PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO
|
|
- Glenna Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik*, Arief Hermanto*, Pramudita Anggraita**, Slamet Santoso**, Emy Mulyani** *Jurusan Fisika, FMIPA, UGM, Jl. Sekip utara **PTAPB-BATAN, Yogyakarta Jl. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb, Yogyakarta ABSTRAK PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO. Telah dilakukan penelitian untuk membandingkan analisis desain magnet siklotron dengan BCALC dan GENSPEO. Dalam desain ataupun pembuatan magnet siklotron, data distribusi magnet hasil simulasi atau hasil pengukuran harus dianalisis agar isokronous dan memiliki pemfokusan yang baik. Analisis data medan magnet dapat dilakukan dengan program BCALC atau GENSPEO. Membandingkan hasil analisis dari kedua program tersebut penting dilakukan untuk mengetahui program mana yang lebih baik, sehingga dapat digunakan acuan dalam mendesain magnet siklotron. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan dari analisis data magnet siklotron dengan BCALC dan GENSPEO terlihat jelas pada perhitungan medan magnet rerata B. Perhitungan B dengan menggunakan program GENSPEO yang didasarkan pada lintasan partikel yang sebenarnya lebih akurat dibandingkan program BCALC yang berdasar lintasan berbentuk lingkaran. Selisih jumlah arus pembangkit magnet antara model magnet yang didekati menuju isokronos dengan BCALC dan GENSPEO diperoleh sebesar 126 amper, sedangkan selisih dimensi sisi hill diperoleh sekitar 1 sampai 4 mm. Kata kunci : isokronous, analisis medan, BCALC, GENSPEO, magnet siklotron. ABSTRACT COMPARISON OF CYCLOTRON MAGNET DESIGN ANALYSIS WITH BCALC AND GENSPEO. A study to compare the cyclotron magnet design analysis with BCALC and GENSPEO has been carried out. In the design or manufacture of the cyclotron magnet, magnet distribution data from simulation or measurement results should be analyed in order to get isochronous and have a good focusing. Analysis of magnetic field data can be performed with GENSPEO or BCALC programs. Comparing the results of these analysis programs is important to know which one is better, so it can be used as a reference in designing of cyclotron magnet. The results of this study showed that the difference of these cyclotron magnet data analysis is in the calculation of the average magnetic field B. Calculations of B using GENSPEO program based on the real particle trajectories which do not form a perfect circle is more accurate than BCALC program, where the particle trajectories are assumed to be perfect circles. The difference of excitation current between magnetic models approached towards isochronous with BCALC and GENSPEO is about 126 amperes, while the difference in the dimensions of the hill are about 1 to 4 mm. Keywords: isochronous, field analysis, BCALC, GENSPEO, cyclotron magnet. PENDAHULUAN S iklotron merupakan suatu alat untuk meningkatkan energi partikel bermuatan (akselerator) dengan lintasan partikel berbentuk lingkaran/siklik. Partikel bermuatan yang dihasilkan siklotron digunakan untuk memicu terjadinya interaksi atomik atau interaksi nuklir pada target yang ditembakkan. Pada awalnya, siklotron digunakan dalam penelitian fisika nuklir misalnya untuk menemukan isotop baru atau struktur baru dari suatu inti. Dalam perkembangannya siklotron telah banyak digunakan di berbagai bidang salah satunya adalah bidang kesehatan. Pemanfatan siklotron di bidang kesehatan dapat digunakan sebagai alat terapi proton dan dijumpai pada alat Vol. 14, November 212 : deteksi kanker Positron Emmision Tomography (PET). Peran siklotron dalam PET adalah sebagai penghasil radioisotop berumur pendek. Radioisotop tersebut diikatkan pada senyawa yang dapat diserap oleh tubuh sehingga menjadi senyawa bertanda, misalnya 18 FDG (fluoro-deoxy-glucose). [1] Di dalam tubuh, positron yang dipancarkan radioisotop tersebut akan dianihilasi oleh elektron dalam jaringan tubuh, menghasilkan 2 sinar gamma berlawanan arah dengan energi yang sama (sekitar 511 kev) yang dapat dideteksi oleh PET scanner. Siklotron untuk PET, pada umumnya menghasilkan proton dengan rentang energi 9 MeV s.d. 18 MeV. Siklotron terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah sistem magnet, sistem vakum, sistem RF, sumber ion dan sistem target. Magnet 82
2 merupakan salah satu komponen penting dalam siklotron karena berfungsi sebagai pembelok partikel sehingga lintasannya melingkar. Selain itu medan magnet berfungsi untuk pemfokusan berkas partikel sehingga berkasnya tidak hilang. [2] Agar magnet dapat memberikan pemfokusan yang baik maka kutub magnet siklotron dibuat sektor-sektor. [3] Percepatan partikel pada siklotron terjadi karena adanya medan listrik bolak balik pada dee dengan frekuensi pada daerah frekuensi radio (RF). Agar partikel pada siklotron selalu mengalami percepatan maka frekuensi medan listrik harus konstan. Akan tetapi frekuensi medan listrik sebanding dengan medan magnet dan berbanding terbalik dengan faktor relativistik. Oleh karena terjadi peningkatan kecepatan partikel, maka faktor relativistik menjadi bertambah. Dengan demikian medan magnet harus bertambah ke arah radial untuk mengimbangi penambahan faktor relativistik atau dikenal dengan istilah isokronous. Dalam desain ataupun pembuatan magnet siklotron, data hasil simulasi ataupun hasil pengukuran medan magnet harus dianalisis agar isokronous dan memiliki pemfokusan yang baik. Saat ini ada beberapa program untuk menganalisis medan magnet untuk siklotron diantaranya adalah BCALC [4] dan GENSPEO [5]. Karena pentingnya perangkat lunak untuk menganalisis medan magnet, maka perlu dilakukan perbandingan hasil analisis kedua program tersebut untuk mengetahui mana yang lebih sesuai untuk mendesain magnet siklotron 13 MeV. TEORI DASAR Gerak partikel pada siklotron dipengaruhi oleh gaya Lorent yang dinyatakan dalam persamaan 1 r r r r F = q E + v B (1) ( ) dengan q muatan partikel, E r vektor medan listrik, v r vektor kecepatan partikel dan B r vektor medan magnet, sedangkan frekuensi revolusi (f) partikelnya dibuat konstan dan memenuhi persamaan 2 qb qb f = = = konstan (2) 2πm 2πγ m o dengan m massa partikel, γ faktor relativistik dan m o massa diam partikel. Frekuensi medan listrik bergantung pada frekuensi revolusi dan harmonik yang digunakan. Dari persamaan 2, tampak bahwa dengan bertambahnya γ sebagai akibat peningkatan energi partikel, maka B harus bertambah. Dengan demikian medan magnet B harus bertambah secara radial. Indeks medan (n) didefinisikan untuk menyatakan perubahan B secara radial dan dinyatakan dalam persamaan [2] n R B B r = (3) dengan R jari-jari kutub dan B medan magnet ke arah aksial. Pemfokusan partikel ke arah aksial pada siklotron dinyatakan dalam frekuensi pemfokusan aksial (ν ) yang didefinisikan sebagai perbandingan frekuensi osilasi aksial terhadap bidang tengah (ω ) dan frekuensi revolusi partikel (ω o ). Demikian juga pemfokusan partikel ke arah radial dinyatakan dalam frekuensi pemfokusan radial (ν r ) yang didefinisikan sebagai perbandingan frekuensi osilasi radial terhadap normal orbit (ω r ) dan frekuensi revolusi partikel (ω o ). Semakin besar ν dan ν r semakin besar pemfokusan. Untuk kutub magnet tanpa sektor frekuensi pemfokusan aksial dinyatakan dalam persamaan ν, (4) = ω ω = o sedangkan frekuensi pemfokusan radial dinyatakan dalam persamaan [2] r n ωr = = 1 n ω ν.(5) Penambahan B secara radial atau n < mengakibatkan ν imajiner atau partikel mengalami penyebaran ke arah aksial seperti ditunjukkan pada Gambar 1. [2] Dengan memenuhi medan magnet isokronous, partikel mengalami penyebaran ke arah aksial yang berpotensi kehilangan berkas partikel. Oleh karena itu medan magnet dibuat sektor-sektor untuk memberikan pemfokusan aksial pada partikel seperti ditunjukkan pada Gambar 2. [3] Setiap sektor terdiri dari satu hill dan satu valley Frekuensi pemfokusan aksial pada magnet sektor dinyatakan dalam persamaan [3] ( B B )( B B ) H V ν = n + (6) 2 B dengan B H medan hill, B V medan valley dan B medan rata-rata. Dari persamaan (6), nilai ν dapat ditingkatkan dengan memperbesar selisih B H dan B V. o PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik, dkk 83
3 Gambar 1. Pengaruh db(r)/dr terhadap pemfokusan partikel. Gambar 2. Sector focusing. Desain model magnet Simulasi 3 dimensi Data medan magnet Analisis data dengan BCALC Analisis data dengan GENSPEO T medan isokronous Y Bandingkan medan isokronous Y T Simpulkan Gambar 3. Diagram alur penelitian. METODOLOGI Dalam penelitian ini, data distribusi medan magnet diperoleh dari hasil simulasi 3 dimensi dengan menggunakan program opera-3d dan modul TOSCA. Data hasil simulasi tersebut diinputkan pada program BCALC dan GENSPEO untuk mencari medan rata-rata fungsi jari-jari, medan rata-rata fungsi jari-jari tersebut harus Vol. 14, November 212 : memenuhi isokronous. Jika belum menenuhi isokronous, maka model magnet diubah dan disimulasi lagi. Jika data medan magnet memenuhi isokronous pada salah satu program analisis, maka selanjutnya dibandingkan untuk mengetahui perbedaan perhitungan medan rata-rata, frekuensi pemfokusan aksial dan frekuensi pemfokusan radial. Diagram pelaksanaan penelitian ditunjukkan pada Gambar 3. 84
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data magnet dengan menggunakan program BCALC, diperoleh data medan magnet rata-rata yang mendekati isokronous seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Dari Gambar 4, selisih medan hasil simulasi dan medan isokronous cukup kecil, yaitu ±2 gauss. Namun apabila data tersebut dianalisis dengan menggunakan program GENSPEO, maka selisih medan magnet rerata dan medan isokronous menjadi besar, yaitu ±175 gauss seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Perbedaan besar antara hasil analisis dengan program BCALC dan GENSPEO sangat jelas terlihat pada perhitungan medan magnet rata-rata, sedangkan pada perhitungan ν r dan ν, perbedaannya hanya sedikit. Perbedaan ini didapat karena program BCALC dan GENSPEO menggunakan metode yang berbeda dalam menghitung medan magnet rata-rata. Perhitungan medan magnet rata-rata B pada program BCALC dilakukan dengan merata-ratakan medan arah B Z (r,θ) pada jari-jari yang sama dan dinyatakan dalam persamaan 7. B 1 2π 2π () r = B ( r, θ ) dθ (7) B(r)(tesla) 1,296 1,294 1,292 1,29 1,288 1,286 1,284 1,282 1,28 1,278 1,276 1,274 medan hasil simulasi medan isokronous,5,1,15,2,25,3,35,4,45 (a) medan rata-rata fungsi jari-jari νr 1,62 1,53 1,44 1,35 1,26 1,17 1,8,999,99,981,972,4,8,12,16,2,24,28,32,36,4 (b) frekuensi pemfokusan radial fungsi jari-jari,54,48,42,36,3 ν,24,18,12,6 -,6,5,1,15,2,25,3,35,4,45 (c) frekuensi pemfokusan aksial fungsi jari-jari Gambar 4. Hasil analisis data dengan program BCALC. PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik, dkk 85
5 1,3 1,6 B(r)(tesla) 1,295 1,29 1,285 medan hasil simulasi νr 1,4 1,2 1 1,28 1,275 medan isokronous,5,1,15,2,25,3,35,4,45 (a) medan rata-rata fungsi jari-jari.98,5,1,15,2,25,3,35 (b) frekuensi pemfokusan radial fungsi jari-jari (c) frekuensi pemfokusan aksial fungsi jari-jari Gambar 5. Hasil analisis data dengan program GENSPEO. Pengaruh adanya sektor pada magnet siklotron mengakibatkan medan magnet hill lebih besar dibanding medan magnet valley. Karena jarijari pembelokan (ρ) partikel berbanding terbalik dengan medan magnet, maka berdasarkan persamaan mv ρ = (8) qb jari pembelokan pada hill (ρ H ) lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari pembelokkan pada valley (ρ V ). Untuk mengetahui lintasan partikel energi tertentu pada magnet sektor, maka dilakukan simulasi lintasan partikel dengan menggunakan perangkat lunak opera3d dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 6. Dari Gambar 6 terlihat bahwa lintasan partikel tidak membentuk lingkaran sempurna, jari-jari lintasan bergantung pada medan magnetnya. Perhitungan B akan lebih tepat dilakukan pada lintasan yang dilewati partikel. Dengan demikian metode perhitungan GENSPEO lebih akurat dibandingkan dengan metode perhitungan BCALC. Karena perhitungan B dengan GENSPEO belum mendekati medan magnet isokronous, maka model magnet diubah dan disimulasi lagi sehingga diperoleh model magnet yang memiliki B mendekati isokronous. Hasil analisis GENSPEO dari model magnet yang diperbaiki ditunjukkan pada Gambar 7. Dari Gambar 7, selisih maksimum medan magnet rerata dan medan magnet isokronous menjadi ±2 gauss lebih kecil dari sebelumnya, yaitu 175 gauss. Adapun perubahan model magnet dilakukan dengan mengubah jumlah lilit amper, yang sebelumnya 78,354 lilit amper menjadi 78,48 lilit amper dan mengubah dimensi hill. Perubahan dimensi hill ditunjukkan pada Gambar 8 di mana garis putusputus menyatakan dimensi model magnet sebelumnya dan garis penuh menyatakan dimensi model magnet yang telah diperbaiki. Perbedaan sisi hill model magnet sebelumnya dengan model yang telah diperbaiki sekitar 1 mm s/d 4 mm. Vol. 14, November 212 :
6 hill trajectory valley Gambar 6. Simulasi lintasan partikel pada magnet sektor. 1,3 B(r)(tesla) 1,295 1,29 1,285 1,28 1,275 1,27,5,1,15,2,25,3,35,4,45 (a) medan rata-rata fungsi jari-jari (b) frekuensi pemfokusan radial fungsi jari-jari (c) frekuensi pemfokusan aksial fungsi jari-jari Gambar 7. Hasil analisis GENSPEO model magnet yang diperbaiki. PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik, dkk 87
7 Vol. I,North-Holland Pub. Co, Amsterdam, Gambar 8. Perbedaan dimensi hill pada model magnet yang diperbaiki. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan dari analisis data magnet siklotron dengan BCALC dan GENSPEO terlihat jelas pada perhitungan B. Perhitungan B dengan menggunakan program GENSPEO yang didasarkan pada lintasan partikel yang tidak membentuk lingkaran sempurna lebih akurat dibandingkan program BCALC. Selisih jumlah arus pembangkit magnet antara model magnet yang didekati menuju isokronous dengan BCALC dan GENSPEO diperoleh sebesar 126 amper, sedangkan selisih sisi dimensi hill antara 1 sampai 4 mm. DAFTAR PUSTAKA Hill [1] EBERI, S., et.al., High beam current operation of a PETtrace TM cyclotron for 18 F production, Elsevier Ltd, Applied Radiation and Isotopes, Volume 7, Issue 6, June 212,, Pages [2] LIVINGOOD J.J., Principles of Cyclic Particle Accelerators, D. Van Nostrand Co. Inc, New York London, [4] FRANCO J, et.al., BCalc - A Computer Program for Processing the Cyclotron Magnetic Structure Measurement Data, Journal of Electrical Engineering, Vol. 56, NO. 1-2, 25, [5] AN, D.H., et.al., The Stripping Extraction System in The KIRAMS-13 Cyclotron, Proceedings of APAC 24, Gyeongju, Korea, [6] GORDON, M.M., Computation of Closed Orbits and Basic Focusing Properties for Sector-Focused Cyclotrons and The Design of Cyclops, Particle Accelerators, 1984 Vol. 16 pp TANYA JAWAB Silakhuddin Apakah dengan data-data dan (sebagai fungsi radius) sudah cukup untuk meyakinkan bahwa sudah tidak terjadi resonansi antara osilasi ke arah dan r, jika tanpa menyajikan tune diagram? Taufik Untuk energi partikel 13 MeV data medan rerata fungsi, dan sebagai fungsi radius r sudah cukup untuk meyakinkan tidak terjadi resonansi, asalkan mendekati isokronus ± 2 gauss dan grafik hanya sekali melintas garis 1 pada daerah r < 9 mm. Bila dibuat grafik terhadap data yang disajikan melintasi daerah resonan 1 sekali pada daerah r < 9 mm (daerah bump). [3] RICHARDSON, J.R., Sector Focusing Cyclotrons, Prog. in Nucl. Tech. and Instr. Vol. 14, November 212 :
SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL
SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana
Lebih terperinciSIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D
Simulasi Awal Sistem Magnet Siklotron 13 MeV menggunakan Superfish dan Operas-3D (Taufik, et al) SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik *, Rian Suryo Darmawan
Lebih terperinciPERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON
ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan
Lebih terperinciDESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV
72 ISSN 0216-3128 Emy Mulyani, dkk. DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV Emy Mulyani, Taufik, Rian Suryo Darmawan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak
Lebih terperinciSIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13
Simulasi Lintasan Berkas Ion Isotop-Isotop Karbon Dalam Siklotron DECY-13 (Pramudita Anggraita) SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 ION BEAM TRAJECTORY SIMULATION
Lebih terperinciALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13
198 ISSN 0216-3128 Idrus A.K, dkk ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13 Idrus Abdul Kudus, Taufik dan Kurnia Wibowo Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN Jalan Babarsari Kotak
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL KONSTRUKSI TERHADAP HASIL SIMULASI DARI ISOKRONUS MAGNET SIKLOTRON DECY-13
Perbandingan Hasil Konstruksi Terhadap Hasil Simulasi Dari Isokronus Magnet Siklotron DECY-13 (Idrus Abdul Kudus, dkk.) p-issn: 1410-6957, e-issn: 2503-5029 http://ganendra.batan.go.id PERBANDINGAN HASIL
Lebih terperinciSIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13
SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 Idrus Abdul Kudus*, Taufik Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Jalan Babarsari
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV
Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV Taufik 1), Emy Mulyani
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET
PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data sensus penduduk tahun 2010 menyatakan penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa, dari jumlah ini sebanyak 671.353 jiwa (0,28% dari jumlah penduduk) didiagnosis
Lebih terperinciESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV
Volume 15, Oktober 213 ISSN 1411-1349 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta 55281 Email : silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG MAGNET PENGANALISIS PADA IMPLANTOR ION DENGAN SIMULATOR SUPERFISH DAN OPERA-3D
56 PERANCANGAN ULANG MAGNET PENGANALISIS PADA IMPLANTOR ION DENGAN SIMULATOR SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik, Suprapto, Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission
Lebih terperinciANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON
Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi
Lebih terperinciDESAIN KONSEPTUAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 30 MeV UNTUK SUMBER NEUTRON EPITHERMAL BNCT
olume 17, November 15 ISSN 1411-1349 DESAIN KONSEPTUAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 3 Me UNTUK SUMER NEUTRON EPITHERMAL NCT Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, ATAN, Jl. abarsari Kotak Pos 611 ykbb, Yogyakarta
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan
Lebih terperinciPERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,
Lebih terperinciSOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII
SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton
Lebih terperinciSimulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13
Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Agus Dwiatmaja, Adha Imam Cahyadi, Prapto Nugroho Program Studi Pascasarjana S2 Teknik Elektro,
Lebih terperinciFisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern
Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Pokok ahasan Medan Magnetik Abdul Waris Rizal Kurniadi Noitrian Sparisoma Viridi Topik Pengantar Gaya Magnetik Gaya Lorentz ubble Chamber Velocity
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE RUNGE-KUTTA (RK4) PADA. SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV
SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Jl. Babarsari, Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281
Lebih terperinciKEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV
Rian Suryo Darmawan, dkk. ISSN 0216-3128 65 PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101
Lebih terperinciLATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,
Lebih terperinciEKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON
EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciDESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN. Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo
DESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,
Lebih terperinciProdi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,
Lebih terperinciPREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON
Lebih terperinciPREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20
PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka
Lebih terperinciMassa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:
KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis
Lebih terperinciLATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...
Lebih terperinciInti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.
Inti Atom dan Penyusunnya Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Eksperimen Marsden dan Geiger Pendahuluan Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian terkecil dari
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE
ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas
Lebih terperinciPartikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi
Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13
MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) 484436, Fax. (0274) 487824 E-mail : saminto@batan.go.id
Lebih terperinciUM UGM 2017 Fisika. Soal
UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR
RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciPENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13
PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 Pusat Sains dan Teknologi Alselerator BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 61 Ykbb Yogyakarta 281 suharni@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV
PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb, Yogyakarta 55281 email : ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciBAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciTOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.
TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus
Lebih terperinciFisika UMPTN Tahun 1986
Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika
Lebih terperinciPEMBUATAN PROGRAM KONVERSI DATA MEDAN MAGNET HASIL SIMULASI TOSCA KE PROGRAM BCALC MENGGUNAKAN COMI DAN SCILAB
PEMBUATAN PROGRAM KONVERSI DATA MEDAN MAGNET HASIL SIMULASI TOSCA KE PROGRAM BCALC MENGGUNAKAN COMI DAN SCILAB Emy Mulyani, Rian Suryo Darmawan, Agus Dwiatmaja -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:emymulya@batan.go.id;
Lebih terperinciSoal Prediksi dan Try Out UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN Fisika SMA
Soal Prediksi dan Try Out UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN 2012 Fisika SMA Written by : Team STMIK Jakarta Distributed by : Pak Anang 1. Gambar berikut ini
Lebih terperinciMagnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016
Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 23,24 Februari 2016 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 23,24 Feb 2016 1 / 28 Materi Definisi gaya
Lebih terperinciOPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS
OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS HALLEYNA WIDYASARI halleynawidyasari@gmail.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi
BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
Lebih terperinciPendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan
1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.
Lebih terperinciD. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J
1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J
Lebih terperinciMagnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017
Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 20 Februari 2017 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 20 Feb 2017 1 / 28 Materi Definisi gaya Lorentz
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciGaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di
Lebih terperinciBAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII
BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik
Lebih terperinciPENENTUAN KRITERIA DESAIN KOMPONEN UTAMA SIKLOTRON 13 MeV
Penentuan kriteria desain komponen utama siklotron 13 Mev (Drs. Silakhuddin, M. Si.) PENENTUAN KRITERIA DESAIN KOMPONEN UTAMA SIKLOTRON 13 MeV Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan,
Lebih terperinciV. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik
V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan
Lebih terperinciPerkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1
Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Oleh Endi Suhendi 2 Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan
Lebih terperinciPENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13
PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR- PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 (DETERMINING THE RESULTS OF RADIOISOTOPE PRODUCT IN DECY-13 CYCLOTRON FACILITY) Silakhuddin Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
Lebih terperinci3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas
Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa
Lebih terperinciPusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.
1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinci1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai...
1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai... A. (0, ± 0,01) cm B. (0, ± 0,01) cm. (0,5 ± 0,005) cm D. (0,0 ± 0,005)
Lebih terperinciSOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984
SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil
Lebih terperinciKALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON
Abstrak KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA KALKULASI PADA KOMPONEN PEMBENTUKAN SUMBER ION RADIONUKLIDA SIKLOTRON PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator Silakhuddin dan
Lebih terperinciPROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN APLIKASINYA. Diterbitkan oleh. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
Volume 17 November 2015 ISSN 1411 1349 PROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN APLIKASINYA Diterbitkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Lebih terperinci1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan
. (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan
Lebih terperinciK 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2
1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
Lebih terperinci2.11. Magnetic Resonance Imaging Magnet RF Coil Prinsip Dari MRI Aplikasi MRI
ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran, misalkan penggunaan sinar X dan CT scan untuk mendeteksi kelainan pada organ tubuh manusia. Alat deteksi yang terbaru adalah MRI (Magnetic
Lebih terperinci4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat. AS 2201 Mekanika Benda Langit
4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat AS 2201 Mekanika Benda Langit 4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas gerak benda langit dalam medan potensial umum, misalnya potensial sebagai
Lebih terperinciBAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR
BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton
Lebih terperinciVII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi
VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok
Lebih terperinciBAB II RADIASI PENGION
BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan
Lebih terperinciRANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON
PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER
Lebih terperinciISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai
Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Arman Sani Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail:
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciJumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)
FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan
Lebih terperinciXpedia Fisika DP SNMPTN 05
Xpedia Fisika DP SNMPTN 05 Doc. Name: XPFIS9910 Version: 2012-06 halaman 1 Sebuah bola bermassa m terikat pada ujung sebuah tali diputar searah jarum jam dalam sebuah lingkaran mendatar dengan jari-jari
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti
Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Fisika Atom & Inti 8/14/2007 Fisika Atom Model Awal Atom Model atom J.J. Thomson Bola bermuatan positif Muatan-muatan negatif (elektron)) yang sama banyak-nya menempel
Lebih terperinciDualisme Partikel Gelombang
Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah
Lebih terperinciDESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PADA DAERAH KECEPATAN ANGIN RENDAH TUGAS AKHIR
DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PADA DAERAH KECEPATAN ANGIN RENDAH TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Program
Lebih terperinciPENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA
PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA Agatha Kusuma *), Riski Afif Tuloh *), Hari Suryanto **) *) MUCHTAR RYADI COMPREHENSIVE
Lebih terperinciPAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012
Lebih terperinciPilihlah Jawaban yang Tepat.
Pilihlah Jawaban yang Tepat. 1. Panjang suatu benda yang diukur dengan jangka sorong diperlihatkan gambar di bawah ini. 4 cm 5 cm 0 5 10 Berdasarkan gambar di atas panjang benda adalah : A. 4,56 cm B.
Lebih terperinciSIMULASI APLIKASI SIKLOTRON UNTUK PERTANGGALAN RADIOKARBON ( 14 C)
Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349 PERTANGGALAN RADIOKARBON ( 14 C) Pramudita Anggraita dan Wisjachudin aisal Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Email: pramudita@batan.go.id, wisjach@ahoo.com
Lebih terperinciUJIAN MASUK BERSAMA PERGURUAN TINGGI (UMB - PT) Mata Pelajaran : Fisika Tanggal : 07 Juni 2009 Kode Soal : 220 220 Daftar konstanta alam sebagai pelengkap soal-soal fisika g = 0 m s -2 (kecuali m e = 9,
Lebih terperinciPAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014
1. Perhatikan pengukuran benda menggunakan 4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan neraca o-hauss berikut ini! kecepatan 240 putaran per menit. Apabila jarijari lintasan 20 cm, maka besar kecepatan π
Lebih terperinciUJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA
UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA Rany Saptaaji, Sukaryono, Suhartono dan Sumaryadi, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281 ABSTRAK UJI FUNGSI
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciFI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA
FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA MODUL RBL Peraturan RBL 1. RBL dilakukan dalam kelompok. Setiap kelompok boleh memiliki anggota max. 2 orang yang berada pada shift praktikum yang sama. 2. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta sedang meneliti dan mengembangkan sistem pengukuran medan magnet untuk alat siklotron.
Lebih terperinci