KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM
|
|
- Doddy Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM M. Zaini Arief 1*, Uyu Saismana 2, Ahmad Juaeni 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 3 PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam *Zainiarief@gmail.com ABSTRAK PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam memiliki sistem conveyor satu jalur untuk transportasi batubara jenis ecocoal yang dirancang untuk dapat mengangkut batubara dengan kapasitas maksimum ssebesar ton/jam. Dalam praktiknya hanya dimanfatkan rata-rata sebesar ton/jam artinya dalam sehari menghasilkan ton. Dalam penjualan batubara di lokasi Asam Asam tidak optimal, kendala-kendalanya yaitu produktivitas belt conveyor tidak mencapai 2000 ton/jam, terbuangnya waktu sekitar 25 menit saat pergantian tongkang, dan faktor lainya. Metode yang dipergunakan dalam pengolahan data belt conveyor adalah dengan menganalisis luas penampang belt, kecepatan masing-masing belt pada rangkaian, koefisien kemiringan belt, kondisi aktual lapangan dan spesifikasi teknis peralatan yang mendukung kegiatan pemuatan ke belt conveyor, serta working time belt conveyor. Untuk pengolahan data bulldozer adalah dengan menganalisis produksi per siklus, faktor blade, waktu suklus dan effesiensi kerja. Hasil Analisis belt conveyor didapatkan data waktu kotor diperoleh produktivitas maksimum 1863,08 ton/jam, produktivitas minimum 731,68 ton/jam dan produktivitas rata-rata 1339,05 ton/jam. Untuk data waktu bersih diperoleh produktivitas aktual maksimum 1882,11 ton/jam, produktivitas minimum 1388,13 ton/jam dan produktivitas rata-rata 1616,52 ton/jam. Hasil Analisis bulldozer didapatkan produktivitas 419,82 ton/jam. Kendala utama yang dihadapi dalam pencapaian target produksi diakibatkan banyaknya faktor-faktor saat proses pemuatan batubara berlangsung seperti produktivitas belt conveyor tidak tercapai, stock material, shifting barge, waiting barge, kondisi cuaca dan maintenance. Kata-kata kunci: belt conveyor, bulldozer, produktivitas, target produksi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA) salah satu sumber daya alam yang melimpah tersebut adalah dari sektor batubara. Kalimantan merupakan wilayah yang paling banyak kandungan batubaranya di Indonesia. Banyak sekali perusahaan perusahaan batubara yang mengeksploitasi batubara di Kalimantan, salah satunya PT Arutmin Indonesia. PT Arutmin Indonesia memiliki 6 lokasi pertambangan batubara, salah satunya adalah Asam - Asam di Kalimantan Selatan. Di lokasi ini, PT Arutmin Indonesia memiliki sistem conveyor untuk transportasi batubara jenis ecocoal. Sistem conveyor ini memindahkan batubara dari lokasi pertambangan ke lokasi pelabuhan sejauh 10.5 km. PT. Arutmin Indonesia membangun sistem konveyor satu jalur yang dirancang untuk dapat mengangkut batubara dengan kapasitas maksimum sebesar 2000 ton/jam artinya dalam sehari bisa menghasilkan ton. Sistem konveyor ini memindahkan batubara dari surge bin sampai ke kapal tongkang Sejauh ini, sejak bulan Oktober 2012 sampai sekarang, ada beberapa kendala yang terdeteksi kurang optimalnya produksi belt conveyor pada barging. Akibatnya, penjualan batubara di lokasi Asam Asam tidak optimal atau tidak mencapai ton/hari. Kendalakendalanya yaitu kapasitas conveyor saat operasi tidak mencapai 2000 ton/jam, terbuangnya waktu sekitar 25 menit saat pergantian tongkang, dan faktor lainnya. METODOLOGI PENELITIAN Diagram Alir Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada waktu sekarang. Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap Analisis data dan tahap penyusunan laporan akhir. 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir. Sasaran utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian. Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang kegiatan penelitian, yang diperoleh dari : a. Instansi terkait b. Perpustakaan c. Grafik dan Tabel d. Informasipenunjang lainnya 2. Tahap Pengumpulan Data, Pengamatan di lapangan ditujukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan secara langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan. 3. Tahap Pengolahan Data pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan perhitungan berdasarkan teori yang ada dan data hasil penelitian. 4. Analisis data Dari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian dilakukan Analisis untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam penelitian. 5. Kesimpulan Hasil sintesis data keseluruhan dirangkum ke dalam laporan tertulis untuk dipertanggung jawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas akhir. 49
2 Gambar-1. Bagan Alir Penelitian Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: 1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari literatur-literatur dan internet tentang belt conveyor. 2. Observasi lapangan, yaitu pengamatan di lapangan meliputi kegiatan belt conveyor. 3. Wawancara dengan instruktur lapangan serta orangorang yang ahli dibidangnya. Teknik Pengolahan Data Tahap pengolahan data ini yaitu: pengolahan data perhitungan produktivitas belt conveyor meliputi 1. Perhitungan luas penampang (area section) 2. Perhitungan kecepatan belt 3. Perhitungan koefisien kemiringan belt 4. Perhitungan produktivitas teoritis belt conveyor 5. Perhitungan produktivitas aktual belt conveyor 6. Perhitungan Produktivitas bulldozer Teknik Analisis Data 1. Analisis data produktivitas belt conveyor. Teknik Analisis data yang dipergunakan yaitu berupa perhitungan belt conveyor berdasarkan data spesifikasi yang didapat dan berdasarkan perhitungan aktual, perhitungan kecepatan belt conveyor per segmen untuk mendapatkan nilai dari kapasitas produksi belt conveyor pada rangkaian Barge Loading. 2. Tinjauan Perancangan untuk pengoptimalan produktivitas sistem barging aktual. Untuk mengoptimalkan hasil produktivitas dari perhitungan produksi jika tidak sesuai dengan target maka dilakukan rancangan perhitungan produktivitas belt conveyor atau rekomendasi rangkaian agar mendapatkan kapasitas produksi yang tepat pada rangkaian belt untuk membantu peningkatan produktivitas Barge Loading. conveyor adalah alat pengangkut yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal atau membentuk inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya. Muatan yang dapat diangkut bermacam-macam yang meliputi unit load dan bulk material. Jenis material muatan ini sangat berpengaruh terhadap spesifikasi konveyor yang mengangkutnya. Jika dilihat dari kondisi di pertambangan batubara maka belt conveyor sangat handal untuk digunakan dalam beberapa penerapan antara lain : 1. Mengangkut material tambang / bahan galian dari lokasi penambangan ke lokasi penumpukan. 2. Memuat material tambang/bahan galian dari dari lokasi penumpukan ke kapal/ tongkang pada pelabuhan. 3. Mengambil kembali (reclaiming) material tambang/bahan galian dari tempat penumpukan dengan bantuan peralatan pengumpan. Keuntungan menggunakan belt conveyor antara lain: 1. Menurunkan biaya dan waktu dalam memindahkan material 2. Meningkatkan efisiensi pemindahan material 3. Ramah terhadap lingkungan 4. Aman dalam pengoperasiannya Kerugian menggunakan belt conveyor antara lain: 1. Biaya perencanaan yang relatif mahal 2. Jaraknya telah tertentu 3. Sudut inklinasi terbatas Produksi Kecepatan belt conveyor merupakan komponen yang menentukan produksi, daya, dan desain belt conveyor. Dari segi produksi, produktivitas belt conveyor akan meningkat jika terjadi penambahan kecepatan. Dari segi daya, penambahan kecepatan belt conveyor juga akan menambah daya yang diperlukan. Sedangkan untuk desain, kecepatan belt conveyor dapat menentukan bagaimana seharusnya kondisi stockpile dibuat, beserta dengan pertimbangan teknis yang lain, seperti kondisi material dan keadaan tempat tersebut. Rumus kecepatan adalah : V = S t V merupakan kecepatan (m/s), S adalah anjang belt (m), dan t merupakan waktu (s). Theoretical volume flow yaitu aliran volume material yang didapatkan dengan mengetahui lebar belt dan sudut troughing angle dengan menggunakan Tabel-1. Kapasitas muatan tergantung dari kemiringan belt. Semakin besar kemiringan, maka semakin sedikit jumlah material yang dapat diangkut. Jika tidak terdapat data spesifikasi mengenai sudut kemiringan belt dari pihak konstruktor maka sudut dapat dihitung menggunakan persamaan (2). α = arc tan p (2) H (1) 50
3 Dimana H adalah tinggi belt (m), P merupakan jarak datar belt (m), dan I f = panjang kemiringan belt (m). Tabel-3. Faktor Blade Tabel-1. Theoretical volume flow Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat maju, ganti persneling dan mundur. Adapun untuk menghitung waktu siklus dalam menit, dapat digunakan persamaan sebagai berikut : CT = FT + GCTR + RT + GCT (6) Tabel-2. Coefficient St For The Determination Of Volume Flow Of Gradient Systems Berat jenis curah adalah berat material dalam keadaan curah/lepas atau tanpa pemadatan persatuan volume (dalam t/m 3 atau kg/m 3 ). Berat jenis curah ini mendekati kondisi berat jenis material yang diagkut melalui conveyor. Berat jenis adalah berat benda (w) tiap satuan volume (V). Bila berat jenis dapat dilambangkan dengan γ, dapat dinyatakan dengan persamaan (3) γ = w V γ merupakan berat jenis (kg/m 3 ), W adalah berat benda (kg), dan V adalah volume (m 3 ). Setelah keempat nilai diatas didapatkan maka produktivitas teoritis belt conveyor dapat dihitung dengan persamaan (4). (3) Qt = A x V x γ x S (4) Di mana Qt merupakan produktivitas belt conveyor dalam ton/jam, A ialah luas penampang (Cross Section Area) dalam m 2, V adalah kecepatan belt dalam m/s, γ berat jenis material batubara (ton/m 3 ), dan S ialah koefisien kemiringan belt. Produksi Bulldozer Produksi kerja per siklus bulldozer pada saat beroperasi adalah sebagai berikut : q = L x H 2 x a (5) Dimana L ialah lebar blade dalam meter, H adalah tinggi blade dalam meter, dan a merupkan Faktor blade. Untuk menghitung produktivitas standar dari bulldozer, volume tanah yang dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar blade x (tinggi blade) 2. Pada kenyataannya di lapangan produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung dari jenis tanah, sehingga faktor sudut perlu disesuaikan karena pengaruh tersebut. Di mana FT adalah waktu dorong/maju, GCTR adalah Waktu Mengganti Gigi Maju, RT ialah Waktu Mundur, dan GCTF ialah Waktu Mengganti Gigi Mundur, semuanya dalam menit. Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standar perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat. Tabel-4. Effisiensi Kerja Kapasitas operasi alat berat biasa dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedangkan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per sikluswaktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja. Rumus umumnya seperti pada persamaan (7). Q = q x N x E = q x 60 x E (7) CT Dimana Q ialah produksi per jam dari alat dalam m³, q ialah produksi dalam satu siklus kemampuan alat untuk memindahkan tanah lepas, N ialah jumlah siklus dalam satu jam (dimana N = 60 ), E ialah efisiensi kerja, dan CT CT adalah waktu siklus dalam menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengumpulan data dan hasil observasi di lapangan, data yang di dapat, sebagai berikut : Kecepatan Kecepatan merupakan salah satu faktor penting dalam perhitungan produktivitas belt conveyor. Pengukuran kecepatan dilakukan dengan mengamati berapa lama 51
4 selotip yang direkatkan pada belt kembali ke titik semula untuk mendapatkan waktu rotasi belt setiap putaran. Tabel-5. Kecepatan Kecepatan (m/s) CV-11 4,04 CV-12 4,14 CV-13 4,05 OLC-1 7,06 OLC-2 7,13 CV-3 4,01 CV-4A 4,20 CV-4B 4,18 Theoretical Volume Flow Dari data lapangan yang berupa spesifikasi teknis belt conveyor telah didapatkan ukuran lebar belt, surcharge angle, trough angle tiap rangkaian pada belt conveyor. Tabel-6. Theoretical volume flow Theoretical Volume Flow CV CV CV OLC OLC CV CV-4A 853 CV-4B 853 Koefisien Kemiringan Dari data lapangan yang berupa spesifikasi teknis belt conveyor. telah didapatkan sudut inklinasi tiap rangkaian pada belt conveyor. Dalam penentuan koefisien kemiringan belt dapat ditentukandengan mempergunakan tabel koefisien kemiringan belt berdasarkan Handbook Phoenix System Handbook. Tabel-7. Koefisien Kemiringan Sudut Kemiringan Koefisien Kemiringan CV ,94 CV ,90 CV ,93 OLC-1 5 1,00 OLC-2 2,9 1,00 CV ,95 CV-4A 12 0,93 CV-4B 12 0,93 Produktivitas Teoritis Produktivitas teoritis belt conveyor dihitung dengan rumus standart yang sudah diketahui luas penampang belt, kecepatan belt, berat jenis, dan koefisien kemiringan belt. Tabel-8. Produktivitas Teoritis Produktivitas (ton/jam) CV ,45 CV ,54 CV ,90 OLC ,50 OLC ,16 CV ,08 CV-4A 2.751,13 CV-4B 2.744,39 Produktivitas Aktual Produktivitas aktual belt conveyor merupakan Gambaran utama dalam mengoptimalkan kinerja belt conveyor. Perhitungan produktivitas belt conveyor aktual dilakukan dengan cara menentukan jumlah batubara yang telah dimuat dalam satu kali proses pemuatan dibagi dengan waktu kerja belt. Produktivitas aktual pengapalan batubara PT Arutmin Indonesia Site Asam-asam selama Bulan Oktober 2015 hasil perhitungan tersebut dilihat dengan data waktu kotor diperoleh produktivitas maksimum adalah 1.863,08 ton/jam, produktivitas minimum sebesar 731,68 ton/jam dan produktivitas rata-rata sebesar 1.339,05 ton/jam. Sedangkan data waktu bersih diperoleh produktivitas aktual maksimum adalah 1.882,11 ton/jam, produktivitas minimum sebesar 1.388,13 ton/jam dan produktivitas ratarata sebesar 1.616,52 ton/jam. Produktivitas Bulldozer Produktivitas teoritis bulldozer dihitung dengan rumus standart yang sudah diketahui produksi per siklus, waktu siklus (cycle time), dan efisiensi kerja. Berdasarkan perhitungan, maka dapat diketahui nilai produktivitas bulldozer adalah 417,28 ton/jam. PEMBAHASAN Tinjauan Produktivitas Barge Loading Selama penelitian diketahui kecilnya persentase perbandingan produktivitas aktual terhadap teoritis dikarenakan lamanya waktu dalam proses pemuatan batubara berlangsung. Dari perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dilihat hasil perbandingan aktual dan teoritis produktivitas barge loading conveyor. Gambar-2. Diagram Pencar Produktivitas Terhadap Target Produksi Pada Gambar-2 dapat dilihat diagram pencar produktivitas aktual terhadap produktivitas teoritis aktifitas barge selama 1 bulan (28 hari) ada 67 pemuatan ke 52
5 tongkang dihitung berdasarkan waktu bersih dan waktu kotor, dapat disimpulkan bahwa produktivitas aktual tidak pernah mencapai target produktivitas. Penyebab produktivitas waktu bersih tidak mencapai target produktivitas karena produktivitas belt tidak mencapai ton/jam sedangkan produktivitas waktu kotor dikarenakan pemindahan blade diverter gates, stock material, shifting barge, waiting barge, kondisi cuaca, dan maintenance. Pencapaian Target Produksi PT Arutmin Indonesia Site Asam-asam merencanakan target produksi sebesar ton/hari dimana menurut perhitungan produktivitas belt conveyor dalam kondisi teoritis adalah ton/jam. Pada kondisi produktivitas teoritis belt conveyor, waktu pemuatan batubara sebesar ton dapat dilakukan dalam 20 jam. Dari perhitungan ketercapaian target produksi per harinya selama 1 bulan penelitian menunjukkan bahwa target produksi yang diinginkan tersebut belum tercapai, pada bulan Oktober 2015 target produksi paling tertinggi pada tanggal 26 Oktober hanya mencapai ton dengan persentase ketercapaian 83% dan paling rendah pada tanggal 2 Oktober hanya mencapai ton dengan persentase ketercapaian 27%. Gambar-3. Target Produksi dan Produksi Aktual Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sealama 1 bulan penelitian kegiatan barging tidak satupun memenuhi target produksi. Total perhitungan produksi sealama 1 bulan (28 hari) yaitu ton dengan persentase ketercapaian 51% sehingga mengalami kurangnya target sebesar ton dengan persentase 49% dari target produksi per bulan. Faktor yang Menyebabkan Tidak Tercapainya Target Produksi Berikut faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi barging adalah, sebagai berikut. 1. Faktor Produktivitas conveyor saat operasi tidak mencapai ton/jam dikarenakan pengeluaran surge bin yang kurang optimal disebabkan kuarangnya alat berat bulldozer pada proses feeding ke coal valve. Diperlukan waktu sekitar 25 menit untuk pergantian tongkang disebaban karena tidak kuatnya motor untuk menggerakkan blade diverter gates untuk melawan aliran batubara sebesar ton/jam sehingga diverter gates tidak dapat berpindah langsung saat ada aliran batubara yang masuk ke chute. 2. Stock Material Berdasarkan penelitian di lapangan, material yang tersedia di stockpile PT Arutmin Indonesia Site Asam-asam adapun kondisi ideal pemuatan batubara ke tongkang harus didukung dengan optimalisasi ketersediaan material batubara di stockpile. Optimalisasi ketersediaan material dapat ditingkatkan dengan menambah supply material dari unit crushing sehingga kapasitas stockpile area dengan daya tampung hingga ton dapat dioperasikan secara maksimal dan proses pemuatan batubara ke tongkang dapat berjalan dengan lancar. 3. Shifting Barge Shifting Barge merupakan proses manual memindahkan/ menggeserkan posisi tongkang saat proses pemuatan. Saat shifting barge ada sebagian yang bisa di gerakkan ada juga yang harus dimatikan saat proses pemuatan batubara ke barge. 4. Waiting Barge Menunggu datangnya kapal tongkang mempengaruhi lambat nya operasi aktivitas barging sehingga target produksi barging kadang tidak tercapai, 5. Kondisi Cuaca Kondisi Cuaca juga memperngaruhi jalan nya produksi barging, terutama hujan. Hujan dapat mengakibatkan total moisture pada batubara meningkat sehingga tidak sesuai dengan permintaan dan juga ombak yang begitu besar bisa mempengaruhi shifting barge. 6. Maintenance Kegiatan untuk merawat atau memelihara dan menjaga mesin/belt conveyor, perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai target produksi. Rekomendasi Pencapaian Target Produksi Solusi untuk meningkatkan produksi Barge Loading agar dapat mencapai target ton/hari maka rekomendasi pencapaian target produksi yaitu meningkatkan kapasitas belt conveyor dari ton/jam menjadi ton/jam dengan penambahan 1 buah alat berat bulldozer. PT Arutmin Indonesia Site Asam- Asam hanya mempunyai 1 buah alat berat bulldozer yang prouktivitasnya hanya 417,282 ton/jam. Dengan penambahan 1 buah bulldozer yang sama maka produktivitas 2 bulldozer menjadi 834,564 ton/jam. Penambahan alat berat bulldozer adalah untuk mengoptimalkan produktivitas belt conveyor mencapai ton/jam. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kajian teknis terhadap belt conveyor dalam upaya memenuhi sasaran produksi barging pada PT Arutmin Indonesia Site Asam- Asam, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. 1. PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam mempunyai rangkaian belt conveyor : 53
6 a. CPP (Coal Preparation Plant), terdiri dari belt conveyor CV-11, belt conveyor CV-12, dan belt conveyor CV-13. b. OLC (Overland ), terdiri dari belt conveyor OLC-1 dan belt conveyor OLC-2. c. Port, terdiri dari belt conveyor CV-3, belt conveyor CV-4A, dan belt conveyor CV-4B. 2. Produktivitas rangkaian belt conveyor teoritis untuk masing-masing belt sebagai berikut: CV-11 = 2.760,27 ton/jam, CV-12 = 2.708,06 ton/jam, CV-13 = 2.730,90 ton/jam, OLC-1 = 2.694,45 ton/jam, OLC-2 = 2.721,16 ton/jam, CV-3 = 2.762,08 ton/jam, CV-4A = 2.737,64 ton/jam, CV-4B = 2.737,64 ton/jam. 3. Produktivitas rangkaian belt conveyor aktual untuk keseluruhan belt data waktu kotor diperoleh produktivitas maksimum =1.863,08 ton/jam, minimum = 731,68 ton/jam dan rata-rata = 1.339,05 ton/jam. Sedangkan data waktu bersih diperoleh produktivitas aktual maksimum = 1.882,11 ton/jam, minimum = ton/jam dan rata-rata = 1.616,52 ton/jam. 4. Untuk meningkatkan produksi Barge Loading agar dapat mencapai target ton/hari maka rekomendasi pencapaian target produksi yaitu meningkatkan kapasitas belt conveyor dari ton/jam menjadi ton/jam dengan penambahan 1 buah alat berat bulldozer. Dengan penambahan 1 buah bulldozer yang sama maka produktivitas 2 bulldozer menjadi 834,564 ton/jam. SARAN Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Pada kontrol operator sebaiknya ada komunikasi yang efektif yaitu komunikasi dimana pesan yang diterima oleh penerima pesan sama persis dengan pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. 2. Perlu adanya pelatihan kemampuan operator, baik itu dengan cara pemberian teori maupun pelatihan secara langsung di lapangan tentang pemuatan atau proses feeding ke coal valve. DAFTAR PUSTAKA [1] Equipment Manufacturers Association s for Bulk Materials. USA. [2] Hambur Phoenix s Design Fundamentals. Germany. Hal [3] Nurhakim Buku Panduan Kuliah Lapangan II Edisi ke-2. Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Hal 5-7. [4] Soemardikatmodjo Alat Alat Berat Pemindahan Tanah Mekanis. Teknik Sipil Universitas Indonesia. Jakarta. Hal
EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT M. Mugeni 1*, Uyu Saismana 1, Riswan 1, Kumaini 2 1 Program Studi
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA
EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA Dahni 1*, Uyu Saismana 2, Romla Noor Hakim 2, Andre 3 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciEVALUASI CRUSHING PLANT DAN ALAT SUPPORT UNTUK PENGOPTIMALAN HASIL PRODUKSI DI PT BINUANG MITRA BERSAMA DESA PUALAM SARI, KECAMATAN BINUANG
EVALUASI CRUSHING PLANT DAN ALAT SUPPORT UNTUK PENGOPTIMALAN HASIL PRODUKSI DI PT BINUANG MITRA BERSAMA DESA PUALAM SARI, KECAMATAN BINUANG Imam 1, Agus Triantoro 2*, Riswan 2, Deddy J. Sitio 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM
SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Noor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kegiatan penambangan tidak akan terlepas dari suatu kegiatan penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan dengan masalah
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL Diajukan Guna Memenuhi Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERHITUNGAN
BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 Pengolahan Data Berdasarkan data yang sudah terkumpul seperti yang terangkum di atas, maka dilakukan perhitungan pengolahan data untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM
SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat
BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START
Lebih terperinciOPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 11-16 OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA Agung Dwi Prasetyo 1 *, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana 2, Wahyu
Lebih terperinciEVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembuatan semen, batugamping merupakan bahan baku utama. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus berjalan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tidak
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR
BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan
BAB V PEMBAHASAN PT Nan Riang mempunyai target produksi batubara yang akan di perkecil ukurannya sebesar 25000 ton per bulan. Sedangkan kemampuan produksi yang ada pada saat ini pada site ampelu adalah
Lebih terperinciSTUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE
STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE ADARO KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Kesumawati 1, Nurhakim
Lebih terperinciKajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan
Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Uyu Saismana 1, Riswan 2 1,2 Staf Pengajar Prodi Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA BELT CONVEYOR UNTUK OPTIMALISASI KAPASITAS TRANSFER BATUBARA DI PT. KALTIM PRIMA COAL
EVALUASI KINERJA BELT CONVEYOR UNTUK OPTIMALISASI KAPASITAS TRANSFER BATUBARA DI PT. KALTIM PRIMA COAL PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012
ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menyediakan solusi terhadap masalah rantai pasok yang dihadapi oleh Perusahaan, maka diagram kerja terstruktur dari McKinsey digunakan untuk menghasilkan hipotesis berdasarkan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT
OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN
PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.4 Agustus 2017 ISSN
OPTIMASI FASILITAS PENANGANAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PEMASARANSTOCKPILE SITE BANKO BARAT PT.BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN OPTIMIZATION OF COAL HANDLING FACILITY TO MEET
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU Agus Arie Yudha 1*, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk memindahkan barang atau benda dari suatu tempat ketempat yang diinginkan dengan jarak dan waktu diperlukan mesin pengangkut atau conveyor dan dalam hal
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan dan Alat Berat
MODUL PERKULIAHAN Metode Pelaksanaan dan Alat Berat Pengertian tentang kapasitas produksi Dozer shovel/wheel loader dan Motor grader. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Folw Chart Metodologi Penelitian Dalam memecahkan masalah pada penelitian yang diamati dibutuhkan langkanglangkah untuk menguraikan pendekatan dan model dari masalah tersebut.
Lebih terperinci2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.
KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.
Lebih terperinciLOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)
LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3 Ruang
Lebih terperinciMENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT
MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam
Lebih terperinciJauhari Alafi
Jauhari Alafi - 4106.100.045 Latar Belakang Produksi batubara Indonesia meningkat dari 2 juta ton pada 1985, 155 juta ton pada 2005, menjadi lebih dari 350 juta ton pada 2011. Kalimantan memiliki kondisi
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB
EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Indonesia sebagai negara berkembang dimana pembangunan di setiap wilayah di indonesia yang semakin berkembang yang semakin berkekembang pesat-nya bangunanbangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemasaran. Pada kegiatan usaha pertambangan, terdapat suatu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan usaha pertambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan usaha yang memiliki alur yang panjang, mulai dari kegiatan survei tinjau sampai dengan kegiatan pemasaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator () dalam Upaya Mencapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung
Lebih terperinciMODIFIKASI SUDUT KEMIRINGAN IDLER ROLL BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS 1200 TON/JAM.
MODIFIKASI SUDUT KEMIRINGAN IDLER ROLL BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS 1200 TON/JAM. TUGAS AKHIR BIDANG KONTRUKSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Dalam
Lebih terperinciSTUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN
STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Ramadhani Febrian Malta 1, Nurhakim 2, Riswan 2, Basri 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciTRANSPORTASI PADATAN
Materi transportasi padatan meliputi : 1. Alat pengangkut, 2. alat pengumpan, 3. alat penyimpan. PBP S1 Sperisa Distantina TRANSPORTASI PADATAN Pustaka : Brown, 1954, Unit Operations. Perry, 1997, Chemical
Lebih terperinciBAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang
BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB
DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Tujuan
Lebih terperinciTUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN
TUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN STUDI PRESTASI BELT CONVEYOR HUBUNGANNYA DENGAN UKURAN BUTIRAN DAN TINGKAT KELEMBABAN BAHAN CURAH ( BATUBARA ), PANJANG BELT 7,6 METER ; LEBAR 32 CENTIMETER OLEH RIO
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Rancangan Tahapan Penambangan Langkah pertama didalam rancangan tahap penambangan ialah menentukan volume rancangan akhir tambang keseluruhan menjadi unit-unit perencanaan yang lebih
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Hal tersebut menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang
Lebih terperinci4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara. Hal ini karena pemerintah melihat
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Crushing Plant A dan Hubungannya dengan Production Rate Index di Pt Lotus SG Lestari Kampung Pabuaran, Desa Cipinang Kecamatan Rumpin, Kabupaten
Lebih terperinciANALISA ANGKUTAN BATU BARA DENGAN KONSEP PENGGUNAAN TONGKANG KOSONG DI PELABUHAN DAN PEMANFAATAN PASANG SURUT SUNGAI
ANALISA ANGKUTAN BATU BARA DENGAN KONSEP PENGGUNAAN TONGKANG KOSONG DI PELABUHAN DAN PEMANFAATAN PASANG SURUT SUNGAI Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah tugas akhir sebagai persyaratan kelulusan
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator (BWE) dalam Upaya Mecapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER
PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER TUGAS AKHIR Oleh DWI JAMES 04 05 22 017 X DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. mendekati kapasitas lintas maksimum untuk nilai headway tertentu. Pada
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pendekatan Analisis Optimasi pada tujuan penelitian dilakukan dengan pendekatan sistem dimana pola operasi adalah optimum bila frekwensi perjalanan kereta api mendekati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Pesawat Pengangkat Banyak jenis perlengkapan pengangkat yang tersedia membuatnya sulit digolongkan secara tepat. Penggolongan ini masih dipersulit lagi oleh kenyataan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KARYAWAN 1. Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 4.1 Karyawan 1 KARYAWAN 1 Nama : Pak Sugeng Umur : - Tugas : Kepala Perakit Alat Pencuci Ikan Masa Kerja : - Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT
KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan Pemilihan metode penambangan Block Cut Open Pit Mining dikarenakan seam batubara mempunyai kemiringan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10-15 sehingga batas akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan permintaan pasar akan Batubara yang semakin meningkat mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan pertambangan Batubara di Indonesia
Lebih terperinciArtikel Pendidikan 23
Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN
BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN Tujuan pembahasan analisis pelaksanaan perencanaan alur pelayaran untuk distribusi hasil pertambangan batubara ini adalah untuk menjelaskan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang
Lebih terperinciPBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG
DAFTAR ISI Halaman : 2 dari 7 Halaman 1 Judul 1 2 Kolom Pengesahan & Riwayat Revisi 1 3 Daftar Isi 2 4 Tujuan 3 5 Ruang Lingkup 3 6 Definisi 3 7 Tanggung Jawab 4 8 Diagram Alur 5 9 Uraian Prosedur... 6
Lebih terperinciMODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk
MODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk TRANSPORTATION MODEL OF COAL HAULING TO DUMPING LOCATION
Lebih terperinciPERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI MESIN PEMBERSIH SAMPAH BOX CULVERT
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI MESIN PEMBERSIH SAMPAH BOX CULVERT Oleh: Ainur Rafiq (6607040004) M Wahyu Nor P. (6607040025) Teknik Desain & Manufaktur Politekneik Perkapalan Negeri Surabaya ITS LATAR
Lebih terperinciSEMINAR PROGRESS TUGAS AKHIR (MN ) Analisis Penerapan Continuous Coal Transport Mode Untuk Angkutan Batubara di Sungai
SEMINAR PROGRESS TUGAS AKHIR (MN 091482) Analisis Penerapan Continuous Coal Transport Mode Untuk Angkutan Batubara di Sungai Erzad Iskandar Putra (4107100098) Dosen Pembimbing Ir. Tri Achmadi Ph.D Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam dunia industri. Proses produksi tidak terlepas dari pengendalian kualitas produk. Menurut Vincent Gasperz
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Pengaruh Cone Crusher Tertiary terhadap Persentase Hasil si dengan Menggunakan Uji Beltcut untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal pada Tambang Quarry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal yang maksimal. Kebutuhan modal yang maksimal. menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang pertambangan merupakan salah satu bidang usaha yang membutuhkan modal yang maksimal. Kebutuhan modal yang maksimal menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK
BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai
Lebih terperinci4.1 Gambaran Umum Perusahaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT.
USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT. XYZ Disusun oleh : Nama : Dadan Dani NPM : 30407223 Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,
Lebih terperinciRE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016
JP Vol. No.4 Agustus 207 ISSN 2549-008 RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 206 RE DESIGN OF SETTING COALGETTING EQUIPMENT TO FULFILL PRODUCTION TARGET ON
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,
Lebih terperinciJournal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
ANALISIS TINGKAT HALANGAN PRODUKTIVITAS TLS II DI PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. Irnanda Pratiwi Program Studi Teknik Industri Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki N0. 2446 Kamboja Palembang
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN
KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN Didiet Try Setiadi 1, Uyu Saismana 1, Annisa 1, Aldi Ade Rakhmawan 2 Abstrak: Pembongkaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Lokasi tambang Perusahaan terletak di daerah Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas areal Kuasa Pertambangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan sistem kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancanganterbaik dari system kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Definisi Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR FOTO...ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA
PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA 138+000-151+000 SUMATRA Disusun oleh : KHAIRUL MUTTAQIN 3107 040 207 Peta Lokasi Peta Lokasi Peta Lokasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciOPTIMASI JARAK ADJUSTMENT TENSIONING DEVICE PADA DRAG CHAIN CONVEYOR
OPTIMASI JARAK ADJUSTMENT TENSIONING DEVICE PADA DRAG CHAIN CONVEYOR Budi Setiyana 1) Abstrak Drag Chain Conveyor (DCC) adalah salah satu jenis alat transport untuk memindahkan material baik powder maupun
Lebih terperinciTerjadi penumpukan volume lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan Raya Porong
TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK FLY OVER RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET IV) KABUPATEN SIDOARJO LATAR BELAKANG Jalan Arteri Raya Porong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam mencapai tujuan untuk membuat suatu benda atau mesin, kadangkala merupakan bahan maupun
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PERHITUNGAN
BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN 4.1. Data Situasi Lapangan Pada kegiatan penambangan material lapisan batuan penutup, prioritas pekerjaan berada pada daerah utara pit Tanah Putih (lihat Gambar 4.1). N LP 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam
Lebih terperinci