ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
|
|
- Verawati Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau dan Abstrak Laminasi adalah suatu teknologi pengeleman kayu dimana bahan kayu tersebut dapat dibentuk sesuai dengan keinginan yang kita kehendaki, walaupun itu dibagian kapal yang sangat sulit sekalipun sebab sistem pengolahan dilaminasi akan menyesuaikan bentuk konstruksi yang akan kita inginkan. Sebagai contoh kalau dipembangunan kapal kayu tradisional untuk pembuatan keel harus mencari kayu yang lurus sesuai dengan panjang kapal yang dibuat dan tidak boleh bersambung, namun pada pembangunan dilaminasi kayu-kayu tersebut kita susun sesuai dengan yang kita inginkan baik bentuk maupun panjang yang kita kehendaki selanjutnya baru dilakukan pengeleman dan pengovenan. Kata kunci : Konstruksi, Kayu, Laminasi, Tradisional, Pengawetan. 1. PENDAHULUAN Pembuatan kapal kayu secara tradisional selama ini pekerjaannya hanya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sifatnya turun menurun dan tidak mengalami pengembangan dan perubahan yang berarti. Pembuatan kapal-kapal tradisional biasanya tanpa menggunakan perencanaan, gambar, bentuk dan ukuran kontruksi tetapi hanya berdasarkan permintaan pemesanan. Pekerjaan seperti ini akan mengakibatkan tidak efektifnya pemakaian bahan baku, ukuranukuran kontruksi, berat kapal kosong dan waktu pengerjaan. Pekerjaan kontruksi kapal kayu tradisional lebih sulit misalnya untuk pengerjaan pembengkokan gading yang terbuat dari balok kayu yang berukuran besar sehingga sulit untuk dibentuk atau dengan cara membentuk gading dari balok kayu utuh yang akan banyak memakan bahan baku. Seiring dengan kemajuan teknologi perkapalan, ditemukan alternatif-alternatif lain dalam pembangunan kapal non baja salah satunya adalah pembuatan kayu sistim laminasi. Secara teori kapal laminasi lebih efektif dan efisien dari kapal tradisional dalam aspek bahan, kekuatan, ekonomis, produksi dan perawatan. 2. PERBEDAAN KAPAL KAYU TRADISIONAL DAN KAPAL KAYU LAMINASI Kapal kayu tradisional dan kapal kayu laminasi dapat dibedakan sebagai berikut: Kapal Kayu Tradisional [a] Bahan dasar kayu umumnya dibuat tebal sehingga dalam penggunaan bahan kurang efisien. [b] Kurang efektif didalam menyerap bahan pengawet kayu [c] Cacat dalam pada kayu sukar ditemukan/ diketahui. [d] Perlindungan terhadap kerusakan akibat mikro organisme/jasad laut yang tidak menguntungkan sangat kecil. [e] Sambungan konstruksi menggunakan pengingatan secara mekanis, sehingga pendistribusian gaya terkonsentrasi pada 318
2 batang pengikat yang akhirnya dapat menjadi sumber kelemahan konstruksi. [f] Sistim kekedapan pada lambung kapal maupun belum maksimal karena terjadi perubahan bentuk ukuran konstruksi akibat kandungan air pada bahan kayu cukup tinggi. [g] Kemampuan membentuk konstruksi sangat tergantung pada ukuran kayu yang dipergunakan. Kapal Kayu Laminasi [a] Dimensi kayu pada umunya dibuat lebih kecil dan lebih tipissehingga efisien. [b] Pemilihan bahan tanpa cacat dapat dilaksanakan dengan mudah. [c] Ukuran kayu tidak tergantung dengan ukuran konstruksi yang ada. [d] Kayu yang digunakan kering sehingga melipatgandakan kekuatan dan pengawetan [e] Penyerapan bahan pengawet sangat efektif karena kayu yang dipergunakan kering dan tipis. [f] Penggunaan lapisan lem yang diciptakan secara khusus merupakan perlindungan kerusakan. [g] Penggunaan bahan pengikat mekanis sangat sedikit dan sifatnya hanya untuk menyatukan bidang perekatan. [h] Gaya-gaya akibat pengikatan yang ada dapat didistribusikan secara merata. [i] Kemampuan membentuk komponen badan kapal dapat dilakukan secara optimum sesuai perancangan gambar, lebih mudah karena dimensi lebih kecil dan tipis. [j] Kekedapan dapat terjamin, karena konstruksi sangat stabil. [k] Perubahan dimensi kayu dapat teratasi dengan pengaturan arah serat kayu secara efisien. 3. BAHAN DAN SIFAT KAYU a. Keawetan Yang menentukan keawetan kayu adalah daya tahan kayu terhadap pengaruh kerusakan oleh panas matahari, air laut, air hujan, tiram, serangga ataupun binatang kecil lainnya. b. Kekuatan Untuk mendapatkan kekuatan yang tepat harus dilakukan uji kekuatan kayu. Kalau uji kekuatan tidak bisa dilakukan, maka untuk menentukan kekuatan kayu dilakukan dengan melihat urat lentur, kuat desak dan berat jenis kayu. c. Massa Jenis Massa jenis merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi kekuatan kayu. Massa jenis bahan padat dari semua jenis kayu adalah 0,54. Adanya perbedaan massa jenis yang terjadi pada kayu disebabkan oleh perbedaan besar kecilnya sel dan tebal tipisnya dinding sel. d. Kelembaban Kayu Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau bahkan melepaskan air kandungannya. Makin lembap udara disekitarnya akan makin tinggi pula tingkat kelembapatan kayu sampai mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dengan masuknya air kedalam kayu maka berat kayu makin bertambah dan menyebabkan kayu tersebut basah serta akan mengembang. Dalam bangunan kapal baru pemilihan kayu untuk setiap penggunaan konstruksi mempunyai persyaratan tersendiri yang didasarkan atas jenis konstruksi dan fungsinya, letak konstruksi dan keberadaanya terhadap pengaruh alami. Pemilihan Jenis Kayu Dengan banyaknya jenis kayu maka dari bermacam-macam jenis kayu tersebut dapat digunakan untuk membangun sebuah kapal, tetapi pemilihan jenis kayu dalam konstruksi kapal memerlukan pengalaman yang nantinya menjadi dasar dalam menentukan jenis kayu yang dipakai. Ada beberapa prinsip yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan kayu untuk pembangunan kapal, antara lain: 319
3 [a] [b] [c] Kekuatan kayu Daya tahan terhadap kerusakan Tersedianya kayu dalam hal kualitas, jumlah dan ukuran yang diinginkan. Gambar 1. Sistem Penggergajian Kayu Log Kayu yang digunakan untuk membangun kapal harus mempunyai kekuatan yang besar, supaya nantinya kapal tersebut dapat menahan tekanan-tekanan yang mendesak, apalagi kapal tersebut terdapat pada lautan yang bergelombang dengan muatan serta beban yang bermacam-macam. Beberapa bagian dari bangunan kapal seperti lunas, gading-gading, pondasi mesin, papan kulit luar dan lain lain harus sesuai dalam penggunaanya, serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap kerusakan akibat jamur dan beberapa risiko fisik dari kayu. Pengolahan Kayu Kayu yang dipergunakan untuk bagian konstruksi adalah kayu yang baik, sehat, tidak ada celah dan tidak ada cacat-cacat yang dapat membahayakan. Untuk mendapatkan material kayu tersebut, maka diadakan pengolahan yang dimulai dari pemotongan kemudian pengeringan dan yang terakhir material kayu harus diawetkan supaya kayu tersebut mempunyai umur pakai yang lama. A. Pemotongan Kayu Dalam pemotongan kayu gelondongan umumnya didapat kayu papan dan balok. Untuk mendapatkan papan dapat dilakukan dua cara, hal ini dapat dilihat dari dekoratif serat kayu yang dihasilkan. Dua cara penggergajian tersebut adalah sebagai berikut: [a] Penggergajian lurus atau penggergajian yang umum dilakukan dimana hasil penggergajian mendapatkan arah serat tangensial dan sedikit arah radial. [b] Penggergajian belah empat, dimana hasil penggergajian akan mendapatkan motif serat arah radial. Pembelahan arah tangensial B. Pengeringan Kayu Pembelahan arah radial 1. Sistem penggergajian arah tangensial 2. Sistem penggergajian arah radial 3. Inti atau hati kayu 4. Kayu teras atau galih 5. Kayu gubal 6. Kulit kayu Pada umumnya sebelum dipakai kayu harus dikeringkan terlebih dahulu sampai pada kadar air tertentu, hal ini berhubungan dengan: [a] Berat kayu [b] Proses pengerjaan kayu [c] Dimensi kayu Kayu yang akan dipakai untuk bagian-bagian konstruksi adalah kayu yang telah kering. Kelembaban kayu yang baik adalah: [a] Untuk bagian konstruksi diatas garis air % [b] Untuk bagian konstruksi dibawah garis air % [c] Untuk bagian konstruksi didalam kapal (interior) % Proses pengeringan kayu dapat dilakukan dengan 2 macam, yaitu: Pengeringan Alami Proses pengeringan yang tidak memerlukan alat khusus karena pengeringan dilakukan dengan cara peranginan atau pengeringan udara. Proses pengeringan dilakukan dengan cara penyusunan kayu-kayu yang akan dikeringkan berlapis-lapis diatas landasan. Ditiap lapisan harus ada jarak untuk sirkulasi udara yang akan membawa uap airkeluar dari kayu. Selain dengan cara peranginan, 320
4 pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur balok-balok kayu yang disandarkan pada tempat penyandaran kayu. Gambar 2. Pengeringan Kayu Secara Alami 4.1 Kapal Kayu Tradisional Perhitungan luas tiap papan pada masingmasing konstruksi sebelum dan sesudah kayu dibentuk dilakukan dengan mengambil ratarata dari lebar kayu dan jumlah kayu yang dibutuhkan. Pengeringan Buatan Proses pengeringan dengan menggunakan alat pemanas (oven). Pengeringan ini membutuhkan waktu yang relatif singkat. Kadar air dalam kayu dapat diatur sesuai dengan keinginan. C. Pengawetan Kayu Pengawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan awet apabila mempunyai umur pemakaian yang lama. Kayu berumur lama adalah kayu yang mampu menahan bermacam-macam perusak kayu. Tujuan dari pengawetan kayu adalah: [1]. Untuk memperbesar daya tahan kayu terhadap serangan perusak-perusak kayu. [2]. Memanfaatkan kayu yang kelas keawetanya rendah, setelah mengalami proses pengawetan diharapkan menjadi kayu yang berkelas keawetan tinggi. Prinsip-prinsip dalam pengawetan kayu: [1]. Pengawetan kayu harus merata diseluruh bidang permukaan. [2]. Bahan pengawet tidak boleh menyebabkan korosi pada baja atau logam. [3]. Metode pengawet yang digunakan. [4]. Jenis kayu, kadar air kayu dan zat-zat lain yang terkandung dalam kayu. 4. PERHITUNGAN ESTIMASI PENGGUNAAN KAYU MASING- MASING BAGIAN KONSTRUKSI Tabel 4.1. Kayu /Papan Sebelum Dibentuk Pada Kapal Tradisional N0 Nama Luas T Jumlah Vol (m 3 ) bagian (m 2 ) (m) (N) PxLxTxN 1. Lunas dan Gading 3, , Wrang 1,5 0,2 0, ,5 0,15 0, ,2 0, Lambung 6 0,2 0, ,15 0, ,2 0, = Tabel 4.2. Kayu /Papan Sesudah Dibentuk Pada Kapal Tradisional No Nama Luas Jumlah Vol (m 3 ) bagian (m 2 T (m) ) (N) PxLxTxN 1. 10,8 0,3 1 3,24 2. Gading 0,51 0,1 72 3,67 0,36 0,1 72 2,59 3. Wrang 0,29 0, , ,1 50 1, ,37 0, ,16 6. Lambung , , ,84 0, , ,17 0, ,63 2 = 29,44 Selisih pengunaan kayu sebelum dan sesudah dibentuk kapal kayu tradisional adalah : 1-2 = 40,93 29,44 = 11,49 m 3 321
5 4.2 Kapal Kayu Laminasi Tabel 4.3. Kayu/Papan Sebelum Dibentuk Pada Kapal Laminasi Nama bagian Perencanaan disini menghitung tebal kayu laminasi sesuai dengan perhitungan pada peraturan konstruksi kapal kayu dari BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) dengan luas papan konstruksi sama dengan luas papan pada kapal tradisional. Tabel 4.4. Kayu/Papan Sesudah Dibentuk Pada Kapal Laminasi Nama bagian Luas (m 2 ) T (m) Jumla h (N) Vol (m 3 ) PxLxTx N 10, ,82 Gading 0, ,57 0, ,81 Galar 3,3 0, Wrang 0,29 0,2 36 2,09 0,35 0, ,37 Lambung 1,17 P (m) 1,17 L (m) 0,03 5 0, , ,11 0,84 0,1 12 1,01 0,04 5 T (m) Jumlah (N) 50 2,63 2 = 27,35 Vol (m 3 ) PxLxTxN Gading 3, , Galar , Wrang 1,5 0,2 0, ,81 2,5 0,15 0, ,81 7 0,2 0, ,52 Lambung 6 0,2 0, ,52 6 0,15 0, ,62 6 0,2 0, = Selisih pengunaan kayu sebelum dan sesudah dibentuk kapal kayu laminasi adalah: 1-2 = 41,59 27, 35 = 14,24 m Selisih Pengunaan Kayu Selisih penggunaan kayu diambil dari data volume kayu/papan sebelum dibentuk Tabel 4.5. Selisih Penggunaan Kayu No 1. Nama bagian Kapal kayu tradisional (m 3 ) Kapal kayu laminasi (m 3 ) 0,45 0,87 2. Gading 3,89 4,99 2,81 3,59 3. Galar - 0,26 4. Wrang 0,93 0, ,06 1, ,36 0,36 7. Lambung 1,41 1, ,21 0, ,37 0,37 11,49 14,24 Persentase selisih penggunaan kayu balok/papan kapal tradisional terhadap kayu balok/papan sebelum dibentuk = 28,07 % Persentase selisih penggunaan kayu kapal laminasi terhadap kayu balok/papan sebelum dibentuk = 34, 23 % 5 KESIMPULAN Yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah dari data hasil perhitungan dan pengukuran penggunaan dan berat kayu masing-masing bagian konstruksi dapat disimpulkan bahwa: A. Penggunaan Kayu Dengan menghitung volume kayu dari pemakaian kayu sesudah dibentuk, volume kayu laminasi lebih kecil dari kayu balok dengan perbandingan pemakaian kayu : kayu balok = 100 % - 28,07 % (hal 58) = 71,93% 322
6 kayu laminasi = 100 % - 34,23 % (hal 58) = 65,77 % Sehingga kayu secara laminasi lebih efisien dalam penggunaanya dibandingkan dengan pemakaian kayu utuh. B. Keuntungan Teknis dan Ekonomis Hub Miller, 1993, The Laminated Wood Boatbuilder, International Marine Camden- Marine. tentang Teknologi Pembuatan Kapal Kayu Laminasi, Parlindungan Manik, Setelah dibuat suatu pembahasan proses pembuatan galangan kapal tradisional dan kapal laminasi melalui kunjungan langsung ke galangan tradisional dan teori yang ada maka dapat ditarik kesimpulan keuntungan teknis dan ekonomis teknik pembuatannya. Keuntungan teknis: Kapal kayu laminasi dibuat menggunakan bahan kayu yang kering berdimensi kecil sehingga lebih mudah didalam pengerjaannya, proses pembuatan menggunakan teknik yang sederhana, maka dengan pelatihan bimbingan dan panduan pengrajin kapal tradisional bisa membuat kapal secara laminasi dengan baik dan benar. Keuntungan ekonomis: Penggunaan bahan baku pada kayu kapal laminasi lebih sedikit serta bahan yang berdimensi kecil mudah didapat dipasaran. Penggunaan bahan kayu yang kering dengan berat jenis yang sama serta ukuran konstruksi lebih kecil maka berat kapal laminasi akan lebih ringan dan akan menaikan daya angkut.meskipun teknik pembangunan kapal laminasi. DAFTAR PUSTAKA DPKB/DLWB Marine Services, 1991, Latihan Kapal Kayu Laminasi, Jakarta. Hery Sunaryo, Ir, Modul Pembangunan Kapal Fibre Glass, PT PAL Indonesia. Biro Klasifikasi Indonesia, 1989, Peraturan Konstruksi Kapal Kayu. Henry Santoso, Ir dan Untung Triatmojo, Ir, 1994, Perancangan dan Produksi Kapal cepat Konstruksi Kayu Laminasi. 323
Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan
Lebih terperinciPenyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu
25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama
Lebih terperinciANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING
ANALISA ENGARUH MEDIA ENDINGIN TERHADA ENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN ENGUJIAN BENDING Deki rikma & Syahrizal Teknik erkapalan oliteknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat
Lebih terperinciANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN
ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki
Lebih terperinciLAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU
LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU Oleh : Jozua CH. Huwae dan Heru Santoso Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa Kotak Pos. 12 BTG/Bitung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan
Lebih terperinciPEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES
Jurnal Riset Industri Vol. V, No. 1, 2011, Hal. 13-20 PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES Djoko Purwanto Balai Riset dan Standardisasi
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
. HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi
Lebih terperinciStudi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi
Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan bahan baku kayu. Menurut Kementriaan Kehutanan (2014), data
Lebih terperinciPENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor 16610. Telp/fax : 0251 8633378/0251 86333413
Lebih terperinciBAB 2 BAMBU LAMINASI
BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi
Lebih terperinciPENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn
PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan
TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,
Lebih terperinciKayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)
TKS 4406 Material Technology I Kayu (wood or timber) Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya Umum Kayu merupakan hasil hutan dari
Lebih terperinciBIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing
Lebih terperinciIII. DASAR PERENCANAAN
III. DASAR PERENCANAAN Persamaan kekuatan secara umum dapat dituliskan seperti pada Persamaan 3.1, dimana F u adalah gaya maksimum yang diakibatkan oleh serangkaian sistem pembebanan dan disebut pula sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian kontruksi yang berfungsi untuk melindungi bagian bawah bangunan dari panas matahari, hujan, angin, maupun sebagai perlindungan lainnya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kayu merupakan bahan alami yang bersifat higroskopis. Hal ini berarti kayu mempunyai kemampuan untuk menarik atau mengeluarkan air dari udara atau dari dalam tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan material baru yang memiliki
Lebih terperinciBAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU
BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU 3.1.Keterkaitan Antara Kondisi Kebasahan/Kekeringan Kayu dan Kandungan Air serta Kadar Air Dan uraian pada kuliah kedua minggu yang lalu, dipahami tentang
Lebih terperinciStruktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)
STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,
Lebih terperinciKAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ
KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ G FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN B060R 1 9 9 1 STUD1 TENTANG DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU LAMINAS1
Lebih terperinciKAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ
KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ G FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN B060R 1 9 9 1 STUD1 TENTANG DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU LAMINAS1
Lebih terperinciKAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA
PROSID ING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA Azis Abdul Karim, Mansyur Hasbullah & Andi Haris
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Menurut Hadi (2004), klasifikasi botani kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Kayu Sifat fisis kayu akan mempengaruhi kekuatan kayu dalam menerima dan menahan beban yang terjadi pada kayu itu sendiri. Pada umumnya kayu yang memiliki kadar
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Pengaruh Suhu Kempa Terhadap Kualitas Balok Laminasi Kombinasi Bambu Petung Dengan
Lebih terperinciMacam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan
Macam Kayu Menurut Susunannya Pengetahuan Bahan Bagian Melintang Permukaan Kayu KAYU MASAK Gambar ini menunjukkan pohon yang mempunyai kayu gubal dan kayu teras, dengan nama lain pohon kayu teras Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi 2) Manfaat dan Keunggulan
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi Cross laminated timber (CLT) merupakan salah satu produk kayu rekayasa yang dibentuk dengan cara menyusun sejumlah lapisan kayu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis pohon, tempat tumbuh, dan iklim tempat tumbuh menghasilkan pohon
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LATAR BELAKANG Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan oleh pohon pohonan. Perbedaan jenis pohon, tempat tumbuh, dan iklim tempat tumbuh menghasilkan pohon pohonan yang sangat
Lebih terperinciAnalisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print 1 Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Untuk Pembuatan Kapal Kayu Nur Fatkhur Rohman dan Heri Supomo
Lebih terperinciStudy Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-78 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu adalah salah satu bahan material struktur yang sudah lama dikenal masyarakat. Bila dibandingkan dengan material struktur lain, material kayu memiliki berat jenis yang
Lebih terperinci(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman
DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah
Lebih terperinciDIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri
1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat
Lebih terperinciPENGARUH PENYUSUNAN DAN JUMLAH LAPISAN VINIR TERHADAP STABILITAS DIMENSI KAYU LAPIS (PLYWOOD)
PENGARUH PENYUSUNAN DAN JUMLAH LAPISAN VINIR ERHADAP SABILIAS DIMENSI KAYU LAPIS (PLYWOOD) Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si UNIVERSIAS SUMAERA UARA MEDAN 2008 DAFAR ISI Halaman Kata Pengantar.. i Daftar
Lebih terperinciStudy Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System
1 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara Rizal Ramadhana, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUANb A. Latar Belakang Permasalahan Dalam Perkembangan teknologi dan kemajuan industri saat ini yang sangat pesat memacu peningkatan pembangunan dari segala sektor kehidupan. Dan ini berdampak
Lebih terperinciPEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS
PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS Akmal Indra Teknik Mesin Politeknik Bengkalis-Riau Jl. Batin Alam Sei Alam-Bengkalis akmalindra@yahoo.co.id akmalindra@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya pertambahan jumlah penduduk saat ini, maka hal ini sangat berdampak pada kebutuhan akan tempat tinggal. Peluang ini dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU. Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc.
ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU TERHADAP KEKUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : Agastya Surya Adinata Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai pemaparan analisis dan interpretasi hasil dari output yang didapatkan penelitian. Analisis penelitian ini dijabarkan dan diuraikan pada
Lebih terperinciKAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F
KAYU LAMINASI Oleh : Yudi.K. Mowemba F 111 12 040 Pendahuluan Kayu merupakan bahan konstruksi tertua yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang penting. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
1829-8370 (p) 2301-9069 (e) http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu Untuk
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN 4109100011 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia tercatat di Guinnes World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,
[ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya
Lebih terperinciUji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu
SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciBAB I 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I 1.1 LATAR BELAKANG Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambah,
Lebih terperinciKEUNGGULAN LAMINASI BAMBU SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN
KEUNGGULAN LAMINASI BAMBU SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN Akhmad Basuki Widodo, Viv Djanat Prasita, Marx Jefferson, Nur Yanu Nugroho Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Surabaya
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS PENGGUNAN PROFIL KUSEN KAYU DAN KUSEN PVC
46 BAB III STUDI KASUS PENGGUNAN PROFIL KUSEN DAN KUSEN Dalam pembahasan penulisan ilmiah ini, materi yang diangkat adalah tentang material kusen jendela. Material yang dibahas adalah kayu dan, yang tujuan
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal
JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat
TINJAUAN PUSTAKA Bambu Tali Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki kandungan lignoselulosa melimpah di Indonesia dan berpotensi besar untuk dijadikan sebagai bahan pengganti kayu
Lebih terperinciPENGANTAR TENTANG KAYU
Kelompok 9 Anggota Kelompok : 1. Sugi Suryanto 20130110121 2. Badzli Zaki Tamami 20130110123 3. Ega Arief Anggriawan 20130110110 4. M Dede Dimas Wahyu 20130110125 5. Yusli Pandi 20130110112 6. Tanaka Dynasty
Lebih terperinci5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN
109 5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kajian Desain Kayu dan Struktur Beton pada Rangka Kapal Pukat Cincin 5.1.1. Perbedaan Desain Kapal Kayu dan Kapal Gabungan Beton, Kayu. Perbedaan desain kapal kayu dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku
BABII TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku laporan tugas akhir dan makalah seminar yang digunakan sebagai inspirasi untuk menyusun konsep penelitian
Lebih terperinci24 Media Bina Ilmiah ISSN No
24 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 SIFAT FISIKA EMPAT JENIS BAMBU LOKAL DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT oleh Febriana Tri Wulandari Prodi Kehutanan Faperta UNRAM Abstrak : Bambu dikenal oleh masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas
TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasi yang ada kelapa sawit termasuk dalam kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledoneae, family
Lebih terperinciKayu lapis untuk kapal dan perahu
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,
Lebih terperinciPEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996
PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996 Untung Budiarto, Sarjito Jokosisworo Program Studi S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
Lebih terperinciBATANG KELAPA SEBAGAI BAHAN DASAR ALTERNATIF KONSTRUKSI BANGUNAN ATAS KAPAL TRADISIONAL
BATANG KELAPA SEBAGAI BAHAN DASAR ALTERNATIF KONSTRUKSI BANGUNAN ATAS KAPAL TRADISIONAL Syahrizal Staf Pengajar Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan, Politeknik Bengkalis. Jl. Bathin Alam, Sungai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tampilan Kayu Pemadatan kayu menghasilkan warna yang berbeda dengan warna aslinya, dimana warnanya menjadi sedikit lebih gelap sebagai akibat dari pengaruh suhu pengeringan
Lebih terperinciBAB 8 CONTOH UJI MUATAN KAYU YANG DIKERINGKAN
BAB 8 CONTOH UJI MUATAN KAYU YANG DIKERINGKAN 8.1. Fungsi Contoh Uji Bagan suhu dan kelembapan udara yang diterapkan di dalam tanur pengering berpengaruh terhadap tegangan pengeringan yang dialami oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan pasokan bahan baku, baik dari hutan alam maupun hutan tanaman. Namun, produksi kayu dari hutan alam menurun
Lebih terperinciMATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM
PENGUJIAN KAYU 6.1. Umum Kayu merupakan salah satu elemen konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Kekuatan kayu untuk menahan gaya tarik, desak maupun geser yang cukup
Lebih terperinciMutu dan Ukuran kayu bangunan
Mutu dan Ukuran kayu bangunan 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, istilah, penggolongan, syarat mutu, ukuran, syarat pengemasan, dan syarat penendaan kayu bangunan. 2. Definisi Kayu bangunan
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur penelitian Untuk mempermudah untuk melakukan penelitian, maka dibuat diagram alir penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1 dibawah ini. Mulai Perumusan
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG
KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Iwan Risnasari : Kajian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum Annum L.) merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan dan model struktur masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih terus dicari dan diusahakan
Lebih terperinciKAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG
KARYA TULIS KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciPEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI
PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki
1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai 11 15 LS sehingga memiliki iklim tropis lembab basah dengan ciri khas: curah hujan yang tinggi namun penguapan rendah, suhu
Lebih terperinciKERAJINAN KAYU. Tujuan Pembelajaran Khusus
KERAJINAN KAYU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan bagian-bagian dari kayu 2. Menjelaskan sifat-sifat kayu 3. Menjelaskan cacat-cacat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juli 2011 Januari 2012 dan dilaksanakan di Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Bagian Kimia Hasil Hutan, Bagian Biokomposit
Lebih terperinciLampiran 1. Sifat Fisika dan Mekanika Kayu. Lampiran 2. Pengujian Sifat Keawetan terhadap rayap tanah (Captotermes curvignathus Holmgreen.
LAMPIRAN 123 124 Lampiran 1. Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Pengujian sifat fisik mengikuti standar ASTM 2007 D 143-94 (Reapproved 2007) mengenai Standard Test Methods for Small Clear Specimens of Timber
Lebih terperinci