DESKRIPSI PEMELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI PEMELAJARAN"

Transkripsi

1 JARINGAN AKSES KABEL UTAMA DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI : Melakukan pemasangan rumah kabel (RK) KODE : ACS.CBL.INS.002.A DURASI PEMELAJARAN : 40jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. Izin dari ototritas pemerintah lokal setempat 2. SOP yang berlaku di perusahaan 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Melakukan persiapan pemasangan RK Lokasi tempat pemasangan rumah kabel diidentifikasi sesuai rencana Sarana pengaman kerja dan lokasi disiapkan, bila diperlukan dipasang tenda Peralatan dan material yang diperlukan disiapkan dan diperiksa Prosedur persiapan pemasangan RK mempersiapkan kegiatan pemasangan RK Identifikasi lokasi tempat pemasangan RK Sarana keselamatan kerja Peralatan dan material pemasangan RK melakukan persiapan pemasangan RK 1

2 2. Melakukan pembuatan fondasi rumah kabel 3. Melakukan pemasangan kabinet rumah kabel Lubang untuk fondasi RK dengan dimensi dan kedalaman sesuai spesifikasi digali Jika diperlukan dipasang tenda dan penahan tanah pada lubang fondasi Kerangka fondasi RK dibuat Fondasi RK dibuat sesuai spesifikasi Kabinet rumah kabel dipasang di atas fondasi RK Tiang-tiang/pilar-pilar pelindung kabinet rumah kabel dipasang Stub/cable riser disambungkan dengan sistem pentanahan Pelindung logam kabel (metallic sheat) disambungkan dengan sistem pentanahan RK Plat label LK dipasang 4. Memeriksa hasil instalasi Penempatan lokasi RK diperiksa sesuai rencana Dimensi fondasi diperiksa sesuai spesifikasi Tinggi minimum fondasi RK di atas tanah diperiksa sesuai spesifikasi Posisi fondasi RK terpasang tegak lurus dan kabinet RK terpasang kuat pada fondasinya diperiksa Stub/Cable riser diperiksa sudah tersambung dengan sistem pentanahan Pemberian label pada kabinet RK diperiksa sudah lengkap dan benar Tiang-tiang/pilar pelindung diperiksa terpasang dengan benar Prosedur pembuatan pondasi RK Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur pemasangan kabinet rumah kabel (RK) Administrasi RK Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur pemeriksaan hasil instalasi Cermat dan trampil dalam pembuatan fondasi RK Cermat dan trampil dalam memasang kabinet rumah kabel pemeriksaan hasil instalasi Ketentuan dimensi dan kedalaman pondasi RK Sarana keselamatan kerja Peralatan dan material fondasi RK Proses pembuatan kerangka dan fondasi RK Ketentuan pemasangan RK Prosedur pemasangan pelindung kabinet RK Penyambungan stub/cable riser dan metallic sheat dengan sistem pentanahan Penamaan dan penomoran kabinet RK Penempatan lokasi RK Dimensi dan posisi fondasi RK Penyambungan stub/cable riser dan metallic sheat dengan sistem pentanahan Penamaan dan penomoran kabinet RK membuat fondasi RK sesuai dengan SOP memasang kabinet RK sesuai SOP melakukan pemeriksaan hasil instalasi sesuai SOP 2

3 5. Melakukan perbaikan dan pembersihan kembali lokasi kerja Lubang bekas galian ditutup dan diperbaiki kembali Dilakukan penutupan kedap air pada lubang masuk kabel Lubang/udara/ventilasi diberi pelindung Fasilitas yang rusak diperbaiki kembali Lokasi kerja dibersihkan kembali dan sisa-sisa galian dibuang Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur perbaikan dan pembersihan kembali lokasi kerja Cermat dan trampil dalam melakukan perbaikan dan pembersihan kembali lokasi kerja Prosedur perbaikan dan pembersihan melakukan perbaikan dan pembersihan kembali lokasi kerja sesuai dengan SOP 3

4 KOMPETENSI : Melakukan pengujian sistem kabel di lokasi pelanggan KODE : ACS.CBL.INS.006.A DURASI PEMELAJARAN : 40 jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Standar industri/regulasi yang relevan yang berlaku 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Melakukan konfirmasi lokasi dan akses untuk pengujian Persetujuan untuk akses ke lokasi dari pelanggan dikonfirmasi Pengaturan keamanan lokasi diidentifikasi dan dipatuhi Waktu dan metoda akses sesuai dengan persyaratan pelanggan aturan yang relevan dikonfirmasi Ketersediaan layanan untuk diuji dikonfirmasi Layanan diisolasi dan diputuskan dari penggunaan dan dari peralatan operator untuk mneghindari kerusakan peralatan yang dapat terjadi Lokasi kerja dan sistem kabel dikondisikan aman untuk pengujiann Konfirmasi persetujuan, waktu, ketersediaan layanan untuk akses Identifikasi pengaturan keamanan lokasi Pengujian sistem kabel mengkonfirmasikan lokasi dan akses untuk pengujian sistem kabel Perijinan Keamanan loaksi kerja Macam-macam layanan melakukan konfirmasi lokasi dan akses untuk pengujian sesuai dengan SOP 4

5 2. Menentukan jenis pengujian yang akan dilakukan 3. Mendapatkan dan menyiapkan peralatan pengujian 4. Melakukan interpretasi hasil pengujian dan menentukan tindakan selanjutnya Tujuan dan kinerja yang akan diuji diidentifikasi Pengujian yang dipersyaratkan diidentifikasi dari kondisi lokasi, dokumentai pelanggan dan spesifikasi pabrik Pengujian yang relevan dengan sistem dan tipe kabel dilakukan Peralatan yang sesuai untuk pengujian yang akan dilakukan dipilih Peralatan pengujian di setup sesuai dengan spesifikasi pabrik Penyetelan kesalahan pembacaan pengujian dilakukan terhadap rujukan yang diketahui jika dimungkinkan Perkakas dan peralatan digunakan sesuai dengan spesifikasi pabrik Pekerjaan dilakukan secara hati-hati untuk menghilangkan resiko kecelakaan terhadap operator, pihak lain atau kerusakan peralatn Pemeriksaan dan pengaturan (adjustment) dilakukan untuk menjamin lingkungan operasi untuk mendapatkan hasil test yang meyakinkan Identifikasi tujuan dan kinerja yang akan diuji Identifikasi persyaratan pengujian Sistem dan tipe kabel yang akan diuji Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur untuk persiapan peralatan pengujian Penggunaan perkakas dan peralatan Minimalisir resiko kecelakaan menentukan jenis pengujian sistem kabel di lokasi pelanggan menyiapkan peralatan pengujian menyiapkan peralatan pengujian Jenis-jenis pengujian sistem kabel dilokasi pelanggan Identifikasi macammacam peralatan pengujian Prosedur penggunaan peralatan pengujian Pembacaan peralatan pengujian Identifikasi macammacam peralatan pengujian Prosedur penggunaan peralatan pengujian Pembacaan peralatan pengujian menentukan jenis pengujian sistem kabel dilokasi pelanggan yang akan dilakukan melakukan persiapan peralatan pengujian melakukan persiapan peralatan pengujian 5

6 5. Membuat dokumentasi hasil pengujian Hasil test dibaca secara akurat dan dibandingkan dengan spesifikasi pabrik atau pelanggan untuk kinerja kabel Hasil test dievaluasi dengan mempertimbangkan semua persyaratan parameter dan pengujian Hasil test dinilai secara jujur dan akurat menggunakan data yang dapat diverivikasi Hasil pengujian secara akurat dan segera didokumentasikan untuk menjamin hasil test tetap mutakhir Hasil pengujian diverifikasi dan diberikan ke pelanggan jika diperlukan File lokasi dan instalasi dimutakhirkan (update) untuk menjamin informasi kinerja sistem dapat dilacak Pekerjaan sipil menyiapkan peralatan pengujian Identifikasi macammacam peralatan pengujian Prosedur penggunaan peralatan pengujian Pembacaan peralatan pengujian melakukan persiapan peralatan pengujian 6

7 KOMPETENSI : Melakukan identifikasi dan pencarian lokasi kegagalan sistem perkabelan KODE : ACS.CBL.INS.007.A DURASI PEMELAJARAN : 40jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Standar industri/regulasi yang relevan yang berlaku 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Melakukan identifikasi dan klarifikasi penyebab kegagalan Masalah secara jelas diuraikan atau diidentifikasi dari data pengujian Kemungkinan dari masalah sistem perkabelan eksisting dinilai Keseriusan dan pengaruh kegagalan ditentukan dan respons kerangka waktu yang diperlukan diidentifikasi Kegagalan dirujuk ke pihak lain yang relevan jika penilaian awal yang dibuat menunjukan bahwa kegagalan bukan pada sistem perkabelan Identifikasi masalah Klarifikasi masalah Cermat dan teliti dalam menidentifikasi dan mengklarifikasi penyebab kegagalan pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi dapat melakukan identifikasi dan klarifikasi penyebab kegagalan 7

8 2. Mencari informasi tambahan yang relevan 3. Mencari dan mengurutkan kemungkinan-kemungkinan penyebab kegagalan 4. Mengimplementasikan pemeriksaan dan pengujian sederhana Bahaya dan resiko keselamatan yang berkaitan dengan lokasi dan instalasi diidentifikasi Perubahan-perubahan kondisi lingkungan ditentukan untuk memungkinkan penilaian yang menyeluruh dari kegagalan Tipe sistem, kabel dan perangkat keras serta fungsinya diidentifikasi secara akurat Garansi dan kontrak pemeliharaan yang ada serta cakupannya dicari dan diidentifikasi Penyebab kegagalan yang paling mungkin ditentukan dari data dan kecenderungan historis jika tersedia Penyebab kegagalan diurutkan berdasarkan kemungkinan (probabilitas) untuk memungkinkan digunakannya pendekatan identifikasi kegagalan secara metodologis Masalah yang terus menerus muncul dikonfirmasi Inspeksi visual dari kemungkinan kerusakan dilakukan Koneksi yang sederhana dan kontak-kontak diperiksa untuk operasi dan terhadap referensi Keselamatan kerja Tipe sistem kabel dan perangkat keras Perijinan Inventarisasi penyebab kegagalan Implementasi pemeriksaan dan pengujian Cermat dan teliti dalam mencarii informasi tambahan yang relevan Cermat dan teliti dalam mencari dan mengurutkan kemungkinankemungkinan penyebab kegagalan Cermat da teliti dalam mengimplementasika n pemeriksaan dan pengujian sederhana pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi dapat mengumpulkan informasi tambahan yang relevan dapat mencari dan mengurutkan kemungkinan kemungkian penyebab kegagalan mengimplementasi kan pemeriksaan dan pengujian sederhana 8

9 5. Mendapatkan perkakas dan peralatan yang sesuai untuk menguji kegagalan (jika diperlukan) 6. Melakukan identifikasi dan menemukan lokasi kegagalan 7. Membuat rekomendasi untuk mengatasi kegagalan Perkakas dan peralatan pengujian yang relevan terhadap tipe sistem dan kegagalan disiapkan Peralatan disetel sesuai dengan spesifikasi pabrik dan diperiksa ada dalam keadaan bekerja dan aman serta sesuai referensi dan terkalibrasi Pendekatan metodologi dan identifikasi kegagalan yang aman sesuai dengan sistem dan tipe masalah ditentukan Kegagalan secara progresif diisolasi untuk menghilangkan variabel-variabel dari penilaian Keberadaan yang kontinyu dari masalah diverifikasi secara reguler Catatan instalasi di lokasi dan dokumentasi pabrik didapatkan dan dikaji untuk mengidentifikasi kemungkinan solusi Kegagalan diidentifikasi tanpa menyebabkan interupsi ke aktivitas Opsi untuk menghilangkan kegagalan ditentukan dan dipresentasikan ke pelanggan untuk diambil keputusan Metoda dan hasil pengujian segera didokumentasikan dan diarsipkan dengan catatan instalasi yang lain Jika diperlukan, kegagalan dirujuk ke pihak lain untuk tindakan lebih lanjut Identifikasi perkakas dan peralatan Prosedur pencarian lokasi gangguan Rekomendasi mengatasi kegagalan Cermat dan teliti dalam penetuan perkakas dan peralata yang sesuai Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi dan menemukan lokasi kegagalan Cermat dan teliti dalam membuat rekomendasi untuk mengatasi kegagalan pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi pengetahuan dasar jaringan akses (oytside Plant) dasar telekomunikasi dapat menentukan perkakas dan peralatan yang sesuai untuk menguji kegagalan dapat melakukan identifikasi dan menemukan lokasi kegagalan membuat rekomendasi untuk mengatasi kegagalan 9

10 KOMPETENSI : Melakukan penggantian/ pemindahan (cutover) pada peralatan di lokasi pelanggan (CPE) KODE : ACS.CBL.INS.008.A DURASI PEMELAJARAN : 40jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Instruksi manual perangkat dan peralatan 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini Tool kit, AVOmeter. 5. Material/bahan yang digunakan : kabel, konektor. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Merencanakan pelaksanaan pekerjaan cutover 2. Membuat kesepakatan dengan pelanggan untuk pelaksanaan cutover di luar jam kerja Kesepakatan dengan pelanggan tentang jadwal pelaksanaan cutover dilakukan sebelumnya. Pelanggan diberi penjelasan tata cara pelaksanaan cutover. Pelanggan diberi informasi kalau ada tambahan biaya untuk pelaksanaan cutover di luar jam kerja. Konfirmasi pelaksanaan cutover di luar jam kerja (kalau diperlukan) dinegosiasikan dengan pelanggan. Prosedur keselamatan dan keamanan pelaksanaan pekerjaan cutover di luar jam kerja diperhatikan dan diantisipasi Aturan-aturan, tat kerja dan prosedur perencanaan pelaksanaan pekerjaan cutover Etika pelayanan Keselamat dan keamanan pelaksanaan pekerjaan cutover merencanakan pelaksanaan pekerjaan cutover membuat kesepakatan dengan pelanggan untuk pelaksanaan cutover di luar jam kerja prosedur penggantian /pemindahan prosedur instalasi berikut memahami spesifikasi dan buku instruksi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. prosedur penggantian /pemindahan prosedur instalasi berikut memahami spesifikasi dan buku instruksi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. merencanakan pelaksanaan pekerjaan cutover membuat kesepakatan dengan pelanggan untuk pelaksanaan cutover di luar jam kerja 10

11 3. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat untuk pelaksanaan cutover Segmen-segmen jaringan yang terlibat dengan pelaksanaan cutover dikordinasikan. Kehadiran pelanggan atau perwakilannya pada pelaksanaan cutover dinegosiasikan. Aturan-aturan koordinasi pelaksanaan cutover melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat untuk pelaksanaan cutover prosedur penggantian /pemindahan prosedur instalasi berikut memahami spesifikasi dan buku instruksi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. melakukan koordinasi dengan pihakpihak yang terlibat untuk pelaksanaan cutover 4. Melaksanakan proses pemindahan dari sisi jaringan ke sisi CPE pada titik distribusi di tempat pelanggan Posisi jumper di sisi jaringan dipastikan sebelum proses cutover di sisi CPE dilakukan. Proses jumper di sisi jaringan dipastikan untuk mendapatkan validasi. Proses jumper di sisi CPE diperiksa untuk memastikan alokasi penomoran yang muncul di sisi pelanggan. Alokasi jumper di sisi jaringan dicatat di dalam logbook/logsheet/sistem informasi jaringan. Aturan-aturan, tata kerja proses pemindahan dari sisi jaringan ke sisi CPE pada titik distribusi di tempat pelanggan melaksanakan proses pemindahan dari sisi jaringan ke sisi CPE pada titik distribusi di tempat pelanggan prosedur penggantian /pemindahan prosedur instalasi berikut memahami spesifikasi dan buku instruksi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. melaksanakan proses pemindahan dari sisi jaringan ke sisi CPE pada titik distribusi di tempat pelanggan 11

12 5. Menyelesaikan kelengkapan pelaksanaan cutover di sisi pelanggan Proses cutover diselesaikan sesuai rencana. Pengujian dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan buku instruksi. Jaringan dioperasikan dan CPE dipastikan bekerja dengan semestinya. Semua perangkat beserta fasilitasnya diuji dan dipastikan operasionalnya dengan pelanggan. Aturan-aturan, tata kerja pelaksanaan cutover disisi pelanggan menyelesaikan kelengkapan pelaksanaan cutover di sisi pelanggan prosedur penggantian /pemindahan prosedur instalasi berikut memahami spesifikasi dan buku instruksi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. menyelesaikan kelengkapan pelaksanaan cutover di sisi pelanggan 12

13 KOMPETENSI : Melakukan instalasi duct dengan sistem bor KODE : ACS.CBL.INS.012.A DURASI PEMELAJARAN : 40jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. Surat persetujuan dari otoritas pemerintah lokal 2. SOP yang berlaku yang berlaku di perusahaan 3. Persyaratan kedalaman minimum tempat pemboran sesuai rencana dan ketentuan PEMDA 4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 5. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Mempersiapkan pekerjaan pemboran 2. Melakukan penggalian lubang tempat pemboran 3. Melakukan proses pemboran duct 4. Melakukan instalasi pipa baja dan PVC Tempat lubang pemboran dan tempat target pit diteliti Sarana pengaman kerja dan lokasi serta perlengkapan kerja disiapkan Lubang tempat pemboran duct digali Lubang tempat target pit disiapkan Lakukan instalasi peralatan bor dengan benar dan lengkap dengan penyangganya Lakukan proses pemboran Lakukan instalasi pipa baja Lakukan pengelasan penyambungan pipa-pipa baja Lakukan instalasi pipa PVC Aturan-aturan tata kerja dan prosedur persiapan pekerjaan pengeboran Aturan-aturan tata kerja dan prosedur penggalian lubang tempat pemboran Aturan-aturan tata kerja dan prosedur proses pemboran duct Aturan-aturan tata kerja dan prosedur instalasi pipa baja dan PVC Cermat dan trampil dalam mempersiapkan pekerjaan pemboran Cermat dan trampil dalam melakukan penggalian lubang tempat pemboran Cermat dan trampil dalam melakukan proses pemboran duct Cermat dan trampil dalam melakukan instalasi pipa baja dan PVC pengoperasian peralatan bor pengoperasian peralatan bor pengoperasian peralatan bor pengoperasian peralatan bor melakukan persiapan pekerjaan pengeboran melakukan penggalian lubang tempat pemboran melakukan proses pemboran duct memasang instalasi pipa baja dan PVC 13

14 5. Melakukan pembersihan dan penutupan pipa duct 6. Memperbaiki dan membersihkan kembali lokasi kerja Pipa dibersihkan dengan peralatan rodding yang sesuai Lubang bekas tempat bor ditutup kembali dengan tanah dan dipadatkan Fasilitas yang rusak diperbaikik Lokasi kerja dan bekas-bekas galian dibersihkan kembali Aturan-aturan dan tata kerja pembersihan dan penutupan pipa duct Perbaikan dan pembersihan lokasi kerja Cermat dan trampil dalam melakukan pembersihan dan penutupan pipa duct memperbaiki dan membersihkan kembali lokasi kerja pembersihan dan penutupan pipa duct Perbaikan dan pembersihan lokasi kerja melakukan pembersihan dan penutupan pipa duct memperbaiki dan membersihkan kembali lokasi kerja 14

15 KOMPETENSI : Melakukan instalasi blok terminal pada rumah kabel (RK) KODE : ACS.CBL.INS.021.A DURASI PEMELAJARAN : 40 jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Instructional manual blok terminal 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Melakukan persiapan pemasangan blok terminal Rumah kabel tempat pemasangan blok terminal diidentifikasi sesuai rencana Sarana pengaman kerja dan lokasi disiapkan Peralatan dan material yang diperlukan disiapkan dan diperiksa Identifikasi RK Sarana pengaman kerja Peralatan dan material persiapan pemasangan blok terminal melakukan persiapan pemasangan blok terminal Pengetahuan dasar pekerjaan sipil Dasar jaringan akses (Outside Plant) melakukan persiapan pemasangan blok terminal 15

16 2. Melakukan instalasi blok terminal Blok terminal dipasang pada RK dengan susunan yang sudah direncanakan (terminal blok kabel sekunder dan primer ditempatkan pada tempatnya yang sesuai) Kabel-kabel ditempatkan pada rak RK dan diikat dengan baik dengan pengaturan sesuai rencana Ujung-ujung kabel diterminasi Ujung kabel yang tidak diterminasi (kabel stub) ditutup dengan baik (End Cap) Lubang masuk kabel ditutup supaya kedap air Lokasi kerja dibersihkan kembali 3. Memeriksa hasil instalasi Semua blok terminal diperiksa terpasang sesuai rencana Terminal blok terpasang dengan kuat diperiksa Pemasangan kabel-kabel dengan benar ke rak RK diperiksa Ujung-ujung kabel diterminasi dengan benar diperiksa Pengaturan instalasi kabel sesuai rencana diperiksa Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur instalasi blok terminal Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur pemeriksaan hasil instalasi Cermat dan trampil dalam melakukan instalasi blok terminal melakukan pemeriksaan hasil instalasi Pengetahuan dasar pekerjaan sipil Dasar jaringan akses (Outside Plant) Pengetahuan dasar pekerjaan sipil Dasar jaringan akses (Outside Plant) melakukan instalasi blok terminal melaksanakan pemeriksaan hasil instalasi 16

17 KOMPETENSI : Melakukan penutupan kabel cadangan/stub KODE : ACS.CBL.INS.025.A DURASI PEMELAJARAN : 40 jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Petunjuk/manual peralatan penutup kabel cadangan 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Melakukan persiapan penutupan kabel cadangan/stub Lokasi ujung kabel cadangan diidentifikasi sesui rencana Peralatan dan material yang diperlukan disiapkan dan diperiksa Aturan-aturan dan tata kerja persiapan penutupan kabel cadangan/stub Peralatan dan material penutupan kabel cadangan/stub melakukan persiapan penutupan kabel cadangan/stub Dasar jaringan akses (Outside Plant) Saluran transmisi melakukan persiapan penutupan kabel cadangan/stub 17

18 2. Melakukan penutupan kabel cadangan/stub Karakteristik listrik (kesinambungan hubungan, hubung singkat, tahanan isolasi, dll.) sebelum pemasangan selongsong penutup (capping) ditest Hasil test sebelum penutupan dicatat Jelly yang keluar dari kabel dibersihkan Urat kabel dikelompokan dan dipisahkan sesuai warna dan urutan penomoran kabel (misalnya per unit quad) dengan gelang atau pengikat Selongsong penutup sambungan kabel dipasang per kelompok/per unit quad Karakteristik listrik setelah penutupan ditest Hasil test setelah penyambungan dicatat Bersihkan kembali lokasi kerja Aturan-aturan, tata kerja dan prosedur penutupan kabel cadangan/stub Konstruksi kabel Pengetesan/pengukuran Cermat, teliti dan trampil dalam melakukan penutupan kabel cadangan/stub Dasar jaringan akses (Outside Plant) Saluran transmisi melakukan penutupan kabel cadangan/stub 18

19 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Melakukan penyambungan kabel serat optik tanpa dan dengan konektor : TRA.CBL.INS.002.A : 40 jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melakukan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan/instansi tempat dimana penyambungan kabel serat optic dilakukan 2. Instruction Manual dari semua peralatan 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan perusahaan/instansi 4. Keterampilan yang diperlukan : menggunakan splicer 5. Alat yang diperlukan : alat tool set untuk penyambungan kabel optik, splicer dan alat ukur 6. Bahan yang diperlukan : berbagai jenis kabel optik, konektor,penutup sambungan, gel, dll. 7. Aturan yang dirujuk : Regulasi kesehatan dan keselamatan standar kerja SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Menyiapkan penyambungan Peralatan keselamatan digunakan sesuai dengan pedoman perusahaan dan standar kesehatan dan keselamatan Lokasi tempat penyambungan diidentifikasikan Standar-standar prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut disiapkan dan dikuasai Prosedure keselamatan kerja untuk penyambungan kabel. Kebutuhan dan standart penyambungan kabel mengolah dan menganalisa data statistik melalui bimbingan pengawas Teori dan praktek dasar pengukuran Hukum-hukum dasar optik Spesifikasi dan standar kabel serat optik Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur menyiapkan penyambungan kerja dengan mempertimbang kan keselamatan kerja dan teknik penymabungan kabel. 19

20 2. Memverifikasi penempatan kabel serat optik Instalasi kabel diverifikasi sesuai dengan rencana Kondisi visual kabel diperiksa dari kemungkinan pelindungnya rusak Standart instalasi kabel optik. Kasus-kasus kabel optik. mengolah dan menganalisa data statistik melalui bimbingan pengawas. 1. Teori dan praktek dasar pengukuran 2. Hukum-hukum dasar optik 3. Spesifikasi dan standar kabel serat optik 4. Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur Mengevaluasi degradasi kinerja kabel optik akibat penempatan kabel. 3. Melindungi kabel serat optik Ratio kelengkungan kabel dijaga sesuai dengan persyaratan regulasi dan manufaktur Metoda pengamanan kabel dibuat untuk menghindari kerusakan kabel dan pelindungnya Tenik propagasi gelombang di optik. Pengukuran radius bending kabel optik sesuai dengan jenisnya. Teknik pengamanan kabel optik. mengolah dan menganalisa data statistik melalui bimbingan pengawas. Teori dan praktek dasar pengukuran Hukum-hukum dasar optik Spesifikasi dan standar kabel serat optik Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur Membuat prosedure untuk melindungi kabel dengan pertimbangan bending dan konstruksi pelindungnya. 20

21 4. Menyambungkan kabel serat optik tanpa konektor Setiap sumber optik diperiksa sesuai dengan pedoman dan standar Ujung kabel dikupas sesuai dengan metoda splicing yang dipakai Kabel fiber optik ditangani dengan cara yang aman untuk menghindari risiko terluka Serat optik yang telah terkupas dihindari dari kemungkinan terkontaminasi Ujung-ujung koneksi disiapkan di atas permukaan yang datar dan halus untuk memastikan tidak ada jalur optik yang salah arah dari penyatuan Serat disambungkan dengan menggunakan alat fabrikan (splicer) sesuai dengan pedoman perusahaan Sambungan diuji sesuai dengan persyaratan disain dan manufaktur. Teknik splicer pada serat optik. Prosedure kerja pada teknik penayambunagan kabel. Pengujian hasil penyambungan Prosedure keamanan kerja dengan fiber optik. Cermat dan teliti dalam mengolah dan menganalisa data statistik melalui bimbingan pengawas. Teori dan praktek dasar pengukuran Hukum-hukum dasar optik Spesifikasi dan standar kabel serat optik Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur Mampu menyambung kabel optik tanpa menggunakan konektor. Mampu mengukur hasil penyambunga n tersebut. 21

22 5. Memasang konektor fiber optik Setiap sumber optik diperiksa sesuai dengan pedoman dan standar Ujung kabel dikupas sesuai dengan metoda splicing yang dipakai Kabel fiber optik ditangani dengan cara yang aman untuk menghindari risiko terluka Pelindung (protection boots) digunakan untuk memproteksi konektor dan fiber dari kontaminasi dan tempat yang tidak terlindung Konektor dipilih sesuai dengan spesifikasi disain Konektor dipasang tanpa menimbulkan kerusakan, sesuai dengan spesifikasi manufaktur Ujung koneksi disiapkan pada permukaan datar dan halus untuk memastikan tidak ada jalur optik yang salah arah setelah hubungan dibuat Serat optik dipasangkan pada konektor Sambungan kabel dengan konektor diuji sesuai dengan Teknik pengupasan kabel optik. Keselamatan kerja pada penyambungan kabel. Konektor dan metoda pemasangannya. Teknik penyambungan kabel optik dengan konektor. Penggunaan protection boots pada penyambungan optik. Pengujian sambungan kabel optik dengan konektor. mengolah dan menganalisa data statistik melalui bimbingan pengawas. Teori dan praktek dasar pengukuran Hukum-hukum dasar optik Spesifikasi dan standar kabel serat optik Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur Mampu memasang konektor optik dan mengujinya sesuai dengan standart kerja yang dipergunakan. 22

23 6. Merapikan dan membersihkan tempat kerja Sampah dan sisa kotoran dibersihkan dari tempat kerja sesuai dengan persyaratan lingkungan dan untuk menjaga kondisi aman tempat kerja Peralatan dan material disimpan kembali sesuai dengan pedoman perusahaan. Penanganan limbah optik. Pembersihan peralatan penyambungan. Persyaratan tempat untuk penyimpanan peralatan. mengolah dan menganalisa data statistik melalui bimbingan pengawas. Teori dan praktek dasar pengukuran Hukum-hukum dasar optik Spesifikasi dan standar kabel serat optik Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur Mampu merapikan dan membersihakan temapat kerja sesuai dengan standar yang berlaku. 7. Melengkapi administrasi instalasi Laporan dilengkapi sesuai dengan kebijakan perusahaan Catatan perubahan dibuat pada rencana dengan menggunakan simbol yang sesuai Kelengkapan administrasi instalasi Cermat dan teliti dalam. melengkapi administrasi instalasi Teori dan praktek dasar pengukuran Hukum-hukum dasar optik Spesifikasi dan standar kabel serat optik Teori dasar transmisi, light & laser, hirarki transmisi Pemakaian peralatan splicer dan alat ukur Mampu. melengkapi administrasi instalasi 23

24 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengelola ketersediaan material instalasi telekomunikasi : ANC.TEC.INS.002.A : 30jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G Dalam melakukan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. Tempat kerja yang sesuai dengan unit kompetensi, perangkat dan sumber dayanya. Dukungan dari supervisor kompetensi atau mentor. Atau berupa simulasi lingkungan dengan situasi menyerupai tempat kerja yang sesuai dengan unit kompetensi ini. KONDISI KINERJA 2. Pelatihan dan Pengetahuan Tambahan yang diperlukan : Komunikasi; Pemrograman komputer; Hubungan Pelanggan; Matematika; Perangkat lunak perencanaan; Kebijakan pembiayaan perusahaan; Negosiasi; Teknik Prakiraan suku cadang; Peraturan perpajakan; Teori Daya Listrik; Prinsip manajemen; Nilai Tukar uang; Kesehatan dan Keselamatan pegawai; Perhitungan suku cadang; Hukum kebijakan pemerintah pusat dan daerah; Manajemen sumber daya; Prinsip teleponi serta Industri telekomunikasi 3. Peraturan perundangan, regulasi dan standar yang harus diacu ketika kompetensi ini dijalankan: Rekomendasi ITU; Standar Internasional ISO 9000 dan ISO 9001; Peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan; Peraturan mengenai perpajakan; Peraturan perdagangan serta Penghargaan dan kondisi Industri SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Menentukan kebutuhan material Perencanaan desain dipelajari dan diuraikan menjadi kebutuhan material. Kebutuhan material dibandingkan dengan stok yang tersedia. Material dicari ketersediaannya. Penjadwalan pemasokan material untuk keperluan proyek instalasi ditentukan. Perencanaan desain untuk kebutuhan material Perbandingan stok yang ada dengan kebutuhan material Pencarian material Penjadwalan pemasokan material jenis-jenis material yang diperlukan cara pencarian material dan membandingkan stok yang ada mampu mengetahui jenis-jenis material yang diperlukan mampu mencari material dan membandingkan stok yang ada 24

25 2. Mengorganisasikan pemasok bila stok tidak mencukupi 3. Mengorganisasikan pemasokan perangkat dan material ke lapangan 4. Menyusun tugas administrasi Dokumen tender untuk pengadaan material disiapkan. Pemasok material diidentifikasikan dan diundang dalam tender. Hasil tender dievaluasi. Harga penawaran dan persyaratan administrasi pemasok dinegosiasikan. Kontrak dengan pemasok dinegosiasikan Jenis dan kuantitas perangkat yang tersedia dalam stok, diidentifikasikan,diambil dan dikemas serta dikirim ke lapangan. Perangkat dan material dikirim ke lokasi sesuai jadwalnya. Pemasok diorganisasikan dan disesuaikan dengan jadwalnya Surat jaminan dari pemasok disimpan. Dokumen finansial relevan yang sesuai kebijakan perusahaan dipelajari. Biaya material dianalisis dan dibandingkan dengan keseluruhan perhitungan biaya proyek.. Persiapan tender dalam pengadaan material hasil akhir tender Jenis-jenis dan kuantitas perangkat Pengiriman perangkat dan material Organisir pemasok Penyimpanan surat surat jaminan Analisa biaya material mengorganisasi pemasok dokumen tender identifikasi pemasok material evaluasi hasil tender negoisasi dengan pemasok jenis-jenis dan kuantitas perangkat cara pengiriman perangkat dan material cara cara mengorganisir pemasok jenis-jenis surat jaminan dokumentasi finansial cara menganalisa biaya material mampu menyiapkan dokumentasi tender mampu mengidentifikasi pemasok material mampu mengevaluasi hasil tender mampu melakukan negoisasi dengan pemasok mengetahui jenis- jenis dan kuantitas perangkat mampu mengirim perangkat dan material ke lokasi mampu mengorganisir pemasok mampu menyimpan jenis jenis surat jaminan mampu membuat dokumen finansial yang sesuai kebijakan perusahaan mampu menganalisa dan membandingkan biaya material 25

26 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Melakukan uji terima instalasi peralatan telekomunikasi : ANC.TEC.INS.007.A : 20jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Instruction manual dari masing-masing peralatan 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Menerima catatan penyelesaian instalasi Sertifikat yang berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan diterima untuk kelengkapan Dokumentasi diterima dan diperiksa Penerimaan dan pemeriksaan dokumentasi hasil instalasi sertifikat yang berhubungan penyelesaian pekerjaan cara penerimaan dan pemeriksaan dokumentasi memahami sertifikasi yang berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan mampu menerima dan memeriksa dokumentasi 26

27 2. Melakukan pemeriksaan secara visual pada instalasi baru Lokasi instalasi fisik diperiksa sesuai spesifikasi desain untuk meyakinkan ada pada tempat yang tepat dan diberi label Peralatan pengkabelan dan rangka distribusi kabel diperiksa untuk meyakinkan memenuhi standar yang diakui dan diberi label yang benar Peralatan listrik diperiksa baik untuk operasi maupun keamanan Instalasi keseluruhan dilihat untuk keselamatan dan pengamanan lingkungan Ketersediaan suku cadang yang sesuai diperiksa untuk kepentingan pemeliharaan Pemeriksaan lokasi, peralatan pengkabelan, peralatan listrik dan suku cadang Instalasi dengan memperhatikan keselamatan dan pengaman lingkungan lokasi instalasi fisik standart pemeriksaan peralatan pengkabelan dan peralatan listrik keselamatan dan pengamanan lingkungan mampu menentukan lokasi instalasi fisik memahami standart pemeriksaan peralatan pengkabelan dan peralatan listrik mampu menerapkan keselatan dan pengaman lingkungan 27

28 3. Melakukan pengujian kinerja Pengujian dilakukan untuk melihat tingkat kesalahan Mekanisme proteksi diperiksa untuk meyakinkan kriteria kinerja dipenuhi pada standar yang berlaku Pengukuran kinerja dilakukan untuk meyakinkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memenuhi batas-batas operasi yang disetujui Alarm diperiksa untuk melihat bahwa operasi berjalan normal Masalah yang teridentifikasi dicatat untuk diperbaiki oleh staf instalasi Catatan, database dan pelabelan diperiksa dan kesalahan yang teridentifikasi dicatat untuk diperbaiki oleh staf instalasi Cara cara pengujian kinerja yang memenuhi standart pengujian tingkat kesalahan mekanisme proteksi pengukuran kinerja jenis jenis alarm dan masalah yang timbul catatan dan database serta pelabelan mampu melakukan pengujian tingkat kesalahan mampu memeriksa mekanisme proteksi mengetahui jenis-jenis alarm dan masalah yang timbul mampu memeriksa catatan, database dan pelabelan 28

29 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Membuat jadwal pemeliharaan customer premise equipment (CPE) : ANC.TEC.INS.012.A : 20 jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan 2. Instruction manual dari masing-masing peralatan 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Mengidentifikasi pelanggan dengan program pemeliharaan pencegahan Rincian sistem dan peralatan diperiksa Tipe dan lingkup pemeliharaan diidentifikasi Titik kontak pelanggan ditentukan Perjanjian dengan pelanggan mengenai waktu pemeliharaan ditentukan Prosedur identifikasi program pemelihaaan CPE mengidentifikasi pelanggan dengan program pemeliharaan pencegahan Pemeliharaan CPE Daat mengidentifikasi pelanggan dengan program pemeliharaan pencegahan 2. Merencanakan kegiatan pemeliharaan Rincian jaminan dan persetujuan layanan diverifikasi Pelanggan diberitahu rincian tagihan jika jaminan atau perjanjian tidak ada Komitmen dinegosiasi dan disetujui dengan pelanggan Prioritas kerja diorganisasikan sehingga staf pemeliharaan tersedia untuk memenuhi komitmen Perencanaan kegiatan pemeliharaan Cermat dan teliti dalam merencanakan kegiatan pemeliharaan Perencanaan pemeliharaan CPE Dapar merencanakan kegiatan pemeliharaan 29

30 3. Mempersiapkan alokasi tenaga kerja Level pemeliharaan ditentukan Tipe produk diidentifikasi dan staf dengan pengetahuan dan keterampilan yang cocok ditentukan Rincian komitmen, jaminan dan persetujuan layanan diberitahukan pada petugas perbaikan Seluruh rincian dari kebutuhan pemeliharaan atau kerusakan yang dilaporkan diberitahukan pada petugas perbaikan Prosedur pembagian tugas Identifikasi tipe produk mempersiapkan alokasi tenaga kerja Perencanaan pemeliharaan CPE mempersiapkan alokasi tenaga kerja dalam pemeliharaan CPE 4. Mengorganisasikan bantuan pada staf perbaikan Sumber daya tambahan disediakan jika dibutuhkan Pengiriman bahan/komponen tambahan direncanakan Level pemeliharaan berikutnya diorganisasikan segera jika kerusakan tidak dapat diperbaiki pada waktunya Dukungan pembuat produk diorganisasikan jika perlu Jika kerusakan bukan pada daerah CPE, informasi kerusakan segera diteruskan ke bagian yang diperkirakan Identifikasi gangguan dan pembagian staf perbaikan Cermat dan trampil dalam mengorganisasikan bantuan pada staf perbaikan Perencanaan pemeliharaan CPE. mengorganisasik an bantuan pada staf perbaikan pemeliharaan CPE sesuai SOP 30

31 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Melakukan pengelolaan suku cadang : ANC.TEC.MNT.006.A : 20jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. SOP yang berlaku di perusahaan KONDISI KINERJA 2. Instruction manual dan prosedur penanganan inventory parts 3. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 4. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini Sistem informasi suku cadang 5. Material/bahan yang digunakan: SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Mengidentifikasi kebutuhan suku cadang Prosedur baku dan dokumen terkait disiapkan. Daftar suku cadang diidentifikasi dan dipantau/diperiksa sesuai dengan prosedur daftar barang di perusahaan. Setiap daftar barang dan lokasinya diidentifikasi. Pemeriksaan dan kajian rutin terhadap suku cadang dilakukan untuk kepastian penggunaan suku cadang Suku cadang jenis jenis suku cadang pemeriksaan suku cadang mampu memahami jenis jenis suku cadang mampu memeriksa suku cadang 31

32 2. Melakukan permintaan suku cadang 3. Melakukan pengambilan/penggantian suku cadang Lokasi gudang suku cadang diidentifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan suku cadang. Permintaan tambahan suku cadang dilakukan sesuai dengan prosedur daftar barang perusahaan. Pemeriksaan suku cadang dilakukan untuk mengidentifikasi status jumlah suku cadang di lokasi lain di perusahaan Kebutuhan suku cadang dipastikan. Ketersediaan suku cadang dicari di dalam database suku cadang. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa suku cadang yang tersedia merupakan suku cadang yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Pengiriman suku cadang ke lokasi yang memerlukan dilaksanakan dengan tepat waktu. Suku cadang yang lama ditukar dengan suku cadang penggantinya. Suku cadang yang diganti/rusak disimpan untuk dimusnahkan atau diperbaiki atau dikembalikan ke pemasok sesuai dengan kondisi kerusakan suku cadang. Penentuan lokasi gudang suku cadang Penambahan suku cadang Pemeriksaan suku cadang Tersedia suku cadang Pengiriman suku cadang Pengambilan suku cadang yang diganti Perbaikan dan penyimpan suku cadang cara menentukan lokasi gudang suku cadang cara memeriksa suku cadang jenis jenis suku cadang yang perlu ditambahkan jenis jenis suku cadang yang diperlukan cara pengiriman suku cadang cara pengambilan suku cadang cara perbaikan dan penyimpanan suku cadang mampu menentukan lokasi gudang suku cadang mampu menentukan jenis suku cadang yang perlu ditambahkan mampu mengetahui jenis jenis suku cadang yang diperlukan mampu melakukan pengiriman suku cadang ke lokasi yang memerlukan mampu mengetahui jenis jenis kerusakan dari suku cadang yang diganti mampu melakukan penyimpanan suku cadang 32

33 4. Mendokumentasikan proses penggantian suku cadang 5. Melakukan proses administrasi penggantian suku cadang Formulir permintaan penggantian suku cadang dilengkapi dan dikirim ke pihak/bagian terkait. Pengiriman suku cadang dilakukan dengan menggunakan prosedur yang berlaku. Alternatif pengganti suku cadang diidentifikasi sebagai cadangan. Formulir permintaan suku cadang dilengkapi, ditandatangani, dan dikirimkan ke pihak/bagian terkait. Penyediaan suku cadang dilakukan sesuai dengan prosedur di perusahaan. Setiap suku cadang yang dikirim/diminta diperiksa agar merupakan suku cadang yang cocok dengan yang digantikannya. Prosedur pengiriman suku cadang Alternatif pengganti suku cadang Prosedur pengisian formulir administrasi penggantian suku cadang cara pengisian formulir permintaan penggantian suku cadang prosedur pengiriman suku cadang jenis jenis alternatif pengganti suku cadang cara mengisi formulir administrasi penggantian suku cadang mempelajari proses pemeriksaan suku cadang yang dikirim mampu mengisi formulir permintaan penggantian suku cadang mampu mengetahui prosedur pengiriman suku cadang mampu mengetahui alternatif pengganti suku cadang mampu mengisi formulir administrasi penggantian suku cadang mampu mempelajari proses pemeriksaan suku cadang yang dikirim 33

34 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Melaksanakan survei kondisi lapangan untuk instalasi telekomunikasii : ANC.TEC.SVC.004.A : 30jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G Dalam melakukan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. Tempat kerja yang sesuai dengan unit kompetensi, perangkat dan sumber dayanya. Dukungan dari supervisor kompetensi atau mentor. Atau berupa simulasi lingkungan dengan situasi menyerupai tempat kerja yang sesuai dengan unit kompetensi ini. KONDISI KINERJA 2. Pelatihan dan Pengetahuan Tambahan yang diperlukan : Perangkat lunak perencanaan; Komunikasi; Pemrograman komputer; Hubungan Pelanggan; Matematika; Industri telekomunikasi; Keterampilan komputer; Perangkat lunak perencanaan-terapan; Teori Daya Listrik; Sistem informasi perusahaan; Hubungan antar-personal; Kerja sama tim; Arsitektur jaring 3. Peraturan perundangan, regulasi dan standar yang harus diacu ketika kompetensi ini dijalankan: Rekomendasi ITU; Standar Internasional ISO 9000 dan ISO 9001; Standard Nasional Indonesia; UU, peraturan pemerintah, keputusan menteri dan SK Direktur Jenderal yang berhubungan dengan telekomunikasi di Indonesia; Perlindungan lingkungan; Peraturan SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Melakukan persiapan survei Rincian persyaratan didiskusikan dengan staf perencanaan. Kebutuhan studi spesialis diorganisasikan, seandainya diperlukan koordinasi kunjungan lapangan. Janji untuk diskusi dengan pemilik lapangan, staf lokal, komunitas dan pemerintah daerah dibuat. Kesepakatan dengan komunitas dan pemerintah daerah untuk pelaksanaan survei dibuat Syarat-syarat lokasi yang diperlukan Koordinasi dengan pihak terkait melakukan persiapan survei macam-macam lokasi instalasi syarat lokasi yang diperlukan Mampu melakukan perasiapan survey 34

35 2. Melakukan survei tanah, gedung, dan fasilitas yang sudah ada maupun yang akan diperlukan 3. Melakukan survei kondisi lingkungan Survei gedung dilakukan terkait dengan kemungkinan perubahan perencanaan. Akses, keselamatan, kondisi lingkungan dan catu daya di lapangan dipelajari. Kemungkinan membangun infrastruktur gedung dipelajari seandainya gedung yang ada tidak memadai. Kemungkinan perlunya struktur gedung baru didokumentasikan. Ketersediaan dan kepemilikan tanah ditentukan. Ketersediaan catu daya listrik diteliti. Survei awal dilakukan, jika diperlukan. Survei geologis dan atau arkeologis seandainya perlu, dilakukan. Contoh tanah dianalisis. Kondisi geografis dan kendalanya ditentukan. Kemungkinan pekerjaan bisa dilaksanakan dengan aman untuk pekerja maupun penduduk setempat diteliti. Persyaratan regulator telekomunikasi dan instansi berwenang lainnya dipelajari. Survei pelanggan dan komunitas dilakukan Pengaruh lingkungan dipelajari. Pengaruh kondisi cuaca dipelajari.. Struktur gedung Kondisi geografis lokasi Keamanan dan keselamatan pekerja dan penduduk sekitar Regulasi dengan instansi berwenang Macam-macam pelanggan Pengaruh lingkungan dan kondisi cuaca Cermat dan trampil dalam melakukan survei tanah, gedung, dan fasilitas yang sudah ada maupun yang akan diperlukan Cermat dan trampil dalam melakukan survei kondisi lingkungan struktur gedung macam-macam kondisi tanah regulasi macam-macam pelanggan lingkungan dan cuaca Mampu melakukan survei tanah, gedung, dan fasilitas yang sudah ada maupun yang akan diperlukan Mampu melakukan survei kondisi lingkungan 35

36 4. Menyusun dokumen dan laporan survei Rincian garis besar laporan disiapkan Segala kemungkinan terjadinya perubahan biaya & keuntungan perusahaan dicatat Rekomendasi rinci dipresentasikan Tata cara penulisan laporan menyusun dokumen dan laporan survey cara mengisi form laporan hasil survei mampu mengisi form laporan hasil survei 36

37 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengelola sumber daya yang berkaitan dengan perangkat telekomunikasi di lokasi pelanggan : CUS.CPE.SVC.004.A : 14jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melakukan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. Tempat kerja yang sesuai dengan unit kompetensi, perangkat dan sumber dayanya. Dukungan dari supervisor kompetensi atau mentor. Atau berupa simulasi lingkungan dengan situasi menyerupai tempat kerja yang sesuai dengan unit kompetensi ini. 2. Pelatihan dan Pengetahuan Tambahan yang diperlukan : Perangkat lunak perencanaan; Komunikasi; Pemrograman komputer; Hubungan pelanggan; Kebijakan tarif perusahaan; Negoisasi; Matematika; Peraturan pergedungan; Manajemen proyek; Perencanaan dan spesifikasi; Pengetahuan mengenai produk serta Industri telekomunikasi 3. Peraturan perundangan, regulasi dan standar yang harus diacu ketika kompetensi ini dijalankan: Rekomendasi ITU; Standar Internasional ISO 9000 dan ISO 9001; Standard Nasional Indonesia; UU, peraturan pemerintah, keputusan menteri dan SK Direktur Jenderal yang berhubungan dengan telekomunikasi di Indonesia; Peraturan mengenai kesehatan dan k SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 1. Mengorganisasikan pemasok Spesifikasi dan kriteria perusahaan untuk pemasokan dan pembelian dalam bentuk dokumen tender dipelajari. Dokumen tender yang merujuk kebijakan perusahaan disiapkankan. Pemasok material diideintifikasikan dan diundang ikut dalam tender. Tender dievaluasi dan diterima jika memenuhi syarat. Negosiasi biaya dan kondisi pembelian dilakukan merujuk petunjuk perusahaan. Membaca, menginterpretasikan dan menggunakan Spesifikasi teknis dan spesifikasi perangkat/sistem yang terkait dengan kebijakan dan dokumentasi perusahaan; Cermat dan teliti dalam mengorganisasikan pemasok Peraturan perusahan pemasok Etika pelayanan Mampu Mengorganisas ikan pemasok 37

38 2. Mengorganisasikan pengadaan perangkat dan material 3. Mengorganisasikan pelatihan pelanggan 4. Mengorganisasikan fasilitas jaringan 5. Menghitung kebutuhan sumber daya tenaga kerja 6. Mengorganisasikan sumber daya tenaga kerja Rincian spesifikasi, jenis dan kuantitas perangkat dan material disusun. Perangkat dan material dikirimkan ke lokasi instalasi sesuai jadwalnya. Pelatihan yang diperlukan pelanggan dirinci. Jadwal pelatihan disusun Sumber daya yang diperlukan oleh pelatihan diidentifikasi Pengiriman fasilitas jaringan dikonfirmasikan dengan penyalur jaringan Kebutuhan fasilitas jaringan dikoordinasikan dengan pengawasan / pemindahan jaringan. Penyalur terdaftar diorganisasikan untuk menyambungkan ke mainframe Aktifitas penyambungan dikoordinasikan dengan penyalur perangkat Jumlah jam-orang dari jadwal instalasi dihitung. Setiap kendala dan kesulitan diidentifikasi. Kebutuhan keterampilan tenaga kerja diidentifikasi. Keseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan keterampilannya dipertahankan. Tenaga kerja dirujuk sepenuhnya pada kebutuhan proyek dan jadwalnya. Penjadwalan diorganisasikan dengan kesediaan pelanggan Persiapan tender menyangkut produk CPE, perangkat, peripheral dan perangkat terkait; Penentuan kebutuhan pelatihan pelanggan; Pengkoordinasian fasilitas CPE dan fasilitas jaringan agar tidak melewati batas waktu yang ditentukan pelanggan serta Menginterpretasikan secara benar semua regulasi dan standar yang relevan Identifikasi ketuhan pegawai dan mengaturnya agar sesuai dengan jadwal instalasi; Kemampuan berhubungan dengan orang lain terkait dengan pelanggan, karyawan, asosiasi pekerjaan, anggota tim, perorangan dan kontraktor lain; Mengorganisasikan pengadaan perangkat dan material Mengorganisasikan pelatihan pelanggan Mengorganisasikan fasilitas jaringan Menghitung kebutuhan sumber daya tenaga kerja Mengorganisasikan sumber daya tenaga kerja Identifikasi jenis dan kuantitas perangkat dan material Pengadaan pelatihan Prosedur pengiriman fasilitas jaringan Perhitungan power budget sumber daya tenaga kerja Efisiensi tenaga kerja Mampu Mengorganisasik an pengadaan perangkat dan material Mampu Mengorganisasik an pelatihan pelanggan mampu Mengorganisasik an fasilitas jaringan mampu Menghitung kebutuhan sumber daya tenaga kerja Mampu Mengorganisasik an sumber daya tenaga kerja 38

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI : Melaksanakan instalasi antena dan feeder di pelanggan : ACS.RAD.INS.006.A A B C D E F G

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI : Melaksanakan instalasi antena dan feeder di pelanggan : ACS.RAD.INS.006.A A B C D E F G DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Melaksanakan instalasi antena dan di pelanggan : ACS.RAD.INS.006.A : 44 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 1 1 1 1 1 1 KONDISI

Lebih terperinci

K. DESKRIPSI PEMELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF

K. DESKRIPSI PEMELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF K. DESKRIPSI PEMELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF KOMPETENSI : Melakukan instalasi pendukung dari sistem perkabelan KODE : ACS.CBL.INS.005.A DURASI PEMELAJARAN : 135 DESKRIPSI PEMELAJARAN PELAKSANA MUDA TRANSMISI

Lebih terperinci

A. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...2 B. KOMPETENSI KEAHLIAN...3 D. RUANG LINGKUP PEKERJAAN...7 E. PROFIL KOMPETENSI TAMATAN...8

A. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...2 B. KOMPETENSI KEAHLIAN...3 D. RUANG LINGKUP PEKERJAAN...7 E. PROFIL KOMPETENSI TAMATAN...8 DAFTAR ISI A. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...2 B. KOMPETENSI KEAHLIAN...3 MELAKUKAN PEMASANGAN RAK KABEL DI MH EKSISTING... 5 MEMPERBAIKI PIPA DUCT PVC EKSISTING... 5 MELAKUKAN PEMBERSIHAN BAGIAN DALAM PIPA

Lebih terperinci

III SKN Jaringan Komputer dan Sistem Administrasi Versi 0.1 (Draft tertanggal 5 January 2006)

III SKN Jaringan Komputer dan Sistem Administrasi Versi 0.1 (Draft tertanggal 5 January 2006) III - 32 KODE UNIT : TIK.JK02.001.01 JUDUL UNIT : Membuat disain jaringan lokal (LAN) URAIAN UNIT : Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan untuk membuat diain jaringan lokal (Local Area network

Lebih terperinci

BAGIAN II. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

BAGIAN II. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROGRAM KEAHLIAN : Bagian II Halaman 1 dari 29 DAFTAR ISI TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...3 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...4 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...8

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK TELEKOMUNIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

KURIKULUM SMK EDISI 2004 DAFTAR ISI

KURIKULUM SMK EDISI 2004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman A. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN..... 1 B. KOMPETENSI KEAHLIAN..... 2 C. LEVEL KUALIFIKASI TAMATAN SMK..... 5 D. RUANG LINGKUP PEKERJAAN... 6 E. PROFIL KOMPETENSI TAMATAN..... 7 F. SUBSTANSI

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI : Melakukan penyerahan atau pengiriman KODE : PDG.OO 02.036.01 DURASI PEMELAJARAN : 240 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 2 2 2 2 2 2 KONDISI KINERJA

Lebih terperinci

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG KONSTRUKSI LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1313 K/30/MEM/2003 TANGGAL : 28 OKTOBER 2003 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memasang APP Fasa Tunggal : DIS.KON.001(2).A : 20 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 2 1 1 1 1 1 KONDISI KINERJA Dalam Melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Instansi Nuklir. Bahan Nuklir. Perizinan. Pemanfaatan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 8) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit : KTL.IH.1.6001.1.2016 : Pekerjaan Pemeliharaan Sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN LEVEL 3 Kode Unit : DIS.REN.001(3).B... 4 Judul Unit : Membuat rancangan dan menghitung besaran sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN SIMULASI

BAB IV ANALISIS DAN SIMULASI BAB IV ANALISIS DAN SIMULASI Dari data pengukuran yang dihasilkan, dilakukan analisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dengan menggunakan program matlab r2008a. Software matlab dipilih selain lebih

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER AHLI PENGENDALIAN EHILANGAN AIR NAMA ASESI NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)

Lebih terperinci

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG KONSTRUKSI LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 07 Tahun 2008 TANGGAL : 17 Maret 2008 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG

Lebih terperinci

: Teknik Jaringan Akses JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

: Teknik Jaringan Akses JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan PELAJARAN : Teknik Jaringan Akses JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan guru Pedagogik 1. Menguasai Karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social, cultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI : Melakukan Penyerahan atau Pengiriman Produk KODE : PDG.OO 02.036.01 DURASI PEMELAJARAN : 240 Jam @ 45 menit DESKRIPSI PEMELAJARAN LEVEL KOMPETENSI KUNCI KONDISI KINERJA A B C D E F G 2 2 2

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN Kode Unit : KTL.IKON.1.6059.1.2016 Judul Unit : Mengelola Transmisi dan Gardu Induk

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN Kode Unit : KTL.IKON.1.6059.1.2016 Judul Unit : Mengelola pengujian Transmisi dan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR I. UMUM Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia meliputi berbagai

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

TIK.JK JUDUL UNIT

TIK.JK JUDUL UNIT III - 109 KODE UNIT : TIK.JK03.001.01 JUDUL UNIT : Membuat kode program untuk keperluan jaringan URAIAN UNIT : Unit ini menjelaskan kemampuan untuk membuat program utilitas untuk keperluan jaringan. Program

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER PELASANA REHABILITASI JARINGAN PIPA NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR PENGELASAN MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 Inspektur Ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Jakarta,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )]

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )] Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasukan daya(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )] 목차 1. Umum

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT.

BAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Data Hasil Penelitian 3.1.1 Analisis Masalah Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT. Telekomunikasi, Tbk. Bagian network Divisi Acces Tangerang khususnya

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang Dan Membuat Animasi

JUDUL UNIT : Merancang Dan Membuat Animasi KODE UNIT : TIK.MM02.046.01 JUDUL UNIT : DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengintepretasikan karya kreatif secara singkat dan mengimplementasikan

Lebih terperinci

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan -BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Kebutuhan Informasi Untuk menentukan kebutuhan sistem yang sedang berjalan terutama untuk mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar Disampaikan oleh : Gerry Aditya HP, ST. Dit.PNK3 Depnakertrans

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. TRAKINDO UTAMA Tycho Priestley Giovanni Wuwungan J.E.Ch. Langi, J.P. Rantung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid KODE UNIT : D.35EBT24.008.1 JUDUL UNIT : Memasang Instalasi Kelistrikan PLTS Tipe Terpusat (Komunal) On-Grid DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA BAB I 1. TUJUAN Pedoman ini membahas tata cara instalasi perangkat di ruangan Rangka Pembagi Utama, seperti : Rangka Pembagi Utama (RPU), perlengkapan Cable Chamber, Blok Terminal Rangka Pembagi Utama

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

Lampiran untuk Layanan Peralatan

Lampiran untuk Layanan Peralatan Perjanjian Keuntungan Paspor Internasional Bagian 1 Syarat-syarat Umum Lampiran untuk Layanan Peralatan Syarat-syarat Lampiran untuk Layanan Peralatan ( Lampiran ) ini merupakan tambahan untuk syarat-syarat

Lebih terperinci

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2017 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Audit Perencanaan Produksi Nama Perusahaan : PT LASER METAL Periode Audit MANDIRI Persyaratan : Perencanaan Produksi 2013 No Jawaban ICQ

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) Page 1 Daftar isi : MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01 Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

SUB BIDANG PERANCANGAN

SUB BIDANG PERANCANGAN LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

K. DESKRIPSI PEMELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF

K. DESKRIPSI PEMELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF K. DESKRIPSI PEMELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menguasai dasar-dasar penggunaan komputer : ANC.MGT.OPS.002.A : 118 jam LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 1 1 1 1 1

Lebih terperinci

Gambaran umum layanan

Gambaran umum layanan Lembar data Layanan Ready Deploy Plus Manfaat layanan Rasakan pengalaman pengiriman, pemasangan, dan dari awal hingga akhir Perangkat Anda siap beroperasi dengan segera Manfaat dari kepakaran HP Bekerja

Lebih terperinci

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI

ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI LAMPIRAN 4 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN IFORMATIKA NOMOR : /Per/M.KOMINF/02/2006 TANGGAL : Pebruari 2006 ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. KETENTUAN UMUM... 1 2. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia)

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia) SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia) Syarat dan ketentuan pembelian barang ini akan mencakup semua barang dan jasa yang disediakan oleh PT. SCHOTT IGAR GLASS

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

Solusi Pencetakan HP Jet Fusion 3D. Jaminan Terbatas

Solusi Pencetakan HP Jet Fusion 3D. Jaminan Terbatas Solusi Pencetakan HP Jet Fusion 3D Jaminan Terbatas Copyright 2016 HP Development Company, L.P. Edisi 1 Informasi hukum Satu-satunya jaminan bagi produk dan layanan HP ditetapkan dalam pernyataan jaminan

Lebih terperinci

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI - POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Teknik Sipil - PNJ Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2016 DAFTAR ISI Level 1 6 Kode Unit KTL.DHR.1.1001.1.2016

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER PELASANA LAPANGAN DETESI EBOCORAN NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011 BIDANG KEAHLIAN : TATA NIAGA/PEMASARAN KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011 Kompetensi Inti Guru (Standa Kompetensi) Kompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar) 1.Menerapkan prinsip propesi-1.nal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

Training Center ISSUED - 4/17/2004 1

Training Center ISSUED - 4/17/2004 1 ISSUED - 4/17/2004 1 Terminasi Terminasi kabel tembaga merupakan bagian penting dari sistem jaringan telekomunikasi. Terminasi dilakukan ditempat-tempat seperti : RPU / MDF RK KP / DP KTB (Kotak Terminal

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika?

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika? L1 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika? Jawab (J) : Kami membutuhkan aplikasi untuk kegiatan pembelian, produksi, inventory,

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 048 Tahun 2006 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 048 Tahun 2006 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 048 Tahun 2006 TENTANG PEMANFAATAN JARINGAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN TELEKOMUNIKASI,

Lebih terperinci

Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software

Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software 4.1 Sistem SQA - Arsitektur SQA Sebuah sistem SQA selalu menggabungkan berbagai komponen SQA, yang semuanya digunakan untuk menantang sumber-sumber

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci