Diterima 30 Januari 2014, direvisi 26 April 2014 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diterima 30 Januari 2014, direvisi 26 April 2014 ABSTRAK"

Transkripsi

1 296 NATURAL B, Vol. 2, No. 3, Aril 2014 Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) Tutuk Munikah 1)*, Henny Pramoedyo 2), Rahma Fitriani 2) 1) Program Studi Magister Statistika, Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang 2) Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang Diterima 30 Januari 2014, direvisi 26 Aril 2014 ABSTRAK Geograhically Weighted Regression (GWR) meruakan suatu model regresi yang memerhatikan adanya efek heterogenitas sasial. Dalam model regresi, sering terdaat hubungan antara dua atau lebih variabel rediktor yang disebut multikolinieritas. Geograhically Weighted Lasso (GWL) meruakan suatu metode sasial yang digunakan untuk mengatasi heterogenitas sasial dan multikolinieritas lokal. Tujuan enelitian ini membentuk model dengan menggunakan metode GWL dalam mengatasi kasus heterogenitas sasial dan multikolinieritas lokal ada masalah kerawanan angan di Kabuaten Tanah Laut. Secara umum, kerawanan angan di Kabuaten Tanah Laut diengaruhi oleh ersentase enduduk tana akses listrik, rata-rata jumlah toko/warung kelontong serta ersentase kematian balita dan ibu melahirkan. Model GWL yang didaatkan sesuai dengan banyaknya lokasi engamatan. Hasil validasi dengan data sekunder menunjukkan bahwa model yang dieroleh dalam enelitian telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di laangan. Model dengan embobot Fixed Gaussian Kernel mamu memrediksi delaan desa dengan kondisi ketahanan angan yang sama dengan data sekunder. Kata kunci : Multikolinieritas lokal, GWR, GWL, kerawanan angan. ABSTRACT Geograhically Weighted Regression (GWR) is a regression model that takes into account the satial heterogeneity effect. In regression models, often there is a relationshi between two or more redictor variables is called multicollinearity. Geograhically Weighted Lasso (GWL) is a method used to overcome satial and satial heterogeneity of local multicollinearity. The urose of this study establish the model by using the method of GWL in the case of satial heterogeneity and overcome local multicolinearity on the issue of food insecurity in Tanah Laut district. Generally, food insecurity in Tanah Laut district is affected by the ercentage of the oulation without access to electricity, the average number of store/grocery sho, and ercentage of children under five and maternal mortality. GWL models obtained in accordance with the number of observation locations. The results validate the secondary data showed that the model obtained in the study are in accordance with the actual conditions in the field. Models with fixed weighting Gaussian Kernel is able to redict the eight villages with food security conditions are the same as the secondary data. Keywords : local multicollinearity, GWR, GWL, food insecurity. PENDAHULUAN *Corresonding author : tutukmunikah@gmail.com Kerawanan angan meruakan suatu fenomena keheterogenan sasial, yang biasanya ditunjukkan dengan kecenderungan daerah rawan angan yang mengelomok ada suatu

2 Tutuk Munikah., dkk : Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) 297 wilayah tertentu. Adanya variasi geografis dalam kerawanan angan dan kondisi ketahanan angan itu sendiri sering disebabkan oleh faktor-faktor dengan dimensi sasial, seerti sumber daya alam dan akses layanan seerti kesehatan dan infrastruktur, sehingga erlu dilakukan analisis dengan menggunakan metode sasial. Asek yang diamati berkenaan dengan analisis ketahanan angan adalah ketersediaan angan, akses terhada angan, dan emanfaatan angan. Masing-masing asek memiliki beberaa variabel yang digunakan untuk menganalisis kerawanan angan baik secara individual (er variabel) mauun komosit [6]. Ketika akan dibentuk model seharusnya variabel-variabel yang memengaruhi ketahanan angan tidak boleh saling berkolerasi satu sama lain. Namun kondisi ini sulit dienuhi. Geograhically Weighted Regression (GWR) meruakan suatu model regresi yang memerhatikan adanya efek heterogenitas sasial. Heterogenitas sasial adalah suatu kondisi ada suatu wilayah yang memiliki erbedaan kondisi antara satu lokasi yang satu dengan lokasi lain, yang ditinjau dari segi geografis, keadaan sosial-budaya mauun hal lain yang daat menimbulkan kondisi heterogenitas sasial ada lokasi yang diteliti. Secara matematis model GWR daat dituliskan sebagai berikut [10]: y i = β 0 (u i,v i ) + β k (u i,v i )x ik + ε i dimana, y i x ik (1) : nilai observasi variabel reson lokasi ke-i : nilai observasi variabel rediktor k ada lokasi ke-i β 0 (u i,v ) i : nilai interse model GWR β k (u i,v ) i : arameter regresi untuk setia lokasi ke-i (u i,v ) i : titik koordinat ada lokasi ke-i ε i : galat ke-i yang diasumsikan IIDN (Identik, Indeenden, dan Berdistribusi Normal) Koefisien arameter GWR diduga dengan metode Weighted Least Square (WLS) [7]. Pembobot yang digunakan dalam enelitian ini adalah Fixed Gaussian Kernel dan daat dinyatakan ada ersamaan 2 [2]. W ij = ex [( d 2 ij h ) ] (2) Pengujian arameter ada model GWR dilakukan untuk mengetahui koefisien arameter dari variabel rediktor mana saja yang berengaruh signifikan terhada variabel reson untuk setia lokasi engamatan, engujian menggunakan statistik uji t dengan hiotesis: H 0 : β k (u i,v i )=0 H 1 : β k (u i,v i ) 0, k = 1,2,, Heterogenitas data secara sasial daat diuji dengan menggunakan statistik Breusch-Pagan test (BP test) yang memunyai hiotesis: H 0 : σ = σ 2 = = σ2 = σ 2 2 H 1 : minimal ada satu j di mana σ j σ 2 dimana: : banyaknya variabel rediktor i : 1, 2,, n σ 2 : ragam galat e i 2 σ j : ragam galat variabel rediktor ke-j Statistik uji BP memiliki rumus: BP = ( 1 ) 2 ft Z(Z T Z) 1 Z T f+ ( 1 2 ) We T [et ] 2 ~χ σ 2 (k) (3) dengan elemen vektor f adalah f i = e i 2 σ 2-1 (4) dimana, e i : galat least square engamatan ke-i e : vektor galat e i σ 2 : ragam galat e i T : Tr[W T W + W 2 ] W : matriks embobot W ij Z : matriks berukuran n x (+1) yang berisi vektor dari X yang sudah dinormalstandarkan untuk setia lokasi Pada model regresi, sering terdaat hubungan antara dua atau lebih variabel rediktor yang disebut dengan multikolinieritas. Multikolinieritas lokal ada model sasial adalah suatu keadaan di mana terdaat satu atau lebih variabel yang berkorelasi dengan variabel lainnya di setia lokasi engamatan. Salah satu alat untuk mengukur adanya multikolinieritas adalah Variance Inflation Factor (VIF). Adanya multikolinieritas menyebabkan ragam galat besar. Galat besar akan memerkecil statistik uji-t dan memerlebar selang keercayaan bagi β j [5]. Pada emodelan GWR, erhitungan nilai VIF dilakukan ada masing-

3 298 Tutuk Munikah., dkk : Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) masing variabel rediktor. Nilai VIF dinyatakan sebagai berikut: VIF k (u i,v j )= 1 1- R k 2 (ui,v j ) (5) dengan R k 2 (u i,v j ) adalah koefisien determinasi antara X k dengan variabel rediktor lainnya untuk setia lokasi (u i,v j ). Koefisien determinasi daat menggambarkan besarnya keragaman eubah reson yang daat dijelaskan oleh eubah rediktor ada setia lokasi. Least Absolute Shrinkage and Selection Oerator (Lasso) yang dialikasikan dalam suatu emodelan GWR dan selanjutnya dikenal dengan istilah Geograhically Weighted Lasso (GWL) meruakan suatu metode sasial yang digunakan untuk mengatasi heterogenitas dan multiko-linieritas lokal yang tidak daat ditangani oleh Metode Kuadrat Terkecil (MKT) sehingga diharakan daat dieroleh estimasi arameter koefisien yang tidak bias dan efisien sehingga hasil rediksi yang didaatkan lebih akurat [9]. Lasso didefinisikan sebagai berikut: n i=1 ) 2 (6) β k t. (β Lasso )= (y i - β 0 - x ik β k dengan syarat Menurut [8] menyatakan bahwa batasan Lasso β k t di mana t meruakan suatu besaran yang mengontrol besarnya enyusutan ada endugaan koefisien Lasso dengan t 0. Jika β k meruakan enduga arameter koefisien Lasso terkecil dan t 0 = β k, maka nilai t < t 0 akan menyebabkan solusi MKT menyusut kearah nol, dan memungkinkan beberaa koefisien teat nol. Jika nilai t yang diilih lebih besar atau sama dengan t 0, maka enduga Lasso memberikan hasil yang sama dengan enduga koefisien Lasso. Penduga koefisien Lasso dieroleh dengan menentukan batas yang dibakukan yaitu s = t β k0 dengan t = β k dan β k0 adalah enduga arameter untuk model enuh atau ada gambar ditulis sebagai beta / max beta [3]. Masalah Lasso daat diselesaikan dengan cara memodifikasi algoritma Lars [4]. Pada taha enyelesaian Lasso dengan algoritma Lars, arameter shrinkage (s) harus di endugaan terlebih dahulu sebelum solusi akhir Lasso. Parameter shrinkage (s) meruakan arameter yang digunakan sebagai batasan Lasso untuk menduga arameter Lasso yang berengaruh signifikan terhada variabel reson. Parameter shrinkage Lasso diduga dengan Cross-Validation. Adaun arameter shrinkage lasso didefinisikan: s = β k 0 β k (7) dengan s menyatakan arameter enyusutan (shrinkage) yang memiliki nilai 0 samai 1. Setia titik lokasi geografis memunyai nilai arameter regresi yang berbeda-beda. Hal ini menghasilkan variasi ada nilai arameter regresi di suatu kumulan wilayah geografis. Koefisien arameter ada model GWL diduga dengan Weighted Least Square (WLS) dengan menambahkan fungsi engganda Lagrange. Batasan ini mutlak ada koefisien regresi menyebabkan ola nonlinier sehingga harus diselesaikan dengan rogram kuadratik [1]. β (u i, v i )=(X T W(u i, v i )X+λI) -1 X T W(u i, v i )Y (8) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data rimer. Data sekunder dieroleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Kalimantan Selatan. Sementara data rimer dieroleh melalui enyebaran kuesioner keada ara resonden. Teknik enarikan samel yang digunakan adalah stratified random samling dan simle random samling. Pengambilan samel dilakukan di Kabuaten Tanah Laut ada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kinta yang mewakili kecamatan dengan kondisi ketahanan angan yang rawan angan, Kecamatan Pelaihari mewakili kecamatan dengan kondisi cuku tahan angan dan Kecamatan Kurau mewakili kecamatan dengan kondisi ketahanan angan yang tahan angan. Total resonden 150 orang. Variabel yang digunakan dalam enelitian ini terdiri dari satu variabel reson dan tujuh variabel rediktor. Sebagai variabel reson adalah ersentase enduduk yang rawan angan. Sementara variabel rediktor terdiri dari rata-rata jumlah toko/warung kelontong (eceran), ersentase enduduk miskin, ersentase enduduk tana akses enghubung yang memadai, ersentase enduduk tana

4 Tutuk Munikah., dkk : Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) 299 akses listrik, ersentase enderita gizi buruk, ersentase kematian balita dan ibu melahirkan, ersentase sarana/rasarana kesehatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, kondisi ketahanan angan Kabuaten Tanah Laut berada ada kondisi tahan angan. Namun demikian bukan berarti seluruh kecamatan di Kabuaten Tanah Laut juga berada ada kondisi yang sama. Tabel 1. Persentase Desa Rawan Pangan Kabuaten Tanah Laut Tahun 2012 Kecamatan Desa Rawan Pangan (%) Panyiatan 10,00 Takisung 25,00 Kurau 0,00 Bumi Makmur 9,09 Bati-bati 14,29 Tambang Ulang 55,56 Pelaihari 30,00 Bajuin 66,67 Batu Amar 21,43 Jorong 63,64 Kinta 78,57 Uji asumsi model dilakukan untuk menjawab sah atau tidaknya suatu model regresi yang akan diakai sebagai model enjelas bagi engaruh antar variabel rediktor terhada variabel reson. Hasil engujian terhada residual menunjukkan bahwa residual dari data kerawanan angan menyebar normal dan memiliki ragam residual yang homogen, tetai terdaat keheterogenan sasial. Adanya asek sasial menyebabkan enggunaan analisis regresi MKT menjadi kurang cocok karena metode ini mengabaikan engaruh lokasi sehingga emodelan regresi yang memerhatikan lokasi seerti GWR daat digunakan. Pengujian engaruh heterogenitas sasial dilakukan untuk mengetahui aakah data atribut yang akan dilakukan emodelan sasial mengandung heterogenitas sasial atau tidak. Analisis GWR teat digunakan jika terdaat keragaman antar lokasi ada setia variabel. Adanya engaruh heterogenitas sasial daat diketahui dengan statistik uji Breusch-Pagan. Hasil erhitungan statistik uji Breusch-Pagan berdasarkan ersamaan (3) dieroleh nilai BP sebesar 20,14. Hasil uji heterogenitas sasial menunjukkan bahwa terdaat heterogenitas sasial ada data kerawanan angan di Kabuaten Tanah Laut. Penentuan bandwidth (h) otimum dengan metode Cross-Validation dilakukan dengan software GWR4 dan didaatkan h sebesar 8684,69. Setelah itu, dihitung juga jarak Euclidean antar lokasi. Tabel 2. Jarak Euclidean (dij) dan Pembobot (Wij) Desa Muara Kinta Lokasi dij Wij Muara Kinta 0 1 Riam Adung 23337,53 0,03 Kinta Kecil 5457,22 0,82 Salaman 22846,88 0,03 Kebun Raya 3819,68 0,91 Sungai Riam 61032,56 0,00 Tamang 52601,10 0,00 Telaga 62398,69 0,00 Panjaratan 66274,78 0,00 Tungkaran 66500,51 0,00 Bawah Layung 77522,56 0,00 Padang Luas 80357,46 0,00 Handil Negara 76241,91 0,00 Kali Besar 74082,24 0,00 Sungai Bakau 75411,53 0,00 Hasil erhitungan jarak Euclidean yang disajikan ada Tabel 2 diketahui bahwa jarak desa terjauh dari Desa Muara Kinta adalah Desa Padang Luas yaitu sejauh meter. Sementara jarak desa terdekat dengan Desa Muara Kinta adalah Desa Kebun Raya yaitu sejauh 3819 meter. Semakin besar jarak Euclidean maka semakin kecil nilai embobot. Sebaliknya, semakin kecil jarak Euclidean maka semakin besar nilai embobot. Hasil endugaan arameter yang tersaji ada Tabel 3 menunjukkan rata-rata enduga arameter untuk rata-rata jumlah toko/warung (X 1 ) adalah -0,55 dan berkisar antara -3,59 samai 1,10. Nilai tersebut menunjukkan besarnya engaruh rata-rata jumlah toko/warung terhada ersentase enduduk yang rawan angan antara -3,59 samai dengan 1,10. Pada enduga arameter ersentase enduduk miskin (X 2) nilai enduga minimum dan maksimum menunjukkan besar engaruh

5 300 Tutuk Munikah., dkk : Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) ersentase enduduk miskin terhada ersentase enduduk rawan angan yaitu antara 3,15 samai dengan 6,81 dengan nilai rata-rata sebesar 5,62. Sementara enduga arameter ersentase akses enghubung yang kurang memadai (X 3 ), ersentase enduduk tana akses listrik (X 4 ), ersentase enderita gizi buruk (X 5 ), ersentase kematian balita dan ibu melahirkan (X 6 ) serta ersentase sarana/rasarana kesehatan (X 7 ) memiliki arti yang sama yaitu besar engaruh arameter tersebut terhada ersentase enduduk rawan angan sebesar nilai rata-ratanya dengan kisaran antara nilai minimum dan maksimum sesuai ada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Penduga Parameter Model GWR. β (u Variabel i,v i ) Rata-rata Minimum Maksimum Interse 15,74 14,31 17,67 X 1-0,55-3,59 1,10 X 2 5,62 3,15 6,81 X 3 2,17 0,53 3,04 X 4 2,62 1,07 4,45 X 5-0,27-3,63 0,99 X 6-0,02-1,24 2,31 X 7 3,35 2,37 4,26 Pengujian arameter model GWR secara simultan dilakukan untuk mengetahui engaruh emberian bobot dalam roses endugaan arameter. Pengujian ini menggunakan uji F dengan hiotesis: H 0 : β 1 (u i,v i ) = β 2 (u i,v i ) = = β 7 (u i,v i ) = 0 H 1 : aling tidak ada satu β j (u i,v i ) 0 dimana j = 1, 2,, 7 dan i = 1, 2,, 15 Tabel 4. Pengujian Parameter Model GWR Secara Simultan SK DB JK KT F Regresi Global 8 50,91 GWR Imrov. 6,97 50,91 7,30 41,66 GWR Residual 0,03 0,01 0,18 Nilai statistik uji F (41,66) > titik kritis F (α;n,n--1) = F (0.05;15,7) = 3,52 sehingga H 0 ditolak, daat disimulkan bahwa emberian embobot berengaruh terhada endugaan arameter model GWR. Pengujian secara arsial bertujuan untuk mengetahui variabel rediktor yang memengaruhi kasus kerawanan angan disetia lokasi dengan hiotesis: H 0 : β j (u i,v i )= 0 H 1 : β j (u i,v i ) 0 Jika nilai statistik uji > titik kritis t (α 2; n--1) = t (0.025;7) = 2,36 maka arameter ke-j berengaruh terhada kasus kerawanan angan. Tabel 5. Pengujian Parameter Model GWR Secara Parsial Desa Muara Kinta Parameter Penduga Salah - Baku thit value β 0 17,11 0,47 36,71 0,00* β 1-3,33 0,25-13,06 0,00* β 2 3,15 0,52 6,01 0,00* β 3 0,53 0,57 0,92 0,39 β 4 4,29 0,21 20,04 0,00* β 5-2,67 0,33-8,19 0,00* β 6 1,86 0,18 10,10 0,00* β 7 3,98 0,54 7,44 0,00* *nyata ada α = 5% Tabel 6. Nilai VIF Masing-masing Lokasi. VIF Desa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Muara Kinta 17, , ,33 1,37 2,04 1,70 2,72 Riam Adungan 841, ,53 1,37 2,04 1,70 2,72 Kinta Kecil 33, , ,48 1,37 2,04 1,70 2,72 Salaman 979, ,33 1,37 2,04 1,70 2,72 Kebun Raya 14, , ,39 1,37 2,04 1,70 2,72 Sungai Riam 1517,45 450,86 302,94 1,37 2,04 1,70 2,72 Tamang 1582,28 876,42 368,73 1,37 2,04 1,70 2,72 Telaga 873,36 309,60 337,27 1,37 2,04 1,70 2,72 Panjaratan 445,63 366,57 506,07 1,37 2,04 1,70 2,72 Tungkaran 370,37 416,67 600,24 1,37 2,04 1,70 2,72 Bawah Layung 90,11 454,55 700,77 1,37 2,04 1,70 2,72 Padang Luas 75,62 338,29 367,51 1,37 2,04 1,70 2,72 Handil Negara 105,11 421,23 491,40 1,37 2,04 1,70 2,72 Kali Besar 131,08 480,54 558,97 1,37 2,04 1,70 2,72 Sungai Bakau 143,49 578,37 967,12 1,37 2,04 1,70 2,72 Model GWR dengan Desa Muara Kinta berdasarkan hasil engujian arameter yang disajikan ada Tabel 5 adalah: y = 17,11 3,33X1 + 3,15X2 + 0,53X3 + 4,29X4 2,67X5 + 1,86X6 + 3,98X7 (9) Terdaat enam statistik uji yaitu rata-rata jumlah toko/warung kelontong, ersentase enduduk miskin, ersentase enduduk tana akses listrik, ersentase enderita gizi buruk, ersentase kematian bayi dan ibu melahirkan

6 Tutuk Munikah., dkk : Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) 301 serta ersentase sarana/rasarana kesehatan bersifat nyata yang berarti ersentase enduduk rawan angan di Desa Muara Kinta diengaruhi oleh enam variabel ini atau semua variabel rediktor yang digunakan dalam enelitian kecuali variabel ersentase enduduk tana akses enghubung yang memadai. Lima variabel rediktor memunyai hubungan ositif dengan ersentase enduduk rawan angan dan dua variabel rediktor memunyai hubungan negatif dengan ersentase enduduk rawan angan. Untuk mendeteksi variabel rediktor yang tidak berengaruh nyata di lokasi enelitian ada emodelan GWR, dilakukan deteksi multikolinieritas lokal untuk melihat hubungan antar variabel rediktor di masing-masing lokasi. Deteksi multikolinieritas lokal ada model GWR ini menggunakan kriteria nilai VIF (Tabel 6). yang didaat sesuai dengan banyaknya lokasi enelitian. Contoh hasil emodelan GWL lokal di Desa Muara Kinta ditunjukkan ada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa semua variabel rediktor berengaruh nyata terhada kerawanan angan di Desa Muara Kinta kecuali X 1. Variabel rediktor yang berengaruh nyata daat diketahui dengan melihat variabel rediktor yang masuk ada batasan shrinkage, di mana nilai shrinkage (sˆ) di Desa Muara Kinta adalah 0,61. Model GWL Lokal di Desa Muara Kinta adalah: ŷ = 9,39 3,94X1 + 0,43X2 + 0,55X3 + 0,93X4 5,47X5 + 2,98X6 0,16X7 (10) Gambar 1. Nilai arameter shrinkage dan variabel yang nyata ada emodelan GWL Desa Muara Kinta. Hasil deteksi multikolinieritas menunjukkan adanya multikolinieritas lokal ada model GWR. Hal ini daat dilihat ada nilai VIF untuk variabel X 1, X 2 dan X 3 yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu emodelan GWL erlu dilakukan ada data tersebut, sehingga dieroleh hasil rediksi yang lebih baik. Pada emodelan GWL lokal dilakukan endugaan arameter di setia lokasi enelitian. Hal ini dikarenakan adanya erbedaan geografis di setia lokasi enelitian. Model GWL lokal Gambar 2. Peta Kondisi Ketahanan Pangan di lokasi enelitian. Kondisi ketahanan angan Kabuaten Tanah Laut dengan menggunakan data sekunder seerti yang ditunjukkan ada Gambar 2 diketahui bahwa desa yang termasuk rawan angan cenderung mengelomok ada satu wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kinta. Sementara desa yang berada ada kondisi cuku tahan angan dan tahan angan mengelomok di Kecamatan Pelaihari dan Kurau. Kondisi ketahanan angan Kabuaten Tanah Laut dengan embobot Fixed Gaussian Kernel seerti ditunjukkan ada Gambar 3

7 302 Tutuk Munikah., dkk : Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) diketahui bahwa terdaat 3 desa dengan kondisi rawan angan, 2 desa dengan kondisi cuku tahan angan dan 10 desa dengan kondisi tahan angan. Aabila dibandingkan dengan kondisi ketahanan angan dengan menggunakan data sekunder, terdaat 8 desa dengan kondisi ketahanan angan yang sama, 1 desa dengan kondisi ketahanan angan yang lebih jelek dan 6 desa dengan kondisi ketahanan angan yang lebih baik. Gambar 3. Peta Kondisi Ketahanan Pangan di lokasi enelitian dengan embobot Fixed Gaussian Kernel. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis kasus kerawanan angan di Kabuaten Tanah Laut terdaat kasus heterogenitas sasial dan multikolinieritas lokal, sehingga untuk mengatasinya dilakukan endekatan metode yang menggunakan embobot yaitu metode Geograhically Weighted Lasso (GWL). Hasil validasi model menunjukkan bahwa embobot Fixed Gaussian Kernel mamu memrediksi 8 (delaan) desa dengan kondisi ketahanan angan yang sama dengan data sekunder. DAFTAR PUSTAKA [1] Arumsari. N., (2011), Penggunaan Pemodelan Geograhically Weighted Lasso (GWL) ada Penderita Diare di Kabuaten Sumedang, Tesis, ITS Surabaya. [2] Chasco, C., Garcia, I., dan Vicens, J., (2007), Modeling Satial Variations in Household Disosable Income with Geograhically Weighted Regression, Munich Personal RePEc Arkhive (MPRA) Paer 1682(12). [3] Dewi, Y.S. (2010), OLS, LASSO dan PLS ada data mengandung multikolinieritas, Jurnal Ilmu Dasar 11(1): [4] Efron, B., Hastie, T., Johnstone, I., dan Tibshirani, R. (2004), Least Angle Regression, The Annals of Statistics 32(2): [5] Hamilton, L. C. (1992), Regression With Grahics A Second Course in Alied Statistics, Wadsworth: California. [6] Hanani, N., (2009), Monitoring dan Evaluasi Ketahanan Pangan, htt://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009/03 /7emetaan-rawan-angan-7.df, Tanggal Akses 3 Aril 2013 [7] Leung, Y., Mei, C. L., dan Zhang, W. X., (2000), Statistic Tests for Satial Non- Stasionarity Based on the Geograhically Weighted Regression Model, J. Environment and Planning A(32): [8] Tibshirani, R., (1996), Regression shrinkage and selection via the lasso, Journal of the Royal Statistical Society B 58(1): [9] Wheeler, D., dan Tiefelsdorf, M., (2005), Multicollinearity and Correlation Among Local Regression Coefficients in Geograhically Weighted Regression, Journal of Geograhical System 7(2): [10] Yasin, H., (2011), Pemilihan Variabel ada Model Geograhically Weighted Regression, J. Media Statistika 4(2):

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator S-20 Yuliana 1, Dewi Retno Sari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

Perluasan Geographically Weighted Regression Menggunakan Fungsi Polinomial

Perluasan Geographically Weighted Regression Menggunakan Fungsi Polinomial Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 17, Hal. 15- -ISSN: 58-4596; e-issn: 58-46X Halaman 15 Perluasan Geograhically Weighted Regression Menggunakan

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) 3.1 Data Spasial Data spasial memuat informasi tentang atribut dan informasi lokasi. Sedangkan data bukan spasial (aspatial data) hanya memuat informasi

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : NURMALITA SARI 240102120008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Nungki Fauzi T A N, Isnandar Slamet, Muslich Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penulisan tesis, rumusan masalah, tujuan dan manfaatnya, tinjauan-tinjauan pustaka dari hasil penelitian terkait serta

Lebih terperinci

OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas. OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas

OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas. OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas Jurnal ILMU DASAR Vol. 11 No. 1, Januari 010 : 83 91 83, dan Pada data Mengandung Multikolinearitas, dan Pada data Mengandung Multikolinearitas Yuliani Setia Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIKA PRATNYANINGRUM 24010211140095

Lebih terperinci

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : DEPY VERONICA 24010212140035 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 94-98 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

Lebih terperinci

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: AULIA PUTRI ANDANA 24010212140067

Lebih terperinci

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2.

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2. ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2 1) Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Diponegoro 2) Jurusan

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 717-726 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 17 3 September 17, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-531--3 PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA GIZI BURUK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA GIZI BURUK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 21-30 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dihadapkan pada berbagai masalah yang berkaitan dengan dua atau lebih variabel dalam suatu bentuk hubungan tertentu

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI M ARRIE KUNILASARI ELYNA 1, I GUSTI AYU MADE SRINADI 2, MADE SUSILAWATI 3 1,2,3, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 383-393 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Indriya Rukmana Sari 1, Dewi Retno Sari Saputro 2, Purnami Widyaningsih 3

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Regresi Linier Metode regresi linier merupakan suatu metode yang memodelkan hubungan antara variabel respon dengan variabel prediktor. Tujuannya adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA IndoMS Journal on Statistics Vol. 2, No. 2 (2014), Page 63-69 ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA Rika Fitriani,

Lebih terperinci

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : Khusnul Yeni Widiyanti 24010210130070

Lebih terperinci

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman 241-250 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 535-544 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 49-53 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON I PUTU YUDANTA EKA PUTRA 1, I PUTU EKA

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 017 3 September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-5031-0-3 Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pertama kali dikembangkan oleh Sir Francis Galton pada abad ke-19. Analisis regresi dengan satu peubah prediktor dan satu peubah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO)

PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 855-864 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan adanya ermasalahan yang ditemukan oleh enulis yakni mengenai validitas CAPM di dalam engalikasiannya terhada engukuran

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA 1 Mifta Luthfin Alfiani, 2 Indah Manfaati Nur, 3 Tiani Wahyu Utami 1,2,3 Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL Hasriana 1, Raupong 2, Nirwan Ilyas 3 1 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-8 Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression Ardianto Tanadjaja, Ismaini

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KUANTIL

ANALISIS REGRESI KUANTIL Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 103 107 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI KUANTIL SAIDAH, FERRA YANUAR, DODI DEVIANTO Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan 22 BAB III MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data derajat kesehatan tahun 2013 pada 27 kabupaten

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) SKRIPSI Disusun Oleh : SINDY SAPUTRI 24010210141007 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics Lasso ISSN : : Solusi Alternatif Seleksi Peubah Dan Penyusutan

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics Lasso ISSN : : Solusi Alternatif Seleksi Peubah Dan Penyusutan Forum Statistika dan Komutasi : Indonesian Journal of Statistics Lasso ISS : : 0853-8115 Solusi Alternatif Seleksi Peubah Dan Penyusutan Koefisien Vol. 18 o.1, Model Aril Regresi 013, Linier : 1-7 available

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI Disusun Oleh: PRATAMA GANANG WIDAYAKA 24010212120018

Lebih terperinci

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 691-700 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGANN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN DAN KERNEL BISQUARE PADA ANGKA HARAPAN HIDUP (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur) LUKMAN MAULANA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR DAN PARTIAL LEAST SQUARES (Studi Kasus: Data Microarray)

PERBANDINGAN ANALISIS LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR DAN PARTIAL LEAST SQUARES (Studi Kasus: Data Microarray) PERBANDINGAN ANALISIS LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR DAN PARTIAL LEAST SQUARES (Studi Kasus: Data Microarray) KADEK DWI FARMANI 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, KOMANG GDE SUKARSA 3 1,2,3,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS.

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS. ANALISIS PENGARU CURA UJAN DAN MORFOMETRI PADA PENINGKATAN DEBIT DAN SEDIMEN DI DAS KONTO ULU DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPICALLY WEIGTED MULTUVARIATE LINIER MODEL 1 Memi Nor ayati, 2 Purhadi 1 Jurusan

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 40 (2) (2017): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 40 (2) (2017): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 40 (2) (2017): 134-140 Jurnal MIPA htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/jm Pemodelan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu Menggunakan Small Area Estimation dengan Pendekatan Semiarametrik Penalized

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: RIFKI ADI PAMUNGKAS 24010212140066 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

KAJIAN METODE LEAST ABSOLUTE SELECTION AND SHRINKAGE OPERATOR (LASSO) PADA DATA YANG MENGANDUNG HETEROSKEDASTISITAS MEIRA MAWATI

KAJIAN METODE LEAST ABSOLUTE SELECTION AND SHRINKAGE OPERATOR (LASSO) PADA DATA YANG MENGANDUNG HETEROSKEDASTISITAS MEIRA MAWATI KAJIAN METODE LEAST ABSOLUTE SELECTION AND SHRINKAGE OPERATOR (LASSO) PADA DATA YANG MENGANDUNG HETEROSKEDASTISITAS MEIRA MAWATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 171-180 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari * * Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email :

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari *) *) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 14, No. 1, 93-99, Juli 2017 Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Nurhasanah Abstrak Regresi berganda dengan peubah bebas saling berkorelasi (multikolinearitas)

Lebih terperinci

D-109 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

D-109 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print) D-9 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4 No 25 2337-352 23-928X Print Pemodelan Log Linier dan Regresi Logistik Biner Bivariat ada Hasil Medical Check-U Pegawai Negeri Siil PNS Institut Teknoi Seuluh Noember

Lebih terperinci

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) BIAStatistika (2) Vol. 4, No., hal. 35 45 Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan Netti Herawati ) Alfian Futuhul Hadi 2) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lamung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016 Hal : 1 7 ISBN :

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016 Hal : 1 7 ISBN : Hal : 1 7 ISBN : 978-62-8853-29-3 MODEL LINIER BERDASARKAN SEBARAN GAMMA DENGAN REGULARISASI PERSENTIL L1 DAN L2 UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN EKSTRIM (Linear Model based on Gamma Distribution with Percentile

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan data tahun 2005 sampai dengan data tahun 2009. Pemilihan dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).

Lebih terperinci

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 28 BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 3.1 Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) Geographically Weighted Logistic Regression adalah metode untuk

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 29-34 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION GUSTI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN ... (3) RMSE =

PEMBAHASAN ... (3) RMSE = 7 kemampuan untuk mengikuti variasi hujan permukaan. Keterandalan model dapat dilihat dari beberapa parameter, antara lain : Koefisien korelasi Korelasi dinyatakan dengan suatu koefisien yang menunjukkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aakah terdaat engaruh dan hubungan antara total nilai aset reksa dana dengan risiko asar reksa dana (beta), standar

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 6, No, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-10 Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 015 Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 1-5 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA NI WAYAN

Lebih terperinci