Lampiran 1. Surat Ethical clearance
|
|
- Fanny Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41
2 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42
3 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43
4 Lampiran 3 (Lanjutan) Gambar : Daun kering mahkota dewa Gambar : Simplisia daun mahkota dewa 44
5 Lampiran 4. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik Daun segar mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) dengan perbesaran 10 x 40 Keterangan : 1. Stomata 2. Hablur Kristal Oksalat bentuk prisma 3. Rambut Penutup 4. Silem 45
6 Lampiran 5. Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Perhitungan Penetapan Kadar Air Kadar air simplisia = a. Sampel I Berat sampel Volume air = 5,091 g = 0,35 ml Kadar air = = 6,87 % b. Sampel II Berat sampel Volume air = 5,001 g = 0,35 ml Kadar air = = 6,99 % c. Sampel III Berat sampel Volume air = 5,002 g = 0,36 ml Kadar air = = 7,19 % Kadar air rata-rata = = = 7,02% 46
7 Lampiran 5. (Lanjutan) Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Air Kadar sari yang larut dalam air = a. Sampel I Berat sampel Berat sari = 5,053 g = 0,273 ml Kadar sari = b. Sampel II = 27,01 % Berat sampel Berat sari = 5,091 g = 0,265 ml Kadar sari = c. Sampel III = 26,02 % Berat sampel Berat sari = 5,027 g = 0,267 ml Kadar sari = = 26,55 % Kadar sari yang larut = dalam air rata-rata = x 100% = 26,52 % 47
8 Lampiran 5. (Lanjutan) Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Etanol Kadar sari yang larut dalam etanol = a. Sampel I Berat sampel Berat sari = 5,040 g = 0,601 ml Kadar sari = b. Sampel II = 59,62 % Berat sampel Berat sari = 5,098 g = 0,599 ml Kadar sari = c. Sampel III = 58,74 % Berat sampel Berat sari = 5,011 g = 0,497 ml Kadar sari = = 55,98 % Kadar sari yang larut = dalam air rata-rata = x 100 % = 55,98 % 48
9 Lampiran 5. (Lanjutan) Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Kadar abu total = a. Sampel I Berat sampel Berat abu = 2,006 g = 0,218 g Kadar abu = b. Sampel II = 10,86 % Berat sampel Berat abu = 2,011 g = 0,218 g Kadar abu = c. Sampel III = 10,84 % Berat sampel = 2,009 g Berat abu = 0,217 Kadar abu = = 10,80 % Kadar abu total rata-rata = = = 10,83 % 49
10 Lampiran 5. (Lanjutan) Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam Kadar abu yang tidak larut dalam asam = a. Sampel I Berat sampel Berat abu = 2,006 g = 0,004 g Kadar abu = Sampel II = 0,19 % Berat sampel Berat abu = 2,001 g = 0,006 g Kadar abu = b. Sampel III = 0,30 % Berat sampel Berat abu = 2,0009 g = 0,005 g Kadar abu = = 0,24 % Kadar abu yang tidak larut = dalam asam rata-rata = x 100 % = 0,24 % 50
11 Lampiran 6. Bagan alur uji pendahuluan Daun Mahkota Dewa Daun Mahkota Dewa Dicuci dari pengotor sampai bersih Ditiriskan Ditimbang berat basahnya Pemeriksaan organoleptis dan makroskopik Dirajang dan dikeringkan pada suhu ±40-50 C Ditimbang berat keringnya Simplisia Karakterisasi Skrining fitokimia 1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Penetapan : a. Kadar Air b. Kadar Sari yang Larut Dalam Air c. Kadar Sari yang Larut dalam Etanol d. Kadar Abu Total e. Kadar Abu yang tidak larut dalam asam Senyawa golongan Alkaloida Glikosida Flavanoida Steroid/triterpenoid Saponin Tanin 51
12 Lampiran 7. Bagan alur pembuatan EHDMD Serbuk simplisia Daun mahkota dewa Dimasukkankedalamsebuahbejana Ditambahkan pelarut n-heksan sebanyak bagian Direndamselama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk Disaring dengan kertas saring Maserat I Ampas Dicuci ampas dengan n- heksan Disaring dengan kertas saring hingga diperoleh 100 bagian Maserat II Dipindahkan kedalam bejana tertutup Dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari Dienaptuangkan atau saring Maserat Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 0 C Ekstrak kental 52
13 Lampiran 8. Bagan alur penelitian 25 ekor mencit jantan EHDMD : Dosis 25 (5 ekor) Dosis 50 (5 ekor) Dosis 100 (5 ekor) Kontrol negatif : Na-CMC 1 % (5 ekor) Kontrol positif: Imboost 32,5 (5 ekor) Diberikan perlakuan selama 7 hari secara per oral Dilakukan uji bersihan karbon pada hari ke-8 setelah 7 hari pemberian perlakuan Diambil darah melalui vena ekor pada To (sebagai blanko) sebelum pemberian suspensi karbon, darah dimasukkan kedalam tube yang berisi Na-sitrat Diambil darah sebanyak 25 µl, dililis dengan 4 ml asam asetat. Disuntikkan suspensi karbon sebanyak 0,1 ml/kg bb secara intra vena melalui pembuluh darah di ekor Dilakukan pengambilan darah sebanyak 25 µl pada menit ke-5,10,15, dan 20 setelah penyuntikan tinta karbon. Ditambahkan 4 ml asam asetat dan dimasukkan kedalam kuvet Diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 640,5 nm Setelah 12 jam diambil darahnya mencit dikorbankan, organ hati dan limfa mencit diambil dan ditimbang Dihitung konstanta kecepatan eliminasi karbon (K), Indeks Fagositosis dan indeks stimulasi Hasil 53
14 Lampiran 9. Gambar alat dan bahan Gambar: rotary evaporator Gambar: Spektofotometer UV-Vis Gambar: Tinta karbon (Pelikan B17) 54
15 Lampiran 10. Gambar Hewan Gambar: Mencit Jantan Gambar: Mencit setelah dislokasi 55
16 Lampiran 11. Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia (Suhardjono, 1995). Mencit Tikus Marmut Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,2 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit (20g) Tikus (200g) Marmut (400 g) Kelinci (1,2 kg) Kera (4 kg) Anjing (12 kg) Manusia (70 kg) 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 56
17 Lampiran 12. Contoh perhitungan dosis a) Contoh perhitungan dosis CMC Na 1% - Pembuatan CMC Na 1 % = 1000 mg/ 100 ml = 10 mg/ml - Perhitungan CMC Na 1 % pada mencit 25 g = 1 x Volume yang diberikan = 0,25ml b) Contoh perhitungan dosis Imboost - Dosis penggunaan imboost pada manusia (berat 70 kg) = 250 mg Konversi dosis manusia ke hewan mencit (lampiran 11) = 0, mg x 0,0026 = 0,65 mg (untuk 20 g mencit) 0,65 mg 20 g = 0,65 mg x g x 50 = 32,5 mg = 32, g Konsentrasi imboost 0,5% dalam 100 ml suspensi CMC Na menggandung 500 mg Imboost (2 tablet). 500 mg 100 ml - Konsentrasi Imboost : = 5mg / ml Misalnya BB mencit = 25 g - Jumlah imboost yang diberikan : 32,5 mg x 25 g = 0,8125 mg 1000 g Jumlah suspensi yang diberikan : 0,8125 mg = 0,16 ml 5 mg/ml 57
18 c) Contoh perhitungan dosis EHDMD Untuk dosis Konsentrasi EHDMD 1 % dalam 100 ml suspensi CMC Na 1% Konsentrasi EHDMD : 1000 mg = 10 mg/ml 100 ml - Jumlah yang diberikan : 100 mg x 25 g = 2,5 mg 1000 g - Jumlah suspensi yang diberikan : 2,5 mg = 0,25 ml 10 mg/ml 58
19 Lampiran 13. Hasil pengukuran absorbansi partikel karbon Absorbansi CMC Na 1% 59
20 Lampiran 13. (Lanjutan) Absorbansi Imboost 32,5 60
21 Lampiran 13. (Lanjutan) Absorbansi 25 61
22 Lampiran 13. (Lanjutan) Absorbansi EHDMD 50 62
23 Lampiran 13. (Lanjutan) Absorbansi EHDMD
24 Lampiran 14. Tabel contoh jumlah obat yang diberikan kepada mencit. Kelompok No Berat Dosis Konsentrasi Jumlah Jumlah (g) (mg/kg BB) Obat (mg) Obat (ml) ,25 0, ,50 0,20 0,20 I 3 25,11 0,25 0, ,88 0,27 0, ,21 0,29 0, ,54 32,5 0,5% 0,90 0, ,76 32,5 0,5% 0,86 0,17 II 3 23,96 32,5 0,5% 0,67 0, ,77 32,5 0,5% 0,65 0, ,40 32,5 0,5% 0,66 0, , % 0,67 0, , % 0,72 0,07 III 3 27, % 0,68 0, , % 0,55 0, , % 0,50 0, , % 1,08 0, , % 1,15 0,11 IV 3 20, % 1,37 0, , % 1,10 0, , % 1,00 0, , % 2,11 0, , % 2,10 0,21 V 3 20, % 2,10 0, , % 2,10 0, , % 2,20 0,22 Keterangan : I : CMC Na 1% II : Imboost 32,5 III : EHDMD 25 IV : EHDMD 50 V : EHDMD 100 Lampiran 15. Tabel laju eliminasi karbon 64
25 Lampiran 16. Hasil perhitungan konstanta kecepatan eliminasi karbon (K), dan indeks fagositosis. Kelompok N o Berat (g) Hati (g) Limfa (g) hati + limfa (g) Absorbansi pada menit ke ,48 1,51 0,09 1,60 0,080 0,068 0,0047 0, ,02 1,55 0,10 1,65 0,078 0,060 0,0075 0,0333 CMC Na 3 24,11 1,59 0,09 1,68 0,077 0,060 0,0072 0,0345 1% 4 27,69 1,50 0,10 1,60 0,070 0,058 0,0054 0, ,89 1,60 0,10 1,70 0,079 0,067 0,0047 0, ,11 1,69 0,20 1,89 0,071 0,018 0,0397 0, ,03 1,70 0,23 1,93 0,080 0,019 0,0473 0,1945 Imboost 3 24,00 1,74 0,22 1,96 0,078 0,018 0,0424 0, ,06 1,68 0,18 1,86 0,079 0,018 0,0428 0, ,37 1,69 0,20 1,89 0,077 0,016 0,0473 0, ,00 1,65 0,12 1,67 0,086 0,060 0,0104 0, ,01 1,64 0,12 1,66 0,098 0,065 0,0118 0, ,45 1,62 0,13 1,74 0,061 0,038 0,0137 0, ,25 1,60 0,14 1,74 0,057 0,038 0,0117 0, ,72 1,61 0,15 1,65 0,069 0,045 0,0123 0, ,78 1,65 0,18 1,83 0,083 0,041 0,0204 0, ,24 1,68 0,12 1,80 0,080 0,052 0,0124 0, ,07 1,69 0,15 1,84 0,070 0,037 0,0184 0, ,29 1,64 0,09 1,73 0,082 0,051 0,0137 0, ,20 1,70 0,15 1,85 0,083 0,041 0,0204 0, ,50 1,65 0,16 1,81 0,065 0,030 0,0223 0, ,74 1,60 0,18 1,78 0,051 0,028 0,0238 0, ,26 1,69 0,19 1,88 0,072 0,028 0,0311 0, ,17 1,65 0,17 1,82 0,070 0,029 0,0225 0, ,00 1,63 0,17 1,80 0,086 0,030 0,0251 0,1097 K IF 65
26 Lampiran 17. Contoh perhitungan konstanta kecepatan eliminasi karbon (K). Indeks fagositosis, dan indeks stimulasi. Misalkan EHDMD dosis Konstanta kecepatan eliminasi karbon (K) = Log OD 5 log OD 20 t 2 t 1 dimana: OD 5 adalah absorbansi pada menit ke-5 OD 20 adalah absorbansi pada menit ke-20 T 1 adalah waktu pertama pengambilan darah T 2 adalah waktu terakhir pengambilan darah (Kala, et al., 2015). Misalnya diketahui : OD5 = 0,070 OD20 = 0,029 t1 = 5 t2 = 20 Log OD 0,070 log OD 0,029 K = = 0, Indeks Fagositosis Indeks fagositosis = K 1/3 x berat hewan berat hati + berat limfa Misalnya diketahui : Berat hewan : 25,17 g Berat hati Berat limfa : 1,65 g : 0,17 g 0,0255 1/3 x 25,17 Indeks fagositosis = = 0,1175 1,65 + 0,17 66
27 Lampiran 17. (lanjutan) 3. Indeks stimulasi Indeks stimulasi = Indeks fagositosis kelompok uji Indeks fagositosis kelompok kontrol Misalnya = Indeks fagositosis kelompok uji dosis 100 = 0,1068 Indeks fagositosis kelompok kontrol negatif = 0,0314 0,1068 Indeks stimulasi = = 3,4012 0,
28 Lampiran 18. Tabel rata-rata ± SE indeks fagositosis dan Nilai indeks stimulasi Rata-rata indeks fagositosis Kelompok Perlakuan Indeks Fagositosis ± SE CMC Na 1% ± 0,0023 Imboost 32,5 0,1946 ± 0,0059 EHDMD 25 0,0616 ± 0,0025 EHDMD 50 0,0773 ± 0,0045 EHDMD 100 0,1068 ± 0,0045 Indesk stimulasi Kelompok Indeks Perlakuan Stimulasi Imboost 32,5 6,1976 EHDMD 25 1,9617 EHDMD 50 2,4617 EHDMD 100 3,
29 Lampiran 19. Hasil analisis ANOVA laju eliminasi karbon ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Menit5 Between Groups Within Groups Total Menit10 Between Groups Within Groups Total Menit15 Between Groups Within Groups Total Menit20 Between Groups Within Groups Total
30 Lampiran 19. (lanjutan) Tukey HSD Dependent Variable (I) kelompok perlakuan (J) kelompok perlakuan Multiple Comparisons Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Menit ke-5 CMC Na 1% Imboost 32, Menit Ke-10 Imboost 32,5 EHDMD 25 mg/kg bb EHDMD 50 mg/kg bb EHDMD 100 EHDMD EHDMD EHDMD CMC Na 1% EHDMD EHDMD EHDMD CMC Na 1% Imboost 32, EHDMD EHDMD CMC Na 1% Imboost 32, EHDMD EHDMD CMC Na 1% Imboost 32, EHDMD EHDMD CMC Na 1% Imboost 32, * EHDMD * EHDMD * EHDMD * Imboost 32,5 CMC Na 1% * EHDMD EHDMD EHDMD EHDMD 25 mg/kg CMC Na 1% * bb Imboost 32, EHDMD EHDMD EHDMD 50 mg/kg CMC Na 1% * bb Imboost 32, EHDMD EHDMD EHDMD 100 CMC Na 1% * Imboost 32, EHDMD EHDMD *. The mean difference is significant at the 0.05 level. 70
31 Lampiran 19. (lanjutan) Tukey HSD Dependent Variable Menit Ke-15 (I) kelompok perlakuan Multiple Comparisons (J) kelompok perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound CMC Na 1% Imboost 32, * Imboost 32,5 EHDMD 25 EHDMD 50 EHDMD 100 EHDMD * EHDMD * EHDMD * CMC Na 1% * EHDMD * EHDMD * EHDMD * CMC Na 1% * Imboost 32, * EHDMD EHDMD * CMC Na 1% * Imboost 32, * EHDMD EHDMD CMC Na 1% * Imboost 32, * EHDMD * EHDMD Menit CMC Na 1% Imboost 32, * Ke-20 EHDMD * EHDMD * EHDMD * Imboost 32,5 CMC Na 1% * EHDMD * EHDMD * EHDMD * EHDMD 25 CMC Na 1% * Imboost 32, * EHDMD EHDMD * EHDMD 50 CMC Na 1% * Imboost 32, * EHDMD EHDMD * EHDMD 100 CMC Na 1% * Imboost 32, * EHDMD * EHDMD * *. The mean difference is significant at the 0.05 level. 71
32 Lampiran 20. Data hasil analisis SPSS ANAVA satu arah Indeks Fagositosis Indeks Fagositosis N Mean Descriptives Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound CMC Na 1% EHDMD 25 EHDMD 50 EHDMD 100 Imboost Total Upper Bound Minimum Maximum ANOVA Indeks Fagositosis Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total
33 Lampiran 20. (Lanjutan) Indeks Fagositosis Tukey HSD (I) Kelompok Perlakuan (J) Kelompok Perlakuan Multiple Comparisons Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound CMC Na 1% EHDMD * EHDMD 25 mg/kg bb EHDMD 50 mg/kg bb EHDMD 100 Imboost 32.5 EHDMD * EHDMD * Imboost * CMC Na 1% * EHDMD EHDMD * Imboost * CMC Na 1% * EHDMD EHDMD * Imboost * CMC Na 1% * EHDMD * EHDMD * Imboost * CMC Na 1% * EHDMD * EHDMD * EHDMD * *. The mean difference is significant at the 0.05 level. 73
34 Lampiran 20. (Lanjutan) Homogeneous Subsets Indeks Fagositosis Tukey HSD a Subset for alpha = 0.05 Kelompok Perlakuan N CMC Na 1% EHDMD EHDMD EHDMD Imboost Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperinciLampiran 1. Ethical Clearanc
Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting
Lebih terperinciLampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan
Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 2. Surat hasil identifikasi daun bangun-bangun Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun Serbuk simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan sampel
Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 71 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 72 Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan daun pugun tanoh Tumbuhan pugun tanoh Daun pugun tanoh 73 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun
Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun 79 Lampiran 2. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 80 Lampiran 3. Gambar Makroskopik DaunBangun-bangun Gambar Tumbuhan Daun Bangun-bangun
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume
Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume 51 Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Kulit Kayu Manis Madu Hutan 52 Lampiran 2. (lanjutan) Simplisia kulit
Lebih terperinciPerhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.
Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24
Lebih terperinciLampiran 1 Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah
Lebih terperinciLampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan
Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83
Lebih terperinciLampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit
Lebih terperinciLampiran Universitas Kristen Maranatha
Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan
Lebih terperinciCara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih
Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =
Lebih terperinciPerhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)
42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) 63 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 64 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Pecut Kuda Pengukuran Simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.
Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol bunga kecombrang dijumpai adanya alkaloida, glikosida, antrakinon,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS
54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) 47 Lampiran 2. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 48 Lampiran 3. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji
Lebih terperinciLampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik
59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen
Lebih terperinciHari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal
Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk
Lebih terperinciLampiran 1. Kode etik penelitian
Lampiran 1. Kode etik penelitian 38 Lampiran 2. Skema Penelitian 1. Pembuatan Seduhan Teh Hijau dan Teh Hitam Ditimbang teh hijau dan teh hitam sebanyak 1750 /kg, 3500 /kg dan 7000 /kg Seduhan teh dosis1750
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 44 Lampiran 2. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga pepaya jantan a. Bunga Pepaya Jantan b. Simplisia bunga pepaya jantan
Lebih terperinciLampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Gambar tumbuhan jengkol Gambar buah jengkol Keterangan : A = kulit jengkol B = biji jengkol Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar biji jengkol tua Gambar simplisia biji jengkol
Lebih terperinciLampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan
Lebih terperinciPembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik
60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba
LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)
49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Lebih terperinciKONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)
LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi teripang
Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang 57 Lampiran 2 Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) 58 Lampiran 2. (Sambungan) Gambar 3.2 Simplisia teripang Pearsonothuria graeffei(semper,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).
Lebih terperinciLampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan
55 Lampiran 1 Proses Isolasi Kitin dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan kulit udang setelah dikeringkan Penghalusan kulit udang Pengayakann dengan ukuran
Lebih terperinciLampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih Tanaman sirih Daun sirih segar 9 Lampiran 2. Gambar daun sirih kering serta serbuk simplisia daun sirih Daun sirih kering Serbuk daun sirih 60 Lampiran 3. Hasil
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Sertifikat Analisis Natrium diklofenak (PT. Dexa Medika) 43 Lampiran 3. Kerangka Pikir Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp.
Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp. Menurut Dick, et al., (2010) tiap 1 gr berat basah teripang setara dengan 0,025-0,04 mg glikosida triterpen dengan kadar air
Lebih terperinciLAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,
Lebih terperinciLAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)
LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah
Lebih terperinciSampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge
36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan
Lebih terperinciLampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif
56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi sampel
Lampiran 1. Identifikasi sampel 74 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian 75 Lampiran 3. Gambar nanas segar Gambar Buah Nanas Segar Gambar Makroskopik Kulit Buah Nanas Segar 76 Lampiran 4.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan salak, buah salak, simplisia, serbuk simplisia dan jus daging buah salak Gambar 2.1 Tanaman kulit jeruk kesturi Gambar 2.2 Kulit jeruk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian 37 38 Lampiran 2 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan hewan coba Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur Swiss Webster jantan dewasa berumur 6-8 minggu dengan
Lebih terperinciLampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm
Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi: Konsentrasi 1 ppm = 1000 mg didalam 1.000.000 ml akuades. = 1 mg didalam 1.000 ml akuades. Konsentrasi 1100 ppm = 1100 mg / 1000 ml akuades. Konsentrasi 1300 ppm = 1300
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan rumput laut merah Kappaphycus alvarezii Lampiran 3. Gambar Simplisia dan Serbuk Kasar Simplisia Rumput Laut Merah Kappaphycus alvarezii
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Prosedur Kerja
LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi
Lebih terperinciLAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia
LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan
Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan sampel
Lampiran 1. Surat keterangan sampel 44 Lampiran 2. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 46 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu Giring 47 Lampiran
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)
Lampiran 1 Perhitungan dosis dan Proses Ektraksi Daun pepaya Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Dosis daun papaya sebagai antidiare untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 1 lembar
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) 51 Lampiran 2. Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 52 Lampiran 3. Gambar pohon asam jawa 53 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan 51 Lampiran 2. Gambar pohon, daun, serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering daun jati belanda (a) Pohon jati belanda (b) Daun 52 Lampiran 2. (Lanjutan)
Lebih terperinciLAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Prosedur Kerja
LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6 8 minggu dengan berat badan 25 30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Sekolah Ilmu dan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tanaman
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman Lampiran 2. Gambar serbuk majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Lampiran 3. Bagan kerja penelitian Tikus Dikondisikan selama 2 minggu 1. Diukur Kadar 2. Diinduksi
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 2. Gambar Tanaman ranti Tanaman ranti 46 Lampiran 3. Simplisia dan serbuk simplisia daun ranti Simplisia daun Ranti Serbuk simplisia daun Ranti 47 Lampiran
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit
Lebih terperinciDosis 1 : 0,02g/0,25cc aquadestper ekor mencit 1 dosis manusia Dosis 2 : 0,02 g x 5 = 0,1 g/0,25 cc aquadest per ekor mencit 5 dosis
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Daun Salam Berat 50 lembar daun salam segar = 60 g Berat 50 lembar daun salam kering = 20,75 g Penggunaan empiris daun salam pada manusia sebagai antidiare: ~ 20 lembar= 8,3g
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun trigliserida untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2
Lebih terperinciLampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram
Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS sisplatin Dosis untuk tikus= 7mg/kg Dosis absolute pada tikus : 7x0,2=1.4 mg Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram
Lebih terperinciLampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9
Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit Tikus Marmot Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 20 g Tikus 0,14
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan
Lebih terperinciSel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.
59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN Tikus Jantan Galur Wistar Tikus diberi makan pelet standar Pakan Tinggi Kolesterol Mortir + stamfer 38 39 Buah Belimbing Wuluh Juicer Tikus dipanaskan Pengambilan
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit
Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine Phenylephrine dosis tikus Phenylephrine dosis tikus 250 gr Phenylephrine dosis mencit 25 gr = 2 mg / kg = 0,5 mg = dosis 250 gram tikus x faktor konversi = 0,5
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN
LAMPIAN A SUAT DETEMINASI TANAMAN 85 LAMPIAN B SUAT SETIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN 86 LAMPIAN C PEMBUATAN SEDIAAN UJI Suspensi PGA 3% Dibuat sediaan uji dalam bentuk suspensi PGA 3% b/v, diberikan dengan
Lebih terperinci= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.
47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr
Lebih terperinciLampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan
Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun
Lebih terperinciLampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)
Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Penelitian ini menggunakan dosis dengan dasar penelitian Vivin K (2008) yang menggunakan ekstrak daun sirih dengan dosis 0,01% sampai 0,1%. Diketahui : 240
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir Lampiran 2. Morfologi Tanaman Kecipir Gambar 1. Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) Lampiran 2. (Lanjutan) A B Gambar 2. Makroskopik Daun
Lebih terperinciLampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia
Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia Gambar 1. Tumbuhan dandang gendis Gambar 2. Simplisia daun dandang gendis Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan lampiran. Bagan Pembuatan Nata de coco
Lebih terperinciLampiran 1 : Perhitungan Dosis
Lampiran 1 : Perhitungan Dosis Perhitungan dosis infusa kulit jengkol (IKJ) Penelitian yang dilakukan menggunakan variabel dosis IKJ 10%, 20%, 40% dan 80%. Pembuatan dosis IKJ 10% dibuat dengan prosedur
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 3. Gambar simplisia bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 4. Gambar serbuk
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut
Lebih terperinciPENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081
Lebih terperinciMencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas
a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean
LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.) Lampiran 2. Bagan Penelitian Daun Ekor Naga Dicuci dari pengotor hingga bersih Ditiriskan dan ditimbang Dikeringkan pada
Lebih terperinciLampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng 44 Tumbuhan ketepeng Daun ketepeng Lampiran 3.Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun ketepeng 45 Simplisia daun ketepeng Serbuk simplisia daun ketepeng Lampiran
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan
Lebih terperinciLampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35
Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi 2.1 Uji Kadar Air Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 35 3 gram dalam cawan porselin yang telah diketahui berat konstannya. Lalu sampel dikeringkan dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sponge
Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge 49 Lampiran 2. Gambar sponge Suberites diversicolor Becking & Lim yang segar 50 Lampiran 3. Gambar simplisia dan serbuk sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Lebih terperinciLAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat
LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Replikasi Hasil susut pengeringan daun alpukat Hasil susut pengeringan daun belimbing manis 1 5,30 % 6,60% 2 5,20 % 6,80% 3
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS SAUS TOMAT
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS SAUS TOMAT Saus Tomat Berdasarkan jurnal A Dose-Response Study on the Effects of Purified Lycopene Supplementation on Biomarkers of Oxidative Stress, disebutkan bahwa dosis
Lebih terperinci