 15 3 Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) 25 4 False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) 25 5 Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) 25 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 25 7 White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) 25 Kegiatan pemanenan dilakukan dalam beberapa tahap. Adapun tahaptahap tersebut antara lain: 1. Mempersiapkan peralatan panen, antara lain baskom, kain kasa, centong dan serok masing-masing satu buah. 41

13 2. Baskom diisi dengan air kemudian kain kasa ditempatkan diatas baskom dengan posisi sedikit tenggelam. Penggunaan kain kasa dimaksudkan untuk mempermudah pengambilan benih ikan hias dari dalam baskom. 3. Benih ikan hias diambil dari akuarium dengan menggunakan serok. Setelah proses pengambilan selesai kemudian benih ikan hias ditempatkan di dalam baskom yang telah dipersiapkan sebelumnya. 4. Benih ikan hias yang telah ditempatkan di baskom kemudian disortir dan dihitung jumlahnya sesuai dengan pesanan. 5. Setelah proses penyortiran dan penghitungan selesai, selanjutnya ikan hias masuk kedalam proses pengepakan Pengepakan Proses pengepakan dilakukan dengan menggunakan kantong plastik berukuran 60 cm x 40 cm dengan tebal 0,5 mm. Cara melakukan pengepakan antara lain: 1. Mempersiapkan kantong plastik dan karet. 2. Kantong plastik diisi dengan air sebanyak empat gayung. 3. Ikan yang telah disortir dan dihitung jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik. 4. Udara yang berada dalam kantong plastik dikeluarkan, selanjutnya kantong plastik diisi dengan oksigen setinggi kurang lebih 20 cm. 5. Langkah terakhir yaitu mengikat kantong plastik yang telah terisi air dan benih ikan hias dengan menggunakan karet. Kepadatan benih ikan hias dalam kantong plastik berbeda-beda pada setiap jenisnya. Kepadatan benih ikan hias jenis Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost (Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) dan White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) masing-masing adalah 700 ekor, 500 ekor, 1000 ekor, 700 ekor, 600 ekor, 1000 ekor dan 700 ekor per kantong plastik. Gambar kegiatan pengepakan dapat dilihat pada Lampiran 8. 42

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia 1. Angelfish ( Pterophyllum Scalare 2. Blackghost ( Apteronotus Albifrons

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia 1. Angelfish ( Pterophyllum Scalare 2. Blackghost ( Apteronotus Albifrons II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia Indonesia kaya akan keanekaragaman spesies ikan hias. Indonesia memiliki 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 jenis ikan hias air tawar yang ada

Lebih terperinci

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM 6.1 Perumusan Model Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Indonesia memiliki pulau dengan jumlah lebih dari 13.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan  5.2 Lokasi V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Usaha yang telah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM, KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM, KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM, KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI RIDZKI IAN ANDRIADI H34096093 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR BDI-T/21/21.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dilakukan dengan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemberian file

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 7.1 Penggunaan Input Produksi Pembenihan Ikan Patin Secara umum input yang digunakan dalam pembenihan ikan patin di Kota Metro dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Analsis Aspek Pasar Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar ikan hias air tawar dan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar SNI : 01-6483.4-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) 1. PENDAHULUAN Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITITAN Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2011 sampai dengan Februari 2011 di Wisma Wageningan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan Usaha Ikan Hias Air Tawar Wadah dan Peralatan Pemeliharaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan Usaha Ikan Hias Air Tawar Wadah dan Peralatan Pemeliharaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan 2.1.1 Usaha Ikan Hias Air Tawar Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat digolongan kedalam dua jenis ikan hias air tawar dan ikan hias air laut. Ikan hias mempunyai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT UNDERSTANDING POND AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT Soil Profile Soil Triangle Clear plastic liner tube & sediment removal tool Sediment Sampler Soil acidity tester Food web in Aquaculture

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-manawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga (Umar 2007).

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2012. Penelitian dilaksanakan di Ruang Penelitian, Hanggar 2, Balai Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4. LAMPIRAN Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Kolam Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian

Lebih terperinci

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN BDI-T/21.21.4 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prospek bisnis ikan hias di Indonesia cukup cerah. Faktor pendukungnya adalah jenis ikan yang beragam, air cukup, lahan masih sangat luas dan iklimnya cocok.

Lebih terperinci

Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan Gonad di kolam tanah Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkemang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan

Lebih terperinci

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi Bab 3 Budidaya pembenihan ikan konsumsi Nama kelompok : dani andrean isna nur hanifa hadyan nandana maarif maulana nanak cito t putri rosita rendra fitra tania novita Pembenihan ikan konsumsi Jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010 V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Bekasi Utara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di sebelah utara Kota Bekasi dengan luas wilayah sekitar

Lebih terperinci

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF Pemijahan ikan lele semi intensif yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA Pemijahan merupakan proses perkawinan antara induk jantan dengan induk betina. Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing

Lebih terperinci

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar SNI : 01-6485.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar DAFTAR ISI Pendahuluan 1. Ruang Lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 1 4. Istilah...

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6137 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA : BUNGA DWI CAHYANI NIM : 10.11.3820 KELAS : S1 TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Materi penelitian berupa larva dari nilem umur 1 hari setelah menetas, yang diperoleh dari pemijahan induksi di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Fakultas

Lebih terperinci

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan keseragaman.induk yang baik untuk pemijahan memiliki umur untuk

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Gedung IV Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April hingga

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN Latar Belakang Udang windu merupakan salah satu komoditas ekspor non migas dalam sektor perikanan. Kegiatan produksi calon induk udang windu merupakan rangkaian proses domestifikasi dan pemuliaan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Letak dan Kondisi Geografis Kelurahan Katulampa terletak di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat. Kelurahan Katulampa memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Juli 2009 di Kolam Percobaan Babakan, Laboratorium Pengembangbiakkan dan Genetika Ikan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah (Monopterus albus) yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga. Kegiatan penelitian terdiri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti 14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan mulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, penelitian dilakukan di Insektarium Bagian Parasitologi

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari subset penelitian faktorial untuk mendapatkan dosis PMSG dengan penambahan vitamin mix 200 mg/kg pakan yang dapat menginduksi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran dari suatu produk. Menurut Umar (2007), pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan

Lebih terperinci

MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA

MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA BDI-T/21/21.2 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS Disusun Oleh : Yuni kumala dewi 10.02.7834 Manajemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln.Ring Road Utara, Condong Catur,Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu nr. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau pada tanggal 10 sampai dengan 28 Desember 2003.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD 2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam-kolam, sawah,

Lebih terperinci

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK WADAH BENIH AIR PERLAKUAN BIOFLOK PAKAN BOBOT WADAH / KOLAM WADAH / KOLAM Syarat wadah: Tidak

Lebih terperinci

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi 1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi 56 Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN BDI-L/1/1.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR LAUT PENDEDERAN KERAPU: KERAPU BEBEK MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Lampiran1.Peta Lokasi Penelitian Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara

Lampiran1.Peta Lokasi Penelitian Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara LAMPIRAN 81 Lampiran1.Peta Lokasi Penelitian Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara Blok. Cau Manggala Blok. Paseh Blok. Carik Blok. Kutamaya Desa Padasuka Blok. G. Tamenggung KETERANGAN : Sekolah Balai

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) DISUSUN OLEH : TANBIYASKUR, S.Pi., M.Si MUSLIM, S.Pi., M.Si PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN POKDAKAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN POKDAKAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN POKDAKAN 6.1. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal adalah pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkup pengidentifikasian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011 bertempat di BBPBL(Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut) Lampung. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Tujuan Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah mengetahui teknik kultur Chaetoceros sp. dan Skeletonema sp. skala laboratorium dan skala massal serta mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar yang merupakan hasil pemijahan dari satu set induk yang diperoleh dari tempat penjualan induk bersertifikat,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas

Lebih terperinci

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa Panduan Ikan Louhan A. Jenis-jenis ikan louhan yang pernah populer di Indonesia. Mungkin, dari beberapa jenis ikan ini, ada jenis ikan louhan yang pernah kamu pelihara : 1. Ikan Louhan Cencu Ikan louhan

Lebih terperinci

MODUL TEACHING FACTORY

MODUL TEACHING FACTORY A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark MODUL TEACHING FACTORY Pembenihan ikan air tawar merupakan salah satu usaha PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR yang bisa ditekuni untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas BB III METODOLOGI PENELITIN. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan (bulan Juni 2012) yang meliputi persiapan alat dan bahan sampai pada pemanenan hasil akhir, yang dilaksanakan

Lebih terperinci

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan induk betina sebagai pasangan dari induk jantan YY, maka diperlukan suatu teknologi

Lebih terperinci

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia SNI 7311:2009 Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7311:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alam yang dapat di gali untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi yaitu sektor perikanan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA

MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA BDI-T/1/1.2 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA PAKAN ALAMI AIR TAWAR MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Benih ikan patin siam di trasportasikan dari hatchery pembenihan Balai Benih Ikan Inovatif (BBII) Provinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA BBPBAT Sukabumi 2007 Daftar Isi 1. Penduluan... 1 2. Persyaratan Teknis... 2 2.1. Sumber Air... 2 2.2. Lokasi...

Lebih terperinci