METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokas Peneltan Peneltan n dlaksananakan pada bulan Maret sampa dengan bulan Me 2006 d Desa Bnalatung Kecamatan Tarakan Tmur Kota Tarakan Propns Kalmantan Tmur. Pemlhan lokas dlakukan secara purposve dengan pertmbangan bahwa: () belum optmalnya program pengelolaan ekosstem mangrove yang dtawarkan oleh Pemerntah Kota Tarakan melalu kegatan MCRMP; () tngkat kerusakan sumberdaya ekosstem mangrove tergolong tngg. Lokas dapat dlhat pada Gambar 8. Sfat dan Tpe Peneltan Peneltan yang dgunakan adalah stud kasus (case study). Peneltan n adalah peneltan yang menjelaskan bahwa: stud kasus adalah arah mkro (menyorot satu atau beberapa kasus) dan stud kasus adalah strateg peneltan yang bersfat mult-metode. Lazmnya peneltan kasus akan memadukan metode pengamatan, wawancara dan analss dokumen. (Stake, 1994:236; Adelman dkk. dkutp Nsbet dan Watt, 1994: 4; Yn, 1996: 18 dalam Storus, 1998). Kajan stud kasus yang dlakukan dalam peneltan n merujuk pada tpe stud kasus nstrumental yang menyatakan bahwa kajan atas suatu kasus khusus untuk memperoleh wawasan atas suatu su atau wawasan untuk menyempurnakan teor. Dalam hal n fungs kasus adalah sebaga pendukung atau nstrument untuk membantu penelt dalam memaham suatu permasalah tertentu. (Stake, 1994; 237 dalam Storus, 1998). Strateg stud kasus merupakan metode yang danggap tepat untuk sebuah stud yang berkatan dengan how dan why, serta tepat pula bag para penelt yang hanya memlk peluang sangat kecl atau tdak mempunya peluang sama sekal untuk melakukan kontrol terhadap perstwa tersebut (Yn, 1997 dalam Lenggono, 2004).

2 31 Gambar 8 Peta Lokas Peneltan (Desa Bnalatung) Alat yang Dgunakan Alat-alat yang dgunakan selama mengadakan surve lapangan dapat dlhat pada Tabel 3. Tabel 3 Alat-alat yang Dgunakan dalam Peneltan No Alat Fungs GPS Roll Meter Alat Tuls Tal Rafa Hand Held Refractometer Hanna Instrument Handycam Buku dentfkas mangrove Kusoner Mengetahu poss atau ttk pengamatan Membuat transek kuadrat Sarana pengumpulan data Membuat transek kuadrat Mengetahu Salntas Mengetahu suhu Dokumentas Mengetahu jens mangrove Untuk memperoleh nformas dar berbaga phak yang terkat (masyarakat, stakeholders dan nsttus pemerntah yang terkat) Jens dan Sumber Data Jens dan sumber data yang dkumpulkan dalam peneltan n melput data prmer dan data sekunder. Data prmer terdr data potens dan manfaat keberadaan hutan mangrove serta data sosal ekonom masyarakat Desa

3 32 Bnalatung, sementara data sekunder terdr dar sumber-sumber yang menunjang peneltan sepert peneltan yang telah dlakukan sebelumnya, PERDA yang berkatan dengan pengelolaan dan pemanfaatan ekosstem mangrove, laporanlaporan yang berasal dar nstans terkat. Secara lengkap data prmer dan sekunder yang dkumpulkan dalam peneltan n tersaj pada Tabel 4. Tabel 4 Jens Data Prmer dan Data Sekunder No Data Prmer Data Sekunder 1. Ekosstem Mangrove a. Potens (jens mangrove, jumlah tegakan serta jens substrat) b. Nla Manfaat Ekonom (manfaat Konds oseanograf daerah kajan Laporan kegatan MCRMP Konds topograf dan fsograf Kota Tarakan dalam Angka langsung, manfaat tdak langsung, Perda Tata Ruang 2006 manfaat plhan dan manfaat Perda No.4 th 2002 ttg larangan dan keberadaan) pengawasan hutan mangrove Kota 2. Sosal Ekonom Masyarakat Desa Tarakan 3. Bnalatung. Sosal Ekonom Masyarakat Penambang Pasr Juata. Perda No.18 th 2002 ttg jn usaha pertambangan bahan galan gol C Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam peneltan n melput: (1) data ekosstem mangrove, dan (2) data sosal ekonom masyarakat setempat. Secara terpernc pengumpulan tersebut dapat djelaskan sebaga berkut: 1. Data ekosstem mangrove a. Potens Tegakan Metode penentuan atau peletakan transek kuadrat dlakukan secara acak (random samplng) dan ukuran transek kuadrat 30m x 30m. Kusmana (1997) pertmbangan utama dalam penentuan ukuran kuadrat adalah kehomogenan vegetas dan morfolog jens tumbuhan yang dukur. Dalam hutan yang homogen ketepatan untuk ntenstas samplng tertentu cenderung lebh besar karena jumlah satuan contoh bersfat bebas satu sama lan akan banyak.

4 33 10m 30m x 30m 30m x 30m 30m x 30m Gambar 9 Desan Metode Transek Kuadrat b. Pendekatan Nla Manfaat Nla manfaat ekonom suatu ekosstem mangrove ddekat dengan beberapa metode penlaan dengan mengkuantfkaskannya ke dalam nla uang (Rp), sepert: - Nla Pasar Nla atau harga pasar sebenarnya (actual prce) dar barang dan jasa yang dperdagangkan dalam suatu sstem tukar-menukar yang lazm d daerah tersebut. Pendekatan n dgunakan untuk komponen sumberdaya yang dapat langsung dperdagangakan, sepert potens perkanan (keptng), dan daun npah serta dgunakan untuk menla manfaat langsung dar penggunaan suatu komponen sumberdaya. - Harga tdak langsung Pendekatan n dgunakan bla mekansme pasar gagal memberkan nla manfaat tdak langsung suatu komponen sumberdaya (market falure) karena terjad gangguan terhadap pasar komponen sumberdya tersebut (market dstorton) atau komponen sumberdaya tersebut belum memlk pasar (non-exstence of market). Estmas manfaat hutan mangrove sebaga penahan abras panta. Metode yang dgunakan adalah replacement cost atau baya pengant. Baya dar pembuatan beton tersebut sebaga baya penggant akbat dampak lngkungan, dapat dgunakan sebaga perkraan mnmum dar manfaat yang dperoleh untuk memelhara maupun memperbak lngkungan.

5 34 - CVM (Contgent Valuaton Method) Contgent Valuaton merupakan salah satu teknk valuas yang bersfat partspatf karena memungknkan terjadnya dskus publk. Meskpun demkan kelemahan utama dalam teknk n adalah asums bahwa ndvdu maupun kelompok ndvdu merupakan target contgent valuaton akan berfkr secara rasonal dalam menentukan nla ekonom sebuah fungs ekosstem, padahal dalam kenyataanya sfat n tdak semua dmlk oleh ndvdu atau kelompok ndvdu. (Adranto, 2006) - Nla Ekonom Total (NET) Nla ekonom total merupakan penjumlahan dar seluruh manfaat yang telah ddentfkas, yatu nla manfaat langsung (NML), nla manfaat tdak langsung (NMTL), nla manfaat plhan (NMP), nla manfaat keberadaan (NMK). 2. Data Sosal Ekonom Masyarakat Pengamblan sampel dlakukan dengan cara purposve samplng dengan pertmbangan bahwa sampel yang dambl adalah masyarakat yang lama tnggal d daerah setempat, sehngga dharapkan mampu memberkan gambaran secara terpernc mengena konds wlayah kajan. Data sosal ekonom n dkumpulkan melalu teknk wawancara secara mendalam (depth ntervew). Teknk n dlakukan dengan tujuan untuk memperoleh semua nformas yang dperlukan. Secara gars besar data sosal ekonom melput: denttas responden, pekerjaan utama, perseps masyarakat terhadap ekosstem mangrove serta perseps masyarakat terhadap degradas lngkungan. Analss Data Metode analss data yang dgunakan dalam peneltan berupa analss deskrptf dan analss kuanttatf. Metode analss deskrptf dgunakan untuk: () mendeskrpskan pengelolaan aktual ekosstem mangrove, () mendeskrpskan konds pessr khususnya pasut, arus, dan klm. Metode analss kuanttatf dgunakan untuk: () mengetahu potens bofsk ekosstem mangrove desa Bnalatung; () mengetahu nla manfaat dar keberadaan suatu ekosstem

6 35 mangrove serta; () memberkan alternatf program pengelolaan berdasarkan bobot penlaan. Analss Potens Bofsk Ekosstem Mangrove Analss potens ekosstem mangrove dmaksudkan untuk mengetahu persentase penutupan dan kerapatan pohon (pohon/ha). Analss n menggunakan data hasl pengukuran langsung d lapangan, berupa jumlah ndvdu (IND), dameter batang (DB), tpe substrat dan luas petak contoh yang dambl. Selanjutnya dlakukan analss potens: 1. Kerapatan Jens (D) adalah jumlah tegakan jens dalam satuan unt area : n D =... (1) A dmana n adalah jumlah total tegakan dar jens dan A adalah luas total area pengamblan contoh (luas total petak contoh/plot) 2. Kerapatan Relatve Jens (RD) adalah perbandngan antara jumlah tegakan jens I (n) dan jumlah total tegakan seluruh jens ( Σ n) : n RD = x (2) Σ n 3. Frekuens Jens (F) adalah peluang dtemukannya jens dalam petak contoh/plot yang damat : F p =... (3) Σp dmana F adalah frekuens jens, p adalah jumlah petak contoh/plot dmana dtemukan jens, dan p adalah jumlah total petak contoh/plot yang damat. 4. Frekuens Relatf Jens ( RF ) adalah perbandngan antara frekuens jens ( F ) dan jumlah frekuens untuk seluruh jens ( Σ F ) : F RF = x (4) ΣF 5. Penutupan Jens ( C ) adalah luas penutupan jens dalam suatu unt area: ΣBA C =... (5) A

7 36 2 BA = πdbh dalam cm 2, DBH = πcbh dalam cm, CBH adalah lngkaran 4 pohon. 6. Penutupan Relatf Jens (RC) adalah perbandngan antara luas area penutupan jens (C) dan luas total area penutupan untuk seluruh jens ( Σ C ), RC C = x (6) ΣC 7. Nla Pentng Jens (IV) : IV = RD + RF + RC Nla pentng memberkan gambaran mengena pengaruh atau peranan suatu jens tumbuhan mangrove dalam komuntas mangrove. Analss Nla Manfaat Ekonom Ekosstem Mangrove Analss nla manfaat ekonom (economc valuaton) terhadap ekosstem mangrove dmaksudkan bahwa dalam konteks pembangunan berkelanjutan dmens ekolog dperlukan suatu penlaan terhadap ekosstem hutan mangrove. Hal n mutlak dperlukan agar nsttus pemerntah selaku pembuat dan pengambl kebjakan perlu mempertmbangkan nla fungs yang terkandung dalam ekosstem tersebut agar dalam melaksanakan pembangunan daerah otonom keberadaan ekosstem mangrove menjad pertmbangan yang pentng untuk keberlanjutan suatu pulau. Nla ekonom total (TEV) merupakan penjumlahan dar nla ekonom berbass pemanfaatan/penggunaan (Use Value; UV) dan nla ekonom berbass bukan pemanfaatan/penggunaan (Non-use Value; NUV).(Barton, 1994, Barber, 1993, Freeman III, 2002 dalam Adranto, 2006). Gambar 10 menyajkan dagram nla ekonom total (TEV) dar ekosstem mangrove pessr utara Desa Bnalatung.

8 37 Total Economc Value Use Value Non-Use Value Drect Use Value Indrect Use Value Opton Value Exstance Value Gambar 10 Tpolog Nla Ekonom Total (TEV) Secara gars besar defns dar tpolog nla-nla ekonom yang dgunakan dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5 Defns dan Contoh Komposs Total Nla Ekonom (TEV) No Jens Nla Defns Contoh 1. Drect Use Value Nla ekonom yang dperoleh Manfaat perkanan kayu dar pemanfaatan langsung dar mangrove, genetc materal sebuah sumberdaya/ekosstem dll 2. Indrect Value Use Nla ekonom yang dperoleh dar pemanfaatan tdak langsung dar sebuah sumbrdaya/ ekosstem Fungs ekossetem mangrove sebaga natural breakwaters, fungs terumbu karang sebaga spawnng ground bag jens kan karang dll 3. Opton Value Nla ekonom yang dperoleh dar potens pemanfaatan langsung maupun tdak langsung dar sebuah sumberdaya/ ekosstem d masa datang Manfaat keanekaragaman hayat, speses baru dll 4. Exsance Value Sumber :Adranto, 2004 Nla ekonom yang dperoleh dar sebuah perseps bahwa keberadaan (exstance) dar sebuah ekosstem/sumberdaya tu ada, terlepas dar apakah ekosstem/sumberdaya tersebut dmanfaatkan atau tdak Habtat terancam punah; endemc speses

9 38 Identfkas manfaat dan fungs yang terkat dengan sumberdaya ekosstem mangrove Desa Bnalatung: 1. Nla Manfaat langsung (NML). Nla manfaat langsung adalah nla ekonom yang dperoleh dar pemanfaatan langsung dar sebuah sumberdaya atau ekosstem. Berdasarkan hasl observas langsung yang dlakukan d Desa Bnalatung bahwa nla n dperoleh dar pemanfaatan keptng mangrove (Scylla sp) dan daun Npah (Nypa). potens pohon sebaga penyeda bahan tang pancang. Nla manfaat n dapat drumuskan sebaga berkut : DUV = Dmana, n = 1 DUV... (7) DUV 1 : manfaat penangkapan keptng DUV 2 : manfaat daun Npah 2. Nla Manfaat Tdak Langsung (NMTL) Nla manfaat tdak langsung adalah nla ekonom yang dperoleh dar pemanfaatan tdak langsung dar suatu ekosstem mangrove yang dalam hal n adalah manfaat fsk berupa penahan abras atau eros panta dan potens pohon sebaga tempat berasosasnya berbaga macam bota peraran serta manfaat bolog sebaga tempat penyeda makanan bag kan. Penlaan manfaat fsk destmas dar fungs ekosstem mangrove sebaga penahan abras/eros panta. Pengestmasan nla dengan menggunakan alat pemecah gelombang (breakswater) yang terbuat dar bahan beton dengan daya tahan bangunan selama 10 tahun. Menurut Aprlwat (2001) untuk membuat bangunan pemecah gelombang dengan ukuran 1m x 11m x 2,5m (p x l x t) dperlukan baya sebesar Rp , kemudan baya tersebut dkonvers dengan besaran nla nflas BI rate yang terjad tahun Sementara tu fungs pohon ddekat dengan penjualan kayu mangrove (harga pasar lokal). Penlaan manfaat bologs dlakukan dengan cara melhat fungs mangrove sebaga feedng ground bag speses-speses peraran pasut. Fungs n ddekat dengan model hubungan regres antara luasan hutan mangrove (ha)

10 39 dengan produks udang (kg) (Naamn, 1984 dalam Fachrudn, 1996). Model regres yang dmaksud adalah sebaga berkut: Y = 16, , X... (8) Dmana, Y : Produks udang (kg) X : Luasan hutan mangrove (ha) Secara keseluruhan total nla manfaat tdak langsung yang dsedakan oleh sumberdaya ekosstem mangrove adalah : IUV = n = 1 IUV... (9) Dmana, IUV 1 : Manfaat penahan abras panta IUV 2 : Manfaat pohon IUV 2 : Manfaat hutan ekosstem mangrove sebaga feedng ground. 3. Nla Manfaat Plhan (NMP) Nla manfaat plhan merupakan suatu nla yang dperoleh dar potens pemanfaatan langsung maupun tdak langsung dar sebuah sumberdaya/ekosstem d masa datang. Manfaat plhan untuk hutan mangrove basanya ddekat dengan menggunakan metode beneft transfer. Metode n dlakukan dengan cara menla perkraan manfaat dar tempat lan (d mana sumberdaya tersebut terseda) kemudan manfaat tersebut dtransfer untuk memperoleh perkraan yang kasar mengena manfaat dar lngkungan (Fauz, 1999 dalam Santoso, 2005). Untuk menla manfaat plhan suatu ekosstem mangrove maka dlakukan dengan pendekatan nla keanekaragaman hayat (Bodeversty). Manfaat n dperoleh berdasarkan hasl peneltan Rutenbeek (1991) dalam Fachruddn (1996). Secara matemats dapat drumuskan sebaga berkut: OV = US $ 15 per ha x luas hutan mangrove... (10)

11 40 4. Nla Manfaat Keberadaan (NMK) Nla Manfaat Keberadaan d peroleh dengan cara mengalkan nla ratarata (Rp) yang dberkan oleh responden terhadap keberadaan hutan mangrove per ha per tahun dengan luas hutan mangrove secara keseluruhan. Menurut FAO (2000) dalam Adranto (2005). 1 MWTP = n n = 1 Y... (11) Dmana, n = Jumlah sampel Y = Besarnya WTP yang dberkan responden ke- Selanjutnya untuk mengestmas nla rebosas (pemelharaan) terhadap ekosstem mangrove pessr utara Desa Bnalatung yang terdegradas akbat kematan secara massal (deback) selama 10 (sepuluh) tahun dlakukan dengan menggunakan Cost-Beneft Analyss (CBA), yatu : NPV Dmana : = n ( Bt Ct ) t ( r) t= (12) B t : manfaat yang dperoleh dar penggunaan ekosstem mangrove C t : baya yang dkeluarkan untuk memperoleh manfaat dar penggunaan t r ekosstem mangrove terssebut : kurun waktu penlaan (tahun) : faktor dskonto (dscount rate) Kurun waktu penlaan (t) yang dgunakan adalah 10 (dua puluh) tahun. Secara ekolog kurun waktu tersebut dgunakan berdasarkan perkraan bahwa umur mangrove sudah mencapa pada pembentukan sstem ekologs. Hal n dperkuat dengan pernyataan Macknnon, et.al. (2000) bahwa mangrove jens Rhzophora sp mula berbuah pada umum empat tahun dan pada umumnya melakukan regeneras dengan bak.

12 41 Asums-asums yang dgunakan dalam mealakukan cost-beneft analyss melput: 1. Tdak terjad bencana alam sepert gelombang pasang, llegal loggng, dan konves areal mangrove. 2. Kegatan rebosas (pemelharaan) berjalan dengan bak selama waktu yang telah dgunakan. Multy Crtera Decson Analss (MCDM) Metode MCDM merupakan salah satu metode yang dgunakan untuk mengambl suatu keputusan berdasarkan pada analss yang dlakukan terhadap krtera. Metode n mentkberatkan pada krtera-krtera yang dbangun berdasarkan konds aktual yang terjad sepert krtera ekolog-ekosstem mangrove, sosal-ekonom masyarakat dan kelembagaan (kebjakan pemerntah). Metode MCDM terbag lag kedalam tga kategor yakn mutple attrbute utlty theory (MAUT), outrankng methods dan nteractve methods. Dalam peneltan n penelt memfokuskan pada penggunaan metode multple attrbute utlty theory (MAUT). Metode n mentkberatkan pada hubungan yang salng terkat antara atrbut (krtera), atau dengan kata lan bagamana keterkatan antara krtera-krtera yang dbangun (ekolog-ekosstem, sosal-ekonom dan kelembagaan) dapat menjad suatu dasar yang kuat dalam mengambl suatu keputusan dalam upaya mengurang tngkat degradas kawasan ekosostem mangrove khususnya Desa Bnalatung. Bdang analss n memerlukan sejumlah pendekatan dengan menghtung banyak sub-sub krtera untuk membentuk struktur yang mendukung proses pengamblan keputusan. Dalam formulas dgunakan software CRIPLUS vers 3.0. MCDM dbuat dalam bentuk hrarkh dengan empat elemen, yatu goal, objectves, crtera dan alternatve. Penermaan Metode MCDM pada beberapa bdang dtentukan oleh beberapa faktor, dantaranya: 1) metode n memlk kemampuan menangan jens data yang bervaras (kuanttatf, kualtatf, campuran dan pengukuran yang ntangble), 2) dapat mengakomodas perbedaan yang dngnkan dalam krtera, 3) skema bobot yang bervaras, menghadrkan prortas yang berbeda atau pandangan dar stakeholders yang berbeda, dapat dterapkan pada MCDM, 4) Teknk MCDM tdak membutuhkan penentuan nla,

13 42 5) prosedur analss atau agregas dalam MCDM relatf sederhana dan stragforward Tahapan proses yang dlakukan dalam untuk melakukan analss Multy Crtera Decson Makng (MCDM), terdr atas: 1. Identfkas krtera dan sub krtera 2. Penlaan dalam hal n adalah pemberan bobot terhadap subkrtera dengan menggunakan SMART (smple multyattrbute ratng technque). Pembobotan menggunakan skala 1-9 (Saaty, 1991). Secara lebh rnc dapat dlhat pada Tabel 6. Tabel 6 Skala yang Dgunakan dalam Subkrtera dalam Analss MCDM Intenstas Pentngnya Defns Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentngnya. Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sfat tu Elemen yang satu sedkt lebh pentng ketmbang yang lannya. Elemen yang satu esensal atau sangat pentng ketmbang elemen yang lannya. Satu elemen jelas lebh pentng dar elemen yang lannya Satu elemen mutlak lebh pentng ketmbang elemen yang lannya Pengalaman dan pertmbangannya sama menyokong satu elemen atas yang lannya. Pengalaman dan pertmbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lannya. Satu elemen dengan kuat d sokong dan domnannya telah terlhat dalam praktk. Bukt yang menyokong elemen yang satu atas yang lan memlk tngkat penegasan tertngg yang mungkn menguatkan 2,4,6,8 Nla-nla antara d antara dua pertmbangan yang berdekatan Sumber : Saaty, 1991 Komprom dperlukan antara dua pertmbangan Analss SWOT/Formulas Strateg Menentukan strateg dalam pengelolaan ekosstem hutan mangrove Desa Bnalatung saat n dgunakan analss SWOT. Secara umum SWOT adalah sngkatan dar lngkungan nternal Strengths dan weaknesses serta lngkungan ekternal opportuntes dan threats. Secara rnc analss n membandngkan antara faktor eksternal peluang (opportuntes) dan ancaman (threats) dengan faktor

14 43 nternal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Untuk lebh jelasnya dapat dlhat pada gambar 11. Berbaga Peluang 3. Mendukung strateg turn-around 1. Mendukung Strateg agresf Kelemahan Internal Kekuatan Internal 4. Mendukung Strateg defensf 2. Mendukung Strateg Dversfkas Berbaga Ancaman Gambar 11 Dagram analss SWOT Proses penyusunan perencanaan strateg melalu 3 (tga) tahap analss, yatu: a. Tahapan pengumpulan data, dalam tahap n data-data yang dgunakan adalah data yang telah dkumpulkan dalam analss MCDM b. Tahapan analss, pada tahapan n dgunakan pendekatan dengan matrk SWOT. Hal pertama yang dalam penentuan martk tersebut alah dengan mengetahu faktor strateg nternal (IFAS) dan faktor strateg eksternal (EFAS). Selanjutnya unsur-unsur yang terdapat ddalam IFAS dan EFAS dhubungkan dalam bentuk matrk dengan tujuan untuk mendapatkan alteratf strateg. Secara terpernc bentuk mark SWOT dapat dlhat pada Tabel 7 Tabel 7 Matrk SWOT IFAS Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) EFAS Peluang (Opportunes) Ancaman (Treaths) Sumber: Rangkut, 2004 Strateg Kekuatan Peluang Mencptakan strateg yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strateg Kekuatan Ancaman Mencptakan strateg yang menggunakan kekuatan yang mengatas ancaman Strateg Kelemahan Peluang Mencptakan strateg yang memnmal kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strateg Kelemahan Ancaman Mencptakan strateg kelemahan dan menghndar ancaman

15 44 - Strateg kekuatan peluang, dbuat untuk memanfatkan seluruh kekuatan guna memanfaatkan pelung sebesar-besarnya - Strateg kelemahan peluang, dbuat untuk menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatas ancaman - Strateg kelemahan peluang, dterakan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara memnmalkan kelemahan yang ada - Strateg kelemahan ancaman, ddasarkan pada kegatan yang bersfat bertahan dan berusaha memnmalkan kelemahan c. Tahap pengamblan keputusan

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi 15 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d hutan rakyat kayu bawang yang terdapat d tga Desa, yatu Desa Pasar Pedat d Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian 10 3 METODE Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d kawasan hutan mangrove Cbako, Sancang terletak antara poss 7 42' 32.15" - 7 45' 32.15" LS dan 107 42'34.15"- 107 52'18.10" Bujur Tmur, dmana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Pustaka Manurung (2010) menerapkan sstem pendukung keputusan seleks penerma beasswa dengan metode Analtcal Herarcy Process (AHP) dan Technque Order Preference by Smlarty

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI dajukan untuk memenuh tugas dan melengkap sebagan syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) Progam Stud Manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci