PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA"

Transkripsi

1 PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma *), Riski Afif Tuloh *), Hari Suryanto **) *) MUCHTAR RYADI COMPREHENSIVE CANCER CENTER-SILOAM Hospitals Jl. Garnisun Dalam No. 2 3, Semanggi 12930, Indonesia **) PRR-BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gedung 11,Serpong, Tangerang Selatan hari.suryanto@yahoo.com ABSTRAK PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA. Pada makalah ini disampaikan mengenai pengoperasian Cyclone 18/9 yang digunakan oleh rumah sakit MRCCC untuk produksi radionuklida Fluor- 18. Radionuklida Fluor-18 ini kemudian digunakan sebagai penandaan radiofarmaka PET dalam bentuk 18 FDG(2-18 F fluoro-2-deoxy-d-glucose) yang diperlukan dalam pencitraan PET (positron emission tomography) untuk diagnosa klinis kelainan fungsi organ tubuh. Adapun Cyclone 18/9 adalah merupakan salah satu jenis siklotron yang diproduksi oleh IBA (Ion Beam Applications) yang dimiliki oleh rumah sakit MRCCC. Siklotron tersebut merupakan siklotron pemercepat ion negatif yang berturut turut dapat mempercepat ion hidrogen dan deuterium hingga energi 18 MeV dan 9 MeV. Berkas proton energetik sebesar 18 MeV yang dihasilkan dari siklotron ini digunakan untuk produksi Fluor-18 dengan mode reaksi 18 O(p,n) 18 F. Target yang digunakan adalah air diperkaya O-18 (H 18 2 O) dengan pengayaan sebesar 97%. Pada makalah ini disampaikan juga tentang pengoperasian Cyclone 18/9 tersebut, perhitungan aktivitas 18 F yang diperoleh dari reaksi 18 O(p,n) 18 F untuk beberapa arus berkas ion dan juga perawatan yang telah dilakukan untuk mempertahankan fungsi operasi siklotron tersebut. Kata kunci : Pengoperasian Cyclone 18/9, Produksi Radionuklida 18 F, Radiofarmaka FDG ABSTRCT THE OPERATION OF CYCLONE 18/9 FOR 18 F RADIONUCLIDE PRODUCTION IN THE PREPARATION OF FDG RADIOPHARMACEUTICAL IN MRCCC HOSPITALS IN JAKARTA. The operation of Cyclone 18/9 which was used by MRCCC hospitals for the production of fluorine-18 radionuclide has been presented in this paper. Fluorine-18 radionuclide was then used as a labeling for PET radiopharmaceutical in the form of 18 FDG (2-18 F fluoro-2-deoxy-d-glucose) which is required in the PET (Positron Emission Tomography) imaging for the clinical diagnosis of human body organ dysfunction. The Cyclone 18/9 is one type of cyclotron which was produced by IBA (Ion Beam Applications) owned by the MRCCC hospitals. This cyclotron is a negative ions accelerator which can accelerate hydrogen and deuterium ions up to energy of 18 MeV and 9 MeV respectively. The energetic protons beam of 18 MeV which was produced from this cyclotron then used for the production of fluorine-18 with a mode reaction of 18 O (p, n) 18 F. The targets used was O-18 enriched water (H 18 2 O) with enrichment of 97%. The calculation of 18 F activity obtained from the reaction 18 O (p,n) 18 F for several ion beam current and also maintenance that has been done to maintain the function of the cyclotron operation has also been presented. Keywords : Operation of Cyclone 18/9, 18 F Radionuclide Production, FDG Radiopharmaceutical PENDAHULUAN Radiofarmaka bertanda 18 F, akhir-akhir ini semakin pupuler penggunaanya didalam kedokteran nuklir untuk pencitraan PET (positron emission tomography) dalam keperluan diagnosa klinis kelainan fungsi organ tubuh. Radionuklida 18 F (Fluor-18) ini merupakan radionuklida pemancar β + murni (100%) dengan umur paro (t 1/2 ) sebesar 109,6 menit, yang dapat diproduksi melalui suatu penembakan target tertentu dengan menggunakan partikel bermuatan energetik dalam orde mega elektron volt (MeV) dari alat pemercepat partikel bermuatan siklotron maupun generator Van de Graaff melalui berbagai mode reaksi nuklir, diantaranya adalah reaksi 18 O(p,n) 18 F, 20 Ne(d,α) 18 F, 20 Ne(p,2pn) 18 F, 20 Ne(d,α) 18 Ne, 202

2 20 Ne( 3 He,αp) 18 F, 16 O(α,d) 18 F, 16 O( 3 He,p) 18 F dan 20 Ne( 3 He,αn) 18 Ne. Dari beberapa mode reaksi nuklir tersebut, produksi radionuklida Fluor-18 melalui reaksi 18 O(p,n) 18 F dengan sasaran air diperkaya 18 O (H 18 2 O) diketahui sebagai metode produksi Fluor-18 yang paling efektif dari beberapa mode reaksi lainnya [1]. Reaksi 18 O(p,n) 18 F dapat memberikan yield yang cukup besar dengan energi berkas proton yang tidak terlampau tinggi, yaitu mulai dari 2,5 MeV yang merupakan energi ambang (threshold energy) pembentukan 18 F dari mode reaksi tersebut. Mode reaksi 18 O(p,n) 18 F ini dapat menghasilkan 18 F secara langsung dengan umur paro 109,6 menit. Demikian juga untuk mode reaksi 20 Ne(d,α) 18 F, juga akan menghasilkan 18 F secara langsung dengan umur paro 109,6 menit dengan yield yang cukup besar pula dengan energi berkas deutron yang diperlukan sebesar 14 MeV, namun mode reaksi 20 Ne(d,α) 18 F ini relatif lebih rumit penanganannya pada proses pasca iradiasi dibandingkan dengan reaksi 18 O(p,n) 18 F berkenaan dengan sasaran yang digunakan berupa gas ( 20 Ne). Radionuklida Fluor 18 ini kemudian digunakan sebagai penandaan radiofarmaka PET dalam bentuk 18 FDG (2-18 F fluoro-2-deoxy-d-glucose). Cyclone 18/9 adalah salah satu jenis siklotron yang diproduksi oleh IBA (Ion Beam Applications) yang dimiliki oleh rumah sakit MRCCC. Siklotron ini merupakan siklotron pemercepat ion negatif yang dikonstruksi dengan menggunakan dua buah sumber ion tipe Cold Cathode Penning Ion Gauges (PIG). Salah satu sumber ion digunakan untuk produksi ion H dari gas hidrogen yang kemudian dikonversikan menjadi ion H + (proton) saat melewati foil stripper dengan energi berkas proton akhir sebesar 18 MeV dan yang lain digunakan untuk produksi ion D dari gas deuterium yang kemudian juga dikonversi menjadi ion D + (deuteron) dengan energi berkas deuteron akhir sebesar 9 MeV. Namun demikian, sumber ion siklotron di MRCCC ini yang difungsikan adalah sumber ion untuk produksi H dari gas hidrogen. Berkas proton energetik sebesar 18 MeV yang dihasilkan dari siklotron ini digunakan untuk produksi Fluor-18 dengan mode reaksi 18 O(p,n) 18 F. Target yang digunakan adalah air diperkaya O-18 (H 18 2 O) dengan pengayaan sebesar 97%. Pada awalnya siklotron MRCCC ini secara rutin digunakan untuk produksi 18 F dalam dua kali per minggu, namun pada akhir akhir ini digunakan secara rutin untuk produksi 18 F dalam tiga kali per minggu dengan besar aktivitas 18 F yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung jumlah pasien yang ada. Pada makalah ini disampaikan tentang pengoperasian siklotron di rumah sakit MRCCC untuk produksi radionuklida 18 F yang disiapkan untuk penandaan radiofarmaka FDG, perhitungan aktivitas yang dihasilkan baik secara teori maupun pengamatan dan juga perawatan yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi operasi siklotron. SISTEM SIKLOTRON Cyclone 18/9 MRCCC [1,2] Cyclone 18/9 adalah salah satu jenis siklotron yang diproduksi oleh Ion Beam Applications (IBA) Belgia yang merupakan siklotron pemercepat ion negatif yang berturut turut dapat mempercepat ion hidrogen dan deuterium hingga energi 18 MeV dan 9 MeV. Pada siklotron jenis ini, sistem target (target chamber) ditempatkan di sekeliling yoke magnet. Ion negatif diekstraksikan dengan menggunakan foil stripper sehingga elektron dari ion hidrogen negatif ataupun elektron dari ion deuterium negatif yang dipercepat akan terlepas hingga terbentuk proton ataupun deuteron yang kemudian ditembakkan pada material target. Arus berkas ion yang dapat dicapai pada foil stripper Cyclone 18/9 ini adalah berturut 80 µa untuk proton dan 35 µa untuk deuteron. Dalam memproduksi berkas partikel energetik di dalam sistem siklotron, pertama kali berkas ion negatif yang akan dipercepat diproduksi di dalam sumber ion yang ditempatkan pada daerah pusat (central region) siklotron. Kemudian berkas ion negatif ini diekstraksi dari sumber ion melalui slit chimney (anoda) dan ditarik keluar dari slit dengan menggunakan puller yang ditempatkan pada ujung Dee yang dicatu dengan tegangan tinggi bolak balik berfrekuensi radio. Berkas ion negatif yang telah keluar dari slit ini kemudian dipercepat secara siklis dalam bentuk spiral mendatar dalam vacuum chamber dengan menggunakan kombinasi medan magnet tegak lurus terhadap bidang pemercepatan dan tegangan tinggi bolak balik berfrekuensi radio yang dicatukan pada sistem Dee. Efek dari medan magnet ini pada gerak berkas ion negatif tersebut adalah membuat gerak berkas ion menjadi melingkar dengan radius yang semakin lama semakin besar pada tiap kali memperoleh penambahan energi pemercepatan dari tegangan elektroda Dee (komponen elektroda ini dinamakan Dee karena pada awalnya, yaitu pada siklotron model pertama stuktur elektroda ini mempunyai kemiripan dengan bentuk huruf besar D, maka elektroda ini dinamakan Dee, dan penamaan ini berkelanjutan sampai sekarang walaupun konstruksinya telah berubah dan sudah tidak ada kemiripan lagi dengan huruf besar D). Pemercepatan ini dilakukan terus menerus hingga PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma, dkk 18 F DALAM 203

3 berkas ion negatif mencapai daerah pemercepatan akhir, yaitu pada radius terluar dari gerak spiral berkas ion. Pada posisi tersebut berkas ion diekstraksikan menggunakan foil stripper keluar dari radius lintasannya dan menjadi ion positif yang kemudian ditembakkan pada material target. Pada Gambar-1 di bawah ini, ditunjukkan ruang pemercepat Cyclone 18/9 berikut daerah pusat, sistem Dee, yoke magnet dan sumber ion yang digunakan. Sistem Sumber Ion Sistem sumber ion yang digunakan pada Cyclone 18/9 ini adalah dua buah sumber ion tipe Cold Cathode Penning Ion Gauges (PIG). Salah satu sumber ion ini digunakan untuk produksi ion H dari gas hidrogen yang kemudian dikonversikan menjadi ion H + (proton) saat melewati foil stripper dengan energi berkas proton akhir sebesar 18 MeV sedangkan sumber ion yang lainnya digunakan untuk produksi ion D dari gas deuterium yang kemudian juga dikonversi menjadi ion D + (deuteron) dengan energi berkas deuteron akhir sebesar 9 MeV. Skema dari sumber ion ini ditunjukkan pada Gambar 2. [1] Ion H yang dihasilkan dari sumber ion ini berasal dari gas hidrogen (molekul gas hidrogen) yang terdisosiasi oleh elektron primer dan membentuk plasma hidrogen ( H + dan H ) di dalam daerah antara kolom busur dan celah pemisah (extraction slit). Pembangkitan elektron primer di dalam sumber ion tipe PIG (Gambar-2) dilakukan dengan memberikan tegangan negatif pada kedua katodanya, sehingga terjadi pelepasan elektron dari permukaan masing-masing katoda yang kemudian ditarik (dipercepat) ke arah ground. Elektron tersebut sepanjang lintasannya akan menumbuk molekul gas sehingga terjadi peristiwa disosiasi, ionisasi dan penyerapan elektron oleh atom netral yang menghasilkan plasma yang terdiri dari ion hidrogen positif dan negatif (H + dan H ). [3,4,5] Bila sumber ion tidak dioperasikan di dalam medan magnet, maka yield ion hidrogen positif dan negatif yang dihasilkan sangat rendah. Pada kenyataannya sumber ion dioperasikan di dalam medan magnet, sehingga elektron primer tersebut akan bergerak spiral pada radius yang kecil dan bergerak dipercepat ke arah ground melintasi kolom busur. Elektron tersebut dalam geraknya dapat mendekati katoda yang lain, namun akan ditolak kembali sehingga berubah arah dan melintasi kolom busur kembali. Demikian seterusnya, hingga dalam kondisi ini terjadi osilasi naik-turun yang terus menerus hingga elektron mempunyai energi yang cukup untuk dapat menghasilkan ion positif dan negatif yang lebih banyak. Bila tegangan antara katoda dan ground dinaikkan, maka energi ion akan meningkat yang menyebabkan katoda akan menjadi cukup panas hingga mencapai temperatur thermionic sehingga katoda memancarkan elektron dalam jumlah yang besar dan arus akan meningkat secara dramatis (thermionic mode). Selama sumber ion beroperasi pada thermionic mode, arus elektron dapat meningkat sampai ratusan kali lipat, yang menyebabkan drop tegangan pada arc column. Penurunan tegangan pada arc column ini diikuti dengan naiknya arus, dan kemudian dicapai kesetabilan operasi. [3,4] Yoke Magnet Sumber ion untuk proton Dee Dee Daerah Pusat Siklotron Sumber ion untuk deuteron 204

4 Gambar 1. Ruang pemercepat Cyclone 18/9 berikut daerah pusat, sistem Dee, yoke magnet dan sumber ion yang digunakan. Cathode e- B H Discharge Power Supply Extraction Aperture Slit e- Anode Cathode Cathode Gambar 2. Skema Sumber Ion tipe PIG yang digunakan pada Cyclone 18/9. Beda potensial antara kolom busur dan anoda sumber ion dapat menggerakkan ion H mendekati extraction slit (celah pemisah) dan akhirnya ion H tersebut dapat keluar dari sumber ion dan dipercepat ke arah elektroda penarik (puller) pada saat siklus frekuensi radio (RF) pada Dee bermuatan positif dan kemudian dipercepat secara siklis dengan menggunakan kombinasi antara medan magnet dan tegangan tinggi berfrekuensi radio yang dicatukan pada sistem Dee. Sistem Vakum [1] Untuk memvakumkan ruang pemercepat siklotron sampai ke target window Cyclone 18/9 menggunakan satu buah pompa vakum mekanik dan empat buah pompa vakum diffusi. Pompa vakum mekanik digunakan untuk melakukan pemompaan awal hingga mencapai mbar. Selanjutnya pompa mekanik ini digunakan sebagai backing pump untuk keempat pompa vakum diffusi hingga mencapai tingkat kevakuman tinggi (dalam jangkauan 10 6 mbar) untuk operasi siklotron. SISTEM MAGNET [1] Disain sistem magnet Cyclone 18/9 menggunakan deep valley, yang memberikan perbaikan efisiensi pada siklotron secara keseluruhan. Pada bidang pemercepatan, terdapat empat buah sektor medan magnet tinggi yang disebut hill dan empat buah sektor medan magnet rendah yang disebut valley. Adapun disain dari sistem magnet ini ditunjukkan pada Gambar 6. Sistem magnet ini dicatu dengan current regulated DC power supply 170 A, 120 V. Untuk memenuhi keadaan isochronous nya dan karena efek relativistik baik dalam pemercepatan proton maupun deuteron, maka medan magnetnya perlu sedikit pengaturan, sedangkan intensitas medan magnet rata-rata untuk pemercepatan H akan sedikit lebih besar dari pada pemercepatan D. Untuk memenuhi hal tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu, pertama dengan menarik dua pasang sektor magnet kecil ( mini sector) yang disebut sebagai Retracteble Flaps yang berada di dua dari empat valley (diatas dan di bawah bidang median), dan yang kedua mengeset arus coil pada sekitar 149 A untuk H dan 135 A untuk D. Perangkat Flap ini dibuat dari potongan besi yang berbentuk baji yang dapat bergerak naik dan turun yang digunakan untuk mengatur besarnya medan magnet berkenaan dengan jenis partikel yang akan dipercepat. Apabila sedang mempercepat ion hidrogen maka besar medan magnet harus dinaikkan, untuk itu Flap bagian bawah digerakkan naik dan Flap bagian atas digerakkan turun untuk disamakan dengan tinggi sektor magnet. Flap ini PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma, dkk 18 F DALAM 205

5 akan kembali ke posisi asalnya, yaitu pada kedalaman valley 11,55 cm di bawah dan di atas bidang median apabila sedang mempercepat deuteron. Keempat Flap ini (2 di atas dan 2 di bawah) ditempatkan pada dua valley pada posisi 90 0 terhadap Dee. Pada Gambar 4 ditunjukkan penempatan kapasitor variabel di dalam siklotron. Besar frekuensi dan tegangan Dee untuk pemercepatan ion hidrogen berturut-turut adalah 42 MHz dan 32,5 kv. Gambar 3. Disain sistem magnet dari Cyclone 18/9. Sistem Frekuensi Radio (RF System) [1] Sistem frekuensi radio memberikan medan listrik yang dapat menarik ion melewati suatu celah pemercepatan, dimana ion dipercepat memperoleh tambahan energi pada setiap putaran sampai pada radius ekstraksinya. Sistem frekuensi radio (RF System) ini terdiri dari : RF resonant Cavity yang berada di dalam chamber siklotron, Pengatur Cavity Frekuensi Radio (RFCavity tuning mekanism), Sistem Power amplifier, Low Level rack (LLRF) Sistem Low Level rack frekuensi radio meliputi frekuensi sinthesizer, dimana pada tahap pertama perbesaran sinyal sampai dengan 1 W output. Sedangkan sistem power amplifier digunakan untuk memperkuat output dari low level rack sampai sekitar 16 kw untuk versi arus tinggi atau 10 kw untuk versi arus standar dan dicatukan ke sistem Dee yang berada dalam rongga RF (RF cavity). Dee dan rongga RF ditempatkan di dua dari empat valley siklotron sedangkan dua valley lainnya diperlukan untuk tujuan pemompaan. Pengatur Cavity Frekuensi Radio pada Cyclone 18/9 ini adalah berupa kapasitor variabel yang terletak di dalam siklotron. Kapasitor tersebut terbuat dari pelat tembaga dan pelat belakang Dee, dimana pelat tembaga tersebut dapat digerakkan dengan menggunakan motor yang dikendalikan oleh sistem elektronik pembanding fase dengan low level RF untuk melakukan pengaturan posisi pelat tembaga. Gambar 4. Penempatan kapasitor variabel di dalam siklotron. Sistem Ekstraksi Berkas [1] Pada siklotron Cyclone 18/9, ion positif dihasilkan melalui suatu stripping. Ion negatif yang dipercepat hingga radius ekstraksi yang dibutuhkan akan kehilangan dua elektronnya setelah melewati foil stripper yang sangat tipis, hingga dihasilkan ion positif yang kemudian dibelokkan keluar oleh medan magnet siklotron. Pada Cyclone 18/9, terdapat dua buah sistem carousel untuk stripper yang dipasang pada setiap sektor magnet, salah satu sistem carousel dipasang sepanjang sumbu sektor magnet dan yang satunya dipasang pada posisi 11 0 terhadap sumbu sektor. Setiap sistem carousel terdapat dua buah foil stripper, diman setiap foil mempunyai umur pakai sekitar µah operasi. Posisi stripper pada sektor magnet ditunjukkan pada Gambar 5.a dan bentuk carousel ditunjukkan pada Gambar 5.b. Gambar 5. a. Posisi stripper pada sektor magnet Cyclone 19/8, b. Sistem carousel untuk foil stripper. 206

6 PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 [1] SIKLOTRON Dalam pengoperasian siklotron Cyclone 18/9 untuk memproduksi berkas ion secara rutin dan untuk menpertahankan kesiapan fungsi operasi siklotron, disini terdapat lima keadaan siklotron yang perlu difahami yaitu : Keadaan Total Stop, Keadaan Maintenance, Keadaan Standby, Keadaan Access, dan Keadaan Beam On. Kelima keadaan tersebut secara rinci dapat dilihat pada Tabel-1. KEADAAN TOTAL STOP : Keadaan Total Stop atau berhenti total yaitu ketika sistem dimatikan, yaitu semua sub sistem dimatikan termasuk sistem vakum dan sistem pendingin. Total Stop ini diperlukan untuk perbaikan besar (overhaul) yang dilakukan sekali atau dua kali setahun. KEADAAN MAINTENANCE : Keadaan Maintenance, yaitu suatu keadaan yang digunakan untuk melakukan perawatan dasar seperti penggantian foil stripper, katoda sumber ion dan lain-lain. Dalam keadaan maintenance ini hanya sistem pendingin ODP yang aktif sedangkan vakum dalam keadaan standby (pompa vakum aktif, tetapi vacuum chamber dikosongkan (venting). KEADAAN STANDBY : Keadaan Standby, yaitu suatu keadaan dimana siklotron sedang tidak digunakan atau ketika tidak ada iradiasi atau tidak ada permintaan beam. Dalam keadaan standby, chamber siklotron masih dipertahankan dalam keadaan vakum tinggi sedangkan semua sistem dimatikan. KEADAAN ACCESS : Dalam Keadaan Access, yaitu keadaan dimana medan magnet (catu daya magnet utama) dan medan RF pemercepatan dalam keadaan aktif dan teregulasi. Tetapi sumber ion tidak diberikan catu daya, sehingga tidak menghasilkan berkas. Pada Keadaan Access ini, secara umum jalan akses menuju ke vault siklotron terkunci (interlocked) dengan sistem RF, yaitu sistem RF ini akan mati jika pintu dibuka paksa. Demikian juga sebaliknya, sistem RF tidak bisa diaktifkan manakala pintu akses masih terbuka. Jadi Keadaan Access ini terpenuhi jika pintu vault ditutup, dan jika siklotron dalam Keadaan Access maka akses ke voult dilarang. Dalam prakteknya, keadaan ini digunakan sebagai cara untuk penghentian beam, sementara magnet dan RF dalam keadaan aktif. KEADAAN (BEAM) ON : Keadaan (Beam) On, yaitu suatu keadaan dimana semua sistem siklotron dalam keadaan beroperasi dan menghasilkan berkas. Pada kondisi normal, siklotron selalu dipertahankan pada Keadaan Standby selama 24 jam sehari. Pada kondisi ini sistem vakum dan pendingin vakum dalam keadaan aktif dan sub-sub sistem yang lain dalam keadaan tidak aktif (off). Pada pengoperasian rutin untuk produksi radionuklida 18 F di MRCCC, siklotron dioperasikan dari Keadaan standby. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk set-up iradiasi dalam pengoperasian rutin ini, yaitu pertama perlu memilih penggunaan stripper secara manual, jika tidak maka stripper akan dipilih secara otomatis. Kemudian perlu dilakukan setting (pengaturan) untuk beberapa parameter iradiasi, yaitu diantaranya adalah besarnya arus berkas yang dikehendaki, tekanan target maksimum, saat akhir iradiasi (set pada fitur auto stop), dan ratio (perbandingan) minimum arus berkas pada target dan arus berkas pada target ditambah dengan arus berkas pada kolimator (I target /I target +collimator). Tabel 1. Keadaan siklotron. PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma, dkk 18 F DALAM 207

7 Kemudian siklotron siap dioperasikan untuk menghasilkan arus berkas dengan langkah pengoperasian seperti siklotron pada umumnya, yaitu mengaktifkan berturut-turut air pendingin, sistem magnet, sistem radiofrekuensi radio, dan sistem sumber ion sesuai nilai setting nya. Untuk iradiasi target H 2 18 O dalam produksi Fluor-18, maka sebelum melakukan langkah langkah pengoperasian seperti di atas, terlebih dahulu perlu melakukan pengisian target chamber dengan H 2 18 O. Untuk pengoperasian secara automatic maka hanya perlu click On pada Screen CYCLOTRON GENERAL LAYOUT. Adapun fitur untuk cyclotron general layout ini pada Cyclone 18/9 ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Fitur Cyclotron General Layout dari Cyclone 18/9. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan aktivitas 18 f dari reaksi 18 O(p,n) 18 F Aktivitas radionuklida 18 F yang dihasilkan dari reaksi 18 O(p,n) 18 F secara teoritis dapat ditentukan dengan formulasi : Y = φ.(1 e λ t N ). M σ ( E). de E 1 i ( de ) ρ dx Eth A di mana : Y adalah aktivitas 18 F yang dihasilkan, φ adalah banyaknya partikel bermuatan penembak per satuan waktu, λ adalah tetapan peluruhan radioaktif radionuklida yang dihasilkan, t adalah lama waktu penembakkan, N A adalah bilangan Avogadro, ρ adalah rapat massa target, M adalah nomor massa atom target, E th adalah energi ambang reaksi nuklir, E i adalah energi datang partikel penembak, σ (E) adalah tampang lintang reaksi nuklir pada energi E dan 1 ( de ) adalah stopping power partikel ρ dx penembak dalam material target. Dengan menggunakan formulasi untuk menghitung aktivitas radionuklida 18 F yang dihasilkan dari reaksi 18 O(p,n) 18 F di atas, telah dihitung besarnya aktivitas 18 F pada akhir iradiasi (EOB) untuk target air diperkaya O-18 (H 18 2 O) sebesar 97%. Perhitungan ini dilakukan untuk arus berkas proton berturut-turut sebesar 1µA, 10µA, 20µA, 30µA, 37µA dan 40µA dengan lama iradiasi dari 10 sampai dengan 120 menit. Dengan memasukkan tetapan peluruhan radioaktif radionuklida λ = 0,0063 per menit = 0,378 per jam, data tampang lintang diambil dari database IAEA (TECDOC-1211, IAEA, Vienna 2001), dan data stopping power proton pada material air yang diambil dari perhitungan program SRIM, diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Sedangkan pada pengoperasian siklotron yang sebenarnya, yaitu pada 18 kali iradiasi yang terakhir atau yang sebelumnya dari saat dilakukannya penulisan makalah ini, arus berkas proton di set pada 37 µa dengan volume target air 208

8 diperkaya 97% sebanyak 2,435 ml. Sedangkan lama waktu iradiasi bervariasi tergantung dari jumlah pasien yang ada. Hasil pengamatan aktivitas setelah proses transfer, kemudian digunakan untuk menghitung aktivitas EOB dengan melakukan koreksi waktu dan umur paro dari radionuklida yang bersangkutan. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan secara matematis yang ditunjukkan pada Gambar 12 dan perhitungan secara matematis dari softwere IBA yang terdapat di fitur control console. Karena arus berkas pada operasi siklotron di set pada 37 µa, maka dalam perhitungan yang terdapat pada Gambar 12 kueva untuk arus berkas 37 µa dilengkapi dengan trendline dan sekaligus persamaan matematisnya, yaitu 2 y = 0,114x + 51,22x + 32,12 dengan x adalah lama waktu iradiasi dan y adalah aktivitas 18 F EOB yang dihasilkannya untuk arus berkas sebesar 37 µa. Dari ketiga hasil tersebut, kemudian dibuat tabel seperti pada Tabel 1. Gambar 7. Hasil perhitungan aktivitas 18 F yang dihasilkan dari reaksi 18 O(p,n) 18 F untuk beberapa besar arus berkas proton dan lama iradiasi. Tabel 1. Aktivitas EOB dari 18 F hasil perhitung dan pengamatan pada proses iradiasi 18 O(p,n) 18 F dengan energi proton 18 MeV dan arus berkas rata-rata 37µA. NO TANGGAL IRADIASI LAMA IRADIASI (menit) AKTIVITAS EOB 18 F PERHITUNGAN (mci) AKTIVITAS EOB 18 F SOFT WERE IBA (mci) 1. 18/10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /10/ , , /09/ , , /09/ , , /09/ , , /09/ , , /09/ , , /09/ , , /09/ , , /09/ , ,28 AKTIVITAS EOB 18 F PENGAMATAN (mci) PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma, dkk 18 F DALAM 209

9 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perbedaan antara aktivitas EOB 18 F hasil perhitungan dan aktivitas EOB 18 F dari pengamatan rata-rata mepunyai perbedaan dibawah 10%, sedang EOB 18 F dari softwere IBA dan aktivitas EOB 18 F dari pengamatan mempunyai perbedaan rata-rata di bawah 15%. Laju produksi 18 F pada penggunaan arus berkas proton 37 µa dari hasil perhitungan adalah sebesar 2689,123 mci/jam, dan dari softwere IBA diperoleh sebesar 2638,667 mci/jam, sedangkan dari hasil pengamatan diperoleh sebesar 3056,387 mci/jam. Pada Gambar 8 ditunjukkan laju produksi 18 F dari dari salah satu hasil iradiasi dengan menggunakan arus berkas proton 37 µa dengan volume target air diperkaya 97% sebanyak 2,435 ml, diperoleh laju produksi rata-rata sebesar (76,7 ±2,8) mci/µah. Perawatan Fasilitas Siklotron [1] Untuk menjaga fungsi operasi siklotron, secara rutin dilakukan pengecekan dan perawatan secara berkala terutama pada komponen kritis siklotron. Pengecekan gas, air pendingin, suhu ruangan dan kelembaban dilakukan setiap hari, sedang pengecekan ataupun perawatan untuk komponen kritis seperti katoda dan anoda sumber ion, foil stripper dan juga minyak pompa diffusi dan mekanik dilakukan setiap dua bulan sekali. Namun demikian untuk mengetahui kondisi dari komponen kritis tersebut, setiap kali akan melakukan iradiasi untuk produksi radionuklida 18 F, didahului dengan uji berkas. Hal ini penting untuk mengetahui performance dari sistem siklotron dalam memproduksi berkas ion dipercepat. Pada gambar 14, ditunjukkan hasil uji berkas setelah dilakukannya penggantian katoda dan anoda sumber ion, satu bulan setelah penggantian dan dua bulan setelah penggantian (yaitu menjelang dilakukannya pengecekan berikutnya). Dari Gambar 9 tersebut tampak bahwa performance dari sistem siklotron dalam memproduksi berkas ion dipercepat sedikit demi sedikit mengalami penurunan, dimana menurunnya produksi ion ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu diantaranya adalah terjadinya deformasi/erosi pada permukaan katoda oleh tumbukan dengan elektron primer yang mengakibatkan jarak antar katoda semakin jauh, adanya kotoran berupa kerak/jelaga pada anoda (chimney), dan juga adanya kemungkinan pergeseran posisi sumber ion selama dalam pengoperasian siklotron yang cenderung mendekti puller. Dengan adanya pergeseran sumber ion tersebut mengakibatkan posisi chimney dan puller keluar dari alignment nya sehingga disamping menurunkan produksi ion dipercepat juga mengakibatkan banyak terjadinya sparking di dalam chamber siklotron. Pada pemasangan sumber ion berikutnya dilengkapi dengan suatu pin holder yang berfungsi untuk menahan pergeseran kepala sumber ion tersebut. Gambar 8. Laju pembentukan aktivitas radionuklida 18 F yang dihasilkan dari reaksi 18 O(p,n) 18 F dengan energi berkas proton 18 MeV. 210

10 NO SISTEM Tabel 2. Pengecekan (perawatan) komponen siklotron yang direkomendasikan. PENGECEKAN (PERAWATAN) HARIAN 3- BULANAN 6-BULANAN TAHUNAN Lain-lain 1. Sistem Magnet 2. Tingkat Kevakuman 3. Suhu dan Tekanan Air Pendingin 4. Tekanan Compressed Air 5. Sistem Sumber Ion 6. Sistem Ekstraktor 7. Sistem Kontrol 8. Sistem Pemipaan Air Pendingin 9. Komponen Compressed Air 10. Komponen Sistem Vakum 11. Sistem RF 12. Komponen Pompa Air Pendingin 13. Sistem Target 14. Power Distribution dan Power Supply 15. Sistem hydraulic 16. Tes Kebocoran Jalur Gas Sumber Ion 17. Penggantian Grease Pompa Air Pendingin 18. Cek Baterai Back-up Pada Sistem Kontrol 2-Tahun 19. Penggantian Window Target Jika diperlukan 20. Pembersihan RF Amplifier Jika diperlukan Gambar 9. Hasil uji berkas setelah dilakukannya penggantian katoda dan anoda sumber ion, satu bulan setelah penggantian dan dua bulan setelah penggantian. KESIMPULAN Cyclone 18/9 telah dapat digunakan dengan baik untuk memproduksi radionuklida 18 F dari target air diperkaya O-18 sebesar 97% dengan mode reaksi 18 O(p,n) 18 F. Radionuklida 18 F tersebut digunakan sebagai penandaan radiofarmaka PET dalam bentuk 18 FDG(2-18 F fluoro-2-deoxy-dglucose) yang diperlukan dalam pencitraan PET (positron emission tomography) untuk diagnosa klinis kelainan fungsi organ tubuh. Laju produksi 18 F pada penggunaan arus berkas proton 37 µa dari hasil perhitungan adalah sebesar 2689,123 mci/jam, dan dari softwere IBA diperoleh sebesar 2638,667 mci/jam, sedangkan dari hasil pengamatan diperoleh sebesar 3056,387 mci/jam. Untuk pengecekan komponen kritis seperti katoda sumber ion, anoda sumber ion (chimney) dan foil stripper dilakukan setiap dua bulan sekali. Pemasangan sumber ion yang baru telah dilengkapi dengan suatu pin holder yang berfungsi untuk menahan pergeseran ion source head tersebut. PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma, dkk 18 F DALAM 211

11 DAFTAR PUSTAKA [1] ANONIM., Cyclone 18/9 and 18 Twin Series System Description, Ion Beam Applications (IBA), Jun [2] SURYANTO, H.,Teori Operasi Siklotron., Coaching Operator Siklotron., Pusdiklat- BATAN (2005). [3] ANONIM., Operating and Service Manual for CP-42 Cyclotron., Computer Technology and Imaging (CTI), Berkeley, California, USA (1982). [4] ANONIM., Operating and Service Manual for CS-30 Cyclotron., Computer Technology and Imaging (CTI), Berkeley, California, USA (1985). [5] ANONIM., Negative Hydrogen Ion Production and Dissociation., Computer Technology and Imaging (CTI), (1996). [6] OHARA Y., Ion Source, Advanced Radiation Technology Center, Takasaki Research Establishment, Japan Atomic Energy Research Institute (2000). TANYA JAWAB Tjipto Suyitno Berapa kali per minggu siklotron di MRCCC Siloam dioperasikan. Berapa mci Fluor -18 yang dihasilkan setiap kali operasi. Agatha Pada awal operasi sampai akhir September 2012, siklotron dioperasikan dua kali per minggu dan mulai bulan Oktober sampai sekarang siklotron dioperasikan tiga kali perminggu. Untuk hasil Fluor-18, setiap kali operasi tergantung dari jumlah pasien yang ada, untuk jumlah pasien 6 orang, maka digunakan waktu iradiasi 45 menit, dengan arus berkas 37uA, rata rata dihasilkan Fluor-18 sekitar 2300 mci. Atau rata-rata per uajam nya adalah : (76,7 ±2,8) mci/mah. 212

BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data sensus penduduk tahun 2010 menyatakan penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa, dari jumlah ini sebanyak 671.353 jiwa (0,28% dari jumlah penduduk) didiagnosis

Lebih terperinci

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON

Lebih terperinci

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga

Lebih terperinci

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR- PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 (DETERMINING THE RESULTS OF RADIOISOTOPE PRODUCT IN DECY-13 CYCLOTRON FACILITY) Silakhuddin Pusat Sains dan Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV Volume 15, Oktober 213 ISSN 1411-1349 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta 55281 Email : silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON

Lebih terperinci

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS PREDIKSI SECR TEORI KTIVITS 8 F DRI HSIL REKSI 8 O(p,n) 8 F PD BEBERP SIKLOTRO EDIK Hari Suryanto *), Silakhuddin **) *) Pusat Radiosotop dan Radiofarmaka BT, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan.

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 MeV DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 MeV DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 Ferdi Dwi Listiawadi*), Hari Suryanto**), Parwanto**), Imam Kambali**),Herta Astarina*), Ratu Ralna

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Abstrak KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA KALKULASI PADA KOMPONEN PEMBENTUKAN SUMBER ION RADIONUKLIDA SIKLOTRON PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator Silakhuddin dan

Lebih terperinci

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV 72 ISSN 0216-3128 Emy Mulyani, dkk. DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV Emy Mulyani, Taufik, Rian Suryo Darmawan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,

Lebih terperinci

DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI

DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI ISSN 026-328 37 DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI 8 F PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-3 Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN ABSTRAK DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN

Lebih terperinci

PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV

PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb, Yogyakarta 55281 email : ptapb@batan.go.id

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana

Lebih terperinci

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER

Lebih terperinci

PERALATAN GELOMBANG MIKRO

PERALATAN GELOMBANG MIKRO 5 6 PERALATAN GELOMBANG MIKRO dipancarkan gelombang mikro. Berikut dibicarakan sistem pembangkit gelombang mikro yang umum digunakan, mulai yang sederhana yaitu: klystron, magnetron, maser dan TWTA. 4.1.1

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 Pusat Sains dan Teknologi Alselerator BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 61 Ykbb Yogyakarta 281 suharni@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006 Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 Idrus Abdul Kudus*, Taufik Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Jalan Babarsari

Lebih terperinci

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Simulasi Awal Sistem Magnet Siklotron 13 MeV menggunakan Superfish dan Operas-3D (Taufik, et al) SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik *, Rian Suryo Darmawan

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 Simulasi Lintasan Berkas Ion Isotop-Isotop Karbon Dalam Siklotron DECY-13 (Pramudita Anggraita) SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 ION BEAM TRAJECTORY SIMULATION

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik*, Arief Hermanto*, Pramudita Anggraita**, Slamet Santoso**, Emy Mulyani** *Jurusan Fisika, FMIPA, UGM, Jl. Sekip utara **PTAPB-BATAN,

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13 MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) 484436, Fax. (0274) 487824 E-mail : saminto@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Produksi radioisotop dan radiofarmaka pada instalasi rumah sakit diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit terhadap radioisotop yang memiliki waktu paruh singkat.

Lebih terperinci

Pertanyaan Final SMA (wajib 1)

Pertanyaan Final SMA (wajib 1) Pertanyaan Final SMA (wajib 1) 1. Sebuah balok bermassa m diletakkan di atas meja. Massa balok itu m dan percepatan gravitasi setempat g. Berdasarkan Hukum Newton tentang gerak, pernyataan berikut yang

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Fisika Tanggal : 07 Juni 2009 Kode Soal : 120 Daftar konstanta alam sebagai pelengkap soal-soal fisika 2 31 g = 10 ms (kecuali diberitahukan lain); m = 9,1 10

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, dkk. ISSN 0216-3128 65 PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101

Lebih terperinci

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Agus Dwiatmaja, Adha Imam Cahyadi, Prapto Nugroho Program Studi Pascasarjana S2 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ Oleh : Agus Purwanto Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si. CROSS SECTION REAKSI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Tampang Lintang (Cross Section) Reaksi Nuklir Kemungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penampang lintang (σ) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB II RADIASI PENGION

BAB II RADIASI PENGION BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi

Lebih terperinci

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin Perhitungan Radioaktivitas Iodium-126 Sebagai Radionuklida Pengotor di Kamar Iradiasi pada Produksi Iodium-125 (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron.

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron. PARTIKEL-PARTIKEL DASAR ATOM (Sumber : www.chem-is-try-org) Kimia SMAN 113 Jakarta (www.kimiavegas.wordpress.com) Guru Mata Pelajaran : Gianto, SPd Facebook: multios2009@gmail.com Terdiri atas inti atom

Lebih terperinci

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK Moeridun Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten. ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 ) STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 ) Resky Maulanda Septiani 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01.

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01. SIMAK UI 203 Fisika Kode Soal Doc. Name: SIMAKUI203FIS999 Version: 205- halaman 0. Pada gambar di atas, massa m dan m 2 berturut-turut adalah 6 kg dan 4 kg. Tidak ada gesekan yang bekerja dan massa katrol

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MRI DISUSUN OLEH: HENDRANA TJAHJADI, ST 2007

DASAR-DASAR MRI DISUSUN OLEH: HENDRANA TJAHJADI, ST 2007 DASAR-DASAR MRI DISUSUN OLEH: HENDRANA TJAHJADI, ST 2007 PENDAHULUAN NMRI atau MRI? Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan teknik pencitraan yang digunakan untuk menghasilkan citra dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL Suhartono, Sukidi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

PERCOBAAN MILIKAN. Gaya gesek, gaya yang arahnya melawan gaya gravitasi, dalam hal ini sama dengan gaya Stokes. oil

PERCOBAAN MILIKAN. Gaya gesek, gaya yang arahnya melawan gaya gravitasi, dalam hal ini sama dengan gaya Stokes. oil PERCOBAAN MILIKAN A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan jari-jari dan muatan listrik sebuah minyak.. Membuktikan bahwa muatan listrik terkuantisasi secara diskrit. B. PERALATAN 1. Sistem peralatan Milikan

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dielektrik Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada.bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas. Pada

Lebih terperinci

TABEL ISIAN FISIKA TAHUN Fokus lensa lihat dekat (cm)

TABEL ISIAN FISIKA TAHUN Fokus lensa lihat dekat (cm) TABEL ISIAN FISIKA TAHUN 2010 Kacamata Titik Dekat Mata Penderita Titik Jauh Mata Penderita Titik Dekat mata normal Titik Jauh mata normal 1 Normal 45 20 ~ 2 Normal 50 25 ~ 3 Normal 60 30 ~ 4 Normal 75

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR NOGROHO TRI SANYOTO, SUDIONO, SAYYID KHUSUMO LELONO Sekolah

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci