BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori berisi tentang teori-teori dari BPR, tujuan dari BPR, adanya perbedaan dari BPR dan BPI, keuntungan dari penerapan BPR, karakterikstik BPR, kriteria untuk menentukan metode BPR, tahapan-tahapan dari BPR yang berdasarkan dari beberapa metode, peranan teknologi informasi dalam BPR. Selain tentang BPR juga berisi teori procurement, metode procurement, serta teori tentang Key Performance Indicator (KPI). 2.1 Business Process Reengineering (BPR) Pada landasan teori menjelaskan tentang pengertian BPR, tujuan, keuntungan, karakteristik, kriteria, tahapan dalam BPR serta peranan teknologi informasi dalam BPR, selain menjelaskan BPR terdapat juga penjelasan tentang procurement, pengertian procurement, metode dan procurement pada BankXYZ. Ada banyak pemahaman yang dipaparkan oleh para pakar tentang pengertian BPR. Secara umum, BPR adalah proses penataan ulang proses bisnis beserta fundamentalnya secara radikal yang bertujuan untuk memberikan peningkatan secara dinamis yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 8

2 9 Menurut Widya (1999), BPR merupakan pemikiran ulang fundamental dan desain ulang radikal suatu proses bisnis organisasi yang akan mengarahkan organisasi untuk mencapai peningkatan kinerja bisnis secara dramatis. Beberapa perusahaan telah menerapkan paradigma inovasi baru ini untuk mencapai berbagai perbaikan dalam biaya, kualitas, dan efisiensi perusahaan. Bahkan makin banyak perusahaan yang mencari peluang untuk menerapkan proyek reengineering dan metodologimetodologi yang membantu mereka dalam mencapai usaha-usaha perbaikan tersebut. Menurut R.E Indrajit dan R. Djokopranonto (2002) kata kunci dalam BPR terdiri dari proses, fundamental, dramatis, dan radikal. Berikut ini adalah penjelasan dari kata kunci tersebut : Proses Proses merupakan kata kunci yang penting selain itu juga kata kunci yang menimbulkan kesulitan paling besar. Proses yang dimaksud adalah menggunakan input untuk menghasilkan output yang bernilai bagi pelanggan. Biasanya dalam melakukan BPR orang lebih fokus kepada tugas, kewajiban, struktur dan organisasi dibanding prosesnya, padahal proses merupakan unsur paling penting dalam melakukan BPR. Fundamental Ini merupakan kata kunci yang pertama. Dalam melakukan BPR hal yang paling dasar dan pada umumnya dipertanyakan adalah mengapa kita berbuat seperti apa yang kita buat dan Mengapa kita berbuat

3 10 dengan cara seperti apa yang kita kerjakan sekarang? dan kemungkinan jawaban dari pertanyaan tersebut adalah : Tindakan kita yang sudah kuno dan kadaluwarsa. Tindakan kita salah. Tindakan kita sudah tidak memadai lagi. Jawaban atas pertanyaan tersebu akan melhirkan sesuatu yang bersifat fundamental juga, yaitu tindakan perubahan yang fundamental. Dramatis Yang dimaksud dengan dramatis disini yaitu BPR bukanlah perbaikan sedikit-sedikit ataupun sebagian dari bagian proses bisnis perusahaan yang bersifat marginal atau incremental, tetapi merupakan perbaikan kinerja yang membawa pengaruh besar dan menyeluruh. Radikal Radikal berasal dari bahasa latin, dari kata radix yang berarti akar. Mendesain kembali proses secara radikal bukan memperbaiki yang sudah ada tetapi membuang yang sudah ada dan mulai merancang kembali seperti membuat sesuatu yang sama sekali baru. Di dalam BPR perubahan radikal yaitu membuat cara yang sama sekali baru di dalam menyelesaikan pekerjaan.

4 11 Walaupun hasil yang mengagumkan dapat dicapai, namun tingkat kegagalan dalam BPR juga cukup tinggi bagi banyak organisasi. Hal ini dapat dicegah apabila pelaku BPR dapat menggunakan pengetahuan yang benar-benar memiliki landasan kebenaran dan gagasan yang harus brilliant dalam melaksanakan usaha BPR tersebut. Berdasarkan pernyataan R.E Indrajit dan R.Djokopranoto (2002) penyebab kegagalan dapat ditemukan dalam area-area berikut ini : 1. BPR tidak memiliki kerangka teoritis. 2. Metode-metode yang digunakan kurang mengenai sasaran. 3. Project yang dilakukan sama sekali tidak mengenai titik kritis pada proses bisnis perusahaan tersebut Tujuan dari BPR Tujuan dalam melakukan BPR menurut Hammer dan Champy (1995). yaitu : 1) Meningkatkan kinerja dan efisiensi dari proses bisnis melalui peningkatan produktivitas dan utilitas dari sumber daya, perencanaan ulang yang strategik, cepat dan radikal, dramatis, dan merupakan sistem kebijakan yang mendukung proses bisnis serta mengoptimalkan alur kerja suatu organisasi. 2) Mengurangkan biaya 3) Memfokuskan dan meningkatkan kepuasaan bagi pelanggan

5 12 4) Mengurangi waktu siklus proses bisnis 5) Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan untuk melakukan suatu perubahan terhadap proses yang sudah ada, yaitu dengan cara : a. Menghilangkan bagian dari proses bisnis yang tidak penting. b. Memanfaatkan teknologi informasi secara efektif dan efisien sehingga memungkinkan organisasi-organisasi dapat melakukan pekerjaan dengan cara yang secara radikal. c. Melakukan pemberdayaan dengan mengalihkan tanggung jawab pengambilan keputusan dan kontrol kepada tingkat dimana pekerjaan tersebut dilakukan. d. Adanya penetapan kriteria pengukuran yang dapat digunakan untuk menganalisis dam pembuatan rencana strategi. Ada beberapa faktor kunci kesuksesan dalam melakukan BPR yaitu : 1) Visi Visi sangat dibutuhkan agar seluruh jajaran yang terlibat mempunyai tujuan yang sama, baik dari aspek sumber daya manusia, produk, proses, fasilitas, budaya dan pelanggan. 2) Ketrampilan Dengan adanya ketrampilan dapat menjadikan sumber daya manusia yang ada mampu melaksanakan tuags-tugas yang akan diterima pada proses baru.

6 13 3) Intensif Pada umumnya intensif merupakan element yang terakhir untuk merubah sumber daya manusia seperti apa yang diinginkan dalam BPR yang diterapkan berdasarkan tingkat pemahaman dan penilaian serta adanya peran masing-masing pada personilnya. 4) Sumber daya Pada sumber daya meliputi tenaga kerja, anggaran, informasi, fasilitas dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil perubahan yang sesuai dengan tujuan. 5) Rencana kerja Rencana kerja yang meliputi kegiatan, tanggung jawab dan waktu pelaksanaan akan dapat memberikan suatu kejelasan guna untuk mencapai hasil perubahan yang diharapkan. BPR tanpa disertai rencana kerja dapat mengakibatkan kesalahan dalam memulai suatu kegiatan dan orang yang terlibat akan tidak mengetahui tentang apa yang selanjutnya dilakukan setelah menjalani tahapan tertentu BPR vs Business Process Improvement (BPI) Menurut Maureen Weicher and friends (2004) BPR dan BPI sama-sama diperlukan untuk dapat mencapai kemenangan dalam persaingan antar perusahaan. Berikut persamaan dari BPR dan BPI adalah :

7 14 1. Mengutamakan kepuasaan user. 2. Menggunakan team dan kerja samanya. 3. Berfokus pada proses bisnis. 4. Menggunakan ukuran perbaikan kinerja dan teknik pemecahan masalah. 5. Membutuhkan komitmen dari para anggota yang terlibat dalam proses ini. 6. Mendorong proses pengambilan keputusan dari tingkat yang atas sampai paling bawah dalam organisasi perusahaan. Selain terdapat persamaan antara BPR dengan BPI terdapat juga perbedaannya yaitu : Tabel 2.1 Perbedaan BPR dengan BPI BPR Perubahannya radikal Investasinya besar Berfokus pada SDM dan teknologi Pembuatan sistem baru Champion driven BPI Perubahan yang beangsur-angsur Investasinya kecil Berfokus pada SDM dan praktek kerja Perbaikan pada yang telah ada Dikendalikan oleh unit kerja (Sumber : R.E Indrajit dan R. Djokopranonto,2002)

8 15 Sebagai gambaran, berikut kurva dari performance setelah dilakukan BPR. Diharapkan performancenya naik 100% dengan waktu yang singkat karena perubahan yang radikal. Berbeda dengan improvement, yang membutuhkan proses dengan waktu yang lebih lama dan dilakukan secara bertahap untuk meningkatkan performance perusahaan. 120 Performance Time BPR Improvement Gambar 2.1 Kurva perbedaan BPR dan BPI Keuntungan dari penerapan BPR Keuntungan dari penerapan BPR menurut Hammer dan Champy (1995) antara lain : 1. Adanya penjelasan terhadap bisnis proses yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini 2. Memudahkan dalam mengidentifikasi area mana yang harus ditingkatkan kinerjanya. 3. Hanya berfokus pada pemahaman, penghapusan, penyederhanaan dan

9 16 pengelompokan proses bisnis untuk memperbaiki produktifitas dan pengurangan waktu proses, minimalisasi biaya dan optimasi sumber daya manusia secara signifikan. 4. Dapat Mengoptimalkan rangkaian proses produk dan servis secara sistematis, terintegrasi, kemprehensif, bertahap dan efesien Karakteristik dari BPR Hammer dan Champy (1990) mengemukakan beberapa karakteristik dari BPR, antara lain : 1) BPR mengintegrasikan beberapa tugas atau ketrampilan pekerjaan tertentu menjadi satu. Keuntungan dari proses perampingan kerja terintegrasi ini adalah melibatkan sedikit orang dalam proses, serta mudah memantau performasinya dari unit-unit terintegrasi itu, sehingga mampu untuk menurunkan waktu proses. 2) BPR memungkinkan terdapat beragam versi produk dalam proses yang sama untuk memenuhi permintaan pelanggan yang selalu berubah mengantisipasi perubahan dan bermacam-macam pasar. Banyak perusahaan kelas dunia telah menerapkan apa yang disebut dengan sistem manufaktur fleksibel yang merupakan suatu sistem yang menggunakan sel kerja otomatis terkontrol oleh signal elektronik dari pusat computer. Demikian pula kepada pekerja diterapkan apa yang disebut dengan waktu kerja fleksibel yang merupakan suatu

10 17 sistem yang mengijinkan pekerja, dalam batas tertentu menentukan jadwal kerja mereka sendiri. Keuntungan yang diperoleh perusahaan yaitu untuk mengurangi waktu proses, kualitas produk semakin lebih baik dan konsisten, reduksi biaya dan inventory, serta meningkatkan kepuasan kerja. 3) BPR memberikan kewenangan kepada pekerja untuk membuat keputusan yang berkaitan langsung dengan pekerjaan. Disini perusahaan mengkompresikan proses, baik secara horizontal maupun vertical. Keuntungan dari kompresi horizontal maupun vertical adalah memperkecil penundaan pekerjaan, ongkos produksi rendah, respon teradap pelanggan menjadi lebih cepat dan lebih baik, dan pemberdayaan yang lebih besar kepada pekerja. 4) BPR membentuk langkah-langkah kerja dalam proses mengikuti susunan natural sesuai kebutuhan. 5) BPR relokasi pekerjaan melewati batas organisasional untuk meningkatkan performance proses secara keseluruhan. 6) BPR mengurangi pemeriksaan dan pengawasan Hal ini dikarenakan pemeriksaan dan pengawasan dianggap sebagai aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value-added activity). Dalam BPR setiap pekerjaan harus dikerjakan secara benar dan akurat sejak awal, sehingga pemeriksaan dan pengawasan hanya akan dilakukan apabila memiliki arti ekonomis. 7) BPR meminimumkan rekonsiliasi

11 18 Hal ini dikarenakan rekonsiliasi dianggap sebagai aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value-added activity). Hal ini dilakukan dengan mengurangi banyaknya titik kontak eksternal (external contact point) yang ada dalam proses tersebut. 8) BPR menetapkan titik kontak tunggal untuk pelanggan (single point of contract for customer). Dengan menetapkan seseorang atau tim yang bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah dari pelanggan. Dalam BPR, orang atau tim yang bertanggung jawab ini dikenal sebagai Case Manager atau Case Team. Titik kontak untuk pelanggan ini mempunyai akses ke semua sistem informasi dan orang dalam perusahaan sehingga mampu memberikan pelayanan kepada pelanggan yang diperlukan. 9) BPR memiliki kemampuan mengkombinasikan keuntungan dari sentralisasi dan desentralisasi dalam proses yang sama. Dengan adanya karakteristik yang unik tersebut mendapatkan keuntungan dari penurunan biaya proses, kualitas yang meningkat, kecepatan proses dan produktifitas yang tinggi. Semua keuntungan itu akan menjadikan perusahaan lebih berkompetitif dan mendapatkan profit yang lebih besar. BPR merupakan simplifikasi dari proses bisnis untuk memenuhi permintaan kontemporer dari konsumen terhadap kualitas produk, pelayanan, fleksibilitas dan ongkos yang rendah. Dalam BPR, proses bisnis menjadi

12 19 sederhana dengan jalan kompresi tanggung jawab perusahaan kepada integrated customer service respresentative Kriteria Metode BPR Dalam melakukan BPR terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi metodologi (Menurut Manganelli). Beberapa kriteria tersebut diantaranya yaitu : 1. Metode BPR yang dapat menyelesaikan permasalahan bisnis proses pada perusahaan. 2. Metode yang fleksibel untuk berbagai proses bisnis yang terdapat diperusahaan. 3. Metode yang mudah dipelajari dan dipahami sehingga memungkinkan organisasi dapat melakukan rekayasa ulang. 4. Dapat mengidentifikasi permasalahan mulai dari awal proses bisnis, tujuan serta strategi perusahaan. 5. Metode BPR yang dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi proses bisnis. 6. Dapat menghasilkan proses bisnis yang baru untuk menyelesaikan permasalahan pada perusahaan yang berupa rekayasa ulang. 7. Dapat mengidentifikasi data-data penting untuk pengambilan keputusan.

13 Tahapan dari BPR Metodologi BPR merupakan seperangkat integritas teknik manajemen yang digunakan dalam mengembangkan dan menganalisis kebutuhan informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan rekayasa ulang proses bisnis inti. Tahapan dari beberapa metode BPR, antara lain terlihat pada tabel 2.2, tahapan yang dimulai dari persiapan proyek, proses rekayasa ulang, implementasi hingga improvement. Tahapan yang dilakukan berdasarkan dari metode BPR dari Hammer dan Champy pada tahun 1993, Davenport dan Short pada tahun 1990, Vakola pada tahun 1998, Manganelli dan Klein pada tahun Dengan banyaknya metode BPR maka untuk menentukan metode yang sesuai agar dapat memecahkan permasalahan yang ada pada perusahaan dibutuhkan kriteria yang sesuai untuk menentukan metode yang akan digunakan, kriteria menurut Manganelli dalam menentukan metode BPR terdapat pada tabel 2.3, terdapat kriteria yang berupa metode yang dapat menyelesaikan permasalahan, adanya proses identifikasi pada tahapan metode tersebut, metode yang mudah dipahami dan dilakukan untuk melakukan BPR, adanya tahapan evaluasi yang betujuan untuk mengevaluasi kinerja ketika melakukan BPR, adanya tahapan continuous improvement untuk melakukan pengembangan-pengembangan dalam melakukan BPR.

14 21 Tabel 2.2 Tahapan beberapa Metode BPR Hammer/ Davenport / Vakola (1998) Manganelli/ Champy (1993) Short(1990) Klein (1994) Persiapan proyek 1. Introduction 1.Visioning 1.Pengembangan 1.Preparation 2.Identifikasi 3.Pemilihan dan penetapan tujuan 2.Identifikasi visi dan objek proses 2.Pemahaman 2.Identifikasi 3.Vision 3.Identifikasi proses Proses Rekayasa 4.Pemahaman 3.Pemahaman 4.Identifikasi 4.Technical & Ulang 5.Rekayasa Ulang dan pengukuran 4.Teknologi Tingkat Social design Informasi (IT) Implementasi 6.Implementasi 5.Prototyping 6.Implementasi 5.Implementasi 6.Menjalankan proses 5.Transformation Improvement 7.Evaluasi proses 8.Continuous Improvement (Sumber: Muthu et al, 1999)

15 22 Tabel 2.3 Kriteria menentukan metode BPR Berdasarkan Kriteria (by Manganelli) Hammer/ Champy Davenport Vakola Manganelli/ Klein Metode Dapat menyelesaikan permasalahan Dapat mengidentifikasi permasalahan (Identify) Metode yang Fleksibel & mudah dipelajari (User Friendly) Evaluate x x x x x x x x x x Continuous Improvement x (Sumber: Manganeli, 2000) Peranan Teknologi Informasi dalam BPR Kemajuan teknologi informasi yang teramat pesat telan menjadikan teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama dalam format perubahan baru sebagai hasil BPR Dengan adanya teknologi informasi dapat menjadi peranan penting pada BPR. Banyak orang yang berpikir bahwa BPR yang didukung oleh teknologi informasi sama seperti otomatisasi. Pendapat tersebut tentu saja salah, karena kedua bidang tersebut memiliki arti yang berbeda satu sama lainnya. Otomatisasi yang hanya menghasilkan cara-cara yang lebih efisien dalam melakukan hal-hal yang salah. Perusahaan yang menyamakan teknologi informasi dengan otomitisasi tidak dapat melakukan BPR.

16 23 Menurut Hammer, penemu dan penggagas adanya BPR, teknologi informasi merupakan salah satu komponen utama yang harus dipikirkan oleh perusahaan modern yang ingin melakukan BPR. Setidaknya ada empat hal yang dapat dilakukan oleh teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja perusahaan mulai dari perubahan pada karakteristik proses (Peppard, 1995) yaitu : 1. Eliminate Dengan menghilangkan proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi dilakukan jika pada sistem komputer diimplementasikan, misalnya dikarenakan alasan untuk mengefisiensikan. Proses-proses seperti pengecekan yang dilakukan secara manual terhadap persetujuan ataupun kalkulasi rumit yang tidak perlu lagi dilakukan setelah program berbaris spreadsheet dikembangkan merupakan salah satu contoh dari kemudahan yang ditawarkan teknologi informasi. Begitu juga dalam hal proses pembuatan laporan-laporan yang beragam, baik yang bersifat periodik maupun adhoc yang biasanya memakan waktu yang berjam-jam jika harus dikerjakan secara manual, maka akan hilang dengan sendirinya karena diinstalasinya suatu laporan generator berbasis komputer. 2. Simplify Adanya penyederhanaan pada proses-proses tertentu atau mengurangi rantai proses yang bertujuan untuk melaksanakan aktifitas yang lebih cepat dan efisien. Permasalahan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan

17 24 adalah dengan melakukan simplifikasi terhadap formulir-formulir yang biasa dipergunakan untuk tujuan kontrol internal perusahaan, karena adanya filosofi lama yang mengatakan bahwa semakin banyak sumber daya manusia yang terlibat dalam melakukan kontrol terhadap suatu proses, maka akan semakin baik karena memperkecil kemungkinan terjadinya permasalahan. Fasilitas komunikasi ataupun adanya sitem teknologi informasi yang ditawarkan pada konsep internet merupakan salah satu alternatif yang efisien dan efektif untuk mempersingkat prosedur pengajuan dan persetujuan pada unit, apalagi jika teknologi tersebut dilengkapi oleh sistem keamanan komputer yang canggih. 3. Integrate Integrate adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa proses yang biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi yang terpisah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana. 4. Automate Automate mengubah hal-hal yang biasanya dilakukan secara manual menjadi aktifitas yang menggunakan komputer. Namun pada kenyataannya, tidak semua perusahaan secara penuh menggunakan ke empat cara diatas. Ada sebagian perusahaan yang hanya berhasil dengan melakukan otomatisasi saja, sementara yang lain hanya melakukan eliminasi dan penyederhanaan prosesproses utama. Hal ini biasa dilakukan, mengingat bahwa pada akhirnya faktor manusia yang akan menjadi faktor penentu utama keberhasilan BPR,

18 25 mengingat para karyawanlah yang akan menjalankan berbagai proses bisnis yang baru. 2.2 Procurement Pengadaan barang atau procurement merupakan salah satu bagian dari supply chain management. Menurut Hopwood (2010:308) Procurement adalah proses bisnis pemilihan seumber, pemesanan dan memperoleh barang atau jasa. Barang atau layanan bisa diperoleh secara internal jika barang tersebut diproduksi oleh entitas lain didalam perusahaan Menurut Turban (2008:234) berpendapat bahwa procurement management adalah koordinasi semua aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan pembelian barang-barang dan jasa yang dibutuhkan untuk melengkapi misi organisasi. Menurut Kalakota dan Robinson (2001:314) procurement secara luas mencakup semua aktifitas perusahaan yang melibatkan proses mendapatkan barang dari pemasok, termasuk didalamnya terdapat proses permintaan, pembelian, pengiriman, penyimpanan, dan penggunaannya didalam lingkup perusahaan. Proses pada procurement terdiri dari : 1. Determination of requirement User dari departemen yang bersangkutan dapat menyerahkan data kebutuhan bahan kepada pembeliam dalam bentuk Purchase Requisition (PR). 2. Determination of source supply Departemen pembelian membuat Request for Quotation (RFQ).

19 26 3. Vendor selection Sistem menyeleksi pemasok dengan membuat perbandingan harga dari berbagai quotation yang ada. 4. Purchase order handling Membuat Purchase Order (PO) baik secara manual atau secara otomatis dengan menggunakan sistem 5. Purchase order monitoring Dengan adanya proses ini dapat memonitor status pemrosesan dari purchase order dalam sistem. 6. Good receipt Ketika terjadi incoming deliveries dalam sistem, dapat langsung menemukan PO yang sesuai sehingga dapat menghemat waktu entry dan dapat mengecek apakah barang yang dikirim dan jumlahnya sudah sesuai dengan PO. 7. Invoice verification Ketika masuk ke dalam invoice, dapat mengecek perhitungan dan akurasi dari invoice. 8. Payment processing Pembayaran dijalankan dalam modul Financial Accounting.\

20 Metode Procurement Terdapat beberapa metode procurement yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam memperoleh barang dan jasa, menurut Turban (2008:251) antara lain : 1) Membuat sistem penawaran dimana suplier akan berkompetisi antara satu sama lain. Biasanya metode ini digunakan dalam pengadaan yang kuantitasnya besar. 2) Membeli langsung dari pabrik, wholesaler, dan pengecer, baik dari katalog yang telah disediakan, maupun dengan metode negosiasi. 3) Membeli dari lelang baik yang bersifat pribadi maupun umum, dimana perusahaan berpartisipasi sebagai pembeli. 4) Membeli dari katalog perantara (e-distributor) yang menggabungkan katalog-katalog penjual lainnya. 5) Membeli dari katalog pembeli internal, dimana katalog vendor yang telah disetujui oleh perusahaan, termasuk harga yang telah disepakati bersama, tergabung didalamnya. Pendekatan ini digunakan untuk implementasi dari desktop purchasing, yang memungkinkan peminta dapat memesan langsung kepada vendor, tanpa melalui bagian pengadaan. 6) Bergabung dengan suatu group sistem pembelian yang menggabungkan permintaan anggota-anggotanya dan mengumpulkan menjadi jumlah yang besar. Kemudian group tersebut akan melakukan negosiasi harga atau memulai proses penawarannya.

21 28 7) Membeli pada industrial small. 8) Berkolaborasi dengan supplier untuk berbagai informasi mengenai penjualan dan persediaan, sehingga ketika persediaan berkurang dan mengalami stock-out, perusahaan dapat melakukan just-in-time delivery. 2.3 Key Performance Indicator (KPI) (Wishnu Arief, 2012) Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu kinerja performance yang secara jelas terkait dengan sasaran strategis organisasi yang mampu mendorong organisasi menerjemahkan strategis ke dalam terminology yang bisa dihitung. Fungsi KPI yaitu untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam mengukur kinerja terhadap target atau sasaran organisasi atau perusahaan. KPI juga bisa digunakan sebagai salah satu ukuran dalam melakukan performance. Setelah mengetahui landasan teori yang akan dalam BPR, procurement dan KPI maka langkah selanjutnya yaitu tahap metodologi, pada tahapan metodologi akan berisi tentang tahapan metode BPR yang berdasarkan landasan teori.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Definisi dari BPR Menurut Manganelli dan Klein (1994), rekayasa ulang adalah suatu perencanaan secara cepat dan radikal terhadap proses bisnis yang strategis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Philip Kotler (2000, p8) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Logistik Proses pemenuhan pesanan pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rekayasa Ulang Proses Bisnis Istilah BPR pertama kali dipopulerkan oleh Michael Hammer dan James Champy (1993) dalam bukunya Reengineering the Corporation. Menurut keduanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Business Process Business process merupakan sekumpulan kegiatan yang mengubah sejumlah inputs menjadi sejumlah outputs (baik barang maupun jasa) untuk orang-orang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengawasan Mutu Pengertian Pengawasan mutu menurut Goldberger (1991, p138) ialah: Sebuah fungsi analisa secara fisik, kimiawi dan metode lainnya guna melakukan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Proses suatu usaha didefinisikan sebagai kumpulan aktifitas yang membawa satu atau lebih input dan membuat output yang dapat bernilai lebih bagi yang menggunakannya. Input

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PROSES BISNIS PENGAJUAN KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DENGAN METODE BPR UNTUK MENDUKUNG PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

PENGEMBANGAN MODEL PROSES BISNIS PENGAJUAN KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DENGAN METODE BPR UNTUK MENDUKUNG PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN MODEL PROSES BISNIS PENGAJUAN KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DENGAN METODE BPR UNTUK MENDUKUNG PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI Retno Wulan Damayanti, Haryono Setiadi Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Rekayasa Ulang Proses Bisnis Definisi rekayasa ulang menurut Hammer & Champy (1993) adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab kesimpulan dan saran yaitu berisi tentang kesimpulan yang berdasarkan hasil dari pembahasan dari metode BPR yaitu metode CONDOR yang sudah dirancang serta berisi saran

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Manajemen Bisnis Logistik Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Posisi Penelitian Abadiyah (2013) melakukan penelitian pada industri kecil menengah tas dan koper di kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo tentang pengaruh perencanaan strategis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definsi Teknologi Informasi. Teknologi Informasi mencakup komponen teknologi yang dibutuhkan untuk mengolah, menyimpan dan menyampaikan informasi. ( Luhukay,1994 ) 1. Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Proses bisnis Hammer dan Champy (1993) menyatakan bahwa proses bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang memerlukan satu atau lebih masukan/input dan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya

Lebih terperinci

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI Peran/posisi SIA dalam Proses Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Kebijakan, Prosedur, Dokumentasi, Pengolahan/Transmisi Data, Pelaporan, Teknologi Informasi, SDM) SIA dirancang

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

Blog : herunugroho.staff.telkomuniversity.ac.id Hp/WA :

Blog : herunugroho.staff.telkomuniversity.ac.id Hp/WA : Oleh :Hanung N. Prasetyo, S.Si, M.T. dkk Email : heru@tass.telkomuniversity.ac.id Blog : herunugroho.staff.telkomuniversity.ac.id Hp/WA : 081394322043 Apa Itu Proses? Trigger events INPUT OUTPUT TRANSFORMATION

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

Just in time dalam Manajemen Logistik

Just in time dalam Manajemen Logistik Just in time dalam Manajemen Logistik Kerjakan secara benar sejak awal Bambang Shofari 1 JIT Menghasilkan produk/jasa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan oleh customers dalam jumlah sesuai kebutuhan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan / Inventory Sebuah persediaan / inventory adalah setiap barang atau bahan yang disimpan untuk keperluan dimasa mendatang (Joseph S. Martinich, 1997, hal 661). Dan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam proses bisnis perusahaan. Salah satu konsep yang dapat diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam proses bisnis perusahaan. Salah satu konsep yang dapat diterapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan industri dari berbagai perusahaan di Indonesia pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat terus-menerus meningkatkan kinerjanya. Perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan faktor penting dalam proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan secara dramatis pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, bertahan dan menjadi yang terdepan dalam dunia bisnis tidaklah mudah, butuh usaha keras, perjuangan serta kemampuan untuk tetap bisa bertahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada bagian Logistics dapat dilakukan pula oleh seorang Marketingman sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem yang efektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis Pertemuan 3 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis KA2113 Enterprise Resource Planning Dasar Semester Ganjil 2014/2015 Disampaikan oleh: "Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisa Proses Bisnis Analisa proses bisnis adalah kajian dan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan proses bisnis Perusahaan untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan 96 BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan Untuk menganalisa kesesuaian sistem dengan kebutuhan perusahaan digunakan metode analisa Fit/Gap. Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar / Umum 2.1.1 Pengertian BPR Ada banyak pendapat ataupun pemahaman yang dipaparkan oleh para pakar mengenai pengertian Business Process Reengineering (rekayasa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis

Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Oleh : Eriya, S.Kom, MT (Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi) Abstrak Proses business merupakan serangkaian aktivitas

Lebih terperinci

REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS. Eriya, S.Kom, M.T

REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS. Eriya, S.Kom, M.T REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS Eriya, S.Kom, M.T Abstrak Proses business merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk melayani

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri secara global membuat persaingan industri semakin meningkat. Setiap perusahaan harus mengatur strategi dan mengelola perusahaan dengan efektif dan

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

Business Process Reengineering ( BPR )

Business Process Reengineering ( BPR ) Business Process Reengineering ( BPR ) BPR atau Reengineering Proses Bisnis secara umum didefinisikan sebagai pemikiran ulang secara fundamental dan mendesain ulang proses bisnis untuk meraih perbaikan

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-PROCUREMENT DI PT. INDESSO AROMA

PERANCANGAN APLIKASI E-PROCUREMENT DI PT. INDESSO AROMA PERANCANGAN APLIKASI E-PROCUREMENT DI PT. INDESSO AROMA Henkie Ongowarsito Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara Jl. KH. Syahdan 9 Jakarta Telp (021) 5345830 email : henkie@binus.edu Abstrak

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt 1. Apa Itu Lean? Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continuous improvement efforts) untuk: menghilangkan pemborosan

Lebih terperinci

BAB V REKOMENDASI RENCANA IMPLEMENTASI

BAB V REKOMENDASI RENCANA IMPLEMENTASI BAB V REKOMENDASI RENCANA IMPLEMENTASI Berdasarkan usulan solusi yang ditawarkan, yaitu collaborative forecast, maka akan direkomendasikan rencana implementasinya berupa penjabaran langkah-langkah penerapan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) adalah sebuah perusahaan industri Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1994 yang pada awalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk di Indonesia khususnya di Ibukota Jakarta semakin bertambah Setiap harinya. Berdasarkan dari data yang ada, terhitung pada tahun 2013 jumlah penduduk di Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin cepat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin cepat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin cepat dan terkini, maka keberadaan suatu sistem informasi akan mengikuti perubahan tersebut. Hal

Lebih terperinci

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 1 Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 5. MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI STRATEGI TINGKAT FUNGSIONAL 1. Strategi Functional Level adalah: Upaya untuk meningkalkan efektivitas

Lebih terperinci

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN Di susun oleh: Bayu Saputra 09.11.3160 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Advance supply chain planning Tinjauan sekarang banyak perubahan yang cepat pada

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan proses dalam organisasi 1. Strategi proses dalam organisasi 2. Keputusan proses dasar 3. Strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 Implementasi Sistem ERP Dimensi dan faktor yang mempengaruhi implementasi ERP Isu pada manajemen proyek Estimasi waktu, penentuan skala prioritas, fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi, teknologi yang semakin maju, persaingan dalam dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan efektivitas memiliki

Lebih terperinci

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi. Abstract Secara internal sistem yang dipergunakan oleh PT Kian Ho Indonesia adalah sistem pembukuan ( akuntansi ) Accurate versi 4.03 yang merupakan salah satu produk software yang dibangun oleh CPSoft

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, ketepatan akan informasi dan waktu sangatlah dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Identifikasi Aktivitas Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang menyebabkan konsumsi sumber daya dalam suatu organisasi. Menurut

Lebih terperinci

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu memiliki kebutuhan akan suatu barang atau alat tertentu agar operasinya dapat berjalan dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yen, H.R. & Chewn, S., Enterprise Resource Planning (ERP) muncul ketika peningkatan proses dan keakuratan informasi menjadi isu strategis yang penting. Penekanan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikutip dari artikel Need of ERP System in manufacturing firms, perusahaan manufaktur merupakan salah satu industri skala besar yang mengalami perkembangan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Gramedia Printing berdiri sejak tahun 1972, terletak di Jl. Palmerah Selatan 22-28 Jakarta dengan Nomor

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Teknologi Informasi untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi diharapkan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi Pengantar Manajemen Produksi & Operasi 1 Manajemen Operasi Manajemen Operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP Irsan Lubis, SE.Ak,BKP 0818 06375490 TUJUAN Menyelesaikan kasus praktik akuntansi dengan menggunakan Accurate Accounting Software MK. Praktik Kerja Akuntansi MK. Praktik Komputer Akuntansi Tahap Pekerjaaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT Bina Karakter Bangsa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan. Perusahaan ini didirikan oleh Rudy Susilo, Swanky

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Ulang Proses Bisnis Banyak persepsi salah yang beredar di masyarakat, khususnya kalangan bisnis mengenai pengertian rekayasa ulang proses bisnis. Seringkali

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Penjualan Barang yang Sedang Berjalan Dalam menentukan proses penjualan barang yang baru, terlebih dahulu harus dilakukan analisis mengenai proses yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO

BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO 1.1. Pelaksanaan Implementasi Allegro 5.1.1. Master Data Master data diduplikasikan dari master data pada OTTO International, khususnya pada

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci