Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression () dengan Fungsi Pembobot Kernel Eksponensial (Studi Kasus : Data Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 014) Ryan Rachmad Ramadhan 1, Memi Nor Hayati,*, Wasono 1 Laboratorium Statistika Terapan, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Mulawarman Program Studi Statistika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Mulawarman korespondensi: meminorhayati@yahoo.com Abstrak Analisis regresi linier adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghubungkan antara variabel dependen dan variabel independen. Geographically Weighted Regression () adalah bentuk lokal dari regresi linier. memungkinkan peneliti untuk menilai variasi spasial (geografis) yang mungkin ada dalam hubungan antara variabel dependen dan independen di seluruh lokasi pengamatan. Estimasi parameter model menggunakan metode Weighted Least Square (WLS) yaitu dengan memberikan pembobot yang berbeda pada setiap lokasi. Penelitian ini bertuuan untuk memodelkan persentase penduduk miskin Kabupaten Kutai Kartanegara menggunakan metode dengan fungsi pembobot Kernel Eksponensial. Hasil yang diperoleh yaitu model yang berbeda-beda setiap kecamatan. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persentase penduduk miskin di Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Loa anan, Anggana, Samboa, Tenggarong Seberang, dan Marang Kayu yaitu persentase partisipasi SD (x1), persentase pengangguran terbuka (x), dan persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3). Pada Kecamatan Muara Muntai, Sebulu, Kota Bangun dan Kenohan persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3). Pada Kecamatan Muara Badak, Muara Kaman dan Muara Wis persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase pengangguran terbuka (x), dan persentase pengguna air bersih (PDAM) (x3). Pada Kecamatan Kembang Janggut persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3), persentase Produk Domestik Regional Bruto per kapita (x4) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (x5). Pada Kecamatan Tabang persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase partisipasi SD (x1). Pada Kecamatan Muara Jawa persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase partisipasi sekolah dasar (SD) (x1), persentase pengangguran terbuka (x) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (x5). Pada Kecamatan Sangasanga persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase pengangguran terbuka (x), persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3), persentase Produk Domestik Regional Bruto per kapita (x4) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (x5). Kata kunci : eksponensial, geographically weighted regression, penduduk miskin, weighted least square Pendahuluan Analisis regresi linier adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel independen dan variabel dependen[7]. Pada regresi linier berganda kita menganggap bahwa pemodelan berlaku sama untuk semua lokasi yang diteliti. Dalam banyak situasi ini belum tentu demikian, karena untuk data spasial perlu dipertimbangkan pengaruh dari letak geografi pengambilan data terhadap variabel independen[3]. adalah bentuk lokal dari regresi linier. memungkinkan peneliti untuk menilai variasi spasial (geografis) yang mungkin ada dalam hubungan antara variabel dependen dan independen di seluruh lokasi pengamatan[]. Estimasi parameter model menggunakan metode Weighted Least Square (WLS) yaitu dengan memberikan pembobot yang berbeda pada setiap lokasi. Kabupaten Kutai Kartanegara terkenal dengan kekayaan sumber daya alam dan pendapatan asli daerahnya terbesar se- Indonesia. Namun masih ada masalah yang belum terselesaikan dan sangat memprihatinkan, yaitu masih banyak penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menurunkan 18

2 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: umlah penduduk miskin dengan cara memberi beras miskin, bantuan uang tunai serta program bedah rumah di mana satu kepala keluarga yang miskin akan diberikan satu rumah. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menekan penduduk miskin adalah dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan udul Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression () dengan Fungsi Pembobot Kernel Eksponensial (Studi Kasus Data Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 014). Analisis Regresi Metode regresi linier adalah metode yang digunakan untuk menyatakan pola hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Untuk pengamatan sebanyak n dengan variabel independen (X) sebanyak p maka model regresi dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut [5] (1) Dengan adalah nilai observasi variabel dependen ke-i, adalah nilai observasi variabel independen ke-k pengamatan ke-i, adalah nilai intersep model regres, adalah parameter model regresi variabel independen ke-k, adalah error pada pengamatan ke-i dengan asumsi independen, identik dan berdistribusi normal dengan mean nol dan varians konstan Aspek Data Spasial Analisis spasial dilakukan ika data yang digunakan memenuhi aspek spasial yaitu memiliki sifat error yang saling berkorelasi atau memiliki heterogenitas spasial [1]. Heterogenitas spasial dapat dideteksi dengan melakukan ui Breusch-Pagan. : H0 : (tidak teradi heterogenitas spasial) H1 : Minimal ada satu (teradi heterogenitas spasial) Statistik Ui : BP () Elemen vektor f adalah dimana ei merupakan residual least square untuk observasi ke-i dan Z merupakan matriks berukuran n x (p+1) yang berisi vektor yang sudah dinormal standarkan untuk setiap observasi. Tolak H0 ika BP > Geographically Weighted Regression () Model merupakan pengembangan dari model regresi linier dimana setiap parameter dihitung pada setiap lokasi pengamatan, sehingga lokasi pengamatan mempunyai nilai parameter regresi yang berbeda-beda. sebagai metode regresi yang menghasilkan estimasi parameter untuk memprediksi variabel dependen setiap lokasi, yaitu [5] : (3) dengan : nilai observasi variabel dependen ke-i : nilai observasi variabel independen ke-k pada pengamatan ke-i, k1,,...,p : titik koordinat (longitude, latitude) lokasi ke-i : nilai intersep model : parameter model regresi variabel independen ke-k untuk setiap lokasi : error ke-i yang diasumsikan identik, independen dan berdistribusi normal dengan mean nol dan varian konstan σ Estimasi parameter pada model menggunakan metode WLS, yaitu dengan memberi pembobot yang berbeda untuk setiap lokasi di mana data tersebut dikumpulkan. Estimasi parameter model untuk setiap lokasinya yaitu (4) Beberapa penguian hipotesis model yaitu: a. Penguian Kesesuaian model Penguian Kesesuaian model (Goodness of Fit) dilakukan untuk mengatahui apakah ada atau tidaknya perbedaan antara model regresi linier dengan model, maka dapat dibuat hipotesis adalah sebagai berikut : H0 : β (u,v ) β, k1,,,p, (tidak k i i k ada perbedaan yang signifikan antara model regresi linier dan model ) H1 : paling sedikit ada satu β (u,v ) β k i i k,k1,,,p, (ada 19

3 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: perbedaan yang signifikan antara model regresi linier dan model ) Statistik Ui (JKE OLS JKE ) / db1 Fhit (13) JKE / db dimana JKEOLS adalah umlah kuadrat error dari model OLS dan JKE adalah umlah kuadrat error dari model. Tolak H0 ika nilai Fhit > F(α;db1,db) b. Penguian Signifikansi Parameter Model Penguian parameter model dilakukan untuk mengetahui parameter mana yang signifikan mempengaruhi variabel independen dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : (variabel independen kek tidak berpengaruh terhadap variabel dependen) H1 : ; k0,1,,...,p (variabel independen ke-k berpengaruh terhadap variabel dependen) Statistik Ui : (5) dengan adalah standar error dari parameter. adalah elemen diagonal ke-k dari matriks dan. Tolak H0 ika nilai thit >, dengan adalah deraat bebas Peran pembobot pada model sangat penting karena nilai pembobot ini mewakili letak data observasi satu dengan lainnya. Skema pembobotan pada dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda. Ada beberapa literatur yang bisa digunakan untuk menentukan besarnya pembobot untuk masing-masing lokasi yang berbeda pada model, diantaranya dengan menggunakan fungsi kernel (kernel function)[6]. Masing-masing fungsi pembobot dapat ditulis sebagai berikut : 1. Gaussian :. Kernel Eksponensial : 3. Kernel Bisquare : 4. Kernel Tricube : (6) (7) (8) dengan (9) adalah arak euclidean antara lokasi ke-i yang terletak pada koordinat dan lokasi ke- yang terletak pada koordinat dan h adalah parameter non negatif yang diketahui dan biasanya disebut parameter penghalus (bandwidth). Bandwidth merupakan pengontrol keseimbangan antara kesesuaian kurva terhadap data dan kemulusan data. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan bandwidth optimum adalah metode Cross Validation (CV). Secara matematis CV didefinisikan sebagai berikut: (10) di mana adalah nilai estimasi dimana pengamatan di lokasi dihilangkan dari proses estimasi. Untuk mendapatkan nilai h yang optimal maka diperoleh dari h yang menghasilkan nilai CV yang minimum [5]. Koefisien Determinasi (R ) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa auh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai diperoleh dengan persamaan matematis sebagai berikut[5] : JKTw JKE w R (u i, v i ) JKT n 1 w (y y) i n 1 i 1 n w w i w (y y) (y - ŷ ) (11) Kemiskinan Kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas yang teradi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan. Suatu penduduk dikatakan miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kera, pendapatan, kesehatan dan gizi serta keseahteraan hidupnya, yang menunukkan lingkaran ketidakberdayaan. Kemiskinan bisa disebabkan oleh terbatasnya sumber daya 0

4 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: manusia yang ada, baik lewat alur pendidikan formal maupun nonformal yang pada akhirnya menimbulkan konsekuensi terhadap rendahnya pendidikan informal[8]. Analisis Deskriptif Berdasarkan data diketahui bahwa ada beberapa wilayah di masing-masing kecamatan yang masih banyak hidup dibawah garis kemiskinan, hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi keadian tersebut seperti dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Statistika deskriptif Variabel Ratarata S Min Maks Y 10,318 7,356,4 31,34 X1 1,78 0,46 0,45,41 X 3,946,868 0,31 9,1 X3 40,638,951 13,06 96,40 X4 6,835 7,300 0,95 9,57 X5 0, 0,18 0,05 0,57 Tabel 1 menunukkan bahwa rata-rata persentase penduduk miskin pada setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebesar 10,318% dengan nilai standar deviasi adalah sebesar 7,356, persentase penduduk miskin terendah adalah di Kecamatan Sangasanga sebesar,4% sedangkan persentase penduduk miskin tertinggi adalah di Kecamatan Tabang sebesar 31,34%. Berdasarkan penyebaranya, kecamatan dengan persentase penduduk miskin memiliki persebaran seperti pada Gambar 1. 0% - 11% 11% - 1% Gambar 1. Penyebaran persentase penuduk miskin Gambar 1 ika dibandingkan pada 18 kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara persentase penduduk miskin tertinggi berkisar antara 1% sampai dengan 3% yaitu Kecamatan Tabang dan Muara Wis. Untuk persentase penduduk miskin terendah berkisar antara 0% sampai dengan 11%, yaitu Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Loa Janan, Anggana, Muara Muntai, Kota Bangun, Kembang Janggut, Samboa, Muara Jawa, Sangasanga dan Tenggarong Seberang. Deteksi multikolinieritas antara variabelvariabel independen dilakukan dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada Tabel dapat dilihat untuk seluruh variable X nilai VIF < 10, hal ini menunukkan bahwa tidak teradi multikolinieritas antara variabel independen. Tabel. Deteksi multikolinieritas Variabel Nilai VIF X1 1,393 X 1,958 X3 1,80 X4,348 X5,78 Mengidentifikasi teradinya heterogenitas spasial pada regresi dengan menggunakan ui Breusch Pagan untuk mengetahui apakah terdapat keragaman antar lokasi setiap variabel. heterogenitas spasial adalah sebagai berikut : H0 : H1 : Minimal ada satu i1,,,18 ; 1,,,18 Tabel 3. Ui heterogenitas spasial Penguian BPhitung Breusch Pagan 1,501 Berdasarkan hasil penguian pada Tabel 3 diperoleh nilai statistik ui Breuch-Pagan sebesar 1,501. Dengan umlah parameter lima dan digunakan α0,1 diperoleh chisquare sebesar 9,36, maka nilai Breuch- Pagan lebih besar dari pada chi-square. Sehingga, H0 ditolak, dengan kata lain teradi heteroskedastisitas. Matrik pembobot yang diperoleh untuk tiaptiap lokasi kemudian digunakan untuk membentuk model sehingga tiap-tiap lokasi memiliki model yang berbeda-beda. Rangkuman hasil estimasi parameter model dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai estimasi parameter Variabel Minimum Maksimum Konstanta -0,139 0,03 X1 X σ i -0,806-0,154 0,691 1,9 σ ; 1

5 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: Variabel Minimum Maksimum X3-0,114-0,04 X4 0,036 0,503 X5-0,593-0,083 R 0,974 Nilai R pemodelan diperoleh sebesar 97,4%, hal ini berarti sebanyak 97,4% variabel dependen dapat dielaskan oleh variabel independen. Penguian kesesuaian model dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara model regresi linier dengan model. Berikut adalah hipotesis dari ui kesesuaian model : H0 : β (u,v ) β k i i k H1 : β (u,v ) β k i i k Tabel 5. ANAVA. Sumber Variasi db JK RK F Hit OLS Error 6 137,99 Improvement 3,65 73,38,478 Error 8,735 64,61 7,397 3,039 Berdasarkan hasil ui F pada rumus (9) diperoleh F sebesar 3,039 Dengan menggunakan α0,1 diperoleh F tabel sebesar,94, maka nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel. Sehingga, H0 ditolak, dengan kata lain terdapat perbedaan antara model dan model regresi linier. Penguian signifikansi parameter model secara parsial dilakukan untuk mengetahui parameter-parameter yang berpengaruh secara signifikan di seluruh lokasi pengamatan. Dapat dilihat melalui prosedur penguian: H0 : β (u,v ) 0 k i i H1 : β (u,v ) 0 k i i Berdasarkan hasil penguian signifikansi parameter dengan diperoleh parameter yang signifikan berbeda-beda untuk tiap kecamatan. Hasil estimasi parameter dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6. Variabel signifikan per Kecamatan. Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Loa anan, Anggana, Samboa, Tenggarong Seberang, Marang Kayu Muara Muntai, Sebulu, Kota Bangun, Kenohan Muara Badak, Muara Kaman, Muara Wis Kembang Janggut Tabang Muara Jawa Sangasanga Variabel Signifikan X1, X, X3 X3 X, X3 X3, X4, X5 X1 X1, X, X5 X, X3, X4, X5 Adapun model yang diperoleh di Kecamatan Tenggarong: 1-0,10-0,190X1;1 + 0,714X1; - 0,080X1;3 + 0,048X1;4-0,09X1;5 Dari model tersebut dapat dielaskan bahwa, persentase penduduk miskin akan berkurang sebesar 0,190% ika teradi peningkatan persentase partisipasi SD (X1) sebesar 1% di Kecamatan Tenggarong. Kemudian persentase penduduk miskin akan bertambah sebesar 0,714% ika teradi peningkatan persentase pengangguran terbuka (X) sebesar 1% di Kecamatan Tenggarong. Kemudian persentase penduduk miskin akan berkurang sebesar 0,080% ika teradi peningkatan persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3) sebesar 1% di Kecamatan Tenggarong. Kesimpulan Berdasarkan analisis menggunakan metode terhadap data persentase penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 014, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Model persentase penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 014 : a. Untuk model Kecamatan Tenggarong -0,10-0,190X1;1 + 0,714x1; - 0,080X1; ,048X1;4-0,09X1;5 b. Untuk model Kecamatan Loa Kulu -0,119-0,178X;1 + 0,711x; - 0,083X;3 + 0,044X;4-0,089X;5 c. Untuk model Kecamatan Loa Janan 3-0,11-0,183X3;1 + 0,710x3; - 0,090X3;3 + 0,045X3;4-0,088X3;5

6 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: d. Untuk model Kecamatan Anggana -0,11-0,174X4;1 + 0,695x4; - 0,103X4;3 + 0,055X4;4-0,093X4;5 e. Untuk model Kecamatan Muara Badak 5-0,150-0,18X5;1 + 0,680x5; - 0,10X5;3 + 0,077X5;4-0,105X5;5 f. Untuk model Kecamatan Muara Mutai -0,03-0,343X6;1 + 0,840x6; - 0,087X6;3 + 0,086X6;4-0,135X6;5 g. Untuk model Kecamatan Sebulu 7-0,006-0,54X7;1 + 0,94x7; - 0,099X7;3 + 0,175X7;4-0,13X7;5 h. Untuk model Kecamatan Kota Bangun -0,066-0,31X8;1 + 0,791x8; - 0,096X8;3 + 0,081X8;4-0,1X8;5 i. Untuk model Kecamatan Kenohan -0,14-0,496X9;1 + 0,93x9; - 0,106X9;3 + 0,18X9;4-0,71X9;5. Untuk model Kecamatan Kembang Janggut adalah s\ebagai berikut: -0,144-0,497X10;1 + 0,90x10; ,105X10;3 + 0,39x10;4-0,99X10;5 k. Untuk model Kecamatan Muara Kaman -0,095-0,314X11;1 + 0,756x11; ,106X11;3 + 0,098X11;4-0,135X11;5 l. Untuk model Kecamatan Samboa -0,086-0,33X1;1 + 0,73x1; - 1 0,118X1;3 + 0,045X1;4-0,090X1;5 m. Untuk model Kecamatan Tabang 13 0,05-0,799X13;1 + 1,076x13; - 0,140X13;3 + 0,036X13;4-0,447X13;5 n. Untuk model Kecamatan Muara Jawa -0,11-0,01X14;1 + 0,708x14; ,109X14;3 + 0,049X14;4-0,09X14;5 o. Untuk model Kecamatan Sangasanga 15-0,14-0,184X15;1 + 0,701x15; - 0,10X15;3 + 0,050X15;4-0,091X15;5 p. Untuk model Kecamatan Tenggarong Seberang adalah sebagai berikut: 16-0,141-0,17X16;1 + 0,70x16; - 0,087X16;3 + 0,058X16;4-0,095X16;5 q. Untuk model Kecamatan Marang Kayu 17-0,140-0,33X17;1 + 0,695x17; - 0,130X17;3 + 0,087X17;4-0,111X17;5 r. Untuk model Kecamatan Muara Wis 18-0,131-0,37X18;1 + 0,833X16; - 0,090X18;3 + 0,076X18;4-0,10X18;5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persentase penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 014 terbagi menadi 7 kelompok, yaitu kelompok pertama lokasi Tenggarong, Loa Kulu, Loa anan, Anggana, Samboa, Tenggarong Seberang, dan Marang Kayu memiliki variabel berpengaruh terhadap persentase partisipasi sekolah dasar (SD) (X1), persentase pengangguran terbuka (X), dan persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3). Kelompok kedua lokasi Muara Muntai, Sebulu, Kota Bangun dan Kenohan memiliki variabel berpengaruh terhadap persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3). Kelompok ketiga lokasi Muara Badak, Muara Kaman dan Muara Wis memiliki variabel berpengaruh terhadap persentase pengangguran terbuka (X), dan persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3). Kelompok keempat lokasi Kembang Janggut memiliki variabel berpengaruh terhadap persentase penduduk miskin yaitu persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3), persentase Produk Domestik Regional Bruto per kapita (X4) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (X5). Kelompok kelima lokasi Tabang memiliki variabel yang berpengaruh terhadap persentase penduduk miskin yaitu persentase partisipasi sekolah dasar (SD) (X1). Kelompok keenam lokasi Muara awa memiliki variabel berpengaruh terhadap persentase penduduk miskin yaitu persentase partisipasi sekolah dasar (SD) (X1), persentase pengangguran terbuka (X) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (X5). Kelompok ketuuh lokasi Sangasanga memiliki variabel berpengaruh terhadap persentase pengangguran terbuka (X), persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3), persentase Produk Domestik Regional Bruto per kapita (X4) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (X5). 3

7 Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: Daftar Pustaka [1] Anselin, L. (1998). Spatial Econometrics: Methods and Models. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. [] Clement, F., Orange, D., Williams, M., dan Mulley, C. (009). Drivers of Afforestation in Northern Vietnam: Assessing Local Variations Using Geographically Weighted Regression. International Journal of Applied Geography. Vol. 9, Issue: 4, Pages: [3] Dimulyo, (009). Penggunaan Geographically Weighted Regression Kriging untuk Klasifikasi Desa Tertinggal. Prosiding Aplikasi Teknologi Informasi, 0 Juni, 009, Yogyakarta. [4] Draper, N., dan Smith, H. (199). Analisis Regresi Terapan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [5] Fotheringham, A.S., Brunsdon, C., dan Charlton, M. (00). Geographically Weighted Regression. Jhon Wiley & Sons, LTD. [6] Mei, C.L., Wang, N., dan Zhang, W.X. (006). Testing The Importance of The Explanatory Variables in A Mixed Geographically Weighted Regression Model. Environment and Planning A, vol. 38: [7] Suliyanto, (011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi. [8] Supriatna, (1997). Kemiskinan : Teori, Fakta dan kebiakan. Impac Edisi 4

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 17 3 September 17, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-531--3 PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Nungki Fauzi T A N, Isnandar Slamet, Muslich Program Studi

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS.

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS. ANALISIS PENGARU CURA UJAN DAN MORFOMETRI PADA PENINGKATAN DEBIT DAN SEDIMEN DI DAS KONTO ULU DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPICALLY WEIGTED MULTUVARIATE LINIER MODEL 1 Memi Nor ayati, 2 Purhadi 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) 3.1 Data Spasial Data spasial memuat informasi tentang atribut dan informasi lokasi. Sedangkan data bukan spasial (aspatial data) hanya memuat informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Regresi Linier Metode regresi linier merupakan suatu metode yang memodelkan hubungan antara variabel respon dengan variabel prediktor. Tujuannya adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator S-20 Yuliana 1, Dewi Retno Sari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 535-544 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK

Lebih terperinci

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2.

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2. ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2 1) Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Diponegoro 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Indriya Rukmana Sari 1, Dewi Retno Sari Saputro 2, Purnami Widyaningsih 3

Lebih terperinci

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : NURMALITA SARI 240102120008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penulisan tesis, rumusan masalah, tujuan dan manfaatnya, tinjauan-tinjauan pustaka dari hasil penelitian terkait serta

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan 22 BAB III MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data derajat kesehatan tahun 2013 pada 27 kabupaten

Lebih terperinci

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI Disusun Oleh: PRATAMA GANANG WIDAYAKA 24010212120018

Lebih terperinci

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 717-726 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Lebih terperinci

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 383-393 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 28 BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 3.1 Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) Geographically Weighted Logistic Regression adalah metode untuk

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-8 Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression Ardianto Tanadjaja, Ismaini

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 461-469 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI LINIER BERGANDA 1. PENDAHULUAN Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal

Lebih terperinci

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : Khusnul Yeni Widiyanti 24010210130070

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisa pemodelan fungsi hubungan pada variabel repon dengan variabel prediktor akan dijelaskan pada bab ini. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 691-700 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI

Lebih terperinci

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman 241-250 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIKA PRATNYANINGRUM 24010211140095

Lebih terperinci

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : DEPY VERONICA 24010212140035 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur. (R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi Buruk di Jawa Timur Ida Mariati Hutabarat 1, Asep Saefuddin 2 1Jurusan Matematika Uncen. 2 Departemen Statistika IPB 1Jl.Kamp Wolker

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI M ARRIE KUNILASARI ELYNA 1, I GUSTI AYU MADE SRINADI 2, MADE SUSILAWATI 3 1,2,3, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 94-98 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar kimia SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar kimia SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Diskripsi Data Diskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada skor dari kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan iklim

Lebih terperinci

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE TERHADA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN DEMAK 1 Marlita Vebiriyana, 2 M. Yamin Darsyah, 3 Indah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

Kata kunci: Data Spatial, Heterogenitas Spatial, Geographically Weigthed Regression, Bandwidth, Fungsi Pembobot

Kata kunci: Data Spatial, Heterogenitas Spatial, Geographically Weigthed Regression, Bandwidth, Fungsi Pembobot GEOGRAPHICALLY WEIGTHED REGRESSION DALAM MENAKSIR MODEL OUTPUT SEKTOR INDUSTRI MENENGAH BESAR TAHUN 2012 Lani Amaliah 1, Nusar Hajarisman 2, Anna Chadijah 3 1 Program Magister Statistika Terapan UNPAD,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KUANTIL

ANALISIS REGRESI KUANTIL Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 103 107 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI KUANTIL SAIDAH, FERRA YANUAR, DODI DEVIANTO Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 171-180 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL Hasriana 1, Raupong 2, Nirwan Ilyas 3 1 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan suatu bentuk analisis regresi yang digunakan untuk memodelkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dihadapkan pada berbagai masalah yang berkaitan dengan dua atau lebih variabel dalam suatu bentuk hubungan tertentu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya 2 Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder sendiri artinya adalah data yang tidak dikumpulkan

Lebih terperinci

PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL

PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL Inayati Nur Fatmah 1, Drs. Hery Tri Sutanto, M.Si 2, 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tingkat kabupaten/kota tahun 2010, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian

Lebih terperinci

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min)

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min) Periode Maret 06, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-7658--3 Pemilihan Model Regresi Linier Multivariat Terbaik Dengan Kriteria Mean Square Error Dan Akaike s Information Criterion Edriani Lestari, Rito

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. BAB II KAJIAN TEORI A. Matriks 1. Definisi Matriks Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) SKRIPSI Disusun Oleh : SINDY SAPUTRI 24010210141007 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 6, No, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-10 Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 015 Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 781-790 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER Andiyono Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat, Indonesia, 11480,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul yaitu data dari Dana Perimbangan dan Belanja Modal Provinsi Jawa Timur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian Pengangguran... 40

2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian Pengangguran... 40 2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian... 38 2.12. Pengangguran... 40 BAB III DASAR TEORI... 42 3.1. Analisis Regresi Linier Berganda... 42 3.2. Penaksiran Koefisien Regresi Menggunakan Matriks...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

Analisis Heteroskedastisitas Pada Data Cross Section dengan White Heteroscedasticity Test dan Weighted Least Squares

Analisis Heteroskedastisitas Pada Data Cross Section dengan White Heteroscedasticity Test dan Weighted Least Squares Analisis Heteroskedastisitas Pada Data Cross Section dengan White Heteroscedasticity Test dan Weighted Least Squares Christalia A. Mokosolang 1, Jantje D. Prang 2, Mans L. Mananohas 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH Erliyana Devitasari, Sri Sulistijowati Handayani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN DATA KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PEMODELAN DATA KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION Kristina Pestaria Sinaga Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 161-170 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui pengaruh unjuk kerja guru, fasilitas pembelajran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui pengaruh unjuk kerja guru, fasilitas pembelajran dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Diskripsi Data Diskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada skor dari kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh unjuk kerja guru,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: RIFKI ADI PAMUNGKAS 24010212140066 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP PERAIRAN UMUM DARATAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA DAN MODEL DURBIN SPASIAL ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP PERAIRAN UMUM DARATAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA DAN MODEL DURBIN SPASIAL ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 141-150 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP PERAIRAN UMUM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan penggunaan Bank Syariah Mandiri sebagai sampel penelitian ini antara lain: 1) Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu  Unit. tercatat di BEI pada tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Unit dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG) Aulia Nugrahani

Lebih terperinci

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 2014.

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 2014. Spatial Autoregressive Model... (Lailatul Syaadah) 1 SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 214 Jurnal Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGANN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN DAN KERNEL BISQUARE PADA ANGKA HARAPAN HIDUP (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur) LUKMAN MAULANA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci