BAB V PEMBAHASAN. 5.2 Hubungan Tahanan Kemiringan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Besar Kemiringan Jalan pada Jalur Angkut Dari beberapa jalur angkut yang diamati, terdapat kemiringan jalan yang bervariasi sehingga akan mempengaruhi nilai tahanan kemiringan yang dialami oleh kendaraan yang melewatinya. Nilai kemiringan jalan pada setiap jalur angkut dapat dilihat pada Tabel 5.1 (perhitungan dalam Lampiran C). Tabel 5.1 Kemiringan Jalan pada Jalur Angkut (Arah dari LP ke DP) Jarak Tempuh (m) LP1 - DP1 LP2 - DP2 LP3 - DP2 LP4 - DP ,0% -2,0% 5,0% -5,0% ,5% 3,0% 2,5% 2,5% 0-0 2,5% 4,0% 4,0% 8,0% ,5% 4,0% 2,5% 2,5% ,5% 2,0% 1,0% -2,5% ,0% 1,0% -5,0% -1,0% ,5% -6,0% 2,0% ,0% 0,0% ,5% 0,0% - - Rata - rata 3,9% 2,8% 3,1% 3,6% Maksimum 10,0% 6,0% 5,0% 8,0% Jalur angkut yang memiliki kemiringan jalan maksimum yang paling besar ada pada jalur LP1-DP1 (lihat Gambar 4.2), sedangkan jalur angkut yang memiliki kemiringan jalan maksimum yang paling kecil ada pada jalur LP3-DP2 (lihat Gambar 4.6). Hal ini akan mempengaruhi laju konsumsi bahan bakar kendaraan yang melintas akibat besarnya nilai tahanan kemiringan yang harus diatasi. 5.2 Hubungan Tahanan Kemiringan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Hubungan antara nilai tahanan kemiringan (grade resistance) dengan laju konsumsi bahan bakar unit HD 465 dan HD785 dapat dilihat dalam Gambar 5.1. Nilai tahanan 36

2 kemiringan yang digunakan dalam perhitungan merupakan nilai terbesar dari setiap jalur angkut. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui batasan nilai tahanan kemiringan untuk kategori konsumsi bahan bakar unit HD465 dan HD785 sesuai Specification & Application Handbook Komatsu edisi ke 26. Laju Konsumsi Bahan Bakar, Liter/jam y = 19,30x 0,27 R² = 1 y = 10,64x 0,33 R² = 0,94 HD465 HD Nilai Tahanan Kemiringan, lbs/ton Gambar 5.1 Hubungan Tahanan Kemiringan dengan Laju Konsumsi Bahan Bakar Dari gambar 5.1 dapat dilihat bahwa laju konsumsi bahan bakarunit HD465 dan HD785 bertambah seiring dengan bertambahnya nilai tahanan kemiringan. Kemiringan jalan yang semakin tinggi akan menyebabkan kecepatan mesin berkurang, oleh sebab itu dibutuhkan Rimpull yang cukup untuk menarik beban kendaraan dan muatan yang diangkut agar menjaga kecepatan pengangkutan tetap konstan. Salah satu caranya adalah dengan menambah RPM (Rotation per Minute) mesin yang bekerja sehingga Rimpull yang dihasilkan dapat menjaga kecepatan pengangkutan tetap konstan. Dengan bertambahnya RPM mesin maka konsumsi bahan bakar mesin semakin besar. Garis regresi yang dihasilkan pada Gambar 5.1 menunjukkan bahwa laju konsumsi bahan bakarunit HD465 dan HD785 akan konstan (steady state) pada nilai tahanan kemiringan tertentu. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan mesin untuk menghasilkan Rimpull maksimum terbatas pada daya yang tersedia pada mesin. Sehingga, jika perputaran mesin sudah mencapai titik maksimal, maka mesin tidak 37

3 akan mampu menghasilkan Rimpull yang lebih besar untuk menarik beban kendaraan dan muatannya pada tingkat kemiringan tertentu. Dari hasil perhitungan fungsi yang didapat pada Gambar 5.1 dapat ditentukan batasan batasan nilai tahanan kemiringan yang menghasilkan laju konsumsi bahan bakarsesuai klasifikasi penggunaan bahan bakar dari Komatsu (lihat Tabel 5.2). Tabel 5.2 Batasan Nilai Tahanan Kemiringan pada Klasifikasi Laju Konsumsi Bahan Bakar Komatsu Tipe Unit HD 465 HD 785 Klasifikasi Laju Tahanan Kemiringan Konsumsi Bahan Bakar lbs / ton % Menengah 80 4,0 Tinggi 190 9,5 Menengah 3,0 Tinggi 1 8,5 5.3 Hubungan Jarak Tempuh Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Jalur angkut yang terdapat dalam pit Tanah Putih memiliki karakteristik kemiringan jalan yang berbeda beda dan setiap unit HD465 dan HD785 beroperasi dengan jarak tempuh yang berbeda pula. Hal ini mempengaruhi produktifitas alat angkut dan konsumsi bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi. Namun, dari hasil perhitungan, jarak tempuh dari tiap unit alat angkut sedikit pengaruhnya terhadap konsumsi bahan bakarnya, seperti yang terlihat pada Gambar 5.2 dan Gambar 5.3. Laju Konsumsi Bahan Bakar, Liter/jam Jarak Tempuh, m Gambar 5.2 Hubungan Jarak Tempuh dengan Laju Konsumsi Bahan Bakar HD465 38

4 Laju Konsumsi Bahan Bakar, Liter/jam Jarak Tempuh, m Gambar 5.3 Hubungan Jarak Tempuh dengan Laju Konsumsi Bahan Bakar HD785 Variasi jarak tempuh yang dilalui oleh tiap alat angkut tidak terlalu mempengaruhi besarnya laju konsumsi bahan bakar dari unit HD465 dan HD785. Hal ini disebabkan karena pengaruh kemiringan jalan yang lebih besar dan mengakibatkan mesin harus menghasilkan Rimpull yang cukup kuat untuk menarik beban kendaraan dan muatannya dengan bekerja pada gigi rendah. Sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih banyak apabila mesin bekerja pada gigi rendah dengan RPM mesin tinggi. 5.4 Pengaruh Persimpangan Jalan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada setiap jalur angkut, terdapat beberapa persimpangan jalan yang secara tidak langsung mempengaruhi konsumsi bahan bakar alat angkut. Pada saat kendaraan melintas di persimpangan jalan, kendaraan akan mengurangi kecepatan untuk menjaga keselamatan pengangkutan. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa konsumsi bahan bakar kendaraan lebih besar pada RPM mesin tinggi. Oleh karena itu, pada saat melewati persimpangan jalan, kendaraan kembali dipercepat untuk mencapai kecepatan pengangkutan ideal sehingga mesin bekerja pada RPM tinggi. Proses ini menyebabkan konsumsi bahan bakar yang berlebih pada unit HD465 dan HD785. Untuk melihat hubungan frekuensi persimpangan jalan dengan laju konsumsi bahan bakardapat dilihat pada Gambar 5.4 dan Gambar

5 Frekuensi Persimpangan Jalan LP1 - DP1 LP2 - DP2 LP3 - DP2 LP4 - DP Laju Konsumsi Bahan Bakar, Liter/jam Frekuensi Persimpangan Jalan Laju Konsumsi Bahan Bakar Gambar 5.4 Hubungan Frekuensi Persimpangan Jalan dengan Laju Konsumsi Bahan Bakar HD465 Frekuensi Persimpangan Jalan LP1 - DP1 LP2 - DP2 LP4 - DP Laju Konsumsi Bahan Bakar, Liter/jam Frekuensi Persimpangan Jalan Laju Konsumsi Bahan Bakar Gambar 5.5 Hubungan Frekuensi Persimpangan Jalan dengan Laju Konsumsi Bahan Bakar HD785

6 5.5 Perbandingan Nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (kg/kw.h) Unit HD465 dan HD785 Nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik menunjukkan besarnya jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk membangkitkan daya mesin sebesar 1 kw untuk bekerja dalam satu jam. Nilai ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pemilihan alat angkut yang paling efisien untuk pekerjaan tertentu, dalam hal ini pekerjaan pengangkutan material lapisan batuan penutup. Perbandingan Nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (kg/kw.h) Unit HD465 dan HD785 dapat dilihat dalam Gambar 5.6. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik, kg/kw.h 0,105 0,100 0,095 0,090 0,085 y = 0,003x 0,6 R² = 0,96 0,080 0,075 y = 0,013x 0,34 R² = 0,85 0, Total Tahanan, lbs / ton HD 465 HD 785 Gambar 5.6 Perbandingan Nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (kg/kw.h) Unit HD465 dan HD785 Dari Gambar 5.6 dapat diketahui bahwa unit HD 785 memiliki grafik yang lebih landai yang menandakan bahwa penggunaan unit HD 785 lebih efisien dalam hal bahan bakar dibanding unit HD 465 secara keseluruhan. Namun HD 465 lebih cocok untuk jalur pengangkutan dengan total tahanan di bawah 205 lbs/ton (RR 100 lbs/ton + GR 105 lbs/ton) karena penggunaan bahan bakar yang lebih efisien daripada unit HD 785. Artinya, pada jalur LP2-DP2 dan LP3-DP2 lebih baik menggunakan HD 465 sebagai alat angkut. Lalu pada jalur LP1-DP1 dan LP4-DP3, lebih efisien menggunakan unit HD 785 sebagai alat angkut utama. 41