RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13
|
|
- Teguh Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) , Fax. (0274) saminto@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perancangan sistem proteksi dan interlock untuk mesin siklotron DECY-13. Sistem ini berfungsi memproteksi mesin siklotron jika terjadi kegagalan operasi. Untuk memenuhi aspek keselamatan operasi mesin siklotron diperlukan prosedur operasi standart, syarat operasi, sistem proteksi dan interlock. Sistem proteksi dibuat mandiri dan setiap parameter masukan diterapkan interkoneksi yang bebas umpan balik dengan sistem tersebut. Berdasarkan identifikasi parameter masukan dapat dibuat rancangan sistem proteksi dan interlock mesin siklotron dengan sepuluh parameter masukan dan menghasilkan enam tindakan aktuasi yaitu, interlock sistem magnet, mematikan sumber daya magnet, mematikan sumber daya RF, interlock sistem RF, aktifkan alarm, interlock sumber ion. Kata kunci: sistem interlock, sistem proteksi, sikotron DECY-13 ABSTRACK THE MACHINE INTERLOCK AND PROTECTION SYSTEM DESIGN FOR DECY-13 CYCLOTRON. The interlock and protection system design for DECY-13 cyclotron machine has been done. This system serves to protect cyclotron machine in case of failure. To satisfy safety aspects of cyclotron machine operation required standard operating procedures, operating conditions, interlock and protection system. The protection system is independent and each input parameter applied to the feedback free interconnection with the system. Based on the input parameter identification can be made the interlock and protection system design for cyclotron machine with ten input parameters and produced six action actuations ie., magnets system and RF system interlock, magnet power supply off, RF power supply off, RF system interlock, alarm active, ion sources and RF system interlock. Key words: protection system, interlock system, DECY-13 cyclotron PENDAHULUAN Salah satu kegiatan di PTAPB BATAN Yogyakarta adalah melakukan perancangan Siklotron Proton 13 MeV untuk Produksi Radioisotop yang diberi nama Development Experiment Cyclotron Yogyakarta-13 MeV (DECY-13). [1] Siklotron DECY-13 yang dirancang merupakan akselerator siklik untuk mempercepat berkas partikel yang dihasilkan dari sumber ion. Melalui medan radio frequency (rf) dan medan magnet yang relatif tinggi sehingga dihasilkan berkas partikel berenergi relatif tinggi yang kemudian digunakan untuk meradiasi target atau cuplikan. Mesin siklotron dapat dikatakan sebagai sumber radiasi yang dioperasikan pada energi tinggi. Bahaya yang ditimbulkan dari pengoperasian mesin siklotron terutama berasal dari listrik arus tinggi, medan magnet besar dan radiasi yang timbul karena tumbukan berkas partikel dengan target. [2] Oleh karena itu instalasi mesin siklotron harus mendapatkan perlakuan sama seperti fasilitas irradiasi lainnya terutama dalam hal aspek keselamatan. Untuk memenuhi aspek keselamatan, maka di dalam instalasi mesin siklotron harus terjaga yaitu [3] : keselamatan orang, meliputi keselamatan operator atau pengguna yang berada di dalam atau di sekitar instalasi mesin siklotron dan keamanan mesin siklotron karena mesin beroperasi pada tegangan dan arus tinggi serta komponennya yang relatif mahal. Untuk memenuhi aspek keselamatan operasi mesin siklotron diperlukan prosedur operasi, syarat operasi, sistem proteksi dan interlock. Sistem interlock adalah kondisi saling kunci dari beberapa parameter keselamatan sehingga untuk mengoperasikan mesin siklotron 129
2 harus dipenuhi keadaan yang sesuai dengan persyaratan yang diijinkan. Parameter-parameter keselamatan dalam sistem interlock dapat berupa parameter yang dapat dilihat (visible) yaitu: lampu, parameter yang dapat didengar (audible) yaitu: bell/sound alarm, parameter fisika dan parameter listrik. [4] Sistem interlock siklotron mengatur urutan persyaratan operasi yang harus dipenuhi oleh parameter masukan sebelum komponen-komponen utama siklotron dioperasikan. Sistem interlock akan mengunci kondisi operasi komponen-komponen utama mesin siklotron jika persyaratan belum terpenuhi. Apabila semua parameter masukan yang dipantau telah memenuhi persyaratan (ready), maka sistem interlock mengaktifkan solid state relay (SSR) atau kontak relay dan mengaktifkan komponen utama mesin siklotron. Jika terjadi gagal operasi (trip), dimana nilai parameter masukan tidak sesuai persyaratan, maka terjadi kesalahan interlock (interlock fault) dan komponen utama mesin siklotron mati (off). Tujuan perancangan sistem proteksi dan interlock adalah agar dapat diperoleh rancangan gambar teknik yang berfungsi menjamin keamanan operasi mesin siklotron DECY-13. Sedang sasarannya adalah agar dihasilkan rancangan gambar teknik yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan rancangbangun. Sejalan dengan keperluan keamanan operasi mesin siklotron, maka perlu dirancang suatu sistem yang dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat jika terjadi kegagalan operasi, sehingga diharapkan kerja mesin siklotron aman dan terhindar dari kerusakan fatal. TATA KERJA Kriteria rancangan Kriteria rancangan sistem proteksi dan interlock mesin siklotron 13 MeV meliputi, 1. Rancangan prosedur atau urutan operasi mesin, 2. Penentuan parameter keselamatan yang dipantau, 3. Perancangan sistem proteksi dan interlock mesin siklotron 13 MeV. Prosedur Operasi Mesin Siklotron DECY-13 Pada umumnya mesin siklotron mempunyai komponen utama yaitu, magnet utama meliputi kumparan elektromagnet dan sumber daya magnet, sistem Frequency Rradio (RF) terdiri sumber daya RF, sinyal RF dan penguat RF, sumber ion dan sistem vakum. Keempat komponen tersebut saling terkait dan di dalam operasinya berurutan sesuai Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 : prosedur yang telah ditentukan. [5] Rancangan prosedur operasi mesin siklotron DECY-13 untuk Produksi Radio Isotop (PRI) ditampilkan pada Gambar 1. Gambar 1. Rancangan prosedur operasi mesin siklotron proton DECY-13. Berdasarkan Gambar 1, maka prosedur operasi mesin siklotron DECY-13 dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sistem pendingin air (water cooling) berasal dari pendingin (chiller) berfungsi untuk mendinginkan pompa difusi (diffusion pump), sumber daya magnet (magnet power supply), sumber ion (ARC power supply) dan Target. b. Pompa mekanik (Mechanical Pump) dihidupkan (on) dengan syarat yang harus dipenuhi: 1. Pintu pada DEE (yoke) tertutup, 2. Venting valve yaitu, katup (valve) yang menghubungkan ruang DEE dengan pompa mekanik, pada kondisi dibuka (open ). 3. Pompa difusi dihidupkan, punya unsur interlock dengan saklar termal (thermal switch) dari pompa difusi, sehingga pemanas akan mati jika pompa terlalu panas. c. Bucking valve, yaitu katup pendukung yang terletak diantara pompa difusi dan pompa mekanik pada kondisi terbuka. d. Roughing valve yaitu katup penghubung antara ruang vakum dengan pompa mekanik pada kondisi dibuka. 130
3 e. Katup vakum tinggi (high vacuum valve) yaitu katup (valve) penghubung antara ruang vakum dengan pompa difusi pada kondisi terbuka (open). f. Sumber daya magnet, mempunyai unsur interlock dengan sistem aliran air pendingin, pintu ruang sumber daya magnet dan sistem vakum. g. Pengoperasian penguat RF (RF amplifier), mempunyai unsur interlock dengan sumber daya magnet, sumber daya RF dan sistem pendingin (blower) udara. h. Pengoperasian sinyal RF (RF signal) mempunyai unsur interlock dengan penguat RF. i. Pengoperasian sumber ion (ARC power supply) mempunyai unsur interlock dengan pendingin air dan sinyal RF (RF signal). j. Pengoperasian sistem target mempunyai unsur interlock dengan pendingin air dan sumber ion. Operasi mesin siklotron berurutan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan jika terjadi kegagalan salah satu bagian komponen mesin, maka akan mengakibatkan gagal operasi bagian komponen yang lain dan terjadi interlock sehingga mesin tidak dapat dioperasikan. Sistem Keselamatan Pada Fasilitas Mesin Siklotron DECY-13. Pada fasilitas siklotron mempunyai tiga unsur utama sistem keselamatan meliputi, konstruksi/bangunan gedung, keselamatan internal operasional mesin siklotron (keselamatan internal), keselamatan personal dan syarat operasional siklotron (keselamatan ekternal). Terkait dengan sistem proteksi dan interlock mesin siklotron DECY-13, maka permasalahan yang dibahas adalah sistem keselamatan internal operasional mesin siklotron (keselamatan internal). Sistem Keselamatan Internal Operasi Mesin Siklotron DECY-13 Sistem keselamatan internal operasi mesin siklotron DECY-13 merupakan sistem kontrol yang menyatu (terintegrasi) dengan siklotron dan merupakan salah satu unit kelengkapan siklotron. Untuk mendukung operasional komponen utama mesin siklotron DECY-13, maka diperlukan persyaratan operasi (parameter keselamatan). Adapun persyaratan operasi komponen utama mesin siklotron DECY-13 ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan operasi komponen utama mesin siklotron DECY-13. No Komponen Utama Persyaratan pengoperasian (parameter keselamatan yang dipantau). 1 Sistem Magnet utama a. Air pendingin sumber daya mencukupi b. Air pendingin kumparan magnet mencukupi c. Penutup (pintu) sumber daya tertutup d. Arus kumparan magnet tidak melebihi 200A e. Suhu sumber daya dan kumparan magnet tidak melebihi f. High vaccum valve open 2 Sistem RF a. Pendingin untuk sumber daya RF mencukupi b. Sumber daya RF siap c. Pendingin DEE mencukupi. d. Pendingin liner mencukupi 3 Sumber ion a. Penutup sumber daya tertutup sempurna b. Aliran air pendingin pada sumber daya sumber ion telah mencukupi. c. Kuat medan magnet utama telah mencukupi (magnet on, ada arus pada coil magnet ) d. Gas untuk partikel penembak telah mengalir pada sumber ion e. Arus pada sumber daya tidak melebihi 4 Sistem vakum a. Suhu pompa difusi tidak melebihi yang diijinkan b. Venting valve open c. Roughing valve open d. Bucking valve open 131
4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perancangan sistem proteksi dan keselamatan operasi mesin siklotron DECY-13 sepenuhnya berupa rangkaian perangkat keras. Keberhasilan perancangan pada masing-masing bagian akan berpengaruh dalam menentukan unjuk kerja sistem yang dihasilkan. Perancangan sistem proteksi dan interlock dibuat berdasarkan kejadian yang muncul yang diakibatkan oleh parameter keselamatan yang dipantau seperti ditampilkan pada Tabel 2. Sistem proteksi dibuat independent dan setiap masukan parameter keselamatan diterapkan interkoneksi yang bebas umpan balik dengan sistem tersebut. Dari identifikasi pada Tabel 2 terdapat sepuluh masukan parameter keselamatan yang dipantau dan memberikan enam tindak aktuasi yaitu sistem magnet (SSR- 1), (SSR-2), RF Ampli off (SSR-3), sistem RF (SSR-4), Alarm Aktif (SSR-5) dan SI dan Sistem RF (SSR-6). Dari Tabel 2 selanjutnya direalisasikan ke dalam bentuk single line diagram seperti ditampilkan pada Gambar 2. Parameter yang dipantau 1 Aliran air pendingin sumber daya magnet < 2 Aliran air pendingin kumparan magnet < 3 Vakum dalam DEE > 4 Arus kumparan magnet > 5 Suhu sumber daya magnet > 6 Suhu kumparan magnet > 7 Pintu MPS tidak tertutup sempurna 8 Pendingin penguat RF tidak cukup 9 Sumber daya RF Ampli. tidak cukup 10 Pendingin sumber ion sumber < Tabel 2. Kejadian-kejadian yang muncul dan tindak aktuasi yang diperlukan. Laju air pendingin tidak memadai Kejadian-kejadian yang memerlukan tindak proteksi Kevakuman dalam DEE tidak memadai dan RFAmpl off Suhu sumber daya magnit AA kumparan magnet Suhu sumber ion SI off sumber daya RF Ampl RF Ampli off RF Ampli off Tindak aktuasi Sistem RF Sistem RF SI & Sistem RF Keterangan : SM: Sistem Magnet, MPS: Magnet Power Supply, RF: Radio Frequency, AA: Alarm Aktif, SI: Sumber Ion Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 :
5 Gambar 2. Diagram rancangan sistem proteksi mesin siklotron DECY-13. Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa rancangan tersebut menerapkan sistem interlock seri atau menggunakan gerbang AND, yaitu jika salah satu parameter masukan tidak memenuhi syarat, maka keluaran tidak aktif (off). Kondisi SSR- 1 akan aktif (on) jika parameter masukan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 telah memenuhi syarat yang ditentukan dan memberikan logika tinggi (high) atau dapat berupa tegangan level TTL sebesar 5V pada masukan gerbang AND-1. Kondisi tersebut juga berlaku pada SSR-2, SSR-3, SSR-4, SSR-5 dan SSR-6 sesuai parameter masukannya masingmasing. Adapun rancangan diagram pengkawatan kelistrikan sistem interlock untuk masing-masing komponen utama ditampilkan berturut-turut pada Gambar 3, 4, 5 dan 6. Sistem Magnet sistem magnet utama terdiri tujuh parameter keselamatan dan dilengkapi dengan sistem reset. Diagram rancangan pengkawatan interlock sistem magnet utama ditampilkan pada Gambar
6 Gambar 3. Diagram rancangan interlock sistem magnet utama. Untuk memberikan daya pada sistem magnet, maka kondisi kontaktor KA, KB dan KC harus dalam kondisi menutup. Ketiga kontaktor digerakkan oleh kumparan relay K. Kumparan relay K disambung ke sumber daya lewat tombol push button set dan reset dan diseri dengan tujuh parameter keselamatan yaitu, over current, sistem SCR, suhu, MPS cooling water, door, magnet thermal, dan magnet cooling water. Jika terjadi penyimpangan pada salah satu masukan parameter keselamatan, maka terjadi reset, kumparan relay K mati dan kontaktor KA, KB dan KC terbuka sehingga sistem magnet terputus dengan sumber daya. Untuk mengembalikan sistem magnet pada kondisi semula, maka ditunggu syarat masukan parameter keselamatan terpenuhi dan tombol SET ditekan sesaat. Sumber Ion sumber ion terdiri enam parameter keselamatan dan dilengkapi dengan sistem reset. Diagram rancangan interlock sumber ion ditampilkan pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram rancangan interlock sumber ion. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 :
7 Untuk memberikan daya pada sunber ion, maka kondisi kontaktor KA dan KB harus menutup. Kedua kontaktor digerakkan oleh kumparan relay K. Kumparan relay K disambung ke sumber daya lewat tombol push button, set dan reset dan diseri dengan enam parameter keselamatan yaitu, over current, PS cooling water, door, magnet on, gas on dan ps cooling water. Untuk memberikan daya pada pada RF DEE, maka kondisi kontaktor KA dan KB harus menutup. Kedua kontaktor digerakkan oleh kumparan relay K. Kumparan relay K disambung ke sumber daya lewat tombol push button set dan reset dan diseri dengan delapan parameter keselamatan yaitu, over current, PS cooling, door, temperature, sistem magnet, sistem vakum, sumber ion dan cooling water DEE. Sistem RF sistem RF terdiri delapan parameter keselamatan dan dilengkapi dengan sistem reset. Diagram rancangan interlock sistem RF ditampilkan pada Gambar 5. Sistem Vakum sistem vakum terdiri dua parameter keselamatan dan dilengkapi dengan sistem reset dan system actuator (valve). Diagram rancangan kendali interlock sistem vakum ditampilkan pada Gambar 6. Gambar 5. Diagram rancangan interlock sistem RF DEE. Gambar 6. Diagram rancangan interlock sistem vakum. 135
8 Operasi kendali sistem vakum dapat dijelaskan sebagai berikut, Pompa difusi punya unsur interlock dengan: Thermal switch,tc2 pada forline Valve 1 (V1) punya unsur interlock dengan : Pemanas dan Valve forline (V2) Valve roughing line (V3) punya unsur interlock dengan: valve 1 (V1), sehingga V1 menutup jika V3 dibuka. Antara V2 dan V3 punya unsur interlock dengan : time delay (TD) Pompa mekanik punya unsur interlock dengan: Valve pompa mekanik (V4). Pengecekan Hasil Rancangan Untuk memastikan bahwa rancangan sistem proteksi dan interlock telah dapat bekerja baik, maka perlu dilakukan pengecekan dan pengetesan secara simulasi menggunakan program Electronics Workbench. Pengecekan secara simulasi sistem proteksi dan interlock menggunakan prinsip memutus arus atau sistem seri yaitu dengan gerbang AND. Sesuai tabel kebenaran gerbang AND, dimana bila semua masukan berlogika tinggi ( 1 ), maka keluarannya tinggi, sedang jika salah satu masukan berlogika rendah ( 0 ), maka keluarannya rendah. Hasil pengecekan rancangan sistem proteksi dan interlock dengan program Electronics Workbench ditampilkan pada Gambar 7. a. Sistem proteksi pada konsdisi normal, enam keluaran (SSR1 s/d SSR6) actuator aktif (normal). b. Sistem proteksi dengan INP2 gagal, output SSR1 dan SSR2 gagal.(off), output SSR3, SSR4, SSR5, SSR6 aktif (normal) c. Pengecekan interlock pada komponen utama siklotron. d. Pengecekan interlock sistem vakum. Gambar 7. Diagram hasil pengetesan sistem proteksi dan interlock menggunakan program Electronics Workbench. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 :
9 Pada Gambar7a, ditunjukkan pengecekan rancangan sistem proteksi dalam kondisi operasi normal. Sedang Gambar 7b, ditunjukkan sistem proteksi dengan INP2 gagal, maka output SSR1 dan SSR2 gagal (off), sedang output SSR3, SSR4, SSR5 dan SSR6 aktif (normal). Pada Gambar 7c, ditunjukkan pengecekan rancangan sistem interlock untuk komponen utama mesin siklotron dalam kondisi operasi normal yaitu semua masukan dalam kondisi memenuhi syarat (high level ) sehingga output SSR aktif normal. Keadaan output SSR akan berubah keadaan jika salah satu masukan mengalami kegagalan. Keadaan output SSR tetap pada posisinya (terkunci) dan untuk mengembalikan pada posisi awal tombol reset harus ditekan terlebih dulu. Sedang Gambar 7d, ditunjukkan untuk pengecekan interlock sistem vakum dalam kondisi operasi normal. Dari hasil pengecekan menunjukkan bahwa rancangan sistem proteksi dan interlock dapat bekerja dengan benar sesuai yang direncanakan. DAFTAR ACUAN [1] Dokumen, Rancangan Dasar Siklotron Proton 13 MeV (DECY-13), PTAPB BATAN Yogyakarta, [2] SUNARHADIYOSO, Teori Sistem Keselamatan di Fasilitas Siklotron, Diklat Teknologi Dasar dan Aplikasi Siklotron, PPR- BATAN, Serpong [3] SILAKHUDIN, Teori Hubungan interlock dalam Sistem Siklotron, Diklat Teknologi Dasar dan Aplikasi Siklotron, PPR-BATAN, Serpong [4] DOKUMEN TEKNIK, Manual AVF Cyclotron, Ion Accelerator Division, JAERI, Hitachi, Ltd. [5] HONG SUK CHANG dkk., Control Sistem Design of KIRAM-13 Cyclotron, Proceedings of APAC 2004, Gyeongju, Korea. KESIMPULAN Dari kegiatan perancangan sistem proteksi dan interlock siklotron proton 13 MeV (DECY- 13) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari kegiatan perancangan sistem proteksi dan interlock siklotron proton 13 MeV (DECY-13) telah dapat dibuat rancangan prosedur operasi, identifikasi parameter keselamatan operasi dan tabel kejadian-kejadian yang muncul dan tindak aktuasi yang diperlukan. 2. Telah dapat dibuat rancangan sistem proteksi yang independent dan setiap masukan parameter keselamatan diterapkan interkoneksi yang bebas umpan balik dengan 10 masukan parameter keselamatan yang dipantau dan menghasilkan 6 tindak aktuasi. 3. Telah dapat dibuat rancangan sistem interlock untuk tiap komponen mesin siklotron yaitu, sistem magnet, sistem sumber ion, sistem RF DEE dan sistem vakum. TANYA JAWAB M. Cholil Bagaimana mengecek hasil rancangan interlok tersebut sesuai yang direncanakan atau tidak? Saminto Cara mengecek hasil rancangan yaitu dengan mensimulasi hasil rancangan tersebut menggunakan Program Elektronic Workbench dengan menerapkan kombinasi gerbang AND gate. Silakhuddin Untuk syarat/interlok magnet on, tidak diperlukan high vacuum value (open). Untuk syarat RF on diperlukan high vacuum OK (vacuum ), ini yang belum ada dalam makalah. Saminto Terima kasih atas masukannya akan kami tindak lanjuti. 137
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051
SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta
Lebih terperinciOLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :
OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian
Lebih terperinciPerlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciRANCANGBANGUN PERANGKAT SISTEM INDIKATOR LAMPU LED PANEL KENDALI MBE 300 kev/20 ma
RANCANGBANGUN PERANGKAT SISTEM INDIKATOR LAMPU LED PANEL KENDALI MBE 300 kev/20 ma Eko Priyono, Saminto -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN PERANGKAT SISTEM
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI
PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban
Lebih terperinciPusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI
BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk
BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk
Lebih terperinciMAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)
MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INTERLOK UNTUK OPERASI MBE LATEKS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER
MBE LATEKS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER Taxwim, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Yogyakarta ABSTRAK MBE LATEKS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER. Telah dilakukan rancang bangun sistem
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciOPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma
OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciEKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON
EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciSimulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13
Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Agus Dwiatmaja, Adha Imam Cahyadi, Prapto Nugroho Program Studi Pascasarjana S2 Teknik Elektro,
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciI Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT
PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON
162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Page 2 Telah dilakukan pembuatan penguat pendorong generator RF untuk siklotron
Lebih terperinciBab III. Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan
Lebih terperinciSIMULASI DAN MONITORING SISTEM INTERLOCK MESIN BERKAS ELEKTRON PTAPB BATAN DENGAN PERANGKAT SUARA
270 ISSN 0216-3128 Taxwim, dkk. SIMULASI DAN MONITORING SISTEM INTERLOCK MESIN BERKAS ELEKTRON PTAPB BATAN DENGAN PERANGKAT SUARA Taxwim Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Octavian Adhi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciTHERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih
Lebih terperinciPENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu
Lebih terperinciPERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON
ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan
Lebih terperinciTI-3222: Otomasi Sistem Produksi
TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11
PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK Telah dibuat sebuah pengembangan rangkaian listrik untuk
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,
Lebih terperinciLab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :
Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMANASAN AIR
BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan
Lebih terperinciTI3105 Otomasi Sistem Produksi
TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciApa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor
pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420
RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan
Lebih terperinci4.3 Sistem Pengendalian Motor
4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
Lebih terperinciBAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR
BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak
Lebih terperinciDTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris
DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK
Lebih terperinciHANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK
HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik
Lebih terperinciBAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL
82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu
Lebih terperinciACTUATOR Relay dan SSR
ACTUATOR Relay dan SSR Prinsip Kerja Relai Ada dua buah rangkaian listrik, yang pertama rangkaian elektromagnet yang kedua rangkaian beban. Rangkaian elektromagnet terdiri dari saklar S, sumber arus searah
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah
Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciAplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a
Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2012
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
LEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS Proses Nama Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Perumusan Ainun Nidhar, A.Md Asisten Persetujuan Agus Sukandi, M.T. Ka. Lab Energi-Mekanik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KENDALI ph PADA REAKTOR PENGENDAPAN ZIRKON HIDROKSIDA
RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI ph PADA REAKTOR PENGENDAPAN ZIRKON HIDROKSIDA Moch. Rosyid, Sudaryadi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: m_rosyid@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinciKONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PERANGKAT VAKUM MBE 300 kev/20 ma
Eko Priyono, Taxwim Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK DAN KENDALI PERANGKAT VAKUM MBE 300 kev/20 ma. Telah dilakukan konstruksi dan uji fungsi sistem instrumentasi
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciBab III Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Dalam pengujian analisa kinerja AC split merk TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 dengan variasi tekanan tanpa pembebanan terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC
RANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC Saminto, Slamet Santosa, Eko Priyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Jln. Babarsari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T
PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi
Lebih terperinciPRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN
PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran
Lebih terperinciImplementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/
18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada
Lebih terperinciIDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6
IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik.. :.. : : 08. : Foto 4 x 6 BUKU PANDUAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312 1 011 PROFESIONAL
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
Lebih terperinciFIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport
FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk
Lebih terperinciBATAN. [ PTAPB BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta Telp. (62)(0274) , Fax: ,
BATAN [B 77 ] PENYEMPURNAAN UJI FUNGSI DAN VALIDASI PERHITUNGAN UNIT PELAPISAN KERNEL UO2 Ir. R. Sukarsono, SU [ PTAPB BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Telp. (62)(0274) 488435,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta sedang meneliti dan mengembangkan sistem pengukuran medan magnet untuk alat siklotron.
Lebih terperinciANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON
Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL SISTEM PENDINGIN PADA
Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 SIKLOTRON DECY 13 MEV Mukhammad Cholil, Suyamto, Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Blow out adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini
Lebih terperinciBAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol
BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan
Lebih terperinciPEMBUATAN SISTEM KONTROL DAN PROTEKSI UNTUK PENGUAT DAYA RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV
P r a j i t n o Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 e-mail: prajit@batan.go.id ABSTRAK PENGUAT DAYA RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV. Telah
Lebih terperinciPertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol
Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control
Lebih terperinciCrane Hoist (Tampak Atas)
BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis
Lebih terperinciOleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil
Lebih terperinciB. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA
A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Telah dilakukan analisis dan pembuatan program komputer untuk mengendalikan
Lebih terperinciModul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI
Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Diagram Listrik Ladder Diagram Garis Tipis dan Garis Tebal Sirkit Daya dan Sirkit Kontrol Penamaan Komponen (Huruf dan Angka) Penomeran Kabel Garis terputus-putus :
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciJOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU
JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan
Lebih terperinciAdapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch
Semakin pesatnya teknologi, kadang membuat banyak orang kurang memahami dengan seksama atas hasil teknologi tersebut Contoh seorang pengemudi mobil yang tidak tahu persis dunia otomotif yang akhirnya kurang
Lebih terperinci