BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lapangan Tegalega Bandung merupakan tempat yang dijadikan untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lapangan Tegalega Bandung merupakan tempat yang dijadikan untuk"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Latar Penelitian 1. Kondisi Geografis Lapangan Tegalega Bandung merupakan tempat yang dijadikan untuk melakukan penelitian oleh penulis karena didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan olahraga yang dilakukan. Tegalega adalah tegalan yang luas. Dahulu sebagai lapangan pacuan kuda atau balap kuda sejak masa Hindia Belanda kemudian dipindahkan ke arcamanik. Event ini biasanya di gelar setiap akhir tahun dan menjadi salah satu agenda wisata tahunan kota Bandung bahkan menjadi ajang mode pakaian dan adu nasib dalam perjudian. Namanya sempat berubah menjadi Taman Ria setelah pacuan kuda tidak lagi pamor bagi masyarakat priangan dan sebelum di tata sebagai taman di bangun kolam renang sederhana Tirta Lega pada tahun 1976 di atas lahan 1,65 hektare bahkan kota ini sebagai incaran masyarakat dikarenakan biaya masuknya yang sangat murah. Fasilitas ruangan yang terbuka luas pepohonan yang rindang, pasar kembang bahkan ada salah satu yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia dan Bandung khususnya yaitu tugu monument Bandung Lautan Api yang terletak di sisi utara lapangan dan didirikan pada tahun 1981 dengan tinggi 45 meter dan memiliki sisi 9 bidang. Monument ini di bangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api sebagai wujud perjuangan masyarakat Bandung untuk mempertahankan kotanya dari pembumihangusan Bandung selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha. Peristiwa ini terjadi pada 58

2 59 tanggal 24 Maret 1946 dalam waktu tujuh jam yang membakar rumah dan harta bendanya meninggalkan kota menuju perbukitan di selatan kota Bandung. Lapangan Tegalega memiliki luas 19,66 hektare. Di kelilingan beberapa jenis fasilitas olahraga seperti lapangan sepakbola, trek jogging, kolam renang, lapangan upacara, monument Bandung Lautan Api, jalan santai, basket, aneka bermain dan ditanami beberapa jenis pepohonan yang rindang oleh delegasi Negara Asia Afrika sebagai simbol perdamaian ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konfrensi Asia Afrika pada April tahun Lapangan Tegalega Bandung terletak di provinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung selatan. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Inggit Ganarsih (Ciateul), sebelah Barat berbatasan dengan jalan Oto Iskandar Dinata, sebelah Selatan berbatasan dengan jalan Peta, sebelah Timur berbatasan dengan jalan Muhammad Toha. Lapangan Tegalega ramai dikunjung oleh pelaku olaharaga pada hari Sabtu dan Minggu dan di buka untuk umum pada pukul sampai WIB. 2. Program Program yang dilakukan oleh UPT Taman Konservasi Tegalega tidak ada program yang diadakan tetapi pengelola hanya memberikan pelayanan yang terbaik untuk membuat para pengunjung merasa puas, nyaman dalam melakukan aktivitasnya di lapangan Tegalega Bandung. Dalam hal ini masyarakat yang mengunjungi dikenakan untuk tiket masuk Rp ,-/orang dan kendaraan roda- 4 ditarik Rp dan apabila untuk masuk di lapangan sepakbola dikenakan biaya Rp. 1000,/orang.

3 60 3. Pengelolaan Untuk ditatanya area lapangan Tegalega mulai dari fasilitas, kebersihan, keamanan maka perlu adanya bagian-bagian yang mengatur semuanya agar masyarakat bisa nyaman untuk melakukan aktivitas olahraga dengan tujuan yang di maksud. Dalam hal ini Lapangan Tegalega Bandung dikelola oleh UPT Taman Konservasi Tegalega Pada Dinas Pertamanan Kota Bandung. Berikut ini bagan pengelola lapangan tegalega beserta staf-stafnya. UPT TAMAN KONSERVASI TEGALEGA PADA DINAS PERTAMANAN KOTA BANDUNG Kepala UPT Sub Bagian Tata Usaha UPT Bendahara Pengeluaran Petugas Operasional Gambar 4.1 Struktur Organisasi 4. Gambaran Aktivitas Olahraga Masyarakat Bandung khususnya di sekitar lapangan Tegalega banyak yang melakukan aktivitas olahraga dari jam WIB. Aktivitas yang dilakukan

4 61 diantaranya jogging, jalan santai, sepakbola, senam, renang, sepeda, bulutangkis, injak batu dan ada juga yang hanya sekedar nongkrong, berbincang-bincang bahkan belanja karena di sekitar lapangan banyak para pedagang yang mencari keuntungan dari masyarakat setelah melakukan olahraga ini terjadi pada hari Minggu. Pada pukul masyarakat yang melakukan olahraga mulai berkurang yang melakukan olahraga. pukul mulai sepi hanya beberapa orang yang melakukan olahraga. untuk sore hari mulai ramai digunakan oleh pelaku olahraga dari jam sampai WIB. Pelaku olahraga pada hari sabtu pagi kebanyakan usia dewasa dan para orang tua berbeda dengan hari Minggu yang di dominasi oleh para remaja begitu juga untuk sore harinya para remaja lebih banyak yang melakukan olahraga. Lapangan Tegalega Bandung memiliki beberapa sarana dan prasarana untuk mendukung melakukan aktivitas olahraga seperti lapangan sepakbola lengkap dengan tiang gawang beserta jaring-jaringnya tetapi tidak di lengkapi dengan garis yang membatasi kedua sisi lapangan maupun garis tengan tengah di lapangan, lapangan sepakbola ini menyatu dengan track lari terutama buat jalan santai dan jogging. Untuk lapangan basket jarang digunakan dan biasa digunakan oleh pelaku olahraga jika membawa peralatan bola basket sendiri dan kondisi lapangan yang tidak terawat banyak garis yang membatasi sudah tidak kelihatan. Kolam renang di Tegalega memiliki dua kolam renang yang berbeda, dan tribun penonton dengan sisi yang saling berhadapan di sebelah barat dan timur, kondisi kedalaman kolamnya berbeda dari terendah sampai paling dalam dan dilengkapi tempat start untuk memulai perlombaan. Untuk jenis-jenis olahraga lainya seperti

5 62 bulutangkis, volly pelaku menggunakan tempat yang kosong dan membuat suatu lapangan yang merasa dianggap cukup untuk melakukan aktivitas olahraga dengan peralatan yang dibawa perorangan atau menyewa peralatan yang telah disediakan bagi para penjual jasa peminjaman. B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Usia Pelaku Olahraga Tabel 4.1 Gambaran Tingkat Usia Pelaku Olahraga Tahapan dalam Rentang Usia Jumlah Pelaku Olahraga % Akhir masa kanak-kanak % Masa puber atau pramasa remaja % Masa remaja % Awal masa dewasa % Usia pertengahan % Masa tua atau usia lanjut % Masyarakat yang datang untuk melakukan aktivitas olahraga di lapangan Tegalega Bandung sangat banyak. Mereka datang sekitar pukul WIB dari

6 63 berbagai daerah yang ada di Bandung dan sudah melakukan aktivitasnya mulai dari peregangan, jalan kaki mengelilingi lapangan. Berbagai golongan pun ada mulai dari golongan anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, laki-laki, perempuan dan usia para pelaku olahraga. Mengenai usia pelaku olahraga penulis tidak menetapkan bahwa yang berolahraga kebanyakan usia tua, dewasa, remaja ataupun anak-anak tetapi menyimpulkan dari teori yang dipelajarinya. Menurut Havigest (dalam Hurlock 1980:14) bahwa tahapan dalam rentang kehidupan yaitu: (a). Awal masa kanak-kanak yaitu dua sampai enam tahun, (b). Akhir masa kanak-kanak yaitu enam sampai sepuluh atau dua belas tahun, (c). Masa puber atau masa pramasa remaja yaitu sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun, (d). Masa remaja yaitu tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun, (e). Awal masa dewasa yaitu delapan belas sampai empat puluh tahun, (f). usia pertengahan yaitu empat puluh sampai enam puluh tahun, (f). Masa tua atau usia lanjut yaitu enam puluh tahun sampai meninggal. Dari teori di atas penulis dapat mengelompokan atau menggambarkan berapa banyak usia pelaku yang berolahraga di lapangan Tegalega Bandung. Dari hasil wawancara yang diperoleh selama satu bulan yaitu pada hari Sabtu dan Minggu baik pagi dan sore hari. Berikut ini pelaku yang berolahraga untuk usia akhir masa kanak-kanak berkisar dari usia enam sampai sepuluh tahun diperoleh pelaku olahraga 1.96% atau 2 orang dari jumlah sampel. Masa puber atau pramasa remaja yang berkisar usia sepuluh atau dua belas tahun sampai tiga belas atau empat belas tahun yang diperoleh pelaku olahraga 15.68% atau 16 orang dari jumlah sampel. Masa remaja berkisar usia antara tiga belas atau empat belas tahun sampai delapan belas tahun diperoleh pelaku olahraga 16.66% atau 17 orang dari

7 64 jumlah sampel. Usia awal masa dewasa antara usia delapan belas sampai empat puluh tahun diperoleh 24.50% atau 25 orang dari jumlah sampel. Usia pertengahan empat puluh sampai enam puluh tahun atau di antara usia dewasa dan orang tua diperoleh 26.47% atau 27 orang dari jumlah sampel. Usia masa tua atau usia lanjut dengan usia umur enam puluh tahun sampai meninggal diperoleh 14.70% atau 15 orang dari jumlah sampel. 2. Gambaran Tingkat pendidikan pelaku olahraga Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pendidikan Pelaku Olahraga Tingkat Jumlah Pelaku Pendidikan Olahraga % SD % SMP % SMA % Perguruan Tinggi % Ilmu merupakan sesuatu yang harus di cari sampai meninggal nanti, ilmu diperoleh mulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Warga Negara

8 65 berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depanya karena dengan pendidikan seseorang akan mudah untuk mendapatkan apa yang dijadikan tujuannya dan tidak mudah untuk dibodohi. Pelaku olahraga yang ada di lapangan Tegalega datang dari berbagai unsur pendidikan mulai dari terendah sampai tertinggi dalam strata pendidikan. Untuk mempermudah dalam pengelompokan strata pendidikan penulis mengkategorikan strata pendidikan yaitu dari, SD, SMP, SMA/SMK/STM, Perguruan Tinggi. Aktivitas pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung dapat digambarkan untuk tingkat pendidikan terakhirnya di kalangan SD diperoleh 7.84% atau 8 orang dari jumlah sampel. Tingkat pendidikan SMP 26.47% atau 27 orang dari jumlah sampel. Tingkat SMA/SMK/STM diperoleh 42.15% atau 43 orang dari jumlah sampel. Sedangkan untuk tingkat Perguruan Tinggi diperoleh hasil 23.52% atau 24 orang dari jumlah sampel. 3. Gambaran Tingkat Pekerjaan Pelaku Olahraga Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pekerjaan Pelaku Olahraga Tingkat Pekerjaan Jumlah Pelaku Olahraga % Pelajar % Mahasiswa % PNS % Ibu Rumah Tangga % Wiraswasta % Swasta % Pensiunan %

9 66 Masyarakat di sekitar Tegalega Bandung sering melakukan aktivitas olahraga di hari libur yaitu Sabtu dan Minggu walaupun hari-hari biasa lumayan ramai tetapi tidak seramai pada hari libur. Mereka meluangkan waktunya untuk berolahraga baik pagi maupun sore hari. Mereka yang datang lapangan Tegalega Bandung datang dari berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari tukang sablon, ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, buruh pabrik, pedagang, konsultan, kolektor, pensiunan. Untuk memudahkan penulis dalam menggambarkan tingkatan pekerjaan yang dilakukan para pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung mengelompokan jenis pekerjaannya mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, ibu rumah tangga, wiraswasta, swasta, dan pensiunan. Dari diagram di atas bahwa pelaku olahraga untuk tingkat pekerjaan pelajar yang mencakup untuk tingkat SD, SMP, SMA dalam kategori ini penulis mengkategorikan pelajar sehingga diperoleh 36.27% atau 37 orang dari jumlah sampel. Untuk tingkat mahasiswa diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. Untuk PNS diperoleh 0.98% atau 1 orang dari jumlah sampel. Untuk

10 67 tingkat pekerjaan ibu rumah tangga diperoleh 10.78% atau 11 orang dari jumlah sampel. Tingkat pekerjaan wiraswasta yang di dalamnya terdiri dari pekerjaan pedagang, usaha pabrik roti, bengkel las, kuliner dalam hal ini pekerjaan wiraswasta merupakan pekerjaan membuka lapangan usaha oleh karena itu penulis mengelompokan ke dalam wiraswasta yang diperoleh dari pelaku olahraga 14.70% 15 orang dari jumlah sampel. Untuk tingkat pekerjaan pelaku olahraga yang bekerja dalam bidang konsultan pupuk, kolektor, karyawan swasta, buruh pabrik, sales obat mengelompokan ke dalam pekerjaan swasta dengan perolehan persentase 19.60% atau 20 orang dari jumlah sampel. Kemudian yang terakhir adalah pensiunan yang sudah tidak lagi bekerja dengan perolehan 12.74% atau 13 orang dari jumlah sampel. 4. Gambaran Tingkat Sosial Ekonomi Pelaku Olahraga Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Penghasilan Pelaku Olahraga Tingkat Penghasilan Jumlah Pelaku Olahraga % Rendah % Sedang % Tinggi %

11 68 Pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung secara sosial ekonomi sangat bervariasi. Hal ini bisa di lihat dari tingkat upah gaji para pelaku olahraga yang berbeda-beda, mulai dari di bawah standar upah minimum sampai yang termasuk kategori penghasilan tertinggi, yaitu dari gaji upah Rp sampai dengan Rp sedangkan untuk pelajar tidak dimasukan dalam pengkategorian sosial ekonomi dikarenakan pelajar masih ketergantungan dengan orang tua. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh maka penulis mengklasifikasikan gaji pelaku olahraga di lapangan tegalega menjadi 3 kategori, yaitu Gaji rendah, gaji sedang, dan gaji tinggi. kategorisasi ini didasarkan pada patokan gaji UMR (Upah Minimum Regional) pemerintah daerah Bandung sebesar Rp Sesuai diagram di atas, maka penghasilan pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung yang termasuk kategori rendah diperoleh 12.74% atau 13 orang dari jumlah sampel. Untuk yang berpenghasilan kategori sedang diperoleh 33.33% atau 33 orang dari jumlah sampel. sedangkan untuk yang berpenghasilan tinggi diperoleh 7.84% atau 8 orang dari jumlah sampel.

12 69 5. Gambaran Tujuan Pelaku Olahraga Tabel 4.5 Gambaran Tujuan Pelaku Olahraga Tujuan Olahraga Jumlah Pelaku Olahraga % Prestasi % Rekreasi % Kesehatan % Pendidikan % Kesehatan merupakan segala sesuatu yang sangat berarti sekali dalam kelangsungan hidup sehari-hari, karena manusia membutuhkan jiwa dan jasmani yang sehat untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan dalam hidupnya. Pada umumnya olahraga kesehatan sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan biaya mahal. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat atau pelaku olahraga yang melakukan kegiatan olahraga di lapangan Tegalega dengan berbagai maksud dan tujuan yang ingin dibutuhkan oleh pelaku olahraga itu sendiri. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai menurut Giriwijoyo (1991:57) mengkategorikan tujuan olahraga sebagai berikut yaitu,

13 70 (a).olahraga prestasi yaitu tekananya pada pencapaian prestasi, (b). Olahraga rekreasi yaitu tekananya pada rekreasi, (c). Olahraga kesehatan yaitu tekananya pada pencapaian kesehatan, (d). Olahraga pendidikan yaitu tekananya pada pencapaian tujuan pendidikan. Berdasarkan teori dan diagram di atas, maka tujuan pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung dengan tujuan olahraga prestasi diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. Mereka melakukan olahraga dengan tujuan kearah prestasi dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan sejak dini mulai dari SD, SMP, SMA yang dilakukan melalui klub sepakbola selama 3 kali dalam seminggu dengan arahan pelatih untuk salah satu cabang olahraga dalam hal ini cabang sepakbola yang diarahkan ke tujuan prestasi. Latihan yang dilakukan mulai dari pemanasan, inti dan pendinginan. Berbeda dengan tujuan prestasi yang pada intinya adanya suatu kompetisi atau kejuaraan nasional maupun internasional dari klub maupun secara perorangan dan adanya pengawasan dari pemerintah daerah dan pusat. Untuk tujuan olahraga rekreasi di peroleh 10.78% atau 11 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga dengan tujuan rekreasi mereka hanya ingin merasakan kegembiraan, bersenang-senang dari masalah yang muncul yaitu percintaan pekerjaan. Untuk tujuan kesehatan diperoleh 79.41% atau 81 orang dari jumlah sampel. Pelaku yang berolahraga melibatkan semua kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, mereka lakukan hanya semata-mata untuk menjaga kebugaran jasmaninya supaya tetap sehat, terhindar dari berbagai penyakit. Aktivitas yang dilakukan seperti jogging, senam, jalan santai, sepakbola. Kemudian untuk tujuan olahraga pendidikan dalam aktivitasnya mereka melakukan olahraga oleh pembimbing atau guru olahraga yang mengarahkan

14 71 siswanya dengan tujuan mendidik untuk lebih mengerti akan teori-teori olahraga maupun nilai prakteknya. Para siswa datang pada hari Sabtu jam Sampai jam 8.45 WIB. Mereka jogging mengelilingi monument Bandung Lautan Api 2 sampai 4 putaran dan dari pelaku olahraga ini diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. 6. Gambaran Frekuensi Pelaku Olahraga Tabel 4.6 Ganbaran Frekuensi Pelaku Olahraga Frekuensi Jumlah Pelaku Olahraga % % % % % % % % Aktivitas olahraga dilapangan Tegalega mulai dari hari Selasa sampai Minggu dan frekuensinya sangat bervariasi dalam satu Minggu. Mulai dari satu kali, dua kali dalam sehari bahkan beberapa kali berolahraga di Tegalega. Hal ini penulis dapat mengkategorikan frekuensi olahraga yanag diukur pagi hari dan sore

15 72 hari dalam satu Minggu yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Sesuai grafik di atas, maka pelaku olahraga dengan frekuensi 1 kali diperoleh 31.37% atau 32 orang dari jumlah sampel dan frekuensi 2 kali per Minggu diperoleh 16.66% atau 17 orang dari jumlah sampel. Mereka berolahraga hanya untuk memanfaatkan waktu libur saja yaitu satu kali atau 2 kali dalam satu Minggu dengan tujuan yang berbeda-beda seperti tujuan pendidikan yang hanya satu kali per Minggu. Untuk frekuensi 3 kali diperoleh 34.31% atau 35 orang dari jumlah sampel, frekuensi 4 kali diperoleh 5.88% atau 6 orang dari jumlah sampel. Frekuensi 5 kali diperoleh 7.84% atau 8 orang dari jumlah sampel. Untuk frekuensi 3 kali sampai 5 kali pelaku berolahraga tidak hanya pada hari libur saja di hari-hari biasa juga pelaku menyempatkan untuk berolahraga bahkan di sore hari pun melakukan aktivitasnya. Frekunsi 6 kali di peroleh 0.98% atau 1 orang dari jumlah sampel dan frekuensi 7 kali diperoleh 2.94% atau 3 orang dari jumalah sampel. Untuk frekuensi 6 sampai 7 kali mereka melakukan rutintas berolahraga walaupun olahraganya sebatas jalan-jalan, berbincang-bincang dengan teman sebayanya. 7. Gambaran Jenis Olahraga Tabel 4.7 Gambaran Jenis Olahraga Pelaku Olahraga Jenis Olahraga Jumlah Pelaku Olahraga % Jalan santai % Jogging % Senam % Basket % Sepakbola % Sepeda % Renang % Bulutangkis %

16 73 Pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung melakukan aktivitas dari berbagai jenis olahraga mulai dari jogging, senam aerobik, sepeda, jalan santai, menginjak batu, renang, bulutangkis, basket dan sepakbola. Mereka melakukan jenis olahraga bersama teman-teman, saudara, pacar maupun sendiri. Di mulai dari pukul sampai 8.30 dan di sore hari dari jam sampai WIB. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam melakukan aktivitas seperti tidak adanya lapangan bulutangkis dan pelaku hanya memainkan di lapangan terbuka. Dari diagram di atas dapat di gambarkan jenis olahraga yang dilakukan oleh pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung. Untuk jalan santai diperoleh 25.49% atau 26 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga berjalan mengelilingi bundaran tugu Bandung Lautan Api dan trek luar dengan rindangnya pepohonan secara sendiri maupun berkelompok. Jalan yang dilakukan sesekali sambil meregangkan tangan kepala dan badan, bahkan sesudah berjalan berlanjut ke tempat refleksi atau tempat injak batu dengan berputar-putar secara perlahan-

17 74 lahan. Untuk jenis olahraga jogging diperoleh 35.29% atau 36 oarang dari jumlah sampel pelaku berolahraga di lintasan jogging di dalam lapangan sepakbola dan juga di sekitar tugu monument Bandung Lautan Api. Untuk jenis olahraga senam diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga senam aerobik berolahraga di pagi hari dengan panduan instruktur dan mengikutinya secara bersama-sama. Untuk jenis olahraga basket diperoleh 0.98% atau 1 orang dari jumlah sampel jenis olahraga basket tidak terlalu banyak karena pengelola tidak menyediakan bola. Untuk jenis olahraga sepakbola diperoleh 27.45% atau 28 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga untuk jenis sepakbola ramai dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu pagi, berlanjut sore setiap harinya. Untuk jenis olahraga sepeda diperoleh 2.94% atau 3 orang dari jumlah sampel. Untuk jenis olahraga renang diperoleh 2.94% atau 3 orang dari jumlah sampel. Olahraga renang selalu ramai dikunjungi terutama pelaku yang melakukan pelajaran olahraga, dan yang sedang belatih berenang. Sedangkan untuk jenis olahraga bulutangkis diperoleh 1.96% atau 2 orang dari jumlah sampel. Memanfaatkan lapangan Tegalega dengan menyewakan peralatan raket selengkapnya kepada pengunjung yang mau berolahraga sehingga pelaku olahraga tidak direpotkan bawa-bawa peralatan dari rumah. 8. Gambaran Volume Pelaku Olahraga Tabel 4.8 Gambaran Volume Pelaku Olahraga Volume Pelaku Olahraga Jumlah Pelaku Olahraga % Ringan % Sedang % Berat %

18 75 Volume pelaku olahraga di Lapangan Tegalega memiliki kapasitas bermacam-macam dalam melakukan aktivitas olahraga. hal ini di lihat dari hasil wawancara dan pengamatan yang penulis peroleh dari masing-masing informant pelaku olahraga. Mereka berolahraga mulai dari lintasan jogging yang ada di lapangan sepakbola, tugu monument Bandung Lautan Api lintasan luar lapangan tegalega, dan dari jenis olahraga lainnya seperti senam, sepakbola, jalan santai, menginjak batu, dan bagi pelaku olahraga sendiri jarang yang melakukan olahraga di dalam lapanagan sepakbola, ini disebabkan masing-masing pelaku yang mau berolahraga diwajibkan untuk membayar biaya masuknya dan kebanyakan pelaku memilih berolahraga di sekitar tugu monument Bandung Lautan Api. Pengulangan olahraga yang dilakukan dari 1, 2, 3, 4, 5, 6 kali pengulangan terutama di trak jogging, dan berlanjut ke cabang olahraga lainnya. Tubuh yang di hasilkan dalam berolahraga dari tidak keluar keringat sampai keluar keringat berlebihan. Volume pelaku olahraga dapat dikatan beranekaragam, menurut Imanudin (2008:77) menjelaskan volume sebagai berikut:

19 76 Volume adalah, Jumlah atau kuantitas materi yang harus dilakukan dalam satu unit latihan. Volume latihan bisa berupa: (1). lamanya waktu latihan (menit, jam), (2). Beratnya beban yang harus di angkat (kg, kuwintal), (3). Jauhnya jarak yang harus di tempuh atau diselesaikan (meter, km), (4). Banyaknya pengulangan gerak yang harus dilakukan (10 kali, 50 kali, 100 kali). Berdasarkan pedoman volume di atas penulis mengkategorikan volume pelaku olahraga menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang, berat. Dikatakan ringan bahwa pelaku yang berolahraga hanya melakukan pengulangan satu sampai dua kali pengulangan, aktivitasnya sampai tidak keluar keringat apapun, hanya sekedar jalan, ngobrol, menginjak batu dan pelaku olahraga dari volume ringan diperoleh 31.37% atau 32 dari jumlah sampel. Untuk kategori sedang yaitu pelaku melakukan olahraga dengan tiga sampai lima kali pengulangan hingga keluar keringat, dan waktu mencapai 2 jam lamanya, selesainya berolahraga mereka melakukan peregangan, dengan berbincang-bincang dan bercanda. Dari pelaku olahraga dengan volume sedang diperoleh 64.70% atau 66 orang dari jumlah sampel. Sedangkan untuk kategori berat pelaku berolahraga mencapai batas lebih dari 2 jam dan aktivitasnya cukup berat untuk dilakukannya seperti yang dialami sekolah sepakbola, pertama diawali jogging, teknik, game hingga waktu yang cukup lama dan diperoleh dari pelaku olahraga berat ini 3.92% atau 4 orang dari jumlah sampel.

20 77 9. Gambaran Jarak Pelaku Olahraga. Tabel 4.9 Gambaran Jarak Pelaku Olahraga Jarak Pelaku Olahraga Jumlah Pelaku ke Lapangan Tegalega Olahraga % Dekat (0-2 km) % Sedang (2.1-4 km) % Jauh (Lebih dari 4 km) % Letak wilayah lapangan Tegalega berada di pusat kota tepatnya di wilayah Bandung selatan akses jalan yang mudah dilalui, lapangan yang luas, sarana olahraga yang memadai membuat pelaku olahraga tertarik untuk melakukan aktivitas olahraga di lapangan Tegalega. Ketertarikan ini dilihat dari para pelaku olahraga yang memadati lapangan dari berbagai daerah di Bandung mereka tidak dari daerah yang dekat saja, bahkan yang dari daerah jauh pun melakukan olahraga di lapangan Tegalega walaupun hanya satu Minggu sekali, bahkan dari jarak yang lumayan jauh pelaku tidak menghiraukan karena lapangan tegalega merupakan lapangan yang terluas di Bandung selain lapangan Padjajaran,

21 78 lapangan Sabuga. Pelaku datang dari daerah Cimahi, Kopo, Buah batu, Cicaheum dan daerah sekitar Tegalega dengan menempuh berbagai kendaraan baik naik angkot, sepeda motor, mobil, sepeda ontel dan jalan kaki bagi mereka yang tinggal di dekat lapangan Tegalega. Untuk menentukan jarak tempuh pelaku olahraga ke lapangan penulis mengkategorikan jarak yaitu dekat, sedang, jauh. Untuk kategori dekat jarak yang ditempuh 0 sampai 2 km dari tempat tinggal sampai ke lapangan tegalega baik jalan kaki ataupun dengan menggunakan kendaraan dan diperoleh 52.94% atau 54 orang dari jumlah sampel. Untuk kategori sedang yaitu mulai dari 2.1 sampai 4 km dan diperoleh 20.58% atau 21 orang dari jumlah sampel. Kemudian jarak jauh yaitu lebih dari 4 km sampai batas terjauh daerah pelaku yang berolahraga di Tegalega dan diperoleh 26.47% atau 27 orang dari jumlah sampel.

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat secara luas, ini terbukti dengan banyak tumbuh berkembangnya tempat-tempat olahraga dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terbuka Hijau ( RTH ) publik. Kota-kota besar pada umumnya memiliki ruang

BAB I PENDAHULUAN. Terbuka Hijau ( RTH ) publik. Kota-kota besar pada umumnya memiliki ruang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai masalah lingkungan hidup makin menjadi bahasan yang sangat menarik dewasa ini. Salah satu permasalahan yang kini dihadapi oleh hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan mengenai responden pelaku pergerakan Cimahi-Bandung yang berpotensial untuk menggunakan

Lebih terperinci

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang C534 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang Dian Fajar Novitasari dan Ardy Maulidy Navastara Departemen Perencanaan

Lebih terperinci

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-188 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Karakteristik Pengunjung Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN).

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB II PROFIL INSTANSI BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Instansi Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, didirikan bersamaan dengan didirikannya Univesitas Pendidikan Indonesia tanggal 20 Oktober

Lebih terperinci

SURVEY WAWANCARA PENGGUNA PARKIR Nama : Hari/Tanggal : Cuaca : Cerah/Mendung/Hujan Alamat :...

SURVEY WAWANCARA PENGGUNA PARKIR Nama : Hari/Tanggal : Cuaca : Cerah/Mendung/Hujan Alamat :... SURVEY WAWANCARA PENGGUNA PARKIR Nama : Hari/Tanggal : Cuaca : Cerah/Mendung/Hujan Alamat :... Kebiasaan Parkir 1. Apakah kendaraan yang anda parkir kendaraan pribadi? 2. Apakah tujuan anda mengunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://www.scribd.com/2012/05/14/07.23):

BAB I PENDAHULUAN. (http://www.scribd.com/2012/05/14/07.23): BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat perlu melakukan aktivitas untuk menyehatkan dan mengembalikan kesehatan tubuhnya dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan berolahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hari-hari libur biasanya banyak masyarakat melakukan kegiatan olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau bulutangkis baik di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Metodologi penelitian ini menguraikan tahapan penelitian yang dilakukan dalam studi ini. Penggunaan metode yang tepat, terutama dalam tahapan pengumpulan dan pengolahan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya usia dan semakin bertambah padatnya aktivitas yang di jalani seseorang, semakin menurun pula tingkat kesadaran seseorang itu akan pentingnya berolahraga

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek pada tubuh secara keseluruhan. Olahraga membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah : IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir 1. Lokasi Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kelurahan Tanjung Ratu Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Way Pengubuan,

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI PENERAPAN IJARAH DAN PENGAMBILAN BESARAN DENDA PADA PERSEWAAN MOBIL DI KELURAHAN MLAJAH KECAMATAN BANGKALAN KABUPATEN BANGKALAN

BAB III APLIKASI PENERAPAN IJARAH DAN PENGAMBILAN BESARAN DENDA PADA PERSEWAAN MOBIL DI KELURAHAN MLAJAH KECAMATAN BANGKALAN KABUPATEN BANGKALAN BAB III APLIKASI PENERAPAN IJARAH DAN PENGAMBILAN BESARAN DENDA PADA PERSEWAAN MOBIL DI KELURAHAN MLAJAH KECAMATAN BANGKALAN KABUPATEN BANGKALAN A. Sekilas Kelurahan Mlajah 1. Keadaan Geografis Kelurahan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini. VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, kelompok tenaga kerja serta kelompok masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder Dari interview yang dilakukan pada beberapa hari sebelum survei pada tanggal 14-17 April 2016 di Empire XXI Yogyakarta yang dilakukan oleh peneliti pihak Empire

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus

BAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat kompleks, menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai aspek: sosiologis, psikologis, ekonomis, ekologis dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menggemari olahraga tersebut baik sebagai cara untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. yang menggemari olahraga tersebut baik sebagai cara untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak cabang olahraga yang populer di dunia, dan banyak orang yang menggemari olahraga tersebut baik sebagai cara untuk menjaga kesehatan maupun sebagai hobi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas 114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Taman Tegallega mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pada awalnya Taman Tegallega dikenal sebagai lapangan tempat digelarnya event pacuan kuda oleh

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO A. Keadaan Geografis 1. Letak dan keadaan fisik Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di Propinsi D.I. Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kegiatan olahraga sangat bermanfaat untuk jasmasni dan rohani manusia. Manfaat jasmani yang kita dapat dari berolahraga menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pembangunan saat ini, maka sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Transportasi misalnya memegang peranan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit. Hal ini ditunjukan dari peran masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau 43 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA DANAU BUATAN 4.1 Sejarah singkat Danau Lembah sari merupakan bendungan buatan yang awalnya dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

Lebih terperinci

SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL

SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL Pilihlah satu jawaban yang paling tepat berdasarkan beberapa informasi yang diberikan. Kemudian, pilihlah opsion a, b, c, atau d sebagai pilihan jawaban anda. Kerjakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

SURVEI MINAT MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. Oleh Budi Valianto 1, Dewi Hamda M.

SURVEI MINAT MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. Oleh Budi Valianto 1, Dewi Hamda M. Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Diterbitkan Oleh: Prodi Ilmu Keolahragaan FIK-UNIMED ISSN 2580-5150 SURVEI MINAT MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA Oleh Budi Valianto 1, Dewi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

c. Media cetak d. Media elektronik

c. Media cetak d. Media elektronik LAMPIRAN 83 84 Lampiran 1 Kuisioner Pengunjung Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KUISIONER PENELITIAN RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU-LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB KUESIONER No. kuesioner DIISI OLEH PENELITI. Nama Pewawancara : Kelompok :. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB ( Berilah tanda silang (x) sesuai dengan jawaban responden ) DATA DIRI RESPONDEN. Nama :.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kabupaten Sleman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Sleman Kota Sleman terletak antara 110 33 00 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana

BAB I PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana merupakan gerakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1: mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar yang dapat dicapai. untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1: mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar yang dapat dicapai. untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sangat memerlukan kebugaran. Selaras pula dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan pada manusia. Olahraga juga merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia

Lebih terperinci

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Bab ini berisi analisis mengenai karakteristik dan preferensi pengguna mobil pribadi, taksi, maupun bus DAMRI yang menuju

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER

LAMPIRAN A KUISIONER 0 LAMPIRAN A KUISIONER A-1 LAMPIRAN A KUISIONER Metode penentuan sampling yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan non probability sampling, dimana metode ini lebih tepat digunakan dalam kajian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN RUANG BERMAIN ANAK DI KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR

KETERSEDIAAN RUANG BERMAIN ANAK DI KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR KETERSEDIAAN RUANG BERMAIN ANAK DI KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR 1) Joao Da Silva Gusmao, 2) Janthy Trilusianthy, 3) Indarti Komala Dewi. ABSTRAK Bermain sangatlah penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : 21 SLB Widya Bhakti Semarang didirikan sejak tahun 1981 di atas lahan seluas 1548 meter persegi dengan luas bangunan 546 meter persegi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan, karena pada dasarnya salah satu yang membuat diri kita sehat adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga merupakan kota terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota pada umumnya disertai dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini pada akhirnya akan menyebabkan

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 127 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan akhir dari seluruh tahapan studi yang telah dilakukan. Bab ini berisi temuan dan kesimpulan studi yang menjelaskan secara umum mengenai ketersediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang 4 BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang meliputi lokasi penelitian dan aktivitas orang lanjut usia di kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus. mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus. mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental sosial dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan jasmani adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A TRI WAHYUNI A INDRAYANI A

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A TRI WAHYUNI A INDRAYANI A 2012 LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A21109304 TRI WAHYUNI A21109294 INDRAYANI A21109261 STUDY KELAYAKAN BISNIS LAPANGAN FUTSAL (NAKAMA FUTSAL ZONE) BAB I PENDAHULUAN Olahraga

Lebih terperinci

USMSTAN 2013 TPA 03 - Pola Barisan

USMSTAN 2013 TPA 03 - Pola Barisan USMSTAN 20 TPA 0 - Pola Barisan Doc. Name: USMSTAN20TPA997 Version : 208-05 halaman 6. Dari suatu sekolah lulusannya diterima di 4 jurusan bisnis, lulusannya diterima di jurusan hukum dan lulusannya diterima

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Banjir Kanal Barat (BKB) yang terbentang mulai dari kawasan Manggarai sampai kawasan Muara Angke menampung beberapa aliran sungai yang melintas di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK A. Gambaran Umum Tentang Desa Guntur Kecamatan Guntur Kabupaten Demak 1. Letak Geografis 1 Desa Guntur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber- sumber dalam mencapai keunggulan serta mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber- sumber dalam mencapai keunggulan serta mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha dibidang penyediaan fasilitas olahraga seperti kolam renang, futsal serta bidang olahraga lain sangat pesat di masa sekarang ini. Kita dapat

Lebih terperinci

LAPORAN WAWANCARA Judul Tujuan Topik Pelaksanaan Hari, Tanggal Pukul Tempat Pewawancara . Narasumber Latar Belakang

LAPORAN WAWANCARA Judul Tujuan Topik Pelaksanaan Hari, Tanggal Pukul Tempat Pewawancara . Narasumber Latar Belakang LAPORAN WAWANCARA 1. Judul : Mereka Sama Seperti Aku, Kamu, dan Kita. 2. Tujuan : Untuk mengetahui tentang seluk beluk pasar malam. 3. Topik : Pasar Malam. 4. Pelaksanaan : a. Hari, Tanggal : Minggu, 30

Lebih terperinci