Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

Transkripsi

1 LAMPIRAN 69

2 70 Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan Organ usus halus Dicuci dengan NaCl fisiologis 0.9% Difiksasi 24 jam Larutan Bovin Didehidrasi Alkohol 70%, 80%, 90%, dan 95% (@24 jam) Didehidrasi Alkohol absolut I, II, dan III (@ 1 jam) Clearing Clearing Xylol I, II, dan III (@ 1 jam) Infiltrasi parafin Paraffin cair I, II, dan III (@ 1 jam) Dicetak (embedding) dalam parafin Dipotong dengan mikrotom Deletakkan pada gelas objek

3 71 Lampiran 2 Diagram alir pewarnaan Hematoksilin-eosin (HE) pada sediaan (preparat) histopatologi usus halus mencit percobaan Dideparafinisasi Xylol III, II, dan I (@ 5 menit) Dirhidrasi Alkohol absolut III, II, dan I (@ 5 menit) Dicuci dengan air kran (5 menit) dan akuades (3 menit) Diberi/ ditetesi dengan hematoksilin (3 menit) Direndam dalam air kran (10 menit) dan akuades (5 menit) Diberi/ ditetesi dengan eosin (2 menit) Dehidrasi Alkohol 70%, 80%, 90%, absolut I, II, dan III Clearing Xylol I, II, dan III Di-mounting Perekat permount Diamati di bawah mikroskop Difoto dengan mikroskofoto digital eyepiece camera

4 72 Lampiran 3 Diagram alir pewarnaan Periodic Acid Schiff sediaan (preparat) usus halus mencit percobaan (PAS) pada Deparafinisasi Dicuci dengan akuades Direndam dalam larutan asam asetat 1% (5 menit) Dicuci dengan akuades Dioksidasi dalam periodc acid 1% (5-10 menit) Dicuci dengan aquades 3x (@5 menit) Direndam schiff reagent (15-30 menit) Dicuci dengan air sulfit 10 % sodium bisulfat (NaHSO 3 ) 10 ml, 1 N asam klorida (HCl) 10 ml dan akuadesilata 200 ml (@ 2 menit) Dicuci dengan air kran (10-15 menit) dan akuades (3 menit) Clearing Xylol I, II, dan III Di-mounting Perekat permount Diamati di bawah mikroskop

5 73 Lampiran 4 Uji statistik (ANOVA) dengan SAS 9.1 terhadap % kerusakan vili duodenum pada kelompok mencit yang diberi total radiasi 5.3 msv dan masa pemulihan Dependent Variable: kerusakan epitel vili Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE vili Mean perlakuan Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Harmonic Mean of Cell Sizes Duncan Grouping Mean N perlakuan a p1 a rp1 b a r1 b c rp b a k1 b c pp b c rpp c kp

6 74 Menurut ketentuan uji Duncan nilai coeff var dari data yang diuji harus bernilai 25 sehingga dilakukan transformasi data menggunakan Ln. Diperoleh hasil uji yang berbeda nyata (p > 0.05). Dependent Variable: kerusakan epitel vili Model <.0001 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE respon1 Mean perlakuan <.0001 Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Duncan Grouping Mean N perlakuan a p1 a rp1 a r1 b rp2 b k1 b r2 b p2 c k2

7 75 Lampiran 5 Uji statistik (ANOVA) dengan SAS 9.1 terhadap jumlah sel goblet di duodenum pada kelompok mencit yang diberi total radiasi 5.3 msv dan masa pemulihan. Dependent Variable: goblet Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE goblet Mean perlakuan Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Duncan Grouping Mean N perlakuan a rp b a p1 b rp b pp b r1 b k1 b rpp b kp

8 76 Menurut ketentuan uji Duncan nilai coeff var dari data yang diuji harus bernilai 25 sehingga dilakukan transformasi data menggunakan Ln. Diperoleh hasil uji yang tidak berbeda nyata (p > 0.05). Dependent Variable: jumlah sel goblet Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE respon1 Mean perlakuan Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Duncan Grouping Mean N perlakuan a r2 b a p1 b a rp1 b a r1 b a p2 b a k1 b rp2 b k2

9 77 Lampiran 6 Uji statistik (ANOVA) dengan SAS 9.1 terhadap jumlah kripta di duodenum pada kelompok mencit yang diberi total radiasi 5.3 msv dan masa pemulihan Dependent Variable: kripta Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE kripta Mean perlakuan Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Duncan Grouping Mean N perlakuan a P1 b a PP b a KP b a RPP b a RP b a R1 b a K1 b RP1

10 78 Menurut ketentuan uji Duncan nilai coeff var dari data yang diuji harus bernilai 25 sehingga dilakukan transformasi data menggunakan Ln. Diperoleh hasil uji yang tidak berbeda nyata (p > 0.05). Dependent Variable: jumlah kripta Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE respon1 Mean perlakuan Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Duncan Grouping Mean N perlakuan a p1 b a rp2 b a k2 b a p2 b a r2 b a k1 b a r1 b rp1

11 79 Lampiran 7 Uji statistik (ANOVA) dengan SAS 9.1 terhadap jumlah sel radang di duodenum pada keompok mencit yang diberi total radiasi 5.3 msv dan masa pemuliahan Dependent Variable: jumlah sel radang Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE radang Mean perlakuan Error Degrees of Freedom 14 Error Mean Square Harmonic Mean of Cell Sizes Duncan grouping Mean n Perlakuan a rp1 b a r1 b a p1 b c rpp c k1 c pp c kp c rp

12 80 Lampiran 8 Uji statistik (ANOVA) dengan SAS 9.1 terhadap tinggi vili di deuodenum pada kelompok mencit yang diberi total radiasi 5.3 msv dan masa pemuliahan Dependent Variable: tinggi vili Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE tinggi Mean perlakuan Duncan's Multiple Range Test for tinggi vili Error Degrees of Freedom 16 Error Mean Square Duncan Grouping Mean N perlakuan A kp A rpp A rp A pp A r1 A k1 A rp1 A p1

13 Lampiran 9 Uji fitokimia ekstrak kelopak rosela (Hibiscus sabdariffa L.) 81

14 82