BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data sensus penduduk tahun 2010 menyatakan penduduk Indonesia berjumlah jiwa, dari jumlah ini sebanyak jiwa (0,28% dari jumlah penduduk) didiagnosis menderita kanker (Wahyuni, 2010). Menurut data WHO angka kematian akibat kanker di seluruh dunia akan terus meningkat dengan rata-rata peningkatan tiap tahun antara 7,6 juta sampai 13 juta (WHO, 2012). Kasus penyakit ini terus meningkat sementara itu instrumentasi untuk keperluan diagnostik kanker di Indonesia masih sangat minimum dan mahal. Dengan meningkatnya kasus kanker dan penelitian yang berkaitan dengan fungsi organ (faal) memerlukan peralatan yang dapat memberikan citra tentang bagian-bagian tubuh yang aktif karena metabolisme pertumbuhan sel-sel kanker. Salah satu peralatan yang dapat menunjukkan kegiatan ini adalah senyawa mirip glukosa yang ditandai (labeled) dengan radioisotop yang berumur pendek. Radioisotop yang banyak digunakan untuk ini adalah 18 F (umur paro t ½ = 109,7 menit) yang dapat diproduksi dengan menembakkan proton pada isotop 18 O, biasanya dalam bentuk target air (H 2 O) yang atom oksigennya diperkaya dengan 18 O. Reaksi lain adalah dengan berkas deuteron yang ditembakkan pada 20 Ne (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi 18 FDG (fluoro-deoxy-glucose) yang mirip glukosa. Pada tahap selanjutnya 18 FDG tersebut dimasukkan ke dalam tubuh pasien dengan dosis yang sesuai dan setelah masa serapan yang tepat, radiasi hasil interaksi radiofarmaka dengan jaringan tubuh dideteksi dengan PET-CT (Positron Emission Tomography- Computed Tomography) scanner, sehingga menghasilkan gambar jaringan tubuh. PET merupakan instrumen pencitraan medik berbasis nuklir yang memiliki kemampuan deteksi dan analisis sampai tingkat biomolekuler, yaitu kemampuan prediksi dan deteksi dini kelainan fungsi dan substansi organ dalam wujud biochemical. CT scan mampu mendeteksi dan analisis pada tingkat struktur, maka CT scan unggul dalam mendefinisikan masalah tulang dan pembuluh darah seperti 1

2 2 patah tulang kompleks dan penyempitan pembuluh darah. PET yang dikombinasikan dengan CT scan (PET-CT) mampu menghasilkan citra yang kuat tentang anatomi dan fungsi biologis tubuh untuk mengungkapkan kondisi penyakit yang memungkinkan dokter untuk lebih melihat rincian struktural, lokasi dan perubahan dalam jaringan tubuh. PET-CT secara signifikan lebih akurat dan dapat memberikan informasi tambahan lebih lengkap dibandingkan dengan pemeriksaan PET atau CT Scan saja (Setiawan, 2009). PET-CT merupakan suatu modalitas diagnostik yang dapat digunakan untuk menentukan staging (stadium), respon therapy ataupun kekambuhan dari suatu keganasan di dalam onkologi. Tumor maligna umumnya ditunjukkan sebagai lesi hypermetabolic (metabolisme yang berlebih) akibat adanya peningkatan tracer FDG ( 18 Fluorodeoxyglucose) intra sel tumor. Aktifitas metabolisme glukosa sel di ukur berdasarkan SUV ( Standardized Uptake Value) yang merupakan rasio dari ROI activity (mci/ml) terhadap dosis injeksi (mci)/berat badan (g) (Setiawan, 2009). PET-CT sangat berguna dalam evaluasi keganasan terutama pada solitary pulmonary nodul (paru-paru mengecil), colorectal (kanker usus), esophageal (esophagus), lymphoma (limpa), melanoma (kanker kulit), head and neck tumor, breast, thyroid (restanging) dan cervical (staging) (Setiawan, 2009). Dengan adanya modalitas baru PET-CT pada bidang onkologi diharapkan dapat dicapai visi kesehatan berupa early health sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit kanker dan peningkatan kualitas hidup. Dengan terus bertambahnya kasus kanker serta diagnosis menggunakan PET- CT maka permintaan akan siklotron komersial yang digunakan untuk terapi proton dan produksi isotop makin meningkat secara signifikan sejak tahun Perusahaan besar seperti IBA (Ion Beam Applications), EBCO dan GE (General Electric) telah memproduksi siklotron kecil untuk produksi isotop dengan energi 5 MeV sampai 30 MeV (Qin B dkk, 2009). Beberapa negara maju di Asia juga telah mengembangkan siklotron untuk memproduksi radionuklida PET, misalnya Korea Selatan mengembangkan siklotron KIRAMS-13 MeV untuk aplikasi PET yang

3 3 telah dimanfaatkan di lebih dari 5 pusat siklotron di Korea (Kim dkk, 2004) dan Republik Rakyat China telah mengembangkan Cychu-10 MeV (Qin B dkk, 2009). Di Indonesia baru ada empat siklotron yang dapat dioperasikan untuk keperluan produksi radionuklida PET, yaitu pertama adalah siklotron CS-30 buatan CTI (Computer Technology and Imaging) dengan energi berkas partikel proton dapat divariasi antara 24 MeV hingga 27 MeV yang dimiliki BATAN yang dikonstruksi pada tahun 1989, kedua adalah siklotron MINItrace buatan GE dengan energi berkas proton sebesar 9 MeV yang dimiliki rumah sakit Gading Pluit yang dikonstruksi sekitar tahun 2008, ketiga adalah siklotron Cyclone 18/9 buatan IBA dengan energi berkas proton sebesar 18 MeV dan energi berkas deutron sebesar 9 MeV yang dimiliki rumah sakit Siloam yang dikonstruksi tahun 2010 dan keempat adalah siklotron Eclipse 11 MeV buatan Siemens yang dimiliki oleh rumah sakit kanker Dharmais. Keempat siklotron tersebut berada di seputar Jakarta dan Tangerang Banten dengan dengan jumlah penduduk Jakarta dan Banten sebanyak jiwa (BPS, 2010). Karena penduduk Indonesia seluruhnya yang lebih dari dua ratus juta jiwa, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan dengan menggunakan fasilitas PET dirasa masih sangat kurang. Di samping itu dengan umur paro radionuklida fluor-18 yang sangat pendek (109,7 menit), maka tidak memungkinkan untuk mendistribusikan produk fluor-18 (dalam hal ini [2-18 F]-Fluoro-2-Deoxy-D-Glucose) ini keseluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka peningkatan layanan kesehatan menggunakan PET, maka penguasaan teknologi siklotron perlu dilakukan sehingga penyediaan dan perawatan siklotron untuk PET dapat dilakukan di dalam negeri dengan kandungan lokal yang lebih tinggi. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan penelitian serta pengembangan akselerator, salah satu kegiatan yang dikembangkan adalah Design of Experimental Cyclotron in Yogyakarta 13 (DECY 13) yang direncanakan prototipnya dapat diselesaikan pada tahun Sistem utama siklotron di antaranya: sistem magnet utama,

4 4 sistem RF (radio frequency), sistem sumber ion beserta central region, sistem ekstraksi berkas dan sistem dinamika berkas. Central region merupakan area tengah dari siklotron yang terdiri dari sumber ion, serta area central dee sebagai puller dan guide berkas ion. Hal yang penting dalam disain central region adalah mengetahui bagaimana ion yang keluar dari sumber ion dapat menjadi berkas dan memiliki pemfokusan yang optimal sehingga mencapai target dengan efisiensi yang tinggi. Central region siklotron perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena kualitas berkas dan fase penerimaan (phase acceptance) yang akan dihasilkan sangat ditentukan oleh lintasan awal di area ini. Selama lintasan awal ini, berkas memiliki energi yang masih rendah dan sangat dipengaruhi oleh fase dari gap dee (Louis, 1971) Dengan makin berkembangnya ilmu komputasi, kalkulasi secara mumerik makin banyak digunakan pada simulasi elektromagnetik dan dinamika berkas. Relax3D (An dkk, 2004) dan OPERA (OPerating environment for Electromagnetic Research and Analysis) (Qin B dkk, 2009) merupakan program yang banyak digunakan untuk simulasi medan listrik pada desain central region. Beberapa program semacam CYCLONE (Qin B dkk, 2009) dan PWHEEL (Yoon, 2012) banyak dikembangkan untuk simulasi lintasan partikel pada area central region. Pada penelitian ini akan dilakukan desain central region untuk siklotron proton 13 MeV yang meliputi penentuan geometri central region serta bentuk lintasan berkas yang akan mengenai target. Lintasan berkas tersebut tergantung pada distribusi medan listrik pemercepat dan medan magnet di dalam siklotron. Modeling untuk menentukan lintasan ini berdasarkan pada integrasi Runge-Kutta dengan variasi medan magnet dan medan listrik (Yoon, 2012). Untuk keperluan simulasi lintasan maka distribusi medan magnet dan medan listrik dapat diketahui menggunakan perangkat lunak Opera3D modul Tosca. Dalam hal ini data medan magnet hasil simulasi menggunakan modul Tosca mengacu pada desain dan simulasi yang dilakukan pada desain magnet DECY 13. Perhitungan simulasi lintasan dilakukan menggunakan perangkat lunak Scilab (freeware). Hasil simulasi lintasan dapat digunakan untuk

5 5 memperkirakan apakah disain central region yang dibuat dapat berfungsi seperti yang diinginkan, atau perlu dilakukan perbaikan disain awal Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana optimasi desain geometri central region siklotron proton 13 MeV beserta komponennya 2. Bagaimana potensial listrik yang dihasilkan dari area central region sampai area terluar dari dee 3. Bagaimana lintasan partikel yang terjadi akibat pengaruh medan magnet dan medan listrik pemercepat 1.3. Batasan Masalah 1. Desain dilakukan untuk mendapatkan energi 13 MeV 2. Data medan magnet yang digunakan sesuai dengan medan magnet yang telah didesain oleh desainer magnet DECY 13 menggunakan modul Tosca Opera3D Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilaksanakan ini adalah untuk penguasaan litbang teknologi siklotron dalam bidang kesehatan melalui desain central region siklotron proton 13 MeV, yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk keperluan desain siklotron 13 MeV di PTAPB BATAN yaitu meliputi : 1. Melakukan optimasi desain geometri central region untuk sikotron proton 13 MeV 2. Melakukan simulasi menggunakan program Opera3D modul Tosca untuk mendapatkan data potensial listrik 3. Melakukan simulasi menggunakan Scilab untuk mendapatkan data energi yang dicapai oleh partikel beserta lintasannya.

6 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Dapat memberikan dukungan terhadap program RENSTA BATAN, terutama dalam prioritas pengembangan akselerator yaitu pada Perancangan Siklotron Proton 13 MeV Untuk Produksi Radioisotop. 2. Secara bertahap merupakan sarana penguasaan teknologi siklotron untuk keperluan medis di Indonesia, di mana harapan jangka panjang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat serta dukungan terjaminnya ketersediaan peralatan medis untuk diagnosis kanker.

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga

Lebih terperinci

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV 72 ISSN 0216-3128 Emy Mulyani, dkk. DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV Emy Mulyani, Taufik, Rian Suryo Darmawan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 Simulasi Lintasan Berkas Ion Isotop-Isotop Karbon Dalam Siklotron DECY-13 (Pramudita Anggraita) SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 ION BEAM TRAJECTORY SIMULATION

Lebih terperinci

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Agus Dwiatmaja, Adha Imam Cahyadi, Prapto Nugroho Program Studi Pascasarjana S2 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

kanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam

kanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan tumor ganas yang terbentuk akibat pertumbuhan sel-sel yang cepat, berlebihan dan tidak beraturan. Salah satu kanker yang banyak menyerang wanita adalah

Lebih terperinci

5. Diagnosis dengan Radioisotop

5. Diagnosis dengan Radioisotop 5. Diagnosis dengan Radioisotop Untuk studi in-vivo, radioisotop direaksikan dengan bahan biologik seperti darah, urin, serta cairan lainnya yang diambil dari tubuh pasien. Sampel bahan biologik tersebut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik*, Arief Hermanto*, Pramudita Anggraita**, Slamet Santoso**, Emy Mulyani** *Jurusan Fisika, FMIPA, UGM, Jl. Sekip utara **PTAPB-BATAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA

PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma *), Riski Afif Tuloh *), Hari Suryanto **) *) MUCHTAR RYADI COMPREHENSIVE

Lebih terperinci

PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI

PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI Tc 99m MDP (Methylene Di Phosphonat) PASCA INJEKSI PADA PASIEN KANKER PROSTAT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA) Skripsi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 Idrus Abdul Kudus*, Taufik Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Jalan Babarsari

Lebih terperinci

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid. BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE RUNGE-KUTTA (RK4) PADA. SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV

PENGGUNAAN METODE RUNGE-KUTTA (RK4) PADA. SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Jl. Babarsari, Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Produksi radioisotop dan radiofarmaka pada instalasi rumah sakit diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit terhadap radioisotop yang memiliki waktu paruh singkat.

Lebih terperinci

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON

Lebih terperinci

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) BAB 3 BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), merupakan terapi kanker dengan memanfaatkan reaksi penangkapan neutron termal oleh isotop boron-10 yang kemudian menghasilkan

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan

Lebih terperinci

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR- PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 (DETERMINING THE RESULTS OF RADIOISOTOPE PRODUCT IN DECY-13 CYCLOTRON FACILITY) Silakhuddin Pusat Sains dan Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Peranan Radioaktif dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran

PEMBAHASAN. 1. Peranan Radioaktif dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran PENDAHULUAN Radiasi adalah pencemaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana

Lebih terperinci

MAKALAH RADIOKIMIA KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN PERTANIAN OLEH: KELOMPOK 7 ANNA MAULINA (16064) ELVIA MAWARNI ( )

MAKALAH RADIOKIMIA KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN PERTANIAN OLEH: KELOMPOK 7 ANNA MAULINA (16064) ELVIA MAWARNI ( ) MAKALAH RADIOKIMIA KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN PERTANIAN OLEH: KELOMPOK 7 ANNA MAULINA (16064) ELVIA MAWARNI ( ) MARDHO TILLA (16071 ) NADIA VERONEKA ( ) DOSEN PEMBIMBING : YERIMADESI,

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOFARMAKA DI INDONESIA

PERKEMBANGAN KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOFARMAKA DI INDONESIA MAKALAH LENGKAP PERKEMBANGAN KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOFARMAKA DI INDONESIA Dipresentasikan pada Pelatihan Evaluasi Mutu Produk Radiofarmaka Badan Pengawan Obat dan Makanan RI Jakarta 26-27 November 2013

Lebih terperinci

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Simulasi Awal Sistem Magnet Siklotron 13 MeV menggunakan Superfish dan Operas-3D (Taufik, et al) SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik *, Rian Suryo Darmawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang kesehatan juga semakin berkembang. Saat ini yang mendapatkan perhatian khusus di dunia kesehatan adalah tumor.

Lebih terperinci

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV Volume 15, Oktober 213 ISSN 1411-1349 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta 55281 Email : silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah satu modalitas pemeriksaan di bidang radiologi. Pemeriksaan CT scan meskipun

Lebih terperinci

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi Pendahuluan Kanker mata adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis tumor yang terjadi di berbagai bagian mata. Hal ini terjadi ketika sel-sel dalam atau di sekitar mata berubah

Lebih terperinci

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radioterapi merupakan salah satu jenis terapi untuk penyakit tumor atau kanker, pengobatan kanker dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion atau radionuklida, pembedahan

Lebih terperinci

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID Arizola Septi Vandria 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia

Lebih terperinci

DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO Rasito T., dkk ISSN 0216-3128 231 DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO Rasito T. 1, Bunawas 2, Taufik 3, Sunardi 3 dan Hari Suryanto 4 1 Pusat Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI

FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI Stuktur Inti Sebuah inti disusun oleh dua macam partikel yaitu proton dan neutron terikat bersama oleh sebuah gaya inti. Proton adalah sebuah partikel

Lebih terperinci

BLOK ELECTIVE. Oleh : Dr.Evo Elidar Hrp.Sp.Rad

BLOK ELECTIVE. Oleh : Dr.Evo Elidar Hrp.Sp.Rad BLOK ELECTIVE Oleh : Dr.Evo Elidar Hrp.Sp.Rad BLOK ELECTIVE RADIOLOGI 1.RADIO-DIAGNOSTIK 2.RADIOTERAPI RADIO-DIGANOSTIK/IMAGING TUMOR MERUPAKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK YANG PENTING PADA KASUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non melanoma. Kelompok non melanoma dibedakan atas karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa

Lebih terperinci

MDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT

MDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT PENENTUAN AKUMULASI Technetium-99 Metastabil Methylene Diphosphonat (Tc 99m MDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT (Studi Kasus di Instalasi Kedokteran Nuklir RS

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017 Hari, tanggal Jum at, 18 Agustus 2017 12.31 Sumber Berita https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tubuh manusia selalu mengalami pembelahan sel yang dikendalikan oleh gen. Keberadaan zat karsinogen dalam tubuh menyebabkan gen tidak bisa mengendalikan pembelahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, dkk. ISSN 0216-3128 65 PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi yang terus berkembang. Pengembangan teknologi yang erat kaitannya dengan dunia kesehatan atau dunia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL KONSTRUKSI TERHADAP HASIL SIMULASI DARI ISOKRONUS MAGNET SIKLOTRON DECY-13

PERBANDINGAN HASIL KONSTRUKSI TERHADAP HASIL SIMULASI DARI ISOKRONUS MAGNET SIKLOTRON DECY-13 Perbandingan Hasil Konstruksi Terhadap Hasil Simulasi Dari Isokronus Magnet Siklotron DECY-13 (Idrus Abdul Kudus, dkk.) p-issn: 1410-6957, e-issn: 2503-5029 http://ganendra.batan.go.id PERBANDINGAN HASIL

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13 MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) 484436, Fax. (0274) 487824 E-mail : saminto@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dalam bidang kedokteran, pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di seluruh dunia, kanker merupakan penyakit mematikan pada urutan kedua setelah penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2012, penelitian yang dilakukan oleh International

Lebih terperinci

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Bab II. Teori Dasar II.1. Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Metode ini sering digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, ditinjau dari massanya,

Lebih terperinci

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar- MV Sugianty Syam, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian paling tinggi di dunia, berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 terdapat sekitar 14 juta kasus

Lebih terperinci

NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan. Terobosan

Lebih terperinci

DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI

DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI ISSN 026-328 37 DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI 8 F PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-3 Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN ABSTRAK DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %, BAB I PENDAHULUAN Nodul tiroid merupakan permasalahan yang sering dijumpai dalam masyarakat dengan angka kejadian yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pada banyak penelitian dikemukan bahwa

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA SIGIT BACHTIAR Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN Kawasan Puspitek, Serpong Tangerang 15310, Banten Telp (021) 7560896 Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY 8 BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY 2. 1 Terapi Radiasi Terapi radiasi merupakan penggunaan radiasi pengion secara klinis untuk menangani tumor dan penyakit lainnya pada tubuh manusia. Radiasi

Lebih terperinci

ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13

ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13 198 ISSN 0216-3128 Idrus A.K, dkk ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13 Idrus Abdul Kudus, Taufik dan Kurnia Wibowo Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN Jalan Babarsari Kotak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sel yang pertumbuhan dan penyebarannya tidak terkontrol. Pertumbuhannya menyebar ke sekitar jaringan dan dapat bermetasis pada tempat yang jauh. Penyakit

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknik pencitraan banyak digunakan untuk mendapatkan informasi dari suatu objek. Teknik pencitraan adalah suatu teknik untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN

MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN Ramdani Sofhan ninoraymond88@yahoo.com Abstrak Teknologi komputer merupakan salah satu alat yang dapat kita gunakan apabila ingin memudahkan dalam melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013

Lebih terperinci

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS PREDIKSI SECR TEORI KTIVITS 8 F DRI HSIL REKSI 8 O(p,n) 8 F PD BEBERP SIKLOTRO EDIK Hari Suryanto *), Silakhuddin **) *) Pusat Radiosotop dan Radiofarmaka BT, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan.

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Sinar-X merupakan sepenggal spektrum gelombang elektromagnetik yang terletak di ujung energi tinggi spektrum gelombang elektromagnetik di bawah dan bersinggungan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV

ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV Taufik 1), Emy Mulyani

Lebih terperinci

Tomografi Resonansi Magnetik Inti; Teori Dasar, Pembentukan Gambar dan Instrumentasi Perangkat Kerasnya, oleh Daniel Kartawiguna Hak Cipta 2015 pada

Tomografi Resonansi Magnetik Inti; Teori Dasar, Pembentukan Gambar dan Instrumentasi Perangkat Kerasnya, oleh Daniel Kartawiguna Hak Cipta 2015 pada Tomografi Resonansi Magnetik Inti; Teori Dasar, Pembentukan Gambar dan Instrumentasi Perangkat Kerasnya, oleh Daniel Kartawiguna Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 MeV DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 MeV DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 Ferdi Dwi Listiawadi*), Hari Suryanto**), Parwanto**), Imam Kambali**),Herta Astarina*), Ratu Ralna

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 Pusat Sains dan Teknologi Alselerator BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 61 Ykbb Yogyakarta 281 suharni@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si ASPEK PERIZINAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN AKSELERATOR DAN IRADIATOR LAINNYA: MBE untuk Crosslinking Chitosan, Gel dari Rumput Laut, Iradiator Latex, Sterilisasi, dan Siklotron untuk F18 PET oleh Werdi

Lebih terperinci

yayasan anyo indonesia the indonesian anyo foundation

yayasan anyo indonesia the indonesian anyo foundation yayasan anyo indonesia the indonesian anyo foundation 17 22 26 29 7 8 11 13 14 15 17 18 19 21 22 23 25 26 27 apa arti istilah ini? -------- ------- ------- -------- --------- kanker secara

Lebih terperinci

MODUL 3 SKENARIO 3 : HARUSKAH DIAMPUTASI?

MODUL 3 SKENARIO 3 : HARUSKAH DIAMPUTASI? MODUL 3 SKENARIO 3 : HARUSKAH DIAMPUTASI? Osta, 17 tahun, datang ke dokter bersama orang tuanya dengan keluhan timbul benjolan di lutut kanan sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya, Osta sering merasakan

Lebih terperinci

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID Azyyati Bahirah M 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 PTKMR BATAN Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

EVALUASI BIOLOGIS 99m Tc-GLUKOSA-6-FOSFAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STOCK SPRAGUE DAWLEY. Iim Halimah*, Hendris Wongso dan Isti Daruwati

EVALUASI BIOLOGIS 99m Tc-GLUKOSA-6-FOSFAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STOCK SPRAGUE DAWLEY. Iim Halimah*, Hendris Wongso dan Isti Daruwati Evaluasi Biologis Tc-glukosa-6-fosfat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Stock Sprague Dawley (Iim) https://doi.org/10.17146/jstni.2018.19.1.3623 EVALUASI BIOLOGIS Tc-GLUKOSA-6-FOSFAT PADA TIKUS PUTIH

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6 KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PRR

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PRR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum 1.1.1. Dasar Hukum Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) merupakan salah satu unit kerja Eselon II di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sesuai dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Kedokteran Nuklir. Radiasi. Keselamatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Kedokteran Nuklir. Radiasi. Keselamatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Kedokteran Nuklir. Radiasi. Keselamatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN

Lebih terperinci

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang

Lebih terperinci

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 392/KA/XI/2005 14 TAHUN 2013 1 Kepala Badan Tenaga Nasional 2 Sekretaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler ( WHO, 2010). Kanker payudara di Indonesia diperkirakan sekitar 30% dari seluruh

Lebih terperinci

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Abstrak KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA KALKULASI PADA KOMPONEN PEMBENTUKAN SUMBER ION RADIONUKLIDA SIKLOTRON PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator Silakhuddin dan

Lebih terperinci

Bahan Ajar (Hand Out) PENCITRAAN (IMEJING) PADA BIDANG ONKOLOGI

Bahan Ajar (Hand Out) PENCITRAAN (IMEJING) PADA BIDANG ONKOLOGI Bahan Ajar (Hand Out) PENCITRAAN (IMEJING) PADA BIDANG ONKOLOGI Elysanti Dwi Martadiani Bagian Radiologi FK UNUD/ RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015 Pencitraan (Imejing) pada Bidang Onkologi Elysanti Dwi

Lebih terperinci

PROSPEK DAN TANTANGAN PEMANFAATAN IPTEK NUKLIR DALAM BIDANG KEDOKTERAN DI INDONESIA

PROSPEK DAN TANTANGAN PEMANFAATAN IPTEK NUKLIR DALAM BIDANG KEDOKTERAN DI INDONESIA PROSPEK DAN TANTANGAN PEMANFAATAN IPTEK NUKLIR DALAM BIDANG KEDOKTERAN DI INDONESIA Hussein S. Kartamihardja Bagian Kedokteran Nuklir, Fakultas Kedokteran UNPAD RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung E-mail : 1.

Lebih terperinci