LAPORAN LKJ (lampiran selengkapnya dapat dilhat di Kantor Dinas Perkebunan Prov. Sulsel)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN LKJ (lampiran selengkapnya dapat dilhat di Kantor Dinas Perkebunan Prov. Sulsel)"

Transkripsi

1 LAPORAN LKJ 2016 (lampiran selengkapnya dapat dilhat di Kantor Dinas Perkebunan Prov. Sulsel) 1

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 dapat selesai. Laporan Kinerja (LKj) Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2016 merupakan capaian akuntabilitas kinerja pada tahun ke 3 (tiga) dalam masa Renstra LKj Tahun 2016 disusun berdasarkan Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016 yang dijabarkan dari Rencana Strategis (Renstra ). LKj Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviw atas laporan kinerja instansi pemerintah. Penyusunan LKj Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Perkebunan, bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur, sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan untuk senantiasa meningkatkan kinerja ditahun-tahun mendatang. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kinerja kedepan menjadi lebih produktif, efesien dan efektif, baik dari aspek perencanaan, perorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya. Makassar, Maret 2017 Kepala Dinas Ir. H. Firdaus Hasan, MP Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 2

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Inpres No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 di mana pelaporan capaian kinerja organisasi disusun secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Perkebunan. Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKj ini, untuk menjawab pertayaan sejauh mana sasaran pembangunan yang ditujukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja yang telah dicanangkan pada tahun 2016 telah berhasil dicapai. Tujuan Pembangunan Perkebunan dirumuskan sebagai berikut : a. Meningkatkan hasil perkebunan komoditi unggulan lokal. b. Meningkatkan nilai tambah hasil produksi perkebunan. Sasaran Pembangunan Perkebunan dirumuskan sebagai berikut : a. Tercapainya penguatan produksi komoditas unggulan lokal perkebunan. b. Tercapainya peningkatan komoditas unggulan lokal yang berkualitas dan berdaya saing. Indikator sasaran pembangunan perkebunan yang ingin dicapai kedepan (2018) sebagai berikut : a. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton. b. Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Kg/ha. c. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Rp T. d. Volume Eksport Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton e. Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan yang Termanfaatkan sebesar 35 Unit. f. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan sebesar US$. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 3

4 Dari indikator diatas yang menjadi indikator kinerja utama (IKU) adalah : a. Volume produksi komoditi unggulan perkebunan Ton. b. Nilai eksport US$ Adapun sasaran yang ditetapkan dan merupakan Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala Dinas Perkebunan dengan Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2016, adalah sebagai berikut : 1. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton, 2. Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Kg/ha, 3. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Rp T, 4. Volume Eksport Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton, 5. Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan yang Termanfaatkan sebesar 25 Unit, 6. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan sebesar US$. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja, outcome menunjukkan bahwa secara umum Kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 memperlihatkan hasil yang baik. Proses pencapaian sasaran tersebut, pada tahun 2016 dilaksanakan melalui 5 program dengan 20 kegiatan. Dari 5 Program tersebut, 2 program merupakan Program Pokok yaitu : 1). Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan, 2). Peningkatan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil. Tiga (3) program lainnya merupakan Program Penunjang yaitu : 1). Program Pelayanan administrasi Perkantoran, 2). Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD, 3). Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD. Dari 20 kegiatan tersebut, 14 kegiatan merupakan kegiatan pokok sedangkan 6 kegiatan lainnya merupakan kegiatan penunjang. Yang merupakan kegiatan pokok adalah : 1). Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Tahunan, 2). Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Semusim, 3). Pembinaan dan Pengembangan Bibit Komoditi Unggulan Perkebunan, 4). Pembinaan dan Penyediaan Pupuk dan Pestisida, 5). Pembinaan dan Penyediaan Alat dan Mesin Perkebunan, 6). Pembinaan dan Konservasi Lahan dan Air, 7). Pembinaan dan Pengendalian OPT dan Gangguan Usaha Perkebunan, 8). Pengamatan,Peramalan Hama, Penyakit dan Gulma Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 4

5 Tanaman Perkebunan, 9). Penguatan Kelembagaan Petani dan Pembinaan Usaha Perkebunan, 10). Proteksi Tanaman, Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih, Sertifikasi Benih Perkebunan, 11). Pengelolaan Kebun Bibit Dinas, 12). Pembinaan Peningkatan Mutu dan Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan, 13). Promosi atas Hasil Produksi Perkebunan Unggulan Daerah, 14). Pengembangan Statistik dan Sistem Informasi Perkebunan. Sedangkan yang merupakan kegiatan Penunjang adalah : 1). Penyediaan Jasa administrasi Keuangan, 2). Pelayanan Barang dan Jasa Administrasi Perkantoran, 3). Koordinasi Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Perkebunan, 4). Pembinaan dan Pengembangan Kehumasan. Berdasarkan Analisis capaian kinerja terhadap program dan kegiatan maka diperoleh capaian kinerja sebesar 99,87%, dengan perincian sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan, dengan 11 kegiatan mencapai 100%. 2. Program Peningkatan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Perkebunan, dengan 3 kegiatan mencapai 99,33% 3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 2 kegiatan mencapai 100,00%. 4. Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD, dengan 3 kegiatan mencapai 100%. 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD mencapai 100,00%. Sedangkan analisis terhadap sasaran diperoleh Capaian kinerja sebesar 100,95% dengan perincian sebagai berikut : 1. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton dengan kinerja sasaran ini dicapai sebesar Ton (88,87%) 2. Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Kg/ha kinerja sasaran ini dicapai sebesar Kg/Ha (132,00%). 3. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Rp T kinerja sasaran ini dicapai sebesar T (105,54%) 4. Volume Eksport Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton kinerja sasaran ini dicapai sebesar Ton (54,82%) Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 5

6 5. Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan yang Termanfaatkan sebesar 25 Unit kinerja sasaran ini dicapai sebesar 19 Unit (76,00%). 6. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan sebesar US$ kinerja sasaran ini dicapai sebesar US$ (68,49%). Secara total Capaian Kinerja berdasarkan target RPJMD mencapai 100,95% karena beberapa komoditi melampaui target utamanya pada produktivitas tanaman perkebunan, nilai produksi tanaman perkebunan dan jumlah unit alat pengolahan yang termanfaatkan, namun beberapa komoditi juga tidak mencapai target baik dari volume produksi tanaman perkebunan, volume ekspor dan nilai eksport tanaman perkebunan. Khususnya volume produksi yang secara total belum mencapai target RPJMD, sebenarnya secara Nasional yang ditargetkan untuk Sulawesi Selatan ada 5 (lima) komoditi unggulan yang melampaui target yaitu : 1. Produksi kakao Ton sedangkan target Nasional untuk Sul- Sel Ton (116,15%). 2. Produksi cengkeh Ton sedangkan target Nasional untuk Sul- Sel Ton (115,08%). 3. Produksi lada Ton sedangkan target Nasional untuk Sul-Sel Ton (115,06%). 4. Produksi kelapa sawit Ton sedangkan target Nasional untuk Sul-Sel Ton (126,98%). 5. Produksi tebu Ton sedangkan target Nasional untuk Sul-Sel Ton (114,91%). Sedangkan untuk produktivitas ada 7 (tujuh) komoditi yang melampaui target Nasional yaitu : 1. Produktivitas kakao 868 Kg/Ha sedangkan target Nasional 688 Kg/Ha (162,16%) Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 6

7 2. Produktivitas kopi Kg/Ha sedangkan target Nasional 759 Kg/Ha (140,84%) 3. Produktivitas cengkeh 595 Kg/Ha sedangkan target Nasional 370 Kg/Ha (160,81%) 4. Produktivitas kelapa Kg/Ha sedangkan target Nasional Kg/Ha (146,03%) 5. Produktivitas jambu mete 430 Kg/Ha sedangkan target Nasional 369 Kg/Ha (116,53%) 6. Produktivitas pala 287 Kg/Ha sedangkan target Nasional 185 Kg/Ha (115,13%) 7. Produktivitas kelapa sawit Kg/Ha sedangkan target Nasional Kg/Ha (115,58%). Faktor-faktor yang mendukung kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dalam mencapai keberhasilan kegiatan sehingga tercapai indikator sesuai yang diharapkan antara lain : 1. Sumberdaya Manusia jajaran lingkup Dinas Perkebunan yang potensial. 2. Animo masyarakat/petani perkebunan cukup tinggi dalam menerima/ menyerap teknologi yang dianjurkan. 3. Kesiapan dan Tanggung jawab petugas lapangan dalam melaksanakan tugasnya. 4. Ketersediaan dana yang cukup memadai. 5. Adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak (instansi terkait) dalam setiap kegiatannya. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 7

8 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Perkebunan. Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas Perkebunan LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 8

9 Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015, LKj tingkat SKPD disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran berakhir Gambaran Umum Data Organisasi Pemerintah Daerah bersama DPRD Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 tahun 2009, tanggal 19 Januari 2009, tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan sbb : Tugas dan Fungsi Dinas Perkebunan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang perkebunan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Perkebunan mempunyai fungsi : Perumusan kebijakan teknis dibidang perkebunan meliputi pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana perkebunan, perlindungan perkebunan, dan pasca panen dan sistem informasi perkebunan Penyelenggaraan pelayanan dalam bidang perkebunan yang meliputi pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana perkebunan, perlindungan perkebunan dan pasca panen dan sistem informasi perkebunan Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang perkebunan yang meliputi pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana perkebunan, perlindungan perkebunan, dan pasca panen dan sistem informasi perkebunan Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 9

10 1.3. Susunan Organisasi Susunan Organisasi Dinas Perkebunan terdiri dari : Kepala Dinas Sekretariat Bidang Sub Bagian Seksi UPTD Jabatan Fungsional Sekretariat terdiri atas : a. Sub Bagian Program b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan Bidang Pengembangan dan Pembinaan Usaha Perkebunan terdiri atas : a. Seksi Pembinaan Tanaman Tahunan b. Seksi Pembinaan Tanaman Semusim c. Seksi Kerjasama dan Kelembagaan Usaha Bidang Prasarana dan Sarana Perkebunan terdiri atas : a. Seksi Perbenihan b. Seksi Alat dan Mesin c. Seksi Pupuk dan Pestisida Bidang Perlindungan terdiri atas : a. Seksi Pengamatan dan Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman. b. Seksi Pengendalian OPT dan Gangguan Usaha. c. Seksi Konservasi Lahan dan Pemanfaatan Air. Bidang Pasca Panen dan Sistem Informasi terdiri atas : a. Seksi Pengolahan Hasil b. Seksi Pemasaran Hasil c. Seksi Statistik dan Sistem Informasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Kebun terdiri atas : a. Kasubag Tata Usaha Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 10

11 b. Seksi Teknis, Bahan Tanaman dan Produksi c. Seksi Pengolahan, Pemasaran dan Pengembangan Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Proteksi Tanaman dan Pengawasan, Pengujian Mutu Benih Perkebunan (BPTP2MBP) terdiri atas : a. Kasubag Tata Usaha Jabatan Fungsional. a. Penyuluh Pertanian / Perkebunan b. Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) c. Pengawas Benih Tanaman d. Arsiparis e. Pustakawan 1.4. Aspek Keuangan Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan melalui program-program strategis yang telah disusun maka setiap Tahun Anggaran dialokasikan dana pembangunan untuk membiayai kegiatan Pembangunan Perkebunan dan kegiatan operasional yang dialokasikan melalui dana APBD. Alokasi Anggaran Pembangunan Perkebunan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp ,33,- yang terdiri dari : Belanja Tidak Langsung Rp ,00,- Belanja Langsung Rp ,33, Lingkungan Strategis Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan adalah faktor SDM Aparatur. Adapun jumlah aparatur/pnsd yang dipekerjakan pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2016 adalah sebanyak 223 orang dengan uraian sebagai berikut : Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 11

12 Sebaran PNSD lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan menurut golongan dan jenis kelamin : No Gol./ Ruang A B C D JUMLAH P W P W P W P W P W TOTAL 1. I II III IV Jumlah Sebaran PNSD lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan menurut pendidikan No Tingkat Pendidikan Klasifikasi Pendidikan Jenis Kelamin Ket. K NK Jumlah P W Jumlah 1. S K = 2. S Kejuruan 3. S NK= Non 4. S M Kejuruan 5. SLTA P = Pria 6. SLTP W = 7. SD Wanita Jumlah Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 12

13 II. PERENCANAAN KINERJA Dokumen Rencana Strategi memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategis (cara mencapai tujuan dan sasaran) V i s i Visi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan adalah merupakan penjabaran dari visi Provinsi Sulawesi Selatan dan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sbb : Berdasarkan Garis-Garis Besar Haluan Pembangunan Daerah (GBHD) dan Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi Sulawesi Selatan ditegaskan bahwa visi Sulawesi Selatan sampai Tahun 2028 adalah sbb : SULAWESI SELATAN MENJADI WILAYAH TERKEMUKA DI INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KEMANDIRIAN LOKAL YANG BERNAFASKAN KEAGAMAAN Bahwa dengan memperhatikan kewenangan otonomi Provinsi Sulawesi Selatan sesuai UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP 25 Tahun 2000, serta memperhatikan analisis perkembangan lingkungan strategis, maka dirumuskan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut : Sulawesi Selatan Sebagai Provinsi Sepuluh Terbaik Dalam Pelayanan Hak Dasar Yang Didukung Kelembagaan Pemerintah Yang Terpercaya Sejalan dengan kedua rumusan visi tersebut di atas dan dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Perda Nomor 9 tahun 2001 tanggal 31 Januari 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dirumuskan Visi sebagai berikut : TERWUJUDNYA PERKEBUNAN MAJU, BERBASIS KOMODITI UNGGULAN DALAM MENDUKUNG SULAWESI SELATAN SEBAGAI PILAR UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL Perwujudan dari visi perkebunan tersebut memuat makna-makna sebagai berikut : 1. Perkebunan maju adalah : perkebunan yang berbasis teknologi dengan memanfaatkan sumber daya. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 13

14 2. Komoditi unggulan adalah : komoditi perkebunan lokal yang mempunyai nilai ekonomi dan daya saing yang tinggi. 3. Pilar utama pembangunan nasional adalah : posisi sulawesi selatan pada tahun 2018 sebagai acuan pembangunan nasional dan berkontribusi nyata terhadap solusi persoalan bangsa indonesia M i s i Misi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan adalah : Mengembangkan Perkebunan yang lebih produktif dan berkualitas melalui pemanfaatan potensi komodti unggulan lokal. Mendorong peningkatan nilai tambah produksi hasil perkebunan melalui pengembangan sarana pengolahan Tujuan Sejalan dengan visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, maka tujuan Pembangunan Perkebunan ke depan dirumuskan sebagai berikut : a. Meningkatkan hasil perkebunan komoditi unggulan lokal. b. Meningkatkan nilai tambah hasil produksi perkebunan Sasaran Mengacu pada Visi, Misi dan tujuan Dinas serta memperhatikan potensi, kondisi lingkungan strategi, maka sasaran Pembangunan Perkebunan adalah : a. Tercapainya penguatan produksi komoditas unggulan lokal perkebunan. b. Tercapainya peningkatan komoditas unggulan lokal yang berkualitas dan berdaya saing. Adapun indikator kinerja yang ingin dicapai pada tahun 2016 adalah sebagaimana perjanjian kinerja (PK) antara Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Gubernur Sulawesi Selatan sebagai berikut : a. Volume produksi komoditas unggulan perkebunan mencapai Ton yaitu : - Kakao Ton - Jambu Mete Ton - Kopi Ton - Tebu Ton - Kelapa Ton - Cengkeh Ton Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 14

15 - Lada Ton - Kelapa Sawit Ton - Pala 520 Ton - Tembakau Ton b. Produktivitas komoditi unggulan perkebunan Kg/Ha yaitu : - Kakao 922 Kg/Ha - Jambu Mete 418 Kg/Ha - Kopi 681 Kg/Ha - Tebu Kg/Ha - Kelapa 905 Kg/Ha - Cengkeh 506 Kg/Ha - Lada 661 Kg/Ha - Kelapa Sawit Kg/Ha - Pala 407 Kg/Ha - Tembakau 663 Kg/Ha c. Nilai produksi komoditi unggulan perkebunan Triliun yaitu : - Kakao Rp. 6,880 T - Jambu Mete Rp. 0,193 T - Kopi Rp. 1,079 T - Tebu Rp. 0,534 T - Kelapa Rp. 0,443 T - Cengkeh Rp. 1,514 T - Lada Rp. 0,434 T - Kelapa Sawit Rp. 0,549 T - Pala Rp. 0,370 T - Tembakau Rp. 0,276 T d. Volume eksport mencapai ton yaitu : - Kakao Ton - Jambu Mete Ton - Kopi Ton - Tebu Ton - Kelapa 805 Ton - Cengkeh 453 Ton Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 15

16 e. Jumlah unit pengolahan hasil 25 Unit. f. Nilai eksport mencapai US $ yaitu : - Kakao US $ - Jambu Mete US $ - Kopi US $ - Tebu US $ - Kelapa 358 US $ - Cengkeh US $ Sasaran kinerja tersebut didukung melalui pelaksanaan 5 program 20 kegiatan antara lain : Program dan Kegiatan. A. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Kegiatan : 1. Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Tahunan. 2. Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Semusim. 3. Pembinaan dan Pengembangan Bibit Komoditi Unggulan Perkebunan. 4. Pembinaan dan Penyediaan Pupuk dan Pestisida. 5. Pembinaan dan Penyediaan Alat dan Mesin Perkebunan. 6. Pembinaan dan Konservasi Lahan dan Air. 7. Pembinaan dan Pengendalian OPT dan Gangguan Usaha Perkebunan. 8. Pengamatan, Peramalan Hama, Penyakit & Gulma Tanaman Perkebunan. 9. Penguatan Kelembagaan Petani dan Pembinaan Usaha Perkebunan. 10. Proteksi Tanaman, Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih, Sertifikasi Benih Perkebunan. 11. Pengelolaan Kebun Bibit Dinas. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 16

17 B. PROGRAM PENINGKATAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN HASIL Kegiatan : 1. Pembinaan Peningkatan Mutu dan Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan. 2. Promosi Atas Hasil Produksi Perkebunan Unggulan Daerah. 3. Pengembangan Statistik dan Informasi Perkebunan. C. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan : 1. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 2. Pelayanan Barang dan Jasa Administrasi D. Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD Kegiatan : 1. Pembinaan Aparatur dan Pengembangan Kehumasan 2. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 3. Penyediaan Sarana dan Prasarana BPTP2MB dan Sertifikasi Benih Perkebunan E. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD Kegiatan : 1. Koodinasi Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Perkebunan. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 17

18 III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Secara total Capaian Kinerja berdasarkan target RPJMD tahun 2016 mencapai 100,95% karena beberapa komoditi melampaui target utamanya pada Produktivitas tanaman perkebunan, Nilai produksi tanaman perkebunan dan Jumlah unit alat pengolahan yang termanfaatkan, namun beberapa komoditi juga tidak mencapai target utamanya dari Volume produksi tanaman perkebunan, Volume ekspor dan Nilai eksport tanaman perkebunan. Adapun penjelasan dari masing-masing indikator kinerja sebagai berikut : 1. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Ton. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan (Kakao, Kopi, Cengkeh, Kelapa, Jambu Mete, Lada, Pala, Kelapa Sawit, Tebu dan Tembakau) tahun 2016 mencapai Ton. Dengan demikian maka sasaran volume produksi komoditi unggulan sebesar ton, mencapai 88,87% sebagaimana pada tabel 1. Tabel 1. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2016 NO KOMODITI VOLUME PRODUKSI TARGET REALISASI (Ton) (Ton) % 1. Kakao ,29 2. K o p i ,34 3. Cengkeh ,14 4. Kelapa ,46 5. Jambu Mete ,81 6. L a d a ,47 7. P a l a ,31 8. Kelapa Sawit ,88 9. T e b u , Tembakau , ,87 Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa realisasi volume produksi Komoditi yang terendah capaiannya adalah komoditi tembakau yang hanya mencapai Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 18

19 69,02%, dimana dari target ton hanya terealisasi ton. Selanjutnya komoditi kakao terealisasi sebesar 70,29% dari target ton terrelisasi sebesar ton, komoditi kopi mencapai 70.97% dari target ton terrelisasi ton, untuk komoditi pala mencapai 82,31% dari target 520 ton yang terrelisasi 428 ton. Rendahnya produki tanaman tembakau disebabkan karena adanya anomali iklim yang tidak mendukung. Sedangkan faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target volume produksi untuk komoditi kakao, kopi dan jambu mete adalah masih banyaknya lokasi yang belum tersentuh kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman serta bertambahnya tanaman tua dan rusak, selain itu kelembagaan petani belum kuat dan terbatasnya akses terhadap permodalan. Untuk melihat perkembangan produksi 10 (sepuluh) komoditi unggulan 4 (empat) tahun terakhir, dapat dilihat sebagai b/erikut : Tabel 2. KOMODITI Perkembangan Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan 4 (empat) Tahun terakhir (2013 s/d 2016) PRODUKSI (TON) Kakao K o p i Cengkeh Kelapa Jambu Mete L a d a P a l a Kelapa Sawit T e b u Tembakau Jumlah Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa komoditi yang mengalami peningkatan produksi selama 4 (empat) tahun terakhir ( ) adalah komoditi kelapa sawit yang utamanya terdapat pada Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Sidrap, Pnrang dan Palopo. Dari tabel diatas juga terlihat adanya komoditi yang mengalami penurunan produksi selama 4 (empat) tahun terakhir ( ) seperti komoditi jambu mete dan pala. Untuk komoditi kakao pada tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan. Komoditi kopi pada tiga tahun ( ) mengalami Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 19

20 peningkatan namun pada tahun ke empat (2016) mengalami penurunan. Komoditi lada mengalami peningaktan pada tahun ke empat (2016) sedangkan pada tahun ke dua (2014) mengalami peningkatan dan ketiga (2015) mengalami penurunan produksi. Komoditi tebu pada tahun ke dua (2014) mengalami penurunan dan pada tahun ke tiga (2015), ke empat (2016) mengalami peningakatan. Rendah produksi disebabkan oleh adanya anomali iklim, tanaman sudah tua dan masih banyaknya tanaman yang terkena serangan hama dan penyakit. Adapun kegiatan yang telah dilakukan di tahun 2016 dalam menunjang peningkatan produksi komoditi unggulan melalui dana APBD adalah sebagai berikut : a. Penerapan bintek intensifikasi tanaman kakao orang (Kabupaten Lutim 250 orang, Wajo 250 orang, Pinrang 250 orang, Enrekang 150 Orang, Sidrap 100 orang) b. Penerapan bintek intensifikasi tanaman kopi 200 orang (Kabupaten Toraja Utara 50 orang, Tana Toraja 50 orang, Enrekang 50 orang, Gowa 50 orang) c. Penerapan bintek intensifikasi tanaman kelapa 100 orang (Kabupaten Bone 50 orang, Wajo 25 orang, Pinrang 25 orang). d. Pengadaan bibit komoditi unggulan sebanyak pohon yang dibagi secara gratis kepada petani antara lain : Cengkeh pohon Pala pohon Kopi pohon Lada pohon Kelapa Dalam pohon Karet pohon Jambu Mete pohon e. Pengadaan Pupuk yang dibagi kepada petani secara gratis antara lain : Pupuk NPK Kg (Kabupaten Bulukumba Kg, Luwu Utara Kg). Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 20

21 Pupuk cair Liter (Kabupaten Bulukumba Liter, Sinjai Liter, Maros Liter, Barru Liter, Soppeng Liter). Pupuk Granular Liter (Kabupaten Bulukumba Kg, Sinjai Kg). Pupuk Organik Kg (Kabupaten Bantaeng Kg, Bone Kg, Bulukumba Kg, Sinjai Kg). f. Pengendalian OPT tanaman kopi 40 Ha (Kabupaten Gowa 10 Ha, Toraja Utara 20 Ha, Tana Toraja 10 Ha), pengendalian OPT tanaman cengkeh 40 Ha (Kabupaten Bulukumba 20 Ha, Barru 10 Ha, Wajo 10 Ha), pengendalian OPT tanaman lada 30 Ha (Kabupaten Enrekang), pengendalian OPT tanaman kapas 10 Ha (Takalar), pengendalian OPT tanaman tembakau 30 Ha (Kabupaten Bulukumba 10 Ha, Soppeng 20 Ha), pengendalian OPT tanaman kakao 6 Ha (Gowa 2 Ha, Bantaeng 4 Ha), pengendalian OPT tanaman jambu mete 6 Ha (Pangkep 2 Ha, Barru 2 Ha, Sidrap 2 Ha). Sedangkan kegiatan yang telah dilakukan untuk menunjang peningkatan produksi melalui dana APBN adalah kegiatan : a. Pengendalian OPT tebu (penggerek batang/pucuk) di Kabupaten Bone Ha, pengendalian OPT tebu (tikus) di Kabupaten Bone 30 Ha, pengendalian OPT tebu (tikus) di Kabupaten Takalar 25 Ha, Wajo 25 Ha, pengendalian OPT tebu (penggerek batang/pucuk) di Kab. Bone 30 Ha, OPT tebu (babi hutan) di Kab. Wajo 30 Ha, pengendalian OPT tanaman kakao (hama PBK) di Kab. Enrekang 300 Ha, Kab. Pinrang 250 Ha, pengendalian OPT tanaman kelapa (hama oryctes sp) di Kab. Wajo 100 Ha, Kab. Bone 200 Ha. b. Pembangunan kebun sember benih tanaman perkebunan : pembangunan kebun induk tanaman jambu mete di Kab. Maros (1 Ha), pemeliharaan kebun induk kopi di kabupaten Enrekang 2 Ha, pemeliharaan kebun induk kakao 3 Ha di Kab. Luwu Utara. c. SL-PHT kakao di Kabupaten Gowa 2 KT, Kabupaten Bone 2 KT, Kabupaten Pinrang 4 KT, Kabupaten Maros 2 KT, Kabupaten Sinjai 4 KT, Kabupaten Palopo 2 KT. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 21

22 2. Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan Kg/Ha Sasaran produktivitas komoditi unggulan perkebunan tahun 2016 sebesar Kg/Ha, dengan capaian sebesar Kg/Ha (132,00%). Lebih jelasnya sasaran produktivitas masing-masing komoditi unggulan sebagaiman pada tabel 3. Tabel 3. Produktivitas Komoditi Unggulan Tahun 2016 PRODUKTIVITAS NO KOMODITI TARGET REALISASI (Kg/Ha) (Kg/Ha) % 1. Kakao ,86 2. K o p i ,43 3. Cengkeh ,29 4. Kelapa ,21 5. Jambu Mete ,61 6. L a d a ,11 7. P a l a ,86 8. Kelapa Sawit ,23 9. T e b u , Tembakau ,54 Jumlah Rata-rata ,00 Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa produktivitas komoditi unggulan tahun 2016 mencapai Kg/Ha (132,00%). Produktivitas komoditi tertinggi adalah komoditi Kelapa yaitu Kg/Ha (204,21%). Sedangkan produktivitas komoditi terendah adalah komoditi Pala produktivitasnya hanya mencapai 70,86% (287 kg/ha). Rendahnya produktivitas pada beberapa komoditi perkebunan disebabkan karena banyaknya tanaman yang sudah tua dan tidak bias berproduksi lagi. Untuk melihat perkembangan Produktivitas 10 (sepuluh) komoditi unggulan 4 (empat) tahun terakhir, sebagaimana pada tabel 4 berikut : Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 22

23 Tabel 4. Produktivitas Komoditi Unggulan 4 (empat) Tahun Terakhir ( ) NO. KOMODITI PRODUKTIVITAS (Kg/Ha) Kakao K o p i Cengkeh Kelapa Jambu Mete L a d a P a l a Kelapa Sawit T e b u Tembakau Jumlah rata-rata Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa komoditi yang mengalami peningkatan produktivitas selama 4 (empat) tahun terakhir adalah komoditi tebu dan cengkeh. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan produktivitas selama 4 (empat) tahun terakhir adalah Pala dan Tembakau. Komoditi yang mengalami peningkatan pada tahun ke 3 (tiga) adalah Kopi. Komoditi yang pada tahun ke 3 (tiga) mengalami penurunan dan pada tahun ke 4 (empat) mengalami peningkatan adalah : komoditi Lada peningkatan sebanyak 12,07%, kelapa Sawit mencapai 24,00%, Jambu Mete mencapai 6,00%, Kelapa peningkatannya mencapai 101,09%, dan Kakao peningkatannya mencapai 7,55%. Peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi oleh peningkatan luas areal tanaman yang menghasilkan. 3. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Rp. 12,272 T,- Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan (Kakao, Kopi, Cengkeh, Kelapa, Jambu Mete, Lada, Pala, Kelapa sawit, Tebu dan Tembakau) tahun 2016 mencapai Rp ,-. Dengan demikian maka sasaran nilai produksi komoditi unggulan sebesar Rp ,- mencapai 105,54% sebagaimana pada tabel 5 Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan nilai dollar (US$) pada tahun 2016, sehingga beberapa komoditi unggulan perkebunan yang dieksport utamanya Cengkeh, Lada dan Kopi, mengalami kenaikan harga dari tahun sebelumnya. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 23

24 Tabel 5. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Rakyat (dalam ribuan) HARGA NILAI NO. KOMODITI PRODUKSI (Rp) PRODUKSI 1. Kakao K o p i Cengkeh Kelapa Jambu Mete L a d a P a l a Kelapa Sawit T e b u Tembakau Jumlah Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai produksi terbesar dari sepuluh (10) komoditi unggulan perkebunan adalah pada komoditi kakao (42,66%), cengkeh (22,44%), kopi (8,76%) dan lada (8,00%). Sedangkan nilai produksi terkecil adalah komoditi pala (0,42%). Meningkatnya nilai produksi pada komoditi lada, tebu, kopi dan kelapa sawit karena harga yang berlaku pada tahun 2015 untuk ke 4 (empat) komoditi tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Untuk melihat perkembangan Nilai Produksi 10 (sepuluh) komoditi unggulan 3 (tiga) tahun terakhir, sebagaimana pada tabel 4 berikut : Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 24

25 Tabel 6. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun No Komoditi (dalam Ribu) Tahun Kakao Kopi Cengkeh Kelapa Jambu Mete Lada Pala Kelapa Sawit Tebu Tembakau TOTAL Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa komoditi yang mengalami peningkatan nilai produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah komoditi Kakao, Cengkeh, Lada, Kelapa Sawit, Tebu dan Tembakau. Untuk komoditi yang Kelapa dan Pala pada tahun ke dua (2015) mengalami peningkatan dan pada tahun ke tiga (2016) mengalami penurunan. Penurunan nilai produksi untuk beberapa komodtiti unggulan perkebunan disebabkan menurunnya harga komoditi unggulan di tingkat Kabupaten. 4. Volume Eksport Komoditi Unggulan Perkebunan Ton Volume Eksport komoditi unggulan perkebunan (Kakao, Kopi, Cengkeh, Kelapa, Jambu Mete dan Tebu) tahun 2016 mencapai Ton. Dengan demikian maka sasaran volume eksport sebesar Ton mencapai 54,82% sebagaimana pada tabel 7. Volume eksport komoditi unggulan yang terdiri dari atas : kakao, kopi, cengkeh, kelapa, jambu mete dan tebu untuk tahun 2016 mencapai Ton dari target yang ditetapkan yakni Ton atau 54,82%. Tidak tercapinya target yang ditetapkan disebakan karena produksi yang tersedia ditingkat pengumpul masih terbatas, permintaan dan kualitas tidak memenuhi standard Negara tujuan eksport. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 25

26 Tabel 7. Volume eksport komoditi unggulan perkebunan Tahun 2016 NO. KOMODITI 1. Kakao ,67 2. K o p i ,01 3. Cengkeh ,81 4. Kelapa ,83 5. Jambu Mete ,61 6. T e b u ,99 Jumlah VOLUME EKSPOR TAHUN 2016 TARGET CAPAIAN % (Ton) (Ton) ,82 KET. Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa volume eksport komoditi unggulan perkebunan terbesar dari enam (6) komoditi unggulan perkebunan adalah pada komoditi tebu (149,99%). Sedangkan volume eksport terkecil pada komoditi kopi (0,08%), kelapa (26,83%), cengkeh (27,81%), kakao (36,67%) dan jambu mete (73,61%). Untuk melihat perkembangan volume eksport 6 (enam) komoditi unggulan 3 (tiga) tahun terakhir, sebagaimana pada tabel 8 berikut : Tabel 8. Volume Ekspor komoditi Unggulan tahun NO. KOMODITI VOLUME EKSPOR (TON) Kakao K o p i ,0 3. Cengkeh Kelapa Jambu Mete T e b u Jumlah Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa komoditi yang mengalami peningkatan volume eksport selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah komoditi tebu dan jambu mete. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan nilai produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah kakao, kopi dan kelapa. Untuk komoditi cengkeh mengalami penurunan pada tahun ke dua (2015) tetapi meningkat pada tahun ke tiga (2016). Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 26

27 Penurunan volume eksport dari tahun 2015 ke tahun 2016 antara lain : Biji kakao dari ton menjadi ton Biji kopi dari ton menjadi ton Cengkeh dari ton menjadi ton Ganggang cengkeh dari ton menjadi ton Kulit mete dari ton menjadi ton Merica dari ton menjadi ton Mete gelondongan dari ton menjadi 787 ton Minyak mete dari ton menjadi 0 Kakao butter dari ton menjadi ton Kakao cake dari 306 ton menjadi 231 ton Kakao cell dari 75,121 ton menjadi 74,993 ton Kakao liquer dari ton menjadi ton Kakao mass dari ton menjadi ton Kakao powder dari ton menjadi ton Kakao residu dari ton menjadi ton Kakao shell dari ton menjadi 576 ton Arang tempurung dari 212 ton menjadi 10 ton Kulit ari mete dari 359 menjadi 212 ton Minyak sawit dari 208 ton menjadi 0 Khusus untuk biji kakao yang menurun volume eksportnya dari ton menjadi ton tahun 2016 disebabkan karena telah diolah oleh industri Makassar (PT. BARRI CALLEBAUT COMEXTRA INDONESIA) menghasilkan cocoa liquer dan PT. MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA menghasilkan cocoa powder, cocoa cake, cocoa butter, cocoa liquer dan cocoa shell. Namun demikian beberapa komoditi mengalami peningkatan volume eksport antara lain : Buah kelapa dari 108 ton menjadi 110 ton Cengkeh dari 21 ton menjadi 78 ton Gangang cengkeh dari 24 ton menjadi 48 ton Tempurung kelapa dari 0 menjadi 199 ton Arang kelapa dari 423 ton menjadi ton Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 27

28 Kulit mete dari 401 ton menjadi 774 ton Mete cake dari ton menjadi ton Mete liquer dari 0 menjadi 64 ton Minyak goreng dari 0 menjadi 136 ton Minyak kelapa dari 3,332 ton menjadi 64,410 ton Minyak mete dari ton menjadi ton Adapun Negara-negara tujuan untuk mengeksport antara lain : Biji kakao Negara tujuan adalah Malaysia, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Rep. Korea, Singapura, Sri Langka, Taiwan, Thailand. Biji kopi Negara tujuan adalah Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, Belgia, China, Hong Kong, Iceland, Inggris, Israil, Jepang, Jerman, Norwegia, Rep. Korea, Singapura, Swedia, Switzerland dan Taiwan. Buah kelapa Negara Tujuan adalah Arab Saudi, China, Inggris, Rep. Korea. Cengkeh Negara tujuan Vietnam, Malaysia dan India. Ganggang cengeh Negara tujuan Iraq, Singapura, Malaysia, India dan Syria. Kulit mete Negara tujuan India, Malaysia, Rep Korea dan Vietnam. Merica Negara tujuan Arab Saudi, India, Jerman, Korea, Malaysia, Taiwan, Vietnam. Mete gelondongan Negara tujuan Vietnam dan India. 5. Unit pengolahan hasil Perkebunan Yang Termanfaatkan 25 Unit. Jumlah unit Pengolahan Hasil Perkebunan yang termafaatkan pada Program Peningkatan Pasca Panen dan Pemasaran hasil Perkebunan sebanyak 39 unit pada tahun 2016, dengan target 25 unit. Dengan demikian capaian yang diperoleh sebesar 156,00%. Adapun alat yang termanfaatkan tersebut antara lain : alat pengolahan kopi (pulper), alat panen buah cengkeh, alat pengolahan minyak kelapa alat tersebut dialokasikan masing-masing di Kabupeten : a. Pulper dialokasikan ke Kabupaten Enrekang 5 unit dan Kabupaten Sinjai 5 unit. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 28

29 b. Alat pengolahan lada 1 unit dialokasikan ke Kabupaten Luwu Timur. c. Alat pengolahan minyak kelapa dialokasikan ke Kabupaten Sinjai 1 unit, Kabupaten Pinrang 1 unit, Kabupaten Luwu Utara 1 unit. d. Alat penanganan pasca panen tanaman kakao di Kabupaten Bantaeng 2 unit, Enrekang 2 unit, Luwu Timur 2 unit. e. Alat pengolahan kopi bubuk di Kabupaten Toraja Utara 1 unit, Bone 1 unit. f. Alat pengolahan kakao di Kabupaten Luwu 1 unit, alat pengolahan kelapa di Kabupaten Sidrap 1 unit. g. Sarana unit pemasaran untuk gapoktan 1 unit. h. Alat rajang tembakau 20 unit di Kabupaten Jeneponto 1 unit, Bantaeng 1 unit, Bulukumba 1 unit, Sinjai 4 unit, Bone 3 unit, Wajo 2 unit, Soppeng 8 unit. 6. Nilai eksport mencapai US $ Nilai Eksport Komoditi Unggulan Perkebunan (Kakao, Kopi, Cengkeh, Kelapa, Jambu Mete dan Tebu) tahun 2016 mencapai US$. Dengan demikian maka, sasaran nilai produksi komoditi unggulan sebesar US$ mencapai 68,49% sebagaimana pada tabel 9. Tabel 9. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan Tahun 2016 NO. KOMODITI NILAI EKSPOR (US $) TARGET CAPAIAN % 1. Kakao ,09 2. K o p i ,78 3. Cengkeh ,71 4. Kelapa ,36 5. Jambu Mete ,29 6. T e b u ,25 Jumlah ,49 Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai eksport komoditi unggulan perkebunan terbesar dari enam (6) komoditi unggulan perkebunan adalah komoditi kelapa (315,36%), jambu mete (162,29%) dan komoditi tebu Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 29

30 (112,25%). Sedangkan volume eksport terkecil adalah komoditi cengkeh (18,71%), kakao (57,09%), kopi (63,78%). Untuk melihat perkembangan nilai eksport 6 (enam) komoditi unggulan 3 (tiga) tahun terakhir, sebagaimana pada tabel 10 berikut : Tabel 10. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan 3 (Tiga) Tahun Terakhir. NO. KOMODITI NILAI EKSPOR (US $) Kakao K o p i Cengkeh Kelapa Jambu Mete , T e b u Jumlah Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai eksport pada 3 (tiga) tahun terakhir ( ), mengalami penurunan secara total, pada tahun 2015 mengalami peningkatan, namun pada tahun ke tiga (2016) mengalami penurunan. Pada tabel di atas dapat dilihat komoditi kakao mengalami penurunan sebesar 21% dari tahun ke dua (2015) ke tahun ke tiga (2016), komoditi kopi tiga tahun terakhir ( ) mengalami penurunan sebesar 12,19%, komoditi cengkeh, kelapa dan jambun mete pada tahun ke dua (2015) mengalami peningkatan namun pada tahun ke tiga (2016) mengalami penurunan. Nilai eksport komoditi perkebunan yang mengalami penurunan antara lain : Biji kakao dari US $ menjadi US $ Biji kopi dari US $ menjadi US $ Kulit mete dari US $ menjadi US $ Merica dari US $ menjadi 506 US $ Mete gelondongan dari US $ menjadi US $ Minyak kelapa dari 391 US $ menjadi 0 US $ Minyak mete dari US $ menjadi 0 US $ Kakao butter dari US $ menjadi US $ Kakao liquer dari US $ menjadi US $ Kakao mass dari US $ menjadi US $ Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 30

31 Kakao residu dari US $ menjadi US $ Kakao shell dari US $ menjadi US $ Arang tempurung dari US $ menjadi 902 US $ Namun demikian beberapa nilai eksport komoditi perkebunan meningkat antara lain : Kakao powder dari US $ menjadi US $. Kakao residu dari US $ menjadi US $. Kulit mete dari US $ menjadi US $. Kulit ari mete dari 0 US $ menjadi US $. Mete cake dari 0 US $ menjadi US $. Mete kupas dari US $ menjadi US $. Minyak kelapa dari US $ menjadi US $. Minyak mete dari US $ menjadi US $. Minyak sawit dari 0 menjadi US $. Analisis Kinerja Tahun 2016 A. Analisis Kinerja atas pencapaian program dan kegiatan Pencapaian kinerja kegiatan terhadap program dan kegiatan tahun 2016 diperoleh capaian sebesar 99,87% (Lampiran 4) yang ditandai dengan keberhasilan indikator-indikator program sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Program ini didukung oleh sebelas kegiatan yakni : a). Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Tahunan, b). Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Semusim, c). Pembinaan dan Pengembangan Bibit Komoditi Unggulan Perkebunan, d). Pembinaan dan Penyediaan Pupuk dan Pestisida, e). Pembinaan dan Penyediaan Alat dan Mesin Perkebunan, f). Pembinaan dan Konservasi Lahan dan Air, g). Pembinaan dan Pengendalian OPT dan Gangguan Usaha Perkebunan, h). Pengamatan, Peramalan Hama, Penyakit dan Gulma Tanaman Perkebunan, i). Penguatan Kelembagaan Petani dan Pembinaan Usaha Perkebunan, j). Proteksi Tanaman, Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih, Sertifikasi Benih Perkebunan, k). Pengelolaan Kebun Bibit Dinas. Persentase capaian kinerja program dari kegiatan tersebut mencapai 100%. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 31

32 2. Program Peningkatan Pasca Panen. Program ini didukung oleh tiga kegiatan yakni : a). Pembinaan Peningkatan Mutu dan Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan, b). Promosi atas Hasil Produksi Perkebunan Unggulan Daerah, c). Pengembangan Statistik dan Sistem Informasi Perkebunan. Persentase capaian kinerja program kegiatan tersebut mencapai 99,33%. 3. Program Pelayanan Admistrasi Perkantoran. Program ini didukung oleh dua kegiatan yakni : a). Penyediaan Jasa Admistrasi Keuangan, b). Pelayanan Barang dan Jasa Administrasi Perkantoran. Persentase capaian kinerja program kegiatan tersebut rata-rata mencapai 100%. 4. Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD. Program ini didukung oleh lima kegiatan yakni : a). Pembinaan Aparatur dan Pengembangan Kehumasan, b). Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional, c). Penyediaan Sarana dan Prasarana BPTP2MB dan Sertifikasi Benih Perkebunan. Persentase capaian kinerja program kegiatan tersebut rata-rata mencapai 100%. 5. Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD. Program ini didukung oleh satu kegiatan yakni : a). Koordinasi Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Perkebunan. Persentase capaian kinerja program kegiatan tersebut mencapai 100%. Dari 5 program yang dilaksanakan tersebut, 4 program diantaranya yang mencapai kinerja 100%, sedangkan 1 program lainnya capaian kinerjanya rata-rata mencapai 99,33%. Capaian Kinerja terendah adalah Program Peningkatan Pasca Panen yaitu hanya mencapai 99,33%. Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 32

33 B. Analisis Kinerja Terhadap Pencapaian Sasaran. Pencapaian kinerja kegiatan terhadap sasaran tahun 2016 diperoleh capaian sebesar 100,95% dimana target persentase peningkatan produksi perkebunan tahun 2016 sebesar 18,19% yang dicapai sebesar 15,83% yang ditandai dengan keberhasilan indikator-indikator sasaran sebagai berikut : 1. Volume Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton dengan kinerja sasaran ini dicapai sebesar Ton (88,87%) 7. Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Kg/ha kinerja sasaran ini dicapai sebesar Kg/Ha (132,00%). 8. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Rp T kinerja sasaran ini dicapai sebesar T (105,54%) 9. Volume Eksport Komoditi Unggulan Perkebunan sebesar Ton kinerja sasaran ini dicapai sebesar Ton (54,82%) 10. Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan yang Termanfaatkan sebesar 25 Unit kinerja sasaran ini dicapai sebesar 39 Unit (156,00%). 11. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan sebesar US$ kinerja sasaran ini dicapai sebesar US$ (68,49%) Dengan demikian maka Pencapaian Sasaran Kinerja tahun 2016 mencapai 87,07%. Tabel 11. Target Indikator Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA TARGET % REALISASI % PERANGKAT DAERAH PENANGGUNG JAWAB Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura, kehutanan, peternakan, perkebunan dan perikinan 1. Persentase peningkatan produksi perkebunan 18,93 15,83 Dinas Perkebunan Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 33

34 3.2 REALISASI ANGGARAN Total Dana APBD yang dikelolah oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dalam Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp ,33 yang terdiri dari: Belanja Tak langsung sebesar Rp dan Belanja langsung sebesar Rp ,33. Khusus untuk belanja tidak langsung dialokasikan untuk belanja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2016 sebanyak 223 orang. Sedangkan untuk Belanja Langsung dialokasikan untuk biaya operasional 20 (dua puluh) kegiatan dari 5 (lima) program. Keseluruhannya dapat diukur kinerjanya dengan tingkat keberhasilan pencapaian kinerja program dan kegiatan. Realisasi untuk Belanja Tidak langsung mencapai 98,74% (Rp ) dan Belanja Langsung mencapai 98,02% (Rp ). Dengan demikian maka sisa anggaran total sebesar Rp ,- yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp ,- dan belanja langsung sebesar Rp ,-. Sisa anggaran yang terbesar pada Belanja Tidak Langsung adalah anggaran tambahan penghasilan, tunjangan beras, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan fungsional. Untuk lebih jelasnya realisasi penggunaan dana dapat dilihat pada lampiran 7. Realisasi keuangan untuk belanja langsung sebagai berikut : Capaian kinerja tahun 2016 didukung melalui 2 program 14 kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,- dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan. Program ini dilaksanakan melalui 11 kegiatan dengan alokasi dana sebesar Rp ,-. Realisasi penggunaan anggaran Rp ,- dengan kinerja yang dicapai 100%. Adapun sisa anggaran yang tidak terrealisir sebesar Rp ,- adalah sebagian besar dari belanja jasa pihak ketiga, sisa belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah yang tidak digunakan. Dengan kegiatan sebagai berikut : a. Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Tahunan dengan anggaran Rp ,- dengan realisasi Rp ,- (99,04%) adapun bentuk kegiatannya adalah : Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2016 Page 34

kegiatan Off Farm seperti Pengolahan Hasil, Pemasaran dan lainlain.

kegiatan Off Farm seperti Pengolahan Hasil, Pemasaran dan lainlain. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sub Sektor Perkebunan di Sulawesi Selatan telah memperlihatkan peranan yang cukup berarti, hal ini ditandai dengan meningkatnya kontribusi terhadap Perekonomian

Lebih terperinci

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PROVINSI : SULAWESI SELATAN SKPD : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : DESEMBER 2013 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2013 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2016 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Maret 2014 Kepala Dinas. DR.Ir.BURHANUDDIN MUSTAFA, MS. Pangkat : Pembina Utama Madya NIP :

KATA PENGANTAR. Makassar, Maret 2014 Kepala Dinas. DR.Ir.BURHANUDDIN MUSTAFA, MS. Pangkat : Pembina Utama Madya NIP : 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 Dinas Perkebunan

Lebih terperinci

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening.

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 015 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

ALOKASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

ALOKASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN ALOKASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PAGU ANGGARAN No Nama Kegiatan Belanja Tidak Belanja REALISASI PENANGGUNG JAWAB Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

, ,56 99, , ,05 96,70

, ,56 99, , ,05 96,70 LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2016 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : DESEMBER 2016 Sasaran Fisik Sasaran Keuangan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

Lampiran 3 Tabel 3. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2014 Provinsi Sulawesi Selatan

Lampiran 3 Tabel 3. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2014 Provinsi Sulawesi Selatan Lampiran 3 Tabel 3. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2014 Provinsi Sulawesi Selatan SKPD : Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Rancangan Awal RKPD Peningkatan Produksi, Peningkatan Produksi,

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

Vol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. %

Vol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. % LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2014 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : JUNI 2014 Kode Program / Kegiatan / Output

Lebih terperinci

- Terlaksananya pendampingan 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang Dinas Provinsi. PDF Editor

- Terlaksananya pendampingan 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang Dinas Provinsi. PDF Editor Tabel 29 Tabel 29. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok sasaran, dan Pendanaan indikatif SKPD DINAS PERKEBUNAN Provinsi/Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan Indikator Data Target Kinerja Program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusunan Renja (Rencana Kerja) tahun 2014 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusunan Renja (Rencana Kerja) tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

Tabel 2. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 2. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Provinsi Sulawesi Selatan Lampiran 2. SKPD : Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan SPM/Standar Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi Catatan No Indikator Kinerja ( Output ) IKK Nasional Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2017 DINAS PERKEBUNAN. Indikator

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2017 DINAS PERKEBUNAN. Indikator RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2017 DINAS PERKEBUNAN Indikator TAHUN4 (2017) Tujuan : 1. Meningkatkan produktivitas 1. Produksi dan Peningkatan Produksi, produktivitas Volume Produksi

Lebih terperinci

Realisasi (Rp) Tidak Langsung A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN ,00-0,00 0,

Realisasi (Rp) Tidak Langsung A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN ,00-0,00 0, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2017 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA BERDASARKAN KOMPONEN BIAYA BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

Rencana Program & Kegiatan Tahun 2017 SKPD DINAS PERKEBUNAN

Rencana Program & Kegiatan Tahun 2017 SKPD DINAS PERKEBUNAN Rencana Program & Kegiatan Tahun 2017 SKPD DINAS PERKEBUNAN Indikator Tujuan / Indikator Kd PROGRAM / KEGIATAN Kinerja Program Lokasi TAHUN-4 (2017) Sasaran Sasaran (Outcome) dan keg. (Output) TARGET RP

Lebih terperinci

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

- Terlaksananya pendampingan 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang Dinas Provinsi

- Terlaksananya pendampingan 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang 13 Orang Dinas Provinsi Tabel 33. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok sasaran, dan Pendanaan indikatif SKPD DINAS PERKEBUNAN Provinsi/Kabupaten Sulawesi Selatan (Revisi) Indikator Data Target Kinerja Program

Lebih terperinci

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun BAB I PENDAHULUAN LKPJ Tahun 2011 ini merupakan LKPJ tahun keempat dari pelaksanaan RPJMD Sulawesi Selatan tahun 2008-2013. Berangkat dari keinginan Pemerintah agar Sulawesi Selatan sebagai Provinsi sepuluh

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D 29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya dan kerjasama dari semua pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Perumusan kebijakan tehnis dan perencanaan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. 1. Perumusan kebijakan tehnis dan perencanaan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri dibentuk berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008. Tugas pokok Dinas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK 1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Rekapitulasi Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Tanaman Pangan dan

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii BAB. I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud..... 1 1.3. Tujuan....

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN RUANG LINGKUP TUGAS INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I, II, III, DAN IV PADA INSPEKTORAT PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Pertanian Dalam Angka Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek ini telah tersusun sebagai

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

DINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM

DINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA Dinas Perkebunan Provinsi Bali dalam melaksanakan pembangunan perkebunan Sesuai dengan Pasal 15 ayat (3) UU Nomor 25 Tahun 2004, yaitu Kepala Satuan Kerja

Lebih terperinci

IKU TAHUN 2017 SEKRETARIAT DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG. Indikator Kinerja Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data

IKU TAHUN 2017 SEKRETARIAT DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG. Indikator Kinerja Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data SEKRETARIAT Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data 1 Meningkatnya penunjang kelancaran Persentase penunjang kelancaran administrasi perkantoran administrasi perkantoran Jumlah pegawai yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH [ L K j I P LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SKPD DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BANYUASIN 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 KATA PENGANTAR Alhamdullilah, puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan syah sehingga penyelenggaraan

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat ini berpedoman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN

BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN PENDAHULUAN Dalam mendorong ekonomi kerakyatan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengembangkan Gerakan Pembangunan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah :

VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah : VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah : Terwujudnya Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam, Produktivitas Perkebunan yang Berwawasan Agribisnis dan Pemberdayaan Sumber Daya

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN PELALAWAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A Gambaran Umum Berkenaan dengan upaya penguatan akuntabilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015 Dinas Provinsi Jawa Barat 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global, antara lain berperan

Lebih terperinci

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK 2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Rekapitulasi Matrik Rencana, Kegiatan, Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Tanaman Pangan dan Hortikultura

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

1 of 6 02/09/09 11:44

1 of 6 02/09/09 11:44 Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 No PROGRAM / KEGIATAN A B Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Penyedia Jasa

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance (kepemerintahan yang baik) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Lebih terperinci

FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF

FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF oleh: A. M. YAMIN, SE., MS. Kepala DPM-PTSP Prov. Sulawesi Selatan Makassar, 8 Mei 2018 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci