Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah
|
|
- Devi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar- MV Sugianty Syam, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Analysis Of The Radiation Dose To The Lungs For Treatment Of Breast Cancer Patients With MV -Rays Sugianty Syam, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, Hasanuddin University ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai analisis dosis radiasi pada paru-paru untuk pasien kanker payudara dengan treatmentsinar- MV.Penelitian ini dilakukan pada citra kanker payudara pasca operasi pada Pasien A, B, C, D dan E. Dengan menganalisis kurva Dose Volume Histogram (DVH) yang merupakan salah satu bagian dari Treatment Planning System (TPS), maka dapat diketahui dosis yang diterima Clinical Target Volume (), Planning Target Volume (), Serta Organ At Risk (OAR) yaitu paru-paru kanan dan paruparu kiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan letak kurva DVH pada satu volume tertentu untuk tiap pasien A, B, C, D dan E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan dosis maksimum diterima pada kedalaman yang tidak begitu jauh dari permukaan tubuh dimana organ penyinaran berada. Sementara dengan menganalisis kurva DVH, diperoleh hasil bahwa pemberian treatment sinar- MV menghasilkan distribusi dosis radiasi maksimum pada daerah dan sedangkan dosis radiasi yang diterima Organ at Risk (OAR) masih dalam batas minimum, maka terapi radiasi dengan treatment sinar- MV efektif diberikan untuk pasien kanker payudara pasca operasi Kata Kunci : Kanker payudara, Treatment Sinar- MV, DVH ABSTRACT It was researched the radiation dose of lungs for treatment of breast cancer patients with MV -rays. This research was conducted the image of post operative breast cancer in patients A, B, C, D and E respectively; By analyzing curves of Dose Volume Histogram (DVH), which is one part of the Treatment Planning System (TPS), there were shown that the dose received by Clinical Target Volume (), Planning Target Volume (), and Organ At Risk (OAR), that is the left lung and the right lung. The method used in this study was to compare the location of the DVH curve on a particular volume for each patients A, B, C, D and E. The results showed that the absorption maximum dose received at a depth that is not so far from the surface of the body where radiation organ is located. While by analyzing DVH curves, showed that the administration of treatment MV -rays to produce maximum radiation dose distribution on the and area while the radiation dose received by the Organs At Risk is still within the minimum limit, then radiation therapy with -ray treatment MV effective given to breast cancer patients post-surgery. Keywords : Breast cancer, -ray treatment MV, DVH
2 Pendahuluan Radioterapi adalah suatu tindakan pengobatan terapi radiasi pada penyakit tumor ganas (kanker) dengan menggunakan radiasi pengion, seperti sinar gamma, sinar-x ataupun elektron berenergi tinggi. Tahun 9 penggunaan linier akselerator energi tinggi mempunyai multi energi berkas elektron dan foton, yaitu pada energi radiasi dengan elektron untuk keperluan radioterapi adalah berkisar - MeV dan untuk energi radiasi dengan foton adalah - 8 MV. Sifat dari radiasi pengion dapat merusak jaringan, maka diusahakan dosis radiasi yang diberikan pada sel tumor harus terdistribusi secara merata atau homogen sesuai dengan aturan ICRU( International Commision on Radiation Unit) yaitu dosis maksimum dalam rentang 9 % - %. Kasus yang biasa ditemui di radioterapi yaitu kanker payudara. Radioterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker payudara yang bertujuan merusak sel-sel kanker, radioterapi dapat dilakukan sebelum operasi ataupun setelah operasi. Lokasi, ukuran dan perluasan kanker, semuanya mempengaruhi pemilihan treatment, seperti halnya pertimbangan dosis. Keberhasilan pelaksanaan terapi sangat bergantung pada sistem perencanaan perlakuan penyinaran atau biasa dikenal dengan istilah Treatment PlanningSystem (TPS). Treatment Planning System ini merupakan kinerja perhitungan algoritma. Perhitungan dosis dengan TPS, mensimulasikan distribusi dosis radiasi yang diupayakan semaksimal mungkin pada daerah target tumor dan meminimalkan daerah beresiko atau jaringan sehat. Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian analisis dosis radiasi pada paru-paru untuk pasien kanker payudara dengan treatment sinar- MV. Teori Linear Akselerator (Linac) termasuk megavoltage, merupakan perangkat yang menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan seperti elektron energi tinggi melalui tabung linear. Energi tinggi sinar elektron itu dapat digunakan untuk mengobati tumor yang dangkal, atau tumor yang lebih dalam letaknya tergantung besar energinya. Pesawat Linear Accelerator (Linac) dapat menghasilkan radiasi elektron dan foton dengan energi tinggi. Energi radiasi elektron antara MeV, MeV, 8 MeV, 9 MeV, MeV, MeV, MeV, MeV, MeV dan energi radiasi foton MV, MV. Sebagian besar pengobatan kanker dilakukan dengan menggunakan modalitas terapi radiasi, disamping bedah dan kemoterapi. Penggunaan terapi radiasi memerlukan akurasi yang sangat tinggi untuk mengurangi kegagalan pengobatan. Keberhasilan pengobatan dalam bidang radioterapi, tidak hanya modalitas pendukung tetapi diperlukan SDM yang berkualitas dalam bidangnya. Terapi radiasi merupakan pengobatan lokal karena hanya sel didalam dan disekitar kanker yang dituju, tidak begitu bermanfaat untuk kanker yang sudah menyebar /stadium lanjut, karena terapi radiasi umumnya tidak dibuat untuk menjangkau seluruh bagian tubuh. Radiasi berguna untuk beberapa tujuan, antara lain: ) Menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini.radiasi digunakan untuk membuat kanker mengecil atau hilang sama sekali. Untuk kasus kanker lain, bisa digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi (pre-operative therapy) atau setelah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh (adjuvant therapy). Hal ini dapat juga dilakukan bersamaan dengan kemoterapi. ) Mencegah agar kanker tidak muncul di area lain. Apabila suatu jenis kanker diketahui menyebar ke area tertentu, kemungkinan akan dilakukan treatment untuk mencegah timbulmya metastase. ) Mengobati gejala-gejala pada kanker stadium lanjut. Beberapa kanker mungkin telah menyebar jauh dari perkiraan pengobatan. Tetapi hal ini bukan berarti kanker tersebut tidak bisa diobati agar pasien merasa lebih baik. Radiasi bisa untuk membebaskan dari rasa sakit, masalah pada pemasukkan makanan, bernafas atau pada usus besar, yang semua itu disebabkan oleh kanker yang sudah pada stadium lanjut. Cara ini biasa dinamakan palliative radiation. Sistem Perencanaan Radiasi merupakan suatu proses yang sistematik dalam
3 membuat rencana strategi terapi radiasi. Meliputi sekumpulan instruksi dari prosedur radioterapi dan mengandung deskripsi fisik, serta distribusi dosis berdasar pada informasi geometrik/topografi yang ada pada pencitraan (imajing)agar terapi radiasi dapat diberikan secara tepat. TPS ini dalam tampilannya bisa D bisa juga D. Ada faktor yang sangat berperan pada pembuatan TPS antara lain : ) Simulasi atau lokalisasi daerah radiasi. Pelaksanaan simulasi ini dilakukan di ruang simulator, disini seolah-olah pasien dilakukan radiasi. Untuk itu jarak sumber sinar ke kulit dan posisi pasien harus sama, baik itu di ruang simulator maupun diruang sinar/linac. ) CT.Planning/CT Simulator penting untuk perencanaan terapi dan merupakan kebutuhan utama data imajing untuk Dimention Radiation Therapy Treatment Planning (D RTTP/Perencanaan Terapi Tiga Dimensi). Perencanaan CT Scan adalah melokalisasi tumor dengan jumlah irisan yang sangat banyak dengan ketebalan mm. Semakin tipis irisan maka jumlah irisan akan semakin banyak dengan demikian kualitas pencitraan dapat meningkat. Perhitungan volume dilakukan melalui sistem perencanaan pengobatan D yang menyediakan informasi dosis yang cukup sulit jika diinterpretasikan dan dievaluasi ketika ditampilkan dalam bentuk kurva isodosis. Perhitungan volume lebih mudah jika data distribusi dosis D dihadirkan dalam bentuk grafik seperti grafik Dose Volume Histogram (DVH). DVH merupakan sejumlah volume yang menerima interval dosis tertentu. Dose volume histogram merupakan grafik - dimensi yang mewakili distribusi dosis - dimensi suatu organ. Hal ini berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan suatu treatment planning. Namun DVH tidak dapat menggantikan distribusi dosis secara penuh karena DVH ini tidak memiliki informasi geometris (DVH tidak dapat memberitahukan dimana lokasi tepat sebuah dosis didalam organ). Dua jenis DVH yang digunakan yaitu: ) DVH diferensial; untuk memperoleh DVH ini, komputer menjumlahkan voxel dengan dosis rata-rata dengan range yang telah diberikan dan memplot volume hasil (atau yang lebih sering yaitu presentasi dari volume total organ). ) DVH kumulatif; komputer menghitung volume target (atau struktur kritis) yang menerima dosis dan memplotkan volume ini (atau mempresentasikannya) dengan dosisnya. Semua DVH kumulatif memulai plotnya pada % volume untuk Gy, karena semua volume setidaknya menerima nol dosis. Kanker payudara adalah perubahan sel-sel yang mengalamin pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol pada payudara. Seperti dalam semua bentuk kanker, jaringan abnormal yang membentuk kanker payudara adalah sel-sel payudara sendiri yang tumbuh abnormal dan tak terkendali. Pengobatan kanker payudara dapat dilakukan dengan tiga cara yakni kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Keberhasilan pengobatan ini sangat tergantung dari ketentuan pasien dalam berobat dan tergantung pada stadiumnya. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Instalasi Radioterapi Onkologi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah :. Mempersiapkan data pasien. Mempersiapkan pasien pada ruang simulator, yaitu mengatur posisi pasien dengan sistem imobilisasi. Selanjutnya dilakukan eksposi radiografi yang menghasilkan foto simulator (foto terapi).. Mempersiapkan perangkat computer pada ruang Treatment Planning System (TPS) untuk melakukan perencanaan radiasi.. Melakukan countouring organ yaitu menentukan volume target dan organorgan beresiko.. Pengaturan berkas radiasi dengan menggunakan BEV (Beam s Eye View display) untuk memilih luas lapangan penyinaran, arah sinar, bentuk dan ukuran sinar yang sesuai dengan bentuk dan ukuran tumor.. Melakukan distribusi dosis pada target volume dengan energi radiasi MV.. Mencatat persen dosis dan koordinatnya pada garis kurva Dose Volume Histogram (DVH).
4 P Pasien A B C D E 8. Menganalisis dosis radiasi yang diterima Organ at Risk (OAR) yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri dari hasil kurva Dose Volume Histogram (DVH) yang diperoleh. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di bagian Instalasi Radioterapi Onkologi ruangan Treatment Planning System (TPS) Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian ini dilakukan pada citra kanker payudara dengan pasien pasca operasi untuk menganalisis jumlah dosis radiasi yang diterima paru-paru pada kurva Dose Volume Histogram (DVH). Pada hasil Treatment Planning System diperoleh nilai koordinat serapan dosis pada tabel : Tabel. Koordinat Serapan Dosis SERAPAN DOSIS Selain itu, diperoleh pula nilai koordinat Dose Volume Histogram (DVH) pada Clinical Target Volume (), Planning Target Volume (), paru-paru kiri dan paru-paru kanan untuk pasien A, B, C, D dan E pada tabel sampai tabel : Tabel. DVH pada PASIEN A Tabel. DVH pada PASIEN B Tabel. DVH pada PASIEN C
5 Tabel. DVH pada PASIEN D Tabel. DVH pada PASIEN E Berdasarkan Tabel diperoleh gambar sampai grafik serapan dosis pada kanker payudara untuk tiap pasien A, B, C, D dan E sebagai berikut : : Kedalaman 8 % % % 8% % % % : Permukaan tubuh Pasien A Gambar. Grafik serapan dosis pada pasien A Pada Gambar, dapat diketahui bahwa serapan dosis maksimum diterima pada kedalaman.9 cm. Jarak kedalaman antara dosis % dan 8% yaitu. cm, perbedaan ini bertambah antaradosis 8% dan % sebesar. cm, kemudian berkurang menjadi. cm untuk dosis % ke dosis %, jarak kedalaman yang paling besar terjadi antara dosis % dan % yaitu. cm,kemudian berkurang lagi menjadi. cm antara dosis % dan %, dan jarak kedalaman yang sama yaitu. cm juga terjadi antara dosis % dan %. Ini berarti perbedaan untuk tiap titik persen serapan dosis terhadap kedalaman tidak begitu signifikan karena jarak kedalamannya tidak sampai cm. Serapan dosis menyebar hampir sepanjang daerah permukaan tubuh dimana organ penyinaran berada. Selanjutnya, dilihat grafik serapan dosis pada pasien B : : Kedalaman % % % 8% % % % : Permukaan tubuh Pasien B Gambar. Grafik serapan dosis pada Pasien B Pada Gambar, dapat diketahui bahwa serapan dosis maksimum diterima pada kedalaman. cm, Jarak kedalaman antara dosis % dan 8% yaitu.9 cm, perbedaan ini berkurang menjadi. cm antara dosis 8% dan %, jarak kedalaman yang sama yaitu. cm terjadi pada dosis % ke dosis % dan dosis % ke dosis %, kemudian antara dosis % dan % jaraknya bertambah menjadi. cm, kemudian berkurang lagi menjadi.9 cm antara dosis % dan %. Perbedaan untuk titik persen serapan dosisterhadap kedalaman yang signifikan terjadi antara dosis % dan 8% serta dosis % dan % sedangkan untuk titik persen serapan dosis yang lain perbedaannya tidak begitu signifikan. Serapan dosis menyebar hampir sepanjang daerah permukaan tubuh
6 dimana organ penyinaran berada. Selanjutnya, dilihat grafik serapan dosis pada pasien C : : Kedalaman Gambar. Grafik serapan dosis pada Pasie C Pada Gambar, dapat diketahui bahwa serapan dosis maksimum diterima pada kedalaman.9 cm, Jarak kedalaman antara dosis % dan 8% yaitu. cm, perbedaan ini bertambah antara dosis 8% dan % sebesar. cm, kemudian berkurang menjadi. cm untuk dosis % ke dosis %, jarak kedalaman yang sama yaitu. cm terjadi pada dosis % ke dosis % dan dosis % ke dosis %, kemudian berkurang lagi menjadi. cm antara dosis % dan %. Perbedaan yang tidak begitu signifikan hanya terjadi pada titik persen serapan dosis % ke dosis % dan dosis % ke dosis % sedangkan untuk titik persen serapan dosis yang lain perbedaannya terlihat cukup signifikan. Serapan dosis menyebar hampir sepanjang daerah permukaan tubuh dimana organ penyinaran berada. Selain itu, Gambar grafik untuk pasien C memperlihatkan serapan dosis menyebar di daerah negatif artinya sebelah kiri dari tubuh pasien sebab pasien C merupakan penderita kanker payudara kiri. Selanjutnya, dilihat grafik serapan dosis pada pasien D : :Kedalaman % % 9 8 % % % 8% % - - : Permukaan tubuh % % % % 8% % % : Permukaan tubuh Pasien C Pasien D Gambar. Grafik serapan dosis pada Pasien D Pada Gambar, dapat diketahui bahwa serapan dosis % diterima pada kedalaman.9 cm, Jarak kedalaman antara dosis % dan 8% yaitu. cm, perbedaan ini berkurang antara dosis 8% dan % yaitu. cm, kemudian berkurang lagi menjadi. cm untuk dosis % ke dosis %, dan semakin berkurang menjadi.8 cm antara dosis % dan %, selanjutnya antara dosis % dan % bertambah menjadi. cm, dan semakin bertambah antara dosis % dan % sebesar. cm.perbedaan yang signifikan terjadi pada titik persen serapan dosis terhadap kedalaman yaitu antara dosis % dan % sedangkan titik persen serapan dosis yang lain perbedaannya tidak begitu signifikan. Serapan dosis menyebar hampir sepanjang daerah permukaan tubuh dimana organ penyinaran berada. Selanjutnya, dilihat grafik serapan dosis pada pasien E : : Kedalaman % % % % % 8% % : Daerah permukaan tubuh Pasien E Gambar. Grafik serapan dosis pada Pasien E Pada Gambar, dapat diketahui bahwa serapan dosis % diterima pada kedalaman -. cm, Jarak kedalaman antara dosis % dan 8% yaitu. cm, perbedaan ini bertambah antara dosis 8% dan % sebesar.88 cm, dan semakin bertambah menjadi.9 cm untuk dosis % ke dosis %, selanjutnya menjadi berkurang antara dosis % dan % yaitu. cm, kemudian bertambah lagi menjadi. cm antara dosis % dan %, dan semakin bertambah sebesar. cm untuk dosis % ke dosis %. Perbedaan yang signifikan terjadi pada pada titik persen serapan dosis terhadap kedalaman yaitu antara dosis % ke dosis % dan antara dosis % ke dosis % sedangkan untuk titik persen serapan dosis yang lain perbedaannya tidak begitu signifikan. Serapan dosis menyebar hampir
7 sepanjang daerah permukaan tubuh dimana organ penyinaran berada. Selanjutnya dari hasil pengamatan kurva Dose Volume Histogram (DVH), maka diperoleh grafik DVH pada pasien A berdasarkan Tabel : Volume Relatif 8 Dosis Relatif Paru-paru kiri Paru-paru kanan Gambar. Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada pasien A Pada gambar grafik DVH untuk pasien A, seiring terjadinya penurunan volume antara,, paru-paru kiri dan paruparu kanan maka akan diiringi terjadinya kenaikan penerimaan dosis, dosis relatif yang diterima mencapai % pada volume relatif dan % dan pada volume relatif paru-paru kanan %, sedangkan pada paruparu kiri menerima dosis relatif hanya sampai %. Daerah dan merupakan daerah yang harus menerima dosis radiasi lebih banyak jadi dapat diartikan bahwa daerah target volume tersebut telah menerima dosis radiasi maksimum sedangkan untuk daerah Organ At Risk yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri menerima dosis radiasi masih dalam batas minimum sehingga terapi radiasi ini efektif diberikan untuk pasien A. Selanjutnya, dilihat grafik DVH pada pasien B berdasarkan tabel : Volume Relatif Gambar. Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada pasien B Pada gambar grafik DVH untuk pasien B, seiring terjadinya penurunan volume antara,, paru-paru kiri dan paruparu kanan akan diiringi terjadinya kenaikan penerimaan dosis, dosis relatif yang diterima mencapai % pada volume relatif dan % dan pada paru-paru kanan menerima dosis relatif maksimal 98% pada volume relatif %, sedangkan pada paru-paru kiri menerima dosis relatif hanya sampai %. Daerah dan merupakan daerah yang harus menerima dosis radiasi lebih banyak jadi dapat diartikan bahwa daerah target volume tersebut telah menerima dosis radiasi maksimum sedangkan untuk daerah Organ At Risk yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri menerima dosis radiasi masih dalam batas minimum sehingga terapi radiasi ini efektif diberikan untuk pasien B. Selanjutnya, dilihat grafik DVH pada pasien C berdasarkan tabel : Volume Relatif 8 8 Dosis Relatif Paru-paru kiri Paru-paru kanan Dosis Relatif Gambar 8. Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada pasien C
8 Pada gambar 8. grafik DVH untuk pasien C, seiring terjadinya penurunan volume antara,, paru-paru kiri dan paruparu kanan akan diiringi terjadinya kenaikan penerimaan dosis, dosis relatif yang diterima mencapai % pada volume relatif dan 8% dan pada paru-paru kiri menerima dosis relatif % pada volume relatif %, sedangkan pada paru-paru kanan menerima dosis relatif hanya sampai %. Daerah dan merupakan daerah yang harus menerima dosis radiasi lebih banyak jadi dapat diartikan bahwa daerah target volume tersebut telah menerima dosis radiasi maksimum sedangkan untuk daerah Organ At Risk yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri menerima dosis radiasi masih dalam batas minimum sehingga terapi radiasi ini efektif diberikan untuk pasien C. Selanjutnya, dilihat grafik DVH pada pasien D berdasarkan tabel : Volume Relatif 8 Dosis Relatif Paru-paru kiri Paru-paru kanan Gambar 9. Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada pasien D Pada gambar 9 grafik DVH untuk pasien D, seiring terjadinya penurunan volume antara,, paru-paru kiri dan paruparu kanan akan diiringi terjadinya kenaikan penerimaan dosis, dosis relatif yang diterima mencapai % pada volume relatif dan % dan pada paru-paru kanan menerima dosis relatif % pada volume relatif %, sedangkan pada paru-paru kiri menerima dosis relatif hanya sampai %. Daerah dan merupakan daerah yang harus menerima dosis radiasi lebih banyak jadi dapat diartikan bahwa daerah target volume tersebut telah menerima dosis radiasi maksimum sedangkan untuk daerah Organ At Risk yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri menerima dosis radiasi masih dalam batas minimum sehingga terapi radiasi ini efektif diberikan untuk pasien D. Selanjutnya, dilihat grafik DVH pada pasien E berdasarkan tabel : Volume Relatif 8 Dosis Relatif Paru-paru kiri Paru-paru kanan Gambar. Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada pasien E Pada gambar grafik DVH untuk pasien E, seiring terjadinya penurunan volume antara,, paru-paru kiri dan paruparu kanan akan diiringi terjadinya kenaikan penerimaan dosis, dosis relatif yang diterima mencapai % pada volume relatif dan 8% dan pada paru-paru kanan menerima dosis relatif % pada volume relatif %, sedangkan pada paru-paru kiri menerima dosis relatif hanya sampai %. Daerah dan merupakan daerah yang harus menerima dosis radiasi lebih banyak jadi dapat diartikan bahwa daerah target volume tersebut telah menerima dosis radiasi maksimum sedangkan untuk daerah Organ At Risk yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri menerima dosis radiasi masih dalam batas minimum sehingga terapi radiasi ini efektif diberikan untuk pasien E. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis dosis radiasi pada paru-paru untuk pasien kanker payudara dengan treatment sinar-x MV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :. Pada hasil Treatment planning System,maka diperoleh dosis pada Clinical Target Volume () mencapai % pada volume % dan 9%. Dosis padaplanning Target Volume () mencapai % pada volume % dan 8%. Ini berarti dan telah 8
9 menerima dosis radiasi maksimum.. Pada hasil Treatment planning System, maka diperoleh sebaran dosis pada Organ At Risk (OAR) yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan, pada paru-paru kiri dosis maksimum yang diterima < %, kecuali pasien C % volume menerima dosis %. Sedangkan pada paru-paru kanan % sampai % volume menerima dosis %, kecuali pasien C menerima dosis hanya %. Ini berarti dosis radiasi yang diterima Organ At Risk (OAR) masih dalam batas minimum sehingga terapi radiasi dengan treatment sinar-x MV efektif diberikan untuk pasien kanker payudara pasca operasi.. Lincoln, J & Wilensky. (8). Kanker Payudara, diagnosis dan solusinya. Cetakan I. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Saran. Dalam perencanaan terapi radiasi agar diupayakan pemberian dosis radiasi pada sel kanker harus didistribusikan secara merata sehingga keberhasilan pengobatan dapat tercapai.. Selain menggunakan treatment sinar-x MV, perlu juga dilakukan terapi radiasi dengan menggunakan treatment sinar-x MeV sebagai perbandingan untuk menganalisis metode mana yang lebih tepat untuk meminimalkan dosis radiasi yang diterima pada Organ At Risk (OAR) dan memaksimalkan dosis radiasi pada Clinical Target Volume () untuk pasien kanker payudara. Daftar Pustaka. KHAN, FAIZ M, The Phisycs of Radiation Therapy. Second edition. Williams & Wilkins: Sydney Khan.. Darmawati, ST.. Implementasi Linear Accelerator Dalam Penanganan Kasus Kanker. Jurnal Fisika Medik, UGM.. Withers HR. Biologic basis of radiation therapy. In: Perez CA, Brady LW, editors. Principle and Practice of Radiation Oncology. Philadelphia: JB Lippincott Co, 99: -9.. Diakses dari /treatment-planning-system.html pada tanggal 8 Nopember.. Amen, Sibtain, et.al.. Radiotherapy in Practice: Physics for Clinical Oncology. UK:OFORD. 9
ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC
ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC Sri Rahayu*, Bidayatul Armynah**, Dahlang Tahir** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik FMIPA
Lebih terperinciJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
ANALISIS PENGGUNAAN BOLUS PADA PASIEN KANKER DI DAERAH SUPERFISIAL YANG DIRADIASI DENGAN 6 MeV MENGGUNAKAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Anwar Latif, Dr.Bualkar Abdullah, Prof.Dr.Dahlang Tahir, Satrial
Lebih terperinciAnalisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC)
Analisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC) Iskandar 1, Bualkar Abdullah, Syamsir Dewang, Satrial Male Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciEVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Ismail T., Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radioterapi merupakan salah satu jenis terapi untuk penyakit tumor atau kanker, pengobatan kanker dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion atau radionuklida, pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinciMetode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.
Bab II. Teori Dasar II.1. Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Metode ini sering digunakan untuk
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO
ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO Suharni*, Kusminarto**, Pramudita Anggraita* *Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Jl. Babarsari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang dinamakan radioterapi. Penggunaan radiasi pengion dalam pengobatan ini dimulai setelah penemuan
Lebih terperinciVERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir
VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV
ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar SarjanaSains Yuli Martha K. Damanik NIM
Lebih terperinciEFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Moh Rizkih Pachlevi T, Bualkar Abdullah,Bannu Abdul S, Satrial Male Departemen Fisika,
Lebih terperinciJusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
ANALISIS KARAKTERISTIK PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) UNTUK BERKAS SINAR-X DENGAN VARIASI LUAS LAPANGAN PENYINARAN Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul
Lebih terperinciANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 231-236 ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Lamtiyah
Lebih terperinciVerifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt
Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt Dhaniela Stenyfia Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciPengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi
Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi Supriyanto A. Pawiro 1, Sugiyantari 2, Tirto Wahono 3 1 Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 16424 2 Bagian Radioterapi RSUP Persahabatan,
Lebih terperinciANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM
ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM Indrawanto Paningaran*, Syamsir Dewang**, Bannu Abdul Samad** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik
Lebih terperinciPENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 171-176 PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Afrio
Lebih terperinciYoungster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 127-132 PEMBUATAN KURVA ISODOSIS 2D UNTUK BERKAS ELEKTRON ENERGI 5 MeV MENGGUNAKAN PROFILE DOSE DAN KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH
1 ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT Diajukan untuk melengkapi sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Sains Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sel yang pertumbuhan dan penyebarannya tidak terkontrol. Pertumbuhannya menyebar ke sekitar jaringan dan dapat bermetasis pada tempat yang jauh. Penyakit
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 217-222 PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633
Lebih terperinciKOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)
KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO) Ryan Kurniawan, Vincensius Gunawan dan Choirul Anam Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co
PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co M. Azam, K. Sofjan Firdausi, Sisca Silvani Jurusan Fisika, FMIPA,Universitas diponegoro ABSTRACT Wedge filter usually
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dalam bidang kedokteran, pemanfaatan
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian
Lebih terperinciJumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***
VERIFIKASI PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) BERKAS ELEKTRON 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV DAN 15 MeV MENGGUNAKAN WATER PHANTOM Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**,
Lebih terperinciCorrection of 2D Isodose Curve on the Sloping Surface using Tissue Air Ratio (TAR) Method
Correction of 2D Isodose Curve on the Sloping Surface using Tissue Air Ratio (TAR) Method Nurul Firdausi Nuzula, Kusworo Adi, Choirul Anam 1 Physics Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro
Lebih terperinciBAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)
BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke
Lebih terperinciSANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : 1978-8843 (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34 RESULT ANALYSIS OF TREATMENT PLANNING SYSTEM BETWEEN 3- DIMENSIONAL CONFORMAL RADIATION THERAPY TECHNIQUE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang kesehatan juga semakin berkembang. Saat ini yang mendapatkan perhatian khusus di dunia kesehatan adalah tumor.
Lebih terperinciAnalisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398
Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398 Hendra Setiawan 1,a) dan Rena Widita 1,b) 1 Laboratorium Biofisika,
Lebih terperinciPrediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)
Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS) Dewi Tri Nugraheni 1, Vincensius Gunawan 1, Choirul Anam 1,* 1 Physics Department, Faculty of Sciences
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan
Lebih terperinciPendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi
Pendahuluan Kanker mata adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis tumor yang terjadi di berbagai bagian mata. Hal ini terjadi ketika sel-sel dalam atau di sekitar mata berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data
Lebih terperinciAnalisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks
Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks Nur Dwi Prasetyo, Wahyu Setiabudi, 1 Choirul Anam Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,
Lebih terperinciDesain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System
Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System Uum Yuliani 1,a), Ridwan Ramdani 1,b), Freddy Haryanto 2,c), Yudha
Lebih terperinciVerifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD
Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD Mely Mediawati 1, Agung Nugroho 1, Ari Mutanto 1 1 Program Studi Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional,
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR
ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Raditya Faradina Pratiwi
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV Ifa Istighfaroh 1), Evi Setiawati
Lebih terperinciPENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.
PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX Ajeng Sarinda Yunia Putri 1, Suharyana 1, Muhtarom 2 1 Prodi Fisika, Universitas Sebelas Maret,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian
Lebih terperinciJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
UJI KELAYAKAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) BERKAS SINAR- X 6 MV DAN 10 MV DENGAN VARIASI SOURCE TO SKIN DISTANCE (SSD) DAN KEDALAMAN PADA WATER PHANTOM Aji Purnomo, Wira Bahari Nurdin, Syamsir Dewang
Lebih terperinciPEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 1, No. 5, Oktober 2013, Hal 213-220 PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a Siti A isyah,kusworo Adi dan Choirul
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi
Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciAnalisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV
Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV Dewiana 1, Agung Nugroho Oktavianto 1, Ari Mutanto 1 1 Program Studi Fisika, Fakultas Teknik dan
Lebih terperinciANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 279-286 ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 391-398 ANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC Dodi
Lebih terperinciVerifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 ISSN 2302-8491 Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System Merli Azizah 1,*, Dian Milvita
Lebih terperinciVerifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah
Verifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah Tomas Wali 1, Febria Anita 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan
Lebih terperinciBAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.
BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR
PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang
Lebih terperinciPendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)
Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,
Lebih terperinciBAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY
8 BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY 2. 1 Terapi Radiasi Terapi radiasi merupakan penggunaan radiasi pengion secara klinis untuk menangani tumor dan penyakit lainnya pada tubuh manusia. Radiasi
Lebih terperinciANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV
ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV *Ahcdriany,*Bualkar Abdullah, + Supriyanto Ardjo Pawiro*Dahlang Tahir *Jurusan
Lebih terperinciPerbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah
Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Sulistyani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Correspondence to : Sulistyani Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciTEORI DASAR RADIOTERAPI
BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang disebabkan oleh kanker paru-paru telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tubuh manusia selalu mengalami pembelahan sel yang dikendalikan oleh gen. Keberadaan zat karsinogen dalam tubuh menyebabkan gen tidak bisa mengendalikan pembelahan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA
UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA 0906602194 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK DESEMBER
Lebih terperinciBAB II LINEAR ACCELERATOR
BAB II LINEAR ACCELERATOR 2.1 Definisi Linear Accelerator Linear accelelator (Linac) adalah device yang menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan
Lebih terperinciWahana Fisika, 1(2), Perbandingan Dosis Serap Berkas Foton 16 MV Pada Berbagai Jenis Phantom menggunakan Metode Monte Carlo - EGSnrc
Perbandingan Dosis Serap Berkas Foton 16 MV Pada Berbagai Jenis Phantom menggunakan Metode Monte Carlo - EGSnrc Ridwan Ramdani 1 *, Freddy Haryanto 2 1 Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 Cacaelia Tuti Budiarti 1, Nurman Rajagukguk 2, Assef Firnando
Lebih terperinciTREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY
TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY Junios )*, Kariman D ) STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Jl. Kusuma Bhakti No. 99 Gulai Bancah STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang,
Lebih terperinciVerifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker
Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker Mutya Handayani 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR
PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Cahya Wulandari 1,a), Wahyu Edy Wibowo 2,b), Supriyanto Ardjo Pawiro 1,c) 1 Departemen Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV
ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV Oleh, Hieronimus Honorius Lada NIM: 642014801 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Fisika,
Lebih terperinciANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 233-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 14, Hal 257-262 ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV Nurul Laili Khoirut Tabi
Lebih terperinciDesain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta
Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta Rendi Akhbar 1, Galih Anindita 2, dan Mochamad Yusuf Santoso 3 1,2,3 Program studi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS
Youngster Physics Journal ISSN : 30-7371 Vol. 1, No. 4, Juli 013, Hal 11-16 ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI
PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK Abdul Rahayuddin H21114706 Jurusan Fisika (Kosentrasi Fisika Medik) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar
Lebih terperinciHomogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin
Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin Happy Kurnia Utami Buaja 1, Nursama Heru Apriantoro 2, Febria Anita 1 1 Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila, Pejaten,
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012
ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR
DOI: doi.org/10.21009/spektra.011.04 PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Cahya Wulandari 1,a), Wahyu Edy Wibowo 2,b), Supriyanto Ardjo Pawiro 1,c) 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan
Lebih terperinciBuletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37
31 Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37 Pengaruh Posisi dan Sudut Penyinaran Pada Radio Terapi Kanker Dengan Menggunakan Metode Clarkson s (Ratnawati I Gusti Ayu, Suharta W.G., Widyatmika I Putu,
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN
DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.04 PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN 1, a) Sriwahyuni 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398
ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398 Ivonnie Indri Rahayu*, Wira Bahari Nurdin**, Bannu Abdul Samad** *Alumni Jurusan
Lebih terperinciANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 243-248 ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM Arisa Dwi Sakti
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON
33 BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON Kita telah melakukan simulasi dengan berbagai settingan peralatan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC
FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC Robert Janssen Stevenly 1, Wahyu Setia Budi 2 dan Choirul Anam 3 1,2,3 Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBerkala Fisika ISSN : Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal 131-138 PEMBUATAN KURVA ISODOSIS 2D DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFIL DOSIS DENGAN VARIASI KEDALAMAN UNTUK
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sinar-X
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sinar-X Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 10-9 sampai 10-8 m (0,1-100 Å). Berarti sinar-x ini mempunyai panjang gelombang yang jauh lebih
Lebih terperinciBORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)
BAB 3 BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), merupakan terapi kanker dengan memanfaatkan reaksi penangkapan neutron termal oleh isotop boron-10 yang kemudian menghasilkan
Lebih terperinciUJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011
UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60
PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60 Dortua Helena Sidabutar dan Evi Setiawati Jurusan Fisika,
Lebih terperinciJURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )
TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY Junios *, Kariman D STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Jl. Kusuma Bhakti No. 99 Gulai Bancah STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang,
Lebih terperinciDISTRIBUSI DOSIS PHOTON MENGGUNAKAN TEKNIK 3DCRT DAN IMRT PADA RADIASI WHOLE PELVIC KARSINOMA SERVIKS
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 2014, hal 121-128 DISTRIBUSI DOSIS PHOTON MENGGUNAKAN TEKNIK 3DCRT DAN PADA RADIASI WHOLE PELVIC KARSINOMA SERVIKS Bambang Haris Suhartono 1 *, Wahyu
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X VEETHA ADIYANI
PENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X Disusun oleh: VEETHA ADIYANI M0209054 SKRIPSI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPERSIAPAN & TERAPI RADIASI PASIEN DGN STS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
PERSIAPAN & TERAPI RADIASI PASIEN DGN STS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA RADIOGRAPHER RADIOTERAPI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA 1. Overview Radioterapi RSUD Dr. Soetomo 2. Modalitas Peralatan 3. Immobisasi 4. CT-Simulator
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SRI INANG SUNARYATI Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir Batan ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN
PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN Suwarni 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di seluruh dunia, kanker merupakan penyakit mematikan pada urutan kedua setelah penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2012, penelitian yang dilakukan oleh International
Lebih terperinciPengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata
Lebih terperinciSimulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid dengan Deposisi Dosis pada Air
NATURAL B, Vol. 2, No. 3, April 2014 Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid Sri Herwiningsih 1)*, Sugeng Rianto 1), Firdy Yuana 1) 1) Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN VOLUME PHANTOM DARI CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, pp 221-226 PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN VOLUME PHANTOM DARI CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY () SCAN Riris Trima Derita Sari, Kusworo Adi
Lebih terperinci