BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
|
|
- Hendri Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Akta pendirian perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964, tambahan No Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Sutjipti, S.H., yang dibuat dihadapan Notaris pengganti Aulia Taufani, S.H., No. 107 tanggal 15 Desember 2009 dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) (sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK). Perubahan anggaran dasar ini sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 26 Januari Ruang lingkup perusahaan meliputi manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain. Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Msstdchapij Sampoerna.
2 45 Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pasuruan, Malang, Karawang, dan Probolinggo (2013: Surabaya, Pasuruan, Malang, Karawang, Probolinggo, Lumajang, dan Jember). Perusahaan juga memiliki kantor korporasi di jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan dan entitas anak (bersama-sama disebut GROUP ) memiliki kurang lebih orang karyawan tetap (2013: orang karyawan tetap). Pada tahun 1990, perusahaan melakukan penawaran umum saham sebanyak lembar dengan nilai nominal sebesar Rp (Rupiah penuh) per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp (Rupiah penuh) per saham.
3 Analisis Data Tabel 4.1 Laporan Keuangan No Keterangan Dalam Jutaan Rupiah Total Asset Current Asset Cash and Cash Eq Trade Receivables Inventories Non Current Asset Intangibles Asset Net Deffered Tax Asset Other assets Liabilities 13,249, Current Liabilities Trade Payable Taxes Payable Accured Expenses Non Current Liabilities Shareholder Equity Revenue Cost Of Good Sold Gross Profit Operating Expense ( ) ( ) ( ) 22 Interest Income Gain (Loss) On Foreign Exchange Net 24 Gain On Sale Of Property Miscelllaenous Net Profit and Loss Before Taxes 27 Taxes Expense ( ) ( ) ( ) 28 Retrained Earning Other Expense ( ) ( ) ( ) 30 Other Income Comprehensive Profit
4 Analisis Rasio Keuangan Analisi Rasio Keuangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelemahan dan kekuatan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang keuangan, dengan angka yang satu dengan angka yang lainnya dari suatu laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba atau rugi. Dengan demikian, analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau kinerja keuangan perusahaan baik pada saat sekarang maupun dimasa mendatang dan untuk menilai posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu Perhitungan Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, dimana rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja berupa pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Kurangnya likuiditas dapat menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan. A. Current Ratio (Rasio Lancar) Current ratio merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya hutang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Rasio ini menunjukkan kemampuan PT. HM. Sampoerna Tbk, didalam membayar kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio lancar, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai tagihan. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan
5 48 untuk mengukur rasio lancar adalah 200% (2:1). Artinya dengan hasil rasio seperti itu, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, berada dititik aman dalam jangka pendek. Dan jika dibawah nilai rata-rata perusahaan dikatakan dalam keadaan kurang baik. Adapun hasil perhitungan besarnya Current ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Aktiva Lancar (a) Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Lancar Hutang Lancar (b) Current Ratio (c = a:b) Current Ratio (%) Interpretasi , Tidak Baik , Tidak Baik , Baik Rasio lancar pada tahun 2013 sebesar 1,75, artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,75 kali hutang lancar. Setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 1,75 rupiah harta lancar atau 1,75:1 antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Sehingga pada tahun 2013 PT. HM Sampoerna Tbk berada dalam kondisi tidak baik, karena nilai rasionya masih di bawah nilai rata-rata industri yaitu 2:1. Rasio lancar pada tahun 2014 sebesar 1,53, artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,53 kali hutang lancar. Setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 1,53 rupiah harta lancar atau 1,53:1 antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Sehingga PT. HM Sampoerna Tbk berada dalam kondisi tidak baik, karena nilai rasionya masih dibawah nilai rata-rata industri yaitu 2:1. Rasio lancar
6 49 pada tahun 2015 sebesar 6,57, artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 6,57 kali hutang lancar. Setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 6,57 rupiah harta lancar atau 6,57:1 antara aktiva dengan hutang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa PT. HM Sampoerna Tbk dalam kondisi baik, karena aktiva lancar sebesar lebih besar dari hutang lancar Jadi nilai rasio keuangan perusahaan jauh diatas nilai rata-rata menurut Kasmir (2014) yaitu 2:1. B. Quick Ratio (Rasio Cepat) Quick rasio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Dengan demikian nilai sediaan diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur rasio cepat adalah 150% (1,5:1). Jika nilai rata-rata industri untuk Quick ratio diatas rata-rata maka keadaan perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, lebih baik dari perusahaan lain. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus menjual sediaan bila hendak melunasi hutang lancar. Tetapi dapat menjual surat berharga atau penagihan piutang. Demikian pula sebaliknya, jika rasio perusahaan dibawah rata-rata industri keadaan perusahaan lebih buruk dari perusahaan lain. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual sediaannya untuk melunasi pembayaran hutang lancar. Padahal menjual sediaan untuk harga yang normal relatif sulit kecuali perusahaan menjual dibawah harga pasar yang tentunya bagi perusahaan jelas menambah kerugian.
7 50 Adapun hasil perhitungan besarnya quick ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Aktiva Lancar (a) Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Cepat Hutang Lancar (b) Persediaan (c) Quick Ratio ((a-c):b) Quick Ratio (%) Interpretasi ,32 32 Tidak Baik ,25 25 Tidak Baik , Baik Rasio cepat pada tahun 2013 sebesar 0,32, artinya 1 hutang lancar dijamin oleh 0,32 aktiva lancar tanpa persediaan. Rasio cepat pada tahun 2013 berada dibawah nilai rata-rata rasio industri menurut Kasmir (2014) yaitu 1,5:1, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada kondisi yang tidak baik. Rasio cepat pada tahun 2014 sebesar 0,25, artinya 1 hutang lancar dijamin oleh 0,25 aktiva lancar tanpa persediaan. Rasio cepat pada tahun 2014 berada dibawah nilai rata-rata rasio industri menurut Kasmir (2014) yaitu 1,5:1, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada kondisi yang tidak baik. Rasio cepat pada tahun 2015 sebesar 2,37, nilai rasio ini berada lebih tinggi dibanding nilai rasio dari dua tahun sebelumnya. Artinya 1 hutang lancar dijamin oleh 2,37 aktiva lancar tanpa persediaan. Rasio cepat pada tahun 2015 berada diatas nilai rata-rata rasio industri menurut Kasmir (2014) yaitu 1,5:1, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada kondisi yang baik.
8 51 C. Cash Ratio (Rasio Kas) Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas. Rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur rasio kas adalah 50% (0,5:1). Jika kas rasio diatas rata-rata maka keadaan perusahaan lebih baik dari perusahaan lain. Namun, kondisi rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik karena ada dana yang menganggur atau yang tidak atau belum digunakan secara maximal. Adapun hasil perhitungan besarnya cash ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Kas Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio Cash Ratio Interpretasi (a) (b) (c=a:b) (%) ,054 5,4 Tidak Baik ,005 0,5 Tidak Baik ,379 37,9 Tidak Baik Rasio kas pada tahun 2013 sebesar 0,054, artinya 1 hutang lancar dijamin oleh 0,054 kas. Rasio kas pada tahun 2013 berada dibawah nilai rata-rata rasio industri menurut Kasmir (2014) yaitu 0,5:1, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk,
9 52 berada pada kondisi yang tidak baik. Rasio kas pada tahun 2014 sebesar 0,005, artinya 1 hutang lancar dijamin oleh 0,005 kas. Rasio kas pada tahun 2014 berada dibawah nilai rata-rata rasio industri, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada kondisi yang tidak baik. Rasio kas pada tahun 2015 sebesar 0,379, artinya 1 hutang lancar dijamin oleh 0,379 kas. Rasio kas pada tahun 2015 berada dibawah nilai rata-rata rasio industri menurut Kasmir (2014) yaitu 0,5:1, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada kondisi yang tidak baik. Akan tetapi pada tahun ini nilai rasio kas mengalami peningkatan dari dua tahun sebelumnya, walaupun nilai rasio kasnya masih dibawah nilai rata-rata rasio industri Perhitungan Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya dalam periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. A. Net Profit Margin Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan banyaknya penjualan. Rasio ini menunjukkan persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap pendapatan, karena memasukkan semua unsur pendapatan laba. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur net profit margin adalah 20% (0,2:1). Jika net
10 53 profit margin diatas rata-rata maka keadaan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Dan jika dibawah nilai rata-rata, perusahaan berada dalam kondisi tidak baik. Dapat berarti juga bahwa harga barang perusahaan relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi. Adapun hasil perhitungan besarnya net profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Laba Bersih (a) Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Net Profit Margin Penjualan (b) Net Profit margin (c=a:b) Net Profit margin (%) Interpretasi ,14 14 Tidak Baik ,12 12 Tidak Baik ,12 12 Tidak Baik Pada tahun 2013 nilai net profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,14, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi tidak baik. Pada tahun 2014 nilai net profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,12, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi tidak baik. Pada tahun 2015 nilai net profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,12, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi tidak baik. PT. HM. Sampoerna Tbk dari tahun 2013, 2014, dan 2015 nilai net
11 54 profit margin mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tinggi terhadap penjualan dan juga disebabkan oleh beban pajak yang tinggi untuk periode tersebut. B. Return On Asset (ROA) Return On Assets menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Rasio ini juga memberikan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur return on assets adalah 30% (0,3:1). Jika nilai ROA diatas rata-rata berarti margin laba perusahaan baik dan sebaliknya. Rendahnya rasio perusahaan disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva. Adapun hasil perhitungan besarnya return on assets PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Laba Bersih (a) Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Return On Assets Total Aktiva (b) ROA (c=a:b) ROA (%) Interpretasi ,39 39 Baik ,35 35 Baik ,27 27 Tidak Baik
12 55 Pada tahun 2013 nilai return on assets PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,39, nilai rasio ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehinggai menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2014 nilai return on assets PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,35, nilai rasio ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2015 nilai return on assets PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,27, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi tidak baik. Pada tahun 2015, nilai rasio cenderung menurun dan dibawah nilai rata-rata perusahaan. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya marjin laba karena rendahnya perputaran aktiva. C. Return On Equity (ROE) Return On Equity digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur return on equity adalah 40% (0,4:1). Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya. Adapun hasil perhitungan besarnya return on equity PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
13 56 Tahun Laba Bersih Setelah Pajak (a) Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Return On Equity Total Modal (b) ROE (c=a:b) ROE (%) Interpretasi ,76 76 Baik ,75 75 Baik ,32 32 Tidak Baik Pada tahun 2013 nilai return on equity PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,76, nilai rasio ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2014 nilai return on equity PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,75, nilai rasio ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2015 nilai return on equity PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,32, nilai rasio ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik. Perhitungan ROA pada tahun 2015 yang mengalami penurunan. Artinya hasil pengembalian investasi mengalami penurunan sebesar 0,43, sehingga menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunnya ROA. D. Gross Profit Margin Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Menurut Kasmir (2014)
14 57 standart rasio yang digunakan untuk mengukur gross profit margin adalah 30% (0,3:1). Jika GPM perusahaan diatas rata-rata industri, perusahaan dalam kondisi baik. GPM menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan. Adapun hasil perhitungan besarnya gross profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Laba Kotor (a) Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin Penjualan (b) Gross Profit Margin (c=a:b) Gross Profit Margin (%) Interpretasi ,27 27 Tidak Baik ,25 25 TidakBaik ,24 24 Tidak Baik Pada tahun 2013 nilai gross profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,27, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik. Pada tahun 2014 nilai gross profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,25, nilai rasio ini berada dibawah nilai ratarata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik. Pada tahun 2015 nilai gross profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 0,24, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan
15 58 berada dalam kondisi yang tidak baik. Hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa gross profit margin mengalami penurunan setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh kecilnya harga pokok penjualan, sehingga laba yang dihasilkan perusahaan juga mengalami penurunan tiap tahunnya. E. Operating Profit Margin Operating Profit Margin adalah rasio yang diguanakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini mengukur presentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Menurut Syamsuddin (2009) standart rasio yang digunakan untuk mengukur gross profit margin adalah 45% (0,45:1). Jika nilai operating profit margin perusahaan diatas rata-rata maka perusahaan dalam kondisi baik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai operating profit margin perusahaan dibawah nilai rata-rata perusahaan dikatakan dalam kondisi tidak baik. Adapun hasil perhitungan besarnya operating profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
16 59 Tahun Pendapatan sebelum bunga dan pajak (a) Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Operating Profit Margin Penjualan (b) Operating Profit Margin (c=a:b) Operating Profit Margin (%) Interpretasi ,19 19 Tidak Baik ,17 17 Tidak Baik ,16 16 Tidak Baik Rasio operating profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk, dari tahun 2013, 2014 dan 2015 berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menandakan kemampuan menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasional yang dilakukan tidak baik. Nilai operating profit margin dapat ditingkatkan jika PT. HM. Sampoerna Tbk, mampu mengelola penggunaan biaya operasional dengan baik serta adanya peningkatan penjualan, sehingga laba operasional dapat diperoleh secara maksimal Perhitungan Rasio Aktivitas Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.
17 60 A. Perputaran Total Aktiva Perputaran total aktiva merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Menurut Kasmir (2014) rata-rata perputaran total aktiva industri adalah 2 kali. Adapun hasil perhitungan besarnya perputaran total aktiva PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Penjualan (a) Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Perputaran Total Aktiva Total Aktiva (b) Perputaran Total Aktiva (c=a:b) Perputaran Total Aktiva Interpretasi ,74 2,7 X Baik ,84 2,8 X Baik ,34 2,3 X Baik Perputaran total aktiva PT. HM. Sampoerna Tbk, tahun 2013 sebanyak 2,7 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan Rp 2,7 penjualan. Nilai rasio pada tahun 2013 berada di atas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2014 perputaran total aktiva sebanyak 2,8 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan Rp 2,8 penjualan. Nilai rasio pada tahun 2014 berada di atas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan
18 61 perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2015 perputaran total aktiva sebanyak 2,3 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan Rp 2,3 penjualan. Nilai rasio pada tahun 2015 berada di atas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Dengan demikian nilai rasio dari tahun 2013, 2014, dan 2015 secara keseluruhan berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga PT. HM. Sampoerna Tbk, dapat memaksimalkan aktiva yang dimiliki. B. Perputaran Aktiva Tetap Perputaran aktiva tetap merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Menurut Kasmir (2014) rata-rata perputaran total aktiva tetap industri adalah 5 kali. Jika diatas rata-rata perusahaan dalam kondisi baik. Begitu pula sebaliknya jika dibawah nilai rata-rata perusahaan dalam kondisi tidak baik. Adapun hasil perhitungan besarnya perputaran aktiva tetap PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
19 62 Tahun Penjualan (a) Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Perputaran Aktiva Tetap Total Aktiva Tetap (b) Perputaran Aktiva Tetap (c=a:b) Perputaran Aktiva Tetap Interpretasi ,19 12,2 X Baik ,61 10,6 X Baik ,86 10,9 X Baik Perputaran aktiva tetap PT. HM. Sampoerna Tbk, tahun 2013 sebanyak 12,2 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 12,2 penjualan. Pada tahun 2014 perputaran aktiva tetap sebanyak 10,6 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 10,6 penjualan. Pada tahun 2015 perputaran aktiva tetap sebanyak 10,9 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 10,9 penjualan. Rata-rata industri untuk perputaran aktiva tetap yaitu 5 kali, sehingga PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2013 sampai 2015 sangat baik, nilai perputarannya berada diatas nilai rata-rata industri. Sehingga PT. HM. Sampoerna Tbk dapat memaksimalkan aktiva tetap yang dimiliki. C. Rata-rata Jangka Waktu Penagihan Piutang Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360
20 63 hari. Menurut Kasmir (2014) rata-rata jangka waktu penagihan piutang industri adalah 25 hari. Jika konsumen membayar tagihan tepat waktu perusahaan dalam kondisi baik. Jika terlambat membayar utang, perusahaan dalam kondisi tidak baik. Adapun hasil perhitungan besarnya rata-rata jangka waktu penagihan piutang PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rata-rata Jangka Waktu Penagihan Piutang Piutang (a) Penjualan Penjualan : 360 (b) Rata-rata Umur Piutang (c=a:b) Rata-rata Umur Piutang Interpretasi ,35 6,68 6,7 Hari Baik ,28 4,50 4,5 Hari Baik ,74 9,94 10,0 Hari Baik Rata-rata industri untuk jangka waktu penagihan piutang adalah 25 hari. Artinya kondisi PT. HM. Sampoerna Tbk, untuk rata-rata jangka waktu penagihan pada tahun 2013 sampai 2015 dalam keadaan baik, karena nilainya berada dibawah nilai rata-rata industri. Dengan demikian, PT. HM. Sampoerna Tbk, mampu melakukan penagihan piutang sangat cepat atau tepat waktu.
21 64 D. Perputaran Persediaan Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik demikian pula sebaliknya. Menurut Kasmir (2014) rata-rata perputaran persediaan industri adalah 20 kali. Jika diatas rata-rata perusahaan dalam kondisi baik. Karena perusahaan tidak menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan. Adapun hasil perhitungan besarnya perputaran persediaan PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tahun Harga Pokok Penjualan (a) Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Persediaan (b) Perputaran Persediaan (c=a:b) Perputaran Persediaan Interpretasi ,33 4,3 X Tidak Baik ,63 4,6 X Tidak Baik ,67 4,7 X Tidak Baik Rasio perputaran PT. HM. Sampoerna TBk, pada tahun 2013, 2014 dan 2015 berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga dikatakan tidak baik. Perputaran sediaan yang rendah menunjukkan perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak
22 65 produktif dan banyak sediaan barang yang menumpuk. Hal ini akan mangakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian rendah Perhitungan Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. A. Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang atas Aktiva) Debt to assets ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolahan aktiva. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur debt to assets ratio adalah 35% (0,35:1). Jika rata-rata debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri, perusahaan akan sulit untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya utang. Jika perusahaan tersebut menambah utang, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya. Secara teoritis, apabila perusahaan dilikuidasi masih mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimiliki. Adapun hasil perhitungan besarnya debt to assets ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
23 66 Tahun Total Aktiva (a) Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Debt to Assets Ratio Total Hutang (b) Debt Asset Ratio (c=b:a) Debt Asset Ratio (%) Interpretasi ,48 48 Tidak baik ,52 52 Tidak baik ,16 16 Baik Debt to assets ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2013 sebesar 48%. Rasio ini menunjukkan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya, bahwa setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 48,00 dibiayai dengan hutang dan Rp 52,00 disediakan oleh pemegang saham. Nilai rasio pada tahun 2013 berada diatas nilai ratarata industri, sehingga menunjukkan PT. HM Sampoerna Tbk berada pada kondisi tidak baik. Debt to assets ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2014 sebesar 52%. Rasio ini menunjukkan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya, bahwa setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 52,00 dibiayai dengan hutang dan Rp 48,00 disediakan oleh pemegang saham. Nilai rasio pada tahun 2014 berada diatas nilai ratarata industri, sehingga menunjukkan PT. HM Sampoerna Tbk berada pada kondisi tidak baik. Debt to assets ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2015, sebesar 16%. Rasio ini menunjukkan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya, bahwa setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 16,00 dibiayai dengan hutang dan Rp 84,00 disediakan oleh pemegang saham. Nilai rasio pada tahun 2015 berada dibawah nilai rata-
24 67 rata industri, sehingga menunjukkan PT. HM Sampoerna Tbk berada pada kondisi baik. Pada tahun 2013 dan 2014 nilai rasio berada diatas rata-rata. Artinya, pendanaan dengan hutang semakin banyak jadi semakin sulit bagi PT. HM. Sampoerna Tbk untuk memperoleh tambahan pinjaman. Karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimiliki. Pada tahun 2015 nilai rasio berada dibawah nilai rata-rata, artinya pendanaan dengan hutang semakin rendah, jadi semakin mudah bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. B. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal) Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Bagi kreditor, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaaan. Menurut Kasmir (2014) standart rasio yang digunakan untuk mengukur debt to equity ratio adalah 80% (0,8:1). Jika debt to equity ratio diatas rata-rata maka perusahaan dianggap kurang baik. Adapun hasil perhitungan besarnya debt to equity ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, periode dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
25 68 Tahun Total Hutang (a) Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Total Modal (b) Debt to Equity Ratio (c=a:b) Debt to Equity Ratio (%) Interpretasi ,94 94 Tidak Baik , Tidak Baik ,19 19 Baik Debt to equity ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2013 sebesar 94%, rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 94,00 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 94%. Nilai rasio pada tahun 2013 berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan PT. HM Sampoerna Tbk berada pada kondisi tidak baik. Debt to equity ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2014 sebesar 110%, rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 110,00 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 110%. Nilai rasio pada tahun 2014 berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan PT. HM Sampoerna Tbk berada pada kondisi tidak baik. Debt to equity ratio PT. HM. Sampoerna Tbk, pada tahun 2015 sebesar 19%, rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 19,00 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 19%. Nilai rasio pada tahun 2015 berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan PT. HM Sampoerna Tbk berada pada kondisi baik. Pada tahun
26 dan 2014 PT. HM. Sampoerna Tbk, dianggap tidak baik, karena nilai rasio berada diatas nilai rata-rata industri. Untuk tahun 2015 PT. HM. Sampoerna Tbk, dianggap baik, karena nilai rasio berada dibawah nilai rata-rata industri.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBab 9 Teori Rasio Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kinerja Keuangan PT. Lippo Karawaci Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun
Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan
Lebih terperinciHasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciNama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13
ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini
Lebih terperinciBAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :
BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu
50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciAnalisa Rasio Keuangan
Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan
Lebih terperinciRASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI
RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan
Lebih terperinciPENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan, yaitu sebagai berikut : lancar dijamin dengan Rp 0,839 aktiva lancar.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada penelitian ini, peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 142,70%,
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE
27 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 2003-2006 Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian dari rasio finansial dan fungsinya didalam mengevaluasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.
DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari BAB III mengenai perhitungan dan analisis rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas PT XL AXIATA Tbk 2013 dan 2014, maka dibuatlah kesimpulan
Lebih terperinciAnalisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk
Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan
Lebih terperinciMAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk
MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciWARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi
PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk bergerak dalam bidang industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk bergerak dalam bidang industri kosmetika. PT Martina Berto Tbk berdiri tahun 1977. Pada tanggal 30 Desember 2010, Perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan
Lebih terperinci