BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis strategi kompetitif Analisis strategi kompetitif merupakan titik awal yang penting untuk penilaian bisnis dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi kompetitif memungkinkan peneliti untuk menyelidiki keadaan ekonomi suatu perusahaan pada tingkat kualitatif. Analisis strategi menyangkut analisis industri dari PT. XYZ dan strateginya untuk menciptakan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Analisis strategi yang digunakan penulis untuk penilaian bisnis dibatasi dengan menggunakan analisis SWOT, PORTER, dan PEST Analisis SWOT Analisis SWOT yang dilakukan peneliti pada PT. XYZ dilakukan dengan membandingkan pengaruh internal dan eksternal perusahaan. Dari sisi eksternal perusahaan yang dilihat adalah peluang dan ancaman dari luar perusahaan baik dari perusahaan sejenis atau bukan, sedangkan dari sisi internalnya dapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Hasil analisis tersebut akan dibandingkan, dari hasil perbandingan tersebut dapat diarnbil kesimpulan tentang baik buruknya strategi perusahaan, dan dapat dilihat manfaat dan kekurangan dari strategi yang diambil. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada PT. XYZ tentang analisis SWOT terdapat data sebagai berikut: 1) Faktor Internal yang mempengaruhi PT. XYZ dalam menyusun strategi perusahaan: Kekuatan: 1. Mempunyai segmen pasar sendiri, yaitu dari orang-orang kalangan ekonomi menengah ke bawah, hingga kalangan orang-orang yang lanjut usia. 2. Mempunyai riwayat perjalanan perusahaan yang berpuluh-puluh tahun sejak tahun

2 36 3. Dukungan dari masyarakat agar perusahaan terus meningkatkan tingkat produksinya, yang dilakukan dengan bertahannya masyarakat untuk membeli produk dari PT. XYZ. 4. Kekuatan nilai berita yang berupa berita teraktual. 5. Kekuatan iklas baris yang berbeda dengan perusahaan lainnya, yaitu mempunyai kolom khusus dan telah dipercaya oleh para konsumen. 6. Memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup wilayah JABODETABEK sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar. Kelemahan: 1. Kelemahan strategi pemasaran dari sisi system yang belum menjangkau pemasaran hingga ke seluruh Indonesia. 2. Selera masyarakat yang mulai beralih ke media online. 2) Faktor eksternal yang mempengaruhi PT. XYZ dalam menyusun strategi perusahaan: Peluang: 1. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. 2. Permintaan konsumen akan produk hingga di daerah terpencil di dalam JABODETABEK. 3. Keingintahuan konsumen akan berita-berita terbaru. Ancaman: 1. Peraturan pemerintah yang berubah-ubah terhadap media cetak. 2. Pembatasan iklan yang masuk pada perusahaan. 3. Kesadaran masyarakat sekarang yang makin tinggi terhadap munculnya beragam kampanye dan propaganda yang ada pada perusahaan tersebut. Beradasarkan faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki perusahaan, maka dapat dibuat matriks SWOT untuk mengembangkan strategi bisnis perusahaan, sebagai berikut:

3 37 Tabel 4.1. Matriks SWOT Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi WO (Weakness-Opportunities) 1. Melakukan promosi secara bertahap 1. Mempekerjakan karyawan yang baik dari pulau jawa maupun di luar berkompeten dalam menyelesaikan pulau jawa guna meningkatkan masalah strategi pemasaran jumlah pelanggan perusahaan. perusahaan sehingga dapat menjangkau ke seluruh Indonesia. 2. Meningkatkan produksi yang lebih besar ke daerah terpencil di dalam 2. Membuat hasil dan tampilan yang lebih bagus pada media cetak yang JABODETABEK guna memenuhi akan diterbitkan guna membuat tingkat permintaan konsumen. konsumen menjadi lebih tertarik akan media cetak yang diterbitkan oleh perusahaan. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi WT (Weakness-Threats) 1. Memasukan hanya iklan-iklan yang 1. Mengontrol biaya-biaya yang berkualitas pada media cetak yang berhubungan dengan operasional akan diterbitkan perusahaan. sehingga laba yang dihasilkan dapat diperoleh maksimal. 2. Mempertahankan konsumen yang lama dengan memberikan feedback 2. Memberikan berita teraktual dan fakta yang tidak memihak pada satu atas loyalitas mereka dengan sisi guna menyaingi pembertiaan memberikan gratis berlangganan 1 yang ada dari media online. minggu pada periode tertentu Analisis PORTER Analisis porter menunjukkan keadaan persaingan dalam industri yang bergantung pada lima kekuatan persaingan pokok, yaitu persaingan industri, masuknya pesaing baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada PT. XYZ tentang analisis PORTER terdapat data sebagai berikut: Persaingan antar perusahaan saingan Persaingan konvensional terjadi dimana setiap perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen

4 38 merupakan obyek persaingan dari perusahaan sejenis yang bermain di pasar. Perusahaan yang dapat memikat hati konsumen akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen, berbagai cara dilakukan PT. ABC untuk menandingi PT. XYZ, yaitu dengan memberikan fasilitas khusus, berupa harga iklan yang murah atau diskon. Dalam konteks industri media, perusahaan-perusahaan media bersaing dalam dua pasar yang berhubungan satu sama lainnya. Mereka menghadapi persaingan dalam menjual konten ke konsumen. Misalnya, PT. ABC bersaing menggunakan media berita dan tampilan cover yang dapat menarik minat pembaca, pada saat yang sama, perusahaan tersebut juga bersaing untuk meraih pemasukan iklan dari para pengiklan yang membutuhkan akses untuk menjual produknya kepada konsumen. Persaingan industri berarti intensitas kompertisi diantara para pesaing yang sudah ada di pasar. Intensitas persaingan ini tergantung pada jumlah pesaing dan kapabilitas atau kemampuan mereka. Potensi masuknya pesaing baru Pendatang baru yang dimaksud di sini adalah perusahaan dari jenis industri yang sama dengan kapasitas (teknologi) baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang telah dimiliki PT. XYZ. Masuknya pesaing baru ke pasar juga akan melemahkan kekuatan PT. XYZ, namun ancaman pendatang baru ini tergantung pada hambatan untuk masuk (entry barriers) atau keluar (exit barriers) dari industri bersangkutan. Hambatan masuk itu misalnya perizinan, hak paten, investasi yang mahal, teknologi yang canggih, sulitnya memperoleh sumberdaya manusia yang handal pada bidangnya, dan yang lain-lain. Ancaman masuknya pesaing baru akan tinggi bagi PT. XYZ, apabila: Persyaratan modal untuk memulai bisnis itu rendah Skala ekonomi (economies of scale) di industri tersebut sedikit. Skala ekonomi yang dimaksud di sini adalah prinsip pengurangan biaya dimana apabila produk dihasilkan dengan jumlah yang semakin besar, maka biaya per unit produknya semakin rendah Contoh, jika koran hanya dicetak eksemplar, maka biaya produknya Rp 2.000,-/eksemplar, tetapi jika koran dicetak sebanyak

5 39 eksemplar biayanya turun menjadi Rp 1.500,-/eksemplar. Hal ini karena biaya yang dibutuhkan untuk membuat template awal desain koran itu sama, terlepas dari mau di cetak atau eksemplar. Begitu biaya template ini sudah tertalangi, sisanya hanya tinggal menambah biaya kertas koran, tinta percetakan, dan sedikit tambahan biaya listrik, karena mesin cetak beroperasi lebih lama. Ketika hambatan untuk masuk maupun hambatan keluar sama-sama tinggi, maka margin keuntungannya (profit margin) juga tinggi, tapi perusahaan-perusahaan ini menghadapi risiko yang lebih besar, karena perusahaan yang kinerjanya buruk terpaksa bertahan dan harus berjuang untuk bisa keluar dari pasar tersebut. Sedangkan ketika hambatan masuk dan keluar sama-sama rendah, di mana perusahaan dengan mudah bisa masuk dan keluar dari indusri itu, keuntungan juga akan rendah. Kondisi terburuk adalah ketika hambatan masuk itu rendah dan hambatan keluarnya tinggi, yang akan mengakibatkan ketika dalam kondisi bisnis baik, maka akan banyak perusahaan baru masuk, akan tetapi ketika kondisi bisnis memburuk, maka akan sangat sulit perusahaan untuk bisa keluar. Potensi pengembangan produk-produk pengganti Produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah, tetapi ingin tampil dengan status dari keadaan sebenarnya. Ancaman dari produk-produk pengganti yang di maksud di sini adalah seberapa mudah pelanggan/konsumen PT. XYZ dapat berpindah ke produk pengganti. Dalam industi media, pengertian produk pengganti itu bisa berbeda dari jenis produk, tetapi memenuhi kebutuhan yang sama di pihak pengguna/konsumen. Produk dari PT. XYZ adalah berita (informasi) yang disiarkan melalui surat kabar. Namun untuk memperoleh informasi yang sama, pembaca surat kabar kini bisa beralih ke media televisi dan radio (media siar) atau media online (yang bisa diakses lewat komputer, laptop, notebook, tablet, dan telepon seluler), yang bisa membuat kebutuhan konsumen akan berita terpenuhi.

6 40 Untuk saat ini kemungkinan ancaman produk pengganti akan sangat tinggi untuk PT. XYZ, jika: Ada banyak tersedia produk pengganti Mudahnya konsumen untuk dapat menemukan produk atau jasa yang ditawarkan dengan harga yang sama atau lebih murah Kualitas dari produk pesaing PT. XYZ yang lebih baik Produk pengganti itu dikeluarkan oleh perusahaan yang meraih laba (profit) yang tinggi, sehingga bisa menurunkan harga sampai ke tingkat terendah. Dalam situasi-situasi yang disebutkan di atas, konsumen akan dengan mudah dapat berpindah ke produk-produk pengganti tersebut. Ketika terdapat produk-produk pengganti, baik yang bersifat aktual ataupun potensial, maka segmen pasar itu menjadi tidak menarik. Keuntungan dan harga produk juga terpengaruh oleh adanya produk pengganti, sehingga kita perlu memantau keadaan harga secara teliti. Dalam industri-industri pengganti, jika kompetisi meningkat atau teknologi berubah menjadi modern, harga dan keuntungan akan merosot. Untuk saat ini produkproduk pengganti mempunyai ancaman yang sangat besar, dari semakin majunya teknologi akan membuat produk pengganti akan terus berdatangan secara perlahan-lahan. Produk pengganti pada saat ini yang semakin berkembang adalah dengan adanya media sosial yang dapat dengan mudahnya di akses oleh para konsumen. Daya tawar pemasok Kekuatan tawar pihak pemasok berarti seberapa kuat posisi seorang penjual, dan seberapa besar pemasok memiliki kontrol terhadap peningkatan harga pasokan. Para pemasok akan menjadi lebih kuat, apabila: Para pemasok terkonsentrasi dan terorganisasi dengan baik Hanya sedikit pengganti yang tersedia terhadap pasokan Produk mereka adalah yang paling efektif atau unik Biaya untuk berpindah produk dari satu pemasok ke pemasok yang lain sangat tinggi

7 41 PT. XYZ bukanlah pelanggan penting bagi pemasok tersebut Ketika pemasok memiliki lebih banyak kontrol terhadap pasokan dan harganya, maka segmen pasar ini menjadi kurang menarik. Cara terbaik untuk membuat hubungan saling menguntungkan dengan pemasok adalah ide yang baik untuk PT. XYZ memiliki banyak sumber pasokan, sehingga mengurangi ketergantungan pada pemasok tertentu. Contohnya: Dalam suatu industri media surat kabar, perusahaan memerlukan pasokan kertas koran, tinta percetakan, dan jasa pencetakan itu sendiri (untuk media surat kabar yang tidak memiliki mesin cetak sendiri). Jika kertas koran hanya dapat dipasok oleh pabrik kertas tertentu, sementara oleh pemerintah tidak diizinkan untuk impor kertas yang dijual pada industri media suratkabar, maka pemasok dapat menjadi ancaman bagi PT. XYZ saat ini, karena pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi kualtias produknya. Jika harga produk pemsok (kertas koran) naik, maka biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan media suratkabar PT. XYZ juga naik, sehingga terpaksa harus menaikkan harga jual produk. Jika harga jual surat kabar yang PT. XYZ produksi naik, maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan masyarakat terhadap surat kabar akan semakin mengalami penurunan. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, misalnya jika produk kertas koran yang mudah robek, warnanya kusam, kurang cerah, dan tidak menarik, maka kualitas fisik produk (surat kabar) yang dihasilkan oleh perusahaan media juga akan turun, sehingga akan mengurangi konsumen. Daya tawar konsumen Pembeli akan selalu berusaha mendapatkan produk dengan kualitas yang baik dan harga murah. Sikap pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan perusahaan. Jika harga suatu produk dinilai jauh lebih tinggi dari kualitasnya (harganya tidak mencerminkan kualitasnya (harganya tidak mencerminkan kualitas yang sepantasnya), maka pembeli atau konsumen tidak akan membeli produk dari perusahaan PT. XYZ. Kekuatan tawar pihak pembeli berarti seberapa besar kekuatan kontrol yang dimiliki pihak pembeli, untuk menekan harga produk PT. XYZ

8 42 sehingga jadi lebih murah, apakah mereka bisa bekerja bersama untuk memesan produk dalam jumlah yang lebih besar. Pihak pembeli memiliki kekuatan tawar yang lebih besar, apabila: Jumlah pembeli sedikit, tetapi barang yang tersedia banyak Pembeli membeli dalam kuantitas yang besar Produk-produk tidak terdiferensiasi Biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak pembeli untuk beralih ke produk kompetitor adalah rendah Biaya pembelanjaan rendah Pihak pembeli sensitif terhadap harga Ada ancaman kredibel terjadinya integrasi Kekuatan tawar pihak pembeli mungkin bisa diperkecil dengan menawarkan produk terdiferensiasi. Jika kita melayani sedikit pembeli, tetapi tiap pembeli itu memesan dalam jumlah yang sangat besar, maka mereka memiliki kekuatan untuk mendikte PT. XYZ Analisis PEST Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada PT. XYZ tentang analisis PEST terdapat data sebagai berikut: 1. Politik - Sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Pemprov DKI Jakarta untuk menetapkan upah minimum regional Jakarta tahun 2014 menjadi Rp ,- yakni meningkat dari upah minimum regional Jakarta di tahun sebelumnya. - Jaminan kesehatan yang wajib diberikan kepada para pekerja, selain sebagai kewajiban perusahaan untuk menjaga keselamatan pekerja, juga untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku, sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) yang memandang upaya kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Biaya ini nantinya akan dibebankan pada beban gaji yang dikeluarkan oleh perusahaan.

9 43 2. Ekonomi - Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan yang membuat biaya penyediaan menjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah ke dollar yang semakin menurun. - Berdasarkan hasil Nielsen Advertising Information Service Januari Agustus , menyatakan bahwa koran PT. XYZ menjadi koran yang memiliki pembaca paling banyak no. 2 dari 20 koran terbesar seluruh Jakarta. 3. Sosial - PT. XYZ menyelenggarakan bakti sosial pada tiap bulan suci Ramadhan dengan mengadakan Safari Ramadhan ke masjidmasjid yang ada di daerah JABODETABEK dan membagikan ta jil untuk orang yang berada di daerah sekitar masjid tersebut. - PT. XYZ juga mempunyai program tahunan, yaitu umrah untuk karyawan yang terpilih dengan cara pemilihan tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 4. Teknologi - PT. XYZ melengkapi sistem teknologi percetakannya dari tahun 2011 hingga saat ini dengan CTP (computer to printer). CTP adalah suatu sistem teknologi yang dapat mengcetak langsung dari komputer. Sistem teknologi ini juga sudah lebih maju dan lebih bagus hasilnya dibandingkan sistem sebelumnya yang menggunakan sistem film dan cetak melalui plat/blanket Analisis laporan keuangan Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari penilaian bisnis sebagai alat untuk mengukur baik atau buruknya aktifitas bisnis, akan tetapi analisis ini dilakukan dengan cara menggunakan laporan keuangan. Penulis melakukan analisis laporan keuangan PT. XYZ untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan. Analisis yang dilakukan terbatas pada laporan laba rugi, dan neraca pada tiga tahun terakhir,

10 44 yaitu 2011, 2012, dan 2013 dengan menggunkan metode analisis horizontal, vertikal, dan analisis rasio-rasio laporan keuangan Analisis horizontal dan vertikal Analisis horizontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisis dinamis. Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu waktu saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui kondisi keuangan atau hasil operasi pada satu waktu saja, metode ini juga disebut metode analisis statis Analisis horizontal Analisis horizontal laporan laba rugi PT. XYZ dapat dilihat pada lampiran halaman L2. Hasil analisis horizontal PT. XYZ pada tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah sebagai berikut : Pendapatan perusahaan Pendapatan perusahaan yang terjadi pada PT. XYZ mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga Pendapatan yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan sebesar 4% dan 10% dibandingkan tahun 2011, ini dikarenakan minat konsumen yang sudah mulai beralih secara perlahan ke media elektronik. Laba kotor Hasil dari analisis horizontal pada laba kotor, menandakan penurunan dari tahun 2011 hingga 2013, hal ini dikarenakan berkurangnya hasil pendapatan perusahaan yang tidak diimbangi dengan berkurangnya beban pokok usaha pada tahun 2012 dan Pada tahun 2012 penurunan laba kotor hingga 7% dibandingkan tahun 2011, dan terjadi penurunan yang lebih besar pada tahun 2013, penurunan ini mencapai pada angka 19% dibandingkan tahun Penurunan persentase laba kotor juga menandakan adanya minat konsumen yang perlahan sudah beralih ke media elektronik.

11 45 Beban usaha Beban usaha PT. XYZ mengalami sedikit penurunan dari tahun 2011 hingga 2013, penurunan ini disebabkan terjadinya penjualan yang berkurang yang membuat beban usaha PT. XYZ juga berkurang. Pernurunan beban usaha PT. XYZ pada tahun 2012 sebesar 2% dibandingkan tahun 2011, dan angka ini semakin menurun pada tahun 2013 hingga mencapai angka 3% dibandingkan tahun 2011, dengan berkurangnya penjualan, maka berkurang juga beban usaha pada PT. XYZ. Laba usaha Hasil penelitian berdasarkan analisis horizontal pada akun laba usaha diketahui adanya penurunan laba usaha pada PT. XYZ dari tahun 2011 ke tahun Pada tahun 2012 perusahaan mengalami penurunan laba usaha sebesar 11% dibandingkan tahun 2011, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mengalami penurunan yang semakin drastis, yaitu sebesar 42% dibandingkan tahun Hal ini dikarenakan laba kotor perusahaan menurun, sedangkan beban penjualan mengalami kenaikan. Beban lain-lain Hasil penelitian berdasarkan analisis horizontal pada beban lainlain diketahui adanya kenaikan dan penurunan beban lain-lain pada PT. XYZ dari tahun 2011 ke tahun Adanya beban lainlain pada perusahaan mengalami kenaikan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011, akan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun Pada tahun 2012 perusahaan mempunyai beban lain-lain yang mengalami kenaikan yang drastis dibandingkan tahun 2011 sebesar 6.147%, kenaikan ini disebabkan kenaikan beban bunga sebesar Rp ,- dibandingkan tahun 2011, adanya beban kerugian piutang sebesar Rp ,- dan juga adanya beban koreksi komisi penjualan pada perusahaan sebesar Rp ,-. Sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mengalami penurunan sebesar 23,5% dibandingkan tahun Hal ini akan berdampak pada laba bersih yang ada pada perusahaan.

12 46 Laba bersih Hasil dari analisis horizontal pada akun laba bersih PT. XYZ pada dari tahun 2011 ke tahun 2012 memiliki penurunan yang signifikan pada tahun 2012 dan tahun Pada tahun 2012 PT. XYZ memiliki penurunan yang mencapai angka 47% dibandingkan tahun 2011, dan pada tahun 2013 perusahaan memiliki penurunan mencapai angka 46% dibandingkan pada tahun Analisis horizontal laporan neraca PT. XYZ dapat dilihat pada lampiran halaman L3 dan L4. Hasil analisis horizontal PT. XYZ pada tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah sebagai berikut : Aset lancar Aset lancar pada PT. XYZ berdasarkan analisis horizontal mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2012 dan tahun 2013, yang terjadi karena bertambahnya tingkat persediaan. Pada tahun 2012 aset lancar meningkat 25% dibandingkan tahun 2011, dan pada tahun 2013 perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 19% dibandingkan tahun Kenaikan aset lancar ini didominasi bertambahnya kas dan setara kas, piutang, dan juga persediaan yang ada pada perusahaan. Aset tidak lancar Aset tidak lancar pada PT. XYZ berdasarkan analisis horizontal mengalami kenaikan yang tinggi di tahun 2012 dan semakin mengalami kenaikan di tahun Kenaikan pada tahun 2012 mencapai 61% dibandingkan tahun Kemudian pada tahun 2013 keadaan aset tidak lancar semakin mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011, yaitu sebear 88%. Kenaikan yang sangat pesat pada aset tidak lancar perusahaan didominasi kenaikan aset lain-lain yang sangat pesat dari tahun Kewajiban jangka pendek Hasil analisis horizontal pada akun kewajiban jangka pendek PT. XYZ mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan tahun 2013 dibandingkan tahun Pada tahun 2012 kenaikan kewajiban

13 47 jangka pendek mencapai 96% dibandingkan tahun Pada tahun 2013 perusahaan juga mengalami kenaikan kewajiban jangka pendek, yaitu sebesar 25% dibandingkan tahun Hal ini didominasi adanya kenaikan pada hutang usaha dan adanya kewajiban pembayaran pasca kerja yang tinggi. Kewajiban jangka panjang Berdasarkan hasil analisis horizontal pada akun kewajiban jangka panjang PT. XYZ terjadi kenaikan yang sangat drastis pada tahun 2012 dan tahun Terjadi kenaikan pada tahun 2012 pada kewajiban jangka panjang hingga 4.442% dibandingkan tahun 2011, dan pada tahun 2013 kembali terjadi kenaikan yang drastis dibandingkan tahun 2011, yaitu sebesar 5.366%. Kenaikan yang sangat tinggi dibandingkan pada tahun 2011, dikarenakan terdapatnya hutang bank sebesar Rp ,- dan juga pada tahun 2013 terdapat hutang bank sebesar Rp ,- yang mendominasikan besarnya tingkat kewajiban jangka panjang yang ada pada perusahaan. Ekuitas Ekuitas pada PT. XYZ berdasarkan hasil analisis horizontal mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan tahun Kenaikan ekuitas pada tahun 2012 mencapai 7% dibandingkan tahun 2011, dan pada tahun 2013 ekuitas perusahaan menjadi lebih naik, yaitu sebesar 13% dibanding tahun Keadaan kenaikan ekuitas pada tahun 2012 dan tahun 2013 didominasikan laba (rugi) tahuntahun lalu dan laba (rugi) tahun berjalan yang semakin tinggi Analisis vertikal Analisis vertikal laporan laba rugi PT. XYZ dapat dilihat pada lampiran L5. Hasil analisis vertikal PT. XYZ pada tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah sebagai berikut : Laba kotor Penururnan laba kotor pada PT. XYZ dari tahun 2011 hingga 2013 dikarenakan berkurangkangnya pendapatan pada perusahaan. Pada tahun 2011 terdapat laba kotor sebesar 41%, namun pada tahun

14 dan 2013 laba kotor perusahaan menurun menjadi 39% dan 36%. Penurunan ini terjadi didominasi berkurangnya beban pokok usaha yang diiringi dengan berkurangnya pendapatan perusahaan. Beban usaha Berdasarkan hasil analisis vertikal pada beban usaha PT. XYZ terdapat kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 beban usaha perusahaan sebesar 59%, namun pada tahun 2012 dan 2013 beban usaha perusahaan mengalami kenaikan menjadi 61% di tahun 2012 dan 64% di tahun Kenaikan ini didominasikan naiknya beban cetak media tiap tahunnya. Laba usaha Laba usaha pada PT. XYZ mengalami penurunan berdasarkan analisis vertikal dari tahun ke tahun, yang mana diakibatkan oleh penjualan yang juga menurun. Pada tahun 2011 laba usaha perusahaan di angka 19%, namun pada tahun 2012 dan 2013 laba usaha perusahaan menurun menjadi 18% dan 12%. Angka penurunan yang terus menerus tiap tahunnya ini didominasikan oleh beban penjualan perusahaan yang makin membesar. Laba bersih Hasil analisis vertikal pada akun laba bersih PT. XYZ mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012, akan tetapi mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2012 ke tahun Pada tahun 2011 angka laba bersih yang diperoleh adalah sebesar 17% yang mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi sebesar 9%, dan perlahan perusahan dapat menaikan laba bersihnya pada tahun 2013 dibanding tahun 2012 menjadi sebesar 10%. Adanya penurunan yang besar di tahun 2012, karena adanya kerugian dari akun pendapatan (beban) di luar usaha sebesar , dan kembalinya kenaikan secara perlahan pada tahun 2013 karena akun pendapatan (beban) di luar usaha mengalami kenaikan sebesar Rp ,-. Pendapatan usaha pada tahun 2011 sebesar Rp ,- (pembobotan 100%) digunakan sebanyak Rp ,- (59,5%) untuk beban pokok penjualan, sebesar

15 49 Rp ,- (1,4%) untuk beban penjualan, sebesar Rp ,- (20%) untuk beban administrasi dan umum, sebesar Rp ,- (0,4%) untuk pendapatan lain-lain, sebesar Rp ,- (2,7%) untuk pembayaran pajak, dan sebesar Rp ,- (16%) untuk laba bersih. Analisis vertikal neraca PT. XYZ tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat dilihat di lampiran halaman L6 dan L7. Hasil analisis vertikal adalah sebagai berikut : Aset lancar Aset lancar berdasarkan analisis vertikal pada PT. XYZ mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 aset lancar yang di peroleh sebesar 39%, namun pada tahun 2012 dan 2013 aset lancar perusahaan menurun menjadi 33% di tahun 2012 dan 29% di tahun Penurunan aset lancar pada PT. XYZ ini didominasikan adanya penurunan persediaan pada perusahaan. Aset tidak lancar Hasil analisis vertikal pada akun aset tidak lancar PT. XYZ mengalami kenaikan yang bertahap dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 terdapat aset tidak lancar sebesar 61%, namun pada tahun 2012 dan 2013 aset tidak lancar perusahaan mengalami kenaikan menjadi 67% di tahun 2012 dan 71% di tahun Adanya kenaikan secara bertahap tersebut didominasikan adanya kenaikan aset lain-lain pada akun aset tidak lancar. Kewajiban jangka pendek Berdasarkan hasil analisis vertikal pada PT. XYZ diketahui adanya kenaikan kewajiban jangka pendek dari tahun 2011 ke tahun 2012, tetapi terdapat juga penurunan dari tahun 2012 ke tahun Kewajiban jangka pendek perusahaan pada tahun 2011 diketahui sebesar 1,2%, kemudian mengalami sedikit kenaikan menjadi sebesar 1,6%, akan tetapi pada tahun 2013 kewajiban jangka pendek perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 0,9%. Kenaikan kewajiban pada tahun 2012 didominasikan adanya hutang usaha yang meningkat, dan

16 50 turunnya kewajiban jangka pendek di tahun 2013 didominasikan hutang usaha yang menjadi semakin menurun. Kewajiban jangka panjang Berdasarkan hasil analisis vertikal PT. XYZ diketahui adanya kenaikan akun kewajiban jangka panjang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 kewajiban jangka panjang perusahaan sebesar 0,8%, dan mengalami kenaikan yang tinggi pada tahun 2012 hingga kewajiban jangka panjang perusahaan menjadi sebesar 27,4%, dan pada tahun 2013 kembali terjadi kenaikan pada kewajiban jangka panjang menjadi sebesar 30,1%. Kenaikan dari kewajiban jangka panjang ini didominasikan terdapatnya hutang perusahaan pada bank yang semakin membesar dari tahun 2011 ke tahun Ekuitas Ekuitas pada PT. XYZ mengalami penurunan dari tahun ke tahun berdasarkan analisis vertikal. Pada tahun 2011 ekuitas perusahaan mencapai angka 98%, namun pada tahun 2012 dan 2013 ekuitas perusahaan menurun menjadi 71% di tahun 2012 dan 69% di tahun Adanya penurunan ekuitas tiap tahunnya ini didominasikan menurunnya laba (rugi) tahun yang berjalan Analisis rasio laporan keuangan Analisis rasio laporan keuangan perusahaan dan analisis rasio laporan keuangan perusahaan pembanding dapat dilihat pada lampiran halaman L8. Analisis rasio tersebut digunakan untuk menilali kinerja perusahaan dan perusahaan sebanding dengan melihat posisi keuangan dan juga melihat apakah perusahaan mempunyai rasio yang baik atau tidak Analisis rasio likuiditas Rasio likuiditas (modal kerja) membantu pengguna laporan keuangan dalam beberapa hal yakni membantu menganalisa posisi keuangan jangka pendek, membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan perusahaan, serta membantu kreditor jangka panjang dan pemegang saham untuk

17 51 mengetahui prospek dividen di masa depan. Rasio yang digunakan dalam menganalisis likuiditas perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Rasio lancar (current ratio) Tabel 4.2. Perhitungan rasio lancar PT XYZ Rasio lancar 3.240% 2.062% 3.098% PT ABC Rasio lancar 201% 265% 261% Rasio lancar menunjukkan margin of safety kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya. Rasio lancar pada PT. XYZ mengalami penurunan pada tahun 2011 ke tahun 2012 dikarenakan menaiknya kewajiban lancar perusahaan, yang juga disertai dengan menurunnya aset lancar perusahaan. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 perusahaan mengalami peningkatan yang disebabkan oleh menurunnya kewajiban lancar perusahaan, yang juga disertai dengan menurunnya aset lancar perusahaan. Sedangkan rasio perusahaan pesaing untuk rasio lancar yakni menggunakan data milik PT. ABC, rasio lancar pada tahun 2011 hingga 2013 mengalami peningkatan dan juga penurunan seiring dengan perubahan nilai kewajiban lancar yang mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2011, rasio lancar PT. XYZ adalah sebesar 3.240% atau 32,4 kali. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 32,4. Pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 1.178%, yang berarti rasio lancar perusahaan sebesar 2.062%. Hal ini menunjukkan setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 20,62 aset lancar. Pada tahun 2013, rasio lancar mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebesar 1.036%, yang berarti rasio lancar perusahaan menjadi 3.098%. Angka rasio lancar tersebut berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 30,98 aset lancar. Dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ berada pada keadaan likuid, yang berarti perusahaan mampu memenuhi kewajiban

18 52 lancar tepat pada waktunya karena perusahaan memiliki aset lancar yang lebih besar dari kewajiban lancarnya. PT. ABC sebagai rasio perusahaan pesaing memiliki rasio lancar yang naik dan turun. Pada tahun 2011, PT. ABC memiliki rasio lancar sebesar 201%. Ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 2,01,- aset lancar. Pada tahun 2012, PT. ABC mengalami peningkatan rasio lancar yakni 64%, sehingga rasio lancar PT. ABC tahun 2012 menjadi 265%, yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 2,65,- aset lancar. Pada tahun 2013 rasio lancar PT. ABC mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebesar 4%, yang membuat rasio lancar pada tahun 2013 menjadi 261%. Angka rasio lancar pada tahun 2013 ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dari PT. ABC dijamin dengan Rp 2,61,- aset lancarnya. Berdasarkan angka rasio lancar ini menunjukkan bahwa PT. ABC berada pada keadaan likuid, yakni mampu memenuhi kewajiban lancar tepat pada waktunya karena memiliki aset lancar yang lebih besar dari kewajiban lancarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa rasio lancar pada PT. XYZ pada tahun 2011 hingga 2013 berada di atas PT. ABC. Hal ini di sebabkan kedua perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid yang menandakan bahwa aset lancar yang dimiliki lebih besar dari kewajiban lancar, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu memnuhi kewajiban lancar pada waktunya, akan tetapi tingkat rasio lancar PT. XYZ lebih kewajiban lancar pada waktunya, akan tetapi tingkat rasio lancar pada PT. XYZ lebih baik dibandingkan PT. ABC tiap tahunnya. 2. Rasio cepat (quick ratio) Tabel 4.3. Perhitungan rasio cepat PT XYZ Rasio cepat 2.765% 1.862% 2.909% PT ABC Rasio cepat 179% 121% 146%

19 53 Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan sebagai komponen aset lancarnya. rasio cepat PT. XYZ tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun Namun, pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun Hal ini disebabkan oleh aset lancar tanpa persediaan dan kewajiban lancar mengalami penurunan setiap tahunnya. Namun, penurunan aset lancar tanpa persediaan dan kewajiban lancar pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada tahun Rasio perusahaan pembanding yang menggunakan PT. ABC pun mengalami hal yang sama. Pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan tahun 2011, dan tahun 2013 kembali mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun Penurunan rasio cepat pada tahun yang cukup besar ini disebabkan oleh penurunan nilai aset lancar perusahaan diluar persediaan yang tak sebanding dengan penurunan nilai kewajiban lancar perusahaan. Rasio cepat PT. XYZ pada tahun 2011 adalah sebesar 2.765% atau 27,65 kali, yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp 27,65 aset lancar. Pada tahun 2012 rasio cepat mengalami penurunan 903%, sehingga rasio cepat PT. XYZ menjadi 1.862%, yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp 18,62 aset lancar. Pada tahun 2013 rasio cepat mengalami peningkatan 1.047% dibandingkan tahun Sehingga rasio cepat pada tahun 2013 sebesar 2.909%, yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp 29,09 aset lancar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ dapat menggunakan aset lancar diluar persediaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio cepat PT. ABC sebagai rasio perusahaan pesaing pada tahun 2011 adalah sebesar 179% atau 1,79 kali, yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp 1,79 aset lancar. Pada tahun 2012 rasio industri mengalami penurunan 58%. Penurunan yang cukup besar ini mengakibatkan rasio cepat untuk tahun 2012 sebesar 121%, yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp 1,21 aset lancar. Pada tahun 2013 rasio cepat

20 54 mengalami peningkatan sehingga mencapai 146% atau 1,46 kali yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dapat dijamin oleh Rp 1,46 hutang lancar. Jadi dapat disimpulkan bahwa aset lancar yang dikurangi persediaan PT. XYZ mampu memenuhi kewajiban lancarnya, sehingga dapat dikatakan PT. XYZ berada dalam keadaan likuid.pt. ABC juga berada dalam keadaan likuid, akan tetapi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ lebih baik dibandingkan PT. ABC, hasil ini dapat dilihat dari hasil persentase keadaan rasio cepat yang ada pada perusahaan tersebut Analisis rasio leverage Rasio leverage mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan, mengandung berbagai implikasi. Pertama, para kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana yang disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin of safety). Jika pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari seluruh pembiayaan, maka resiko perusahaan akan ditanggung oleh para kreditor. Kedua, dengan dana yang berasal dari hutang, permilik perusahaan memperoleh manfaat mempertahakan kendali perusahaan dengan investasi yang terbatas. Ketiga, jika perusahaan memperoleh laba yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian (return) kepada pemilik akan meningkat. 1. Rasio hutang terhadap total aset (Debt to assets) Tabel 4.4. Debt to aseets PT XYZ Debt to asset 2,10% 29,03% 31,09% PT ABC Debt to asset 50,60% 45,03% 50,10%

21 55 Rasio hutang terhadap total aset mengukur seberapa besar dana yang diberikan oleh kreditor telah digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Rasio hutang yang tinggi berarti perusahaan menggunakan hutang dengan jumlah yang besar untuk kegiatan pendanaan perusahaan. Rasio hutang PT. XYZ mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga Kenaikan ini disebebkan oleh naiknya total kewajiban PT. XYZ yang diikuti oleh kenaikan total asetnya. Pada tahun 2011 rasio hutang terhadap total aset pada PT. XYZ mencapai 2,10%. Hal ini berarti sebagian pendanaan PT. XYZ yaitu mencapai 2,10% berasal dari kreditor. Pada tahun 2012 rasio hutang pada PT. XYZ mengalami kenaikan 26,93%, sehingga rasio hutang pada PT. XYZ tahun 2012 adalah sebesar 29,03%, yang berarti dana yang disediakan kreditor untuk kegiatan pendanaan adalah sebesar 29,03%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 kreditor menyediakan dana lebih besar dibandingkan tahun 2011 mencapai sebesar 29,03%. Pada tahun 2013 rasio hutang pada PT. XYZ mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012, sehingga mencapai rasio hutang sebesar 31,09%. Rasio hutang tahun 2013 pada PT. XYZ ini adalah angka tertinggi selama tahun 2011 hingga Tingginya rasio hutang pada PT. XYZ selama tahun 2011 hingga 2013 disebabkan oleh nilai total aset yang makin mengalami kenaikan, terutama pada piutang lain-lain dan aset lain-lain, dan juga pada akun kewajiban perusahaan yang mengalami kenaikan di hutang jangka panjang. Sehingga mengakibatkan rasio hutang selama tiga tahun terakhir tinggi. Rasio hutang pada PT. XYZ berada di bawah perusahaan pesaing yang dimiliki PT. ABC. Pada tahun 2011 rasio hutang pada PT. XYZ hanya mencapai 2,10%, sedangkan rasio hutang pada PT. ABC mencapai 50,60%. Pada tahun 2012 rasio hutang pada PT. XYZ hanya mencapai 29,03% sedangkan rasio hutang pada PT. ABC mencapai 45,03%. Pada tahun 2013 rasio hutang pada PT. XYZ hanya mencapai 31,09% sedangkan rasio hutang pada PT. ABC mencapai 50,10%.

22 56 Dari hasil perhitungan selama tahun 2011 ke tahun 2013 menunjukkan bahwa PT. XYZ pendanaan disediakan oleh kreditor, keucali pada tahun 2011, yang mana sebagian besar dana perusahaan digunakan untuk kegiatan pendanaan. Pada tahun 2011 rasio hutang PT. ABC mencapai 50,60%, berarti kreditor menyediakan dana untuk kegiatan pendanaan sebesar 50,60%, melebihi dana PT. XYZ sendiri yaitu sebesar 2,10%. Pada tahun 2012 rasio hutang PT. ABC mencapai 45,03%, berarti dana yang disediakan kreditor sebesar 45,03%. Pada tahun 2013 rasio hutang PT. ABC mencapai 50,10%, berarti kreditor menyediakan dana sebesar 50,10% dan sisanya 49,10% menggunakan dana PT. ABC sendiri. 2. Rasio hutang terhadap modal (Debt to equity) Tabel 4.5. Debt to equity PT XYZ Debt to equity 2,14% 40,90% 45,19% PT ABC Debt to equity 102,41% 81,93% 100,41% Debt to equity menunjukkan seberapa besar komponen kewajiban jangka panjang dalam struktur modal perusahaan. Pada tahun 2011 hingga 2013 rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas pada PT. XYZ mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas pada PT. XYZ mencapai 2,14%. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni sebesar 38,76%, sehingga rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas mencapai 40,90%. Pada tahun 2013 rasio ini juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 sebesar 4,29%, sehingga mencapai 45,19%. Kenaikan rasio yang terjadi pada PT. XYZ disebabkan oleh total kewajiban jangka panjang perusahaan terus mengalami kenaikan sejak tahun 2011 hingga 2013 yang terus mengalami kenaikan.

23 57 Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas pada PT. XYZ berada jauh di bawah rasio perusahaan pembanding yang menggunakan data milik PT. ABC. Pada tahun 2011 rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas pada PT. XYZ mencapai 2,14%, sedangkan PT. ABC dapat mencapai 102,41%. Pada tahun 2012 PT. XYZ mencapai 40,90%, sedangkan PT. ABC jauh di atasnya yakni dapat mencapai 81,93%. Pada tahun 2013 PT. XYZ mencapai 45,19%, sedangkan PT. ABC mencapai 100,41% Analisis rasio aktivitas Rasio aktivitas mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Semua aktivitas-aktivitas pada rasio ini menyangkut perbandingan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva, aktivitas itu berupa: 1. Perputaran piutang (account receivable turnover) Tabel 4.6. Perputaran piutang PT XYZ Perputaran piutang 11,97X 10,84X 12,72X PT ABC Perputaran piutang 4,31X 3,73X 4,25X Rasio perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali dana atau piutang tersebut dapat ditagih dalam waktu satu tahun. Pada tahun 2011 rasio perputaran piutang pada PT. XYZ ialah 11,97 kali. Hal ini mendeskripsikan bahwa dalam satu tahun piutang dapat ditagih perusahaan sebanyak 11,97 kali. Pada tahun 2012 rasio menjadi menurun menjadi 10,84 kali, sedangkan pada tahun 2013 rasio kembali terjadi penaikan menjadi 12,72 kali. Terlihat dari penurunan rasio ini bahwa penagihan piutang perusahaan semakin menurun pada tahun 2012, penurunan piutang ini disebabkan karena peningkatan pada piutang usaha lebih tinggi dibandingkan dengan

24 58 peningkatan penjualan pada perusahaan. Pada tahun 2013 piutang usaha perusahaan menurun seiring menurunnya penjualan pada perusahaan, yang mengakibatkan semakin cepatnya perusahaan menagih piutangnya. Pada PT. ABC mengalami penurunan pada rasio perputaran piutang pada tahun 2011 ke tahun 2012, dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 ke tahun Pada tahun 2011 perusahaan mempunyai rasio perputaran piutang sebesar 4,31 kali, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 3,73 kali, kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding tahun 2012, menjadi 4,25 kali, hal ini kurang baik untuk perusahaan dimana dengan kecilnya perputaran piutang ini yang berarti semakin lama dan semakin sulit perusahaan untuk menagih piutang yang dimiliki perusahaan. 2. Periode penagihan rata-rata Tabel 4.7. Penagihan rata-rata piutang PT XYZ Penagihan piutang rata-rata 30 Hari 33 Hari 28 Hari PT ABC Penagihan piutang rata-rata 84 Hari 96 Hari 84 Hari Rasio ini digunakan untuk menghitung jumlah hari rata rata yang diperlukan perusahaan untuk mengubah piutang menjadi kas. Pada tabel yang ada diatas dapat dilihat bahwa PT. XYZ mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan penurunan di tahun 2013 pada rasio rata rata bagi tagihan. Besarnya rasio pada tahun 2011 ialah 30 hari. Ini menjelaskan bahwa PT. XYZ menagih piutang secara rata rata selama 30 hari. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 33 hari, ini disebabkan adanya kenaikan pada piutang usaha, sedangkan terjadi penurunan pada penjualan perusahaan, dan pada tahun 2013 rasio ini mengalami penurunan menjadi 28 hari, peningkatan rasio ini

25 59 diakibatkan karena penurunan piutang usaha perusahaan bersamaan dengan menurunnya penjualan pada tahun Pada tabel di atas dapat dilihat PT. ABC juga mengalami kenaikan di tahun 2012 dan mengalami penurunan di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012, yang mana rasio pada tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah 84 hari, 96 hari, dan 84 hari. Hal ini dapat dilihat bahwa PT. ABC memiliki angka rasio yang lebih besar dibandingkan PT. XYZ, yang menunjukkan piutang perusahaan lebih lama untuk dirubah menjadi kas. 3. Perputaran persediaan (inventory turnover) Tabel 4.8. Perputaran persediaan PT XYZ Perputaran persediaan 7,51X 9,03X 14,90X PT ABC Perputaran persediaan 6,07X 4,86X 6,00X Rasio perputaran persediaan pada PT. XYZ pada tahun 2011 ialah sebesar 7,51 kali. Hal ini menjelaskan bahwa persediaan barang dagangan perusahaan yang berputar (diganti atau terjual) dalam satu tahun ialah sebanyak 7,51 kali. Pada tahun 2012 rasio perusahaan meningkat menjadi 9,03 kali. Hal ini disebabkan karena berkurangnya persediaan pada tahun ini dibandingkan dengan tahun Penurunan ini lebih besar dari penurunan beban pokok penjualan pada tahun yang sama. Pada tahun 2013 rasio perusahaan meningkat kembali menjadi 14,90 kali. Peningkatan pada rasio perputaran barang ini menunjukkan bahwa barang persediaan yang ada diperusahaan semakin cepat berputar dan bergerak yang dapat mengurangi biaya penyimpanan dan barang yang menumpuk pada perusahaan. Pada PT. ABC, sebagai perusahaan pembanding, mengalami penurunan pada tahun 2012 dari 6,07 kali menjadi 4,86 kali. Namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan pada rasio ini, yaitu dari 4,86 kali

26 60 menjadi 6,00 kali. Dari hasil rasio yang didapat, dapat dilihat bahwa rasio PT. XYZ masih lebih baik dibandingkan PT.ABC. 4. Perputaran aset tetap (fixed assets turnover) Table 4.9. Fixed assets turnover PT XYZ Fixed assets turnover 2,27X 2,29X 2,28X PT ABC Fixed assets turnover 3,16X 3,48X 2,64X Perputaran aset tetap merupakan rasio untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Dengan meningkatnya rasio ini maka semakin kecil investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan penjualan dan akan semakin menguntungkan untuk perusahaan. Perputaran aktiva tetap pada PT. XYZ di tahun 2011 ialah sebesar 2,27 kali dan mengalami kenaikan pada tahun 2012, yaitu menjadi 2,29 kali, yang mengartikan perushaan semakin efektif dalam mengelola aset tetapnya dan kebutuhan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap semakin berkurang, akan tetapi pada tahun 2013 perusahaan mengalami sedikit penurunan menjadi 2,28 kali. Rasio perputaran aset pada PT. ABC juga mengalami kenaikan di tahun 2012 dan penurunan di tahun 2013, rasio-rasio tersebut adalah sebesar 3,16 kali yang mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 3,48 dan mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 2,64 kali. Jika dilihat dari hasil rasio dapat diketahui bahwa perputaran aset tetap pada PT. ABC lebih besar dan lebih efektif menggunakan aset tetapnya dibandingkan PT. XYZ.

27 61 5. Perputaran total aset (total assets turnover) Table Total assets turnover PT XYZ Total assets turnover 0,74X 0,48X 0,41X PT ABC Total assets turnover 1,35X 1,24X 1,06X Rasio perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap Rupiah aset. PT. XYZ mengalami sedikit penurunan dari tahun 2011 menuju tahun 2013 dari 0,74 kali menjadi 0,48 kali, dan di tahun 2013 menjadi 0,41 kali. Hal ini diakibatkan karena pada tahun 2012, penjualan perusahaan mengalami sedikit penurunan sedangkan total aset perusahaan meningkat, karena peningkatan kas dan setara kas pada tahun tersebut. Dengan menurunnya rasio ini mendeskripsikan bahwa manajemen semakin kurang efektif untuk menghasilkan penjualan dari investasi dalam aset. Rasio perputaran total aset pada PT. ABC juga mengalami penurunan setiap tahunnya seperti PT. XYZ, di sini dapat dilihat i sini dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 perputaran total aset sperputaran total aset sebesar 1, 35 kali yang di tahun 2012 menurun menjadi 1, 24 kali, dan di tahun 2013 kembali menurun menjadi 1,06 kali. Hal ini menunjukkan walaupun rasio perputaran total aset PT. ABC mengalami penurunan, akan tetapi rasio perputaran total aset PT. ABC lebih baik dibandingkan PT. XYZ Analisis rasio profitabilitas Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakkan dan keputusan organisasi. Rasio profitabilitas yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

28 62 1. Rasio marjin laba kotor (gross profit margin) Tabel Gross profit margin PT XYZ Gross profit margin 59,50% 60,74% 63,84% PT ABC Gross profit margin 26,23% 26,05% 28,13% Rasio gross profit margin mengukur efisiensi pengendalian yang dilakukan perusahaan terhadap biaya produksi untuk beroperasi secara efisien. Pada tahun PT. XYZ mengalami secara terus-menerus pertahunnya. Pada tahun 2011 gross profit margin PT. XYZ sebesar 59,50% ini berarti setiap Rp 1,- penjualan dapat memberikan laba kotor Rp 0,60. Pada tahun 2012 gross profit margin PT. XYZ mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 sebesar 1,24% atau yang menjadikan gross profit margin menjadi 60,74%, yang menandakan perusahaan berhasil mengefisiensikan biaya produksi pada tahun tersebut. Pada tahun 2013 gross profit margin PT. XYZ kembali menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 3,10% dibandingkan tahun 2012 atau membuat gross profit margin tahun 2013 menjadi 63,84%. Gross profit margin PT. XYZ pada tahun 2011 sebesar 59,50%, sedangkan gross profit margin PT. ABC sebagai perusahaan pesaing hanya sebesar 26,23%. Pada tahun 2012 gross profit margin PT. XYZ sebesar 60,74% sedangkan gross profit margin PT. ABC sebagai perusahaan pesaing 26,05%. Pada tahun 2013 gross profit margin PT. XYZ sebesar 63,84% sedangkan gross profit margin PT. ABC sebagai perusahaan pesaing 28,13%, meskipun gross profit margin PT. ABC mengalami peningkatan di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012, akan tetapi gross profit margin PT. XYZ tetap berada di atas PT. ABC.

29 63 2. Rasio laba bersih marjin (net profit margin) Tabel Net profit margin PT XYZ Net profit margin 16,58% 9,14% 9,80% PT ABC Net profit margin 4,35% 11,25% 2,81% Margin laba bersih (net profit margin) mengukur jumlah laba bersih per nilai rupiah penjualan yang dilakukan perusahaan. Pada tahun 2012 margin laba bersih pada PT. XYZ mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan tahun Penururnan ini menunjukkan bahwa PT. XYZ tidak berhasil meningkatkan keuntungan dari setiap pendapatan usaha perusahaan. Pada tahun 2013 margin laba bersih PT. XYZ mengalami peningkatan dibandingkan tahun Pada tahun 2011 margin laba bersih pada PT. XYZ adalah sebesar 16,58%, artinya setiap Rp 1,- pendapatan usaha PT. XYZ menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,17. Pada tahun 2012 margin laba bersih pada PT. XYZ mengalami penurunan drastis 7,44%, yang menjadikan margin laba bersih pada tahun 2012 sebesar 9,14%. Hal ini berarti setiap Rp 1,- pendapatan usaha yang dilakukan PT. XYZ menghasilkan Rp 0,09 laba bersih. Pada tahun 2013 margin laba bersih pada PT. XYZ mengalami peningkatan sebesar 0,66% dibandingkan tahun 2012, yang menjadikan margin laba bersih pada tahun 2013 adalah sebesar 9,80%, sehingga setiap Rp 1,- pendapatan usaha yang dilakukan PT. XYZ dapat menghasilkan sebesar Rp 0,1 laba bersih. Berdasarkan perhitungan margin laba bersih antara PT. XYZ dan PT. ABC sebagai perusahaan pembanding, diketahui bahwa pada tahun 2011 margin laba bersih PT. XYZ berada di atas rasio PT. ABC, sedangkan pada tahun 2012 margin laba bersih PT. XYZ mengalami penurunan, sehingga berada di bawah rasio PT. ABC, dan

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi

BAB IV PEMBAHASAN. Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Bisnis Perusahaan IV.1.1 Analisis SWOT Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau Strength, Weakness, Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan analisis-analisis yang dilakukan oleh penulis atas laporan keuangan PT XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: V.1.1 Analisis Strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya. ABSTRAK Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Modal kerja baik berupa uang maupun dana lainnya yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi dalam

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Umum 1. Analisa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Pada tahun 2011, PT Kalbe Farma mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 10,91 triliun.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Bisnis Perusahaan Analisis SWOT

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Bisnis Perusahaan Analisis SWOT BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Bisnis Perusahaan 4.1.1 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perancangan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasio Perhitungan analisis rasio yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data data yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530, 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 14 agustus 1991 dengan membentuk 2 divisi yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis laporan keuangan atas laporan keuangan tahunan PT Indosat Tbk tahun 2004-2008, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NAMA : APRILIA ENDAH SUSANTY NPM : 21211018 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : HARYONO, SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH : 1. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang (Receivable Turnover) termasuk dalam rasio aktivitas. Menurut Hanafi

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga dunia. Semua negara ingin mengambil keuntungan semaksimal mungkin

Lebih terperinci

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN 3 2011 REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY Araffy Meidi Rizky 13409001 Manajemen Rekayasa Industri 2012 ABSTRAK Laporan

Lebih terperinci

Koppontren. Pengembangan Rami

Koppontren. Pengembangan Rami 14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Analisis laporan keuangan pada perusahaan PT. Kimia Farma Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, telah dilaksanakan secara efektif. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT. INDOFARMA (PERSERO) TBK DAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT. INDOFARMA (PERSERO) TBK DAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT. INDOFARMA (PERSERO) TBK DAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN Galih Nurul Hamzah Email : galih_nurulhamzah@yahoo.com Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci