BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Manajemen Operasi adalah suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses perencanaan (process of planning), mendesain produk (product designing), sistem produk (production system) untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (self of activities) untuk membuat produk termasuk yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain. Proses kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi disebut proses produksi. Istilah proses produksi dalam bahasa Inggris adalah manufacture atau diterjemahkan menjadi manufaktur Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan produksi merupakan bagian dari manajemen operasi. Proses perencanaan dalam manajemen operasi meliputi penggunaan teknik perencanaan secara strategis agar pelaksanaan operasinya dapat berjalan secara optimum. Inti dari manajemen operasi adalah menunjang perusahaan memperoleh keuntungan yang langgeng dalam jangka panjang dan basis optimasi.

2 7 Peranan manajemen operasi bagi organisasi publik (pemerintah) adalah upaya menciptakan pelayanan publik secara memuaskan dengan basis optimasi. 2.2 Sistem Produksi Sistem Produksi adalah bagian dari Manajemen Operational. Kata Produksi berasal dari kata production, yang secara umum dapat diartikan membuat (to produce) suatu produk dari berbagai bahan lain. Sedangkan arti sistem adalah method of planning atau cara merencanakan yang berkaitan dengan membuat produk. Secara singkat ruang lingkup sistem produksi sebagai berikut: 1. Metode perencanaan produksi (PP) atau dalam bahasa Inggrisnya adalah production planning (PP) 2. Pelaksanaan produksi 3. Pengendalian produksi (production control). Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Tahap Kegiatan Operasi dalam Perusahaan

3 8 Berdasarkan perencanaan jenis dan skala produksi dapat dihitung kebutuhan modal. Dengan modal yang tersedia, selanjutnya dapat menyediakan atau membeli berbagai faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan teknologi, bahan baku, bahan penolong, tanah, gedung, dan sebagainya. Seluruh faktor produksi tersebut berinteraksi dalam proses produksi dengan cara sebagai berikut. Tenaga kerja (manusia) merupakan faktor produksi terpenting dalam pelaksanaan suatu proses produksi. Tenaga kerja selain bertindak sebagai tenaga administrasi juga terdapat tenaga kerja langsung untuk mengoperasikan mesin-mein produksi yang mengolah bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi ataupun barang setengah jadi. Untuk melakukan proses produksi diperlukan tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan peralatan yang mencukupi kebutuhan. Adapun mekanisme proses produksi dapat Anda bayangkan sebagai berikut. Bahan baku dan bahan penolong yang telah dibeli harus disimpan di gudang. Selanjutnya bila bahanbahan tersebut harus diolah, berarti bahan-bahan tersebut harus dikeluarkan dari gudang untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin-mesin produksi. Melalui proses pengolahan itu, bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau langsung menjadi barang jadi. Jadi, secara umum ruang lingkup manajemen produksi meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Merencanakan skala dan jenis produksi (rencana induk produksi) 2. Melaksanakan produksi sesuai dengan rencana induk produksi 3. Mengendalikan proses produksi

4 Berbagai Macam Sistem Produksi Pada komputer, penggunaan hardware yang sama untuk software yang berbeda dapat memberikan kinerja yang berbeda. Sebaliknya, penggunaan software sama pada hardware yang berbeda juga akan memberikan kinerja yang berbeda. Analogi ini sama pada industri manufaktur. Proses produksi yang sama, bila menggunakan sistem produksi yang berbeda juga akan memberikan kinerja yang berbeda. Demikian pula sebaliknya. Untuk melaksanakan proses produksi, berbagai macam teknik proses produksi telah dikenal. Pada industri logam misalnya, suatu jenis produk biasanya dapat dikerjakan dengan berbagai macam teknik yang berbeda. Teknik untuk pembuatan produk tersebut (proses produksi) bisa pengecoran, cetak tekan, cetak pasir, bubut, frais, dan lain-lain. Untuk melakukan perencanaan dan pengendalian produksi, berbagai macam teknik telah dikemukakan oleh pakar industri. Teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi ini sering kali disebut dengan istilah sistem produksi, misalkan sistem produksi Toyota, sistem material requirement planning, sistem pengendalian tradisional, sistem kanban, sistem just in time, sistem produksi massal, sistem proyek, sistem optimized production technology, sistem manufacturing resource planning, flexible control system, continuous process control system, dan lain-lain. Semua teknik PPC/sistem produksi bertujuan untuk merencanakan dan mengendalikan produksi agar lebih efisien, efektif, produktif, atau optimal. Jumlah jenis sistem produksi sangat banyak. Suatu perusahaan kadang kala mengembangkan

5 10 suatu sistem produksi secara eksklusif untuk perusahaannya dan tak dapat digunakan pada perusahaan lain. Sistem produksi yang tepat bagi suatu industri akan sangat bergantung pada jenis industrinya. Sistem produksi pada industri gula tentu akan sangat berlainan degan sistem industri tekstil. Beberapa jenis sistem produksi (yang dimaksud disini adalah metode perencanaan dan pengendalian produksi/ppc) yang lazim digunakan dalam perusahaanperusahaan adalah: 1. Sistem produksi proyek, 2. Flexible Control System, 3. Sistem produksi material requirement planning, 4. Sistem produksi just in time, 5. optimized production technology, 6. continuous process control system, 2.3. Definisi Kualitas Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (fitness for use atau tailor mode). (Wignjosoebroto,2003). Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk

6 11 mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Diantaranya yang paling terkenal adalah kualitas tingkat international, yaitu W.Edwards Deming dan Fegenbaum. Deming (1982) : Kualitas harus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan dimasa mendatang. Fegenbaum (1991) : Merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, enginering, manufacture, dan maintenance, dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Sehingga kesimpulan dari kualitas tersebut adalah : Kepuasan konsumen dengan kesempurnaan produk merupakan suatu langkah yang tepat dalam proses produksi melalui peningkatan terus-menerus secara bersamasama Berdasarkan Galvin (1996) untuk industri manufaktur kualitas memiliki dimensi antara lain: 1. Performance yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri dan karakteristik operasi dari suatu produk. 2. Feature yaitu ciri khas produk yang membedakan dari prodak lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan baik bagi pelanggan. 3. Reliability yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kendalanya atau karena kemungkinan kerusakan yang rendah.

7 12 4. Conformance yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu sejauh mana karakteristik desain operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. 5. Durability yaitu tingkat ketahanan/ keawetan suatu produk atau lama umur produk. 6. Serviceability yaitu kemudahan suatu produk bila diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen-komponen tersebut. 7. Aesthetic yaitu daya tarik produk tersebut. 8. Perception yaitu fanatisme konsumen akan merk suatu produk tertentu karena citra atau reputasi dari produk itu sendiri. 2.4 Alat Bantu yang Digunakan dalam Pengendalian Mutu Alat bantu pengendalian mutu yang digunakan untuk bermacam-macam keperluan terdiri dari tujuh alat (seven tools). Ketujuh alat tersebut digunakan dalam langkah-langkah pemecahan pengendalian mutu yang dikenal sbagai tujuh langkah yang merupakan sekumpulan perangkat yang saling berhubungan. Tujuh alat tersebut adalah (Institut Sains Dan Teknologi AKPRIND,2001) 1. Check Sheet Check sheet merupakan suatu alat praktis untuk mengelompokkan data, berupa lembaran formulir yang sudah tercetak dengan kolom-kolom untuk diisi data.

8 13 Berdasarkan tujuan pengumpulan data, fungsi check sheet dapat dikelompokkan sebagai berikut : - Menyajikan data yang berhubungan dengan distribusi proses produksi. - Menyajikan data yang berhubungan dengan cacat hasil produksi. - Menyajikan data yang berhubungan dengan lokasi cacat. - Menyajikan data yang berhubungan dengan penyebab cacat. 2. Histogram Histogram adalah suatu grafik balok yang memperlihatkan suatu distribusi dari data terukur yang sudah diklasifikasikan sehingga dapat diketahui sifat-sifat pendistribusian data dari suatu masalah yang ditinjau. Dengan mencantumkan suatu batas spesifikasi dari suatu hasil produksi tersebut akan dapat diketahui jumlah hasil yang berada diluar maupun yang berada didalam batas spesifikasi yang ditentukan. 3. Diagram Pareto Diagram pareto adalah suatu diagram yang digunakan untuk menggambarkan ranking masalah menurut bobotnya. Kegunaannya adalah untuk: a. Menunjukan jenis persoalan utama b. Membandingkan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan.

9 14 Ada lima lagkah utama dalam menyusun diagram pareto antara lain : Langkah 1: Mengidentifikasi masalah atau sebab yang akan dibandingkan. Mulailah dengan mengatur masalah atau sebab ke dalam sejumlah kategori. Batasi daftar yang panjang ke dalam jumlah yang lebih biasa ditangani seperti kedalam kategori atau kurang. Langkah 2: Memilih suatu satuan standar dan periode waktu untuk dipelajari. Pengukuran yang Anda pilih akan tergantung pada situasi Anda. Bisa saja berupa ukuran seberapa sering cacat, kesalahan, biaya terlalu tunggi, dan lain-lain, seberapa sering alasan dalam survei sebagai sebab suatu masalah, atau pengukuran yang spesifik dari volume atau ukuran. Langkah 3: Mengumpulkan dan meringkas data. Mulailah dengan membuat tabel tiga kolom, masing-masing kolom diberi judul Kategori Kesalahan, Frekuensi, dan Persen dari Total. Halhal yang berbeda dalam kolom Kategori Kesalahan tuliskan total pengukuran. Perhitungan ini akan memberikan persentase dari total. Misalnya, jika frekuensi untuk satu kategori tertentu adalah 30, dan total pengukuran adalah 80, maka persentase (30/80) sama dengan 37 persen. Tuliskan ini dalam kolom Persen dari total untuk setiap kategori.

10 15 Langkah 4: Menggambar sumbu horizontal dan vertikal. Mulailah menggambarkan sumbu horizontal, gambar satu garis dari kiri ke kanan pada selembar kertas. Buatlah garis tersebut cukup panjang sehingga semua kategori dapat dituliskan dibawahnya. Tuliskan kategori dalam urutan yang menurun dengan kategori yang paling sering terjadi diletakkan disisi paling kiri (atau diawal garis horizontal). Berikan judul sumbu, judul tersebut harus bisa mengatakan pada para pembaca apa yang mereka lihat. Selanjutnya gambarkan garis vertikal dari titik paling kiri sumbu horizontal keatas. Garis ini menunjukan frekuensi setiap kategori. Buatlah skala sedemikian rupa sehingga pada puncak sumbu sedikit lebih tinggi ketimbang angka frekuensi tertinggi. Beri judul juga pada sumbu, judul tersebut harus bisa mengatakan kepada pembaca apa yang mereka lihat. Langkah 5: Memetakan batang dengan pareto. Langkah terakhir adalah memetakan data dengan cara menggambarkan serangkaian batang-batang dengan ketinggian yang semakin berkurang dari kiri ke kanan, menggunakan skala frekuensi pada sumbu vertikal kiri.

11 16 Gambar 2.2 Diagram Pareto 4. Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat ini digunakan untuk mencari semua unsur penyebab yang diduga menimbulkan akibat sehingga timbul suatu masalah. Dengan demikian diagram ini dapat juga digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan suatu karakteristik kualitas menyimpang dari spesifikasi yang sudah ditetapkan. Diagram ini menunjukan suatu hubungan antara sebab (faktor-faktor) yang mengakibatkan sesuatu pada kualitas (karakteristik kualitas). Ada lima faktor utama yang perlu diperhatikan untuk mengenali faktor-faktor yang berpengaruh atau berakibat pada kualitas, yaitu - Manusia - Metode kerja/cara kerja - Mesin/alat - Material/bahan - Lingkungan

12 17 Gambar 2.3 Diagram Sebab Akibat 5. Stratifikasi Stratifikasi adalah usaha untuk mengelompokkan sekumpulan data kedalam kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik sama dengan tujuan untuk mengalokasikan masalah. Data atau nilai yang diamati biasanya selalu bervariasi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Apabila data tersebut dapat digolongkan berdasarkan faktor yang diduga merupakan penyebab variasi maka faktor-faktor penyebab tersebut akan lebih mudah didapati karena dipesempit variasinya. Dengan cara ini kta akan lebih mudah meningkatkan keseragaman. Kegunaan stratifikasi adalah : a. Mencari faktor penyebab utama suatu kualitas secara mudah. b. Alat bantu pembuatan diagram sebar. c. Mempemudah pengambilan kesimpulan dalam penggunaan peta kendali.

13 18 6. Diagram Sebar Bila kita mempunyai dua macam data dan ingin mencari apakah kedua data tersebut menggambarkan korelasi antara satu dengan yang lainnya, caraya adalah dengan menggambarkan diagram sebar. Cara membuat diagram sebar adalah sebagai berikut: 1. Kumpulkan sejumlah data yang akan diuji korelasinya. 2. Gambarkan sumbu horizontal dan vertikal, tunjukan angka tertinggi pada bagian atas sumbu vertikal dan sebelah kanan sumbu horizontal, sumbu horizontal biasanya menunjukan sebab, sedangkan sumbu vertikal menunjukan akibat. 3. Gambarkan data-data pada grafik dengan menggunakan sumbu verttikal dan horizontal tersebut. 7. Peta Kendali. Peta kendali (control chart) adalah metode statistik yang membedakan variasi atau penyimpangan karena sebab-sebab umum dan karena sebab khusus. Peta kendali menggambarkan kualitas. Perbaikan kualitas terjadi pada dua situasi. Situasi pertama adalah ketika peta kendali dibuat, proses dalam kondisi tidak stabil. Kondisi yang terjadi diluar batas kendali terjadi karena sebab khusus (assignable cause), kemudian dicari tindakan perbaikan sehingga proses menjadi stabil. Hasilnya adalah perbaikan proses. Peta kendali dapat dibagi menjadi dua golongan menurut jenis datanya yaitu peta kendali untuk data atribut dan peta kendali untuk data variabel.

14 19 Data variabel memberikan lebih banyak informasi dari pada atribut. Namun demikian, data variabel tidak dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik kualitas seperti banyaknya kesalahan atau presentase kesalahan suatu proses. Data variabel dapat menunjukan seberapa jauh penyimpangan dari standar proses. Sedangkan atribut dalam pengendalian kualitas menunjukkan karakteristik kualitas yang sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Menurut Besterfield (1998), atribut digunakan apabila ada pengukuran yang tidak mungkin dilakukan, misalnya goresan, kesalahan, warna, atau ada bagian yang hilang. Selain itu atribut digunakan apabila pengukuran dapat dibuat tetapi tidak dibuat karena alasan waktu, biaya atau kebutuhan. 2.5 Perawatan Mesin Setiap mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mengalami kerusakan sejalan dengan semakin menurunnya kemampuan mesin dan peralatan. Menurunnya kemampuan mesin/peralatan ini disebabkan oleh: 1. Natural deterioration, yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan secara alami akibat terjadinya keausan pada fisik mesin/peralatan selama waktu pemakaian. 2. Accelerated deterioration, yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan akibat kesalahan manusia (human error) sehingga dapat mempercepat keausan mesin/peralatan karena mengakibatkan tindakan dan perlakuan yang tidak seharusnya dilakukan terhadap mesin/peralatan.

15 20 Menurut Nakajima, 1988: terdapat 6 (enam) kerugian mesin/peralatan yang menyebabkan rendahnya kinerja mesin. Keenam kerugian ini disebut dengan six big losses yang terdiri dari: 1. Kerusakan peralatan (equipment failure) 2. Persiapan peralatan (setup and adjusment) 3. Gangguan kecil dan menganggur (idle and minor stoppage) 4. Kecepatan rendah (reduced speed) 5. Cacat produk dalam proses (process defect) 6. Hasil rendah (reduced yield). Tetapi usia penggunaan mesin/peralatan tersebut dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan secara berkala melalui aktivitas pemeliharaan (maintenance) yang tepat. Bentuk-bentuk pemeliharaan itu sendiri sebagaimana berikut: Preventive Maintenance, merupakan perawatan terhadap mesin yang dilakukan secara benar agar mesin dapat dipertahankan dan berfungsi sesuai yang diharapkan. Predictive Maintenance, merupakan perawatan dengan cara menentukan kehandalan masing-masing komponen dan melakukan penggantian sesuai dengan jadwal kehandalan komponen. Total Productive Maintenance, adalah membangun sistem pemeliharaan yang menyeluruh untuk mendapatkan manfaat yang paling efisien dengan mengikutsertakan semua orang yang berkaitan dengan mesin/peralatan mulai dari

16 21 manajer sampai kebawah dengan dasar kegiatan kelompok kecil yang mandiri dengan sasaran total efektifitas, total perawatan dan total partisipasi seluruh karyawan. Perawatan Mandiri, merupakan kegiatan yang dirancang untuk melibatkan operator dalam merawat mesinnya sendiri disamping kegiatan yang dilaksanakan oleh departemen perawatan. Kegiatan tersebut antara lain: 1. Pengecekan harian 2. Pembersihan 3. Pelumasan 4. Pengencangan mur/baut 5. Reperasi sederhana 6. Pendeteksian penyimpangan 2.6 Tujuan Maintenance Tujuan maintenance adalah untuk menjaga agar kondisi semua mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal pada setiap dibutuhkan sehingga dapat menjamin kelangsungan produksi serta untuk memperpanjang masa penggunaan (umur produktif) peralatan maupun untuk menjamin keselamatan kerja sehingga memberikan kenyamanan kerja yang optimal. Dengan demikian yang menjadi tujuan utama pemeliharaan adalah: 1. Mesin/peralatan dapat digunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan tercapai.

17 22 2. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan. 3. Menjamin agar setiap mesin/peralatan dalam kondisi baik dan dalam keadaan dapat berfungsi dengan baik. 4. Dapat menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi. 5. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. 6. Memaksimumkan ketersediaan semua mesin/peralatan untuk mengurangi downtime. 7. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 8. Dapat mendukung upaya memuaskan pelanggan. Tugas dan fungsi departemen maintenance adalah melakukan pemeliharaan/perawatan terhadap mesin dan peralatan perusahaan. Dengan demikian tugas dan fungsi bagian ini adalah mencegah kerusakan mesin/ peralatan dan memperbaiki mesin/peralatan bila terjadi kerusakan. 2.7 Manajemen Maintenance Manajemen maintenance adalah pendekatan formal dalam melaksanakan fungsi manajemen pemeliharaan menyangkut pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk ketersediaan mesin dan peralatan setiap saat berdasarkan karakteristik kemampuan dan kehandalan pemeliharaan.

18 23 Manajemen maintenance menghasilkan banyak keuntungan melalui: 1. Kesiapan mesin saat dibutuhkan untuk proses produksi, menghasilkan hasil produksi yang tinggi dan biaya per jam mesin rendah. 2. Produktivitas tenaga kerja pada saat produksi meningkat. 3. Dapat menurunkan biaya perbaikan. 4. Menurunkan kerja lembur. 2.8 Prosedure Maintenance Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan Broadcast Petugas Maintenance Melakukan pemeriksaan peralatan secara periodik sesuai jadwal yang ditentukan. Langkah-langkah yang harus dilakukan: 1. Memeriksa peralatan dan apabila ada peralatan yang memerlukan pemeliharaan lebih lanjut yang bersifat rutin, dilaksanakan sesuai petuntuj proses perawatan (servis manual) yang telah ditentukan untuk setiap jenis peralatan. 2. Melakukan penggantian suku cadang/spare part peralatan (jika diperlukan) sesuai petunjuk proses perawatan (servis manual) dengan memperhatikan kebutuhan dan suku cadang/spare part yang tersedia. 3. Meletakkan dan merapikan kembali peralatan maintenance yang telah selesai digunakan.

19 24 4. Mengisi Log maintenance atas pemeriksaan peralatan maupun penggantian suku cadang/spare part yang dilakukan pada poin 1 dan 2. (log maintenance yang diisi yaitu: Maintenance Service Report, Check List Report of Drum Head Cleaning & Hour Meter for VTRs, Check List Report of Drum Head Cleaning & Hour Meter for Cameras, Maintenance Check List Report of Tripods & Pedestals, Equipment History Report (jika diperlukan), Studio Weekly Checking Report, Lighting Checking Report) Prosedure Perbaikan (troubleshooting) Peralatan Broadcast 1. User Memberikan informasi dan menyerahkan peralatan yang rusak ke bagian logistik atau maintenance. Langkah-langkah yang harus dilakukan: 1. Jika peralatan dinamis (terdata di software program peminjaman-pengembalian logistik dan inventori) yang rusak, maka diserahkan ke bagian logistik untuk diteruskan ke bagian maintenance. 2. Jika yang rusak peralatan statis (terinstal dalam sistem), maka user menginformasikan ke bagian technikal support, maka diteruskan ke bagian maintenance untuk diperbaiki. 2. Bagian Logistik Membuat formulir Equipment Trouble Report atas peralatan yang rusak.

20 25 Langkah-langkah yang harus dilakukan: 1. Jika peralatan dinamis (terdata di software program peminjaman-pengembalian logistik dan inventori) yang rusak, maka bagian logistik membuat formulir Equipment Trouble Report yang ditandatangani oleh user. Apabila diperlukan user membuat berita acara kerusakan atau kehilangan. 2. Menyerahkan peralatan yang rusak ke bagian maintenance beserta copy Formulir Equipment Trouble Report, juga ke inventori. 3. Logistik menyimpan peralatan statis yang sudah selesai diperbaiki hingga saatnya diminta untuk diinstal kembali. 3. Maintenance Melakukan perbaikan atas peralatan yang rusak. Langkah-langkah yang harus dilakukan: 1. Menerima peralatan dinamis yang rusak untuk diperbaiki atau menerima peralatan statis yang rusak dengan membuat formulir Equipment Trouble Report dan menyerahkan copy nya ke bagian Inventory. 2. Memperhatikan gejala kerusakan yang tampak untuk dilakukan diagnosa hingga menghasilkan analisa awal agar dapat ditentukan proses perbaikan dan atau tindakan selanjutnya. 3. Melakukan perbaikan peralatan broadcast dengan menggunakan petunjuk service manual untuk masing-masing peralatan.

21 26 4. Menggunakan jigs dan tools ataupun perangkat instrument maintenance lainnya seperti alat ukur dan signal generator, sesuai dengan fungsi dan kebutuhan dengan memperhatikan ketentuan penggunaan/pengoperasian untuk setiap alat. 5. Meletakkan dan merapikan kembali peralatan maintenance yang telah selesai digunakan. 6. Peralatan yang selesai diperbaiki, dikembalikan ke logistic dan formulir maintenance service report diserahkan ke inventory (untuk setiap peralatan yang selesai diperbaiki) 7. Peralatan yang tidak dapat diperbaiki, diajukan untuk outsource service. Selanjutnya memeriksa ulang atas peralatan yang telah diperbaiki oleh outsource service. 2.9 Strategi Maintenance Program pemeliharaan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk pemeliharaan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga pemeliharaan dan kondisi peralatan yang dikerjakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi maintenance: 1. Umur peralatan/mesin produksi 2. Tingkat kapasitas pemakaian mesin

22 27 3. Kesiapan suku cadang 4. Kemampuan bagian pemeliharaan untuk bekerja cepat 5. Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsep Dasar Kualitas Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) 48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015 Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini persaingan dalam dunia otomotif sangatlah ketat, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang

Lebih terperinci

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall 1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses sesuai dengan prinsip TPM (Total Produktive Maintenance) untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Perawatan Tindakan perawatan biasanya diklasifikasi sebagai kegiatan pendukung produksi yang sangat dibutuhkan guna mencegah atau mengurangi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahaluan Total Produktive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN: Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance 2.1.1. Pengertian Maintenance Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1 MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1 MATERI KULIAH Konsep Kualitas Perkembangan Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) Gugus Kendali

Lebih terperinci

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. TEKNIK PENGENDALIAN MUTU Gugus Kendali Mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik : SEVEN TOOLS.

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) Fitri Agustina Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi berdampak pada persaingan yang semakin tajam baik di bidang jasa maupun manufaktur. Persaingan menyangkut kualitas produk kepada konsumen. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PERAWATAN MESIN POTONG VELEG RODA DUA DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ENKEI INDONESIA Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap industri manufaktur hampir semua proses produksinya menggunakan mesin atau peralatan sebagai fasilitas produksi yang utama. persaingan dalam penjualan produk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci