ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV"

Transkripsi

1 Volume 15, Oktober 213 ISSN Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV. Untuk mendukung kegiatan desain dan konstruksi sistem siklotron proton 13 MeV, suatu kajian tentang resiko keselamatan perlu dilakukan. Berkaitan dengan itu suatu perhitungan dan analisis untuk mengestimasi sebaran radial peluang paparan radiasi pada komponen siklotron telah dilakukan. Paparan radiasi tersebut berasal dari radionuklida akibat dari tumbukan atom netral H hasil stripping pada ion H -. Nilai peluang paparan radiasi dihitung dari perkalian antara nilai-nilai tampang lintang reaksi, prosentase kandungan nuklida target, faktor pertumbuhan aktivasi dan konstanta gamma. Hasil analisis menunjukkan bahwa peluang paparan radiasi yang dominan berasal dari radionuklida Zn 63 dan daerah menjelang radius ekstraksi pada kira-kira 37,5 cm merupakan titik maksimum. Kata kunci: komponen siklotron, pembentukan radionuklida, paparan radiasi ABSTRACT ESTIMATION FOR RADIAL DISTRIBUTION OF RESIDUAL RADIATION EXPOSURE OPPORTUNITIES ON THE 13 MeV PROTON CYCLOTRON COMPONENTS. To support the design and construction of 13 MeV proton cyclotron system, a review of safety risk needs to be done. Relating to this, the calculation and analysis for estimating the radial distribution of opportunities of radiation exposure at the cyclotron components has been done. The radiation exposure coming from radionuclides which are formated from nuclear reaction due to neutral H atom collisions resulted in the stripping of H - ions. The probability of radiation is calculated from multiplying the values of the reaction cross-sections, the percentage content of target nuclide, growth factor of activation and gamma constant.the result of analysis showed that the opportunity of radiation exposure is dominated from radionuclides Zn 63 and in the area ahead of a extraction radius of approximately 37.5 cm is the maximum point. Keywords: cyclotron components, formation of radionuclides, radiation exposure. PENDAHULUAN Suatu desain siklotron terutama untuk produksi radioisotop memerlukan kajian di antaranya menyangkut segi keselamatan radiasi yang ditimbulkan oleh adanya reaksi nuklir dari partikel penembak dengan komponen-komponen siklotron. Komponen-komponen penting siklotron yang berada di dalam tangki siklotron yaitu pemercepat rf dee, magnet dan sumber ion. Dalam operasi normal, tumbukan langsung pada komponen-komponen di dalam tangki siklotron oleh ion-ion yang dipercepat di dalam siklotron hampir tidak terjadi. Tumbukan yang terjadi adalah antara ionion dengan molekul-molekul gas sisa, dan pada tumbukan ion H - dengan molekul tersebut akan terjadi peristiwa stripping elektron dari ion dan terbentuk atom H netral. Gerakan atom netral ini arahnya tidak lagi dapat dikendalikan oleh medan pemercepatan siklik tetapi lurus sesuai arah tangensial sewaktu stripping terjadi. Selama ion-ion tadi bergerak tetap Vol. 15, Oktober 213: dalam median plane maka gerakan dari hampir semua atom netral akan lurus dan menumbuk dinding sisi dari tangki siklotron. Hal ini mengacu pada hasil eksperimen dari Moses dkk bahwa deklinasi maksimum dari atom H netral yang terbentuk hanya bersudut 8 mikroradian[1]. Dalam kenyataannya, berkas ion tidak selalu bergerak dalam median plane, yaitu dikarenakan ketidakserbasamaan dari medan magnet siklotron ionion akan berosilasi secara aksial disekitar median plane. Adanya osilasi aksial tersebut maka terdapat sudut deklinasi dari ion-ion terhadap median plane, akibatnya atom netral yang terbentuk setelah proses stripping juga mempunyai sudut deklinasi terhadap median plane dan menumbuk komponen-komonen di dalam tangki siklotron. Akibat tumbukan dengan komponen-komponen ini terbentuk radionuklida yang berpeluang timbulnya paparan radiasi. Besarnya peluang paparan radiasi dari suatu nuklida yang terbentuk pada suatu radius ditentukan oleh energi ion, yang menentukan besarnya tampang 16

2 Volume 15, Oktober 213 ISSN lintang reaksi nuklir, dan besar arus ion pada radius tersebut. Semakin besar radius arus berkas ion, semakin besar energinya sebagai fungsi kuadrat radius. Sebaliknya, arus ion akan berkurang dengan bertambahnya radius putaran berkas ion karena proses stripping. Tetapi untuk kevakuman minimal Torr efek stripping hanya 1%[2], sehingga dapat diabaikan. Nilai peluang timbulnya paparan radiasi pada suatu radius disajikan dalam nilai tampang lintang reaksi nuklir terbentuknya suatu radionuklida yang terjadi pada radius tersebut. Jika ada lebih dari satu nuklida yang ditinjau maka nilai tersebut dikalikan dengan prosentase komposisi nuklida dan konstanta gamma yang terbentuk. Sasaran dari estimasi adalah diperoleh data tentang sebaran peluang paparan radiasi di dalam tangki siklotron yang ini akan sangat bermanfaat bagi keselamatan personel dalam perawatan siklotron. Tinjauannya dibatasi pada radiasi gamma residu yaitu radiasi yang terjadi setelah selesai operasi siklotron, jadi tidak termasuk radiasi prompt gamma dan prompt neutron. METODOLOGI Obyek Studi Sistem yang menjadi obyek adalah siklotron yang memercepat ion H negatif dengan energi hingga 13 MeV. Siklotron ini beroperasi dengan frekuensi rf dee 77,58 MhZ, tegangan dee 45 kv dan kekuatan magnet 1,257 T. Radius ekstraksi berkas ion dilakukan pada radius sekitar 4 cm. Ilustrasi sistem siklotron dan penempatan komponen-komponennya di dalam tangki siklotron ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Komponen sumber ion dan penempatan di dalam tangki siklotron ( posisi stripper ada di radius berlawanan dari sumber ion, tidak tampak).[3] Ion-ion negatif dari hidrogen diproduksi oleh sumber ion yang berada di pusat siklotron (central region) kemudian dipercepat oleh sistem rf dee dan dibuat gerakan spiral oleh medan magnet. Berkas ion yang berspiral melintas pada median plane suatu bidang di antara plat atas dan bawah dari dee dan di antara tangkai atas dan bawah sumber ion. Semakin besar radius sirkulasinya, energinya semakin besar dan mencapai energi maksimum pada radius ekstraksi di foil ekstraktor (tidak tertera dalam gambar). Agar tidak mengganggu medan magnet, komponen dee dan sumber ion terbuat dari bahan non magnet. Untuk komponen dee terbuat dari tembaga, head sumber ion dari tembaga dan tangkainya dari SS. Prosedur Analisis Sebaran Peluang Paparan Radiasi Prosedur analisis sebaran paparan radiasi ditunjukkan dalam diagram alir pada Gambar 2. Elemen-elemen pada diagram tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis reaksi nuklir H - yang dipercepat di dalam siklotron dengan material komponen siklotron dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis reaksi nuklir yang terjadi. Dalam hal reaksi nuklir, kelakuan H - disamakan dengan partikel proton. Untuk energi proton di bawah 13 MeV, reaksi yang terjadi adalah (p,x) di mana x dapat berupa n, 2n, 2p dan (p+n). Untuk menentukan terjadinya reaksi nuklir terlebih dahulu dihitung energi ambang melalui formulasi yang sudah dikenal tentang energi ambang E th yaitu [4] E 2 = [( M + M + M ) ( M M M )( / M )] c (1) th out 1 2 out dengan M out jumlah massa partikel keluar, M 1 massa nuklida target, M 2 massa partikel datang (dalam kasus ini proton) dan c kecepatan cahaya. 2. Reaksi nuklir yang energi ambangnya di atas 1 MeV akan diabaikan dalam identifikasi karena hingga energi 13 MeV reaksi nuklir tersebut akan mempunyai tampang lintang reaksi yang masih kecil. 3. Simulasi lintasan berkas dilakukan menggunakan program komputer yang disebut pwheel digunakan untuk memperoleh data-data energi ion dari titiktitik radius lintasan pada komponen siklotron, dalam hal ini diambil pada arah sumbu y atau arah tangkai sumber ion. Data-data yang dimasukkan dalam adalah massa ion 1, kg, muatan ion -1, coulomb, frekuensi RF 77,58 MHz, tegangan dee 45 kv. Data-data energi ion diambil untuk titik-titik pada setiap radius kelipatan 2,5 cm. 4. EXFOR adalah suatu database di IAEA yang diantaranya memuat data-data tampang lintang reaksi yang dikumpulkan dari berbagai eksperimen di seluruh dunia. Pengambilan datanya untuk reaksi proton hingga 13 MeV. 17

3 Volume 15, Oktober 213 ISSN Gambar 2. Diagram alir analisi sebaran peluang paparan radiasi. 5. Penentuan tampang lintang reaksi σr diambil untuk setiap energi yang bersesuaian dengan nilai energi pada radius setiap 2,5 cm sesuai hasil pada butir 2 di atas. 6. Penentuan sebaran peluang radiasi dari suatu radionuklida dihasilkan dari perkalian antara nilainilai tampang lintang reaksi, konsentrasi kandungan nuklida asal, faktor pertumbuhan radionuklida selama aktivasi dan konstanta gamma. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Reaksi Nuklir Inti H (= proton) Dengan Komponen Siklotron Komponen-komponen utama di dalam tangki siklotron terdiri atas dee dan liner yang terbuat dari bahan tembaga (Cu), permukaan pole magnet yang terbuat dari besi (Fe), head sumber ion dari tembaga (Cu), tangkai sumber ion dari SS (sebagian besar Fe) dan tangki vakum dari aluminium (Al). Berikut analisis reaksi nuklir yang terjadi pada unsur-unsur tersebut. Reaksi dengan Cu Bahan tembaga secara alami terdiri atas dua nuklida yaitu Cu 63 dan Cu 65 masing-masing dengan kelimpahan 69,17% dan 3,83%[5]. Data-data reaksi nuklir yang mungkin dari reaksi proton dengan kedua nuklida tersebut ditunjukkan pada Tabel 1, energi ambang dalam tabel tersebut dihitung dari persamaan (1). Vol. 15, Oktober 213:

4 Volume 15, Oktober 213 ISSN Tabel 1. Data reaksi p dengan Cu. Nuklida target Jenis reaksi Energi ambang Nuklida hasil/ umur paro[6] Cu 63 Cu 65 (p,n) (p,2n) (p,2p) (p,n+p) (p,n) (p,2n) (p,2p) (p,n+p) 4,215 MeV 13,475 MeV 6,221 MeV 11,28 MeV MeV 1,272 MeV 7,569 MeV 1,65 MeV Zn 63 /,65 jam Zn 62 / 9,3 jam Ni 62 /stabil Cu 62 /,165 jam Zn 65 /5856 jam Zn 64 /stabil Ni 64 /stabil Cu 64 /12,9 jam Dari Tabel 1 ada lima radionuklida yang terbentuk yaitu Zn 63, Zn 62, Cu 62, Zn 65 dan Cu 64. Energi proton penembak hanya 13 MeV maka radionuklidaradionuklida yang dalam pembentukannya diperlukan energi ambang lebih besar dari 1 MeV akan diabaikan, hal ini karena tampang lintangnya masih sangat kecil hingga energi 13 MeV, sehingga tinggal dua radionuklida yang akan dibahas yaitu Zn 63 dan Zn 65 masing-masing melalui reaksi Cu 63 (p,n)zn 63 dan Cu 65 (p,n)zn 65. Umur paro dari 63 Zn dan 65 Zn berturutturut,65 jam dan 5856 jam. Reaksi dengan Fe Besi dalam alam terdiri atas empat isotop yaitu Fe 54 (5,86%), Fe 56 (91,75%), Fe 57 (2.12%), dan Fe 58 (,28%), kandungan yang dominan adalah isotop Fe 56. Reaksi proton untuk beberapa MeV dengan nuklida Fe 56 menghasilkan nuklida Co 56 terjadi melalui reaksi Fe 56 (p,n) 56 Co dengan waktu paro 1855,55 jam[6]. Reaksi (p,2n) terjadi pada ambang 15,712 MeV sehingga tidak dibahas. Reaksi (p,2p) terjadi dengan energi ambang 1,4 MeV yang kemungkinan tampang reaksinya masih kecil hingga energi proton13 MeV. Reaksi dengan Al Aluminium hanya mempunyai satu isotop alam yaitu Al 27. Reaksi proton sampai energi 13 MeV dengan Al hanya ada dua kemungkinan reaksi nuklir yang terjadi yaitu reaksi Al 27 (p,n) 27 Si dan reaksi Al 27 (p,α) 24 Mg. Nuklida Si 27 adalah radioaktif tetapi umurnya sangat pendek yaitu 4,2 detik dan nuklida Mg 24 stabil, sehingga reaksi proton hingga 13 MeV secara praktiknya tidak menimbulkan radiasi residu yang berarti. Hasil Simulasi Dengan Program Pwheel Untuk setiap radius kelipatan 2,5 cm, energi ion sebagai fungsi radius hasil simulasi program pwheel ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Energi ion sebagai fungsi radius. Radius, mm Energi kev 56, , ,76 883,6 124,5 1358,2 151,75 23,8 176, ,9 199, ,9 225, ,3 251,86 522,3 275, ,2 299, , 324,21 953,4 35,6 1286,2 375, , Data Tampang Lintang Reaksi Nuklir Dari EXFOR[7] Dari analisis reaksi nuklir yang teridentifikasi yaitu Zn 63 dan Zn 65 yang timbul dari bahan tembaga dan Co 56 yang terjadi pada bahan besi. Data tampang lintang reaksi yang diekstrak dari program EXFOR dari radionuklida-radionuklida tersebut ditunjukkan pada Tabel 3. Jangkau energinya diambil hingga 13 MeV. Hasil Penentuan Tampang Lintang Reaksi Fungsi Radius Nilai peluang terbentuknya radionuklida pada suatu radius ditentukan oleh besarnya arus ion penembak dan besarnya tampang lintang reaksi pembentukan radionuklida pada energi ion sesuai pada radius tersebut. Untuk operasi siklotron dengan kevakuman di atas Torr hampir tidak terjadi pengurangan arus berkas ion karena gas stripping sehingga fungsi radius dapat diabaikan. Dengan demikian peluang pembentukan radionuklida hanya ditentukan oleh fungsi radius dari tampang lintang 19

5 Volume 15, Oktober 213 ISSN reaksi. Substitusi kandungan Tabel 2 pada kandungan Tabel 3 akan dihasilkan suatu distribusi peluang terbentuknya radionuklida. Data radius pada Tabel 2 dibulatkan dan diubah dalam cm. Tabel 3. Tampang lintang reaksi nuklir reaksi Cu 63 (p,n)zn 63, Cu 65 (p,n)zn 65 dan Fe 56 (p,n) 56 Co. Energi kev ,6 1358,2 23,8 2662,9 3327,9 4176,3 522,3 6419,2 7823, 953,4 1286, Reaksi Cu 63 (p,n)zn Tampang lintang reaksi, mb Reaksi Cu 65 (p,n)zn Reaksi Fe 56 (p,n)co Tabel 4. Data tampang lintang reaksi fungsi radius. Radius, (cm) 5,6 7. 1,1 12,5 15,2 17,6 2, 22,6 25,2 27,5 3, 32,4 35, 37,5 4, Tampang lintang reaksi, mb Cu 63 (p,n)zn 63 Cu 65 (p,n)zn 65 Fe 56 (p,n)co Nilai Peluang Paparan Radiasi Fungsi Radius Faktor pertumbuhan aktivasi yaitu (1 e -λt ) bergantung pada tetapan peluruhan radionuklida λ dan lama aktivasi t. Nilai λ dari Zn 63 sebesar 1,66/jam dan Zn 65 sebesar,118/jam. Dengan mengacu pada operasi siklotron PET untuk produksi radioisotop F 18 yang selama 1 jam, faktor pertumbuhan aktivasi untuk Zn 63 akan sebesar,66 dan untuk Zn 65 sebesar,1. Konstanta gamma menunjuk pada perbandingan antara nilai kekuatan ionisasi radiasi dengan nilai aktivitas radionuklida yang nilainya untuk Zn 63 sebesar,624 dan Zn 65 sebesar,37 keduanya dalam satuan R-m 2 per Ci-jam. Nilai peluang paparan radiasi merupakan perkalian antara nilai-nilai tampang lintang reaksi nuklir (seperti ditunjukkan pada Tabel 4), prosentase kandungan nuklida asal, faktor pertumbuhan aktivasi dan konstanta gamma. Jika nilai tampang lintang reaksi nuklir dikeluarkan maka perkalian ketiga nilai yang tersisa akan menjadi,285 untuk Zn 63 dan,946 untuk Zn 65. Jadi kontribusi peluang paparan radiasi didominasi dari Zn 63 dan kontribusi dari Zn 65 dapat diabaikan, dalam hal ini untuk operasi siklotron satu jam. Dengan demikian sebaran peluang paparan radiasi akan cukup terwakili oleh sebaran tampang lintang reaksi pembentukan Zn 63. Pada Gambar 3 diperlihatkan kurva dari sebaran peluang paparan radiasi sebagai fungsi radius berdasarkan sebaran tampang lintang reaksi pembentukan Zn 63 yang diambil dari Tabel 4 yang data-datanya dinormalisir terhadap nilai maksimum. Dengan melihat hasil-hasil di atas maka ada dua tempat yang perlu menjadi perhatian atas peluang terjadinya paparan radiasi yaitu pada komponen dee dan liner karena terbentuk dua radionuklida yaitu Zn 63 dan Zn 65 kemudian pada permukaan kutub magnet dan tangkai sumber ion karena terbentuknya Co 56. Untuk kasus terbentuknya hanya satu jenis radionuklida maka nilai peluang tampang lintang reaksi dapat mempresentasikan dari nilai peluang paparan radiasi, tetapi untuk kasus lebih dari satu jenis nuklida yang terbentuk masih ada faktor-faktor lain yang perlu diperhitungkan. Paparan radiasi pada komponen dee dan liner Terbentuknya lebih dari satu jenis radionuklida pada komponen ini tidak serta-merta bahwa nilai peluang paparan radiasi total pada suatu radius merupakan penjumlahan dari nilai peluang pembentukan semua radionuklida hal ini karena masingmasing radionuklida mempunyai prosentase kandungan nuklida asal, faktor pertumbuhan aktivasi dan konstanta gamma yang berbeda satu dengan lainnya. Prosentase kandungan nuklida asal Zn 63 berasal dari Cu 63 sebesar 69,17% dan Zn 65 berasal dari Cu 65 sebesar 3,83%. Vol. 15, Oktober 213:

6 Volume 15, Oktober 213 ISSN Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa peluang terjadinya paparan radiasi mulai tampak mulai radius 22,5 cm, naik tajam dan mencapai puncaknya pada radius 37,5 cm. Pada daerah ini adalah posisi ujung belakang dari komponen dee. Dengan melihat tata letak komponen siklotron pada Gambar 1, pengaruh paparan radiasi terbesar adalah terhadap aktivitas personel pada komponen dee sendiri dan pengaruh terhadap aktivitas personel pada sumber ion dan stripper relatif kecil. Paparan radiasi pada permukaan pole magnet dan tangkai sumber ion Nilai-nilai peluang paparan radiasi sebagai fungsi radius pada komponen-komponen ini dapat secara langsung diambil dari data Tabel 4 untuk nilai tampang lintang reaksi pembentukan Co 56. Pada Gambar 4 ditunjukkan sebaran nilai tersebut. Berbeda dengan pembentukan radionuklida seng (Zn), radionuklida Co 56 belum tampak ada titik maksimum dalam daerah energi pemercepatan siklotron, Walaupun pada radius ekstraksi tampang lintang reaksi pembentukannya cukup berimbang dengan pembentukan Zn 63, tetapi karena umur paronya yang sampai 1885 jam (dibandingkan Zn 63 yang hanya,65 jam) maka radionuklida ini mempunyai faktor pertumbuhan aktivasi yang jauh lebih kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peluang paparan radiasi dari radionuklida ini relatif kecil. Gambar 3. Sebaran peluang paparan radiasi pada komponen dee dan liner. Gambar 4. Sebaran peluang paparan radiasi pada komponen pole magnet dan tangkai sumber ion. 21

7 Volume 15, Oktober 213 ISSN KESIMPULAN Pada operasi siklotron 13 MeV yang mempercepat ion H - diestimasikan akan menghasilkan peluang paparan radiasi pada permukaan pole magnet dan tangkai sumber ion yang berasal dari pembentukan Co 56 serta pada komponen dee dan liner karena pembentukan Zn 63 dan Zn 65. Untuk operasi siklotron satu jam, peluang paparan radiasi didominasi oleh pembentukan radionuklida Zn 63. Lokasi yang harus menjadi perhatian dari paparan radiasi residu adalah daerah menjelang radius ekstraksi yaitu pada sekitar radius 37,5 cm. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Pramudita Anggraita yang telah membimbing penulis kedua Emy Mulyani dalam penggunaan program pwheel sehingga didapat data-data energi ion. Kepada beliau juga disampaikan terima kasih atas masukannya dalam penulisan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA [1] J.D. Moses (1985), The Angular Distribution of Neutral Hydrogen Following Collisional Electron Detachement from H -, Publication No. La MS DE Los Alamos National Laboratory USA. [2] Silakhuddin, Sunardi dan Emy Mulyani (212), Perhitungan Efek Tingkat Kevakuman pada Beam Loss di Dalam Tangki Siklotron, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Dan Teknologi Nuklir, ISSN , PTAPB- BATAN, Yogyakarta, Juli 212 [3] Y.S. Kim at al (24). New Design of The KIRAMS-13 for Regional Cyclotron Center. Proceedings of APAC 24. Gyeongju Korea [4] R.A. Serway, C.J. Moses, C.A. Moyer, (25). Modern Physics, Thomson Learning, Inc, third edition. [5] J.M. Yang et al (24), Nuclear reactions in copper induced by protons from a petawatt laserfoil interaction, Applied Physics Letters, vol. 84 no. 5, 2 February 24. [6] Co-pg2.html#Nuclides diunduh 7 Pebruari 213 [7] NN, Experimental Nuclear Reaction Data (EXFOR), Database Version of February 26, 213, IAEA. TANYA JAWAB Saminto Jika energi ion yang dipercepat oleh siklotron lebih besar dari 13 MeV, apakah akan dihasilkan peluang paparan radiasi yang lebih besar? Silakhuddin Jika energi ion yang dipercepat hingga lebih. besar dari 13 MeV, akan terbentuk lebih banyak radionuklida. Besarnya peluang paparan radiasi masih harus dilihat bagaimana pola besarnya tampang lintang reaksi dari radionuklidaradionuklida yang terbentuk. Rany Saptaaji Dalam makalah ini diasumsikan bahwa material dari komponen siklotron adalah murni dari satu jenis unsur, dalam kenyataannya apakah demikian? Jika memang ada unsur lain, apakah ini tidak diperhitungkan dalam perhitngan paparan radiasi? Silakhuddin Komponen siklotron umumnya dari material yang 9% komposisinya dari satu jenis bahan, dan selebihnya dari berbagai unsur tambahan dengan prosentase masing-masing yang kecil, sehingga kontribusi dari paparan radiasi dari unsur-usur tambahan tersebut kecil. Vol. 15, Oktober 213:

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Abstrak KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA KALKULASI PADA KOMPONEN PEMBENTUKAN SUMBER ION RADIONUKLIDA SIKLOTRON PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator Silakhuddin dan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV

PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb, Yogyakarta 55281 email : ptapb@batan.go.id

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana

Lebih terperinci

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV 72 ISSN 0216-3128 Emy Mulyani, dkk. DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV Emy Mulyani, Taufik, Rian Suryo Darmawan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik*, Arief Hermanto*, Pramudita Anggraita**, Slamet Santoso**, Emy Mulyani** *Jurusan Fisika, FMIPA, UGM, Jl. Sekip utara **PTAPB-BATAN,

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 Idrus Abdul Kudus*, Taufik Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Jalan Babarsari

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 Simulasi Lintasan Berkas Ion Isotop-Isotop Karbon Dalam Siklotron DECY-13 (Pramudita Anggraita) SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 ION BEAM TRAJECTORY SIMULATION

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV

ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV Taufik 1), Emy Mulyani

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006 Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data sensus penduduk tahun 2010 menyatakan penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa, dari jumlah ini sebanyak 671.353 jiwa (0,28% dari jumlah penduduk) didiagnosis

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, dkk. ISSN 0216-3128 65 PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV Rian Suryo Darmawan, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan

Lebih terperinci

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF 1. PROSES PROSES PELURUHAN RADIASI ALPHA Nuklida yang tidak stabil (kelebihan proton atau neutron) dapat memancarkan nukleon untuk mengurangi energinya dengan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-16 CAKUPAN MATERI 1. INTI ATOM 2. BILANGAN ATOM DAN BILANGAN MASSA 3. MASS DEFECT 4. RADIOAKTIVITAS 5. WAKTU PARUH

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR- PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13 (DETERMINING THE RESULTS OF RADIOISOTOPE PRODUCT IN DECY-13 CYCLOTRON FACILITY) Silakhuddin Pusat Sains dan Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

Dasar Fisika Radiasi. Daftar Isi

Dasar Fisika Radiasi. Daftar Isi Dasar Fisika Radiasi (Hendriyanto Haditjahyono) Daftar Isi I. Pendahuluan... 2 II. Struktur Atom dan Inti Atom... 4 II.1 Struktur Atom...5 II.2 Inti Atom...8 III. Peluruhan Radioaktif... 13 III.1 Jenis

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Simulasi Awal Sistem Magnet Siklotron 13 MeV menggunakan Superfish dan Operas-3D (Taufik, et al) SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik *, Rian Suryo Darmawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13

ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13 198 ISSN 0216-3128 Idrus A.K, dkk ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13 Idrus Abdul Kudus, Taufik dan Kurnia Wibowo Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN Jalan Babarsari Kotak

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si. CROSS SECTION REAKSI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Tampang Lintang (Cross Section) Reaksi Nuklir Kemungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penampang lintang (σ) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA PERGURUAN TINGGI (UMB - PT) Mata Pelajaran : Fisika Tanggal : 07 Juni 2009 Kode Soal : 220 220 Daftar konstanta alam sebagai pelengkap soal-soal fisika g = 0 m s -2 (kecuali m e = 9,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MEKANIK EKSTRAKTOR BERKAS UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV

PERANCANGAN SISTEM MEKANIK EKSTRAKTOR BERKAS UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 BERKAS UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV Ihwanul Aziz dan Widdi Usada Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta

Lebih terperinci

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 0 ) Sekolah : SMA Advent Makassar Kelas / Semester : XII/ 2 Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit I. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan penerapan konsep

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1 Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13 MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) 484436, Fax. (0274) 487824 E-mail : saminto@batan.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN

Lebih terperinci

HASIL COMMISSIONING MODIFIKASI SIKLOTRON BATAN UNTUK PENENTUAN ENERGI BERKAS PARTIKEL. Silakhuddin

HASIL COMMISSIONING MODIFIKASI SIKLOTRON BATAN UNTUK PENENTUAN ENERGI BERKAS PARTIKEL. Silakhuddin HASIL COMMISSIONING MODIFIKASI SIKLOTRON BATAN UNTUK PENENTUAN ENERGI BERKAS PARTIKEL Silakhuddin ABSTRAK HASIL COMMISIONING MODIFIKASI SIKLOTRON BATAN UNTUK PENENTUAN ENERGI BERKAS PARTIKEL. Telah dilakukan

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang

Lebih terperinci

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si. Inti Atom dan Penyusunnya Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Eksperimen Marsden dan Geiger Pendahuluan Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian terkecil dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN RPP/KIM SKM 229/ 01-02 5 September 2012 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia 2. Matakuliah/Kode : Radioanalisis

Lebih terperinci

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEAUSAN KOMPONEN MEKANIK DENGAN TEKNIK AKTIVASI LAPISAN TIPIS

PENGUJIAN KEAUSAN KOMPONEN MEKANIK DENGAN TEKNIK AKTIVASI LAPISAN TIPIS PENGUJIAN KEAUSAN KOMPONEN MEKANIK DENGAN TEKNIK AKTIVASI LAPISAN TIPIS (THE MECHANICAL COMPONENTS WEAR LEVEL TEST USING THE THIN LAYER ACTIVATION TECHNIQUE) Silakhuddin Pusat Sains dan Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT 86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Fisika Atom & Inti 8/14/2007 Fisika Atom Model Awal Atom Model atom J.J. Thomson Bola bermuatan positif Muatan-muatan negatif (elektron)) yang sama banyak-nya menempel

Lebih terperinci

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7 ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS

Lebih terperinci

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi Fisika Radiasi Materi Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi PENDAHULUAN kecil dan berbeda, sama atom- Perkembanagn Model Atom : * Model Atom Dalton: - Semua materi tersusun dari partikel- partikel yang sangat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM

Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir Rida SNM rida@uny.ac.id Outline Sesi 1 Radioaktivitas Sesi 2 Peluruhan Inti 1 Radioaktivitas Tujuan Perkuliahan: Partikel pembentuk atom dan inti atom Bagaimana inti terikat

Lebih terperinci

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1,

Lebih terperinci

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar

Lebih terperinci

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si.

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si. ENERGETIKA KESTABILAN INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id PENDAHULUAN Apakah inti yang stabil itu? Apakah inti yang tidak stabil? Bagaimana menyatakan kestabilan U-238 berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). D. 70 E. 80

1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). D. 70 E. 80 1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). Apabila koefisien kondutivitas Q, logam P kali koefisien konduktivitas logam Q, serta AC = 2 CB, maka suhu di C

Lebih terperinci

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS

Lebih terperinci

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01.

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01. SIMAK UI 203 Fisika Kode Soal Doc. Name: SIMAKUI203FIS999 Version: 205- halaman 0. Pada gambar di atas, massa m dan m 2 berturut-turut adalah 6 kg dan 4 kg. Tidak ada gesekan yang bekerja dan massa katrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta sedang meneliti dan mengembangkan sistem pengukuran medan magnet untuk alat siklotron.

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13 Pusat Sains dan Teknologi Alselerator BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 61 Ykbb Yogyakarta 281 suharni@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON

KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON Sri Widayati, L.Kwin Pudjiastuti, Elfida Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1 Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT MATERIAL TEKNIK 2 SKS Ruang B2.3 Jam 8.40-11.10 Dedi Nurcipto, MT dedinurcipto@dsn.dinus.ac.id Struktur Atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta elektron bermuatan

Lebih terperinci

Radioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie

Radioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie Radioaktivitas Inti atom yang memiliki nomor massa besar memilikienergi ikat inti yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan nomor massa menengah. Kecenderungan inti atom yang memiliki nomor massa besar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG MAGNET PENGANALISIS PADA IMPLANTOR ION DENGAN SIMULATOR SUPERFISH DAN OPERA-3D

PERANCANGAN ULANG MAGNET PENGANALISIS PADA IMPLANTOR ION DENGAN SIMULATOR SUPERFISH DAN OPERA-3D 56 PERANCANGAN ULANG MAGNET PENGANALISIS PADA IMPLANTOR ION DENGAN SIMULATOR SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik, Suprapto, Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : rany@batan.go.id

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Produksi radioisotop dan radiofarmaka pada instalasi rumah sakit diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit terhadap radioisotop yang memiliki waktu paruh singkat.

Lebih terperinci

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar

Lebih terperinci

BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF

BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF 1. PELURUHAN EKSPONENSIAL Proses peluruhan merupakan statistik untuk nuklida yang cukup banyak, maka banyaknya peluruhan per satuan waktu (dn/dt)

Lebih terperinci