E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1) Oleh : SINTA ENGGAR SAPUTRI

Transkripsi

1 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA N 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1) Oleh : SINTA ENGGAR SAPUTRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, FASILITAS BELAJAR SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA N 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh Sinta Enggar Saputri 1, Ansofino 2, Desi Areva 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2, 3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar Jl. Gunun Pangilun No.1, Padang Sumatra Barat Sshintaenggar@yahoo.com ansofino2001@yahoo.com desiareva@yahoo.com ABSTRAK Hasil analisa data menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingakat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru dengan nilai koefisiennya sebesar 0,251. Nilai koefisien ini signifikan karena t hitung 2,264 lebih besar dari t tabel Artinya apabila Tingkat Pendidikan orang tua meningkat 1%, maka prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi akan meningkat sebesar 0,251 satuan. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara Fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru dengan nilai koefisiennya sebesar 0,191. Nilai koefisien ini signifikan karena t hitung 8,620 lebih besar dari t tabel Artinya apabila fasilitas belajar di sekolah meningkat 1%, maka hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi akan meningkat sebesar 0,191 satuan. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara Minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru dengan nilai koefisiennya sebesar 0,084. Nilai koefisien ini signifikan karena t hitung 3,439 lebih besar dari t tabel Artinya apabila minat belajar meningkat 1%, maka prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi akan meningkat sebesar 0,191 satuan. 4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar secara simultan terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai F hitung sebesar75,776. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru yaitu 72% dan sisanya 28% dipengaruhi oleh faktor lain yang ada di luar penelitian. ABSTRACT Results of analysis of the data showed that 1) There is a significant relationship between Tertiary education of parents on student achievement of class X on the subjects of Economics in SMA N 2 Koto Baru with the coefficient value of The value of the coefficient is significant because t hitung 2,264 greater than ttabel That is when the education level of parents increased by 1%, then the student achievement of class X on the subjects of economy will increase by units. 2) There is a significant relationship between learning in school facilities on student achievement of class X on the subjects of Economics in SMAN 2 Koto Baru with the coefficient value of The value of the coefficient is significant because t hitung greater than ttable This means that if school facilities increased by 1%, then the results of class X student on the subjects of economy will increase by units. 3) There is a significant relationship between interest in learning on student achievement of class X on the subjects of Economics in SMA N 2 Koto Baru with the coefficient value of 0,084. The value of the coefficient is significant because thitung greater than ttabel This means that if interest in learning increased by 1%, then the student achievement of class X on the subjects of economy will increase by units. 4) There is a significant relationship between the level of parental education, school facilities and interest in learning simultaneously on student achievement of class X on the subjects of Economics in SMA N 2 Koto Baru with research that states that the value of F sebesar75,776. The magnitude of the effect of educational level of parents, school facilities and learning interest on student achievement of class X in the eyes of Economics in SMA N 2 Koto Baru is 72% and the remaining 28% are influenced by other factors that are outside the study.

4 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah unsur dalam membangun martabat bangsa dan Negara. landasan pendidikan Indonesia tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31, dimana mewajibkan kepada setiap warga negara memperoleh pengajaran dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia berkualitas. Untuk mengetahui definisi pendidikan dalam prespektif kebijakan, telah dirumuskan secara formal dan operasional, sebagaimana terdapat dalam pasal 1 ayat 1 UU No.20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai setelah siswa melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, peranan sekolah sebagai lembaga formal pendidikan sangatlah penting. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan akan tercapai jika ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Arikunto (2010:10) mengungkapkan bahwa: Setelah berakhirnya proses belajar, guru mengadakan evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut tes hasil belajar. Tes ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah program pengajaran dan untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Keberhasilan proses belajar merupakan hal utama yang di akan oleh pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga pendidikan yang ikut serta dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu Sekolah Menengah Atas tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memberikan nilai-nilai dasar yang mendukung pembentukan dan pengembangan diri siswa, masyarakat, bangsa dan negara. SMA N 2 Koto Baru merupakan sekolah menengah atas yang memiliki dua jurusan yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS. Dalam jurusan IPS wajib mempelajari mata pelajaran ekonomi. Maka ekonomi ini nantinya akan dapat menciptakan lulusan yang berwawasan. Ekonomi merupakan mata pelajaran yang wajib di Sekolah Menengah Atas. Suatu harapan besar tentunya akan memperoleh prestasi belajar yang baik. Hal ini tidak terlepas dari usaha yang dilakukan oleh komponen penting dalam pembelajaran yaitu orang tua, guru, dan siswa. Orang tua harus berusaha keras mencukupi peralatan belajar anak, guru harus berusaha keras melalui berbagai usaha agar tujuan yang diharapkan tercapai begitu juga dengan siswa, untuk mencapai dan mendukung citacita kelak maka harus berusaha sebaik mungkin agar prestasi dalam belajar terus meningkat. Berdasarkan data tentang keadaan pembelajaran guru di SMA N 2 Koto Baru pada hari rabu tanggal 4 Februari 2015, jika dilihat dari tingkat pendidikannya, dari 44 orang guru, 42 orang guru yang berkualifikasi S1 dan 2 orang berkualifikasi S2. Begitu pula jika dilihat dari kualitas latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan sudah memenuhi syarat, gambaran ini menunjukkan bahwa kualifikasi pembelajaran di SMA N 2 Koto Baru telah memenuhi syarat dan kondisi seperti itu akan mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Namun pada kenyataannya yang terjadi di kelas X SMA N 2 Koto Baru pada selasa 17 Maret 2015 pada mata pelajaran ekonomi masih banyak siswa yang setelah melakukan proses pembelajaran tetapi prestasi belajarnya masih kurang memuaskan, dimana prestasi belajar ini

5 dapat dilihat dari aspek kognitif siswa seperti yang terdapat dalam tabel 1 Gambaran Prestasi belajar siswa berdasarkan nilai ujian semester II pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMAN 2 Koto Baru adalah sebagai berikut : Tabel. 1: Rata- rata Nilai Ujian Semester Pelajaran Ekonom Siswa Kelas X Semester II SMA N 2 Koto Baru 2014 /2015 Kelas Jumlah Nilai Siswa Siswa yang Ketuntasan siswa rata-rata UH yang tuntas tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas X , ,84% 54,16% X , ,91% 59,09% X , ,34% 66,66% X , % 68% X , % 60% Sumber: Guru Ekonomi Kelas X SMA N 2 Koto Baru Tahun 2015 sekolah dan masyarakat merupakan faktor Berdasarkan tabel 1 di atas dapat yang berasal dari luar diri siswa. dilihat bahwa hasil belajar ekonomi siswa kelas X masih ada yang di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM), dimana KKM yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran ekonomi yaitu 80. Dari data di atas dapat dilihat bahwa empat dari lima kelas masih memiliki nilai rata-rata kelas di bawah KKM, yaitu kelas X.1 dg nilai ratarata77,75, X.2 dengan nilai rata-rata 76,50, X.3 dengan rata-rata nilai 77,31 dan X.4 Selain kedua faktor di atas tingkat dengan nilai rata-rata76,72. tergambar prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi kelas X dan diketahui dari 117 orang peserta didik, 72 orang peserta didik yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal < 80 dan 45 orang peserta didik yang berada di atas KKM >80. Menurut Slameto (2013:54), pada dasarnya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Faktor ini ada yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan ada yang berasal dari luar diri (eksternal). Kondisi fisik, minat, bakat, kesiapan dan kematangan merupakan faktor yang berasal dari dalam diri. Sedangkan lingkungan keluarga, pendidikan orang tua juga mempengaruhi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena orang tua yang berpendidikan tinggi dan orang tua yang berpendidikan rendah akan berbeda dalam mendidik anakanaknya. Tingkat pendidikan menurut (Dmiyati, 2009:87). Remaja yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi ketimbang remaja yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi dan remaja yang orang tuanya berijazah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya keperguruan tinggi dari pada remaja yang orang tuanya tidak seperti itu. Karena kemungkinan orang tua akan mendidik anak secara keras dalam belajar maupun dalam menjalani kehidupan. Mereka ingin anak mereka memiliki mental yang kuat, kemandirian hidup dan sikap yang baik. Berikut merupakan data tingkat pendidikan formal orang tua siswa kelas X di SMAN 2 Koto Baru tahun ajaran 2014/2015. Data Tingkat pendidikan formal orang tua siswa kelas X di SMAN 2 Koto Baru adalah sebagai berikut :

6 Tabel. 2: Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Siswa Kelas X di SMA N 2 Koto Baru Tahun Pelajaran 2014/2015 Tabel. 2: Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Siswa Kelas X di SMA N 2 Koto Baru Tahun Pelajaran 2014/2015 No Tingkat Ayah Persentase Ibu Persentase Pendidikan 1 SD 45 38,46% 35 29,91% 2 SLTP 30 25,64% 31 26,50% 3 SLTA 25 21,37% 30 25,64% 4 PT 17 14,53% 21 17,95% Jumlah % % Sumber: Tata Usaha SMA N 2 Koto Baru Tahun 2015 Dari hasil observasi seperti yang ada di dalam Tabel 2 dapat terlihat rata-rata pendidikan orang tua siswa adalah berpendidikan SD, yaitu ayah sebanyak 45 orang ( 38,5%) dan ibu sebanyak 35 orang (30%). Rendahnya pendidikan orang tua kemungkinan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa dikarenakan orang tua yang kurang pengetahuan untuk mendidik anaknya. Menurut Ihsan (20 10:22), tingkat atau jenjang pendidikan formal adalah tahap tahap pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan, bahan pengajaran, dan cara menyajikan bahan pengajaran dimana jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Menurut Hamalik (2002:160) mengemukakan bahwa keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan. Sesuai dengan pasal 15 UU sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 bahwa jenis pendidikan mencakup, pendidikan umum, kejujuran akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Jalur pendidikan yang dimaksud penulis disini adalah tingkat pendidikan formal melaksanakan tugas pendidikan yang sesuai dengan tahapan kemampuan peserta didik sehingga perlu adanya jenjang jenjang pendidikan. Menurut Dalyono (2010:59) Faktor lingkungan keluarga yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar adalah faktor orang tua yang meliputi tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya situasi dirumah. Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup ( system social) dan keluarga menyediakan situasi belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan adalah jenjang atau tahapan yang dilalui seseorang dalam menempuh pendidikan yang dimulai dari yang terendah sampai tertinggi berdasarkan tujuan dan kerumitannya Selain tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah juga sangat mempengaruhi prestasi belajar. Karena fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar suatu kegiatan pembelajaran. Dengan terpenuhinya fasilitas belajar di sekolah maka siswa akan dapat belajar dengan baik dan menyenangkan. Masalah yang dihadapi siswa relatif kecil, sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik. Fasilitas belajar tersebut dapat berupa sarana dan prasarana yang dapat menunjang dan membantu siswa untuk menemukan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan serta mendorong siswa untuk aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Berikut merupakan data fasilitas belajar yang ada di SMA N 2 Koto Baru tahun pelajaran 2014/2015.

7 Gambaran Fasilitas belajar siswa di SMAN 2 Koto Baru adalah sebagai berikut : Tabel. 3 : Data Fasilitas Belajar di SMA N 2 Koto Baru Tahun Pelajaran 2014/2015 No Nama Alat Kebutuhan Fasilitas yang Kondisi tersedia Baik Rusak 1 Komputer Labor Printer Labor Ruang kelas Meja dan kursi Labor kimia Infocus Layar Infocus Laptop Scanner UKS Musolla Dalam proses Sumber: Tata Usaha SMA N 2 Koto Baru Tahun 2015 Tabel 3 menunjukan bahwa fasilitas belajar di SMA N 2 Koto Baru pada tahun pelajaran 2014/2015 masih kurang memadai, terutama fasilitas belajar komputer yang dibutuhkan sebanyak 33 buah sedangkan yang tersedia hanya 10 buah. Selain itu fasilitas belajar infocus yang dibutuhkan sebanyak 5 buah sedangkan yang tersedia hanya 1 buah. Kondisi ini kemungkinan akan mempengaruhi sikap belajar siswa yang menjadi malas dalam mengikuti pembelajaran karena fasilitasnya kurang memadai sehinggga mengakibatkan prestasi belajarnya juga berkurang. Menurut Hamalik (2011:191) mengemukakan bahwa keberadaan sarana dan prasarana pendidikan harus termauk dalam komponen-komponen yang harus terpenuhi dalam proses pendidikan. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan secara langsung yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta media pengajaran. Adapaun sarana pendidikan adalah failitas yang secara tidak langsungmenunjang jalanya proses pembelajaran, seperti halaman, kebun, taman dan jalan menuju ke sekolah. Menurut Dimyati ( 2006:249) mengatakan bahwa prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboraturium sekolah. Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi belajar yang baik. Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung yang sesuai dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas belajar agar mempunyai manfaat yang tinggi, diperlukan aturan yang jelas, serta pengetahuan dan keterampilan personil sekolah dalam administrasi sarana dan prasarana tersebut. Menurut Depdikbud (1988), yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat lancar teratur, efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar, sehingga usaha pembelajaran dapat tercapai secara maksimal sesuai yang diharapkan. Selanjutnya dari pengamatan penulis di sekolah ini, faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi siswa adalah disebabkan oleh kurangnya minat siswa dalam belajar. Hal ini dilihat dari segi kunjungan siswa ke perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku ekonomi. Berdasarkan observasi penulis pada tanggal 10 agustus 2015 dapat diketahui seberapa banyak siswa yang mengujungi perpustakaan untuk meminjam buku mata pelajaran ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

8 Gambaran Fasilitas belajar siswa di SMAN 2 Koto Baru adalah sebagai berikut : Tabel 4: Kunjungan Siswa Keperpustakaan Untuk Peminjaman Buku Pada Semester II Tahun 2015 Di SMA N 2 Koto Baru No Kelas Jumlah Siswa Kunjungan Keperpustakaan % Pengunjung Pustaka 1 X ,34% 2 X ,54% 3 X ,81% 4 X % 5 X % Sumber: Perpustakaan SMA N 2 Koto Baru Tahun 2015 Ekonomi Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa siswa kelas X di SMA N 2 Koto Baru berjumlah 117 orang, dengan kunjungan keperpustakaan untuk meminjam buku mata pelajaran ekonomi pada kelas X.1 sebanyak 2 orang, kelas X.2 sebanyak 1 orang, kelas X.3 sebanyak 5 orang, kelas X.4 sebanyak 4 orang dan kelas X.5 sebanyak 5 orang. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa minat siswa untuk sekedar meminjam buku ekonomi saja masih rendah, sehingga pengetahuan siswa tentang mata pelajaran ekonomi masih kurang pengetahuan dikarenakan minat untuk membaca yang rendah. Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada hal yang menyeluruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka akan semakin besar minat. Hamdani (2011:141) menyatakan bahwa minat belajar telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Seterusnya minat merupakan hal penting dalam meraih prestasi karena dengan minat akan tumbuh harapan dan dengan harapan seseorang akan melakukan suatu pekerjaan dengan rasa penuh tanggung jawab. Dalam hal belajar seseorang akan memperoleh apa yang diinginkan harus ada minat. Minat adalah pemusatan perhatian yang intensif terhadap suatu materi yang memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkannya. Dari pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa dalam menerima pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : apakah ada pengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan antara tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMAN 2 Koto Baru. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh baik secara parsial maupun simultan antara tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMAN 2 Koto Baru. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Koto Baru pada kelas X. Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai maka jenis penelitian ini berupa deskriptf dan asosiatif. Menurut Sugiyono (2013:10) penelitian deskriptif dan asosiatif yaitu penelitian yang menerangkan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang telah terjadi serta menentukan ada tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel terikat. Menurut Arikunto (2010:172) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

9 adalah seluruh siswa kelas X di SMA N 2 Koto Baru. Menurut Arikunto (2010:131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sugiyono (2013:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2014:87) Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan memakai rumus Isaac dan Michael dapat ditarik jumlah anggota sampel yang akan dijadikan sampel sebanyak 90 orang. Untuk menetukan jumlah sampel di setiap kelas digunakan teknik proportional random sampling. Menurut sugiyono ( 2012:218) proportional random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur ( anggota) tang di pilih menjadi anggota sampel. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan kuesioner. Penyusunan angket atau kuesioner berpedoman pada skala likert yang berguna untuk menyatakan besar persetujuan responden terhadap pernyataanpernyataan yang diberi bobot penilaian positif dan negatif. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data dekriptif dan induktif. PEMBAHASAN Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (parsial) dan uji F (Simultan). Dapat dilihat pengaruh masingmasing variabel bebas yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah : 1. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan orang tua (X 1 ) diperoleh t hitung sebesar 2,264 > t tabel dengan signifikan 0,026 < 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang akan diperoleh, dan begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan orang tua dapat diketahui dengan nilai rata-rata tingkat pendidikan ayah sebesar 8,03, nilai tengah sebesar 8 dan nilai yang sering muncul sebesar 6, nilai masksimum sebesar 16 dan nilai minimum sebesar 2. Sedangkan tingkat pendidikan ibu dengan nilai rata-rata sebesar 8,97, nilai tengah sebesar 9, nilai yang sering muncul sebesar 12, nilai maksimum sebesar 16 dan nilai minimum sebesar 0. Tingkat pendidikan ayah yang tertinggi terdapat di jenjang pendidikan tidak tamat SD sebesar 26,67% dan yang paling rendah terdapat pada jenjang pendidikan D2 3,3%. Sedangkan tingkat pendidikan ibu yang tertinggi terdapat pada jenjang SMA sebesar 12,2% dan yang paling rendah terdapat pada jenjang tamatan D2 sebesar 2,2%. 2. Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui bahwa secara parsial fasilitas belajar di sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,191. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena t hitung sebesar 8,620 lebih besar dari t tabel sebesar Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, apabila fasilitas belajar di sekolah meningkat sebesar satu satuan, maka prestasi belajar siswa kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N 2 Koto Baru akan meningkat sebesar 0,191 satuan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator yang memiliki tingkat pencapaian responden tertinggi yaitu indikator Bangunan Sekolah dengan nilai sebesar 56% dan rata-rata skor jawaban responden sebesar 2,8 serta dikategorikan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar di sekolah kelas X SMA N 2 Koto Baru pada mata pelajaran ekonomi tentang buku-buku pelajaran dikategorikan kurang baik. 3. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa minat belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap presatsi belajar ekonomi siswa

10 kelas X SMA N 2 Koto Baru. Hal ini ditunjukan oleh nilai koefesien sebesar 0,084 dan nilai sebesar 3,439 > sebesar dengan nilai signifikan 0,001 < = 0,05 ini berarti diterima ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator yang memiliki tingkat pencapaian responden tertinggi yaitu indikator ketertarikan dengan nilai sebesar 79,6% dan rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,9 serta dikategorikan cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar kelas X SMA N 2 koto Baru pada mata pelajaran ekonomi tentang ketertarikan dikategorikan cukup baik. 4. Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui tingkat pendidikan orang tua, faslitas belajar di sekolah dan minat belajar berpengaruh secara simultan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMA N 2 Koto Baru. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai F hitung (75,776) > dari F tabel (2,71), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dari hasil analisa koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai R square 0,726. Hal ini berarti 72,6% prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMA N 2 Koto Baru dipengaruhi variabel tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar sedangkan sisanya 27,4% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain yang ada di luar penelitian. PENUTUP Besdasarkan pokok permaslahan yang di ajukan dan telah dilakukan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan ebagai berikut : 1. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dhamasraya. Hal ini terlihat pada nilai koefisien sebesar 0,251 dengan nilai uji t hitung sebesar 2,264 > t tabel dengan nilai signifikan 0,026 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru KabupatenDharmasraya. 2. Variabel fasilitas belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hal ini terlihat pada nilai koefisien sebesar 0,1191 dengan nilai uji t hitung sebesar 8,620 > t tabel dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi fasilitas belajar di sekolah maka semakin tinggi pula Prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dhramasraya. 3. Variabel minat belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hal ini terlihat pada nilai koefisien sebesar 0,084 dengan nilai uji t hitung sebesar 3,439 > t tabel dengan nilai signifikan 0,001 < 0,05 berarti H a diterima dan H o ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi minat belajar maka akan semakin tinggi prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 4. Variabel tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hal ini terlihat pada nilai uji F hitung 75,776 > F tabel 2,71 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H 0 ditolah dan H a diterima. Berdasrakan hasil penelitian dan kesimpulan di atas yang telah peneliti uraikan, maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut : 1. Variabel tingkat pendidikan orang tua, diharapkan selalu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

11 dengan cara sering mengikuti kegiatan keilmuan baik di lingkungan sekitarnya atau ke tempat lain. Adapun cara lain untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan sering membaca buku-buku yang bersangkutan dengan pendidikan, koran, majalah, dan sebagainya agar bisa membantu membimbing dan mendorong serta mengarahkan anaknya guna mendapatkan motivasi belajar yang baik. Dan hendaknya setiap orang tua dapat memberi motivasi dan arahan kepada anak serta terlibat aktif dalam proses pendidikan anak karena kualitas pendidikan anak di sekolah dan masyarakat diawali dari proses pendidikan dalam keluarga yang terbangun dengan baik. 2. Variabel fasilitas belajar di sekolah, disarankan agar lebih menyediakan fasilitas kepada siswanya terutama mengenai peralatan pendidikan agar bisa belajar dengan baik. Karena dengan adanya peralatan pendidikan yang memadai siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran selain itu juga membantu siswa mempermudah dalam proses belajarnya. 3. Variabel minat belajar, disarankan agar siswa lebih menyadari bahwa pendidikan itu penting dan menumbuhkan perasaan senang terhadap materi pembelajaran terutama pelajaran ekonomi.karena dimulai dari perasaan senang itu akan memunculkan semangat siswa untuk belajar. Selain itu kepada guru diharapkan agar mengguanakan metode pembelajaran yang bervariasi di setiap materi pembelajaran, sehingga siswa jadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : ineka Cipta. Dalyono Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.. Ghozali, Imam Aplikasi analisis multivariat dengan SPSS. Semarang: Universitas di ponegoro. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hamdani Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hasbullah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Irianto, Agus Statistik Konsep Dasar Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana. Ishan,Fuad.2005.Dasar dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Riduwan Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. Sarana dan prasarana pendidikan Jakarta: Debdikbud. Sadirman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.., Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remosa Rosdakarya. Sudjono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

12 Sugiyono Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta. Syah, Muhibin Psikologi Belajar. Jakarta : Raya Grafindo Persada.. Widarjono, agus Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UI.