BAB IV PEMBAHASAN. Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Bisnis Perusahaan IV.1.1 Analisis SWOT Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau Strength, Weakness, Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi non-keuangan, dan dapat membantu perusahaan untuk membantu mengambil keputusan bisnis. Dalam analisis SWOT ini, dapat dilihat apa saja faktor yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan dalam menghasilkan laba, baik faktor dari dalam maupun dari luar perusahaan, serta dapat membantu kita melihat apa saja kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengambil kesempatan dan menghadapi ancaman yang ada. Mengacu kepada laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan maka berikut adalah hasil identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan. Faktor Internal PT. Yanaprima Hastapersada memiliki beberapa kekuatan untuk bertahan dalam industri plastik dan kemasan, diantaranya yaitu : 1. Perusahaan merupakan produsen plastik dan kantung semen yang berpengalaman, dan perusahaan pertama yang memproduksi kantung semen plastik di Indonesia. 2. PT. Yanaprima Hastapersada juga memiliki kualitas produk yang baik dan memakai bahan yang berbeda daripada produsen plastik lain. Dalam 59

2 memproduksi kantung semen yang merupakan produk unggulannya, PT. Yanaprima Hastapersada mencampurkan kertas dengan plastik untuk membuat kantung plastiknya kuat dan tidak mudah hancur walaupun dalam perjalanan jarak jauh. Sedangkan produsen kantung semen lain hanya menggunakan kertas sehingga rentan robek dan mudah hancur serta hanya cocok untuk perjalanan jarak pendek. 3. PT. Yanaprima Hastapersada juga memiliki beberapa konsumen besar dan tetap diantaranya yaitu PT.Semen Tonasa, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Industri Kemasan Semen Gresik, dan PT. Holcim Indonesia. 4. PT. Yanaprima Hastapersada Tbk juga memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik dan berkualitas, karena mulai dari tahap perekrutan sampai pada tahap bekerja, perusahaan memiliki standar atau prosedur yang harus ditaati serta setiap karyawan harus mengikuti program pelatihan tambahan yang telah disediakan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan atau skill setiap karyawan sehingga dapat membantu mengembangkan perusahaan dengan lebih baik di masa depan. 5. Memiliki perputaran persediaan yang lebih cepat dibandingkan industrinya. PT. Yanaprima Hastapersada Tbk juga memiliki beberapa kelemahan dalam menjalankan bisnisnya. Kelemahan tersebut diantaranya yaitu : 1. Kurangnya diversifikasi produk plastik dari PT.Yanaprima Hastapersada Tbk bila dibandingkan dengan produk produsen plastik lain dalam industri sejenisnya. 60

3 2. Perusahaan juga tidak mampu menyesuaikan kenaikan harga bahan baku dengan harga jual produknya sehingga beban pokok penjualan perusahaan besar dan oleh karena itu, kenaikan laba kotor perusahaan tidak sesuai dengan kenaikan penjualan. 3. Memiliki rasio likuiditas yang lebih rendah dari nilai rasio rata-rata industrinya. Faktor Eksternal Dari sisi eksternal PT. Yanaprima Hastapersada juga memiliki peluang yang sangat menguntungkan, diantaranya yaitu: 1. Adanya pertumbuhan industri semen. Seiring dengan meningkatnya perekonomian Indonesai di tahun 2010, konsumsi semen di Indonesia juga ikut mengalami peningkatan, terutama didukung oleh pesatnya pembangunan perumahan dan infrastruktur beberapa tahun terakhir ini. Kenaikan produksi semen pada tahun 2010 telah mencapai 12% yaitu mencapai angka juta ton, sedangkan peningkatan konsumsi semen diperkirakan akan mencapai juta ton di tahun Dengan naiknya konsumsi semen di Indonesia, permintaan akan kantung semen juga akan terus meningkat. Oleh karena itu, sebagai produsen kantung semen plastik yang cukup berpengalaman dan memiliki kualitas yang baik, perusahaan harus dapat memanfaatkan peluang ini dengan baik. 2. Selain industri semen, sektor pertanian juga mengalami peningkatan. PT. Yanaprima Hastapersada Tbk tidak hanya memproduksi kantung semen plastik, tetapi juga memproduksi kantung tenun plastik yang sebagian besar 61

4 digunakan untuk industri pertanian dalam negeri, seperti kantung plastik untuk kemasan beras, pupuk dan hasil pertanian lainnya. Ada kenaikan produksi beras dalam negeri pada tahun 2010 yaitu sebesar 2.01 juta ton menjadi 66.4 juta ton. Kenaikan di berbagai sektor pertanian ini tentunya juga merupakan peluang yang sangat baik bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya. Selain peluang tentunya perusahaan juga memiliki beberapa ancaman yang cukup berbahaya dan dapat mengganggu kegiatan bisnisnya. Diantranya yaitu : 1. Perubahan iklim cuaca yang ekstrim sehingga membuat berbagai industri, terutama industri pertanian menjadi terganggu tingkat panennya dan metode pengantaran pesanan melalui jalur laut ke Indonesia bagian timur menjadi terganggu jadwal perjalanannya. 2. Menurunnya industri polypropylene (pp) nasional. Industri pp mengalami penurunan pada tahun 2010, karena PT Polytama Propindo, salah satu produsen pp nasional menghentikan kegitan operasionalnya. Dengan jumlah permintaan pp yang relatif besar namun kurangnya jumlah persediaan pp maka jumlah impor pp menjadi lebih besar dari tahun sebelumnya. Kenaikan impor pp tersebut menjadikan 40% dari persediaan polypropylene adalah produk impor dari luar negeri. Oleh karena itu, hal ini akan semakin membuat produsen plastik bergantung pada pergerakan harga dan jumlah produksi polypropylene dunia. 3. Kenaikan harga minyak dunia juga ikut menaikkan harga polypropylene, karena polypropylene adalah produk hasil penyulingan minyak dan 62

5 perusahaan menggunakan polypropylene sebagai bahan baku utama proses produksinya. Kenaikan harga pasar pp juga di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di dunia internasional. Harga pasar yang terbentuk di Indonesia merupakan ekuilibrium dari harga pp nasional, ASEAN, Asia selatan, dan Arab Saudi. Pergolakan politik yang terjadi di Afrika dan negara timur tengah pada pertengahan tahun 2011 juga ikut melambungkan harga minyak. Jika pergolakan tersebut terjadi dalam waktu yang cukup panjang hal ini ditakutkan akan ikut menaikkan harga biji plastik. Dari uraian tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sudah dijelaskan diatas, perusahaan harus berusaha memikirkan dan menciptakan strategi bisnis yang dapat mengambil peluang usaha tersebut dengan menggunakan kekuatan perusahaan, serta perusahaan juga harus dapat mengatasi ancaman dan kelemahan yang ada. Berikut adalah matriks SWOT yang dapat digunakan untuk merumuskan strategistrategi yang perlu dilakukan. Tabel IV.1 Matriks SWOT STRENGTHS 1. Merupakan produsen kantung semen plastik pertama di Indonesia dan sudah berpengalaman 2. Memproduksi kantung plastik dengan bahan berkualitas dan tahan lama. 3. Memiliki sumber daya WEAKNESSES 1. Tidak memiliki ragam produk. 2. Tidak dapat menaikkan harga jual produknya seiring dengan kenaikan harga bahan baku yang terus meningkat dan berubah-ubah. 3. Memiliki nilai rasio 63

6 OPPORTUNITIES 1. Meningkatnya produksi semen seiring dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia baik dari sektor properti maupun infrastruktur. 2. Bertumbuhnya industri pertanian di Indonesia yang dapat dilihat dari naiknya produksi beras, dan hasil pertanian lainnya. manusia yang berkualitas dan mempunyai program pelatihan sumber daya manusia. 4. Memiliki beberapa konsumen besar dan tetap. 5. Memiliki tingkat perputaran persediaan yang lebih cepat daripada industrinya. SO STRATEGIES 1. Menaikkan produksi kantung semen plastik sesuai dengan perkiraan kenaikan produksi semen (S2,S4, O1) 2. Menaikkan produksi kantung plastik untuk kemasan hasil pertanian sesuai dengan perkiraan kenaikan industri pertanian (S2,S4, O2) 3. Melakukan promosi penjualan dengan lebih baik lagi untuk menaikkan penjualan pada tahun berikutnya (S1,S3, O1,O2) 4. Menjaga hubungan baik dengan konsumen tetap yang berupa perusahaan semen sehingga dengan naiknya produksi semen perusahaan pembeli, penjualan kantung semen plastik kepada perusahaan itu juga ikut meningkat (S3,O1) likuiditas yang lebih rendah dari rata-rata industrinya. WO STRATEGIES 1. Melakukan inovasi produk sehingga produknya menjadi lebih baik lagi dan diminati pembeli ( W1, O1, O2) 2. Menggunakan bahan baku dan tenaga kerja seefisien mungkin sehingga biaya produksi dapat ditekan (W2,W3O1,O2) 3. Melakukan penghematan terhadap biaya-biaya lain yang kurang penting sehingga menghemat pengeluaran dan dapat menaikkan laba (W2,W3O1,O2) 64

7 5. Menjaga kualitas bahan kantung semen plastik dan kantung plastik lainnya sehingga tetap menjadi pilihan utama para perusahaan pembeli karena berkualitas dan tahan lama (S2, S5,O1,O2) THREATS 1. Banyaknya pesaing dalam industri plastik dan kemasan, baik perusahaan dalam skala besar maupun kecil, serta banyaknya ragam produk yang ditawarkan oleh mereka. 2. Perubahan iklim cuaca yang ekstrim. 3. Menurunnya industri polypropylene nasional. 4. Kenaikan harga minyak dunia ikut menaikkan harga polypropylene. 5. Adanya pergolakan politik negara timur tengah dan afrika yang menaikkan harga minyak dunia dan biji plastik. ST STRATEGIES 1. Melakukan kerja sama dengan pemasok bahan baku polypropylene nasional dan internasional sehingga perusahaan tetap dapat melakukan proses produksinya karena adanya ketersediaan bahan baku. (S5,T3) 2. Melakukan pemesanan stock polypropylene secara terjadwal agar mencegah kurangnya persediaan yang dapat mengganggu proses produksi bila persediaan polypropylene nasional tidak mencukupi. (S5,T3) 3. Bekerja sama dengan pemasok dan lembaga independen pemantau bahan baku untuk mengambil keputusan penentuan tingkat bahan baku dan agar dapat memprediksi pergerakan harga bahan baku dengan akurat. (S2,S5,T4,T5) WT STRATEGIES - Melakukan riset pasar dan pengembangan produk baru agar lebih inovatif ( W1,T1) - Melakukan manajemen biaya yang lebih baik lagi sehingga biaya-biaya yang tidak relevan dengan harga produksi dapat diminimalisasikan (W2,W3,T4,T5) 65

8 4. Mendirikan beberapa kantor penjualan dan persediaan barang yang dekat dengan daerah penjualan sehingga pelayanan perusahaan kepada konsumen di daerah itu tetap dapat berjalan lancar. (S4, T2) IV.1.2 Analisis PORTER Selain menggunakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, untuk menilai kinerja non-keuangan dan mencari strategi yang akan dilakukan, analisis yang dikembangkan oleh Michael Porter yang dikenal dengan analisis PORTER juga dapat dilakukan untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan. Menurut Porter, dalam industri apapun, lima kekuatan bersaing ini akan selalu ada dan menentukan daya tarik dan profitabilitas industri. Kelima faktor tersebut adalah : - Ancaman pemain baru, dimana dalam hal ini skala ekonomi, kesetiaan merek, dan kebutuhan permodalan menentukan seberapa mudah pesaing baru dapat masuk dalam industri tersebut. Dalam industri plastik ini, dibutuhkan modal yang cukup besar untuk memulai usahanya, mulai dari kebutuhan akan pabrik, mesin-mesin yang digunakan untuk memproses biji plastik sampai menjadi plastik, kebutuhan akan pekerja, dan kebutuhan lainnya. Hal ini memakan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, dalam hal kesetiaan merek, PT. Yanaprima Hastapersada Tbk telah memulai untuk meningkatkan loyalitas konsumen akan merek dari perusahaan, yaitu dengan menyediakan 66

9 stok kantung plastik disetiap cabangnya sehingga konsumen yang membutuhkan kantung plastik merek perusahaan akan selalu mendapatkan apa yang dibutuhkannya, sehingga meminimalisasikan peluang konsumen untuk mencoba merek lain apabila produk perusahaan tidak ada. Dalam hal ancaman pemain baru ini kekuatannya adalah rendah / low dimana pemain baru susah untuk masuk dalam industri ini. - Ancaman barang substitusi juga menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh perusahaan. Faktor-faktor seperti kesetiaan pembeli dan biaya perpindahan, manfaat barang substitusi yang ditawarkan, harga yang lebih terjangkau, ketersediaan produk, dan pelayanan yang jauh lebih baik juga menentukan seberapa besar keinginan pembeli untuk menggunakan produk substitusi. Produk substitusi kantung plastik dalam hal ini adalah kantung kain, dan kantung kertas. Dalam hal ini, PT. Yanaprima Hastapersada telah berusaha meminimalisasikan ancaman produk pengganti ini. Sejauh ini perusahaan telah berusaha untuk menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produknya dengan selalu menyediakan stok barang di setiap cabangnya, kemudian harga jual yang ditawarkan oleh perusahaan juga adalah harga yang bersaing dan perusahaan juga tidak seenaknya menaikkan harga produk seiiring dengan naiknya harga bahan baku, hal ini dapat dilihat dari kenaikan laba kotornya yang jauh lebih kecil dari kenaikan penjualannya. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan pelayanan dengan baik yang dapat dilihat dari adanya usaha untuk selalu menyediakan produk disetiap cabangnya, dan berusaha untuk selalu mengantarkan pesanannya tepat waktu kepada pembeli. Kekuatan 67

10 ancaman barang substitusi ini adalah rendah, karena sekarang ini plastik sangat mendominasi produk-produk di pasaran karena sifatnya yang praktis, ringan, dan harganya yang relative lebih murah sehingga masyarakat lebih memilih produk plastik ini. - Ancaman dari pesaing juga merupakan hal yang penting bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Beberapa faktor seperti peningkatan atau penurunan permintaan produk, pertumbuhan industri, perbedaan produk akan menentukan seberapa besar tingkat persaingan dalam industri ini. Dalam hal ini, selain 10 perusahaan yang sudah terdaftar dalam industri plastik dan kemasan, masih banyak perusahaan lain yang bergerak dalam bidang produksi plastik yang dapat menjadi pesaing dari PT. Yanaprima Hastapersada ini. Perusahaan tersebut juga menawarkan beragram produk plastik yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Banyaknya pesaing ini dikarenakan plastik merupakan bahan yang paling banyak dipakai oleh masyarakat sekarang ini dan permintaan akan produk berbahan plastik sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif lebih terjangkau, ringan dan lebih praktis dalam penggunaannya. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan riset secara menyeluruh baik dari segi harga, produk, strategi, serta pangsa pasar pesaing. Kekuatan ancaman pesaing ini bagi perusahaan adalah sedang / medium karena walaupun produk perusahaan dapat dikatakan berbeda dari yang lain namun dengan melihat peluang yang ada, perusahaan pesaing dapat saja membuat produk sejenis dengan produk perusahaan sehingga memunculkan persaingan dimasa depan. 68

11 - Kekuatan tawar-menawar dengan pemasok. Dalam hal ini, tingkat konsentrasi pemasok dan ketersediaan input substitusi menentukan kekuatan yang dimiliki para pemasok terhadap perusahaan. Pemasok yang memberikan harga dan mutu terbaik akan membuat perusahaan dapat lebih baik dalam berbisnis dan bertahan dalam persaingan. PT. Yanaprima Hastapersada memiliki beberapa pemasok yang telah lama berkerja sama dengan perusahaan dalam penyediaan kebutuhan bahan baku. Perusahaan juga telah memilih pemasok yang memberikan mutu terbaik dengan harga yang sesuai. Pemasok utama bahan baku pada PT, Yanaprima Hastapersada diantarnaya yaitu PT. Tripolyta Indonesia Tbk, dan PT. Pura Nusapersada. Kekuatan tawar menawar pemasok dalam hal ini adalah sedang karena perusahaan masih bergantung kepada pemasok utama dalam pembelian bahan baku dan pemasok sebagai penentu harga bahan baku. - Kekuatan tawar-menawar dengan pembeli. Faktor faktor seperti informasi pelanggan, jumlah pelanggan di pasar tertentu, dan ketersediaan produk substitusi menentukan jumlah pengaruh yang dimiliki pembeli terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan riset atas keinginan konsumen, dan seberapa besar kemampuan beli konsumen terhadap keinginan tersebut. Untuk industri plastik dan kemasan, pangsa pasarnya banyak sekali dan jumlah pelanggan tersebut juga sangatlah banyak. Dalam hal ini, PT. Yanaprima Hastapersada Tbk sudah memiliki beberapa pembeli tetap dan pembeli tersebut adalah perusahaan yang dapat dikatakan perusahaan besar dan sudah terkenal. Untuk itu perusahaan harus 69

12 dapat mempertahankan kualitas dan harga jual produknya, menjamin ketersediaan produk yang dijualnya, serta tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya sehingga produk perusahaan tetap diminati pembeli. Kekuatan tawar-menawar pembeli ini adalah sedang karena adanya beragam produk di pasaran dengan harga yang terjangkau sehingga pembeli memegang peranan kekuatan tawa-menawar pembeli ini. Setelah menilai kelima kekuatan bersaing diatas, maka selanjutnya perlu ada strategi persaingan yang memadai agar perusahaan dapat besaing dengan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Dalam menentukan strategi, Porter mengatakan bahwa ada 3 strategi yang dapat dilaksanakan, yaitu strategi kepemimpinan harga, strategi diferensiasi, dan strategi fokus. Dalam hal ini, perusahaan dapat menjalankan strategi fokus, dimana strategi ini menjalankan strategi kepemimpinan harga dan diferensiasi pada segmen atau pasar yang lebih sempit atau terfokus. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga bersaing dan mutu terbaik dari produk sekelasnya pada pasar yang lebih terarah misalnya dengan berfokus pada industri semen dan pertanian. Alasan pertama pemilihan strategi ini adalah karena industri semen dan pertanian sedang mengalami pemingkatan permintaan yang cukup signifikan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan pembangunan property, infrastruktur, dan pertanian di Indonesia beberapa tahun terakhir dan diperkirakan masih akan berlangsung sampai beberapa tahun ke depan. Dengan meningkatnya permintaan akan semen dan bahan pangan, tentunya akan meningkatkan penggunaan kemasan untuk barang tersebut. Kantung semen plastik yang diproduksi oleh perusahaan, diproduksi dengan campuran kertas dan 70

13 plastik sehingga bahannya menjadi kuat, tahan lama dan aman serta dapat tahan pada perjalanan jauh. Sedangkan kemasan kantung semen yang diproduksi oleh perusahaan lain biasanya hanya menggunakan kertas sehingga mudah robek dan tidak cocok untuk diangkut dalam jarak jauh. Dalam hal ini, produk perusahaan dapat dikatakan berbeda dari produk pesaingnya. Dengan begitu perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang dapat digunakan dalam bersaing dengan perusahaan lain dalam industri sejenisnya. Selain itu, dalam hal harga jual, perusahaan dapat memberikan harga yang bersaing dan cukup terjangkau oleh pembeli, disamping itu dengan sumber daya manusia yang berkualitas, perusahaan dapat melakukan program pemasaran yang baik, menerapkan strategi penjualan yang baik dan melakukan manajemen biaya yang baik sehingga biaya produksi dapat lebih ditekan. Dan dengan adanya strategi pemasaran yang lebih baik diharapkan pembeli dapat lebih tertarik dengan produk perusahaan, dan hal itu dapat menaikkan penjualan perusahaan serta menaikkan laba dan oleh karena itu nilai laba per saham perusahaan juga dapat semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan perusahaan. Oleh karena itu, strategi fokus merupakan strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam bersaing. IV.2 Analisis Laporan Keuangan IV.2.1 Analisis Horizontal Analisis horizontal disebut juga sebagai analisis kecenderungan karena membandingkan persentase dari tahun ke tahun untuk melihat perubahannya. Analisis horizontal ini menggunakan tahun 2008 sebagai tahun dasarnya ( semua pos-pos dalam laporan laba-rugi dinilai dengan persentase 100%). 71

14 Analisis Horizontal Pada Neraca Dari tabel perhitungan persentase akun-akun pada neraca dari tahun 2008 sampai dengan 2010 dapat dilihat bahwa ada penurunan kas sebesar 92.94% pada tahun 2009 yang disebabkan oleh adanya kenaikan pembayaran beban usaha sebesar 187%, kerugian penjualan aset tetap, serta adanya pembayaran dividen tunai pada periode tersebut. Pada tahun 2010, kas perusahaan mengalami kenaikan sebesar 19.83% yang disebakan oleh naiknya penjualan bersih perusahaan sebesar 25% serta menurunnya pembayaran beban usaha sebesar 23.6%. Pada akun piutang usaha atas hubungan istimewa ada kenaikan yang cukup besar pada tahun 2009 yaitu sebesar % yang dikarenakan oleh adanya kenaikan piutang PT.Berkah Sarana Irjatama. Pada bagian kewajiban perusahaan, pada tahun 2009 ada penurunan jumlah hutang usaha atas hubungan istimewa yang cukup besar, yaitu sebesar 99.59% terhadap PT. Forindoprima Perkasa karena telah dibayarkan pada tahun tersebut. Namun hutang usaha kepada PT. Forindoprima Perkasa kembali meningkat sebesar 50.46% pada tahun Pada hutang usaha kepada pihak ketiga juga terjadi penurunan pada tahun 2010 sebesar 32.43%. Pada akun hutang pajak, terdapat penurunan sebesar 46.34% pada tahun Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah pajak penghasilan pasal 29 sebesar 99.8%, dan pasal 4 ayat 2 sebesar 100%. Pada tahun 2009, ada kenaikan sebesar 100% pada akun hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun. Kenaikan ini terjadi karena adanya perjanjian kredit dengan Bank Mandiri pada bulan maret 2009 yang ditujukan untuk pembiayaan pembelian mesin dan peralatan pabrik. 72

15 Pada akun dana cadangan umum, ada kenaikan sebesar 600% pada tahun 2009,dan kenaikan 1300% pada tahun 2010 hal ini dikarenakan oleh kebijakan dan keputusan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada bulan Mei 2009 untuk mencadangkan dana sebesar Rp ,- dari laba bersih tahun 2007 dan Rp ,- dari laba bersih tahun 2008 untuk dana cadangan umum tahun 2009, serta pada tahun 2010 karena adanya peningkatan penjualan yang menaikkan laba bersih maka sesuai keputusan para pemegang saham, sebesar Rp ,- dari laba bersih tahun 2009 akan digunakan sebagai dana cadangan umum perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. Analisis Horizontal pada Laporan Laba-Rugi Pada laporan laba-rugi, terdapat kenaikan penjualan sebesar 25% pada tahun 2010 yang disebabkan oleh naiknya penjualan lokal sebesar 25% dan penjualan ekspor sebesar 28%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu tingginya permintaan akan kantung semen plastik karena bertumbuhnya industri semen, dan pulihnya daya beli pelanggan yang sempat turun akibat krisis pada tahun Pada akun beban pokok penjualan terjadi penurunan pada tahun 2009 yang disebabkan oleh menurunnya biaya bahan baku yang digunakan sebesar 12%, dan juga ada penurunan jumlah pembelian pada tahun 2009 yaitu sebesar 74% serta jumlah persediaan barang dalam proses tahun 2009 lebih sedikit dari tahun sebelumnya sehingga beban pokok penjualan menjadi semakin berkurang. Lalu, pada tahun 2010 terjadi kenaikan 27% pada beban pokok penjualan ini. Hal ini disebabkan oleh naiknya pembelian persediaan barang jadi yang cukup besar yaitu sebesar 520% dan naiknya 73

16 biaya bahan baku yang digunakan, upah buruh langsung serta beban pabrikasi sehingga jumlah beban produksi mengalami kenaikan sebesar 22%. Pada akun beban penjualan terdapat kenaikan sebesar 88.97% pada tahun 2009 dan 41.18% pada tahun Hal ini disebabkan adanya kenaikan biaya pengangkutan dan transportasi karena perusahaan mulai memasuki pasar di Indonesia bagian barat dengan metode pengiriman melalui laut, selain itu biaya iklan, komisi dan promosi penjualan juga mengalami peningkatan. Sedangkan pada beban umum dan administrasi, terdapat kenaikan sebesar 16% pada tahun 2009 karena naiknya biaya gaji,upah, dan kesejahteraan karyawan. Kenaikan beban penjualan dan beban umum dan administrasi ini mengakibatkan naiknya jumlah beban usaha sebesar 35% pada tahun 2009 dan 51% pada tahun Kenaikan beban usaha yang terjadi pada tahun 2009 dan lebih besar dari kenaikan penjualannya menyebabkan turunnya laba usaha perusahaan pada periode tersebut. Namun pada tahun 2010, dengan naiknya jumlah penjualan maka perusahaan dapat menaikkan kembali laba usahanya sebesar 11%. Pada akun penghasilan bunga, terdapat penurunan sebesar 98.45% yang disebabkan oleh menurunnya bunga yang diterima perusahaan karena menurunnya nilai investasi, begitu pula pada tahun IV.2.2 Analisis Vertikal Analisis vertikal adalah salah satu teknik analisis laporan keuangan yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan-hubungan yang ada diantara total aset dengan semua perkiraan di laporan neraca perusahaan dan hubungan yang ada diantara penjualan dengan semua perkiraan di laporan laba-rugi. 74

17 Analisis Vertikal pada Neraca Pada analisis vertikal ini semua perkiraan pada neraca dibandingkan dengan total asetnya untuk melihat hubungan setiap akun dengan total aset perusahaan. Pada sisi aktiva neraca dapat dilihat bahwa pada tahun 2008, 18.74% aset yang ada pada neraca adalah berupa piutang usaha, dan ada kenaikan pada tahun 2009 dan 2010 menjadi 19.01%, dan 22.16%. Piutang usaha perusahaan adalah seperlima dari total asetnya, jumlah tersebut adalah jumlah yang cukup besar sehingga sebaiknya perusahaan memiliki kebijakan yang baik untuk mengatur piutang usahanya sehingga piutang tersebut dapat tertagih dengan baik sesuai jatuh temponya. Sama hal nya dengan persediaan barang perusahaan, jumlah persediaan perusahaan bila dibandingkan dengan nilai penjualan bersihnya memiliki nilai yang cukup besar yaitu sebesar 24.40%, 26.65% dan 23.73% berturut-turut dari tahun 2008 sampai Aset tetap perusahaan juga mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan Pada tahun 2010 aset tetap perusahaan memiliki nilai yang cukup besar yaitu 52.47% dari total aset perusahaan. Dari sisi pasiva perusahaan, dapat dilihat bahwa hutang usaha jangka pendek perusahaan mengalami peningkatan dan bernilai sebesar 23.06% dari total asetnya. Sedangkan total kewajiban perusahaan mencapai 34.53% dari nilai total asetnya, hal ini berarti bila aset perusahaan dijual maka 34.53% nya akan digunakan untuk membayar hutangnya dan 65.47% nya merupakan modal perusahaan. 75

18 Analisis Vertikal pada Laporan Laba-Rugi Pada laporan laba-rugi analisis vertikal dilakukan dengan membandingkan semua perkiraan pada laporan laba-rugi dengan akun penjualan. Pada laporan laba-rugi perusahaan dapat dilihat bahwa pada tahun 2008, beban pokok penjualan perusahaan adalah sebesar 85% dari penjualannya sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba kotor sebesar 15%. Sedangkan pada tahun 2009 perusahaan dapat menaikkan jumlah penjualan sekaligus juga dapat mengendalikan beban pokok penjualannya sehingga ada penurunan beban pokok penjualan menjadi sebesar 83%. Tetapi kenaikkan penjualan pada tahun 2010 kembali ikut menaikkan beban pokok penjualan perusahaan karena perusahaan menggunakan bahan baku yang cukup banyak serta melakukan pembelian persediaan barang jadi yang lebih besar daripada tahun sebelumnya. Namun bila dilihat dari margin laba yang dihasilkan perusahaan, walaupun ada kenaikan beban penjualan yang cukup besar dan dalam hal persentase nilai margin labanya turun namun dalam hal jumlah margin laba yang dihasilkan perusahaan tetap mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. IV.2.3 Analisis Rasio Keuangan IV Analisis Rasio Likuiditas Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio likuiditas yang telah dilakukan : Tabel IV.2 Perhitungan Rasio Likuiditas PT Yanaprima Hastapersada Rata-Rata Industri Keterangan Current Ratio 1.42x 1.45x 1.47x 1.64x 1.77x 2.06x Acid Test Ratio 0.68x 0.62x 0.68x 1.13x 1.20x 1.73x 76

19 Cash Ratio 0.10x 0.01x 0.03x 0.26x 0.43x 0.85x Cash Turnover Ratio 4.16x 4.17x 5.21x 4.71x 5.08x 5.27x Cash Conversion Cycle 77 hari 88 hari 77 hari 146hari 456hari 186hari Inventory to Net Working Capital Ratio 1.75x 1.83x 1.59x -0.03x 0.45x 0.39x Rasio Lancar ( Current Ratio ) Rasio lancar PT. Yanaprima Hastapersada pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 berturut-turut adalah 1.42, 1.45,dan 1.47, Hal ini berarti setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh aktiva lancarnya sebesar Rp.1,47. Dapat dilihat bahwa ada kenaikan pada rasio ini. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan yang lebih besar pada aset lancar perusahaan dibandingkan oleh kenaikan kewajiban lancarnya. Dalam rasio lancar ini, semakin tinggi nilai rasionya dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut cukup likuid atau lancar dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya apabila perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Bila dibandingkan dengan rasio industri yaitu sebesar 2.06 pada tahun 2010 maka perusahaan dapat dikatakan kurang likuid tetapi perusahaan masih dapat membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya. Tabel rasio industri dapat dilihat pada lampiran L6. Rasio Cepat ( Acid Test Ratio / Quick Ratio ) Perhitungan rasio cepat ini bertujuan untuk melihat apakah perusahaan dapat langsung melunasi hutang jangka pendeknya dengan aset lancarnya tanpa memasukkan nilai persediaan karena membutuhkan waktu 77

20 untuk mengubah persediaan menjadi kas. Dalam perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa rasio cepat PT. Yanaprima Hastapersada Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 0.68, dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi sebesar 0,62. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan jumlah persediaan sebesar 17% sehingga nilai aset lancar tanpa persediaan menjadi menurun sebesar 6%. Pada tahun 2010, karena adanya kenaikan nilai kas dan piutang yang menaikkan nilai aset lancar dan adanya penurunan nilai persediaan maka rasio lancar perusahaan kembali mengalami kenaikan sebesar 17% menjadi Tetapi rasio cepat perusahaan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata industri yaitu sebesar Dalam hal ini berarti dapat dikatakan bila tanpa menggunakan nilai persediaannya, maka perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Kas ( Cash Ratio ) Dalam perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 nilai rasio kas perusahaan adalah 0.1 dan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 90% menjadi 0.01 yang disebabkan oleh adanya penurunan nilai kas sebesar 93% yang digunakan untuk melakukan pembayaran dividen tunai dan pembayaran beban usaha yang meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, walaupun tidak significant, namun rasio kas perusahaan kembali mengalami kenaikan menjadi 0,03 yang dikarenakan adanya kenaikan kas dari hasil operasi, yaitu naiknya peneerimaan kas dari pelanggan yang disebabkan oleh naiknya nilai 78

21 penjualan perusahaan, adanya kenaikan jumlah hutang bank serta naiknya nilai penerimaan kas dari aset lain-lain perusahaan. Nilai rasio perusahaan terbilang cukup rendah bila dibandingkan dengan rata-rata industri tahun 2010 yang sebesar Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak mempunyai cukup kas untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Rasio perputaran kas ( Cash Turnover Ratio ) Rasio perputaran kas ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas yang dapat digunakan untuk membayar tagihan atau membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan penjualan. Dalam perhitungan rasio perputaran kas perusahaan diatas, dapat dilihat bahwa rasio perputaran kas perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya, dari 4.16 pada tahun 2008 menjadi 5.21 pada tahun Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan penjualan sebesar 25% yaitu karena naiknya penjualan lokal terutama kepada perusahaan semen yang menjadi pelanggan dari perusahaan. Terjadi juga kenaikan pada ekuitas perusahaan karena bertambahnya jumlah laba perusahaan. Namun kenaikan ekuitas tersebut tidak lebih besar dari kenaikan penjualan perusahaan jadi nilai rasio perputaran kas perusahaan tetap mengalami kenaikan. Cash Conversion Cycle Berdasarkan pada perhitungan siklus konversi kas ini dapat dilihat ada kenaikan jumlah hari pada tahun 2009 yang dikarenakan bertambahnya hari penagihan piutang dan persediaan perusahaan karena naiknya jumlah 79

22 piutang perusahaan secara signifikan dan adanya kenaikan jumlah persediaan sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengubahnya menjadi kas. Namun ada penurunan jumlah hari pada tahun 2010 yang disebabkan oleh menurunnya jumlah piutang dan persediaan perusahaan serta adanya kenaikan penjualan secara signifikan sehingga hari penagihan piutang dan perputaran persediaan menjadi semakin cepat. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mengkonversi kasnya maka perusahaan dapat dikatakan memiliki waktu pemulihan kas yang lebih cepat dan lebih baik dari industri karena memiliki hari pemulihan kas yang lebih cepat. Rasio persediaan terhadap modal kerja ( Inventory to Net Working Capital) Pada tahun 2008, rasio persediaan terhadap modal kerja ini adalah sebesar 1,75 dan naik pada tahun berikutnya menjadi 1.83, namun mengalami penurunan menjadi 1.59 pada tahun Kenaikan yang terjadi pada tahun 2009 disebabkan oleh naiknya nilai persediaan perusahaan serta menurunnya nilai modal kerja bersih akibat naiknya jumlah hutang usaha kepada pihak ketiga. Sedangkan penurunan pada tahun 2010 disebabkan oleh menurunnya nilai persediaan sebesar 7% serta naiknya nilai modal kerja bersih karena ada kenaikan nilai aset lancar berupa kas dan piutang usaha yaitu sebesar 281% dan 33%. Rasio ini digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa banyak ketersediaan persediaan perusahaan bila dibandingkan dengan modal kerjanya. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yang sebesar -0.03, 0.45, dan 80

23 0.39 dari tahun 2008 sampai dengan 2009, maka dapat dikatakan nilai rasio perusahaan lebih tinggi dari industri. Hal ini menunjukkan bahwa nilai persediaan perusahaan lebih besar daripada modal kerjanya. Perusahaan dapat menjual persediaan yang dimilikinya untuk menjadikannya modal kerja. IV Rasio Solvabilitas Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio solvabilitas yang telah dilakukan : Tabel IV.3 Perhitungan Rasio Solvabilitas PT Yanaprima Rata-Rata Industri Hastapersada Keterangan Debt Ratio 0.34x 0.35x 0.35x 0.44x 0.46x 0.44x Debt to Equity Ratio 0.93x 1.01x 1.04x 1.20x 2.49x 2.25x Long Term Debt to Equity x 0.015x 0.19x 0.20x 0.17x Ratio Time Interest Earned 5.83x 5.18x 5.57x 0.31x -3.69x 4.35x Rasio hutang ( Debt Ratio ) Rasio hutang PT. Yanaprima Hastapersada pada tahun 2008 adalah sebesar 0.34 dan pada tahun 2009 dan 2010 adalah sebesar Ada kenaikan kecil pada rasio ini yang dikarenakan naiknya nilai total kewajiban sebesar 9% akibat naiknya nilai hutang usaha pada pihak ketiga dan hutang jangka panjang pada bank. Pinjaman atau hutang pada bank bertambah karena adanya peningkatan kebutuhan modal kerja seiring dengan adanya peningkatan penjualan. Pada rasio hutang ini, semakin tinggi nilai rasionya maka semakin tidak baik bagi perusahaan karena total 81

24 hutang yang dimilikinya sudah melebihi nilai total aset yang ada, sehingga apabila hal itu terjadi maka akan terdapat kemungkinan perusahaan akan mengalami kegagalan dalam membayar hutangnya. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yang sebesar 0.44 maka perusahaan dapat dikatakan lebih baik dalam nilai rasio hutangnya karena memiliki rasio hutang lebih rendah dari perusahaan perusahaan sejenisnya. Rasio hutang terhadap modal ( Debt to Equity Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai ekuitas perusahaan yang dijadikan jaminan terhadap hutangnya. Semakin tinggi rasio ini semakin tidak baik bagi perusahaan karena nilai hutang perusahaan lebih besar daripada nilai ekuitas atau modal pemegang saham, sehingga modal tersebut tidak akan cukup apabila digunakan untuk membayar hutang perusahaan. Dalam perhitungan rasio perusahaan dapat dilihat bahwa nilai rasionya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh naiknya nilai hutang jangka pendek dan jangka panjang pada bank dan naiknya hutang usaha pada pihak ketiga. Tetapi apabila dibandingkan dengan nilai industrinya maka perusahaan mempunyai nilai rasio yang lebih rendah yaitu 2.25 : 1.04, hal ini berarti perusahaan lebih memiliki kemungkinan untuk dapat membayar hutangnya dengan menggunakan modal yang dimilikinya. Rasio hutang jangka panjang terhadap modal ( Longterm Debt to Equity Ratio) 82

25 Rasio hutang jangka panjang terhadap modal perusahaan semakin rendah dari tahun ke tahun yaitu sebesar pada tahun 2009 dan pada tahun 2010, sedangkan rata-rata industri perusahaan sejenisnya adalah 0.17, maka dalam hal ini perusahaan memiliki nilai rasio yang lebih baik daripada industri sejenisnya, karena semakin rendah nilai dari rasio ini berarti semakin baik dan aman perusahaan karena jumlah modal yang dimiliki perusahaan untuk menjamin hutang jangka panjangnya lebih besar dari pada hutang jangka panjang itu sendiri. Time Interest Earned (TIE) Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kali perolehan bunga atau kemampuan perusahaan dalam membayar biaya bunga. Dapat dilihat dalam perhitungan rasio ini bahwa rata-rata perusahaan dapat membayar beban bunganya sebesar 5 kali. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya, yaitu 4 kali, maka perusahaan dapat dikatakan memiliki kemampuan lebih dalam membayarkan beban bunganya dibandingkan industri sejenisnya. IV Rasio Aktivitas Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio aktivitas yang telah dilakukan : Tabel IV.4 Perhitungan Rasio Aktivitas PT Yanaprima Rata-Rata Industri Hastapersada Keterangan Receivable TurnOver 8.21x 7.68x x 4.94x 6.95x 83

26 Days of Receivable 44 hari 48 hari 47 hari 99hari 134hari 68hari Inventory Turnover 6.31x 5.41x 7.31x 6.33x 4.19x 5.97x Inventory TurnoverDays 57 hari 66hari 49 hari 107hari 391hari 189hari Account Payable 14.42x 13.73x 18.93x 8.36x 9.88x 12.24x Turnover Days of Payable 25hari 26hari 19hari 61hari 69hari 71hari Sales to Assets Ratio 1.54x 1.46x 1.73x 0.86x 0.82x 0.81x Equity Turnover 2.34x 2.30x 2.73x 1.55x 1.65x 1.57x Fixed Assets Turnover 3.15x 2.79x 3.31x 2.61x 3.02x 4.12x Rasio perputaran piutang usaha ( Receivable Turnover Ratio) Dari perhitungan rasio perputaran piutang usaha pada tahun 2008 sampai dengan 2010, nilai perputaran piutang rata-rata PT. Yanaprima Hastapersada yaitu 8 kali. Walaupun pada tahun 2009 dan 2010 terdapat kenaikan penjualan namun ada penurunan terhadap nilai rasio ini yang disebabkan oleh adanya kenaikan piutang usaha terhadap pihak ketiga sebesar 7%. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yaitu sebesar 7 kali maka periode penagihan piutang perusahaan lebih banyak dari industri sejenisnya, dan hal ini semakin baik bagi perusahaan karena piutang usahanya tidak tertahan lama-lama yang dimana hal ini dapat menimbulkan risiko piutang tak tertagih. Rasio hari perputaran piutang ( Days of Receivable ) Periode jumlah hari penagihan piutang PT.Yanaprima Hastapersada adalah 44 hari pada tahun 2008, lalu meningkat menjadi 48 hari pada tahun 2009, hal ini dikarenakan adanya kenaikan piutang usaha terhadap pihak ketiga sebesar 7%. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yang 84

27 memiliki nilai rasio 68 hari maka PT. Yanaprima Hastapersada lebih baik dari industri karena memiliki jumlah hari penagihan lebih sedikit sehingga perputaran piutangnya lebih banyak dan lebih cepat mengubah piutang menjadi cash serta mengurangi risiko piutang tak tertagih yang dapat timbul jika periode penagihan piutang lama. Rasio perputaran persediaan ( Inventory Turnover Ratio ) Rasio perputaran persediaan PT. Yanaprima Hastapersada adalah 6.31 pada tahun 2008, 5.41 pada tahun 2009, dan 7.31 pada tahun Dapat dilihat bahwa ada penurunan pada tahun 2009, hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan nilai persediaan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan penjualan yaitu sebesar 17%. Sedangkan pada tahun 2010 ada kenaikan sebesar 35% pada nilai rasio yang dikarenakan adanya kenaikan nilai penjualan sebesar 25% dan penurunan nilai persediaan sebesar 7%. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri pada tahun2010 yaitu sebesar 5.97, maka perusahaan dapat dikatakan memiliki rasio perputaran persediaan yang lebih baik karena perusahaan dianggap lebih mampu menjual persediaannya sehingga memperkecil risiko persediaan usang karena tersimpan dalam waktu lama dalam tempat penyimpanan. Hari perputaran persediaan ( Inventory Turnover Days ) Dalam perhitungan lamanya waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan dalam menjual persediaannya dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam menjual persediaannya pada adalah 57 hari pada tahun 2008, 66 hari pada tahun 2009 dan 49 hari pada tahun

28 Bertambahnya jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan pada tahun 2009 dikarenakan oleh berkurangnya tingkat perputaran persediaan yang disebabkan oleh naikknya jumlah persediaan perusahaan secara signifikan sehingga perusahaan membutuhkan jumlah hari yang lebih lama untuk menjualnya. Sedangkan karena adanya kenaikan penjualan secara signifikan pada tahun 2010 sehingga perputaran persediaan perusahaan kembali meningkat dan menyebabkan hari perputarannya semakin cepat. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya maka perusahaan memiliki nilai hari perputaran yang lebih baik dari industri karena industri memiliki hari perputaran persediaan yang lebih lama. Hari perputaran persediaan yang lebih lama dapat meningkatkan risiko adanya persediaan usang karena terlalu lama disimpan ditempat penyimpanan. Perputaran hutang ( Account Payable Turnover ) Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 sampai dengan 2010 nilai dari perputaran hutang perusahaan adalah 14.42, 13.73, dan Kenaikan yang cukup besar pada tahun 2010 disebabkan oleh adanya kenaikkan jumlah harga pokok penjualan dan menurunnya jumlah hutang usaha karena sudah dibayarkan sebagai bagian yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya maka nilai perputaran hutang industri lebih kecil daripada nilai perputaran hutang perusahaan, dimana hal ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan dalam industri dapat melakukan negosiasi yang lebih baik dalam menunda pembayaran hutangnya apabila dibandingkan dengan perusahaan. 86

29 Hari perputaran hutang ( Days of Payable ) Dalam perhitungan hari perputaran hutang perusahaan, maka berdasarkan hasil perhitungannya pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hari perputaran hutang perusahaan adalah 25 hari pada tahun 2008, 26 hari pada tahun 2009 dan 19 hari pada tahun Percepatan hari pembayaran hutang perusahaan yang terjadi pada tahun 2010 dikarenakan oleh naiknya nilai perputaran hutang perusahaan karena menurunnya jumlah hutang perusahaan. Dapat dilihat bahwa hari perputaran hutang perusahaan lebih kecil atau lebih cepat daripada hari rata-rata industrinya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang baik bila dibandingkan dengan industrinya karena perusahaan kurang dapat melakukan negosiasi penundaan pembayaran hutang dengan pihak kreditor sehingga perusahaan harus membayarkan hutangnya dengan cepat. Rasio penjualan terhadap aset ( Sales to Assets Ratio) Dalam perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa rasio penjualan terhadap aset perusahaan dari tahun 2008 sampai 2010 adalah 1.54, 1.46, Rata-rata industri untuk rasio ini yaitu Hal ini menunjukkan bahwa nilai rasio PT. Yanaprima Hastapersada tbk lebih baik karena manajemen investasi lebih dapat secara efisien menggunakan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan jumlah penjualannya dibandingkan industri lain yang sejenis, hal ini dapat dilihat dari naiknya nilai penjualan dari tahun ke tahun. 87

30 Rasio perputaran modal kerja (Equity Turnover ) Rasio perputaran modal kerja ini bertujuan untuk mengukur keefektifan penggunaan modal kerja atau berapa banyak modal berputar dalam satu periode. Pada tahun 2008 sampai dengan 2010 nilai rasio ini adalah 2.34, 2.30 dan 2.73 yang artinya perusahaan telah cukup efektif menggunakan modal kerjanya untuk menaikkan penjualan, karena apabila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yang sebesar 1.57, perusahaan memiliki nilai rasio yang lebih baik daripada industri. Rasio perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover ) Dari perhitungan rasio perputaran aktiva tetap, nilai rasio PT. Yanaprima Hastapersada dari tahun yaitu 3.15, 2.79, Ada penurunan nilai rasio pada tahun 2009 yang dikarenakan adanya kenaikan nilai aktiva tetap sebesar 14%. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan pada nilai rasio yang disebabkan oleh adanya kenaikan nilai penjualan (25%) yang lebih besar daripada kenaikan aktiva tetap sebesar 5%. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri yaitu sebesar 4.12 maka perusahaan memiliki nilai rasio yang lebih rendah dan belum menggunakan aktiva tetapnya pada kapasitas penuh seperti perusahaan lain dalam industri sejenisnya. IV Rasio Profitabilitas Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio profitabilitas yang telah dilakukan: 88

31 Tabel IV.5 Perhitungan Rasio Profitabilitas PT Yanaprima Hastapersada Rata-rata Industri Keterangan Gross Profit Margin 15% 16% 14% -4% -127% -38% Operating Profit Margin 11% 11% 10% -20% -226% -82% Return On Investment 10% 10% 11% -4% -2% -2% Return On Equity 16% 15% 16% -8% -6% -12% Margin Laba ( Profit Margin ) Margin laba PT. Yanaprima Hastapersada dari tahun 2008 sampai dengan 2010 adalah 15%, 16% dan 14%. Terjadi penurunan pada tahun 2010 yang disebabkan oleh adanya kenaikan beban usaha sebesar 27% sehingga menurunkan nilai laba kotor pada tahun tersebut. Beban usaha tersebut naik dikarenakan naiknya nilai penjualan sehingga bahan baku yang digunakan serta beban pabrikasi juga ikut mengalami peningkatan. Bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya yang bernilai -0,38, maka perusahaan memiliki nilai rasio yang cukup baik dan dianggap lebih mampu menciptakan margin laba yang lebih baik daripada industri sejenisnya. Margin laba usaha ( Operating profit margin ) Perhitungan rasio margin laba usaha digunakan untuk melihat seberapa besar laba usaha yang didapatkan perusahaan bila dibandingkan dengan penjualan bersihnya. Dalam perhitungan rasio margin laba usaha pada tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat bahwa besarnya laba usaha perusahaan adalah 11% dari total penjualan bersihnya, sedangkan pada tahun 2010 menurun menjadi 10% dari total penjualannya. Namun penurunan 89

32 persentase bukan berarti penurunan jumlah. Pada tahun 2010, laba usaha perusahaan mengalami kenaikan sebesar 12% dari tahun sebelumnya. Namun, karena adanya kenaikan penjualan yang cukup signifikan, hal tersebut membuat persentase margin laba usaha terhadap penjualan menjadi lebih rendah. Bila dibandingkan dengan industri sejenisnya yang memiliki margin laba usaha minus, maka perusahaan dapat dikatakan lebih baik dalam menghasilkan laba usaha karena mampu menaikkan penjualan sehingga menghasilkan nilai laba usaha yang lebih tinggi. Tingkat pengembalian investasi ( Return On Investment ) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang diterima perusahaan atas jumlah aktiva yang digunakan dalam satu periode. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur tingkat keefektifan manajemen dalam mengelola investasi atau aktiva. Dapat dilihat dari perhitungan diatas bahwa nilai tingkat pengembalian investasi perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan 2010 adalah 10%, 10%, dan 11%. Nilai tingkat pengembalian investasi perusahaan lebih baik bila dibandingkan dengan nilai rata-rata industri sejenisnya yaitu -2%. Hal ini berarti perusahaan lebih dapat secara efektif menggunakan aktivanya untuk menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 10% dari total aktivanya. Tingkat pengembalian modal ( Return On Equity ) Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian yang didapat atas investasi modal pemilik. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, tingkat pengembalian modal perusahaan yaitu 90

33 sebesar 16%, 15%, 16%. Bila dibandingkan dengan nilai rata-rata tingkat pengembalian modal industri yang sebesar -12% maka nilai rasio perusahaan dapat dikatakan lebih baik karena perusahaan mampu menghasilkan laba bersih 15%-16% dari total modalnya dan juga sekaligus dapat memperkuat modal perusahaan. IV Rasio Penilaian Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio penilaian PT Yanaprima Hastapersada Tbk dan rata-rata industrinya. Tabel IV.6 Perhitungan Rasio Penilaian PT Yanaprima Hastapersada Rata-rata Industri Keterangan Earning per Share Rp Rp Rp Rp15.58 Rp11.05 Rp31.32 Price/Earning Ratio Dividend Payout % 62.50% 53.83% 44.89% 51.80% Dividend Yield % 2.94% 2.11% 3.34% 5.20% Laba per lembar saham ( Earning Per Share ) Laba per saham PT. Yanaprima Hastapersada pada tahun 2008 dan 2009 adalah sebesar 28. Hal ini berarti untuk setiap lembar saham biasa yang beredar, pemegang saham mendapat laba sebesar Rp.28,00. Bila dibandingkan dengan rata-rata laba per lembar saham industri yang bernilai Rp pada tahun 2008 dan Rp pada tahun 2009, maka dapat dikatakan perusahaan lebih baik karena dapat menghasilkan laba yang 91

34 lebih besar bagi pemegang sahamnya. Sedangkan pada tahun 2010, nilai laba per lembar saham perusahaan naik menjadi Rp32,00. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan penjualan bersih sebesar 25% dari tahun sebelumnya dan adanya penurunan beban pajak tangguhan sehingga laba bersih yang dihasilkan menjadi semakin meningkat. Pada tahun 2010, nilai rata-rata laba persaham industri juga mengalami peningkatan menjadi Rp. 31,32., namun bila dibandingkan, PT.Yanaprima Hastapersada dapat dikatakan masih lebih dapat menghasilkan laba per lembar saham yang lebih baik dari rata-rata industrinya. Price / Earning Ratio Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa nilai harga pasar saham perusahaan terhadap laba per sahamnya adalah pada tahun 2008, pada tahun 2009 dan pada tahun Terjadi kenaikan pada tahun 2009 atas rasio ini yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga pasar saham pada tahun 2009 menjadi Rp 680 per lembar saham yang sebelumnya bernilai Rp 545 pada tahun 2008, sedangkan penurunan pada tahun 2010 disebabkan oleh naiknya laba bersih per saham perusahaan yang disebabkan oleh adanya kenaikan penjualan yang cukup besar sehingga ikut menaikkan laba bersih perusahaan. Bila dibandingkan dengan nilai rata-rata industrinya maka nilai perusahaan dapat dikatakan lebih baik karena memiliki nilai yang lebih besar dari perusahaan industri yang dimana ini juga semakin menunjukkan kenyamanan investor dalam berinvestasi pada perusahaan karena mereka 92

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat atau media yang dapat digunakan untuk menilai kinerja dan keadaan keuangan perusahaan, oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya. ABSTRAK Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Modal kerja baik berupa uang maupun dana lainnya yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi dalam

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii ABSTRAK Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu perioda tertentu. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi lain yang lebih mendalam tentang kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk diawali pada tahun 197 dengan rampungnya pendirian pabrik Indocement yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis strategi kompetitif Analisis strategi kompetitif merupakan titik awal yang penting untuk penilaian bisnis dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. BAB I Latar Belakang Dalam mempertimbangkan investasi, para investor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN 1. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan (financial) suatu perusahaan kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atau kinerja suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 27 Bab 3 Analisis Rasio Keuangan Mahasiswa memahami mengenai jenis laporan keuangan dan mengerti tentang rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai kebijaksanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia berfungsi sebagai sarana pembentukan modal untuk membiayai pembangunan dan juga untuk pemerataan pendapatan. Masyarakat dapat ikut

Lebih terperinci