PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL )"

Transkripsi

1 1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PT. CAHAYA SAMTRACO UTAMA SAMARINDA Oleh : SAPARUDIN NIM : JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

2 2 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PT. CAHAYA SAMTRACO UTAMA SAMARINDA Oleh : SAPARUDIN NIM : JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

3 3 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Prakte k Kerja Lapang ( PKL ) di PT. Cahaya Samtraco Utama dari tanggal 04 Maret 2010 sampai tanggal 31 Maret 2010 sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Progam Studi Pengolahan Hasil Hutan Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Menyetujui, Ketua Jurusan Program Studi Pengolahan Hasil Hutan Dosen Pembimbing M. Fikri Hernandi, S.Hut, MP NIP Ir. Andi Yusuf,MP NIP Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP

4 4 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapang ini tepat waktu. Laporan ini dibuat berdasarkan pengalaman mengikuti Praktik Kerja Lapang di PT. Cahaya Samtraco Utama di Jln. Ekonomi, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda selama 1 (satu) bulan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Pimpinan PT. Cahaya Samtraco Utama Beserta Staf dan Karyawan yang telah memberi bimbingan sejak awal sampai akhir kegiatan di perusahaan ini. 2. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan dan do anya untuk kesempurnaan laporan ini. 3. Kepala Jurusan Pengolahan Hasil Hutan beserta dosen dosen yang juga memberikan bimbingan dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang ini. 4. Bapak Ir. Andi Yusuf, MP selaku pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingannya kepada penulis. 5. Rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu sehingga selesainya laporan ini. Semoga bantuan dan arahan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh kerena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapang bermamfaat bagi pembaca dan penulis sendiri. ini Samarinda, 5 April 2010 Penulis

5 5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang..... B. Maksud dan Tujuan C. Hasil yang Diharapkan..... II. TINJAUAN UMUM PERSAHAAN A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan B. Bahan Baku C. Ketenagakerjaan dan Struktur Organisasi Perusahan..... D. Pemasaran..... III. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG A. Waktu dan Tempat... B. Tahapan kegiatan IV. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... B. Saran Saran.... Lampiran Lampiran

6 6 DAFTAR GAMBAR Halaman No Tubuh Utama Penandaan dan Ukuran Pemotongan Log... Proses Pembelahan Sampai Perajangan Log di Sawmill.... Cara Penyusunan Kayu Pada Saat Pengeringan Kayu.... Ukuran Pembelahan Multirip dan Pemotongan di Crosscut... Pemberian Tanda Kayu Yang Sudah Maching... Bagian Pengeleman Lembaran Kayu Contoh Proses Packing Bahan Siap Export Lampiran Proses Penarikan Log Dari Log Pont ke Log Yard.... Proses Pemotongan Log dengan Cain saw dan Pengankutan Dengan Loader di Log yard.... Proses Penyusunan Kayu dan Ruang Kontrol di Ruang Kiln Dry... Kegiatan produksi di Departemen Multirip san Mesin Multirip... Kegiatan di Moulding dan Salah Satu Mesin Moulding... Proses Penimbangan dan Pengukuran Kadar Air Pada Proses Maching Mesin press dan mesin Chiper untuk Membuat Pinger Joint..... Proses Quality Control dan Pengepakan.... Lay Out Produksi PT. Cahaya Samtraco Utama..... Packing List PT. Cahaya Samtraco Utama.... Struktur Organisasi PT. Cahaya Samtraco Utama

7 7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapang ( PKL ) merupakan salah satu program yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda setelah memasuki semester VI. Kegiatan ini berlangsung 2 ( dua ) bulan dilapangan. sebelumnya para mahasiswa sudah dibekali pengarahan pengarahan seperti dari dinas atau instansi terkait seperti Dinas Tenaga Kerja, dan para staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Dengan adanya pengalaman Praktek Kerja Lapang ini diharapkan mahasiswa lebih mengetahui dan siap menghadapi keadaan dilapangan dan tidak akan mengalami hal hal yang menyulitkan serta dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai hal hal yang berkaitan dengan kegiatan kegiatan yang terdapat pada industri pengolahan hasil hutan. B. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dilakukannya kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adalah supaya mahasiswa mampu membandingkan dan mengevaluasi kegiatan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya di bangku perkuliahan, selain itu diharapkan pengetahuan akan semakin bertambah luas mengenai penggunaan alat, mesin mesin dan berbagai sarana lain yang terdapat di pabrik serta mengetahui lebih luas prinsip kerja pengolahan kayu padat.

8 8 C. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan setelah mahasiswa melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini mahasiswa dapat memadukan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktik di lapangan sehingga di kemudian hari mahasiswa mampu mempraktekannya scara mandiri dan pada akhirnya dapat menampung tenaga kerja yang terampil dan menghasilkan produk yang berkualitas.

9 9 II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan PT. Samarinda Trading Corporation ( SAMTRACO) telah berganti nama menjadi PT. Cahaya Samtraco Utama (PT. CSU ) berlokasi di kota Samarinda, sedangkan usaha yang dijalankan adalah Moulding dengan luas areal lokasi sekitar 5,4 Ha. Perusahaan tersebut berbatasan dengan :? Sebelah Selatan berbatasan dengan PT. KTSY? Sebelah Utara berbatasan dengan PT. Darmawood Agung Indistry? Sebelah Barat berbatasan dengan permukiman penduduk? Sebelah Timur berbatasan dengan sungai Mahakam PT. Cahaya Samtraco Utama didirikan di Desa Loa Buah pada tanggal 30 Maret 1984 berdasarkan akte Notaris No. 285 dan PT. Cahaya Samtraco Utama juga memproduksi moulding, dimana masih banyak kayu bundar yang perlu ditingkatkan nilai jualnya. Mengingat PT. Cahaya Samtraco Utama tidak mempunyai areal IUPHHK sendiri maka kayu kayu dibeli dari perusahaan pemegang IUPHHK disertai dengan dokumen yang lengkap dari pemerintah terkait. Pada tahun 1982 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang peraturan peraturan serta Undang Undang eksport dan inport kayu gelondongan atau log. Hal inilah asalnya PT. Cahaya Samtraco Utama mulai mengolah kayu untuk tujuan eksport ke luar negeri.

10 10 B. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk membuat Laminating Block adalah kayu jenis Meranti Merah yang dikenal dengan nama perdangan Merebung Kulit Tebal dan Manjo Kulit Tipis yang diperoleh dari beberapa perusahaan pemegang IPUHHK yang tersebar di daerah Berau, Hulu Mahakam, dan Paser. Semua kayu yang didatangkan ke perusahaan sudah melalui pemilihan yang sangat cermat yang dilakukan oleh petugas perusahaan sendiri ( Log Grader ) langsung di areal IPUHHK atau log pond perusahaan penyuplai. Oleh sebab itu kayu kayu yang datang merupakan kayu kayu pilihan yang bermutu baik. Kemudian bahan baku lain yang digunakan untuk bahan perekat yaitu : Synteco 1980 dan Hardener 1994 untuk Eropa dan Yukashu untuk daerah Timur Tengah dan Korea. C. Ketenagakerjaan dan Struktur Organisasi Perusahaan Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. Cahaya Samtraco Utama pada bulan Maret 2010 berjumlah 278 orang yang terdiri dari karyawan tetap sebanyak 79 orang terdiri dari, 72 orang laki laki dan 7 orang perempuan serta karyawan borongan 199 orang terdiri dari, 165 orang laki laki dan 34 orang perempuan. Pada tahun 1992 PT. Cahaya Samtraco Utama mengalami banyak permasalahan internal perusahaan baik masalah Produksi maupun manajemen perusahaan sendiri, oleh sebab itu perusahaan mengambil tindakan yaitu Pemutusan Tenaga Kerja ( PHK ) karyawan dengan sisa karyawan tetap hanya berjumlah 79 orang saja, karyawan inilah yang menyebar menjadi kepala bagian

11 11 pada Departemen Departemen Produksi sedangkan untuk menjalankan kegiatan proses produksi dilakukan karyawan borongan yang dikelola oleh yayasan yaitu yayasan Nurul Hadi dan CV. Nuansa Perdana. D. Pemasaran Semua jenis Produksi yang dihasilkan oleh PT. Cahaya Samtraco Utama di ekspor keluar negeri. Negara tujuan ekspor PT. Cahaya Samtraco Utama yang paling utama adalah Eropa ( 80 % ), Korea (10%) dan Yaman (Timur Tengah ) (10%)

12 12 III. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG A. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah sejak tanggal 04 Maret 2010 sampai tanggal 31 April Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan 3 hari dalam 1 minggu dimulai dari jam pagi sampai siang. Adapun tempat dilaksanakan Praktek Kerja Lapang ini adalah di PT. Cahaya Samtraco Utama di Jln. Ekonomi, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang kota Samarinda. B. Tahapan Kegiatan adalah : Tahapan tahapan kegiatan yang dilakukan pada saat praktik kerja lapang a. Departemen Log pond b. Departemen log yard c. Departemen sawmill d. Departemen Pengeringan ( kiln dry ) e. Departemen multirip f. Departemen Cross cut g. Departemen moulding h. Departemen maching i. Departemen laminating

13 13 j. Departemen crosscut export k. Departemen packing l. Departemen finger joint m. Departemen gudang baru

14 14 IV. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG Hasil yang dicapai pada saat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang pada umumnya adalah seluruh proses produksi di PT. Cahaya Samtraco Utama dan juga proses pemasaran produk. Adapun proses produksi dan pemasaran di PT. Cahaya Samtraco Utama adalah secara berurutan sebagai berikut : A. Log Pond dan log Yard Log Pond ialah tempat penimbunan kayu log yang terdapat di air (sungai mahakam). Adapun proses yang dilakukan di log pond ialah : 1. Tiap log dipilih dengan persentase 70% grade A, dan 30% grade B. Untuk grade A memiliki ciri kayu yang baik dan berdiameter di atas 80 cm, untuk grade B kayu yang memiliki diameter cm dan memiliki sedikit cacat. Untuk pemilihan log ini juga disesuaikan dengan pesanan yang diminta oleh buyer ( pembeli ) yaitu yang sudah tertera pada packing list produksi. 2. Kayu log dinaikkan di log yard dan diukur volume dan panjangnya serta diberi tanda-tanda seperti tanda panjang pemotongan, serta informasi ukuran dari log dengan menggunakan kapur tulis. 3. Setelah ditandai, log dibiarkan selama kurang lebih 1 hari, artinya log yang dinaikkan ke log yard misalnya pada hari Senin, akan digunakan untuk kegiatan produksi pada hari Selasa.

15 15 4. Log dibersihkan dari kulit-kulit serta paku yang masih ada pada log seperti paku S dan paku U. Pembersihan log dengan menggunakan linggis. 5. Log dipotong sesuai dengan tanda yang diberikan dengan menggunakan Cain Saw dan selanjutnya diangkut ke log deck ( saw mill ). 6. Pemotongan log di Log Yard dengan panjang sesuai program kerja dan kapasitas pemotongan per hari rata-rata 150 m 3. Gambar 1. Penandaan dan Ukuran Pemotongan Log B. Penggergajain Kayu ( Sawmill ) Saw Mill adalah tempat pembelahan dan perajangan log dari log yard. Mesin mesin yang ada di sawmil ini meliputi Mesin Break Down ( pembelah ) 1 ( satu ) unit dan Mesin Pony Saw sebanyak 3 ( tiga ) unit dan mesin Band saw 2 unit, dan pembelahan di mesin pony saw dan band saw sendiri memiliki ketebalan ± 30 mm x lebar log itu sendiri x panjang ukuran dari buyer (480 cm, 240 cm). Adapun kegiatan produksi di sawmill ini meliputi :

16 16 1. Kayu potongan log dibelah belah menjadi 2 ( dua ) bagian untuk log dengan diameter kecil dan 4 ( empat ) bagian dengan log dengan diameter besar. Pembelahan dilakukan dengan mesin Break Down. 2. Bagian belahan kayu yang dibawa ke mesin pony saw dan dirajang dengan ketebalan ± 30 mm. 3. Pada saat pembelahan tentunya masih ada kayu sisa yang relatif kecil maka kayu tersebut akan dibawa ke mesin Band Saw dan dirajang lagi dengan ketebalan yang sama yaitu 30 mm. Gambar 2. Proses Pembelahan Sampai Perajangan Log di Sawmill C. Pengeringan ( Kiln Dry ) Kiln Dry adalah alat / mesin pengering. Jumlah mesin pengering di PT. Cahaya Samtraco utama ini sebanyak 15 kamar dengan kapasitas 100 m 3 dan 150 m 3 / kamar dengan ketebalan kayu rata rata 30 mm dan kadar air 10% 13%. Adapun aktifitas yang dilakukan di Kiln Dry ini adalah :

17 17 1. Kayu gergajian disusun sedemikian rupa di luar ( 100 m 3 ) dan langsung di mesin kiln ( 150 m 3 ) dengan menggunakan Fork klif 2. Susunan kayu dimasukan ke dalam mesin kiln dengan kereta untuk mesin kiln dengan kapasitas 100 m 3. Setelah kayu masuk maka alat pengukur kelembaban Mousture Content ( MC ) harus dipasang di sampel kayu sebanyak satu sampel. 3. Semua pintu ditutup dan selanjutnya dilakukan pengontrolan dari ruang kontrol. 4. Kontrol pertama ( handing UP ) dilakukan pengaturan ( setting ) temperatur sebesar o C dan setting kelembaban 10 %, selanjutnya dibiarkan selama 3 jam. Pada proses ini maka secara otomatis kipas dan sprayer akan hidup serta lubang ventilasi akan terbuka. 5. Kontrol kedua ( Proses dry ) dilakukan pengaturan ( setting ) temperatur 80 o C dan pengaturan kelembaban 2 %, selanjutnya dibiarkan selama 10 hari. Pada proses ini maka secara otomatis sprayer akan dan serta lubang ventilasi akan tertutup sedangkan kipas akan tetap menyala. Pada setiap 3 jam kipas akan merubah putaranya dengan jeda 3 menit. Hal ini akan terjadi secara otomatis selam 10 hari yang bertujuan untuk memutar sirkulasi udara. 6. Setelah 10 hari pengeringan selanjutnya dilakukan proses condition. Hal yang dilakukan adalah pengaturan ( setting ) temperatur 45 o C dan setingan kelembaban 10 %, selanjutnya dibiarkan selama 3 jam. Pada proses ini maka secara otomatis sprayer akan hidup serta lubang ventilasi

18 18 akan terbuka dan kipas masih dalam keadaan hidup.sebelum dikeluarkan MC kayu dicek ulang dengan moisture content (MC) meter langung di dalam kiln. 7. Setelah konditioning selanjutnya kayu dikeluarkan dari mesin kiln dan dibiarkan selama 2 hari sebelum diolah. Gambar 3. Cara Penyusunan Kayu Pada Saat Pengeringan Kayu D. Multirip dan Cross Cut Multirip adalah mesin yang berfungsi membagi lembaran-lembaran papan, jumlah mesin ini sebayak 6 unit dengan kapasitas ± 80 m 3 per hari. Hasil dari mesin ini adalah : 30 mm x 145 mm x 240 cm = 10 % - 15 % dari total ekspor 30 mm x 115 mm x 240 cm = 10 % - 15 % dari total ekspor 30 mm x 105 mm x 240 cm = 20 % - 25 % dari total ekspor 30 mm x 86 mm x 240 cm = 60 % - 70 % dari total ekspor

19 19 Crosscut adalah mesin pemotong bahan setengah jadi sebelum pengolahan selanjutnya, fungsinya adalah untuk memotong bagian bagian yang cacat supaya rapi, jumlah mesinnya 7 unit dengan kapasitas m3 per hari dan panjang yang diinginkan adalah 80 cm 200 cm ( ± 40 % dan cm ( 60 % ) Adapun kegiatan yang dilakukan dimultirip dan cross cut ini adalah : 1. Pemilihan grade ( kualitas ) papan sesuai dengan ukuran yang akan dibelah, ukurannya 146 mm, 116 mm, 106 mm dan 90 mm. 2. Pembelahan papan dengan mesin multirip sesuai dengan lebar bahan yang telah ditentukan gradenya. 3. Selanjutnya bahan dibawa ke cross cut untuk dipotong dan pemilihan cacat bahan. 4. Pemotongan dilakukan sesuai dengan ukuran dari buyer ( pembeli ) dan keadaan bahan, seperti pemotongan bahan apabila ditemukan cacat kayu. Gambar 4. Ukuran Pembelahan Multirip dan Pemotongan di Crosscut

20 20 E. Moulding Moulding adalah mesin penghalus bahan yang telah dipotong di cross cut. Jumlah mesin sebanyak 6 ( enam ) unit dengan kapasitas 42 m 3 60 m 3 per hari. Ukuran ketebalan yang diinginkan sebagai berikut : 24 mm x 145 mm x 80 cm 400 cm bahan siap di lem 24 mm x 115 mm x 80 cm 400 cm bahan siap di lem 24 mm x 105 mm x 80 cm 400 cm bahan siap di lem 24 mm x 86 mm x 80 cm 400 cm bahan siap di lem Proses kegiatan yang dilakukan di moulding adalah : 1. Kayu di serut dengan menggunakan mesin moulder. Bagian kayu yang diserut adalah bagian atas dan bawah kayu dengan ketebalan yang telah ditentukan pada pengaturan mesin. 2. Setelah penyerutan, kayu di sortir lagi untuk melihat keberadaan cacad dan bagian kayu yang tidak termakan mata mesin moulder. 3. Kayu yang cacat kemudian diolah lagi seperti :? Kayu yang tidak terkena mata moulder akan dilakukan Operati Tebal ( OPT ) dan ukuran ketebalannya dikonversi lagi dari ukuran awal 24 mm menjadi 21 mm.? Kayu yang cacat pecah samping, atau cacat lainnya yang memungkinkan kayu dibelah sesuai ukuran maka dilakukan Operasi Lebar ( OPL ) dari ukuran 145 mm menjadi 105 mm atau 90 mm.

21 21? Kayu yang cacat akan tetapi tidak bisa masuk ke OPT dan OPL maka akan dibawa ke Finger Joint. F. Maching ( Pencocokan ) Proses maching ialah proses pencocokan bahan yang diolah dari moulding. Adapun yang harus dicocokan di maching ini adalah : warna kayu, MC ( kadar air ), ukuran kayu dan berat kayu. Pencocokan ini berdasarkan 3 batang kayu. Kriteria pencocokannya adalah : 1. Warna harus memiliki warna yang seragam diantara ketiga kayu yang akan dilem. 2. MC ( kadar air ) kayu harus sama dengan toleransi berkisar 3%. Contoh kayu atas = 7 %, tengah = 9% dan bawah = 10 %. Hal ini diperbolehkan untuk penggabungan kayu menjadi satu, pengukuran MC ini dimaksudkan supaya kayu tidak melengkung.standar MC maximal 25 % 3. Berat kayu harus sama dengan toleransi berkisar 3%. Untuk standar berat kayu gabungan ini maksimalnya adalah 450 gram. 4. Setelah semua kayu maching maka selanjutnya ketiga kayu digabung dan harus selalu berpasangan sampai di pengeleman. Untuk menghindari berpisahnya kayu, maka kayu diberi tanda /// pada setiap pinggirnya. Gambar 5. Pemberian Tanda Kayu yang Sudah Maching

22 22 G. Laminating ( Pengeleman ) Laminating adalah proses penggabungan tiga batang kayu menjadi kayu dengan menggunakan perekat. Jumlah mesin Glue Sprider adalah 6 ( enam ) unit dengan kapasitas 45 m 3 50 m 3 per hari. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Kayu yang telah maching yang kemudian dipisahkan, untuk bagian Grade A disemprotkan lem dan bagian tengah Grade B menunggu setelah grade A disemproti lem. 2. Kayu yang sudah diberi perekat di gabungkan dan didiamkan selama ± 10 menit sebelum press. 3. Selanjutnya kayu disusun di mesin press dengan tekanan 8 10 bar dan selanjutnya didiamkan selama menit. 4. Selanjutnya kayu dibongkar dari mesin press dan langsung dibawa ke Bleking yaitu proses penyerutan bagian samping kiri dan kanan kayu dengan mesin moulder dengan ukuran sesuai dengan pesanan pembeli. 5. Konsentrasi bahan pengawet dengan hardener adalah 1000 : Merk bahan perekatnya adalah Synteco 1980 dan Hardener 1994 untuk Eropa dan Yukashu untuk daerah Timur Tengah dan Korea Gambar 6. Bagian Pengeleman Lembaran Kayu

23 23 H. Crosscut Akhir Crosscut Akhir adalah proses pemotongan akhir bahan yang telah di press dan diserut dengan panjang sesuai permintaan pembeli. Jumlah mesinnya adalah 4 unit dengan kapasitas 45 m 3 50 m 3 per hari Adapun ukuran kayu siap eksport adalah sebagai berikut. 72 mm x 145 mm x 80 cm 400 cm 72 mm x 115 mm x 80 cm 400 cm 72 mm x 105 mm x 80 cm 400 cm 72 mm x 86 mm x 80 cm 400 cm I. Packing ( Pengemasan ) Proses packing adalah proses pengepakan kayu yang sudah siap eksport sesuai dengan ukuran masing masing sesuai dengan pesanan dari pembeli. Proses packing sendiri meliputi : 1. Kayu disusun dengan jumlah sesuai dengan packing list yang diminta oleh pembeli. 2. Bagian atas kayu diberi plastik dan bagian bawahnya diberi bantalan. 3. Kayu diikat dengan tali power straiping dan setiap sudut kayu diberi karet supaya tidak rusak dan selanjutnya ditarik dengan alat mesin trec supaya kencang dan kuat. 4. Selanjutnnya kayu diberi identitas seperti ukuran, isi, kota tujuan dan kode lot ( cointainer). 5. Selanjutnya disimpan di gudang eksport.

24 24 Gambar 7. Contoh Proses Packing Bahan Siap eksport J. Loading Loading adalah bagian yang mengurusi pemuatan eksport yaitu barang yang siap eksport dibawa ke pelabuhan dermaga PT. Cahaya Samtraco Utama kemudian disusun di Kapal Ponton dan ditarik ke pelabuhan Samarinda untuk di surfing container yaitu penyusunan barang ke dalam container. Rata rata setiap pengapalan adalah lot per 15 hari. Tujuan eksport PT. Cahaya Samtraco Utama adalah Eropa 80 %, Korea 10 % dan Timur Tengah 10 %. K. Proses Pengolahan Limbah Proses Pengolahan Limbah adalah bagian yang khusus mengolah limbah potangan cross cut dari multirip dan cross cut serta dari moulding yang terkena cacat kayu, kegiatan di figer joint ini yaitu penyambungan bahan limbah menjadi

25 25 bahan setengah jadi untuk eksport ke Korea dan daerah Timur Tengah serta sebagian ada yang ke Eropa ( beam ). Ukurannya adalah sebagai berikut: 30 mm x 65 mm x 230 cm = Rahmani ( Tim-Teng ) 30 mm x 45 mm x 230 cm = Korea 72 mm x 86 mm x 595 cm = Eropa ( Beam ) Adapun prose produksi yang dilakukan adalah : 1. Semua limbah dari Moulding, Multirip, Cross Cut disortir lagi untuk memilih cacat cacat kayu. 2. Dilakukan pemotongan atau pembelahan kayu untuk menghindari cacat kayu dan selanjutnya kayu yang bebas cacat dikumpulkan lagi. 3. Kayu yang sudah bebas cacad disortir lagi untuk memilih warna, ukuran dan grade. 4. Selanjutnya kayu dibawa ke mesin chipper untuk di pinger joint ( penyambungan) 5. Kayu disambung dengan cara dilaburi lem di ujung sambungan dan kemudin di press dan di potong sesuai ukuran permintaan. 6. Lem yang dipakai adalah lem merk yukashu tanpa hardener. 7. Kayu yang telah disambung dibawa ke moulding untuk diserut kembali dan kemudian ke meching sampai ke packing. L. Departemen Gudang Baru Departemen gudang baru ini adalah departemen yang mengolah ulang linbah limbah paling akhir dari proses produksi. Adapun proses kerja yang ada

26 26 di departemen ini hampir sama dengan Departemen Finishing, yang membedakannya adalah ukuran kayu yang akan di sambung finger joint lebih kecil yaitu 2 cm x 2 cm. Selanjutnya kayu akan disambung dan akan melewati moulding lagi sampai pada packing. M. Quality control. Quality control merupakan proses pengawasan terhadap seluruh hasil produksi pada setiap departemen, adapun yang diawasi adalah MC kayu, kondisi pisau mesin, pengecekan OPT dan OPL, ketebalan kayu, hasil kerja mesin, kontrol cacat kayu. Petugas yang melakukan pengecekan ini harus keliling mengikuti arus kegiatan produksi yang ada. Untuk memudahkan tugas pengontrolan petugas yang hanya satu orang harus bisa berkomunikasi dengan pengawas di lapangan. N. Pemasaran Kayu Pada umumnya proses pemasaran yang dilakukan di PT. Cahaya Samtraco Utama ini adalah dilakukan langsung oleh pemilik perusaan ini sendiri. Pemasaran dilakukan dengan cara ini kerena pemilik perusahan ini merupakan orang yang ahli di bidang marketing. Perusahaan sendiri hanya mengurus seluruh administrasi supaya hinnga barang sampai kepada pembeli. Adapun proses eksportnya adalah : 1. Perusahaan dan pembeli mengadakan kontrak kerja sama, dan pembeli memberikan pesanan kayu yang akan dibeli. 2. Perusahaan melakukan produksi sesuai dengan permintaan pembeli.

27 27 3. Setelah diproduksi, barang yang siap eksport diperiksa oleh pihak Sukofindo dan pengurusan surat- surat ke Bea dan Cukai selanjutnya dibawa ke pelabuhan Samarinda menggunakan kapal ponton. 4. Di pelabuhan Samarinda, semua barang yang akan di eksport di periksa lagi oleh petugas Bea dan Cukai beserta pihak dari Sukofindo. Setelah itu pihak Bea dan Cukai akan memberikan surat DO, BL, dan LC. 5. Semua barang dimasukan kedalam kontainer dan semua berkas baik itu surat dari Bea dan Cukai serta identitas barang dikirim ke pembeli, selanjutnya adalah proses pengiriman barang. 6. Setelah barang sampai di tempat tujuan, maka baru uang akan di transfer kepada PT. Cahaya Samtraco Utama.

28 28 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kegiatan produksi untuk menghasilkan Laminating Block jadi dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Persiapan bahan baku ( Raw Material ) 2. Proses penggergajian dan moulding kayu 3. Pengolahan Limbah 4. Finising ( Packing ) 2. Bahan baku kayu yang digunakan oleh PT. Cahaya Samtraco Utama ini adalah kayu jenis meranti merah dengan tujuan pemasaran adalah expor. 3. Proses vital yang sangat mempengaruhi kualitas hasil produksi adalah proses Kiln Dry dan Moulding. 4. Pengawasan mutu ( Quality Control ) terhadap input dan output proses produksi merupakan langkah tepat dalam menjaga dan mempertahankan kualitas hasil produksi. B. Saran Saran 1. Selama melakukan kegiatan praktek pada manajemen perusahaan terlihat sangat baik, dimana terjalin komunikasi yang baik antara bagian, demikian pula dengan suasana kerja yang mendukung hendaknya hal ini dapat dipertahankan.

29 29 2. Pada beberapa departemen masih ada yang tidak memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini hendaknya bisa menjadi perhatian dari perusahaan. 3. Pada proses pengeringan kayu masih ditemukan kayu kayu yang belum kering, hal ini harusnya tinjau ulang oleh pihak perusahaan untuk mencari solusi supaya kayu yang dikeringkan pada saat pengeluarannya dari mesin Kiln Dry kering merata.

30 30 Lampiran Dokumentasi Kegiatan Gambar 8. Proses Penarikan Log Dari Log Pont ke Log Yard Gambar 9. Proses Pemotongan Log dengan Cain saw dan Pengankutan Dengan Loader di Log yard Gambar 10. Proses Penyusunan Kayu dan Ruang Kontrol di Ruang Kiln Dry

31 31 Lampiran Dokumentasi Kegiatan Gambar 11. Kegiatan produksi di Departemen Multirip san Mesin Multirip Gambar 12. Kegiatan di Moulding dan Salah Satu Mesin Moulding Gambar 13. Proses Penimbangan dan Pengukuran Kadar Air Pada Proses Maching

32 32 Lampiran Dokumentasi Kegiatan Gambar 14. Mesin press dan mesin Chiper untuk Membuat Pinger Joint. Gambar 15. Proses Quality Control dan Pengepakan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. CAHAYA SAMTRACO UTAMA. Oleh : M ALI REZA NIM

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. CAHAYA SAMTRACO UTAMA. Oleh : M ALI REZA NIM LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. CAHAYA SAMTRACO UTAMA Oleh : M ALI REZA NIM. 070 500 052 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH 1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH Oleh: IRFAN.A NIM. 060 500 034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN RENDEMEN BARECORE DI PT ANUGERAH TRISTAR INTERNASIONAL

PENINGKATAN RENDEMEN BARECORE DI PT ANUGERAH TRISTAR INTERNASIONAL PENINGKATAN RENDEMEN BARECORE DI PT ANUGERAH TRISTAR INTERNASIONAL Michael Raymond 1, Felecia 2 Abstract: PT Anugerah Tristar Internasional is a woodworking company which produces barecore. Barecore is

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bukit Emas Dharma Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kayu. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 4 april

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahan Sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan devisa yang besar dari produk nonmigas, didirikanlah PT. Suryamas Lestari Prima yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB 2 BAMBU LAMINASI BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4. 1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Samawood Utama Works Industries adalah perusahaan swasta nasional, yang bergerak di bidang industri perkayuan dan berbentuk Perseroan

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH Oleh : RIZKINA AYU NIM. 060 500 039 JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH Oleh : Febiola Setia Ningrum NIM. 070 500 040 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN THE ANALYSIS OF VARIETY OF WOOD WASTE MATERIAL FROM WOOD INDUSTRY IN SOUTH BORNEO Djoko Purwanto *) *) Peneliti Baristand Industri

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH Oleh : ACHMAD MAHDI NIM. 060 500 027 JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. Tanggal : 14 Pebruari 2007 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK. 2 Lampiran II : Kriteria Teknis Yang Digunakan Untuk Menentukan Produk Industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. TWK merupakan pengembangan dari Grup TLGMS, yaitu salah satu

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. TWK merupakan pengembangan dari Grup TLGMS, yaitu salah satu BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah Umum Perusahaan PT. TWK merupakan pengembangan dari Grup TLGMS, yaitu salah satu perusahaan swasta yang telah berdiri sejak tahun 1969 dengan nama PT. TKC.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bukit Emas Dharma Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kayu. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 4 april

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Langkat, Sumatera Utara ( Sumber: Arsip PT. Asia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Langkat, Sumatera Utara ( Sumber: Arsip PT. Asia BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asia Forestama Raya mulanya berasal dari pabrik kayu lapis PT. Raja Garuda Mas Panel yang berdiri pada tahun 1974 di Besitang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG

KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG KARYA TULIS KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

PENGGERGAJIAN KAYU. Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP

PENGGERGAJIAN KAYU. Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP KARYA TULIS PENGGERGAJIAN KAYU Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 839 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN AGUSTUS 2008 Arif Nuryawan : Penggergajian Kayu,

Lebih terperinci

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang Lampiran 1 Foto & Fungsi Mesin 1. Mesin Saw Mill/gesek kayu log menjadi papan [gambar hal. 5]. Kegunaan : Membelah kayu log menjadi papan sesuai ukuran yang diinginkan. Contoh : tebal 7 cm, 6 cm, 5 cm,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pengolahan Kayu Glondongan menjadi bahan kayu setengah jadi. Perusahan ini

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pengolahan Kayu Glondongan menjadi bahan kayu setengah jadi. Perusahan ini 51 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Ringkas Perusahaan Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 2002 yang bergerak dalam bidang pengolahan Kayu Glondongan menjadi bahan kayu setengah jadi. Perusahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bamindo Agrapersada adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri pengolahan bambu. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MOULDING Di CV. ISOKUNIKI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MOULDING Di CV. ISOKUNIKI LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MOULDING Di CV. ISOKUNIKI Oleh : Hizbulloh NIM. 070 500 047 JURUSAN TEKHNOLOGI HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

KEBUTUHAN WAKTU BERSIH PEMBUATAN PAPAN LIST PROFIL KAYU BENGKIRAI (Shorea leavis) DI PERUSAHAAN ALVA MOULDING SAMARINDA

KEBUTUHAN WAKTU BERSIH PEMBUATAN PAPAN LIST PROFIL KAYU BENGKIRAI (Shorea leavis) DI PERUSAHAAN ALVA MOULDING SAMARINDA KEBUTUHAN WAKTU BERSIH PEMBUATAN PAPAN LIST PROFIL KAYU BENGKIRAI (Shorea leavis) DI PERUSAHAAN ALVA MOULDING SAMARINDA Oleh : GUNAWAN NIM. 080 500 073 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CV. CIPTA MATRA SELARAS

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CV. CIPTA MATRA SELARAS BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CV. CIPTA MATRA SELARAS Dimulai pada awal tahun 2003, diatas lahan seluas ±800 m 2 CV. Cipta Matra Selaras mulai merintis usaha di bidang furniture.

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA

ANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA ANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA Makkarennu, Beta Putranto, Nurfina Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian Agar suatu industri penggergajian yang didirikan dapat berjalan lancar, sesuai dengan rencana, selama jangka waktu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI KAYU CEPU PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TIMUR. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI KAYU CEPU PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TIMUR. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI KAYU CEPU PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TIMUR Oleh : CHRISTION YOEL SEPTIAN NIM. 110 500 029 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

Surakarta, dengan tanah seluas 500 m 2. Karena adanya perkembangan

Surakarta, dengan tanah seluas 500 m 2. Karena adanya perkembangan A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Perusahaan pengolahan kayu CV. Roda Jati didirikan pada tahun 1970 dengan nama perusahaan kayu Miyono. Perusahaan ini pada awalnya hanya merupakan perusahaan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI. PT. Puncak Menara Hijau Mas didirikan oleh empat orang, yaitu:

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI. PT. Puncak Menara Hijau Mas didirikan oleh empat orang, yaitu: 71 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Puncak Menara Hijau Mas didirikan oleh empat orang, yaitu: Sumarto, Marconi, Drs. Suhidro Gunarto, dan Budiman

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES

PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES Jurnal Riset Industri Vol. V, No. 1, 2011, Hal. 13-20 PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES Djoko Purwanto Balai Riset dan Standardisasi

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 5 SIMPULAN & SARAN BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Kondisi postur kerja operator di C.V. Beranda Kriya Graha dari 17 postur yang muncul dari 10 pekerjaan terdapat 6 postur kerja yang perlu tindakan perbaikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI NOMOR : 04/DAGLU/KP/I/2003

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI NOMOR : 04/DAGLU/KP/I/2003 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI NOMOR : 04/DAGLU/KP/I/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 32/MPP/KEP/1/2003 TENTANG KETENTUAN EKSPOR

Lebih terperinci

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian Lampiran 2.6 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Y\A. Sejarah Berdirinya Perusahaan P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri berbentuk Firma (Fa) yang bemama Fa. Cakrawala, yang pada awalnya

Lebih terperinci

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet

Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet Penimbangan Pencampuran Granulasi Basah Oven, suhu 60 o C LOD Granulasi Kering Lubrikasi Kadar Zat Berkhasiat LOD Pemerian Pemerian Friabilitas Keseragaman Bobot

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN Oleh : Rachman Effendi 1) ABSTRAK Jumlah Industri Pengolahan Kayu di Kalimantan Selatan tidak sebanding dengan ketersediaan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai bulan Februari 2009. Tempat pembuatan dan pengujian glulam I-joist yaitu di Laboratorium Produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID

Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Pengaruh Variasi Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Ivana Mery Lestari Matras merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada tahun

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pemberitahuan PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberitahukan kepada Konsultan Direksi guna pemeriksaan awal

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. Profilindah Kharisma didirikan pada tahun 1996 berdasarkan akte pendirian melalui notaris Sugiri Kadarisman, SH yang berkedudukan di

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 080 500 093 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV

BAB III OBYEK PENELITIAN. bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan kegiatan perusahaan CV Tepung Hunkwe Cap Boenga merupakan perusahaan pabrikasi yang bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR Oleh : Singgih Aji Saputro NIM. 070 500 064 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mahogany Lestari, awalnya adalah sebuah perusahaan CV. Mahogany Arts & Crafts dengan Akta Notaris Ibu Sundari Siregar, SH No. 10 tanggal 27 November

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun Saat ini CV. Dwi

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun Saat ini CV. Dwi BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil perusahaan CV. Dwi Sarana Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun 1999. Saat ini CV.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK FINGER JOINT LAMINATING BOARD DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK FINGER JOINT LAMINATING BOARD DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK FINGER JOINT LAMINATING BOARD DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA Dosen Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik Abstrak: Produk Finger Joint Lamination Board (FJLB) merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) RIKA MUSTIKA SARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF LAMPIRAN 1 No. NOMOR POS TRIF 1 Ex. 4404 Serpih Kayu (chipwood) 2 Ex. 4407 Kayu gergajian yang telah diolah lebih lanjut dengan meratakan keempat sisinya sehingga permukaannya menjadi rata dan halus (S4S).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn JENIS PAPAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn 1. Solid ( kayu utuh ) Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC Productivity and Cost Analysis of Drying Process of Sawn Timber at PT Sumalindo Lestari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali)

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali) PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali) Hafidh Munawir, Ratnanto Fitriadi, Ibnu Satoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Penyiapan Mesin Tetas

Penyiapan Mesin Tetas Dian Maharso Yuwono Pemeliharaan unggas secara intensif memerlukan bibit dalam jumlah yang relatif banyak, sehingga penetasan dengan mesin semakin diperlukan. Penetasan telur unggas (ayam, itik, puyuh,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Ananda Oktaria 1,Marlinda Apriyani 2, Cholid Fatih 3 Mahasiswa 1, Dosen Politeknik Negeri Lampung 1 2, Dosen Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Cahaya Bintang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Cahaya Bintang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan 2 PT. Cahaya Bintang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang mebel yang memproduksi perkakas kantor dan rumah tangga

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM SNI 03-3958-1995 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian kuat tekan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2013 Jln. Pelabuhan Perikanan No. 01 Selatpanjang A D E N D U M D O K U M E N P E N G

Lebih terperinci