STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS Muhammad Burhanuddin dan Harus Laksana Guntur Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya haruslg@me.its.ac.id Abstrak-Kinetik Energy Recovery System (KERS) adalah suatu upaya untuk menyimpan energi kinetik yang terbuang selama pengereman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan desain flywheel terhadap waktu pengosongan energi kinetik model KERS. Penelitian dilakukan dengan cara memvariasikan putaran dari motor penggerak sebagai representasi dari kecepatan awal kendaraan, menghitung waktu pengosongan energi untuk masing-masing flywheel, serta menghitung energi kinetik yang tersimpan oleh masing-masing flywheel untuk setiap putaran yang berbeda. Hasil dari penelitian ini adalah massa flywheel 1 3,004 kg,dengn inersia kg.m 2 dan radius girasi 0.07 kg,waktu pengosongan energi kinetik 3,4 detik 8,14 detik dan pemulihan energi kinetik 11,9 J 706,7 J.flywheel 2 memiliki massa 3,016 kg,inersia 0,0033 kg.m 2 dan radius girasi 0,0033 m waktu pengosongan enrgi kinetik 1,66 detik 5,34 detik dan pemulihan energi kinetik 1,3 J 159,5 J. Flywheel 3 memiliki massa 3,02 kg dengan inersia 0,0192 kg.m 2 dan radius girasi 0,08 m. waktu pengosongan energi 3,82 detik 16,98 detik. Pemulihan energi kinetik 19,7 J 5475,8 J. Besar pemulihan enrgi dan waktu pengosongan energi kinetik sebanding dengan radius girasinya. Kata kunci : Kinetik Energy Recovery System(KERS), Flywheel, Waktu pengosongan energi kinetik. K I. PENDAHULUAN inetic Energy Recovery System (KERS) adalah suatu upaya untuk menyimpan energi kinetik yang terbuang selama pengereman untuk digunakan sebagai tambahan tenaga pada saat kendaraan mulai berjalan atau berakselerasi. Pada sistem pengereman konvensional untuk mengurangi atau menghentikan laju kendaraan, energi kinetik akibat adanya kecepatan kendaraan diubah menjadi energi panas melalui gesekan antara kanvas rem (disc pad) dengan piringan cakram (disc) atau tromol(brake drum) yang kemudian dilepaskan ke udara. KERS mengubah energi kinetik yang terbuang selama pengereman tersebut ke dalam bentuk energi lain yang mudah dimanfaatkan seperti energi listrik, inersia dan sebagainya. Energi tersebut kemudian disimpan untuk dapat digunakan kembali di masa yang akan datang. Sistem pengereman yang memanfaatkan KERS ini lebih dikenal dengan Regenerative Braking System. Pengembangan KERS saat ini umumnya berupa elektrikal KERS. Suatu sistem yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik menggunakan lima macam perubahan bentuk energi ( kinetik listrik kimia listrik kinetik ) sehingga sistem ini memiliki efisiensi yang rendah, sekitar 36%. Sesuai dengan hukum dasar fisika bahwa mengubah satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain akan menghasilkan kerugian energi (losses). Suatu sistem yang lebih efisien dikenal dengan sistem mekanikal KERS. Energi kinetik kendaraan selama pengereman disimpan pada sebuah flywheel yang berputar cepat sehingga tidak terjadi perubahan bentuk energi. Dalam sistem ini desain flywheel menjadi sangat penting untuk dapat menyimpan eneregi kinetik sebanyak dan secepat mungkin serta mampu dikembalikan ke dalam energi kinetik kendaraan seefisien mungkin. Pada kendaraan perkotaan, dimana umumnya kendaraan berjalan lambat dan memiliki pola stop and go energi kinetik yang terbuang akibat pengereman sangat besar. Suatu penelitian di Edinburg menunjukkan data 47% dari siklus berkendara merupakan pengereman termasuk kondisi idle. Pada kecepatan tinggi Regenerative Braking System mampu meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar kurang lebih sebesar 20%. Pada kendaraan besar dan berat seperti bus dan truk besar energi kinetik yang hilang selama pengereman ini sangat besar. Dalam studi kali ini akan dibuat suatu model KERS yang mampu memodelkan kendaraan serta komponen-komponen mekanikal KERS lainnya dan meneliti pengaruh perubahan desain flywheel terhadap waktu pengosongan energi model KERS tersebut. II. METODE A. Pemodelan Mekanisme KERS Mekanisme model KERS terdiri dari clutch, sebuah transmisi tetap dari sepasang roda gigi lurus dan flywheel sebagai media penyimpan energi kinetik. Dalam penelitian ini mekanisme KERS tersebut dimodelkan terpasang pada differential truk Dutro 110 LD seperti terlihat pada gambar 1. Energi kinetik kendaraan diteruskan melalui poros roda penggerak dan diperbesar putarannya melalui rasio gigi differential dan transmisi roda gigi lurus sebelum meggerakkan flywheel. Gambar 1. Pemodelan Mekanisme KERS Pada Kendaraan Spesifikasi dari truk Dutro 110 LD yang dimodelkan dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Tabel 1. Spesifikasi Kendaraan truck Dutro 110 LD SPESIFIKASI BAGIAN NILAI TRANSMISI Perbandingan gigi Gigi ke-1 5,339 Gigi ke-2 2,792 Gigi ke-3 1,593 Gigi ke-4 1 Gigi ke-5 0,788 Gigi mundur 5,339 Final gear 5,125 RODA DAN BAN Jumlah roda 6 Berat 30 kg Ukuran Rim 16x5.50F-115 Ukuran ban PR Berdasarkan spesifikasi tersebut diketahui bahwa rasio final gear sebesar dan ukuran roda berdiameter 23 inch atau m. Variasi kecepatan awal kendaraan sebelum pengereman divariasikan sebesar 15 km/jam hingga 60 km/jam dengan penambahan kecepatan sebesar 5 km/jam. Model KERS dibuat dengan skala putaran 1 : 120. Sehingga besar putaran flywheel untuk setiap variasi kecepatan dapat ditabelkan sebagai berikut Kecepatan awal ( km/jam) Tabel 2. Putaran Flywheel Model KERS Jari-jari roda ( m ) Rasio Final Gear Rasio Fixed Gear B. Rancang Bangun Mekanisme Model KERS Sederhana Mekanisme KERS sederhana yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan motor listrik sebagai model dari energi kinetik kendaraan,tiga buah flywheel dengan penampang yang berbeda, dan sebuah mini generator sebagai sensor kecepatan angular dari flywheel. Keterangan gambar : 1. Motor listrik sebagai representasi energi kinetik kendaraan 2. Rangka 3. Pengatur kecepatan putar motor listrik (Variable Speed Drive) 4. Coupling 5. Bearing 6. Transmisi roda gigi lurus 7. One-way Clutch 8. Mekanisme penggerak One-way Clutch 9. Generator listrik sebagai pembaca putaran flywheel 10. Flywheel ke Flywheel ke Flywheel ke-3 C. Kalibrasi Sensor Kecepatan Angular Kalibrasi sensor dilakukan dengan cara mengukur tegangan yang dihasilkan oleh mini generator untuk setiap variasi kecepatan putar yang telah ditetapkan. Pada tahap ini model KERS dioperasikan dengan putaran tertentu kemudian putaran flywheel diukur menggunakan stroboscope sedangkan output tegangan dari mini generator diukur menggunakan oscilloscope. Hasil pengukuran tegangan yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 3 berikut Tabel 3. Output tegangan mini generator Tegangan ( volt ) , , , , , , , , , ,61 Hasil pengukuran tegangan tersebut kemudian dibuat grafik dan selanjutnya dilihat trendline dari grafik yang dihasilkan Gambar.2 Desain Mekanisme Model KERS Gambar.3 Grafik tegangan vs kecepatan putar D. Tahapan Pengujian Pengujian diawali dengan memasang flywheel yang akan diuji ke model KERS kemudian dilakukan pengaturan frekuensi VSD untuk mendapatkan putaran flywheel yang divariasikan. Untuk memastikan putaran sesuai dengan yang diinginkan, putaran flywheel diukur menggunakan stroboscope. Hasil pengaturan frekuensi pada VSD dicatat untuk pengujian selanjutnya.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Setelah langkah pengaturan frekuensi selesai dilakukan selanjutnya dilakukan pengujian. Flywheel diputar dengan frekuensi motor yang telah ditetapkan. Probe oscilloscope dipasang pada terminal + dan dari penyearah output generator. Setelah putaran flywheel stabil, oscilloscope dinyalakan (melakukan proses scanning) dan dilakukan pengereman hingga flywheel berhenti. Selanjutnya proses scan diakhiri dan data yang dihasilkan disimpan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Desain Flywheel Dalam merencanakan desain flywheel yang akan digunakan dalam pengujian terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan yaitu 1. Material yang digunakan Flywheel dibuat menggunakan baja AISI 1045 dengan sifatsifat sebagai berikut : Tegangan tarik maksimum : 72 ksi atau 496,44 MPa Massa jenis : 0,283 lb/in 3 atau 7849,99 kg/m 3 2. Putaran flywheel Berdasarkan rancangan pengujian yang telah ditetapkan,flywheel dioperasikan dengan rentang kecepatan putar 400 rpm 2000 rpm. 3. Angka Keamanan Untuk menjamin keamanan selama operasi digunakan angka keamanan untuk komponen dinamis yaitu 2 4. Dimensi flywheel Jari-jari maksimum flywheel yang digunakan dapat dihitung berdasarkan persamaan r = δ m ρ.ω 2.S f r = 496, ,99. 28,2 2.2 r = 6,2 m 5. Massa flywheel Massa flywheel yang digunakan ditetapkan sebesar 3 kg. 1) Desain Flywheel 1 = 3,004 kg Inersia = r 2 dm = Σ 0,5.π.ρ.(( R 4 r 4 ).t) m. (l2 +r 2 ) = 0,5.π.7849,99.[ (( 0, ,07 4 ). 0,024) + (( 0,07 4 0,06 4 ). 0,010) + (( 0, ,02 4 ). 0,010) + (( 0,02 4 0,010 4 ). 0,030) ] + 4. ( (0, )) = 0,0162 kg.m 2 Radius girasi = I m = 0,0162 3,004 = 0,07 m 2) Desain Flywheel 2 Gambar.5 Desain Flywheel 2 Gambar 5 menggambarkan detail dimensi dari flywheel 2. Flywheel 2 menggunakan tipe silinder berlubang, volume, massa, inersia dan radius girasi dari flywheel 2 dapat dihitung sebagai berikut volume = ( π 4 ( ).40) + ( π 4 ( ).50) mm 3 Massa = mm 3 = mm 3 = m 3 = massa jenis x volume = 7849,99 kg/m 3 x ( ) m 3 = 3,016 kg Inersia = r 2 dm = Σ 0,5.π.ρ.(( R 4 r 4 ).t) = 0,5.π.7849,99.[ (( 0,05 4 0,01 4 ). 0,04) + (( 0, ,01 4 ). 0,050) = 0,0033 kg.m 2 Radius girasi = I m Gambar.4 Desain Flywheel 1 Gambar 4 menggambarkan detail dimensi dari flywheel 1. Flywheel 1 menggunakan tipe ring dengan web, volume, massa, inersia dan radius girasi dari flywheel 1 dapat dihitung sebagai berikut = 0,0033 3,016 = 0,033 m 3) Desain Flywheel 3 volume = ( π 4 ( ).24) + ( π 4 ( ).10) Massa + ( π 4 ( ).10) + ( π 4 ( ).30) (4x6( ).10) mm 3 2 = ,25 mm 3 = m 3 = massa jenis x volume = 7849,99 kg/m 3 x ( ) m 3 Gambar.6 Desain Flywheel 3 Gambar 6 menggambarkan detail dimensi dari flywheel 3. Flywheel 3 menggunakan tipe flat disc. Volume,

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) massa, inersia dan radius girasi dari flywheel 3 dapat dihitung sebagai berikut volume = ( π 4 ( ).15) + ( π 4 ( ).8) Massa + ( π 4 ( ).30) mm 3 = ,38 mm 3 = m 3 = massa jenis x volume = 7849,99 kg/m 3 x ( )m 3 = 3,02 kg Inersia = r 2 dm = Σ 0,5.π.ρ.(( R 4 r 4 ).t) = 0,5.π.7849,99.[ (( 0, ,09 4 ). 0,015) + (( 0,09 4 0,02 4 ). 0,008) +(( 0,02 4 0,01 4 ). 0,03)] = 0,0192 kg.m 2 Radius girasi = I m = 0,0192 3,02 = 0,08 m B. Waktu Pengosongan Energi Kinetik Saat Setelah Pegereman Untuk mengetahui waktu pengosongan energi kinetik masing-masing flywheel dilakukan pengujian dengan cara memutar flywheel sampai dicapai kecepatan putar flywheel sesuai putaran yang divariasikan. Putaran flywheel diukur menggunakan stroboscope sebagai representasi dari kecepatan kendaraan sesaat sebelum pengereman. Setelah itu dilakukan pengereman dan putaran flywheel setelah pengereman diukur menggunakan mini generator dan hasilnya ditampilkan dalam oscilloscope. Berikut ini contoh grafik kecepatan putar masing-masing flywheel setelah pengereman dari kecepatan putar awal 1837,04 rpm Gambar.7 Grafik Kecepatan Putar Masing-Masing Flywheel Setelah Pengereman Dari Kecepatan Putar 1837,04 rpm ( a ) flywheel 1, ( b ) flywheel 2, ( c ) flywheel 3 Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa terjadi perbedaan putaran masing-masing flywheel terhadap variasi putaran yang diinginkan. Lama waktu pengosongan energi kinetik pada setiap putaran awal yang divariasikan dapat dilihat pada tabel 4 berikut Tabel 4. Waktu Pengosongan Energi Kinetik Masing-Masing Flywheel dengan Berbagai Variasi Kecepatan Awal Kecepatan Putar Flywheel 1 Flywheel 2 Flywheel 3 N (rpm) Waktu ( s ) N Waktu ( s ) N Waktu ( s ) , , , ,6 3, , , ,9 3, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,98 C. Perbandingan Waktu Pengosongan Energi Kinetik Pada pembahasan grafik sebelumnya terlihat bahwa kecepatan putar ketiga flywheel membentuk kurva parabolik serta waktu pengosongan energi kinetiknya akan semakin besar dengan bertambahnya kecepatan awal sebelum pengereman.berikut ini akan ditampilkan perbandingan dari kecepatan putar ketiga flywheel serta waktu pengosongan energi kinetiknya pada salah satu kecepatan awal yang divariasikan. ( a ) ( b ) ( c ) Gambar 8. Grafik Perbandingan Kecepatan Putar Flywheel 1, 2 dan 3 Setelah Pengereman Gambar 8 memperlihatkan perbandingan penurunan kecepatan putar pada masing-masing flywheel setelah dilakukan pengereman dari kecepatan putar 1830 rpm. Pada grafik terlihat kurva penurunan kecepatan putar ketiga flywheel terjadi secara cepat sesaat setelah pengereman, sementara penurunan kecepatan putar semakin berkurang seiring bertambahnya waktu sehingga kurva semakin melandai. Pada grafik di atas terlihat pula kurva penurunan kecepatan flywheel 1, 2 dan 3 proporsional terhadap radius girasi masing-masing flywheel. Kurva penurunan kecepatan flywheel 1 terlihat berhimpit dengan kurva kecepatan putar flywheel 2 sedangkan kurva kecepatan putar flywheel 3 jauh berbeda dari kedua flywheel lainnya. Gambar 9 menggambarkan waktu pengosongan energi kinetik dari ketiga macam penampang flywheel untuk tiap putaran yang divariasikan, dari grafik tersebut dapat

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) dilihat bahwa flywheel 3 memiliki waktu pengosongan energi kinetik paling lama. Sedangkan flywheel yang memiliki lama waktu pengosongan energi kinetik terkecil adalah flywheel 2. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar radius girasi flywheel, durasi waktu pengosongan energi flywheel akan semakin besar pula. Gambar 9 Grafik Perbandingan Waktu Pengosongan Energi Kinetik Masing-Masing Flywheel Setelah Dilakukan Pengereman dari Berbagai Kecepatan Putar yang Divariasikan D. Perhitungan Energi Kinetik yang Tersimpan Pada Flywheel Setelah Pengereman Waktu pengosongan energi kinetik setelah pengereman dipengaruhi oleh besarnya energi kinetik yang tersimpan pada flywheel. Semakin besar energi yang tersimpan maka semakin lama pula waktu pengosongan energi kinetiknya. Secara teoritis energi kinetik yang tersimpan dalam sebuah flywheel yang berputar dapat dihitung menggunakan rumus Berikut ini contoh perhitungan energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel secara teoritis pada kecepatan awal 60 km/jam atau 1837,04 rpm. Flywheel 1 E = 1 I ((2π 2 60 N t) 2 (( 2π 60 N 0) 2 ) E = 1 0,0162 ((2π )2 (( 2π ,04)2 ) = - 299,46 Joule Flywheel 2 E = 1 I ((2π 2 60 N t) 2 (( 2π 60 N 0) 2 ) E = 1 0,0033 ((2π )2 (( 2π ,04)2 ) = - 61 Joule Flywheel 3 E = 1 I ((2π 2 60 N t) 2 (( 2π 60 N 0) 2 ) E = 1 0,0192 ((2π )2 (( 2π ,04)2 ) = - 354,92 Joule Tanda negatif pada hasil perhitungan di atas menunjukkan pengurangan energi kinetik yang tersimpan pada masingmasing flywheel setelah pengereman hingga flywheel berhenti berputar. Jumlah total energi kinetik yang terrsimpan pada masing-masing flywheel merupakan jumlah total energi kinetik yang terbuang hingga flywheel berhenti. Jumlah energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel setelah pengereman secara teoritis dapat dilihat pada tabel 5 berikut Tabel 5. Jumlah Energi Kinetik yang Tersimpan pada Masing- Masing Flywheel Secara Teoritis pada Berbagai Kecepatan Awal Energi Kinetik ( J ) Flywheel 1 Flywheel 2 Flywheel Pada kenyataannya nilai kecepatan sudut ( ω ) flywheel setelah pengereman selalu berubah setiap waktu hingga akhirnya bernilai 0 pada saat flywheel berhenti berputar. Dengan demikian untuk menghitung jumlah energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel maka terlebih dahulu harus dicari persamaan kurva kecepatan putar flywheel setelah pengereman terhadap fungsi waktu. Kemudian dengan cara meng-integral-kan persamaan tersebut dengan batas waktu mulai pengereman hingga flywheel berhenti maka akan didapatkan luasan di bawah kurva atau jumlah total energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel. Berikut ini contoh grafik kecepatan putar masing-masing flywheel pada kecepatan awal 60 km/jam atau 1837,04 rpm ( a ) ( b ) ( c ) Gambar 10 Kurva kecepatan putar masing-masing flywheel setelah pengereman dengan kecepatan awal 1837,04 rpm ( a ) flywheel 1, ( b ) flywheel 2, ( c ) flywheel 3

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Hasil perhitungan energi kinetik dengan cara pengujian secara eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 5. Jumlah Energi Kinetik yang Tersimpan pada Masing- Masing Flywheel Secara Eksperimen pada Berbagai Kecepatan Awal Energi Kinetik ( J ) Flywheel 1 Flywheel 2 Flywheel E. Perbandingan Pemulihan Energi Kinetik Gambar 11 memperlihatkan perbandingan energi kinetik yang tersimpan pada flywheel 1,2 dan 3 setelah pengereman dengan perhitungan secara teoritis dan eksperimen. Gambar 11. Grafik Perbandingan Jumlah Energi Kinetik yang Tersimpan pada Masing-Masing Flywheel Secara Teoritis dan Eksperimen Pada grafik di atas terlihat bahwa dengan kecepatan awal sebelum pengereman yang semakin besar, jumlah energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel setelah dilakukan pengereman akan semakin besar pula. Jumlah energi kinetik yang tersimpan pada masing masing flywheel sesuai dengan besar radius girasinya. Semakin besar radius girasi flywheel maka kemampuan flywheel tersebut dalam menyimpan energi juga akan semakin besar. Besar energi kinetik yang tersimpan pada flywheel 1 dan 3 secara teoritis terlihat tidak jauh berbeda, namun pada perhitugan secara eksperimen terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena hasil pengerjaan flywheel 1 yang kurang sempurna sehingga timbul vibrasi pada putaran tinggi.besar energi kinetik yang tersimpan pada flywheel 2 baik secara teoritis maupun perhitungan secara eksperimen jauh lebih kecil dibanding energi kinetik yang tersimpan pada kedua flywheel lainnya. Secara umum hasil perhitungan energi kinetik secara eksperimen lebih besar dibandingkan dengan perhitungan secara teoritis hal ini karena perhitungan secara eksperimen menggunakan luasan di bawah kurva kecepatan putar sebagai representasi energi kinetik yang tersimpan pada flywheel setelah pengereman. IV KESIMPULAN Dari analisa yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Model KERS dibuat dengan skala putaran 1 : 120 dari kecepatan putar penggerak KERS yang dimodelkan 2. Flywheel 1 bertipe ring dengan web memiliki massa 3,004 kg, inersia 0,0162 kg.m 2 dan radius girasi 0,07 m. Flywheel 2 bertipe silinder berlubang dengan massa 3,016 kg, inersia 0,0033 kg m 2 dan radius girasi 0,033m. Flywheel 3 bertipe ring dengan web tipe disk memiliki massa 3,02 kg, inersia 0,0192 kg.m 2 dan radius girasi 0,08 m 3. Waktu pengosongan energi kinetik dipengaruhi oleh radius girasi flywheel,semakin besar radius girasinya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan energi kinetik flywheel tersebut 4. Karakteristik putaran flywheel setelah dilakukan pengereman membentuk kurva parabolik, pada saat awal pengereman putaran flywheel berkurang dengan cepat kemudian setelah beberapa saat pengurangan kecepatan putar menjadi lebih kecil dan kurva lebih landai 5. Waktu pengosongan energi flywheel 1 memiliki rentang 3,4 detik 8,14 detik. Flywheel 2 memiliki rentang 1,66 detik hingga 5,34detik. Flywheel 3 memiliki rentang 3,82 detik 16,98 detik 6. Energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel secara teoritis, flywheel 1 memiliki rentang energi kinetik 18,72 J 299,46 J. Flywheel 2 3,81 J 61 J dan flywheel 3 memiliki rentang energi kinetik 22,18 J 354,92 J 7. Energi kinetik yang tersimpan pada masing-masing flywheel secara perhitungan hasil eksperimen, Flywheel 1 memiliki rentang energi kinetik 11,9 J 706,7 J. Flywheel 2 1,3 J 159,5 J. Flywheel 3 memiliki rentang energi kinetik 19,7 joule 5475,8 joule. 8. Hasil perhitungan energi kinetik flywheel secara eksperimen lebih besar jika dibandingkan perhitungan secara teoritis. Oleh karena itu dalam perancangan flywheel yang akan digunakan dalam KERS sebaiknya dibuat model yang untuk mengetahui respon kecepatan putar flywheel setelah pengereman. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada laboratorium Vibrasi dan Sistim Dinamis Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS yang telah banyak mendukung kelancaran penelitian kali ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Boretti,Alberto.A Coupling of a KERS Powertrain and 4 Litre Gasoline Engine for Improved Fuel Economy in a Full Size Car.SAE Technical Paper : [2] Lee,Wooseung.June The Power of Converting Deceleration to Acceleration. University of Alberta [3] Kumar,Harish.Tanpa Tahun. Regenerative Braking. India [4]

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-5 1 Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik Andhika Iffasalam dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc PhD Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Dr. Triwahju Hardianto,

Lebih terperinci

Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh

Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh Oky Bayu Murdianto,dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc.,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Dr. Triwahju Hardianto,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) Pemodelan dan Analisa Energi Listrik Yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air (PLTG-AIR) Tipe Pelampung Silinder Dengan Cantilever Piezoelectric Sherly Octavia Saraswati dan Wiwiek

Lebih terperinci

PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR

PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME AAT PEMBANGKIT ISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERINTASAN PORTA AREA PARKIR Anthony Nugroho 1) Joni Dewanto 2) Program Otomotif Program Studi Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

HADID BISMARA TEDJI

HADID BISMARA TEDJI PERANCANGAN FLYWHEEL UNTUK SISTEM HYBRID PADA ATC BUS TRANS JAKARTA BERDASARKAN MODEL DINAMIKA LONGITUDINAL KENDARAAN YANG MENYERTAKAN INTERAKSI PENGEMUDI KENDARAAN PADA DRIVING CYCLE PULAU GADUNG MONAS

Lebih terperinci

Studi Aplikasi Flywheel Energy Storage Untuk Meningkatkan Dan Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Studi Aplikasi Flywheel Energy Storage Untuk Meningkatkan Dan Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Studi Aplikasi Flywheel Energy Storage Untuk Meningkatkan Dan Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Oleh : Moh. Syaikhu Aminudin Pembimbing: Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST. MT

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR

PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR Oleh : Chandra Setiyawan 2111 106 026 Dosen pembimbing : Yohanes ST., M.Sc. NIP. 198006272012121003

Lebih terperinci

Karakteristik KERS E3 (Kinetik Energi Recoveri Sistem Evolusi 3) Sebagai Pengisi Energi Listrik Kendaraan Listrik Universitas Jember

Karakteristik KERS E3 (Kinetik Energi Recoveri Sistem Evolusi 3) Sebagai Pengisi Energi Listrik Kendaraan Listrik Universitas Jember R.E.M.(Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No.1. 2016 ISSN 2527-5674 (print), ISSN 2528-3723 (online) Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/rem DOI: http://doi.org/10.21070/r.e.m.v1i1.168

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API

ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API OLEH : DWI MUKTI JANUARTA 2108100609

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT Siti Nafaati dan Harus

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg)

Tabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus listrik. Pengujian dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Menentukan beban yang akan

Lebih terperinci

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3) ANALISA PENGARUHGERAKAN BANDUL DENGAN DUA PEMBERAT DAN SUDUT YANG BERBEDA TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT - SISTEM BANDULAN ( PLTGL-SB ) Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN Muhammad Habibi NRP 2110 106 022 Dosen Pembimbing Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng. Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA 443 / Teknik Energi LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA RANCANG BANGUN KERS E3 (KINETIK ENERGI RECOVERI SISTEM GENERASI 3) TIM PENGUSUL M. E. Ramadhan, ST., MT. / NIDN. 0030048701 DIBIAYAI OLEH Daftar

Lebih terperinci

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Asroful Anam Jurusan Teknik Mesin S-1 FTI ITN Malang, Jl. Raya Karanglo KM 02 Malang E-mail:

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

Kata kunci : regenerative shock absorber, orifice, gaya redam, daya bangkitan

Kata kunci : regenerative shock absorber, orifice, gaya redam, daya bangkitan Banjarmasin, 7-8 Oktober 15 Pengaruh Variasi Diameter Orifice Terhadap Karakteristik Dinamis Hydraulic Motor Regenerative Shock Absorber (HMRSA) dengan Satu Silinder Hidraulik Aida Annisa Amin Daman 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah, metodologi yang digunakan, dan sistematika

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC

STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC Alain irjik Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI DAN AMPLITUDO GETARAN PADA MATERIAL MULTILAYER PIEZOELECTRIC TERHADAP ENERGI YANG DIBANGKITKAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI DAN AMPLITUDO GETARAN PADA MATERIAL MULTILAYER PIEZOELECTRIC TERHADAP ENERGI YANG DIBANGKITKAN STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI DAN AMPLITUDO GETARAN PADA MATERIAL MULTILAYER PIEZOELECTRIC TERHADAP ENERGI YANG DIBANGKITKAN Bagus D. Anugrah Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OTOMATIK KOPLING MAGNETIK PADA SISTEM KERS SEPEDA MOTOR SUZUKI RC 110 CC

PENGENDALIAN OTOMATIK KOPLING MAGNETIK PADA SISTEM KERS SEPEDA MOTOR SUZUKI RC 110 CC PENGENDALIAN OTOMATIK KOPLING MAGNETIK PADA SISTEM KERS SEPEDA MOTOR SUZUKI RC 110 CC Muhammad Nur Rahmat NRP 2108 030 009 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Bambang Sampurno. MT PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, namun energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Aplikasi Hukum Kekekalan Energi ini dapat dilihat

Lebih terperinci

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2 Analisa Keausan Kampas Rem (Ahmad Taufik, dkk) ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN Ahmad Taufik 1*, Darmanto 2 dan Imam Syafa at 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

KOPLING DAN REM RINI YULIANINGSIH

KOPLING DAN REM RINI YULIANINGSIH KOPLING DAN REM RINI YULIANINGSIH 1 Definition Clutch/Kopling: adalah alat yang digunakan untuk mengubungkan atau memutuskan komponen yang digerakkan dari penggerak utama dalam sistem Break/Rem: adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL ANDY PRASETYO (2105100138) Dosen Pembimbing: Ir. Abdul Aziz Achmad JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Erfandi Carera, et al.rancang Bangun Alat Sistem Pemulihan Energi Kinetik (KERS) Untuk Pengisian Energi Pada Baterai Mobil Listrik

Erfandi Carera, et al.rancang Bangun Alat Sistem Pemulihan Energi Kinetik (KERS) Untuk Pengisian Energi Pada Baterai Mobil Listrik RANCANG BANGUN ALAT SISTEM PEMULIHAN ENERGI KINETIK (KERS) UNTUK PENGISIAN ENERGI PADA BATERAI MOBIL LISTRIK (DESIGN OF KINETIC ENERGY RECOVERY SYSTEM (KERS) FOR BATTERY CHARGING ON ELECTRIC CARS) Erfandi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung sistem secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-108 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry dan Yusuf

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran

Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran SidangTugas Akhir Bidang Studi : Desain Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran Disusun oleh : Prisca Permatasari NRP. 2105 100

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD 1 RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD Hangga Dwi Perkasa dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk BAB II DASAR TEORI.1 Konsep Dasar Rotating Disk Rotating disk adalah istilah lain dari piringan bertingkat yang mempunyai kemampuan untuk berputar. Namun dalam aplikasinya, penggunaan elemen ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Hasil Pengujian Mobil Normal 4.1.1 Hasil Pemeriksaan pada Mercedes E280 tahun 2008 dengan kondisi mesin normal dan putaran idle Tabel 4. Aktual data Mercedes E280

Lebih terperinci

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z. 3.1 Diagram Alir Modifikasi BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN Mulai Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z Target Desain Modifikasi Perhitungan Modifikasi

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) merupakan kegiatan yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun kendaraan yang aman, irit dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL 1 SIDANG TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL Dosen Pembimbing: Dr.Eng.Harus Laksana Guntur, ST., M.Eng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 20 Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian perbandingan antara menggunakan alat Semi-automatic

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan Hybrid Sapujagad

Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan Hybrid Sapujagad JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan Hybrid Sapujagad Dimaz Gesang Billy Christanyo dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Tabel Hasil Pengujian. Kecepatan angin ( km/jam ) Putaran Turbin Angin (rpm) Tingkat Suara (db)

Tabel Hasil Pengujian. Kecepatan angin ( km/jam ) Putaran Turbin Angin (rpm) Tingkat Suara (db) Skema Pengujian Tabel Hasil Pengujian Kecepatan angin ( km/jam ) Putaran Turbin Angin (rpm) Tingkat Suara (db) Pengujian untuk Mengetahui Kecepatan Maksimum dari Titik-Titik pada Sepeda Motor yang telah

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ANA LANGGENG PURNOMO D200 08 0129 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print) E27 Rancang Bangun dan Analisis Karakteristik Dinamis Atmospheric Pressure Shock Absorber (APSA) dengan Diameter Silinder 60 mm dan Diameter Orifice 1 mm Pada Kendaraan Angkut Bima Adisetya Putra dan Harus

Lebih terperinci

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo

Lebih terperinci

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi KARAKTERISTIK UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH DENGAN VARIASI VOLUME SILINDER DAN PERBANDINGAN KOMPRESI Oleh : ANDIK IRAWAN dan ADITYO *) ABSTRAK Perbedaan variasi volume silinder sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. TUJUAN PENGUJIAN... 1 3. MACAM MACAM PERALATAN UJI... 2 4. INSTALASI PERALATAN UJI...

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1 Studi Eksperimen Optimasi Sudut Pengapian Terhadap Daya pada Motor Bakar 4 Langkah 1 Slinder dan Rasio Kompresi 9,5:1 dengan Variasi Campuran Bensin Premium dan Bioetanol Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Sidang Tugas Akhir Bidang Studi : Desain STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Disusun oleh : DENNY SAPUTRA NRP. 2105

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir PENGUJIAN PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN MOTOR TERHADAP DAYA PADA SISTEM TRANSMISI CVT OLEH: M. WAHYU ARDANI 2107 030 035 PEMBIMBING : IR. SUHARIYANTO, MSC Program Studi D3 Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat Penelitian Susunan peralatan yang akan digunakan pada penelitian alat konversi energi listrik mekanik dari laju kendaraan sebagai berikut: 1 2 8 9 3 4 7 5 6 Gambar 3.1.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA LAT PULL DOWN (ALAT FITNES) SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

NASKAH PUBLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA LAT PULL DOWN (ALAT FITNES) SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF NASKAH PUBLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA LAT PULL DOWN (ALAT FITNES) SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Diajukan Oleh: FENDI SEPTIAWAN NIM : D400 090 020 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG? PERUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dipecahkan dalam studi ini adalah : Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa power loss pada engine bus Hino R260 yang diakibatkan kesalahan pemindahan gigi

Lebih terperinci

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-13 Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin Rahmat Taufiqurrahman dan Vivien Suphandani

Lebih terperinci

Hybrid electric-petroleum vehicles. Mobil hybrid adalah mobil yang berjalan dengan dua sumber tenaga, yaitu ICE dan motor listrik.

Hybrid electric-petroleum vehicles. Mobil hybrid adalah mobil yang berjalan dengan dua sumber tenaga, yaitu ICE dan motor listrik. Hybrid electric-petroleum vehicles Mobil hybrid adalah mobil yang berjalan dengan dua sumber tenaga, yaitu ICE dan motor listrik. Jenis-jenis Hybrid Electric Vehicle Berdasarkan struktur drivetrain: Seri

Lebih terperinci

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI 2711100129 MUHAMMAD SAYID D T 2711100132 REIGINA ZHAZHA A 2711100136 PENGERTIAN Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL Oleh: Adin Putra Rachmawan (4210 100 086) Pembimbing 1 : DR. I Made Ariana, S.T., M.T. Pembimbing 2 : Ir. Indrajaya Gerianto,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY Sangriyadi Setio 1 dan Antonius Irwan 2 Program Studi Teknik Mesin, FTMD, ITB Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (212) ISSN: 231-9271 1 Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1 Pradana Setia B.L dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin ITS, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI Mochammad Reza Pahlevi, Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Analisa Kestabilan Arah pada Kendaraan Formula Sapu Angin Speed Berdasarkan Variasi Posisi Titik Berat, Kecepatan dan Tes Dinamik Student Formula

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm E126 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm Idestrian Adzanta dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i iii v vii ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah

Lebih terperinci