Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat dicelupkan kedalam larutan natrium alginate 5% dengan viskositas cps sedalam 3 cm untuk badan kapsul dan 1,5 cm untuk tutup kapsul selama 1 menit sambil diputar dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida 0,15 M sedalam 4 cm direndam selama 35 menit dilepaskan dari ujung batang besi dikeringkan dengan menggunakan kipas angin selama 3-4 jam Cangkang kapsul alginat

2 Lampiran 2. Flowsheet Pembakuan Larutan 2,6-diklorofenol indofenol 50 mg vitamin C ditimbang seksama dipindahkan ke dalam labu tentukur 100 ml dilarutkan dengan larutan asam metafosfat asetat dicukupkan sampai 100 ml Larutan baku vitamin C dipipet 1 ml dimasukkan dalam erlenmeyer ditambahkan larutan asam metafosfat asetat 6 ml dititrasi cepat dengan larutan 2,6- diklorofenol indofenol hingga warna merah jambu mantap selama 5 detik dilakukan titrasi blanko menggunakan 7 ml asam metafosfat asetat ditambah sejumlah air yang sama dengan volume larutan 2,6- diklorofenol indofenol yang digunakan untuk mentitrasi larutan vitamin C Hasil ditetapkan bobot asam askorbat setara dengan 1 ml larutan titer 2,6- diklorofenol indofenol C

3 Lampiran 3. Flowsheet Uji Disolusi Vitamin C Sampel dimasukkan kedalam 900 ml medium disolusi diatur suhu 37 ± 0,5 o C dan kecepatan pengadukan diatur 1000 rpm diambil 2 ml setiap selang waktu Aliquot Hasil dimasukkan dalam erlenmeyer ditambahkan larutan asam metafosfat asetat 5 ml dititrasi cepat dengan larutan 2,6- diklorofenol indofenol hingga warna merah jambu mantap selama 5 detik dilakukan penetapan sebanyak 3 kali

4 Lampiran 4a. Flowsheet Uji Iritasi Akut Vitamin C pada Lambung Kelinci yang Diberikan Tablet Enervon-C yang Mengandung Vitamin C dosis 500 mg Tablet Enervon-C yang mengandung vitamin C 500 mg diberikan kepada kelinci ditunggu selama 5 jam dikorbankan kelinci dengan menggunakan eter secara inhalasi dibedah kelinci dan diambil lambungnya diamati apakah ada iritasi Hasil

5 Lampiran 4b. Flowsheet Uji Iritasi Akut Vitamin C pada Lambung Kelinci yang Diberikan Kapsul Gelatin dan Kapsul Alginat yang Mengandung Vitamin C Dosis 500 mg Kapsul yang mengandung vitamin C 500 mg (gelatin maupun alginat) diberikan kepada kelinci ditunggu selama 5 jam dikorbankan kelinci dengan menggunakan eter secara inhalasi dibedah kelinci dan diambil lambungnya diamati apakah ada iritasi Hasil

6 Lampiran 4c. Flowsheet Uji Iritasi Akut Vitamin C pada Lambung Kelinci yang Diberikan Kapsul Gelatin dan Kapsul Alginat yang Mengandung Vitamin C Dosis 1000 mg Kapsul yang mengandung vitamin C 1000 mg (gelatin maupun alginat) diberikan kepada kelinci ditunggu selama 5 jam dikorbankan kelinci dengan menggunakan eter secara inhalasi dibedah kelinci dan diambil lambungnya diamati apakah ada iritasi Hasil

7 Lampiran 5. Flowsheet Pembuatan Preparat Jaringan Organ Lambung Organ lambung Blok parafin Jaringan difiksasi dalam larutan formalin 10 % selama 2 hari didehidrasi dalam alkohol bertingkat dimulai dengan merendam di dalam alkohol 70% v/v selama 30 menit, selanjutnya dalam alkohol 80% v/v, 90% v/v, 96% v/v, dan alkohol absolut masing-masing selama 24 jam dijernihkan dalam xylol murni lebih kurang 2x30 menit dimasukkan ke dalam larutan toluol parafin yang telah mencair di dalam oven dengan volume 1:1 selama 60 menit dimasukkan dalam parafin murni I, II, III masing-masing 60 menit dimasukkan ke dalam cetakan yang berisi parafin cair dibiarkan mengeras diiris setebal 6µm dengan menggunakan mikrotom diletakkan pada kaca objek yang telah diolesi dengan albumin meyer dan ditetesi akuades diletakkan pada meja pemanas sampai jaringan melekat pada kaca objek dimasukkan ke dalam larutan xylol selama 15 menit dicelupkan berturut-turut ke dalam alkohol 96%, 90% 80%, 70%, dan akuades dilakukan pewarnaan terhadap jaringan dengan memasukkannya ke dalam larutan erlich hematosiklin selama 3-7 detik dicuci dengan air mengalir lebih kurang 10 menit dilakukan lagi pewarnaan dengan memasukkannya ke dalam larutan eosin 0.5% selama 3 menit dicelupkan dalam alkohol 70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut dikeringkan dengan kertas penghisap ditetesi dengan kanada balsem dan ditutup dengan gelas penutup diamati dibawah mikroskop preparatif dengan perbesaran 40 kali Hasil

8 Lampiran 6. Contoh Perhitungan Pembakuan Larutan2,6-diklorofenol indofenol Sebagai contoh adalah pembakuan larutan 2,6diklorofenol indofenol pada uji disolusi vitamin C dari tablet Enervon-C dalam medium lambung ph 1.2 Vitamin C ditimbang seksama 50 mg, kadar vitamin C dalam bahan baku adalah 99,7% maka 50 mg vitamin C = 50 mg = 49,85 mg 99,7 x 100 Kemudian dipindahkan ke dalam labu tentukur 100 ml. dilarutkan dengan larutan asam metafosfat asetat dan dicukupkan sampai 100 ml. Maka dalam labu tentukur 100 ml, jumlah vitamin C = 49,85mg 100ml = mg vitamin C/ml Kemudian larutan dipipet 1 ml, dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan larutan asam metafosfat asetat 6 ml. Titrasi cepat dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah jambu mantap selama 5 detik. Titrasi blanko dilakukan menggunakan 7 ml asam metafosfat asetat ditambah sejumlah air yang sama dengan volume larutan 2,6-diklorofenol indofenol yang digunakan untuk mentitrasi larutan vitamin C dan ditetapkan bobot asam askorbat setara dengan 1 ml larutan titer 2,6-diklorofenol indofenol. Disolusi I 1. Vtitrasi = 4.1 ml Vblanko V(titrasi-blanko) = 0.1 ml = 4.0 ml

9 50 mg vitamin C = 50 mg 99,7 x 100 = 49,85 mg Dalam labu tentukur 100 ml = mg vitamin C/ml Maka, 4.0 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 2. Vtitrasi = 4.1 ml Vblanko V(titrasi-blanko) = 0.1 ml = 4.0 ml 50 mg vitamin C = 50 mg = 49,85 mg 99,7 x 100 Dalam labu tentukur 100 ml = mg vitamin C/ml Maka, 4.0 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 3 Vtitrasi = 4.1 ml Vblanko V(titrasi-blanko) = 0.1 ml = 4.0 ml 50 mg vitamin C = 50 mg = 49,85 mg 99,7 x 100 Dalam labu tentukur 100 ml = mg vitamin C/ml

10 Maka, 4.0 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 4. Vtitrasi = 4.1 ml Vblanko V(titrasi-blanko) = 0.1 ml = 4.0 ml 50 mg vitamin C = 50 mg = 49,85 mg 99,7 x 100 Dalam labu tentukur 100 ml = mg vitamin C/ml Maka, 4.0 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 5. Vtitrasi = 4.1 ml Vblanko V(titrasi-blanko) = 0.1 ml = 4.0 ml 50 mg vitamin C = 50 mg = 49,85 mg 99,7 x 100 Dalam labu tentukur 100 ml = mg vitamin C/ml Maka, 4.0 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 6. Vtitrasi = 4.1 ml Vblanko = 0.1 ml

11 V(titrasi-blanko) = 4.0 ml 50 mg vitamin C = 50 mg = 49,85 mg 99,7 x 100 Dalam labu tentukur 100 ml = mg vitamin C/ml Maka, 4.0 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C Kesetaraan 2,6-diklorofenol indofenol : ( 0, , , , , ,1246) mgvita min C = 6 = 0,1246 mg vitamin C Maka, 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol mg vitamin C

12 Lampiran 7. Tabel Kesetaraan 2,6-diklorofenol indofenol dengan Vitamin C pada Disolusi Vitamin C dalam Tablet Sediaan Pasaran, Kapsul Gelatin, dan Kapsul Alginat No. Sampel Kesetaraan 2,6-diklorofenol indofenol (mg vitamin C) Disolusi I Disolusi II Disolusi III 1. Tablet Enervon-C 0,1246 0,1246 0, Kapsul gelatin 0,1251 0,1273 0, Kapsul alginat 0,1251 0,1246 0,1251

13 Lampiran 8a. Data Disolusi Vitamin C dari Tablet Enervon-C Pada Medium Lambung Disolusi I No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tambahan 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,1 0,1 0,1 0, ,6070 0,0125 0, ,7 3,5 3,7 3, ,7023 0,4527 0, ,5 6,5 6,5 6, ,4550 0,8099 0, ,9 7,9 7,9 7, ,9530 0,9843 1, ,0 8,0 8,0 8, ,5600 0,9968 2, ,1 8,1 8,2 8, ,0173 1,0134 3, ,3 8,3 8,3 8, ,3810 1,0342 4, ,2 8,2 8,1 8, ,9069 1,0176 5, ,2 8,1 8,1 8, ,0341 1,0134 6, ,2 8,1 8,0 8, ,1670 1,0093 7, ,2 8,1 8,0 8, ,1670 1,0093 8, ,0 8,1 8,1 8, ,2999 1,0051 9,3533

14 Disolusi II No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tambahan 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,1 0,1 0,1 0, ,6295 0,0125 0, ,3 3,3 3,5 3, ,5453 0,4212 0, ,8 6,7 6,7 6, ,0342 0,8423 0, ,6 7,6 7,6 7, ,8420 0,9508 1, ,8 7,8 7,8 7, ,1010 0,9758 2, ,0 8,0 8,0 8, ,3600 1,0008 3, ,2 8,3 8,2 8, ,4767 1,0299 4, ,2 8,2 8,2 8, ,6190 1,0258 5, ,2 8,2 8,2 8, ,6190 1,0258 6, ,2 8,2 8,0 8, ,8641 1,0175 7, ,2 8,1 8,0 8, ,9895 1,0133 8, ,1 8,1 8,1 8, ,9895 1,0133 9,3157

15 Disolusi III No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F tamba 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,1 0,1 0,1 0, ,6295 0,0125 0, ,7 1,7 1,7 1, ,7015 0,2127 0, ,3 6,2 6,3 6, ,8008 0,7840 0, ,7 7,7 7,7 7, ,4715 0,9633 1, ,9 7,9 7,9 7, ,7305 0,9883 1, ,1 8,1 8,1 8, ,9895 1,0133 2, ,3 8,3 8,3 8, ,2485 1,0383 3, ,3 8,1 8,3 8, ,4936 1,0300 5, ,2 8,2 8,2 8, ,6190 1,0258 6, ,2 8,2 8,2 8, ,6190 1,0258 7, ,1 8,2 8,1 8, ,8641 1,0175 8, ,1 8,1 8,1 8, ,9895 1,0133 9,11

16 Lampiran 8b. Data %Kumulatif Rata-rata Disolusi Vitamin C dari Tablet Enervon-C da ph 1,2 Suhu 37 o C No Waktu ( menit) %Kumulatif 1 %Kumulatif 2 %Kumulatif 3 %Kumulatif Ra 1 0 0,00 0,00 0,00 0, ,12 1,13 1,13 1, ,74 37,91 19,14 32, ,98 75,89 70,61 73, ,85 85,82 86,90 87, ,16 88,27 89,34 89, ,85 90,71 91,79 91, ,93 93,54 94,24 93, ,64 93,37 93,70 93, ,47 93,58 93,53 93, ,30 93,03 93,74 93, ,50 92,86 93,19 92, ,33 93,06 93,02 92,80

17 Lampiran 9a. Data Disolusi Vitamin C dari Kapsul Gelatin pada Medium Lambung ph 1 Disolusi I No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tambahan 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,9 6,8 6,9 6, ,0327 0,8556 0, ,5 7,6 7,5 7, ,3753 0,9386 0, ,9 7,9 7,9 7, ,9530 0,9843 1, ,2 8,2 8,1 8, ,9237 1,0176 2, ,2 8,2 8,2 8, ,7740 1,0217 3, ,2 8,2 8,1 8, ,9237 1,0176 4, ,2 8,1 8,1 8, ,0341 1,0134 5, ,1 8,1 8,1 8, ,1670 1,0093 6, ,1 8,1 8,1 8, ,1670 1,0093 7, ,2 8,0 8,0 8, ,2999 1,0051 8, ,1 8,1 8,0 8, ,2999 1,0051 9, ,0 8,0 8,0 8, ,5600 0, ,8790

18 Disolusi II No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tambahan 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,7 5,9 5,9 5, ,1434 0,7425 0, ,5 6,7 6,7 6, ,9191 0,8487 0, ,4 7,6 7,6 7, ,5279 0,9590 1, ,9 7,8 7,9 7, ,6611 1,0015 2, ,9 7,9 7,9 7, ,5515 1,0057 3, ,9 7,8 7,9 7, ,6611 1,0015 4, ,9 7,8 7,8 7, ,7306 0,9972 5, ,9 7,9 7,7 7, ,7134 0,9971 6, ,8 7,8 7,9 7, ,9154 0,9887 7, ,8 7,8 7,9 7, ,9154 0,9887 8, ,8 7,7 7,7 7, ,0021 0,9844 9, ,8 7,7 7,7 7, ,0021 0, ,5161

19 Disolusi III No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tambahan 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,2 6,2 6,2 6, ,7837 0,7684 0, ,0 7,1 7,0 7, ,3403 0,8763 0, ,8 7,6 7,6 7, ,8887 0,9553 1, ,1 8,1 8,0 8, ,3167 1,0051 2, ,1 8,1 8,2 8, ,0341 1,0134 3, ,1 8,1 8,0 8, ,3167 1,0051 4, ,1 8,0 8,0 8, ,4271 1,0009 5, ,1 8,0 8,0 8, ,4271 1,0009 6, ,0 8,0 8,0 8, ,5600 0,9968 7, ,1 8,0 7,8 7, ,6929 0,9927 8, ,0 7,9 8,0 7, ,6929 0,9927 9, ,0 8,0 7,8 7, ,8201 0, ,6089

20 Lampiran 9b. Data %Kumulatif Rata-rata Disolusi Vitamin C dari Kapsul Gelatin dalam Suhu 37 o C No Waktu ( menit) %Kumulatif 1 %Kumulatif 2 %Kumulatif 3 %Kumulatif Ra 1 0 0,00 0,00 0,00 0, ,01 66,83 69,16 71, ,65 76,53 79,02 80, ,95 86,62 86,31 87, ,14 90,64 90,98 91, ,71 91,22 91,93 91, ,55 91,04 91,39 91, ,37 90,86 91,21 91, ,20 91,05 91,41 91, ,41 90,49 91,24 91, ,23 90,69 91,06 91, ,43 90,51 91,26 91, ,89 90,70 91,09 91,23

21 Lampiran 10a. Data Disolusi Vitamin C dari Kapsul Alginat pada Medium Lambung ph Disolusi I No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tamba 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0,00 5 0,3 0,3 0,2 0, ,3912 0,0342 0, ,8 0,6 0,6 0, ,3592 0,0852 0, ,1 1,1 1,1 1, ,2610 0,1406 0, ,4 1,4 1,4 1, ,5140 0,1789 0, ,1 3,1 3,1 3, ,2810 0,3962 0, ,9 4,0 4,0 3, ,1422 0,5070 0, ,4 4,4 4,3 4, ,1462 0,5581 1, ,1 5,1 5,1 5, ,3010 0,6518 1, ,7 5,7 5,7 5, ,8070 0,7285 2, ,9 6,7 6,9 6, ,9658 0,8733 3, ,0 7,9 7,9 7, ,2268 1,0138 4, ,9 7,9 7,8 7, ,4139 1,0054 5,16

22 Disolusi II No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tamba 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,3 0,3 0,3 0, ,3475 0,0386 0, ,3 1,1 1,3 1, ,2982 0,1584 0, ,7 1,7 1,7 1, ,3025 0,2185 0, ,7 2,6 2,6 2, ,2532 0,3383 0, ,1 3,1 3,1 3, ,2575 0,3984 0, ,0 4,1 4,1 4, ,1743 0,5226 1, ,5 4,6 4,5 4, ,1207 0,5825 1, ,0 5,0 4,9 4, ,2168 0,6383 2, ,4 5,4 5,4 5, ,2550 0,6939 2, ,0 5,9 5,9 5, ,6943 0,7282 3, ,3 7,3 7,4 7, ,0481 0,9423 4, ,3 7,3 7,3 7, ,1225 0,9381 5,26

23 Disolusi III No Waktu (menit) V1 V2 V3 V Fp Vitamin C dalam 900 ml (mg) Vitamin C dalam 2 ml (mg) F- tamba 1 0 0,0 0,0 0,0 0, ,0000 0,0000 0, ,3 0,3 0,3 0, ,8885 0,0375 0, ,0 1,0 1,1 1, ,9839 0,1289 0, ,5 1,5 1,5 1, ,4425 0,1877 0, ,1 2,0 2,1 2, ,3618 0,2586 0, ,8 2,8 2,8 2, ,6260 0,3503 0, ,6 3,7 3,5 3, ,6620 0,4504 0, ,2 4,2 4,2 4, ,4390 0,5254 1, ,9 4,9 4,9 4, ,8455 0,6130 1, ,7 5,8 5,8 5, ,6533 0,7215 2, ,7 6,8 6,7 6, ,0342 0,8423 3, ,7 7,7 7,7 7, ,4715 0,9633 4, ,7 7,7 7,6 7, ,5969 0,9591 5,07

24 Lampiran 10b. Data %Kumulatif Rata-rata Disolusi Vitamin C dari Kapsul Alginat dala ph 1,2 Suhu 37 o C No Waktu ( menit) %Kumulatif 1 %Kumulatif 2 %Kumulatif 3 %Kumulatif Rata 1 0 0,00 0,00 0,00 0, ,08 3,47 3,38 3, ,68 14,27 11,60 11, ,68 19,70 16,92 16, ,15 30,53 23,34 23, ,74 36,00 31,65 34, ,80 47,27 40,72 44, ,50 52,76 47,57 50, ,04 57,89 55,56 57, ,07 63,03 65,44 64, ,25 66,26 76,46 73, ,08 85,67 87,52 88, ,52 85,48 87,34 88,11

25 Lampiran 11. Contoh Perhitungan Persentase (%) Vitamin C Terlarut pada Medium Lambung ph 1,2 pada Interval Waktu Tertentu Sebagai contoh adalah disolusi vitamin C dari tablet Enervon-C dalam medium lambung ph 1,2 pada percobaan 1. Perhitungan untuk 2 jam disolusi (ph 1,2) Untuk t = 5 menit, cuplikan diambil sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan asam metafosfat 5 ml, lalu dititrasi cepat dengan 2,6-diklorofenol indofenol hingga diperoleh warna merah jambu mantap selama 5 detik, diperoleh volume titrasi rata-rata setelah dilakukan penetapan blanko 0,1000 ml. Jumlah vitamin C yang terlarut pada t = 5 menit adalah: = 0,1000 ml x kesetaraan 2,6-diklorofenol indofenol dengan vitamin C = 0,1000 ml x 0,1248 mg vitamin C = 0,0125 mg vitamin C Jumlah vitamin C yang terlarut dalam 900 ml adalah : = 0,0125 mg vitamin C x Fp = 0,0125 mg vitamin C x 450 = 5,6070 mg vitamin C Jumlah total vitamin C dalam tablet Enervon-C adalah 5,6160 mg, maka vitamin C yang terlarut pada interval waktu t = 5 menit = 5,6070mg 500mg x 100 % = 1,12 %

26 Cuplikan yang telah dititrasi ini dibuang, maka vitamin C yang terlarut dalam cuplikan ini digunakan sebagai faktor penambah pada perhitungan jumlah fero yang terlarut pada waktu berikutnya (t = 10 menit). Selanjutnya, untuk waktu 10 menit, larutan ini dipipet 2, dimasukkan dalam dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan asam metafosfat 5 ml, lalu dititrasi cepat dengan 2,6-diklorofenol indofenol hingga diperoleh warna merah jambu mantap selama 5 detik, diperoleh volume titrasi rata-rata setelah dilakukan penetapan blanko 3,6330 ml. Jumlah vitamin C yang terlarut pada t = 10 menit adalah: = 3,6330 ml x kesetaraan 2,6-diklorofenol indofenol dengan vitamin C = 3,6330 ml x 0,1246 mg vitamin C = 0,4527 mg vitamin C Jumlah vitamin C yang terlarut dalam 900 ml adalah : = 0,4527 mg vitamin C x Fp = 0,4527 mg vitamin C x 450 = 203,7023 mg vitamin C Jumlah total vitamin C dalam tablet Enervon-C adalah = 203,7023 mg vitamin C + 0,0125 mg vitamin C = 203,7148 mg vitamin C Maka vitamin C yang terlarut pada interval waktu t = 10 menit = 203,7148mg 500mg x 100 % = 40,74 % Jumlah vitamin C yang terlarut pada t = 10 menit digunakan sebagai faktor penambahan pada interval waktu berikutnya. Demikian untuk seterusnya.

27 Lampiran 12. Uji Statistik Disolusi Vitamin C Uji statistik paired t-test (Gennaro,2000) a. Hasil disolusi vitamin C dari tablet Enervon-C b. Hasil disolusi vitamin C dari kapsul alginat 1. Hipotesis Ho : μ 0 = μ 1 (tidak ada perbedaan yang signifikan) H1 : μ 0 μ 1 (ada perbedaan yang signifikan) 2. Distribusi dengan derajat kebebasan (dk) untuk : Disolusi pada medium ph lambung = 13 1 = 12 Nilai kritikal untuk taraf nyata 0,05 ( t tabel) adalah : 2,1788 (two tails) untuk disolusi pada medium ph lambung 3. Standar deviasi dari distribusi sampel dihitung dengan rumus : 2 S 2 Di ( Di) = n 1 2 / n 4. Nilai t dihitung dengan rumus : t = Drata rata S n 5. Jumlah sampel (n) N = 13 untuk disolusi vitamin C dalam medium ph lambung

28 Lampiran 13. Tabel Hasil Uji Statistik Disolusi Vitamin C dari Tablet Enervon- C dan Kapsul Alginat pada Medium Lambung ph 1,2 Suhu 37ºC No Waktu (menit) A B Di (A-B) Di ,00 0,00 0,00 0, ,12 3,31-2,18 4, ,60 11,20 21,42 458, ,16 16,46 56, , ,19 23,38 63, , ,26 34,53 54, , ,45 44,68 46, , ,90 50,37 43, , ,24 57,60 35, , ,19 64,97 28,35 803, ,02 74,13 19,03 362, ,85 88,46 4,43 19, ,80 88,65 4,69 22,0397 Total 377, ,5485 Rata-rata selisih 29,0249 Standar deviasi 23,0791 t hitung 4,5344 DF 12 t tabel 2,1788 Kriteria : -2,1788 < t < 2,1788 Hasil : Nilai t berada di luar kriteria penerimaan (H 0 ditolak) Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan

29 Lampiran 14. Uji Statistik Disolusi Vitamin C Uji statistik paired t-test (Gennaro,2000) a. Hasil disolusi vitamin C dari kapsul gelatin. b. Hasil disolusi vitamin C dari kapsul alginat 1. Hipotesis Ho : μ 0 = μ 1 (tidak ada perbedaan yang signifikan) H1 : μ 0 μ 1 (ada perbedaan yang signifikan) 2. Distribusi dengan derajat kebebasan (dk) untuk : Disolusi pada medium ph lambung = 13 1 = 12 Nilai kritikal untuk taraf nyata 0,05 ( t tabel) adalah : 2,1788 (two tails) untuk disolusi pada medium ph lambung 3. Standar deviasi dari distribusi sampel dihitung dengan rumus : 2 S 2 Di ( Di) = n 1 2 / n 4. Nilai t dihitung dengan rumus : t = Drata rata S n 5. Jumlah sampel (n) N = 13 untuk disolusi vitamin C dalam medium ph lambung

30 Lampiran 15. Tabel Hasil Uji Statistik Disolusi Vitamin C dari Kapsul Gelatin dan Kapsul Alginat pada Medium Lambung ph 1,2 Suhu 37ºC No Waktu (menit) A B Di (A-B) Di ,00 0,00 0,00 0, ,00 3,31 67, , ,07 11,20 68, , ,29 16,46 70, , ,26 23,38 67, , ,95 34,53 57, , ,66 44,68 46, , ,48 50,37 41, , ,56 57,60 33, , ,38 64,97 26,41 697, ,33 74,13 17,20 295, ,40 88,46 2,94 8, ,23 88,65 2,57 6,6270 Total 503, ,1924 Rata-rata selisih 38,7585 Standar deviasi 27,0421 t hitung 5,1676 DF 12 t tabel 2,1788 Kriteria : -2,1788 < t < 2,1788 Hasil : Nilai t berada di luar kriteria penerimaan (H 0 ditolak) Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan

31 Lampiran 16. Tabel Hasil Uji Statistik Disolusi Vitamin C dalam Tablet Enervon-C, Kapsul Gelatin, dan Kapsul Alginat pada Medium Lambung ph 1,2 Suhu 37ºC ANOVA kumulatif Between Groups W ithin Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig Multiple Comparisons Dependent Variable: kumulatif Tukey HSD LSD Bonferroni (I) perlakuan tablet enervon c kapsul gelatin kapsul alginat tablet enervon c kapsul gelatin kapsul alginat tablet enervon c kapsul gelatin kapsul alginat (J) perlakuan kapsul gelatin kapsul alginat tablet enervon c kapsul alginat tablet enervon c kapsul gelatin kapsul gelatin kapsul alginat tablet enervon c kapsul alginat tablet enervon c kapsul gelatin kapsul gelatin kapsul alginat tablet enervon c kapsul alginat tablet enervon c kapsul gelatin *. The mean difference is significant at the.05 level. Me an Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * * * * * * * * * * * *

32 Lampiran 17. Foto Preparat Jaringan Lambung Kelinci dengan Pemberian Vitamin C dosis 500 mg dalam Tablet Enervon-C (i) (ii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3 (iii)

33 Lampiran 18. Foto Preparat Jaringan Lambung Kelinci dengan Pemberian Vitamin C Dosis 500 mg dalam Kapsul Gelatin (i) (ii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3 (iii)

34 Lampiran 19. Foto Preparat Jaringan Lambung Kelinci dengan Pemberian Vitamin C dosis 1000 mg dalam Kapsul Gelatin (i) (ii) (iii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3

35 Lampiran 20. Foto Preparat Jaringan Lambung Kelinci dengan Pemberian Vitamin C dosis 500 mg dalam Kapsul Alginat (i) (ii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3 (iii)

36 Lampiran 21. Foto Preparat Jaringan Lambung Kelinci dengan Pemberian Vitamin C dosis 1000 mg dalam Kapsul Alginat (i) (ii) (iii) Keterangan :

37 (i) (iii) : Kelinci 1-3 Lampiran 22. Foto Jaringan Lambung dengan Berbagai Perbesaran pada Kelinci yang Diberikan Vitamin C Dosis 500 mg dalam Tablet Enervon-C (i)

38 (ii)

39 (iii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3

40 Lampiran 23. Foto Jaringan Lambung dengan Berbagai Perbesaran pada Kelinci yang Diberikan Vitamin C Dosis 500 mg dalam Kapsul Gelatin (i)

41 (ii)

42 (iii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3 Lampiran 24. Foto Jaringan Lambung dengan Berbagai Perbesaran pada Kelinci yang Diberikan Vitamin C Dosis 1000 mg dalam Kapsul Gelatin

43 (i)

44 (ii)

45 (iii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3

46 Lampiran 25. Foto Jaringan Lambung dengan Berbagai Perbesaran pada Kelinci yang Diberikan Vitamin C Dosis 500 mg dalam Kapsul Alginat (i)

47 (ii)

48 (iii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3

49 Lampiran 26. Foto Jaringan Lambung dengan Berbagai Perbesaran pada Kelinci yang Diberikan Vitamin C Dosis 1000 mg dalam Kapsul Alginat (i)

50 (ii) (iii) Keterangan : (i) (iii) : Kelinci 1-3

51 Lampiran 27. Data Pemberian Vitamin C Dosis 500 mg dalam Tablet Enervon-C No Berat kelinci Tanggal pemberian Tanggal pembedahan 1 1,75 kg 07 Juli 2008 Pukul ,82 kg 08 Juli 2008 Pukul ,76 kg 08 Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul 14.30

52 Lampiran 28. Data Pemberian Vitamin C dalam Kapsul Gelatin No Berat Tanggal Tanggal Dosis kelinci pemberian pembedahan Vitamin C 1 1,85 kg 10 Juli 2008 Pukul ,80 kg 11 Juli 2008 Pukul ,73 kg 12 Juli 2008 Pukul ,85 kg 07 Oktober 2008 Pukul ,63 kg 07 Oktober 2008 Pukul ,73 kg 07 Oktober 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Oktober 2008 Pukul Oktober 2008 Pukul Oktober 2008 Pukul mg 500 mg 500 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg

53 Lampiran 29. Data Pemberian Vitamin C dalam Kapsul Alginat No Berat Tanggal Tanggal Dosis kelinci pemberian pembedahan Vitamin C 1 1,82 kg 11 Juli 2008 Pukul ,68 kg 12 Juli 2008 Pukul ,75 kg 12 Juli 2008 Pukul ,91 kg 13 Juli 2008 Pukul ,75 kg 16 Juli 2008 Pukul ,70 kg 17 Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul Juli 2008 Pukul mg 500 mg 500 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg

54 Lampiran 30. Foto Tablet Enervon-C, Kapsul Gelatin, dan Kapsul Alginat (i) (ii) (iii) Keterangan : (i) : tablet Enervon-C (ii) : kapsul gelatin (iii) : kapsul alginat

55 Lampiran 31. Foto Alat Mikrotom

56 Lampiran 32. Nilai Distribusi t

57

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500 Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci Kelompok Tanpa pemberian obat Indometasin dalam kapsul gelatin Indometasin dalam matriks kalsium alginatkitosan (dibedah stlh 1 hari) Indometasin dalam matriks

Lebih terperinci

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 3. Sampel yang digunakan Nanas yang masih utuh Nanas yang sudah dibuang kulitnya Lampiran 4. Flowsheet Nanas Kota Medan Dibersihkan dari kulitnya Ditimbang

Lebih terperinci

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00 Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran ph Yoghurt Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00 Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15 Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00 Yoghurt 4 3,90 4,00

Lebih terperinci

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan

Lebih terperinci

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 2. Sampel yang digunakan Lampiran 2 Gambar 2: Mangga Arumanis Gambar 3: Mangga Golek Gambar 4: Mangga Shrimp Lampiran 3. Flowsheet Buah Mangga Filtrat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 44 Lampiran 2. Data Berat Badan Mencit Setelah Dipaparkan Asap Rokok Total Rata-rata Berat Notasi Badan Mencit K 309.17 34.35±1.23

Lebih terperinci

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN Cara Melakukan Fiksasi Jaringan : - Sebelum melakukan biopsi harus disiapkan botol yang mempunyai mulut lebar yang telah diisi oleh cairan fiksasi. - Cairan yang diperlukan

Lebih terperinci

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit 36 Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit Penampang melintang tubulus seminiferus testis setelah pemberian vitamin C dan E pada mencit yang dipajankan monosodium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media Keterangan : V 1 = Volume air media ke-1 V 2 = Volume air media ke-2 M 1 = Konsentrasi ph media ke-1 = Konsentrasi ph media ke-2 M 2 HCl yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit Rataan berat paru-paru mencit (Mus musculus L) setelah dipapari asap rokok elektrik dengan kandungan rasa yang berbeda Ulangan Kelompok perlakuan

Lebih terperinci

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak. Lampiran 1. Spesifikasi alat dan bahan No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat Oven 1. Jelo Tech Mengeringkan daun pare inkubator 2. Loyang - 3. Labu erlenmeyer Pyrex Iwaki 4. Cawan petri Pyrex Iwaki

Lebih terperinci

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan 43 Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan Furosemida Sifat Fisikokimia Serbuk hablur berwarna putih s/d kekuningan dan tidak berbau Praktis tidak larut dalam air pka 3,9 Log P 0,74 Kelarutan 0,01 (mg/ml)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE 59 LAMPIRAN 2. GAMBAR HASIL PEMERIKSAAN GRANZYME B 1. KONTROL (K) Gambar ekspresi granzyme B pada kelompok Kontrol (K) 2.KOMBINASI TRANSFER FACTOR+CYCLOPHOSPHAMIDE (P1) Gambar

Lebih terperinci

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif)

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif) TUGAS ANALISIS REGRESI (Hal 31-33) NAMA : FADLAN WIDYANANDA NIM : 201432005 SESI : 03 1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif) Roti Roti + Kedele Roti + Kedele

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel. LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel. Berat keseluruhan daging buah kepel yang masih basah:440 g, dan setelah dikeringkan diperoleh 60 g serbuk simplisia kering. Jadi rendemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat Ethical clearance Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin LAMPIRAN 53 54 Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin Menurut Muntiha (2001), prosedur analisis hispatologi dan jaringan hewan,

Lebih terperinci

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia) 42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK MASSA TABLET. Formula Tablet Likuisolid Ibuprofen F A F B F C F D

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK MASSA TABLET. Formula Tablet Likuisolid Ibuprofen F A F B F C F D LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK MASSA TABLET Mutu fisik yang diuji Replikasi Formula Tablet Likuisolid Ibuprofen F A F B F C F D Persyaratan Sudut Diam (derajat) Carr s Index (%) Hausner Ratio I 31,99

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah metode deskriptif, karena penelitian bertujuan menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan penetapan kadar vitamin C dari bawang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL 113 LAMPIRAN B SERTIFIKAT CMC-Na 114 LAMPIRAN C PERHITUNGAN KONVERSI EKSTRAK KENTAL BUAH APEL 115 LAMPIRAN D HASIL STANDARISASI NON SPESIFIK SIMPLISIA a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN

LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Formula A Replikasi I Replikasi II Replikasi III No Bobot Bobot Bobot Y Y Y Tablet Tablet Tablet (%) (%)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HARGA NORMAL PARAMETER PATOLOGI KLINIK PADA HEWAN COBA TIKUS

LAMPIRAN A HARGA NORMAL PARAMETER PATOLOGI KLINIK PADA HEWAN COBA TIKUS LAMPIRAN A HARGA NORMAL PARAMETER PATOLOGI KLINIK PADA HEWAN COBA TIKUS 123 Parameter Patologi Klinik Satuan Jantan Betina Hemoglobin g/dl 13,0 17,0 11,0 17,0 Hitung Jumlah Platelet x 10 3 / l 700-1500

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit 83 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 0 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 3. Sampel Gambar 6. Pepino Pepino Pada Penyimpanan Suhu Ruang Pepino Pada Penyimpanan Lemari (+ 25 0 C) Pendingin (5 0 C) Gambar 7. Pepino setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS). 39 Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS). 1. Sea Water Complete (SWC) Cair. Media SWC pada penelitian ini digunakan untuk kultivasi Vibrio harveyi yang akan digunakan untuk perlakuan infeksi.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN

LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Formula A Replikasi I Replikasi II Replikasi III No Bobot Bobot Bobot Y Y Y Tablet Tablet Tablet (%) (%)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol,

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun 10 kultivar kacang tanah ( kultivar Bima, Hypoma1, Hypoma2, Kancil, Kelinci, Talam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang,Jl.Wonodri Sendang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SERTIFIKAT MINYAK CENGKEH

LAMPIRAN A SERTIFIKAT MINYAK CENGKEH LAMPIRAN A SERTIFIKAT MINYAK CENGKEH 105 LAMPIRAN B SERTIFIKAT STREPTOCOCCUS MUTANS 8 Januari 2009 + 106 LAMPIRAN C SERTIFIKAT STREPTOCOCCUS PYOGENES 107 LAMPIRAN D PERHITUNGAN STATISTIK ANAVA SATU ARAH

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,

Lebih terperinci

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit Tikus Marmot Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 20 g Tikus 0,14

Lebih terperinci

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan Organ usus halus Dicuci dengan NaCl fisiologis 0.9% Difiksasi 24 jam Larutan Bovin Didehidrasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) 49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN NILAI GIZI BAHAN MAKANAN

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN NILAI GIZI BAHAN MAKANAN 41 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN NILAI GIZI BAHAN MAKANAN Perhitungan nilai gizi makanan tinggi kolesterol yang diberikan kepada mencit (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981): 1 kg tepung terigu 365

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Alat dan bahan tercantum dalam Lampiran 1. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh BAB III METODE PENELITIAN Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh penambahan polimer terhadap pelepasan amoksisilin dari kapsul alginat. Dalam penelitian ini yang termasuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam LAMPIRAN Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam 72 73 Lampiran 2. Skema kerja analisis sifat kimia yoghurt kunir asam 1. Kadar abu total ( Dry Ashing ) 2. Kadar lemak total ( Soxhletasi ) 3. Kadar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL. Piroksikam + O-benzoil O-(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,017 mol - B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol

LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL. Piroksikam + O-benzoil O-(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,017 mol - B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL Reaksi: Piroksikam + Obenzoil O(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,01 mol B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol S : 0,00 mol 0,010 mol BM O(benzoil)piroksikam = 42.0

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat DAFAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid Polimer : HPMC/ HPMC+PVA/ PVA Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat Metoklopramid Dikembangkan dengan akuades - Dilarutkan dengan akuades - Diaduk

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan

Lebih terperinci

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit a. Data Pengamatan Berat Testis Mencit Waktu Pemberian Minggu ke-0 Ulangan Data Berat Testis (mg) K 1 95 150 2 200 110 3 150 70 4 165 70 5 95 80 Rata-Rata

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Vili Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Vili Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin 1) Persiapan Preparat a. Mengisolasi dan mencuci jaringan menggunakan larutan NaCl fisiologis. b. Sampel difiksasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kode etik penelitian

Lampiran 1. Kode etik penelitian Lampiran 1. Kode etik penelitian 38 Lampiran 2. Skema Penelitian 1. Pembuatan Seduhan Teh Hijau dan Teh Hitam Ditimbang teh hijau dan teh hitam sebanyak 1750 /kg, 3500 /kg dan 7000 /kg Seduhan teh dosis1750

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar minyak kemangi Lampiran 2. Gambar sediaan pasta gigi A Keterangan : A : Saat selesai dibuat B : Setelah penyimpanan 12 minggu F1 : Sediaan mengandung minyak kemangi 0,1% F2

Lebih terperinci

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik 60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon 58 Lampiran 1 Analisis probit uji LC5096 jam minyak sereh LC 50 96jam Konsentrasi Jumlah Terekspos Pengamatan Jumlah Respon Pengaturan Proporsi Respon Prediksi Proporsi Respon Proposi Respon 60 10 1 0,1000

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN Kelompok 1 Ardhania Pratiwi Erma Yunita Nur Azizah Yunita Putri JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis BiayaBubuk Instan Ekstrak Ikan GabusPer Resep

Lampiran 1 Analisis BiayaBubuk Instan Ekstrak Ikan GabusPer Resep Lampiran 1 Analisis BiayaBubuk Instan Ekstrak Ikan GabusPer Resep Biaya Produksi dengan Konsentrasi Penambahan Jahe dan Bawang Putih Perlakuan 0 Bahan Berat Bersih Harga Satuan Harga Total Ikan gabus 250

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dibidang teknologi pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan Jam Rosella dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon 43 Lampiran 1. Kerangka Teori Resin akrilik Pengertian Klasifikasi Polimerisasi kimia Polimerisasi panas Polimerisasi sinar Komposisi Waterbath Manipulasi microwave Metil metakrilat Kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)

Lebih terperinci