STATISTIKA UNIPA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STATISTIKA UNIPA SURABAYA"

Transkripsi

1 ANALISIS DATA KUALITATIF (INTRODUCTION TO CATEGORICAL DATA ANALYSIS) GANGGA ANURAGA S.Si, M.Si

2 Materi : Pendahuluan : Distribusi dalam dalam data diskret Tabel Kontingensi Tabel dua dimensi Tabel dimensi > 2 Pratikum Model log linier (Model dan Interpretasi) Pratikum Model logistik Biner (Estimasi Parameter, pengujian parameter, interpretasi, kesesuaian model) Pratikum Multinomial (Estimasi Parameter, pengujian parameter, interpretasi, kesesuaian model) Pratikum Ordinal (Estimasi Parameter, pengujian parameter, interpretasi, kesesuaian model) Pratikum Model poisson (Estimasi Parameter, pengujian parameter, interpretasi, kesesuaian model) Pratikum

3 Kontrak kuliah No Komponen Bobot Nilai (10%) 1 Partisipasi kuliah 10 2 Tugas-tugas 20 3 Kuis 15 4 Ujian Tengah Semester 25 5 Ujian Akhir Semester 30 Jumlah 100

4 referensi Agresti, Alan An Introduction to Categorical Data Analysis. Wiley Series : New York

5 Pendahuluan Hubungan antara variabel X dan Y, dimana Y adalah variabel diskret (Nominal, Ordinal) dan X merupakan variabel kontinyu atau diskret (Nominal, Ordinal, Interval dan rasio) Tujuan ADK : Digunakan pada data berbentuk kategori, terutama pada variabel respon yang berbentuk diskret/kategori. Contoh : Y : partai politik (Demokrat, Gerindra, Golkar) X : pendidikan, pendapatan, dan jenis kelamin

6 Terdapat 2 jenis variabel kategori Nominal Contoh : jenis kelamin, jenis musik (rock, pop, jazz) dll Ordinal Contoh : tingkat pendidikan (SD, SMP, SMU, PT) Selanjutnya yang akan menjadi perhatian penting adalah variabel biner (sukses gagal). Dan perbedaan penting nominal-ordinal.

7 Distribusi Probabilitas dalam Analisis Data Kualitatif (CDA) Distribusi Binomial distribusi untuk proses bernoulli Karakteristik proses bernoulli Percobaan berlangsung n kali, dalam cara dan kondisi sama Setiap percobaan hanya ada 2 kejadian yang mungkin terjadi, yang mana saling asing dan independen. Peluang / probabilitas dari satu percobaan ke percobaan yang lain adalah konstan. 2 kejiadian tersebut umumnya dinotasikan sebagai kejadian sukses dan kejadian gagal

8 Lanjutan distribusi binomial P( Sukses), 1 P( gagal) untuk setiap percobaan Y munculnya atau jumlah sukses yang akan dihitung Setiap percobaan saling asing dan independen n = jumlah percobaan Y berdistribusi binomial

9 Contoh : Suatu pemilihan umum / pemilu yang diikuti oleh partai demokrat dan golkar, yang mana dilaksanakan dalam 3 putaran. Misalkan peluang partai demokrat memenangkan pemilu adalah 0,5 ( P( Demokrat) = 0,5).Berapa probabilitas partai demokrat memenangkan pemilu sebanyak 3 kali. Jawab : n = 3, Y = munculnya atau jumlah sukses yang memilih partai demokrat.

10 Lanjutan Contoh :

11 Catatan : E( Y ) n (menunjukkan rata-rata kesuksesan dari sebuah percobaan) Var( Y ) n (1 ), n (1 (menunjukkan variansi/standar deviasi dari sebuah percobaan) Y ^ p juga dilambangkan, n (menunjukkan persentase kesuksesan dari sebuah percobaan) Y E( p) E n Y n (1 ) n

12 Soal : Probabilitas kiriman paket dari suatu biro perjalanan akan sampai tepat waktu adalah 0,8. jika kita mengirim lewat biro tersebut 10 kali, Berapa probabilitas bahwa 6 diantaranya akan sampai tepat waktu? 0,0881 Berapa rata-rata dan varians bahwa 6 diantaranya akan sampai tepat waktu? 8 dan 1,6

13 Pengujian Proporsi untuk Distr. Binomial Untuk distribusi binomial, menggunakan estimator ML dalam inferensi statistik untuk parameter Estimator ML adalah proporsi sampel ( p) Sampling distribusi dari proporsi sampel ( p),memiliki mean dan s tan dar error sbb : E( p), ( p) (1 ) n statistik uji yang digunakan : z p 0 0(1 0) n Hipotesis yang digunakan, H : vs H : (satu arah) Daerah kritis : dengan =0,05 ( Z =1.96) 0,025 (1 ) Dan CI 95% adalah 1,96 p p p n

14 Distribusi Multinomial Jika dalam setiap percobaan / eksperimen didapatkan peluang munculnya kesuksesan (possible outcomes) > 2, dengan beberapa kategori. Maka dinamakan sebagai distribusi multinomial (multinomial distribution). Contoh : Beberapa percobaan yang memiliki lebih dari dua hasil yang mungkin. Misalnya, hasil untuk driver dalam kecelakaan mobil dapat terekam menggunakan kategori "tidak terluka," "cedera yang tidak memerlukan rawat inap," "cedera yang memerlukan rawat inap," "kematian."

15 Lanjutan Distribusi Multinomial c menunjukkan jumlah kategori hasil,,..., peluang sukses (probability) 1 2 c j j n j j 1 n

16 Contoh : Distribusi Multinomial Dalam pemilihan umum sebuah negara besar, kandidat A mendapat 20% suara, calon B menerima 30% suara, dan kandidat C menerima 50% suara. Jika enam pemilih yang dipilih secara acak, berapakah probabilitas bahwa akan ada tepat satu pendukung calon A, dua pendukung calon B dan tiga pendukung kandidat C dalam sampel?

17

18 CONTINGENCY TABLES (TABEL KONTINGENSI) GANGGA ANURAGA S.Si, M.Si

19 Tabel Kontingensi Berkaitan dengan hubungan antar variabel kategori / diskret. Menguji apakah kedua variabel tersebut (diskret) independent.

20 Syarat pada Tabel Kontingensi Homogen : setiap level atau kategori dalam suatu variabel merupakan objek yang sama. Independent (saling bebas) P( AB) P( A) P( B) Skala nominal : skala yang digunakan untuk membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan lainnya, misal : jenis kelamin (laki-laki, perempuan Skala ordinal : skala yang digunakan untuk membedakan dan mengurutkan data, misal tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, PT)

21 Tabel Kontingensi r x c Baris Lajur / Kolom c 1 n 11 n n 1c 2 n 21 n n 2c r n r1 n r2... n rc Tabel kontingensi berisi hitungan hasil n, yang mana banyaknya individu yang termasuk dalam sel ke ij, i = 1,2...r dan j = 1,2...c ij

22 Tabel Kontingensi 2 x 2 Misal hubungan antar jenis kelamin dengan kepercayaan bahwa ada kehidupan setelam mati. Tabel 1 :

23 Probabilitas Joint dan Marginal Probabilitas join (Joint Probability) nij ij pij P X i, Y j n menyatakan peluang ( X, Y) pada baris ke-i dan kolom ke-j ij i, j dinyatakan sebagai joi nt distribution dari X dan Y ij 1

24 Tabel probabilitas untuk kontingensi 2 x 2 Gender Yes Belief in Afterlife No or Undecided Total females π 11 π 12 π 1+ Males π 21 π 22 π 2+ Total π +1 π +2 π ++

25 Tabel Probabilitas Tabel 2 : Gender Belief in Afterlife Yes No or Undecided Total females π 11 = 509/1127 = 0,452 π 12 = 116/1127 = 0,103 π 1+ = 0,555 Males π 21 = 398/1127 = 0,353 π 22 = 104/1127 = 0,092 π 2+ = 0,445 Total π +1 = 0,805 π +2 = 0,195 π ++ = 1 n11 misal : 11 p11 0,452, n menyatakan peluang (joint probability) dari jenis kelamin perempuan yang mengatakan ya/percaya ada kehidupan setelah mati

26 Probabilitas Marjinal (Marginal Probability) Merupakan total dari baris dan atau total kolom dari probabilitas join (joint probabiliy). i j ij merupakan total dari probabilitas join (joint probability) dari baris ke-i merupakan total dari probabilitas join (joint probability) dari kolom ke-j = 1, merupakan total dari probabilitas marginal

27 Gender Yes Belief in Afterlife No or Undecided Joint Probability Total females π 11 = 509/1127 = 0,452 π 12 = 116/1127 = 0,103 π 1+ = 0,555 Males π 21 = 398/1127 = 0,353 π 22 = 104/1127 = 0,092 π 2+ = 0,445 Total π +1 = 0,805 π +2 = 0,195 π ++ = 1 Marginal Probability

28 Independensi Untuk selanjutnya pandang Y sebagai variabel respon (belief in afterlife) dan X (Gender) sebagai variabel penjelas (explanatory variable). Dan ij, jika X dan Y bebas (independen) maka : p p x p p p x p p p x p p p x p ( b a c a h a m p ir s a m a ) pij

29 Uji Independensi (Chi-Squared dan Likelihood Ratio Test) 0 1 H ip o te s is y a n g d ig u n a k a n a d a la h s e b a g a i b e rik u t : H : tid a k a d a h u b u n g a n a n ta ra X d a n Y ( b e b a s ) a ta u ( ) H : a d a h u b u n g a n a n ta ra X d a n Y ( tid a k b e b a s ) a ta u ( ) id e n tifik a s i : n n ij ij ij i m e ru p a k a n n ila i h a ra p a n d a ri n n n n i ˆ ij n p i p j n n n n ˆ e s tim a s i n ila i h a ra p a n ij S ta tis tik U ji : u n tu k ta b e l k o n tin g e n s i 1 1 I x J j n ij j i j, d e n g a n p e a rs o n 2 d a n L ik e lih o o d ra tio te s t s e b a g a i b e rik u t : 2 n ˆ n 2 ij ij 2 ij h itu n g, G 2 n ij lo g ˆ ˆ ij ij d f I J G 2 ij i j ij i j d e n g a n a s u m s i in d e p e n d e n

30 Uji Chi-Squared Uji Chi-Sqaured menuntut frekuensi-frekuensi yang diharapkan tidak boleh terlalu kecil. Untuk uji Chi-Squared dengan derajat bebas (db) yang lebih besar 1, lebih dari 20% selnya harus mempunyai frekuensi yang diharapkan lebih dari 5 dan tidak satu sel pun boleh memiliki frekuensi yang diharapkan kurang dari satu.

31 Contoh uji independensi Gunakan pearson sebagai statistik uji dan Likelihood ratio G 2 2

32 Yates (1934) Melakukan koreksi terhadap pearson Chi-Squared. Frank Yates, ahli statistik Inggris, menyarankan koreksi untuk kontinuitas yang menyesuaikan rumus untuk uji chi-squared Pearson dengan mengurangi 0,5 dari perbedaan antara masing-masing nilai yang diamati dan nilai yang diharapkan dari tabel 2 2 kontingensi. 2 Yates n ˆ 0,5 2 ij ij ˆ ij

33 Fisher Digunakan pada sampel kecil, untuk nilai harapan < 5. Nilai p_value langsung dapat dihitung, dibandingkan dengan signifikansi alpha (0,05). Langkah-langkah dalam uji fisher : Mencari konfigurasi-konfigurasi tabel yang lebih ekstrim dari tabel yang diamati Menghitung nilai p, katakanlah p1, p2,..., pk Nilai p dari tabel yang diamati adalah penjumlahan p p p k

34 Fisher (Lanjutan 1)

35 Fisher (Lanjutan 2)

36 Fisher (Lanjutan 3)

37 Fisher (Lanjutan 4) Dengan alpha = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan (independen) antara gejala psychotics dan neurotics dengan gejala perasaan bunuh diri.

38 Risiko Nisbi (Relative Risk) Merupakan perbandingan antara dua peluang yang sukses Menyatakan peluang terjadinya suatu kejadian (resiko) Nilai relative risk akan berkisar dari nol sampa tidak hingga Nilai relative risk yang sama dengan 1 atau mendekati 1 mengindikasikan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut RR n n 21 n n 2

39 Risiko Nisbi (Relative Risk) P(perempuan percaya ada kehidupan setelah mati) =509/625 =0,81 P(laki-laki percaya ada kehidupan setelah mati) =398/502 =0,79 Didapatkan relative risk yang mendekati 1 mengindikasikan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut RR 0,81 1,02 0,79

40 Odds Ratio Odds adalah peluang terjadinya suatu kejadian dibandingkan peluang tidak terjadinya kejadian tersebut. Odds ratio adalah adalah perbandingan dari dua odds.

41 TABEL DIMENSI GANDA Gangga Anuraga

42 Uji kebebasan bersama-sama / mutual independence dalam tabel kontingensi 3 x 3 Hipotesis : H : p p p p 0 ijk i... j... k H : p p p p 0 ijk i... j... k Statistik Uji : dengan : n n n i... j... k ˆ E ijk ijk 2 N df rcl r c l i j k 1, 2,..., r 1, 2,..., c 1, 2,..., l 2 r c l ( n E ) ijk ijk i1 j 1 k 1 E 2 ijk 2

43 Contoh : Data perilaku kelas pada pada sekolah anak-anak Uji apakah terdapat hubungan antara perilaku kelas anak-anak (deviant, non deviant), kondisi sekolah (low, medium, high) dan indeks resiko yang terkait dengan kondisi tempat tinggal (not at risk, at risk)

44 1.Tentukan terlebih dahulu n, n, dan n non deviant dan deviant n n i... j... k (16 7) (15 34) (5 3) 80 (1 1) (3 8) (1 3) 17 not at risk dan risk n (16 1) (15 3) (5 1) 41 n (7 1) (34 8) (3 3) condition school n n n (16 7) (1 1) 25 (15 34) (3 8) 60 (5 3) (1 3) 12

45 2. Tentukan nilai harapan masing-masing sel E ijk n n n i... j... k N 2 80 x 41 x25 E 111 8,72 97 x x 56 x25 E ,90 97 x 97 lanjutkan...

46

47 Statistik Uji : 2 2 7,0.05 r c l ( n E ) ijk ijk i1 j1 k 1 E df rcl r c l 2 df 7 14, ,30 Kesimpulan : Karena tolak H maka perilaku kelas anak-anak (deviant, non deviant), kondisi sekolah (low, medium, ijk 0 high) dan indeks resiko (not at risk, at risk) tidak bebas bersama-sama

48 Jika ditanyakan apakah kondisi sekolah dan indeks resiko independet berdasarkan perilaku kelas, maka : 2 10,78 dengan df = 2

49 TUGAS Kombinasikan data untuk jenis kelamin sehingga menjadi 4 x 4 kemudian uji independensi dengan menggunakan pearson dan likelihood ratio test, interpretaasikan. Bandingkan 2 level pendapatan pertama terhadap kepuasan kerja dengan menggunakan likelihood ratio test, interpretaasikan. Bandingkan 2 level pendapatan terakhir terhadap kepuasan kerja dengan menggunakan likelihood ratio test, interpretaasikan.

50 TERIMA KASIH

51 MODEL LOG LINIER Gangga Anuraga

52 MODEL LOG LINIER Menyatakan hubungan antar variabel, dengan data yang bersifat kualitatif (skala nominal atau ordinal). Dengan menggunakan pendekatan log linier bisa diketahui model matematikanya secara pasti serta level atau kelas mana yang cenderung menimbulkan adanya hubungan atau dependensi. Dalam tabel kontingensi I x J, dikatakan independen apabila ij i j Formula dalam model log linier menggunakan nilai harapan ij n ij dan independen jika n ij i j

53 MODEL LOG LINIER UNTUK TABEL 2 X 2 M isalkan X sebagai variabel baris dan Y sebagai variabel kolom, m aka m odel log linier dapat dituliskan sebagai berikut : X Y log...(1) dim ana : i X Y j ij i j m enunjukkan efek utam a kategori ke-i variabel X. m enunjukkan efek utam a kategori ke-j variabel Y. dan m odel jenuh dapat dituliskan sebagai berikut : X Y XY log... (2) ij XY ij i j ij = efek interaksi antara kategori dan kategori ke-j peubah Y untuk i=1,2,3,...,i dan j=1,2,3,...,j ke-i peubah X

54 log (terdapat hubungan antara log ij ij ij i j dengan n, sehingga n dapat digunakan untuk menduga log ) J j1 I i1 ij J I ij ij I J ij i1 j1 IJ ij ij

55 X i i Y j j XY ij ij i j

56 CONTOH KASUS Hubungan partai dengan jenis kelamin jenis kelamin Partai buruh konservatif Total Laki-laki Perempuan Total Ln n ij hubungan partai dengan jenis kelamin eta(ij) jenis kelamin Partai buruh konservatif eta(i+) Laki-laki Perempuan eta(+j)

57 Sehingga : 5, X X Y Y 0,14 0,14 0, 23 0, 23 XY XY 0,10 0, XY XY 0,10 0,

58 MODEL JENUH / SATURATED MODEL (MODEL 0) Didapat model penuh (saturated model) misal log v v , 4 5, 21 0,14 0, 23 0,10 (mod el jenuh) v ij v X Y XY ij i j ij X Y XY X Y XY 5, 21 0,14 0, 23 0,10 (mod el jenuh) df 2 0 G 0,000 ij

59 XY MODEL TANPA INTERAKSI ij (MODEL 1) Model 1 adalah interaksi antar 2 variabel SURABAYA dihilangkan misal log v ij ij X Y v ij i j XY Untuk mengevaluasi interaksi UNIPA ij dapat STATISTIKA dilakukan dengan membandingkan model Berikut hipotesis yang dibangun : H model 1 adalah model terbaik 0 H model 0 (saturated model) adalah model terbaik 1

60 Statistik Uji : 2 2 Dengan pearson dan Likelihood ratio test sebagai berikut : 2 2 ij ij 2 ij hitung, G 2n ij log ˆ ˆ ij ij 2 1:0,05 n ˆ n df I 1 J 1 0,05 3,841 G

61 Tabel Frekuensi Harapan dan ln dari frekuensi harapan jenis kelamin Partai buruh konservatif Total Laki-laki Perempuan Total jenis kelamin buruh Partai konservatif Total Laki-laki Perempuan Total

62 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perhitungan : G G 2 2 n ij 2 nij log ˆ ij 7, Keputusan : Tolak H 0 Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Model 0 (model lengkap) sebagai model terbaik. Jadi model log linier untuk hubungan v X Y XY ij i j ij antara kedua variabel tersebut adalah :

63 INTERPRETASI : Interpretasi dari model adalah adanya hubungan antara variabel jenis partai dengan variabel Jenis kelamin, dimana pengaruh efek utama variabel jenis partai dan variabel jenis kelamin juga masuk ke dalam model. Gunakan SPSS

64 UJI K-WAY Uji K-Way 1. Pengujian interaksi pada derajat K atau lebih tinggi sama dengan nol ( Test that K - Way and higher order effect are zero) Uji ini didasarkan pada hipotesis bahwa efek order ke-k dan yang lebih tinggi sama dengan nol. Pada model log linear hipotesisnya sebagai berikut. - Untuk K = 2 H : Efek order ke-2 = 0 0 H : Efek order ke Untuk K = 1 H : Efek order ke-1 dan yang lebih tinggi = 0 0 H : Efek order ke-1 dan yang lebih tinggi 0 1

65 U ji K -w ay 2. Pengujian interaksi pada derajat K sam a dengan nol ( Test that K - W ay effect are zero) U ji ini didasarkan pada hipotesis efek order ke-k sam a dengan nol. Pada m odel log linear hipotesisnya sebagai berikut. - U ntuk K = 1 H : Efek order ke-1 = 0 0 H : Efek order ke U ntuk K = 2 H : Efek order ke-2 = 0 0 H : Efek order ke Statistik uji yang digunakan adalah Likelihood R atio T est 2 2 (G ) K riteria penolakan G 2> (db; ) m aka tolah H 0

66 Output SPSS Uji K-Way Pada pengujian efek order ke-k atau lebih sama dengan nol dijabarkan sebagai berikut. Untuk K = 2 Hipotesis : H : Efek order ke-2 = 0 0 H : Efek order ke P_value yang kurang dari nilai 1 = 5% yaitu 0,008. Sehingga Hdidukung oleh data, artinya efek interaksi order kedua terdapat dalammodel.

67 Untuk K = 1 Hipotesis : H : Efek order ke-1 dan yang lebih tinggi = 0 0 H : Efek order ke-1 dan yang lebih tinggi 0 1 P_value = 0,000 yang kurang dari nilai = 5%. Sehingga H didukung oleh data, artinya efek interaksi order kesatu dan yang lebih tinggi terdapat dalam model. Pada pengujian efek order ke-k sama dengan nol dijabarkan sebagai berikut. Untuk K = 1 Hipotesis : H : Efek order ke-1 = 0 H : Efek order ke-1 0 Nilai P_value = 0,000 yang kurang dari nilai = 5%. Sehingga H didukung oleh data, artinya efek interaksi order ke-1 terdapat dalam model. 1

68 U ntuk K = 2 H ipotesis : H : E fek order ke-2 = 0 0 H : E fek order ke N ilai P _value = 0,008 yang kurang dari nilai = 5%. S ehingga H didukung oleh data, artinya 1 efek interaksi order ke-2 terdapat dalam m odel.

69 Uji Asosiasi Parsial P en g u jian in i m em p u n yai tu ju an u n tu k m en g u ji sem u a p aram eter yan g m u n g k in d ari su atu m o d el len g k ap b aik u n tu k satu variab el yan g b eb as m au p u n u n tu k h u b u n g an k eterg an tu n g an b eb erap a variab el yan g m eru p ak an p arsial d ari su atu m o d el len g k ap. H ip o tesisn ya ad alah seb ag ai b erik u t. - H : E fek in terak si an tara variab el 1 d an variab el 2 = 0 0 H : H H : E fek variab el 1 = 0 0 H : H H : E fek variab el 2 = 0 H : H 1 0

70 OUTPUT SPSS UJI PARSIAL Statistik uji yang digunakan adalah partial chi-squared 2 dengan derajat bebas (db; ). tolak H yang berarti terdapat efek variabel jenis kelamin dalam model. 0 tolak H yang berarti terdapat efek variabel jenis partai dalam model. 0

71 Eliminasi Backward SELEKSI MODEL Seleksi model log linier dilakukan dengan metode Backward Elimination. Metode Backward Elimination pada dasarnya menyeleksi model dengan menggunakan prinsip hierarki, yaitu dengan melihat model terlengkap sampai dengan model yang sederhana. Untuk memilih model terbaik menggunakan hipotesis sebagai berikut. H : Model 1 adalah model terbaik 0 H : Model 0 (model jenuh) adalah model terbaik 1

72 TERIMA KASIH

73 MODEL LOG LINIER (Lanjutan) Gangga Anuraga

74 CONTOH KASUS Hubungan partai dengan jenis kelamin jenis kelamin Partai buruh konservatif Total Laki-laki Perempuan Total Ln n ij hubungan partai dengan jenis kelamin eta(ij) jenis kelamin Partai buruh konservatif eta(i+) Laki-laki Perempuan eta(+j)

75 Sehingga : 5, X X Y Y 0,14 0,14 0, 23 0, 23 XY XY 0,10 0, XY XY 0,10 0,

76 MODEL JENUH / SATURATED MODEL (MODEL 0) Didapat model penuh (saturated model) misal log v v , 4 5, 21 0,14 0, 23 0,10 (mod el jenuh) v ij v X Y XY ij i j ij X Y XY X Y XY 5, 21 0,14 0, 23 0,10 (mod el jenuh) df 2 0 G 0,000 ij

77 XY MODEL TANPA INTERAKSI ij (MODEL 1) Model 1 adalah interaksi antar 2 variabel SURABAYA dihilangkan misal log v ij ij X Y v ij i j XY Untuk mengevaluasi interaksi UNIPA ij dapat STATISTIKA dilakukan dengan membandingkan model Berikut hipotesis yang dibangun : H model 1 adalah model terbaik 0 H model 0 (saturated model) adalah model terbaik 0

78 Statistik Uji : 2 2 Dengan pearson dan Likelihood ratio test sebagai berikut : 2 2 ij ij 2 ij hitung, G 2n ij log ˆ ˆ ij ij 2 1:0,05 n ˆ n df I 1 J 1 0,05 3,841 G

79 Tabel Frekuensi Harapan dan ln dari frekuensi harapan jenis kelamin Partai buruh konservatif Total Laki-laki Perempuan Total jenis kelamin buruh Partai konservatif Total Laki-laki Perempuan Total

80 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perhitungan : G G 2 2 n ij 2 nij log ˆ ij 7, Keputusan : Tolak H 0 Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Model 0 (model lengkap) sebagai model terbaik. Jadi model log linier untuk hubungan v X Y XY ij i j ij antara kedua variabel tersebut adalah :

81 PELUANG JIKA KATEGORI Y (JENIS PARTAI) SAMA A H Peluang kategori B (jenis partai ) sama (model v ) 0 ij A B H Peluang kategori B (jenis partai ) tidak sama (model v ) 1 ij dengan statistik uji sbb : G 2 n ij 2n log ij ˆ ij i i j

82 Tabel Frekuensi Harapan dan ln dari frekuensi harapan Peluang jika kategori Y sama, model v ij Tabel frekuensi harapan jenis kelamin buruh Partai konservatif Tabel ln (frekuensi harapan) = eta ij Total Laki-laki Perempuan Total jenis kelamin buruh Partai konservatif Eta(i+) i Laki-laki Perempuan Eta(+j) X

83 J ij 1, 5,127 5, 359 i j dan 1 2 J I J ij i1 j 1 IJ 1 ( ) 4 1 (5,127 5,127 5,359 5,359) 5, X 5,127 5, 243 0,116 0, i X 5, 359 5, 243 0,116 0,12 i

84 Didapatkan model : X v ij i v 5, 243 0,116 ij 2 dan statistik uji G 41,71

85 PELUANG JIKA KATEGORI X (GENDER) SAMA Peluang jika kategori X sama, model vij 0 ij j Y H Peluang kategori X (gender) sama (model v ) X Y H Peluang kategori X (gender ) tidak sama (model v ) 1 ij dengan statistik uji sbb : G 2 n ij 2n log ij ˆ ij j Y i j

86 Tabel Frekuensi Harapan dan ln dari frekuensi harapan Peluang jika kategori X sama, Tabel frekuensi harapan model v ij jenis Partai kelamin buruh konservatif Total Laki-laki Perempuan Total Tabel ln (frekuensi harapan) = eta ij jenis Partai kelamin buruh konservatif eta(i+) Laki-laki Perempuan eta(+j) j Y

87 log (terdapat hubungan antara log denga n ij ij ij ij sehingga n dapat digunakan untuk menduga log ) ij I ij i 1, 5, 442 dan 5,011 j 1 2 I I J ij 5,227 i1 j1 IJ Y j j Y 1 1 5,442 5,227 0,215 0,22 Y 5,011 5, 227 0, 216 0, ij

88 v ij v 5,227 0,22 ij j Y 2 2 dan statistik uji G 17,19 3,841 1:0,05

89 PELUANG KATEGORI (i,j) SAMA H Peluang kategori i,j sama (model v ) 0 ij dengan statistik uji sbb : G 2 n ij 2n log ij ˆ ij

90 Tabel frekuensi harapan jenis kelamin buruh Partai konservatif Tabel ln (frekuensi harapan) = eta ij Total Laki-laki Perempuan Total jenis kelamin Partai buruh konservatif eta(i+) Laki-laki Perempuan eta(+j) v ij v 5,25 ij 2 G 51,89

91 REKAPITULASI MODEL LOG LINIER Model v v v v v ij ij ij X Y ij i j ij i X Y j G 51, ,71 17,19 7,003 X Y XY 0,00 i j ij Interpretasi : terjadi penurunan G 2, dimana sesuai dengan hipotesis yang dibangun dalam perbandingan model didapatkan model jenuh (saturated model) adalah model terbaik

92 Latihan Soal Dalam suatu penelitian perusahaan, sejumlah data dikumpulkan untuk menentukan apakah proporsi barang yang cacat (X) yang dihasilkan oleh karyawan sama untuk giliran shift pagi, sore atau malam (Y). Data berikut menggambarkan barang yang diproduksi yang cacat untuk shift pagi, sore, dan malam.tentukan estimasi parameter log linier dan berikan kesimpulan? Kondisi Produk Shift Pagi Siang Malam Total Cacat Tidak cacat Total

93 TUGAS Uraian Ketersedian Fasilitas Akse TIK Jarang Tingkat Pemanfaatan TIK Kadang- Kadang Sering Sangat Sering Sedikit Banyak Tentukan estimasi parameter log linier dan berikan kesimpulan? Gunakan perhitungan manual. Lakukan analisis dan pembahasan sesuai dengan prosedur dalam Log Linier? Gunakan SPSS.

94 TERIMA KASIH

95 REGRESI LOGISTIK BINER Oleh : Gangga Anuraga, S.Si M.Si

96 REGRESI LOGISTIK BINER Menggambarkan hubungan antara variabel respon (berskala kategori biner yaitu mempunyai dua kategori nilai 0 dan 1)dan variabel prediktornya (kualitatif maupun kuantitatif). Digunakan untuk memperkirakan apakah suatu kejadian akan terjadi atau tidak dengan diketahuinya satu atau beberapa variabel prediktor. Model regresi logistik dapat pula digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon, sehingga dapat dikatakan bahwa, tujuan menggunakan model ini adalah mencari model terbaik yang menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan variabel prediktornya.

97 DISTRIBUSI BERNOULLI Variabel Y mengikuti distribusi Bernoulli SURABAYA dengan fungsi probabilitas sebagai berikut : y 1 y f ( y) (1- ) dimana y = 0,1 jika y = 0, P( y 0 x) 1 ( x), UNIPA yang mana merupakan peluang untuk mendapatkan hasil "gagal". xstatistika jika y = 1, P( y 1 x) ( x), yang mana merupakan peluang untuk mendapatkan hasil "sukses". merupakan variabel prediktor yang dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif.

98 MODEL REGRESI LOGISTIK BINER x E y x merepresentasikan kondisional rata-rata (mean) dengan prediktor x diketahui. M enurut Hosmer dan Lameshow (2013), model regresi logistik dapat dituliskan sbb : 0 1x e x 0 1x 1 e dan transformasi dari didefinisikan sbb : g x x ln 1 x x 0 1 atau logit transformation x

99 MODEL REGRESI LINIER Vs LOGISTIK Perbedaan lain antara regresi linear dengan regresi logistik adalah distribusi dari variabel respon. Pada model regresi linear, variabel respon diasumsikan sebagai y ( x) dan ( x) E y x 2 dengan dinamakan error, ~ N(0,I ) Pada regresi logistik biner, nilai error hanya terdiri dari dua kemungkinan, yaitu jika y = 1 maka 1 ( x) dengan peluang ( x) atau jika y = 0 maka ( x) dengan peluang 1 ( x) Jadi error mempunyai distribusi dengan mean sama dengan nol dan varians ( x) 1 ( x)

100 PEMODELAN REGRESI LOGISTIK BINER Data berpasanngan (x i, y i ), i = 1,2,3 n, dan n merupakan banyaknya sampel data. jika y = 1 dengan peluang ( x) atau jika y = 0 dengan peluang 1 ( x) karena data berpasangan x, y = 1 dengan peluang ( x ) dan i y = 0 dengan peluang 1 ( x ) i x 1 i i i y i i, maka Karena variabel respon dalam model regresi logistik mengikuti distribusi Bernoulli, maka fungsi kepadatan peluang adalah sbb (Hosmer dan Lemeshow, 2013): yi ( x ) 1 ( ) i y i

101 FUNGSI LIKELIHOOD Variabel respon diasumsikan bebas maka fungsi likelihood dapat dituliskan sbb (Hosmer dan Lameshow, 2013) : n yi i i i1 1 yi ( ) 1 ( )...(1) l x x estimasi / taksiran ˆ ˆ dan ˆ dapat dicari dengan 0 1 memaks imumkan terhadap 0 1 terlebih dahulu fungsi likelihood l i1 dan. Dimana dengan me-ln kan 0. Berikut fungsi log-likelihood n L ln l y ln ( x ) 1 y ln 1 ( x )...(2) turunkan persamaan (2) terhadap i i i i dan 1.

102 CONTOH KASUS Sumber data : buku Hosmer dan Lameshow (2013) tentang coronary heart disease dengan sampel sebanyak 100 Hubungan antara umur (x) dengan penyakit jantung koroner (y), y = 1 (terkena penyakit jantung koroner) dan y = 0 (tidak terkena penyakit jantung koroner).

103 Hasil Estimasi SPSS 5, ,1 1 1* u m u r e ˆ x 5, ,1 1 1* u m u r 1 e gˆ x 5, ,1 1 1 * u m u r

104 UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER H ipotesis (U ji S erentak): H : H : n1 n0 n 1 n 0 n n G 2 ln n y 1 y ˆ 1 ˆ i i i i i 1 atau G G ˆ y ˆ n y ln 1 ln 1 2 n ln n n ln n n ln n , 31 dibandingkan dengan i i i i i 1 2 v,

105 Uji parsial : Uji Wald W ˆ 0,111 1 se ˆ 0,024 1 dibandingkan dengan Z atau W dengan 2 2 1, 4,61 2

106 UJI KESESUAIAN MODEL Uji kesesuaian parameter model regresi logistik adalah Goodness of fit. Digunakan untuk mengetahui keefektifan model dalam menjelaskan variabel respon. Hipotesisnya adalah : Ho : model sesuai (tidak ada perbedaan antara observasi dengan hasil kemungkinan prediksi hasil) H1 : model tidak sesuai (ada perbedaan antara observasi dengan hasil kemungkinan prediksi hasil) Statistik uji (Hosmer dan Lameshow Test):

107 KETEPATAN KLASIFIKASI MODEL

108 TERIMA KASIH

109 REGRESI LOGISTIK BINER (DICHOTOMOUS INDEPENDENT VARIABLE) Gangga Anuraga, M.Si

110 REGRESI LOGISTIK DENGAN INDIKATOR KATEGORI / KUALITATIF Bila suatu variabel prediktor mempunyai p kategori, maka variabel dummy yang diperlukan adalah p-1. Diketahui model logit dari regresi logistik adalah Dimana X 1 adalah variabel kualitatif gender (male = 1 dan female = 0) dan y adalah keputusan untuk melanjutkan riset / penelitian (continue the research = 1 dan stop the research = 0) Data..\Pratikum\Logistic categorical.sav g x x x ln 1 x 0 1 1

111 MODEL REGRESI LOGISTIK ˆ x gˆ x 0,8471,217* gender e 0,847 1,217* gender 1 e 0,847 1, 217 * gender

112 ANALISIS DAN PEMBAHASAN UJI SERENTAK Hipotesis (Uji Serentak): H : 0 0 H : minimal ada satu nilai 0 1 i Statistik Uji G dibandingkan dengan i 2 v,

113 Uji Parsial Uji Wald W ˆ 1, se ˆ 0, ,96 W dibandingkan dengan 2 2 atau W dibandingkan dengan Z 1, 2

114 UJI KESESUAIAN MODEL Uji kesesuaian parameter model regresi logistik adalah Goodness of fit. Digunakan untuk mengetahui keefektifan model dalam menjelaskan variabel respon. Hipotesisnya adalah : H 0 : model sesuai (tidak ada perbedaan antara observasi dengan hasil kemungkinan prediksi hasil) H 1 : model tidak sesuai (ada perbedaan antara observasi dengan hasil kemungkinan prediksi hasil)

115 INTERPRETASI MODEL Setelah didapatkan model yang sesuai maka selanjutnya model tersebut diintepretasikan. Intepretasi model regresi logistik dapat dilakukan berdasarkan nilai odds ratio yang menunjukkan seberapa besar variabel-variabel yang signifikan berpengaruh terhadap keputusan melanjutkan penelitian / riset.

116 e ˆ x 1 e odds ˆ x e 0,8471,217* gender 0,8471,217*1 0,8471,217* gender 0,8471,217* gender untuk x = 1 (male) odds e 1, 448 1, 448 1, 448 maka : ˆ x 0,59 1 1, 448 2, 448 sehingga dapat diprediksi bahwa 59% dari laki-laki akan memutuskan melanjutkan penelitian / riset

117 untuk x = 0 (female) odds e 0,847 1,217*0 0, 429 0, 429 0, 429 maka : ˆ x 0,30 1 0, 429 1, 429 sehingga dapat diprediksi bahwa 30% dari perempuan akan memutuskan melanjutkan penelitian / riset

118 Odds ratio adalah perbandingan dari dua odds. odds ratio 1, 448 0, 429 3, 375 Peluang laki-laki yang memutuskan untuk melanjutkan penelitian / riset lebih tinggi 3,376 daripada perempuan. Interpretasi odds dan odds ratio diatas dapat digambarkan seperti tabel berikut :

119 Tabel Prediksi Model Logistik decision gender male (x = 1) female (x = 0) continue the research (y = 1) 0,59 0,30 stop the research (y = 0) 0,41 0,70 Total 1,0 1,0

120 KETEPATAN KLASIFIKASI

121 TERIMA KASIH

122 REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL GANGGA ANURAGA, M.SI 1

123 PENDAHULUAN Regresi logistik multinomial merupakan regresi logistik yang digunakan saat variabel dependen mempunyai skala yang bersifat polichotomous atau multinomial. Skala multinomial adalah suatu pengukuran yang dikategorikan menjadi lebih dari dua kategori. Mengacu pada regresi logistik trichotomous (Hosmer dan Lemeshow, 2000) untuk model regresi dengan variabel dependen berskala nominal tiga kategori digunakan kategori variabel hasil Y diberi kode 0,1, dan 2. Variabel Y terparameterisasi menjadi dua fungsi logit. Sebelumnya perlu ditentukan kategori hasil mana yang digunakan untuk membandingkan (kategori pembandin). Pada umumnya digunakan Y=0 sebagai pembanding. 2

124 MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (1) Untuk membentuk fungsi logit, akan dibandingan Y=1 dan Y=2, terhadap Y=0. Bentuk model regresi logistik dengan p variabel prediktor seperti pada persamaan berikut. ( x) exp( x x x ) p exp( x x x ) Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000), dengan menggunakan transformasi logit akan didapatkan dua fungsi logit sebagai berikut. P( Y 1 x) g ( x) ln x x x ' P( Y 0 x) p p 1 P( Y 2 x) g ( x) ln x x x ' P( Y 0 x) p p p p p p 3

125 MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (2) Berdasarkan kedua fungsi logit tersebut maka didapatkan model regresi logistik trichotomous sebagai berikut. 1 1 exp g ( x) exp g ( x) 0( x) 1 2 exp g ( x) 1 exp g ( x) exp g ( x) 1 1( x) 1 2 exp g ( x) 1 exp g ( x) exp g ( x) 2 2( x) 1 2 dengan P( Y j x) ( x) untuk j = 0,1,2 j 4

126 MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (3) Sehingga estimasi peluang untuk model regresi logistik multinomial dapat dituliskan sebagai berikut : j dan log catatan : 1 j j J J J J j j x j x x J x x x j J j j j J e e e e e e x

127 TERIMA KASIH 6

128 REGRESI LOGISTIK ORDINAL Gangga Anuraga, M.Si

129 PENDAHULUAN Regresi logistik ordinal digunakan ketika variabel respon (dependen) yang mempunyai skala ordinal yang terdiri atas tiga kategori atau lebih. Variabel prediktor (independen) yang dapat disertakan dalam model berupa data kategori atau kontinu yang terdiri atas dua variabel atau lebih. Model logit dalam regresi logistik ordinal adalah cumulative logit models. Pada model logit ini sifat ordinal dari respon Y dituangkan dalam peluang kumulatif. Sehingga cumulative logit models merupakan model yang didapatkan dengan membandingkan peluang kumulatif yaitu peluang kurang dari atau sama dengan kategori respon ke-j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor X, P(Y j X), dengan peluang lebih besar dari kategori respon ke-j, P(Y > j X). (Hosmer dan Lemeshow, 2000)

130 CUMULATIVE LOGIT MODELS Peluang kumulatif untuk variabel Y dengan kategori dapat dituliskan sbb : P Y j, j 1,..., J 1 j dimana P Y 1 P Y 2 P Y J 1 sehingga model logitnya dapat dituliskan sbb : P Y j logitpy j 1 j log log, 1 PY j j1 J dengan j 1,..., J 1 j

131 CUMULATIVE LOGIT MODELS Model regresi logistik ordinal yang terbentuk jika terdapat J = 3 kategori respon adalah : logit 1 log P Y x x p p logit 2 log 3 jadi : 1 2 P Y x x p p P Y j X logit p P Y j X log x 1 PY j X 0 j k k k 1

132 NILAI PELUANG PADA KATEGORI RESPON ORDINAL

133 NILAI PELUANG PADA KATEGORI RESPON ORDINAL

134 TERIMA KASIH

135 Generalized Linear Models GANGGA ANURAGA

136 PEMODELAN (MODELING) Mengapa dibutuhkan model dari suatu data? Model mendeskripsikan hubungan atau asosiasi dalam data. Inferensi parameter dalam model digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Estimasi paramater dalam model menunjukkan tingkat kekuatan (strength) dan kepentingan (importance) dari suatu hubungan atau asosiasi. Model sebagai prediksi menyediakan estimasi yang baik terhadap variabel respon.

137 Review Ordinary Linear Regression Variabel respon (Y) kontinu dengan prediktor (X) adalah kontinu/diskrit Ingat : asumsi residual IIDN Estimator E Y Y E Y ' 1 i ˆ ' X X X Y i Aplikasi pemodelan linier : analisis regresi, anova dll.

138 PENGANTAR GLMs OLS bergantung pada distribusi dari Y (normal) Data kategori, asumsi normal menjadi sulit dipenuhi GLMs digunakan pada data diskrit dan count. Tiga komponen dalam GLM Variabel respon Y random dan memiliki dist. Natural eksponensial Sistematik komponen (desain perkalian matrik oleh vektor parameter) Y E Y, f ( E( y)) Link function g(.)

139 PENGANTAR GLMs Normal General Linear Model (Regresi Linier) y x x i 0 1 1i 2 2i i Link function E Y Data binomial i i

140 Data Poisson PENGANTAR GLMs

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Analisis Model Log Linier untuk Mengetahui Kecenderungan Perilaku Anak Jalanan Binaan di Surabaya (Kasus Khusus Yayasan Arek Lintang-ALIT) Oleh : Silvira Ayu Rosalia (1309 105

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK

ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK 1 Septy Riayanti Saragih, 2 Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

Analisis Data Kategorikal

Analisis Data Kategorikal Analisis Data Kategorikal Topik: Data & skala pengukuran Uji hipotesis untuk data kontinu Uji hipotesis untuk data kategorikal Desain penelitian kesehatan Ukuran asosiasi Regresi Logistik Target: Mahasiswa

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION)

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK Adalah regresi parametrik yang digunakan untuk Y berskala kategorik dan X berskala bebas. Biner Y berskala nominal dengan 2 kategori Regresi Logistik

Lebih terperinci

Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun)

Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun) Jurnal Gradien Vol. 11 No. 1 Januari 2015 : 1054-1060 Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun) Dian Agustina, Joko Purnomo Jurusan

Lebih terperinci

Oleh : Amilia Firda Rahmana ( ) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

Oleh : Amilia Firda Rahmana ( ) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D Analisis Pola Hubungan Besarnya Kerugian Negara Akibat Korupsi Dengan Demografi Koruptor di Jawa Timur Oleh : Amilia Firda Rahmana (1311 105 008) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D Seminar

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Citra Fatimah Nur / 1306 100 065 Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Outline 1 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 3 METODOLOGI PENELITIAN 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 KESIMPULAN Latar Belakang 1960-1970 1970-1980

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang 7 BAB TNAUAN PUSTAA 2.1. Pengertian Lanjut Usia Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 12 Nonparametrik-Kategorik-Logistik

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 12 Nonparametrik-Kategorik-Logistik STK511 Analisis Statistika Pertemuan 12 Nonparametrik-Kategorik-Logistik 12. Pengantar Skala Pengukuran Data/Variabel Peubah Kategorik Categorical Numerik Numeric Nominal Ordinal Interval Ratio Hanya nama/lambang

Lebih terperinci

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Sem -. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Nama Matakuliah : Analisis Data Kategorik Kode MK/SKS : 309H203/3SKS Semester : Awal/ (Tahun III) Mata Kuliah Prasyarat : Metode Statistika, Komputasi Statistika

Lebih terperinci

EKO ERTANTO PEMBIMBING

EKO ERTANTO PEMBIMBING UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati Pemodelan Faktor Penyebab Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Provinsi DKI Jakarta) Weny Rahmayanti, dan Vita Ratnasari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radang paru paru adalah sebuah penyakit pada paru paru dimana pulmonary alveolus yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi cairan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010 ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010 Disusun Oleh: Hanna Silia Karti (1308030043) Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA A. MATA KULIAH Nama Mata Kuliah Analisis Data Kategori Kode/sks : MAS 4232/3 Semester : IV Status (Wajib/Pilihan) : Wajib (W) Prasyarat : MAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X Erna Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Kepuasan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah

Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 32-37 ISSN 2302 934X Industrial Management Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah Maryana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA Moh. Yamin Darsyah 1 Arianto Wijaya 2 1,2 Program Studi S1 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER RIZKA ARIFANJUNI NRP 1309 030 027 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko O., M.Si.

Lebih terperinci

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik) UJI CHI SQUAR (Uji data kategorik) A. Pendahuluan Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011).

ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011). ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011). Try Azisah Nurman Dosen Pada Jurusan Matematika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 49-58 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PEMILIHAN MEREK TELEPON SELULER PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Pra Pemilu 2009 Karakteristik responden berdasarkan peubah demografi yang diamati terdapat pada Gambar 3 sampai Gambar 6. Pada Gambar 3 dapat diketahui

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LOG LINIER UNTUK MENGETAHUI KECENDERUNGAN PERILAKU ANAK JALANAN BINAAN DI SURABAYA (KASUS KHUSUS YAYASAN AREK LINTANG-ALIT)

ANALISIS MODEL LOG LINIER UNTUK MENGETAHUI KECENDERUNGAN PERILAKU ANAK JALANAN BINAAN DI SURABAYA (KASUS KHUSUS YAYASAN AREK LINTANG-ALIT) ANALSS MODEL LOG LNER UNTUK MENGETAHU KECENDERUNGAN PERLAKU ANAK ALANAN BNAAN D SURABAYA (KASUS KHUSUS YAYASAN AREK LNTANG-ALT) Silvira Ayu Rosalia 1,, Sri Pingit Wulandari 2 1 Mahasiswa Statistika TS,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH Rizal Rahmad 1, Toni Toharudin 2, Anna Chadijah 3 Prodi Master Statistika Terapan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA STUDI, JALUR MASUK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MENGGUNAKAN MODEL LOG LINIER

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA STUDI, JALUR MASUK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MENGGUNAKAN MODEL LOG LINIER ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA STUDI, JALUR MASUK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MENGGUNAKAN MODEL LOG LINIER (Studi Kasus: Lulusan Mahasiswa FSM UNDIP Periode Wisuda Tahun 2012/2013) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi BAB III LANDASAN TEORI A. Regresi 1. Pengertian Regresi Regeresi adalah alat yang berfungsi untuk membantu memperkirakan nilai suatu varibel yang tidak diketahui dari satu atau beberapa variabel yang tidak

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel 5 II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Regresi Poisson Analisis regresi merupakan metode statistika yang populer digunakan untuk menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel prediktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 1 Maret 2016 s.d selesai yang dilakukan di Jakarta. B. Desain penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 58 65 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh AUDDIE VIENEZA M. NRP 1310030043 DOSEN PEMBIMBING Dr. Vita Ratnasari,M.Si DOSEN PENGUJI Dr. Dra. Ismaini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Fitra1, Saleh2, La Podje3 Mahasiswa Program Studi Statistika, FMIPA Unhas 2,3 Dosen Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

Pemodelan Logit, Probit dan Complementary Log-Log pada Studi Kasus Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi di Kalimantan Selatan

Pemodelan Logit, Probit dan Complementary Log-Log pada Studi Kasus Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi di Kalimantan Selatan D181 Logit, Probit dan Complementary Log-Log pada Studi Kasus Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi di Kalimantan Selatan Rizfanni Cahya Putri dan Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL UNTUK MENENTUKAN PILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS PADA SISWA SMP

MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL UNTUK MENENTUKAN PILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS PADA SISWA SMP MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL UNTUK MENENTUKAN PILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS PADA SISWA Puji Subekti Mahasiswa Program Magister Matematika Universitas Brawijaya Malang Telp : 8564963425; Email

Lebih terperinci

Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT

Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT 1 Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT Variabel I Variabel II Jenis uji statistik yang digunakan Katagorik Katagorik - Kai kuadrat - Fisher Exact Katagorik Numerik - Uji T - ANOVA Numerik

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tujuannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melakukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, akan diuraikan beberapa teori penunjang antara lain: Kredit Macet, Regresi Logistik, Model Terbaik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji 132 PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM 133 BAB 6 ANALISIS MULTIVARIAT Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 STATISTIKA INDUSTRI TIN 4004 Pertemuan 5 Outline: Uji Chi-Squared Uji F Uji Contingency Uji Homogenitas Referensi: Johnson, R. A., Statistics Principle and Methods, 4 th Ed. John Wiley & Sons, Inc., 001.

Lebih terperinci

Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova)

Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova) Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova) Fungsi Uji : Untuk mengetahui perbedaan antara 3 kelompok/ perlakuan atau lebih Asumsi : Data berskala minimal interval Data berdistribusi Normal Varians data

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK Analisis regresi logistik biner dengan metode penalized maximum likelihood digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 11-16 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA NI MADE SEKARMINI 1, I KOMANG GDE SUKARSA

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik 1. Uji Klasifikasi Model Uji klasifikasi model dapat menunjukkan kekuatan atau ketepatan prediksi dari model regresi untuk mempredikasi tingkat nilai willingness

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa ITATS Jurusan Teknik Industri

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa ITATS Jurusan Teknik Industri Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa ITATS Jurusan Teknik Industri Suparto Teknik Industri, ITATS, Jalan AR. Hakim 100 Surabaya E-mail : wrskt_indria@yahoo.com Abstrak.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES 2.3. Peubah Acak dan Distribusi Peluang Pada statistika kita melakukan percobaan dimana percobaan tersebut akan menghasilkan suatu peluang. Ruang sampel pada percobaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi Oleh : Firda Velayati 307 00 05 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ekonomi masyarakat Pesisir Pendapatan nelayan dinaikkan Penelitian

Lebih terperinci

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( )

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( ) Analisis kepuasan karyawan pt. x dengan pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih (1308 030 059) Pembimbing : Wibawati, S.Si, M.Si 1 2 Latar belakang permasalahan Tujuan manfaat Batasan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperlihatkan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank syariah Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di BI pada tahun 2009-2012. Penentuan

Lebih terperinci

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG Julio Adisantoso, G16109011/STK 11 Mei 2010 Ringkasan Regresi logistik merupakan suatu pendekatan pemodelan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Oleh: DELTA ARLINTHA PURBASARI 1311030086 Dosen Pembimbing: Dr. Vita

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 111-120 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Mercubuana S1 yang beralamat di jalan Meruya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Mercubuana S1 yang beralamat di jalan Meruya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek Penelitian yang dipilih adalah persepsi Mahasiswa dari Universitas Mercubuana S1 yang beralamat di jalan Meruya Selatan,Kembangan,Jakarta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit

Lebih terperinci

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI Agus Supriatna 1), Riaman 2), Sudradjat 3), Tari Septiyani 4) Departemen Matematika, FMIPA Unpad Jalan Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Oleh: Urifah Hidayanti (1310 030 028) Dosen Pembimbing: Ir. Mutiah Salamah, M.Kes Ujian Tugas Akhir

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR

ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR Senin, 4 Maret 203 Ruang Sidang Gedung H ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR Disusun Oleh: MIRNA RAMADHANI (30030074) DOSEN PEMBIMBING Dra. Destri Susilaningrum,

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam penelitian

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam penelitian 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang penerapannya hampir di semua aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan statistika sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus BAB III PEMBAHASAN BAB III PEMBAHASAN Pada Bab III ini akan dibahas tentang prosedur pembentukan model Cox extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus kejadian bersama yaitu

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA)

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 116 124 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

Contact : Blog : suyatno.blog.undip.ac.id

Contact : Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Uji Asosiasi (Hubungan) Ir. Suyatno, M.Kes. Contact : 08122815730 E-mail : suyatno_undip@yahoo.com Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Program S2 Gizi Paccasarjana UNDIP Semarang 2009 Jenis Uji Asosiasi 1.

Lebih terperinci