Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)"

Transkripsi

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat ini berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat dan dijadikan acuan atau pedoman dalam membuat Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pada SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat merupakan perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Sumatera Barat. Program dan kegiatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp ,00 yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 sebagai berikut : (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana (3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur (4) Program Peningkatan Kapasitas SDM Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT i

3 (5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (6) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian; (7) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembangunan Pertanian; (8) Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian/Agropolitan; (9) Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani (10) Program Pengembangan Teknologi Informasi; (11) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian; (12) Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 ini dapat memberikan gambaran secara konkrit mengenai kinerja pembangunan di Sumatera Barat. Padang, Januari 2016 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT Ir. FAJARUDIN Pembina Utama Madya NIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT ii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 disusun dalam rangka perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai untuk 5 (lima) tahun mendatang, yaitu : Adapun sasaran yang akan dicapai Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat adalah : 1) Sasaran Meningkatnya luas areal tanaman dengan indikator kinerja sasaran peningkatan luas areal kebun. 2) Sasaran Meningkatnya produksi tanaman dengan indikator kinerja sasaran peningkatan produksi tanaman. 3) Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman dengan indikator kinerja sasaran persentase peningkatan produktivitas tanaman. 4) Sasaran Meningkatnya nilai tambah komoditi dengan indikator kinerja sasaran persentase peningkatan insentif harga pasar. 5) Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi dengan indikator kinerja sasaran jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT iii

5 6) Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi dengan indikator kinerja sasaran persentase komoditi unggulan hasil. 7) Sasaran Meningkatnya dan bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan dengan indikator kinerja sasaran jumlah kawasan sentra produksi (KSP). 8) Sasaran Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dengan indikator kinerja jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi. 9) Sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan dengan indikator kinerja jumlah penambahan Penangkar. 10) Sasaran Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT, dengan indikator kinerja persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT. 11) Sasaran Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha, dengan indikator kinerja jumlah kerjasama atau. Rencana kerja Sasaran Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 adalah rencana pencapaian target sasaran yang menjadi sarana bagi Dinas dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan di Sumatera Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan untuk tahun 2015 merupakan tahun kelima dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat periode Untuk analisis atau penjelasan keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis ditetapkan pencapaian indikator kinerja dengan menentukan klasifikasi penilaian yakni : 1) sangat baik dengan capaian lebih besar dari 100%; 2) baik dengan capaian 75%-100%; 3) cukup dengan capaian 56%-74%; dan 4) kurang/gagal dengan capaian dibawah 55 %. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT iv

6 Berkenaan dengan keberhasilan maupun ketidak berhasilan kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut: 1) Sasaran Meningkatnya luas areal tanaman, dengan indikator kinerja sasaran peningkatan luas areal kebun yang difokuskan untuk komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit dan kopi) dimana capaian luas areal tahun 2015 seluas Ha dari target Ha dengan capaian kinerja 95,64 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 2) Sasaran Meningkatnya produksi tanaman, dengan indikator kinerja sasaran peningkatan produksi tanaman, dimana capaian produksi komoditi tahun 2015 sebanyak Ton dari ditargetkan produksi Ton dengan capaian kinerja 89,61 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 3) Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman, dengan indikator kinerja sasaran persentase peningkatan produktivitas tanaman yang difokuskan untuk komoditi unggulan, dimana : (a) (b) Capaian produktivitas tanaman kakao tahun 2015 sebesar 0,103 % dengan capaian kinerja 10,3 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. Capaian produktivitas tanaman Karet tahun 2015 sebesar 2,87 % dengan capaian kinerja 287 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. (c) Capaian produktivitas tanaman kelapa sawit tahun 2015 sebesar 18,067 % dengan capaian kinerja 1806,7 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT v

7 (d) Capaian produktivitas tanaman kopi tahun 2015 sebesar 0,104 % dengan capaian kinerja 10,4 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. 4) Sasaran Meningkatnya nilai tambah komoditi, dengan indikator kinerja sasaran persentase peningkatan insentif harga pasar tahun 2015, dimana capaian 1,3 % dari target 1 % dengan capaian kinerja 130 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 5) Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi, dengan indikator kinerja sasaran jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) tahun 2015 dimana capaian 2 dokumen dari target 2 dokumen dengan capaian kinerja 100 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 6) Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi, dengan indikator kinerja sasaran persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade tahun 2015, dimana capaian 1 % dari target 1 % dengan capaian kinerja 100 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 7) Sasaran Meningkatnya dan bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan, dengan indikator kinerja sasaran jumlah kawasan sentra produksi (KSP) tahun 2015, dimana capaian 3 KSP dari target 2 KSP dengan capaian kinerja 150 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT vi

8 8) Sasaran Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi, dengan indikator kinerja jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2015 dimana capaian batang dari target batang dengan capaian kinerja 96,77 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 9) Sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan, dengan indikator kinerja jumlah penambahan Penangkar tahun 2015 dimana capaian 17 penangkar dari target 10 penangkar dengan capaian kinerja 170 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 10) Sasaran Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT, dengan indikator kinerja persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT tahun 2015, dimana capaian 1,09 % dari target 1 % dengan capaian kinerja 109 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 11) Sasaran Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha, dengan indikator kinerja jumlah kerjasama atau kemitraan tahun 2015, dimana capaian 5 kerjasama dari target 2 kerjasama dengan capaian kinerja 250 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 12) Capaian pendapatan asli daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau capaian kinerja 94,99 % dari target sebesar Rp ,00. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 13) Capaian belanja pengeluaran tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau capaian kinerja 93,30 % dari target sebesar Rp ,00. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT vii

9 Selanjutnya secara terus menerus (continuous improvement) akan dilakukan perbaikan dalam pengembangan dan mensinkronisasikan Sistem AKIP dengan sistem perencanaan, sistem anggaran, peningkatan SDM dan pengembangan anggaran berbasis kinerja dengan kegiatan lainnya untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja di masa mendatang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT viii

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i IKHTISAR EKSEKUTIF.. iii DAFTAR ISI.. ix DAFTAR TABEL.. vii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA 18 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.. 33 BAB IV PENUTUP 100 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan syarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintah dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam pemerintah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan professional merupakan salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun Reformasi Birokrasi diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (Good Governance). Salah satu tujuan Reformasi Birokrasi adalah dalam rangka mewujudkan birokrasi yang transparan dan akuntabel. Untuk mencapai tujuan dimaksud maka pemerintah wajib menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara baik dan benar. Disamping itu, dalam rangka mendukung gerakan Reformasi Birokrasi yang sejalan dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , maka Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menyikapinya dengan berbagai kebijakan untuk mendorong terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 1

12 Salah satu langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat adalah menerbitkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka diharapkan birokrasi pemerintah mampu membuat suatu Rencana Stratejik (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Penetapan Kinerja (Performance Agreement) dan Pengukuran Kinerja serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Acountability Report) secara baik terutama pada kebijakan pembangunan, dan kedepan harus mampu mengakomodir perubahan lingkungan stratejik yang ada serta memilah tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku usaha. Selanjutnya dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah, maka diperlukan sistem akuntabilitas yang memadai. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia No.239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang disempurnakan dengan Peraturan DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 2

13 Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 serta Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat terakhir tanggal 15 Desember 2015 Nomor. 065/1690/ED/GSB B. Dasar Hukum 1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; 2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor12 Tahun 2008; 5) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 8) Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 9) Instruksi Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 3

14 11) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; 12) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 13) Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 14) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat. 15) Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor. 64 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (BP2MB) dan Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan (BPT-Perkebunan); 16) Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 4

15 C. Maksud dan Tujuan Maksud disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat adalah dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah bahwa setiap Instansi Pemerintah secara berjenjang wajib menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja. Tujuan disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut : - Mempertanggungjawabkan kinerja Dinas kepada Gubernur dan pihak yang berkepentingan/stakeholder dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai dengan transparansi, partisipasi dan akuntabel. - Memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja internal Dinas. D. Sistematika Pelaporan Sistematika pelaporan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan format sebagai berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Bab I : PENDAHULUAN; Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi; DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 5

16 Bab II : PERENCANAAN KINERJA; Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan; Bab III : AKUNTABILITAS KINERJA; A. Capaian Kinerja Organisasi Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini. 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir. 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada) 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 6

17 B. Realisasi Anggaran Pada bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja. Bab IV: PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Lampiran : 1) Perjanjian Kinerja SKPD 2) Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon III dan IV 3) Lain-lain yang dianggap perlu E. Gambaran Umum SKPD 1. Kelembagaan Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Kelembagaan menyangkut aspek organisasi, sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan. 2. Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 7

18 Adapun kedudukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat yakni : - Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi di bidang Perkebunan - Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut : 1. Penyusunan pedoman penyelenggaraan inventarisasi dan pemetaan kebun; 2. Penyelenggaraan pembentukan dan pewilayahan areal lintas Kabupaten/Kota; 3. Penyusunan pewilayahan, design, pengendalian lahan dan industri primer bidang lintas Kabupaten/Kota; 4. Penyelenggaraan perizinan lintas Kabupaten/Kota bidang usaha ; 5. Pengawasan perbenihan, pupuk, pestisida, alat dan mesin bidang ; 6. Pelaksanaan pengamatan, peramalan organisme pengganggu dan pengendalian hama terpadu tanaman ; 7. Peningkatan produksi melalui pengawasan perbenihan, penggunaan pupuk, pestisida, alat dan mesin, penyelenggaraan rehabilitasi, budidaya dan pengelolaan hasil serta mendukung kelestarian lingkungan; 8. Dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis, penelitian dan pengembangan terapan bidang. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 8

19 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang serta tugas pembantuan dan mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Perumusan kebijaksanaan teknis bidang ; b) Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang ; c) Pembinaan dan fasilitasi bidang sosial lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota. d) Pelaksanaan kesekretariatan dinas. e) Pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Lahan dan Air, Sarana dan Prasarana, Produksi, Pengolahan dan Pemasaran Hasil. f) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan di bidang Perkebunan g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Guberbur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Adapun susunan organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 terdiri dari : 1) Kepala Dinas Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 9

20 2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretaris membawahi : a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan; dan c. Sub. Bagian Program 3) Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perluasan dan optimasi lahan, perizinan usaha dan pengembangan dan pemanfaatan air. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membawahi : a. Seksi Perluasan dan Optimasi Lahan b. Seksi Perizinan Usaha c. Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan Air 4) Bidang Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Sarana dan Prasarana. Bidang Sarana dan Prasarana membawahi : a. Seksi Pembiayaan Usaha b. Seksi Pupuk dan Pestisida c. Seksi Alat dan Mesin DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 10

21 5) Bidang Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Bidang Produksi. Bidang Produksi membawahi : a. Seksi Perbenihan Tanaman b. Seksi Budidaya Tanaman c. Seksi Perlindungan 6) Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil membawahi : a. Seksi Pengolahan Hasil b. Seksi Pemasaran Hasil c. Seksi Pembinaan Usaha 7) Kelompok Jabatan Fungsional Selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan dan kebutuhan organisasi maka terjadi penambahan struktur organisasi yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 64 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), dimana masingmasing UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang masing-masing. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 11

22 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat terdiri dari : a. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (UPTD-BP2MB) sebagai berikut: 1) Sub. Bagian Tata Usaha 2) Seksi Pengawasan Peredaran Benih 3) Seksi Pengujian dan Sertifikasi Benih b. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan (UPTD- BPT) sebagai berikut : 1) Sub. Bagian Tata Usaha 2) Seksi Pelayanan Teknis 3) Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan PHT Secara lengkap Bagan Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 serta Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor. 64 Tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 12

23 Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat KEPALA DINAS Ir. Fajarudin KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Ir. KASUBAG UM & KEPEG Dra. Netti KASU Ca KEPALA BIDANG PLA Ir. Akhiruddin KEPALA BIDANG BSP Ir. Yusniar, MP KEPALA BIDANG PRODUKSI Ir. Irwan KASI PERLUASAN & OPTIMASI LAHAN Irwan, SP KASI PEMBIAYAAN USAHA Drs. M. Syukur KASI PERBENIHAN TANAMAN Syamsurizal, SP KASI PERIZINAN USAHA Afrizal, SH KASI PUPUK & PESTISIDA Kandarini, AMd KASI BUDIDAYA TANAMAN Vera Yusria, SP KASI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN AIR Hamra Zamdan, SP, MSi KASI ALAT & MESIN Herry Mirzani, SP KASI PERLINDUNGAN Agustian, SP KA. UPTD BALAI PENGAWASAN PENGUJIAN MUTU BENIH Ir. Nurdan, MSi KA. UPTD BALAI P TANA Ir. Idil Mu DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 13

24 3. Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 berjumlah 135 orang, dengan komposisi sebagai berikut : a. Berdasarkan Jabatan : - Kepala Dinas (Eselon IIa) : 1 orang - Sekretaris (Eselon III) : 1 orang - Kepala Bidang (Eselon III) : 4 orang - Kepala UPTD (Eselon III) : 2 orang - Kasi/Kasubbag (Eselon IV) : 21 orang - Jabatan Fungsional : 4 orang - Staf/pelaksana : 102 orang b. Berdasarkan Jenis Kelamin - Laki-laki : 61 orang - Perempuan : 74 Orang c. Berdasarkan Golongan - Gol. IV : 10 orang - Gol. III : 84 orang - Gol. II : 38 orang - Gol. I : 3 orang d. Berdasarkan Tingkat Pendidikan. - Pasca Sarjana : 8 orang - Sarjana : 40 orang - Diploma : 7 orang - SMA : 75 orang - SMP : 2 orang - SD : 3 orang DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 14

25 4. Prasarana dan Sarana Aset tetap yang berada dalam penguasaan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat sangat penting dalam upaya mendukung tugas dan fungsi. Aset Tetap mencakup golongan : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Aset tetap Lainnya. Adapun data rekapitulasi aset tetap berdasarkan golongan pembidangan barang per awal Januari 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi aset tetap tahun 2015 No. NAMA/JENIS BARANG JUMLAH NILAI A ASET TETAP ,00 I TANAH M² ,00 II PERALATAN DAN MESIN ,00 - Alat-alat Besar ,00 - Alat-alat Angkutan ,00 - Alat Bengkel dan Alat Ukur ,00 - Alat Pertanian ,00 - Alat Kantor dan Rumah Tangga ,00 - Alat Studio dan Komunikasi ,00 - Laboratorium ,00 III GEDUNG DAN BANGUNAN ,00 Bangunan Gedung ,00 IV JALAN, IRIGASI DAN INSTALASI - - V ASET TETAP LAINNYA ,00 B ASET LAINNYA ,00 I Aset Tidak Berwujud ,00 II Aset Dalam Penelusuran ,00 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 15

26 5. Pembiayaan Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat didukung oleh anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 sejumlah Rp ,- dan APBN Tahun 2015 sejumlah Rp ,- F. Isu dan Permasalahan Tahun 2015 Beberapa isu dan permasalahan yang dihadapi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 yang mempengaruhi pengembangan di Sumatera Barat guna peningkatan kinerja adalah : 1. Ketersediaan lahan sudah terbatas, banyak yang belum bersertifikat, juga terjadi alih fungsi ke usaha non pertanian; 2. Produktivitas tanaman masih rendah dan populasi tanamannya masih di bawah anjuran teknis terutama pada rakyat; 3. Masih tingginya pemakaian benih yang belum disertifikasi; 4. Masih terbatasnya infrastruktur seperti jalan produksi dan sumber air; 5. Mutu hasil produk banyak yang belum memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI); 6. Tenaga penyuluh di lapangan sangat kurang, perlu lembaga dan penambahan personil; 7. Serangan hama dan penyakit tanaman (HPT) / organisme pengganggu tanaman (OPT) masih tinggi; 8. Akses petani kepada lembaga pembiayaan masih rendah; 9. Penerapan teknologi budidaya pertanian di lapangan masih rendah; DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 16

27 10. Masih tingginya kehilangan hasil sewaktu panen dan pasca panen; 11. Masih terbatasnya penyediaan alat dan mesin pasca panen dan pengolahan hasil ; 12. Ketersediaan dan aplikasi pupuk di masyakat masih rendah; 13. Produk masih banyak dipasarkan dalam bentuk bahan mentah (raw material) sehingga nilai tambah belum diperoleh oleh petani / masyarakat; 14. Institusi yang menangani di Kabupaten/Kota beragam dan kurang fokus 15. Sumberdaya aparatur, petugas lapangan dan petani kurang didukung oleh latar belakang pendidikan yang memadai; DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 17

28 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis (RENSTRA) Perencanaan yang telah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun yang merupakan arah kebijakan dan strategi pembangunan di Sumatera Barat. Dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) tersebut dengan mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 5 Tahun Bertujuan untuk menetapkan sasaran pembangunan strategi dan kebijakan umum pembangunan daerah serta merumuskan agenda dan prioritas pembangunan selama lima tahun ke depan agar mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah dapat berjalan lancar, terpadu, sinkron dan sinergis sesuai dengan kondisi dan karakteristik Daerah Sumatera Barat. 1. Visi Visi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta harapan-harapan (impian) yang ingin dicapai oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dengan rumusan Visi sebagai berikut : Terwujudnya Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Hasil Perkebunan Sumatera Barat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 18

29 2. Misi Untuk mewujudkan visi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tersebut, maka ditetapkan misi yang merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi juga merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas fungsi dalam rangka mewujudkan visi SKPD. Adapun misi yang telah ditetapkan adalah : 1) Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditi Perkebunan 2) Peningkatan Penyediaan Benih Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan 3) Peningkatan Penanganan Perlindungan Perkebunan 4) Menumbuhkembangkan Usaha dan Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan 5) Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Sub. Sektor Perkebunan. B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Berdasarkan visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, maka pembangunan Sumatera Barat diarahkan kepada pencapaian tujuan, namun tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) tersebut tidak selaras dengan visi dan misi maka dilakukan revisi tujuan menjadi sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 19

30 Misi 1 : Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditi Perkebunan, tujuan yang akan dicapai yaitu : 1. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan 2. Meningkatkan nilai tambah komoditi 3. Meningkatkan daya saing komoditi 4. Meningkatkan kawasan sentra produksi Misi 2 : Peningkatan Penyediaan Benih Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan, tujuan yang akan dicapai yaitu : Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi Misi 3 : Peningkatan Penanganan Perlindungan Perkebunan, tujuan yang akan dicapai yaitu : Terkendalikan serangan hama penyakit dan organisme pengganggu tanaman (HP/OPT) Misi 4 : Menumbuhkembangkan Usaha dan Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan, tujuan yang akan dicapai yaitu: Menumbuhkembangkan usaha pelaku. Misi 5 : Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Sub. Sektor Perkebunan, tujuan yang akan dicapai yaitu : Meningkatkan ketersediaan sumber daya masusia yang terampil dan kompeten pada sub. Sektor. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 20

31 Tujuan yang telah dirumuskan di atas harus konsisten dengan tugas pokok dan fungsi serta searah dengan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka merealisasikan misi. Pencapaian tujuan dijabarkan dalam sasaran yang ditentukan baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif yang ingin dicapai suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dengan dilakukan revisi terhadap tujuan, sehingga sasaran yang akan dicapai Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat juga disesuaikan. Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat setelah revisi adalah : Misi 1 : Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditi Perkebunan, sasaran yang akan dicapai adalah : 1. Meningkatnya luas areal tanaman komoditi a. Kakao b. Karet c. Kelapa Sawit d. Kopi 2. Meningkatnya produksi tanaman a. Kakao b. Karet c. Kelapa Sawit d. Kopi 3. Meningkatnya produktivitas tanaman a. Kakao b. Karet c. Kelapa Sawit d. Kopi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 21

32 4. Meningkatnya nilai tambah komoditi 5. Meningkatnya daya saing hasil komoditi 6. Meningkatnya dan bertambahnya kawasan sentra produksi Misi 2 : Peningkatan Penyediaan Benih Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan, sasaran yang akan dicapai adalah : 1. Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana 2. Bertambahnya penangkar sektor Misi 3 : Peningkatan Penanganan Perlindungan Perkebunan, sasaran yang akan dicapai adalah : Menurunnya serangan hama penyakit dan organisme pengganggu tanaman (HP/OPT). Misi 4 : Menumbuhkembangkan Usaha dan Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan, sasaran yang akan dicapai adalah : Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha. Misi 5 : Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Sub. Sektor Perkebunan, sasaran yang akan dicapai adalah : Meningkatnya kompetensi aparatur dan pelayanan yang prima Hubungan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran yang ingin dicapai setelah dilakukan revisi sebagaimana tercantum pada tabel 2.1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 22

33 VISI : TUJUAN YANG DIPERBAIKI 1. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan Tabel. 2.1 Hubungan hirarkhis antara Visi, Misi, serta Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran yang telah dilakukan revisi TERWUJUDNYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS TANAMAN PERKEBUNAN MISI 1 Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditi Perkebunan INDIKATOR KINERJA SASARAN SASARAN YANG DIPERBAIKI YANG DIPERBAIKI 1. Meningkatnya luas areal Peningkatan luas areal kebun tanaman 2. Meningkatnya produksi Peningkatan produksi tanaman SATUAN Ha Ton 3. Meningkatnya produktivitas tanaman Persentase peningkatan produktivitas tanaman % 2. Meningkatkan nilai tambah komoditi Meningkatnya nilai tambah komoditi Persentase peningkatan insentif harga pasar % insentif harga pasar 3. Meningkatkan Daya Saing Hasil Komoditi Perkebunan Meningkatnya Daya Saing hasil komoditi Jumlah kelompok tani yang menerapkan GMP (Good Manufactoring) Persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan Grade Dokumen % Klasifikasi Hasil/ Standarisasi 4. Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Meningkatnya dan bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Jumlah Kawasan Sentra Produksi KSP 5. Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi MISI 2 Peningkatan Penyediaan Benih Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan 1. Meningkatnya penggunaan Jumlah penggunaan benih/bibit benih/bibit unggul dan sarana 2. Bertambahnya penangkar sektor Jumlah Penambahan Penangkar Batang Jumlah penangkar 6. Terkendalinya serangan hama dan penyakit/opt MISI 3 Peningkatan Penanganan Perlindungan Tanaman Perkebunan Menurunnya serangan hama dan Persentase penurunan serangan penyakit/opt tanaman hama penyakit/opt tanaman % MISI 4 Menumbuhkembangkan Usaha dan Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan 7. Menumbuhkem bangkan usaha pelaku Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha Jumlah kerja sama atau kemitraan MISI 5 Peningkatan Sumberdaya Manusia dan Pelayanan Sub. Sektor Perkebunan 8. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan kompeten pada sub. Sektor Meningkatnya kompetensi aparatur dan pelayanan yang prima Persentase aparatur yang memenuhi kompetensi MoU % Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 23

34 Hubungan antara Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan yang ingin dicapai Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat setelah dilakukan revisi sebagaimana tercantum pada tabel 2.2. Tabel. 2.2 Hubungan hirarkhis antara Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan yang telah dilakukan revisi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Misi 1 : Peningkatan produksi dan kualitas komoditi Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan Meningkatnya luas areal tanaman Meningkatnya produksi tanaman Meningkatnya produktivitas - Peningkatan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman - Meminimalkan luas lahan tidur dan terlantar dengan memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan - Pengembangan komoditi - Revitalisasi/ rehabilitasi lahan dengan komoditi Meningkatkan nilai tambah komoditi Meningkatnya nilai tambah komoditi - Penerapan teknologi dalam pengolahan komoditi - Meningkatkan penerapan teknologi dalam pengolahan komoditi Meningkatkan daya saing hasil komoditi Meningkatnya Daya Saing hasil komoditi - Pengolahan hasil komoditi yang bermutu - Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana produksi - Meningkatkan kualitas/mutu pengolahan hasil komoditi - Membantu pembangunan fasilitas sarana dan prasarana produksi Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Meningkatnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Mengembangkan Sentra Produksi Perkebunan sesuai potensi - Pembentukan Sentra Produksi Perkebunan sesuai potensi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 24

35 Misi 2 : Peningkatan penyediaan benih unggul dan sarana produksi Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dan Meningkatnya penggunaan benih/bibit sarana unggul - Tersedia kebun induk dan kebun entres untuk benih/bibit unggul komoditi - Pembinaan SDM Penangkar - Menginventarisasi dan melakukan penilaian kebun petani untuk dijadikan kebun induk dan kebun entres benih/bibit unggul komoditi dan sarana - Peningkatan Pengetahuan terhadap SDM penangkar Misi 3 : Peningkatan penanganan perlindungan tanaman Terkendalinya serangan hama dan penyakit/opt Menurunnya serangan hama dan penyakit/opt tanaman - Berfungsinya Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan secara optimal - Gerakan pengendalian hama penyakit/opt - Pembentukan dan pembinaan Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan. - Pelayanan kepada petani terhadap pengendalian serangan hama penyakit/opt Misi 4 : Menumbuhkembangkan usaha dan pemberdayaan kelembagaan Menumbuh kembangkan usaha pelaku Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha - Mengembangkan kelembagaan kelompok tani - Pengembangan kelembagaan kelompok tani Misi 5 : Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Sub. Sektor Meningkatkan ketersediaan sumberdaya manusia yang terampil dan kompeten pada sektor Meningkatnya kompetensi aparatur dan pelayanan yang prima - Mengikuti pelatihan - Pengembangan sumberdaya manusia Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 25

36 C. Penetapan Kinerja Tahun 2015 Penetapan Kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (Sistem AKIP). Penetapan Kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat merupakan pernyataan tekad dan janji kinerja yang akan diwujudkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat sebagai penerima amanah dari Gubernur Sumatera Barat sebagai pemberi amanah. Dalam penetapan kinerja tahun 2015 yang akan menggambarkan capaian kinerja antara dalam bentuk kinerja yang akan dicapai perlu membuat penetapan kinerja yang bertujuan untuk mewujudkan suatu capaian kinerja tertentu dengan sumber daya tertentu. Barat Adapun Penetapan Kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera tahun 2015 yang telah disepakati antara Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dengan Gubernur Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Penetapan Kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 No SASARAN INDIKATOR TARGET ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN STRATEGIS KINERJA SATUAN VOLUME Rp Peningkatan Luas Areal, Tanaman Perkebunan Ha Meningkatnya luas areal tanaman perkebuan a. b. c. PROG. PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN Pengembangan Skala Ekonomi Tanaman Kakao Rakyat Pengembangan Tanaman Perkebunan pada lokasi TMMN dan Bhakti Sosial Pembesaran, pemeliharaan dan Distribusi kelapa Sawit Prenusery a. b. c. d. e. PROG. PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI PERTANIAN/AGROPOLITAN Pengembangan dan Perluasan Tanaman Kopi Rakyat Pengembangan Tanaman Karet Rakyat Optimalisasi Penggunaan Bibit Kelapa Sawit Bersertifikat Perluasan Tanaman Pala Rakyat Perluasan Tanaman Cengkeh Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 26

37 Peningkatan Produksi Meningkatnya produksi Ton PROG. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM PERTANIAN Tanaman Perkebunan tanaman a. Pengawasan Perizinan Usaha Perkebunan b. Gerakan Teknologi Okulasi Karet a. b. c. d. PROG. PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN Revitalisasi Lahan Kebun Rakyat Gerakan Sambung Pucuk Tanaman Kakao Gerakan Pemangkasan dan Pemupukan Kakao Pemantauan Pupuk dan Pestisida a. PROG. GERAKAN TERPADU PENSEJAHTERAAN PETANI Pengawalan dan Pembinaan GPP/GPEM Peningkatan Produktivitas Tanaman Perkebunan Persentase peningkatan produktivitas tanaman % 1 a. b. c. PROG. PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI PERTANIAN/AGROPOLITAN Rehabilitasi Tanaman Cengkeh Demo Plot Kultivar Tebu Rakyat Peremajaan Tanaman Kelapa Rakyat a. b. c. PROG. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Pendataan Potensi Lahan Karet Rekonsiliasi Data Perkembangan Komoditi Perkebunan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan Persentase peningkatan insentif harga komoditi % 2 a. b. c. d. PROG. PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN Promosi Agribisnis Maching dan Expo Komoditi Perkebunan Penetapan Harga dan Pengawalan Stabilisasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Festival Kopi Sumatera Barat Pengembangan Agrowisata Perkebunan a. PROG. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN Revitalisasi Alat dan Mesin Perkebunan a. PROG. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM PERTANIAN Gelar Teknologi Pekan Nasional Tani Peningkatan Daya Saing Hasil Komoditi Perkebunan Rata-rata persentase grade (kelas) kualitas komoditi unggulan % 1 a. b. a. b. c. PROG. PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN Workshop Optimalisasi Pemanfaatan Produk Kelapa Rakyat Indikasi Geografis Kopi Spesial (Arabika) PROG. PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING PRODUK HASIL PERTANIAN Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Komoditi Pembinaan, Penerapan Standar hasil Perkebunan Bimbingan Pengembangan Usaha dan Ekonomi Kreatif Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 27

38 Jumlah Kelompok Tani yang Dokumen 2 PROG. PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING PRODUK HASIL PERTANIAN menerapkan GMP (Good Manufactoring Pratice) a. b. c. Peningkatan Penerapan Fermentasi Kakao Pengembangan Pengolahan Kelapa Terpadu Pengembangan Teknis Pengolahan Hasil Tebu Peningkatan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Jumlah Kawasan Sentra Produksi Perkebunan KSP 2 a. PROG. PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI PERTANIAN/AGROPOLITAN Peningkatan Integrasi Kawasan Sentra Perkebunan a. b. c. PROG. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN Pengembangan Nagari Model Kakao Inovasi Teknologi Kawasan Sentra Kakao Pengembangan Nagari Model Kopi Peningkatan Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana produksi Meningkatnya jumlah penggunaan benih/bibit unggul Batang a. b. c. d. e. f. PROG. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PEMBANGUNAN PERTANIAN Pemeliharaan Kebun Induk Kakao Pemeliharaan Kebun Induk Karet Pemeliharaan Kebun Entres Karet Penilaian Blok Penghasil Tinggi (BPT) Tanaman Cengkeh Pembangunan Rumah Pembibitan Rehab Labor Pembibitan Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan Jumlah penambahan penangkar Penang kar 10 a. a. PROG. PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN Pengembangan Varietas Tembakau Nikotin Rendah PROG. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM PERTANIAN Peningkatan Keahlian Perbenihan komoditi Perkebunan a. b. PROG. PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN Pengawasan dan Sertifikasi Benih Unggul Perkebunan Sosialisasi Penggunaan Bibit Sertifikat Penurunan Tingkat Serangan HP/OPT Tanaman Perkebunan Persentase penurunan serangan HP/OPT Tanaman Perkebunan % 1 a. b. c. PROG. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PEMBANGUNAN PERTANIAN Pengembangan Agen Hayati/Non Pestisida Peningkatan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lapangan Rehab Sedang Rumah Kaca a. b. c. PROG. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN Pelatihan Teknologi Terapan PHT Kakao dan Kelapa Sawit. Pelatihan Lapangan Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Temu Rembuk Petugas Pengamat OPT Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 28

39 PROG. PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN a. b. c. d. e. Gerakan Massal Pemberantasan Hama PBK dan Hama Tupai Gerakan Pengendalian Hama Utama Tanaman Perkebunan Pengawasan Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Pembinaan Brigade Poteksi Tanaman Pelatihan Penerapan PHT pada Pengendalian OPT Tembakau Pengendalian OPT Tembakau Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha Meningkatnya jumlah kerjasama/kemi traan Kerjasama / Kemitra an 2 a. a. b. c. PROG. PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN Pengembangan Kemitraan Tani dan Asosiasi Perkebunan PROG. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM PERTANIAN Pelatihan Fasilitator Daerah Pembinaan Kelembagaan Usaha Perkebunan Penumbuhan Kelembagaan Petani Gambir D. Rencana Kinerja Sasaran Rencana kerja sasaran Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 adalah rencana pencapaian target sasaran yang menjadi sarana bagi Dinas dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan di Sumatera Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan untuk tahun 2015 merupakan tahun terakhir untuk Rencana Strategik (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat periode dan lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.4. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 29

40 Tabel 2.4 Revisi Rencana Kerja Sasaran dan Pencapaian target sasaran Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun No INDIKATOR TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE n TUJUAN SASARAN Satuan. SASARAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Menjadi sentra produksi kakao wilayah Barat Indonesia. Meningkatnya luas dan mutu tanaman kakao di Sumatera Barat Luas Tanaman kakao (000 Ha) Biji kakao fermentasi (%) Dirobah dan pindah menjadi Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan Meningkatnya luas areal tanaman Peningkatan Luas Areal kebun 000 Ha a. Kakao b. Karet c. Kelapa Sawit d. Kopi Meningkatnya produksi tanaman Peningkatan produksi tanaman Ton a. Kakao b. Karet c. Kelapa Sawit d. Kopi Meningkatnya produktivitas tanaman Peningkatan produktivitas tanaman Kg/Ha a. Kakao b. Karet c. Kelapa Sawit d. Kopi Meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman Meningkatnya luas, produksi dan kawasan sentra produksi Luas tanaman Produksi tanaman (000 Ha) (juta Ton) Produktivitas rata-rata (%) Jumlah KSP (unit) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 30

41 Dirobah dan pindah menjadi Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan Persentase peningkatan insentif harga pasar % insentif harga pasar Meningkatkan kesejahteraan petani Meningkatnya mutu produk hasil Volume ekspor (juta ton) Nilai Ekspor (UDS juta) Meningkatnya Nilai Tukar Petani NTP (%) Dirobah menjadi Meningkatkan Daya Saing Hasil Komoditi Perkebunan Meningkatnya Daya Saing hasil Komoditi Perkebunan Jumlah Kelompok Tani yang menerapkan GMP (Good Manufactoring Pratise) Dokumen Pindah dan tambahan Persentase komoditi unggul hasil yang mengalami peningkatan Grade % klasifikasi hasil/ sesuai standarisa si Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Meningkatnya dan bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Jumlah Kawasan Sentra Produksi Jumlah KSP Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi Meningkatnya penggunaan benih/ bibit unggul dan sarana Jumlah penggunaan benih/bibit 000 Batang Terkendalikan serangan hama dan penyakit/opt Menumbuhkem bangkan usaha pelaku Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan kompeten pada sektor Bertambahnya penangkar sektor Menurunnya serangan hama penyakit/opt tanaman Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha Meningkatnya kompeten aparatur dan pelayanan yang prima Jumlah penambahan penangkar Persentase penurunan serangan hama penyakit/opt tanaman Jumlah kerjasama atau kemitraan Persentase aparatur yang memenuhi kompetensi Jumlah Penangkar % MoU % Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 31

42 Selanjutnya secara ringkas dijabarkan kedalam rencana kinerja tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat yang akan dicapai dapat dilihat pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Capaian Kinerja Sat Nilai 1. Peningkatan Luas Areal Tanaman Perkebunan 2. Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan 3. Peningkatan Produktivitas Tanaman Perkebunan 4 Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan 5. Peningkatan Daya Saing Hasil Komoditi Perkebunan 6. Peningkatan Kawasan Sentra Produksi (KSP) Perkebunan 7. Peningkatan Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana 8. Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan 9. Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha 10. Penurunan Tingkat Serangan HP/OPT Tanaman Perkebunan Meningkatnya luas kebun Ha Meningkatnya produksi tanaman Meningkatnya produktivitas tanaman Ton % 1 Persentase insentif harga % 2 a. Persentase grade (kelas) kualitas komoditi b. Jumlah Kelompok Tani yang menerapkan GMP (Good Manufactoring Pratice) % 1 Dokumen 2 Jumlah KSP Perkebunan KSP 2 Jumlah penggunaan benih/bibit unggul Jumlah penambahan penangkar Jumlah kerjasama /kemitraan Persentase penurunan serangan HP/OPT tanaman Batang Penangkar 10 MoU 2 % 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 32

43 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Klasifikasi Penilaian Pengukuran Kinerja yang dilakukan adalah pengukuran pencapaian target kinerja indikator kinerja sasaran strategis SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun Metode pengukuran kinerja yang digunakan adalah metode pengukuran sederhana dengan membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja indikator kinerja sasaran strategis. Hasil pengukuran pencapaian indikator kinerja dimaksud digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat serta menjelaskan atas keberhasilan dan kegagalan dimaksud.keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis ditentukan oleh pencapaian indikator kinerja sasaran strategis yang berkenaan.untuk analisis atau penjelasan keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis ditetapkan pencapaian indikator kinerja dengan klasifikasi penilaian sebagaimana tercantum pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Penilaian Sasaran Strategis No. Batasan Klasifikasi 1 Lebih dari 100% Sangat Baik 2 75% sampai 100% Baik 3 56% sampai 74% Cukup 4 < 55 Kurang/Gagal DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 33

44 B. Capaian Kinerja Pengukuran kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja serta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut : 1. Tujuan Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Secara Berkelanjutan Tujuan Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Secara Berkelanjutan dijabarkan ke dalam 3 (tiga) sasaran strategis dengan 3 (tiga) indikator sasaran sebagai berikut : TUJUAN Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Secara Berkelanjutan SASARAN 1 Meningkatnya luas areal tanaman 2 Meningkatnya produksi tanaman 3 Meningkatnya produktivitas tanaman a) Sasaran 1.Meningkatnya Luas Areal Tanaman Perkebunan Sasaran 1 :Meningkatnya luas areal tanaman diukur melalui 1 (satu) indikator, yaitu peningkatan luas areal kebun. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 34

45 Capaian luas areal tanaman tahun 2014 untuk komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit dan kopi) seluas Ha dan untuk tahun 2015 ditargetkan menjadi luas Ha. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2. Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian dari Sasaran Meningkatnya Luas Areal Tanaman Perkebunan Tahun 2015 (Ha) No. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian 1. Peningkatan luas areal kebun Ha Ha 95,64% a. Kakao ,62 % b. Karet ,68 % c. Kelapa Sawit ,20 % d. Kopi ,86 % Berdasarkan tabel 3.2 di atas, target yang ditetapkan terhadap indikator penambahan areal tanaman tahun 2015 seluas Ha dan realisasinya adalah seluas Ha dengan capaiannya 95,64 % dari target yang ditetapkan seluas Ha. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Perbandingan capaian indikator kinerja penambahan areal tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) daritahun 2011 s/d 2015 berikut disajikan pada tabel 3.3. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 35

46 Tabel 3.3. Penambahan areal tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi dari tahun (Ha) Indikator Base line T C % T C % T C % T C % T C % Peningkatan luas areal kebun (kakao, karet, kelapa sawit, kopi) , ,64 a. Kakao , ,62 b. Karet , ,68 c. Kelapa Sawit , ,20 d. Kopi , ,86 Catatan : Target dan capaian luas tanaman Tahun 2011 s/d 2013 dilakukan revisi dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi T : Target C : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 36

47 Dari data yang disajikan pada tabel 3.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran peningkatan luas areal dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap peningkatan luas areal. Capaian penambahan areal tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) tahun 2015 adalah seluas Ha atau capaiannya 95,64 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 seluas Ha (115,27 %) maka terjadi penurunan realisasi tahun 2015 (19,63 %). Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 3.3 di atas, jika dibandingkan dengan target dalam revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat seluas Ha untuk 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) ternyata terjadi peningkatan Ha. Hasil pengukuran kinerja dari indikator kinerja terhadap masing-masing capaian areal luas komoditi unggulan tahun 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Luas Tanaman Kakao Target tahun 2015 untuk indikator penambahan luas tanaman kakao adalah seluas Ha sehingga luas tanaman kakao menjadi seluas Ha. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 37

48 Capaian luas tanaman kakao tahun 2015 seluas Ha dan terjadi penambahan luas tanaman kakao seluas Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas Ha (3.450 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 87,62 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Capaian luas tanaman kakao tahun 2015 adalah seluas Ha atau 87,62 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman kakao tahun 2014 seluas Ha atau 102,45 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 14,83 %. 2) Luas Tanaman Karet Target tahun 2015 untuk indikator penambahan luas tanaman karet adalah seluas Ha sehingga luas tanaman karet menjadi seluas Ha. Capaian luas tanaman karet tahun 2015 seluas Ha dan terjadi penambahan luas tanaman karet seluas Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas Ha (3.087 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 85,68 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Capaian luas tanaman karet tahun 2015 adalah seluas Ha atau 85,68 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman karet tahun 2014 seluas Ha atau 102,98 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 17,30 %. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 38

49 3) Luas Tanaman Kelapa Sawit Target tahun 2015 untuk indikator penambahan luas tanaman kelapa sawit adalah seluas Ha sehingga luas tanaman kelapa sawit menjadi seluas Ha. Capaian luas tanaman kelapa sawit tahun 2015 seluas Ha dan terjadi penambahan luas tanaman kelapa sawit seluas Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas Ha ( Ha), sehingga capaian kinerja adalah 101,20 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Capaian luas tanaman kelapa sawit tahun 2015 adalah seluas Ha atau 101,20 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman kelapa sawit tahun 2014 seluas Ha atau 102,45 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 1,25 %. 4) Luas Tanaman Kopi Target tahun 2015 untuk indikator penambahan luas tanaman kopi adalah seluas 227 Ha sehingga luas tanaman kopi menjadi seluas Ha. Capaian luas tanaman kopi tahun 2015 seluas Ha dan terjadi penambahan luas tanaman kopi seluas 120 Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas Ha (227 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 52,86 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang/gagal. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 39

50 Capaian luas tanaman kopi tahun 2015 adalah seluas Ha atau 52,86 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman kopi tahun 2014 seluas Ha atau 102,78 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 49,92 %. Realisasi sasaran penambahan areal tanaman tahun 2015 tidak tercapai kecuali untuk luas tanaman kelapa sawit karena : - Adanya kebijakan pemerintah daerah atas tindak lanjut hasil evaluasi anggaran pengeluaran belanja daerah tahun 2015 oleh Kementerian Dalam Negeri, sehingga untuk kegiatan yang berupa bantuan kepada masyarakat/petani sebagai stimulan tidak dapat dilaksanakan diantaranya kegiatan : (1) Pengembangan Skala Ekonomi Tanaman Kakao Rakyat; (2) Pengembangan dan Perluasan Tanaman Kopi Rakyat; (3) Pengembangan Tanaman Karet Rakyat; (4) Optimalisasi Penggunaan Bibit Kelapa Sawit Bersertifikat dan (5) Terlaksananya Perluasan Tanaman Pala Rakyat. Walaupun Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat telah melakukan upaya guna mendorong penambahan luas areal tanaman kepada masyarakat baik melalui anggaran APBD 2011 s.d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s.d Pada tahun 2015 terjadinya cuaca/iklim ektrem yang cukup panjang sehingga mempengaruhi minat petani untuk melakukan pengolahan lahannya. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 40

51 b) Sasaran 2. Meningkatnya produksi tanaman Sasaran 2. Meningkatnya produksi tanaman diukur melalui 1 indikator, yaitu (1) peningkatan produksi tanaman. Capaian produksi tanaman tahun 2014 sebanyak ton dan untuk tahun 2015 ditarget menjadi ton atau sebanyak ton. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut : Tabel 3.4 Indikator Kinerja,Target, Realisasi dan Capaian dari Sasaran Meningkatnya produksi tanaman Tahun 2015 (Ton) No. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian 1. Peningkatan produksi tanaman Ton Ton 89,61 % Komoditi Unggulan Ton Ton 77,74 % Berdasarkan tabel 3.4 di atas, ternyata realisasi terhadap indikator peningkatan produksi tanaman tahun 2015 adalah sebanyak ton atau capaiannya 89,61 % dari target yang ditetapkan sebanyak ton. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk capaian indikator kinerja peningkatan produksi tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan tahun 2015 (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) sebanyak ton atau capaiannya 77,74 % dari target yang ditetapkan sebanyak ton. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 41

52 Perbandingan capaian indikator kinerja peningkatan produksi tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi daritahun 2011 s/d 2015 berikut disajikan pada tabel 3.5. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 42

53 Tabel 3.5. Peningkatan produksi tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi dari tahun (Ton) Indikator Peningkatan produksi tanaman (kakao, karet, kelapa sawit, kopi) Base line T C % T C % T C % T C % T C % , ,61 Komoditi Unggulan , ,95 a. Kakao , ,11 b. Karet , ,63 c. Kelapa Sawit , ,14 d. Kopi , ,46 Catatan : Target dan capaian produksi tanaman Tahun 2011 s/d 2013 dilakukan revisi dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi T : Target C : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 43

54 Dari data yang disajikan pada tabel 3.5 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran peningkatan produksi dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap peningkatan produksi. Capaian peningkatan produksi tahun 2015 adalah sebanyak ton dengan capaiannya 89,61 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebanyak ton dengan capaiannya 142,90 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 53,29 % dapat dilihat pada tabel 3.5. Sedangkan capaian produksi yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) tahun 2015 adalah sebanyak Ton atau capaiannya 77,74 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebanyak Ton (255,16 %) maka terjadi penurunan realisasi tahun 2015 (177,42 %). Hasil pengukuran kinerja dari indikator kinerja terhadap masing-masing capaian produksi komoditi unggulan tahun 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Produksi Kakao Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produksi tanaman kakao menjadi ton atau dengan peningkatan sebesar ton. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 44

55 Capaian produksi kakao tahun 2015 sebanyak ton dan terjadi penambahan produksi tanaman kakao sebanyak 787 ton dari target yang ditetapkan sebanyak ton (3.912 ton), dengan capaian 20,11 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang/gagal. Capaian produksi tanaman kakao tahun 2015 adalah sebanyak ton atau 20,11 %, jika dibandingkan dengan produksi tanaman kakao tahun 2014 sebanyak ton atau 109,09 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 88,98 %. 2) Produksi Karet Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produksi tanaman karet menjadi ton atau dengan peningkatan sebesar ton. Capaian produksi karet tahun 2015 sebanyak ton dan terjadi penambahan produksi tanaman karet sebanyak 283 ton dari target yang ditetapkan sebanyak ton (3.798 ton), sehingga capaian kinerja adalah 13,63 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang/gagal. Capaian produksi tanaman karet tahun 2015 adalah sebanyak ton atau 13,63 %, jika dibandingkan dengan produksi tanaman karet tahun 2014 sebanyak ton atau 106,30 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 81,06 %. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 45

56 3) Produksi Kelapa Sawit Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produksi tanaman kelapa sawit menjadi ton atau dengan peningkatan sebesar ton. Capaian produksi kelapa sawit tahun 2015 sebanyak ton dan terjadi penambahan produksi tanaman kelapa sawit sebanyak ton dengan capaian 101,14 % dari target yang ditetapkan sebanyak ton ( ton). Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Capaian produksi tanaman kelapa sawit tahun 2015 adalah sebanyak ton atau 101,14 %, jika dibandingkan dengan produksi tanaman kelapa sawit tahun 2014 sebanyak ton atau 286,48 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 185,34 %. 4) Produksi Kopi Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produksi tanaman kopi menjadi ton atau dengan peningkatan sebesar 1500 ton. Capaian produksi kopi tahun 2015 sebanyak ton dan terjadi penambahan produksi tanaman kopi sebanyak ton dengan capaian 84,46 % dari target yang ditetapkan sebanyak ton (1.500 ton). Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 46

57 Capaian produksi tanaman kopi tahun 2015 adalah sebanyak ton atau 84,46 %, jika dibandingkan dengan produksi tanaman kopi tahun 2014 sebanyak ton atau 101,84 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 17,38 %. Rendahnya tingkat capaian produksi tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, disebabkan karena pada tahun 2015 iklim/cuaca yang ekstrem antara lain kabut asap, bencana alam sehingga berpengaruh pada tanaman yang akan menghasilkan. Disamping itu, masyarakat kurang optimal melakukan pemeliharaan tanaman, walaupun Dinas Perkebunan Provinsi telah melakukan upaya untuk meningkat produksi dengan berkoordinasi dengan kabupaten/kota baik melalui anggaran APBD 2011 s.d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s.d c) Sasaran 3. Meningkatnya produktivitas tanaman Sasaran 3. Meningkatnya produktivitas tanaman diukur melalui 1 indikator, yaitu (1) persentase peningkatan produktivitas tanaman. Target kinerja yang ditetapkan sebesar 1 % ditetapkan berdasarkan peningkatan produktifitas tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 47

58 Tabel 3.6 Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian dari Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman Tahun 2015 (%) No. Indikator Kinerja 1. Persentase peningkatan produktivitas tanaman % Target Realisasi % Capaian a. Kakao 1 % 0,103% 10,30 b. Karet 1 % 2,87% 28,70 c. Kelapa Sawit 1 % 18,067% 1806,7 d. Kopi 1 % 0,1% 10,40 Berdasarkan tabel 3.6 di atas, ternyata realisasi terhadap indikator peningkatan produktivitas tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) sebagai berikut : 1) Produktivitas Tanaman Kakao Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman kakao sebesar 1 % (9,7 kg/ha). Capaian produktivitas tanaman kakao tahun 2015 adalah 0,103 % atau (1 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 10,3 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. Sedangkan capaian tahun 2015 adalah 0,103 % (1 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 10,3 %, jika dibandingkan capaian tahun 2014 adalah 1,50 % (15 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 150 %, sehingga terjadi penurunan realisasi tahun 2015 sebesar 139,7 %. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 48

59 2) Produktivitas Tanaman Karet Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman karet sebesar 1 % (10,8 Kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman karet tahun 2015 adalah 2,87 % (31 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 287 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Sedangkan capaian tahun 2015 adalah 2,87 % (31 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 287 %, jika dibandingkan capaian tahun 2014 adalah 1,081 % (12 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 109,09 %, sehingga terjadi peningkatan realisasi tahun 2015 sebesar 177,91 %. 3) Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit sebesar 1 % (29,5 Kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman kelapa sawit tahun 2015 adalah 18,067 % (533 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 1806,7 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Sedangkan capaian tahun 2015 adalah 18,067 % (533 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 1806,7 %, jika dibandingkan capaian tahun 2014 adalah 2,966 % (44 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 151,72 % sehingga terjadi peningkatan realisasi tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 49

60 4) Produktivitas Tanaman Kopi Target tahun 2015 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman kopi sebesar 1 % (9,6 Kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman kopi tahun 2015 adalah 0,104 % (1 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 10,04 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. Sedangkan capaian tahun 2015 adalah adalah 0,104 % (1 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 10,04 %, jika dibandingkan capaian tahun 2014 adalah 1,9 % dengan capaian kinerja 190,0 % (19 Kg/Ha), sehingga terjadi penurunan realisasi tahun Perbandingan capaian indikator kinerja peningkatan produktivitas tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi dari tahun 2011 s/d 2015 berikut disajikan pada tabel 3.7. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 50

61 Tabel 3.7. Indikator Peningkatan produktifitas tanaman yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan Base line yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi dari tahun (%) T C % T C % T C % T C % T C % Peningkatan produktivitas (kakao, karet, kelapa sawit, kopi) a. Kakao 1 % 15,0 % 150,0 1 % 0,103 % 10,3 b. Karet 1 % 1, % 2,87 % 287,0 c. Kelapa Sawit 1 % 1, ,7 1 % 18 % 1806,7 d. Kopi 1 % 1, % 0,104 % 10,4 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 51

62 Dari data yang disajikan pada tabel 3.7 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran peningkatan produktivitas tanaman dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Rendahnya tingkat capaian produktivitas tanaman tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, disebabkan karena pada tahun 2015 iklim/cuaca yang ekstrem antara lain kabut asap, bencana alam sehingga berpengaruh pada produktivitas tanaman yang akan menghasilkan. Disamping itu, masyarakat kurang optimal melakukan pemeliharaan tanaman, walaupun Dinas Perkebunan Provinsi telah melakukan upaya untuk meningkat produksi dengan berkoordinasi dengan kabupaten/kota baik melalui anggaran APBD 2011 s.d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s.d Tujuan Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan Tujuan Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator sasaran. TUJUAN Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan SASARAN Meningkanya nilai tambah komoditi DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 52

63 Sasaran peningkatan nilai tambah komoditi diukur melalui 1 indikator, yaitu persentase peningkatan insentif harga pasar. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam tabel 3.8 sebagai berikut : Tabel 3.8. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran meningkatnya komoditi nilai tambah tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Persentase peningkatan insentif harga pasar (kakao) 1 % 1,3 % 130 Pada tahun 2015 produksi kakao sebanyak ton, diharapkan 1 % dari produksi kakao terjadi peningkatan nilai tambah harga pasar akibat adanya perubahan nilai bahan baku dengan perlakukan sehingga besarannya dapat nilaisebagai berikut : Bentuk Olahan Harga/kg Biji/Bahan baku tanpa fermentasi Rp Biji/Bahan baku diolah dengan melakukan fermentasi dengan memakai peti fermentasi dan tempat penjemuran biji kakao Rp Biji kakao yang telah diolah dengan melakukan fermentasi (peti fermentasi dan tempat penjemuran biji kakao) tahun 2015 sebanyak 28,3 %, maka : Jika 28,3 % (43.368,335 kg) dihitung nilainya tanpa pengolahan Jika 28,3 % (43.368,335 kg) dihitung nilainya dengan pengolahan Rp Rp Insentif Pasar Rp DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 53

64 Capaian peningkatan nilai tambah harga pasar untuk kakao tahun 2015 adalah 28,3 % (1 Kg/Ha) dengan insentif harga pasar sebesar Rp , jika petani kakao melakukan pengolahan biji kakao dengan fermentasi, dengan capaian kinerja 130 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Dari data yang disajikan pada tabel 3.8 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran peningkatan nilai tambah harga pasar dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , dilakukan penambahan sasaran peningkatan nilai tambah harga pasar. Untuk tahun 2014 s/d 2015 dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Sedangkan capaian tahun 2015 adalah adalah 1,3 % dengan capaian kinerja 130 %, jika dibandingkan capaian tahun 2014 adalah 1 % dengan capaian kinerja 100 %, sehingga terjadi peningkatan realisasi tahun 2015 sebesar 30 %. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pembinaan dan membantu masyarakat guna meningkatkan nilai tambah produk baik melalui anggaran APBD 2015 dan kegiatan melalui dana APBN Pencapaian sasaran peningkatan nilai tambah komoditi melalui kegiatan) Peningkatan Penerapan Fermentasi Kakao. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 54

65 3. Tujuan Meningkatkan Daya Saing Komoditi Perkebunan Tujuan Meningkatkan daya saing Komoditi Perkebunan dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 2 (dua) indikator kinerja sebagai berikut : TUJUAN Meningkatnya daya saing komoditi SASARAN Peningkatan daya saing komoditi Sasaran Peningkatandaya saing komoditi, diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja sasaranyaitu :(1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP); dan (2) Persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade. a. Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi, dengan indikator kinerja sasaran jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP). Target kinerja jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) tahun 2015 ditetapkan sebanyak 2 (dua) dokumen. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.9 sebagai berikut : Tabel 3.9. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) 2 dokumen 2 dokumen 100 % DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 55

66 Berdasarkan tabel 3.9 di atas, ternyata realisasi terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) tahun 2015 sebanyak 2 dokumen dan sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak 2 dokumen dengan capaian kinerja sebesar 100,00 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Adapun kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP)tahun 2015 sebagai berikut : 1) Pengolahan Kakao oleh Gapoktan Salibawan Agro di Kabupaten Pasaman. 2) Pengolahan Kakao oleh Gapoktan Suka Fajar di Kabupaten Padang Pariaman. Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian indikator kinerja terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) dari tahun 2011 s/d 2015 berikut disajikan pada tabel 3.10 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 56

67 Tabel 3.10 Capaian jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring (GMP) dari tahun 2011 s/d 2015 Sasaran Indikator T C % T C % T C % T C % T C % Peningkatan Daya saing komoditi Perkebunan Jumlah kelompok tani yang menerapkan GMP Catatan : T C : Target : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 57

68 Dari data yang disajikan pada tabel 3.10 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisirencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP). Capaian terhadapjumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) tahun 2015 sebanyak 2 dokumen atau capaian kinerja 100 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebanyak 2 KSP atau capaian kinerja terhadapjumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP)sama dengan target yang ditetapkan. Namun jika dibandingkan dengan target revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Tahun 2014 dan tahun 2015) yang ditetapkan menjadi 10 dokumen, sedangkan realisasi capaian sebanyak 10 dokumen, sehingga antara target yang ditetapkan dan realisasi sama. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam memfasilitasi kelompok tani untuk mendorong melakukan perbaikan mutu hasil sehingga dapat menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) melalui anggaran APBD tahun DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 58

69 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN tahun 2011 s/d Pencapaian sasaran jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) melalui kegiatan : (1) Peningkatan penerapan fermentasi kakao; (2) Diversifikasi produk kelapa; dan (3) Optimalisasi unit pengolahan hasil (UPH) tebu. b. Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi, dengan indikator kinerja sasaran persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade Target kinerja persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan gradetahun 2015 ditetapkan sebanyak 1 %. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.11 sebagai berikut : Tabel Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade 1 % 1 % 100 % DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 59

70 Berdasarkan tabel 3.11 di atas, ternyata realisasi terhadap persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade sebesar 1 % dan sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar 1 % dengan capaian kinerja sebesar 100,00 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Dari 20 kelompok tani kakao yang diusulkan untuk dilakukan mutu biji kakao, ternyata yang mengalami peningkatan grade tahun 2015 sebagai berikut : 1) Mutu kakao dari grade S ditingkatkan menjadi grade B terdapat pada Kelompok Tani Koto Somiak di Kabupaten Limapuluh Kota. 2) Mutu kakao dari grade S ditingkatkan menjadi grade B terdapat pada Kelompok Tani Saiyo di Kabupaten Solok. Sasaran terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan pembandingan antara target dan capaian terhadap terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP). Capaian terhadap jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) tahun 2015 sebanyak 2 dokumen atau capaian kinerja 100 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebanyak 2 dokumen atau capaian kinerja terhadap jumlah kelompok tani yang DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 60

71 menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) sama dengan target yang ditetapkan. Namun jika dibandingkan dengan target revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Tahun 2014 dan tahun 2015) yang ditetapkan menjadi 10 dokumen, sedangkan realisasi capaian sebanyak 10 dokumen, sehingga antara target yang ditetapkan dan realisasi sama. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam memfasilitasi kelompok tani untuk mendorong melakukan perbaikan mutu hasil sehingga dapat menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP)melalui anggaran APBD tahun 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN tahun 2011 s/d Pencapaian sasaran jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) melalui kegiatan : (1) Peningkatan penerapan fermentasi kakao; (2) Pengembangan pengolahan kelapa terpadu;dan (3) Pengembangan teknis pengolahan hasil tebu. 4. Tujuan Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Tujuan Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator sasaran sebagai berikut : TUJUAN Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan SASARAN Peningkatan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 61

72 Sasaran Peningkatan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan, diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu bertambahnya jumlah Kawasan Sentra Produksi (KSP). Target kinerja bertambahnya jumlah Kawasan Sentra Produksi (KSP) tahun 2015 ditetapkan sebanyak 2 (dua) KSP. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.12 sebagai berikut : Tabel Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran Peningkatan Kawasan Sentra Produksi Perkebunn tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 % Capaian 1. Jumlah kawasan sentra produksi (KSP) 2 KSP 3 KSP 150 Berdasarkan tabel 3.12 di atas, ternyata realisasi terhadap peningkatan Kawasan Sentra Produksi (KSP) tahun 2015 sebanyak 3 KSP dan melebihi dari target yang ditetapkan sebanyak 2 KSP dengan capaian kinerja sebesar 150 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Adapun Kawasan Sentra Produksi (KSP) tahun 2015 sebagai berikut : 1) Nagari Model Kakao pada Desa Kolok Kecamatan BaranginKota Sawahlunto. 2) Nagari Model Kakao pada Desa Talawi Hilir Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto. 3) Nagari Model Kakao pada Nagari Batang Saman Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 62

73 Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian indikator kinerja bertambahnya Kawasan Sentra Produksi (KSP) dari tahun 2011 s/d 2015 berikut disajikan pada tabel DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 63

74 Tabel 3.13 Capaian Kawasan Sentra Produksi Perkebunan (KSP) dari tahun 2011 s/d 2015 Sasaran Indikator T C % T C % T C % T C % T C % Peningkatan Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Bertambahnya jumlah kawasan sentra produksi (KSP) Catatan : T C : Target : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 64

75 Dari data yang disajikan pada tabel 3.13 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran bertambahnya Kawasan Sentra Produksi (KSP) dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap bertambahnya Kawasan Sentra Produksi (KSP). Capaian bertambahnya kawasan Sentra Produksi (KSP) tahun 2015 sebanyak 3 KSP atau capaian kinerja 150 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebanyak 3 KSP atau capaian kinerja 150 %, maka realisasinya sama dengan tahun Namun jika dibandingkan dengan target revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Tahun 2014 dan tahun 2015) yang ditetapkan menjadi 26 KSP, sedangkan realisasi capaian sebanyak 29 KSP, sehingga melebihi dari target yang ditetapkan sebanyak 1 (satu) kawasan Sentra Produksi (KSP). Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam peningkatan kawasan Sentra Produksi (KSP) antara lain melakukan pembinaan dan memfasilitasi masyarakat/petani guna terbentuknya kawasan sentra produksi melalui anggaran APBD tahun 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN tahun 2011 s/d DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 65

76 Pencapaian sasaran kawasan sentra produksi melalui kegiatan : (1) Pengembangan nagari model kakao dan kelapa; (2) Inovasi teknologi kawasan sentra kakao; dan (3) Pengembangan nagari model kopi. 5. Tujuan Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi Tujuan Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dijabarkan ke dalam 2 (dua) sasaran strategis dengan 2 (dua) indikator kinerja sebagai berikut : TUJUAN Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi SASARAN 1 Peningkatan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi 2 Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan a) Sasaran 1: Peningkatan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi Sasaran 1: Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi, diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yaitu jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi. Target kinerja penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi untuktahun 2015 sebanyak batang. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 66

77 Indikator kinerja, target, realisasidan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.14 sebagai berikut : Tabel 3.14 Indikator Kinerja, Target, Realiasi dan Capaian dari sasaran Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 % Capaian 1. jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi batang batang 96,77 Berdasarkan tabel 3.14 di atas, ternyata realisasi terhadap penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2015 sebanyak batang atau realisasinya lebih rendah dari target yang ditetapkan ( batang) dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,77%. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dari tahun dapat dilihat pada tabel 3.15 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 67

78 Tabel 3.15 Capaian penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dari tahun 2011 s/d 2015 Sasaran Indikator T C % T C % T C % T C % T C % Peningkatan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi Jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi , ,77 Catatan : T C : Target : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 68

79 Dari data yang disajikan pada tabel 3.15 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara target dan capaian. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi. Capaian penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2015 adalah sebanyak batang atau capaian 96,77, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah sebanyak batang atau capaian 108,33 %, maka terjadi penurunan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun Namun jika dibandingankan dengan target revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Tahun 2014 dan tahun 2015) yang ditetapkan sebanyak batang, sedangkan realisasi capaian sebanyak batang, sehingga terjadi peningkatan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi sebanyak batang dari target yang ditetapkan atau 2,55 %. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalampenggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi antara lain melakukan pembinaan untuk mendorong masyarakat menggunakan benih/bibit unggul dan sarana produksi DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 69

80 baik melalui anggaran APBD 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s/d Pencapaian sasaran penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi melalui kegiatan : (1) Pemeliharaan kebun Induk kakao; (2) Pemeliharaan kebun Induk karet; (3) Pemeliharaan kebun entres karet; (4) Penilaian blok penghasil tinggi (BPT) tanaman cengkeh; (5) Pembangunan rumah pembibitan; (6) Rehab labor pembibitandan (7) Pengembangan varietas tembakau nikotin rendah. b) Sasaran 1: Bertambahnya Penangkar sektor Sasaran 1: Bertambahnya Penangkar sektor, diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yaitu jumlah penambahan penangkar. Target kinerja jumlah penambahan penangkar sektor untuk tahun 2015 sebanyak 10 penangkar. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.16 sebagai berikut : Tabel 3.16 Indikator Kinerja, Target, Realiasi dancapaian dari sasaran Bertambahnya Penangkar sektor tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 % Capaian 1. Jumlah penambahan penangkarsektor 10 penangkar 17 penangkar 170 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 70

81 Berdasarkan tabel 3.16 di atas, ternyata realisasi terhadap penambahan penangkar sektor tahun 2015 sebanyak 17 penangkar dan realisasinya melebihi dari target yang ditetapkan (10 penangkar) dengan tingkat capaian kinerja sebesar 170,00 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja penambahan penangkar sektor dari tahun dapat dilihat pada tabel DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 71

82 Tabel 3.17 Capaian jumlah penangkar sektor dari tahun 2011 s/d 2015 Sasaran Indikator T C % T C % T C % T C % T C % Bertambahnya penangkar sektor Jumlah penangkar sektor Catatan : T C : Target : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 72

83 Dari data yang disajikan pada tabel 3.17 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran bertambahnya Penangkar sektor dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara target dan capaian. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap bertambahnya Penangkar sektor. Capaian bertambahnya Penangkar sektor tahun 2015 adalah sebanyak 17 penangkar atau capaian 170,00 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah sebanyak 15penangkar atau capaian 125,00 %, maka terjadi peningkatan bertambahnya Penangkar sektor tahun Namun jika dibandingankan dengan target revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Tahun 2014 dan tahun 2015) yang ditetapkan menjadi 25 penangkar, sedangkan realisasi capaian menjadi 32 penangkar, sehingga terjadi peningkatan penangkar sebanyak 7 penangkar dari target yang ditetapkan atau 28,00 %. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam penambahan penangkar sektor antara lain melakukan pembinaan terhadap masyarakat/petani guna menjadi sebagai penangkar sektor baik melalui anggaran APBD 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s/d DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 73

84 Pencapaian sasaran bertambahnya penangkar sektor melalui kegiatan : (1) Peningkatan keahlian perbenihan komoditi ; (2) Pengawasan dan sertifikasi benih unggul ; dan (3) Sosialisasi penggunaan bibit sertifikasi. 6. Tujuan Terkendalinya serangan hama penyakit dan OPT Tujuan Terkendalinya serangan hama penyakit dan OPT dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator sasaran sebagai berikut : TUJUAN Terkendalinya serangan hama penyakit dan OPT SASARAN Menurunnyaserangan penyakit dan OPT hama Sasaran Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT. Target kinerja persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT untuk tahun 2015 adalah 1 %. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.18 sebagai berikut : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 74

85 Tabel Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 % Capaian 1. Persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT 1,0 % 1, Berdasarkan tabel 3.18 di atas, ternyata realisasi terhadap penurunan serangan hama penyakit dan OPT tahun 2015 terkendali 1,09 % atau ( Ha), dan realisasi tersebut melebihi dari target yang ditetapkan 1,0 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja terhadap persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT dari tahun dapat dilihat pada tabel DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 75

86 Tabel 3.19 Capaian % penurunan serangan hama penyakit dan OPT dari tahun 2011 s/d 2015 Sasaran Indikator T C % T C % T C % T C % T C % Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT % penurunan serangan hama penyakit dan OPT , Catatan : T C : Target : Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 76

87 Dari data yang disajikan pada tabel 3.19 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran menurunnya serangan hama penyakit dan OPT dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara target dan capaian. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT. Capaian persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT tahun 2015 adalah 1,09 % atau capaian 109,0 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 1,02 % atau capaian 102,0 %. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pengendalian dan pengawalan terhadap serangan hama penyakit dan OPT baik melalui anggaran APBD 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s/d Pencapaian sasaran penurunan tingkatserangan hama penyakit dan OPT melalui kegiatan : (1) Pengembangan Agen Hayati/Non Pestisida; (2) Peningkatan Sarana laboratorium lapang; (3) Rehab rumah kaca; (4) Pelatihan teknologi terapan PHT kakao dan kelapa sawit; (5) Pelatihan lapang pengendalian organisme pengganggu tanaman; (6) Temu rembuk petugas pengamat OPT; (7) Gerakan massal pemberantasan hama PBK dan hama tupai; (8) Gerakan pengendalian hama utama tanaman ; (9) Pengawasan perlindungan tanaman dan pembinaan brigade proteksi tanaman; (10) Pelatihan terapan PHT; dan (11) Pengendalian OPT Tembakau. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 73

88 7. Tujuan Menumbuhkembangkan usaha pelaku Tujuan Menumbuhkembangkan usaha pelaku dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut : TUJUAN Menumbuhkembangkan pelaku usaha SASARAN Peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha Sasaran Peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha, diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu bertambahnya jumlah kerjasama/kemitraan Target kinerja bertambahnya jumlah kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha untuk tahun 2015 adalah 2 (dua) kerjasama/kemitraan. Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.20 sebagai berikut : Tabel Indikator Kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran meningkatnya kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha tahun 2015 No. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian 1. Bertambahnyajumlah kerjasama/ kemitraan 2 kerjasama/ kemitraan 5 kerjasama/ kemitraan 250,00 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 74

89 Berdasarkan tabel 3.20 di atas, ternyata realisasi terhadap peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha tahun 2015 sebanyak 5 kerjasama/kemitraan dan melebihi dari target yang ditetapkan sebanyak 2 kerjasama/kemitraan dengan capaian kinerja sebesar 250 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Adapun kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usahatahun 2015 sebagai berikut : 1) Nota Kesepahaman antara Kelompok Tani Aie Dingin Koperasi Solok Radjo dengan Klinik Kopi Yogyakarta yang ditandatangani pada tanggal 5 Januari 2015 dalam bidang agribisnis biji kopi. 2) Nota Kesepahaman antara Kelompok Tani Aie Dingin Koperasi Solok Radjo dengan PT. Packaging HouseBandung yang ditandatangani pada tanggal 15 Mei 2015 dalam bidang agribisnis biji kopi. 3) Nota Kesepahaman antara Kelompok Tani Aie Dingin Koperasi Solok Radjo dengan Londo Cafe Jakartyang ditandatangani pada tanggal 11 Desember 2015 dalam bidang agribisnis biji kopi. 4) Nota Kesepahaman antara Gapoktan Surian Permai dengan CV. Yudi Putra Jakarta yang ditandatangani pada tanggal 4Januari 2015 dalam bidang agribisnis biji kopi. 5) Nota Kesepahaman antara Kelompok Tani Aie Dingin Koperasi Solok Radjo dengan Maharadja Cofee Jakarta yang ditandatangani pada tanggal 4 Januari 2015 dalam bidang agribisnis biji kopi. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 75

90 Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja terhadap peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha dari tahun dapat dilihat pada tabel 3.21 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 76

91 Tabel 3.21 Capaian jumlah kerjasama/ kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha dari tahun 2011 s/d 2015 Sasaran Indikator T C % T C % T C % T C % T C % Meningkatnya jumlah kerjasama/ kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha Bertambahnya jumlah kerjasama/ kemitraan Catatan : T : Target C :Capaian DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 77

92 Dari data yang disajikan pada tabel 3.21 di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara target dan capaian. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat , maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dapat dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadap peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha. Capaian peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha tahun 2015 adalah sebanyak 5kerjasama/kemitraan atau capaian 250,00 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah sebanyak 3 kerjasama/kemitraan atau capaian 150,00 %, maka terjadi peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha tahun Namun jika dibandingankan dengan target revisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Tahun 2014 dan tahun 2015) yang ditetapkan menjadi 10 kerjasama/kemitraan, sedangkan realisasi capaian menjadi 14 kerjasama/kemitraan, sehingga terjadi peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha sebanyak 4 kerjasama/kemitraan dari target yang ditetapkan atau 40,00 %. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pendampingan dan memfasilitasi kelompok tani dengan pelaku usaha baik melalui anggaran APBD 2011 s/d 2015 dan kegiatan melalui dana APBN 2011 s/d DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 78

93 Pencapaian sasaran peningkatan kerjasama/kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha melalui kegiatan : (1) Pengembangan kemitraan tani dan asosiasi ; (2) Pelatihan fasilitator daerah; dan (3) Peningkatan kelembagaan petani. C. Pelaksanaan APBD Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tanggal 19 September 2015, pelaksanaan APBD dapat dirinci sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah Untuk tahun 2015Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat mentargetkan penerimaan asli daerah sebesar Rp ,00.- yang berasal dari pemungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Sewa asrama/aula serta jasa laboratorium/agen hayati) dan Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah Benih Perkebunan (Kakao, Karet, Kelapa Sawit, Kopi, Kelapa Dalam, Cengkeh, Gambir, Tembakau, Nilam, Pala, Sumber Benih, TRUP, SP2B-KS, Retribusi Label, Kayu Entres kakao). Rincian pendapatan berdasarkan jenis penerimaan yang dikelola oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.22 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 79

94 No Tabel Capaian pendapatan per jenis penerimaan tahun 2015 Jenis Penerimaan 1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah a. Sewa Asrama/aula b. Jasa Laboratorium/Agen Hayati 2 Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah Benih Perkebunan Target Rp Capaian Keu (Rp) % , ,00 72, ,42 Jumlah ,99 Capaian penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,00 atau capaian kinerja pendapatan 94,99 %. Target Penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau turun 36,37 % dibandingkan dengan target Penerimaan tahun 2014 yakni sebesar Rp Capaian realisasi penerimaan tahun 2015 yakni 94,99 %, jika dibandingkan dengan capaian realisasi penerimaan tahun 2014yakni104,17 %, maka terjadi penurunan capaian penerimaan sebesar 10,43 %. Perkembangan pendapatan yang dikelola Dinas Perkebunan dari tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat pada tabel Tabel Perkembangan pendapatan per jenis penerimaan Dari tahun N o Jenis Penerimaan 1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Target Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Target Target Target (%) (%) (%) (%) (%) Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah Benih Perkebunan Jumlah DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 80

95 2. Belanja Pengeluaran Pada Tahun Anggaran 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, semula mendapatkan alokasi belanja yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp ,00 dan mengalami perubahan anggaran menjadi Rp ,00 atau berkurang sebesar Rp ,00 (14,00 %). Belanja pengeluaran tahun 2015 sebesar Rp ,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp ,00 dengan capaian kinerja sebesar 93,30 %, terdiri dari : 1) Belanja Tidak Langsung (BTL) dianggarkan sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 96,15 % dari yang dianggarkan dan realisasi fisik 99,98 %. 2) Belanja Langsung (BL) dianggarkan sebesar Rp ,00 dipergunakan untuk melaksanakan 13 program dengan 86 kegiatan dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 91,69 % dari yang dianggarkan dan realisasi fisik 98,42 %. Belanja pengeluaran tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau turun 11,27 % dibandingkan dengan pagu belanja pengeluaran tahun 2014 sebesar Rp ,00. Rekapitulasi serapan belanja APBD Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2015 berdasarkan Program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.24 sebagai berikut : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 81

96 Tabel 3.24 Realisasi Belanja APBD Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN SETELAH PAPBD REALISASI FISIK KEUANGAN % Rp. % KETERANGAN I Progam Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,22 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 2. Penyediaan jasa komunikasi, Sumberdaya Air, Listrik dan telepon pada dinas peternakan 3. Penyediaan Jasa kebersihan Kantor , , , ,35 Sisa belanja jasa komunikasi (telp, listrik,air,dll) , ,72 4. Penyediaan Alat Tulis Kantor , ,02 5. Penyediaan Barang cetakan dan penggandaan 6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor 7. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 8. Penyediaan Bahan Bacaan peraturan per UU 9. Penyediaan Makanan dan Minuman 10. Rapat rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah 11. Penyediaan Jasa Pengaman Kantor 12. Penyediaan Jasa Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur , , , , , ,59 Sisa belanja modal pengadaan , ,28 Sisa belanja , , , ,44 Sisa perjalanan dalam daerah dan luar daerah , , , , Penyediaan Pelayanan Publik , ,37 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 82

97 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN SETELAH PAPBD REALISASI FISIK KEUANGAN % Rp. % KETERANGAN II Progam Peningkatan Sarana dan Prasarana , ,97 1. Pengadaan Meubilier , ,18 2. Pengadaan Komputer dan Jaringan Komputerisasi 3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan/Rumah Dinas/Mess 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor 6. Pengelolaan, Pengawasan dan Pengendalian Aset SKPD 7. Rehabilitasi Sedang dan Berat Rumah Dinas/Rumah Jabatan 8. Rehab Sedang/Berat Gedung Kantor III Progam Peningkatan Disiplin Aparatur 1. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya , , , , , , , , , , , , , , , , ,51 IV Progam Kapasitas SDM Peningkatan , ,35 1. Bimbingan Teknis Implementasi Per UU-an V. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 2. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 3. Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD , , , , , , , , , ,07 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 83

98 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN SETELAH PAPBD REALISASI FISIK KEUANGAN % Rp. % KETERANGAN Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan SKPD , ,81 5. Penatausahaan Keuangan SKPD VI. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian 1. Promosi Agribisnis Maching dan Expo Komoditi Perkebunan 2. Penetapan Harga dan Pengawalan Stabilisasi Harga Tanda Buah Segar Kelapa Sawit 3. Workshop Optimalisasi Pemanfaatan Produk Kelapa Rakyat 4. Indikasi Geografis Kopi Spesial (Arabika) , , , , , , , , , , , ,41 5. Festifal Kopi Sumatera Barat , ,35 6. Pengembangan Agrowisata Perkebunan 7. Penyusunan Profil Kopi Spesial Sumatera Barat VII. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembangunan Pertanian 1. Pemeliharaan Kebun Induk Karet dan Kakao 2. Penilaian Blok Penghasil Tinggi (BPT) Tanaman Cengkeh, Pala dan Pengamatan Penyebaran Kakao BLB Rehab Bangunan Pembuatan Trichoderma (DAK) 4. Pembangunan Sumur Bor Pestisida Nabati (DAK) 5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Brigade Proteksi (DAK) , , , , , , , , , , , , , , , ,46 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 84

99 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN SETELAH PAPBD REALISASI FISIK KEUANGAN % Rp. % KETERANGAN Pembangunan Gedung Pengendalian Mutu Benih UPTD-BP2MB (DAK) , ,50 7. Pengadaan Sarana Penunjang Pengawasan dan Pengujian Benih UPTD-BP2MB VIII Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian/Agropolitan 1. Pengembangan Tanaman Karet Rakyat 2. Optimalisasi Penggunaan Bibit Kelapa Sawit Bersertifikat 3. Pengembangan dan Perluasan Tanaman Kopi Rakyat 4. Demo plot Kultivar Tebu Rakyat 5. Perluasan Tanaman Pala Rakyat 6. Peremajaan Tanaman Kelapa Rakyat , , , , , , , , , , , , , , , ,74 7. Perluasan Tanaman Cengkeh , ,08 IX. Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani 1. Pengawalan dan Pembinaan GPP/GPEM X. Program Pengembangan Teknologi Informasi ,00 63, , ,00 63, , , ,74 1. Revitalisasi Alsin Perkebunan , ,49 2. Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen 3. Pengembangan Nagari Model Kakao dan Kelapa 4. Inovasi Teknologi Kawasan Sentra Kakao, Kopi dan Kelapa 5. Pelatihan Lapangan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) , , , , , , , ,19 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 85

100 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN SETELAH PAPBD REALISASI FISIK KEUANGAN % Rp. % KETERANGAN Temu Rembuk Petugas Pengamat OPT , ,85 7. Perkembangan Data Komoditi Perkebunan XI. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian 1. Pengawasan Perizinan Usaha Perkebunan 2. Gerakan Teknologi Okulasi Karet , , , , , , , ,27 3. Pelatihan Fasilitator Daerah II , ,37 4. Pembinaan Kelembagaan Usaha Perkebunan 5. Pengembangan Penangkar Benih Perkebunan 6. Sekolah Lapang dan Penyediaan Sarana Nagari Model Kopi 7. Penumbuhan Kelembagaan Petani Gambir XII Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan 1. Pengembangan Skala Ekonomi Tanaman Kakao Rakyat 2. Revitalisasi Lahan Kebun Rakyat 3. Gerakan Massal Pemberantasan Hama PBK dan Hama Tupai 4. Gerakan Sambung Pucuk Tanaman kakao 5. Gerakan Pemangkasan Kakao dan Pemupukan Kakao 6. Gerakan Pengendalian Hama Utama Tanaman Perkebunan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,51 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 86

101 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN SETELAH PAPBD REALISASI FISIK KEUANGAN % Rp. % KETERANGAN Penunjang Kegiatan TMMN dan Bhakti Sosial (PKK, BKKBN, KKN, dll) , ,30 8. Pemantauan Pupuk dan Pestisida Perkebunan 9. Pengawasan Peredaran Benih Unggul Perkebunan 10. Pengawasan Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Pembinaan Brigade 11. Sosialisasi Penggunaan Bibit Bersertifikat 12. Pembesaran, Pemeliharaan dan Distribusi Bibit Kelapa Sawit Prenusery 13. Sertifikasi dan Pengujian Benih Unggul Perkebunan , , , , , , , , , , , , Penilaian Usaha Perkebunan , , Pelatihan Perbanyakan Agen Pengendali Hayati Trichoderma SP 16. Revitalisasi Sarana Produksi Tanaman Tembakau (DBHCHT) 17. Pelatihan Penerapan PHT pada Pengendalian OPT Tembakau (DBHCHT) XIII Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produk Hasil Pertanian 1. Pembinaan, Pengawalan, Perlindungan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Komoditi 2. Peningkatan Penerapan Fermentasi Kakao , , , , , , , , , , , ,35 3. Diversifikasi Produk Kelapa , ,30 4. Peningkatan Standarisasi Hasil Perkebunan 5. Optimalisasi Unit Pengolahan Hasil (UPH) Tebu , , , ,52 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 87

102 Adapun realisasi keuangan berdasarkan sasaran dan indikator kinerja kegiatan capaian program/kegiatan 1. Sasaran Meningkatnya luas areal tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00 untuk 8 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.-atau capaian kinerja keuangan sebesar 89,50 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.25 Tabel 3.25 Capaian Sasaran Meningkatnya luas areal tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Luas Areal, Tanaman Perkebunan Peningkatan luas areal kebun Ha Terlaksananya pengembangan Skala Ekonomi Tanaman Kakao Rakyat; Terlaksananya Penunjang Kegiatan TMMN dan Bhakti Sosial(PKK,BKKBN,KKN,dll); , ,30 Terlaksananya Pembesaran, pemeliharaan dan Distribusi kelapa Sawit Prenusery; ,58 Terlaksananya Pengembangan dan Perluasan Tanaman Kopi Rakyat; ,98 Terlaksananya Pengembangan Tanaman Karet Rakyat; ,10 Terlaksananya Optimalisasi Penggunaan Bibit Kelapa Sawit Bersertifikat; ,86 Terlaksananya Perluasan Tanaman Pala Rakyat; ,25 Terlaksananya Perluasan Tanaman Cengkeh ,08 Jumlah ,50 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 88

103 Berdasarkan tabel 3.25 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya luas areal tanaman tahun 2015 adalah 89,50 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 96,12 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya luas areal tanaman. 2. Sasaran Meningkatnya produksi tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.-untuk 8 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.-atau capaian kinerja keuanga sebesar 90,61 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.26 Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya produksi tanaman dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Produksi Tanaman Perkebunan Peningkatan produksi tanaman Ton Terlaksananya Pengawasan Perizinan Usaha Perkebunan; Terlaksananya Gerakan Teknologi Okulasi Karet; ,27 Terlaksananya Revitalisasi Lahan Kebun Rakyat; ,20 Terlaksananya Gerakan Sambung Pucuk Tanaman Kakao; ,76 Terlaksananya Gerakan Pemangkasan Kakao dan Pemupukan; Terlaksananya Pemantauan Pupuk dan Pestisida; ,65 Terlaksananya Pengawalan dan Pembinaan GPP/GPEM; ,38 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 89

104 Terlaksananya Revitalisasi Sarana Produksi Tanaman Tembakau ,99 Jumlah ,61 Berdasarkan tabel 3.26 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya produksi tanaman tahun 2015 adalah 90,61 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 87,07 %, maka terjadi peningkatan realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya produksi tanaman. 3. Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 5 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.-atau capaian kinerja keuanga sebesar 97,25 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.27 Tabel 3.27 Capaian Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Produktivitas Tanaman Perkebunan Meningkatnya Produktivitas Tanaman Perkebunan 1 % Terlaksananya Demo Plot Kultivar Tebu Rakyat; Terlaksananya Peremajaan Tanaman Kelapa Rakyat; , ,74 Terlaksananya Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen; ,71 TerlaksananyaPenyusunan Profil Kopi Spesial Sumatera Barat; ,26 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 90

105 Terlaksananya Rekonsiliasi Data Perkembangan Komoditi Perkebunan; ,68 Jumlah ,91 Berdasarkan tabel 3.27 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya produktivitas tanaman tahun 2015 adalah 83,91 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 97,25 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya produktivitas tanaman. 4. Sasaran Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 5 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuanga sebesar 95,15 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Tabel 3.28 Capaian Sasaran Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan Persentase peningkatan insentif pasar2 % harga Terlaksananya Promosi Agribisnis Maching dan Expo Komoditi Perkebunan Terlaksananya Penetapan Harga dan Pengawalan Stabilisasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit , ,40 Terlaksananya Festival Kopi Sumatera Barat ,35 Terlaksananya Pengembangan Agrowisata Perkebunan ,35 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 91

106 Terlaksananya Revitalisasi Alat dan Mesin Perkebunan; ,49 Jumlah ,15 Berdasarkan tabel 3.28 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan tahun 2015 adalah 95,15 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 96,30 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan. 5. Sasaran Peningkatan Daya Saing Komoditi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 7 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 94,14 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.29 Tabel 3.29 Capaian Sasaran Peningkatan Daya Saing Komoditi Perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Peningkatan Daya Saing Hasil Komoditi Perkebunan Persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade 1 % Terlaksananya Workshop Optimalisasi Pemanfaatan Produk Kelapa Rakyat; Terlaksananya Indikasi Geografis Kopi Spesial (Arabika); , ,41 Terlaksananya Pembinaan, Pengawalan, Pedampingan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Komoditi; ,71 TerlaksananyaPeningkatan Standar hasil Perkebunan ,81 Jumlah 5.a ,34 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 92

107 Jumlah Kelompok Tani yang menerapkan GMP (Good Manufactoring Pratice) 2 Dokumen Terlaksananya Peningkatan Penerapan Fermentasi Kakao; TerlaksananyaDiversifikasiProduk Kelapa Terpadu; Terlaksananya Pengembangan Teknis Pengolahan Hasil Tebu; , , ,25 Jumlah 5.b ,37 Jumlah ,45 Berdasarkan tabel 3.29 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran Peningkatan Daya Saing Komoditi Perkebunan tahun 2015 adalah 91,45 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 94,14 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran Peningkatan Daya Saing Komoditi Perkebunan. 6. Sasaran Meningkatnya dan Bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 3 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 95,03 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.30 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 93

108 Tabel 3.30 Capaian Sasaran Meningkatnya dan Bertambahnya Kawasan Sentra ProduksiPerkebunandengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya dan Bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan Jumlah Kawasan Sentra Produksi Perkebunan 2 KSP Terlaksananya Pengembangan Nagari Model Kakao; Terlaksananya Inovasi Teknologi Kawasan Sentra Kakao, Kopi dan Kelapa; , ,41 TerlaksananyaSekolah Lapang dan Penyediaan Sarana Nagari Model Kopi; ,49 Jumlah ,69 Berdasarkan tabel 3.30 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya dan Bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan tahun 2015 adalah 90,69 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 95,03 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran meningkatnya dan Bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan. 7. Sasaran Meningkatnya Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 7 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 96,22 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 94

109 Tabel 3.31 Capaian Sasaran Meningkatnya Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana Produksi Perkebunandengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Penggunaan Benih/BibitUn ggul dan Sarana produksi Jumlah penggunaan benih/bibit unggul Terlaksananya Pemeliharaan Kebun Induk Karet dan Kakao; Terlaksananya Penilaian Blok Penghasil Tinggi (BPT) Tanaman Cengkeh, Pala dan Pengamatan Penyebaran Kakao BLB 50; , ,33 Terlaksananya Pembangunan Gedung Pengendalian Mutu Benih; ,50 Terlaksananya Pengadaan Sarana Penunjang Pengawasan dan Pengujian Benih ,25 Jumlah ,22 Berdasarkan tabel 3.31 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran peningkatan Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan tahun 2015 adalah 96,22 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 94,29 %, maka terjadi peningkatan realisasi keuangan terhadap sasaran peningkatan Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan. 8. Sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 4 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 95,04 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.32 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 95

110 Tabel 3.32 Capaian Sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan Jumlah penambahan penangkar 10 Penangkar Terlaksananya Pengembangan Penangkar Benih Perkebunan; Terlaksananya Pengawasan Peredaran Benih Unggul Perkebunan; , ,48 Terlaksananya Sosialisasi Penggunaan Bibit Sertifikasi; ,71 Terlaksananya Sertifikasi dan Pengujian Benih Unggul Perkebunan ,34 Jumlah ,04 Berdasarkan tabel 3.32 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan tahun 2015 adalah 95,04 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 98,83 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan. 9. Sasaran Penurunan Tingkat Serangan Hama Penyakit atau Organisme Pengganggu Tanaman (HP/OPT) Tanaman Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 10 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 96,69 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.33 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 96

111 Tabel 3.33 Capaian Sasaran Penurunan Tingkat Serangan Hama Penyakit atau Organisme Pengganggu Tanaman (HP/OPT) Tanaman Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Penurunan Tingkat Serangan HP/OPT Tanaman Perkebunan % penurunan serangan HP/OPT Tanaman Perkebunan, 1 % Terlaksananya Pelatihan Lapangan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT); Terlaksananya Temu Rembuk Petugas Pengamat OPT; , ,85 Terlaksananya Gerakan Pengendalian Hama Utama Tanaman Perkebunan; ,51 Terlaksananya Pelatihan Perbanyakan Agen Pengendalian Hayati Trichoderma, sp; Terlaksananya Pelatihan Penerapan PHT pada OPT Tembakau; Terlaksananya Pengawasan Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Pembinaan Brigade Proteksi Tanaman; Terlaksananya Gerakan Massal Pemberantasan Hama PBK dan Hama Tupai; Terlaksananya Rehab Bangunan Pembuatan Trichoderma, sp Terlaksananya Pembangunan Sumur Bor Pestisida Nabati; Terlaksananya Sarana dan Prasarana Brigade Proteksi; , , , , , , ,46 Jumlah ,10 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 97

112 Berdasarkan tabel 3.33 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran Penurunan Tingkat Serangan Hama Penyakit atau Organisme Pengganggu Tanaman (HP/OPT) Tanaman Perkebunan tahun 2015 adalah 97,10 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 97,10 %, maka realisasi keuangan sama terhadap sasaran Penurunan Tingkat Serangan Hama Penyakit atau Organisme Pengganggu Tanaman (HP/OPT) Tanaman Perkebunan. 10. Sasaran Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 4 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 89,22 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.34 Tabel 3.34 Capaian Sasaran Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha, dengan indikator kinerja kegiatan SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET SASARAN INDIKATOR DAN RENCANA CAPAIAN KINERJA/TARGET KEGIATAN ANGGARAN KINERJA KEUANGAN REALISASI % CAPAIAN Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha, Jumlah Kerjasama/ Kemitraan; 2 Kerjasama/ Kemitraan (MoU) Terlaksananya Pembinaan Kelembagaan Usaha Perkebunan; Terlaksananya Pelatihan Fasilitator Daerah; , ,37 Terlaksananya Penumbuhan Kelembagaan Petani Gambir; ,47 Terlaksananya Penilaian Usaha Perkebunan ,21 Jumlah ,22 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 98

113 Berdasarkan tabel 3.34 di atas, ternyata capaian realisasi keuangan terhadap sasaran Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha tahun 2015 adalah 89,22 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah 96,40 %, maka terjadi penurunan realisasi keuangan terhadap sasaran Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha. Rekapitulasi perkembangan belanja pengeluaran Dinas Perkebunan dari tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat pada tabel Tabel 3.35 Rekapitulasi Perkembangan belanja pengeluaran Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2011 s/d 2015 Tahun Pagu Rp Realisasi Rp % , ,00 89, , ,00 93, , ,00 93, , ,00 95, , ,00 93,30 Dari tabel di atas, ternyata belanja pengeluaran dari tahun 2011 s/d 2014 mengalami penambahan anggaran, dan untuk tahun 2015 mengalami penurunan anggaran. Penurunan anggaran tahun 2015 adanya kebijakan daerah terhadap hasil evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri sedangkan rendahnya realisasi dari tahun 2015 disebabkan terlambatnya DPA- Perubahan diterima SKPD. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 99

114 BAB IV PENUTUP Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut : A. Capaian Kinerja Organisasi 1) Sasaran Meningkatnya luas areal tanaman, dengan indikator kinerja sasaran peningkatan luas areal kebun yang difokuskan untuk komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit dan kopi) dimana capaian luas areal tahun 2015 seluas Ha dari target Ha dengan capaian kinerja 95,64 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 2) Sasaran Meningkatnya produksi tanaman, dengan indikator kinerja sasaran peningkatan produksi tanaman, dimana capaian produksi komoditi tahun 2015 sebanyak Ton dari ditargetkan produksi Ton dengan capaian kinerja 89,61 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 3) Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman, dengan indikator kinerja sasaran persentase peningkatan produktivitas tanaman yang difokuskan untuk komoditi unggulan, dimana : (a) Capaian produktivitas tanaman kakao tahun 2015 sebesar 0,103 % dengan capaian kinerja 10,3 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 100

115 (b) Capaian produktivitas tanaman Karet tahun 2015 sebesar 2,87 % dengan capaian kinerja 287 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. (c) Capaian produktivitas tanaman kelapa sawit tahun 2015 sebesar 18,067 % dengan capaian kinerja 1806,7 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. (d) Capaian produktivitas tanaman kopi tahun 2015 sebesar 0,104 % dengan capaian kinerja 10,4 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. 4) Sasaran Meningkatnya nilai tambah komoditi, dengan indikator kinerja sasaran persentase peningkatan insentif harga pasar tahun 2015, dimana capaian 1,3 % dari target 1 % dengan capaian kinerja 130 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 5) Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi, dengan indikator kinerja sasaran jumlah kelompok tani yang menerapkan Good Manufactoring Pratice (GMP) tahun 2015 dimana capaian 2 dokumen dari target 2 dokumen dengan capaian kinerja 100 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 6) Sasaran Meningkatnya daya saing komoditi, dengan indikator kinerja sasaran persentase komoditi unggulan hasil yang mengalami peningkatan grade tahun 2015, dimana capaian 1 % dari target 1 % dengan capaian kinerja 100 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 101

116 7) Sasaran Meningkatnya dan bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan, dengan indikator kinerja sasaran jumlah kawasan sentra produksi (KSP) tahun 2015, dimana capaian 3 KSP dari target 2 KSP dengan capaian kinerja 150 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 8) Sasaran Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi, dengan indikator kinerja jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2015 dimana capaian batang dari target batang dengan capaian kinerja 96,77 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 9) Sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan, dengan indikator kinerja jumlah penambahan Penangkar tahun 2015 dimana capaian 17 penangkar dari target 10 penangkar dengan capaian kinerja 170 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 10) Sasaran Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT, dengan indikator kinerja persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT tahun 2015, dimana capaian 1,09 % dari target 1 % dengan capaian kinerja 109 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. 11) Sasaran Meningkatnya kemitraan kelompok tani dengan pelaku usaha, dengan indikator kinerja jumlah kerjasama atau kemitraan tahun 2015, dimana capaian 5 kerjasama dari target 2 kerjasama dengan capaian kinerja 250 %. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 102

117 B. Capaian Kinerja Keuangan 1) Capaian pendapatan asli daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau capaian kinerja 94,99 % dari target sebesar Rp ,00. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 2) Capaian belanja pengeluaran tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau capaian kinerja 93,30 % dari target sebesar Rp ,00. Sesuai dengan klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 3) Sasaran Meningkatnya luas areal tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00 untuk 8 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.-atau capaian kinerja keuangan sebesar 89,50 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 4) Sasaran Meningkatnya produksi tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.-untuk 8 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.-atau capaian kinerja keuanga sebesar 90,61 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 5) Sasaran Meningkatnya produktivitas tanaman, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 5 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.-atau capaian kinerja keuanga sebesar 97,25 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 103

118 6) Sasaran Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 5 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuanga sebesar 95,15 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 7) Sasaran Peningkatan Daya Saing Komoditi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 7 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 94,14 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 8) Sasaran Meningkatnya dan Bertambahnya Kawasan Sentra Produksi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 3 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 95,03 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 9) Sasaran Meningkatnya Penggunaan Benih/Bibit Unggul dan Sarana Produksi Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 7 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 96,22 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 10) Sasaran Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 4 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 95,04 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 104

119 11) Sasaran Penurunan Tingkat Serangan Hama Penyakit atau Organisme Pengganggu Tanaman (HP/OPT) Tanaman Perkebunan, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 10 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 96,69 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. 12) Sasaran Peningkatan Kemitraan Kelompok Tani dengan Pelaku Usaha, dengan indikator kinerja kegiatan dicapai dengan anggaran sebesar Rp ,00.- untuk 4 kegiatan, dan terealisasi sebesar Rp ,00.- atau capaian kinerja keuangan sebesar 89,22 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT 105

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance (kepemerintahan yang baik) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D 29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kabupaten Tebo Tahun 2015 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Pemerintah

KATA PENGANTAR. Kabupaten Tebo Tahun 2015 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Pemerintah KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo Tahun 2015 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan

Lebih terperinci

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas : DINAS PERKEBUNAN Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas : a. Menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan; b. Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bagian; c. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI Menimbang Mengingat PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015 Dinas Provinsi Jawa Barat 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global, antara lain berperan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G SALINAN BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TANAH LAUT BUPATI TANAH LAUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 567 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERKEBUNAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci