Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita
|
|
- Suharto Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT DETEKSI DINI MENGGUNAKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT PADA WANITA USIA SUBUR DI RW IV DESA CANGKOL MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN 2015 Oleh Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT DETEKSI DINI MENGGUNAKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT PADA WANITA USIA SUBUR DI RW IV DESA CANGKOL MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN Pada tahun 2013 diperkirakan kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Tingginya kasus kanker serviks disebabkan oleh sikap wanita usia subur (WUS) dalam pencegahan yang kurang serta minat deteksi dini yang kurang, karena deteksi dini kanker serviks masih dianggap tabu di masyarakat. Hal ini berdampak keterlambatan untuk terdeteksi, sehingga kanker serviks diketahui sudah masuk stadium lanjut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan inspeksi visual asam asetat pada wanita usia subur. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua wanita usia subur di RW IV Desa Cangkol pada bulan April 2015 sebanyak 183 WUS. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling, sampel yang diambil 92 orang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data univariat menggunakan rentang skala dan analisis data bivariat menggunakan Kendall s Tau. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis univariat sikap pencegahan kanker serviks baik sebesar 61 orang (66,1%) dan sikap cukup 31 orang (33,7%). Minat tinggi dalam deteksi dini menggunakan inspeksi visual asam asetat sebanyak 58 orang (63%) dan minat sedang sebanyak 34 orang (37%). Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai z hitung (11, 96) > z tabel (1,96). Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan inspeksi visual asam asetat pada wanita usia subur di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 102
2 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Berdasarkan BAB IV Bagian keenam Pasal 72 UU No. 36 Tahun 2009 tertulis bahwa setiap orang berhak menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman serta bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah. Salah satu contoh penyakit kesehatan organ reproduksi yang menduduki peringkat 1, 2, 3 pertama di Indonesia adalah kanker serviks. Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti, namun terdapat salah satu faktor penyebab kanker serviks yakni Human Papiloma Virus. Terdapat berbagai macam jenis Human Papiloma Virus, namun yang menimbulkan resiko tinggi terjadinya pra-kanker adalah jenis 16 dan Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 setiap tahun > wanita meninggal akibat kanker serviks. Diperkirakan kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya di Indonesia, sedangkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah kanker leher rahim sebanyak 909 kasus tahun Kasus tersebut menimbulkan kematian wanita di negara berkembang 5, 6, 7 mencapai >85%. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 ditemukan kasus kanker serviks sebesar 106 dan pada tahun tersebut di Mojolaban terdapat kematian 2 wanita dikarenakan kanker serviks. Hal ini terjadi karena tidak dilakukannya deteksi dini kanker serviks dan di pelayanan kesehatan setempat belum melayani deteksi dini kanker serviks. Tingginya kasus kanker serviks disebabkan oleh sikap wanita usia subur (WUS) dalam pencegahan yang kurang serta minat deteksi dini yang kurang, karena deteksi dini kanker serviks masih dianggap tabu di masyarakat. Akibatnya, kanker serviks diketahui setelah memasuki stadium lanjut, sehingga kanker ini sering disebut sebagai silent killer. 6, 8 Salah satu upaya untuk menekan tingginya kejadian kanker serviks maka dilakukan pencegahan sejak dini. Pencegahan adalah hal paling sederhana dan mudah dilakukan. Pencegahan kanker serviks yang dapat dilakukan oleh wanita usia subur antara lain menjaga personal hygiene dan vulva hygiene yang benar, tidak melakukan hubungan seksual pada usia <20 tahun, tidak berganti-ganti pasangan serta tidak merokok. Melakukan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan vaksinasi Human Papiloma Virus. IVA test merupakan metode alternatif untuk skrining kanker serviks, dikarenakan biaya yang terjangkau, mudah dan praktis dilaksanakan, (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 103
3 dapat dilakukan oleh bidan, serta hasilnya dapat segera diketahui. Sikap pencegahan kanker serviks yang baik dan minat melakukan IVA test yang tinggi akan mempengaruhi perubahan perilaku agar terhindar dari kanker serviks. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, 10 dari 189 wanita di RW IV Desa Cangkol, Mojolaban, Sukoharjo didapatkan hasil bahwa 3 wanita memiliki sikap baik dan 7 wanita memiliki sikap cukup dalam pencegahan kanker serviks, sedangkan dalam minat deteksi dini menggunakan IVA test terdapat 1 wanita memiliki minat tinggi, 8 wanita memiliki minat sedang dan 1 wanita memiliki minat rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Sikap Pencegahan Kanker Serviks dengan Minat Deteksi Dini Menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat pada wanita usia subur di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun 2015? 3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat pada wanita usia subur di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun Tujuan Khusus : (a) Mengetahui sikap pencegahan kanker serviks pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun 2015 berdasarkan karakteristik umur, pendidikan dan sumber informasi yang didapat; (b) Mengetahui minat deteksi dini menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun 2015 berdasarkan karakteristik umur, pendidikan dan sumber informasi yang didapat; (c) Mengetahui hubungan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor resikodengan faktor efek. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu peneliti akan melakukan observasi atau pengukuran antar variabel pada saat yang sama. 9 (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 104
4 2. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: (a) Variabel bebas (independen) yaitu sikap pencegahan kanker serviks pada wanita usia subur (WUS); (b) Variabel terikat (dependen) yaitu minat deteksi dini menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada WUS. 3. Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Parameter dan Kategori 1. Variabel bebas Reaksi terhadap informasi Kategori: Sikap tentang pencegahan kanker a. Baik (92-122) pencegahan serviks pada wanita usia 15- b. Cukup (61-91) kanker serviks 49 tahun yang meliputi: c. Kurang (30-60) pada WUS a. Pengertian kanker serviks b. Penyebab kanker serviks RS = c. Tanda dan gejala kanker serviks d. Faktor resiko kanker serviks e. Pencegahan primer, skunder dan tersier 2. Variabel terikat Minat deteksi dini mengguna kan IVA test kanker serviks Ketertarikan wanita usia dalam melakukan deteksi dini kanker serviks menggunakan IVA test yang dapat dinilai berdasarkan: a. Adanya keinginan b. Adanya Perhatian c. Adanya ketertarikan d. Adanya kebutuhan e. Adanya harapan f. Adanya dorongan dan kemauan Kategori: a. Tinggi (92-122) b. Sedang (61-91) c. Rendah (30-60) RS = Alat Ukur Kuesioner Pernyataan positif: SS=4, S=3, TS=2. STS=1 Pertanyaan negatif: SS=1, S=2, ST=3, STS=4 Kuosioner Pernyataan: positif: SS=4, S=3, TS=2. STS=1 Pertanyaan negatif: SS=1, S=2, ST=3, STS=4 Skala Pengukuran Skala ordinal Skala ordinal 4. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WUS yang berada di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo pada bulan April minggu ke-1 tahun 2015 yaitu sebesar 183 WUS. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik accidental sampling, yaitu WUS yang berusia tahun yang hadir saat dilakukan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti pada waktu acara pertemuan karang taruna yaitu sebesar 20 responden dan acara arisan bulan ibu-ibu sebesar 72 responden sehingga total sampel sebanyak 92 responden. (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 105
5 5. Alat dan Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) yang berjenis kuesioner tertutup. Kuesioner sikap terdiri dari 30 pernyataan. Kuesioner minat terdiri dari 30 pernyataan. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang di peroleh dengan menyebarkan kuesioner kepada WUS yang berusia tahun yang hadir saat dilakukan pengambilan data. 6. Metode Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer melalui tahapan : (a) Editing; (b) Coding; (c) Scoring; (d) Tabulating Analisis Data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Untuk analisis variabel sikap dan minat menggunakan rumus rentang skala (RS) sebagai berikut: 10 RS = m n b Keterangan: RS = rentang skala m = skor tertinggi pada skala n = skor terendah dalam skala b = jumlah kelas atau kategori yang kita buat Jumlah kategori yang ditetapkan pada variabel sikap dalam penelitian ini ada tiga, yaitu : baik, cukup dan kurang. Dengan demikian didapatkan m = 30 x 4 = 120, n = 30 x 1 = 30, b = 3 sehingga : RS = = 30 3 Nilai interpretasi variabel sikap adalah sebagai berikut : a) Baik = b) Cukup = c) Kurang = Jumlah kategori yang ditetapkan pada variabel minat dalam penelitian ini ada tiga, yaitu : baik, cukup dan kurang. Dengan demikian didapatkan m = 30x4 = 120, n = 3x1 = 30, b = 3 sehingga: RS = = 30 3 Nilai interpretasi variabel minat adalah sebagai berikut : a) Tinggi = b) Sedang = c) Rendah = (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 106
6 Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis bivariat dilakukan menggunakan korelasi Kendall s Tau karena variabel independen dan variabel dependen pada penelitian adalah skala ordinal. Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial. Berikut ini adalah rumus Kendall s Tau: 11 A B T = N( N 1) 2 Keterangan: T = koefisien korelasi Kendall s Tau A = jumlah ranking atas B = jumlah rangking bawah N = jumlah sampel Z = T 2(2N 5) 9N( N 1) Keterangan: Z = nilai statistik hitung T = koefisien korelasi Kendall s Tau N = jumlah sampel Jika z hitung > z tabel maka Ho ditolak artinya signifikan. Jika z hitung < z tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis two tail (dua arah) dengan ketentuan α = 5% (0,05). Kemudian mencari nilai z di tabel kurva normal, setelah nilai z tabel sudah diketahui kemudian dibandingkan dengan nilai z hitung yang sudah dilakukan diatas Hasil Penelitian a. Karakteristik Responden HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No Karakteristik Frekuensi Persentasi (%) 1. Umur ,7 15,2 15,2 21,7 17,4 8,8 Jumlah (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 107
7 2. Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 3. Sumber Informasi Internet Televisi Majalah ,8 30,4 39,1 4,3 5,4 Jumlah Jumlah Sumber: Data primer 2015 b. Sikap Pencegahan pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun 2015 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Pencegahan Kanker Serviks pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun 2015 No. Sikap Frekuensi Persentasi (%) 1. Baik 61 66,3 2. Cukup 31 33,7 3. Kurang - - Jumlah Sumber: Data primer 2015 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Sikap Pencegahan Kanker Serviks Berdasarkan Karakteristik Responden No. Sikap Baik Cukup Jumlah Karakteristik F % F % F % 1. Umur ,9 1 1, ,3 4 4,3 8 8, ,9 3 3, , ,7 6 6, , ,2 7 7, , ,8 7 7, , ,5 3 3,3 8 8,8 Jumlah 61 66, , Pendidikan SD 9 9, , ,7 SMP 19 20,6 9 9, ,4 SMA 25 27, , D3 3 3,3 1 1,1 4 4,4 S1 5 5, ,5 Jumlah 61 66, , Sumber Informasi Internet 18 19,6 2 2, ,8 Televisi 39 42, , ,2 Majalah 4 4,3 8 8, Total 61 66, , Sumber: Data Primer Tahun 2015 (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 108
8 c. Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun 2015 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA WUS pada No. Minat Frekuensi Persentasi (%) 1. Tinggi Sedang Rendah - - Jumlah Sumber: Data primer 2015 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Hasil Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS Berdasarkan Karakteristik Responden No. Minat Karakteristik Tinggi Sedang Jumlah F % F % F % 1. Umur ,8 3 3, ,3 4 4,3 8 8, ,8 5 5, , ,7 6 6, , ,2 6 6, , ,8 7 7, , ,5 3 3,3 8 8,7 Jumlah Pendidikan SD 9 9, , ,7 SMP 19 20,6 9 9, ,4 SMA D3 2 2,2 2 2,2 4 4,4 S1 4 4,3 1 1,1 5 5,4 Jumlah Sumber Informasi Internet 15 16,3 5 5, ,8 Televisi 39 42, , ,2 Majalah 4 4,3 8 8, Total (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 109
9 d. Hubungan Antara Sikap Pencegahan Kanker Serviks dengan Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Sikap Pencegahan Kanker Dengan Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS Minat Tinggi Sedang Jumlah Sikap F % F % F % Baik 56 60,8 5 5, ,3 Cukup 2 2, , ,7 Jumlah Sumber: Data Primer 2015 Tabel 8. Hubungan Antara Sikap Pencegahan Kanker Serviks dengan Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS Minat Kendall s Tau b Analisis Bivariat Sikap Minat Hubungan Koefisien Sikap 1,000 0,836 Signifikan 2 tail,,000 N Hubungan Koefisien Minat 0,836 1,000 Signifikan 2 tail,,000 N Sumber: Data primer 2015 Berdasarkan tabel 8. diketahui hasil koefisien korelasi Kendall s Tau sebesar 0,836 dengan angka signifikansi 0,000. Setelah diketahui nilai maka dapat dihitung nilai z sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan uji 2 sisi (two tail) dengan α = 5% (0,05) maka alpha harus di bagi 2, (0,05 : 2 = 0,025). Untuk mencari nilai z di tabel kurva normal, maka peluang yang dicari adalah 0,5-0,025 = 0,4750, sehingga pada tabel ditemukan nilai z = 1,96. Karena z hitung (11,94) > z tabel (1,96) maka H 0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap pencagahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 110
10 2. Pembahasan a. Sikap Pencegahan Kanker Serviks pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun 2015 Sikap adalah salah satu unsur kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan negatif. 13 Penelitian yang telah dilakukan pada WUS di RW IV Desa Cangkol, mayoritas WUS memiliki sikap yang baik yaitu sebesar 61 (66,3%) sedangkan WUS yang memiliki sikap cukup sebesar 31 (33,7%). Perbedaan sikap tersebut terjadi karena adanya faktor pembentuk sikap yang berbeda pada tiap responden. Faktor pembentuk sikap responden antara lain adalah umur, pendidikan dan informasi yang pernah didapat (media massa). Menurut teori pembentukan sikap, ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap sikap, namun setelah dilakukan penelitian ada beberapa faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan. Faktor pembentuk sikap yang pertama adalah umur, yakni usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 13 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa 8 responden pada kategori umur yang berbeda yakni kategori umur terdapat 5 WUS memiliki sikap baik dan 3 WUS memiliki sikap cukup, sedangkan pada kategori umur terdapat 4 WUS memiliki sikap baik dan 4 WUS memiliki sikap cukup. Namun, terdapat pula hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kematangan berfikir dan bekerja seseorang tidak dipengaruhi oleh kedewasaan atau umur sesorang, karena pada 14 responden pada kategori umur terdapat 11 WUS memiliki sikap baik dan 3 WUS memiliki sikap cukup, sedangkan pada kategori umur terdapat 5 WUS memiliki sikap baik dan 6 WUS memiliki sikap cukup. Perbedaan pembentukan sikap berdasarkan umur ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan, hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 13 Sehingga dapat disimpulkan bahwa umur tidak selalu memberikan hasil sikap yang sesuai. Berdasarkan teori tentang pendidikan, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. 13 Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki sikap baik berpendidikan SD sebanyak 9,8%, sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 27,1%. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. 13 Faktor pembentukan sikap selanjutnya adalah media massa, pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 111
11 secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa sangat diperlukan dalam pembentukan sikap. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, responden yang memiliki sikap baik mendapatkan informasi dari internet (18 responden), televisi (39 responden), dan majalah (4 responden), sedangkan responden yang memiliki sikap cukup mendapatkan informasi dari internet (2 responden), televisi (22 responden), dan majalah (7 responden). Pada karakteristik ini televisi cenderung membentuk sikap yang baik karena adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap tertentu. 13 Usaha informasi tentang kanker serviks ini didukung dengan banyaknya tayangan televisi yang menyajikan acara tentang kesehatan khususnya kanker serviks, serta dari kementrian kesehatan Indonesia juga telah memberikan suatu tindakan promosi kesehatan untuk tindakan pencegahan kanker serviks melalui sebuah iklan televisi. Suatu dukungan yang positif dari pemerintah untuk wanita agar sadar terhadap kesehatan reproduksi. b. Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun 2015 Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan tanpa ada yang menyuruh. 13 Sesorang yang mempunyai minat pada suatu objek, dia akan tertarik terhadap objek tersebut. 16 Hasil penelitian ini mengungkapkan minat responden berdasarkan tested interest, yakni minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan. 18 Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan 58 responden (63%) memiliki minat untuk deteksi dini IVA test tinggi, sedangkan 34 responden (37%) memiliki minat yang sedang. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi minat, yakni tanggapan. Tanggapan adalah banyaknya peristiwa yang tinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan. Tanggapan terjadi setelah adanya pengamatan, maka semakin jelas individu mengamati suatu objek, akan semakin positif tanggapannya. Seseorang yang memiliki tanggapan yang positif akan membentuk suatu persepsi, yakni proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu, biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila benda yang kita ingat atau yang kita identifikasikan adalah objek yang mempengaruhi persepsi, maka tanggapan secara langsung mempengaruhi suatu objek atau rangsangan yang dalam hal ini adalah minat deteksi dini menggunakan IVA test. 14 Terdapat pula faktor eksternal yang menjadi pembentuk minat, yaitu lingkungan sekolah (pendidikan). Sekolah akan membentuk potensi yang ada didalamnya untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berperan penting dalam pembentukan minat. Minat tinggi pada responden yang berpendidikan SD sebesar 9,8% sedangkan responden berpendidikan SMP sebesar 28%. Hal (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 112
12 ini menunjukkan semakin tinggi pendidikan yang didapat, semakin tinggi pula minat deteksi dini IVA test. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahma, RA dan Fitria P (2011) yang meneliti pengaruh minat WUS dalam pemeriksaan IVA, dimana penelitian tersebut menggunakan uji chi square dengan hasil pendidikan (p value (0,019) < (0,05)) mempengaruhi minat WUS dalam deteksi dini IVA test. Selain itu ada faktor dukungan keluarga yang mempengaruhi minat WUS dalam IVA test (p value (0,019) < (0,05)). 15 Faktor eksternal selanjutnya yang mempengaruhi minat adalah lingkungan sosial, misalnya faktor dukungan keluarga. Faktor dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan minat karena keluarga adalah orang yang lebih dekat dengan individu, sehingga dapat timbul motif dan mampu mendorong individu untuk melakukan pemeriksaan IVA. Jika dukungan keluarga kurang semakin rendah juga minatnya, jika dukungan keluarga cukup minatnya sedang, dan sebaliknya semakin baik dukungan keluarga seseorang semakin tinggi juga minat melakukan pemeriksaan IVA. 15 c. Hubungan Antara Sikap Pencegahan Kanker Serviks dengan Minat Deteksi Dini Menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo Tahun 2015 Berdasarkan hasil analisis bivariat hubungan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan IVA test pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun 2015 disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan IVA pada WUS dimana dengan nilai τ = 0,836 dan uji signifikansi z hitung (11,94) > z tabel (1,96). Sikap berpengaruh pada pembentukan minat karena adanya kecenderungan dalam subjek untuk menerima atau menolak suatu objek yang berharga baik atau tidak. 14 WUS yang telah mendapatkan informasi dari berbagai media kemudian akan mengapresiasikan dalam faktor yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama berbekas. 13 Seseorang yang mendapatkan dan mendalami informasi tersebut, mulailah timbul minat pada suatu objek, dan dia akan tertarik kepada objek tersebut. Selanjutnya orang tersebut akan selalu mengikuti perkembangan informasi tentang obyek tersebut. Pengalaman atau informasi yang telah didapat menjadi domain dalam pembentukan sikap dan minat. 16 Berdasarkan teori tentang minat, terdapat lingkungan fisik yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, misalnya pelayanan kesehatan yang tidak mudah di akses dan belum tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi terdekat, dimana hal tersebut akan membuat perubahan ketertarikan terhadap objek. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan 5 responden memiliki sikap baik namun minat sedang. Sesuai dengan kondisi di Kecamatan Mojolaban yang belum terdapat fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi yang dapat (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 113
13 memberikan pelayananan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks terutama IVA, sehingga membuat WUS jika ingin periksa IVA harus ke fasilitas pelayanan yang ada di kota. Selain itu terdapat pula faktor lingkungan sosial yang berpengaruh, yaitu adanya interaksi individu yang satu dengan yang lain. Keadaan masyarakat akan memberi pengaruh tertentu kepada interaksi antar individu pada masyarakat yang bersifat positif, hal ini didukung oleh adanya 2 responden memiliki sikap cukup namun minat tinggi. 14 Lingkungan sosial disini termasuk dukungan keluarga, teman dan orang lain yang dianggap penting, seperti tokoh masyarakat dan petugas kesehatan setempat. Di RW IV Desa Cangkol ini tokoh masyarakat seperti istri dari ketua RT atau RW sangat berperan dalam pembentukan minat karena sering dilakukan pertemuan warga melalui karang taruna ataupun arisan ibu-ibu sehingga lebih mudah untuk mengajak WUS agar tertarik untuk pemeriksaan IVA. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Sikap pencegahan kanker serviks pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun 2015 mayoritas memiliki sikap baik pada responden yang berumur 36-40, berpendidikan SMA dan mendapatkan sumber informasi dari televisi. b. Minat deteksi dini menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun 2015 mayoritas memiliki minat tinggi pada responden berumur tahun, berpendidikan SMA, dan mendapatkan informasi dari televisi.. c. Ada hubungan yang signifikan antara sikap pencegahan kanker serviks dengan minat deteksi dini menggunakan IVA pada WUS di RW IV Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo tahun Saran a. Bagi Puskesmas Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cara memberikan konseling dan penyuluhan tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks serta memberikan pelayanan IVA untuk masyarakat setempat. b. Bagi Wanita Usia Subur Diharapkan WUS di RW IV Desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dapat meningkatkan sikap yang cukup menjadi sikap yang baik, dan meningkatkan minat yang sedang menjadi minat yang tinggi. Responden yang memiliki sikap baik dan minat tinggi dapat menerapkan sikap kedalam suatu perilaku pencegahan kanker serviks di kehidupan sehari-hari, serta melakukan deteksi dini dengan cara mendatangi fasilitas kesehatan yang melayani pemeriksaan IVA. (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 114
14 c. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini, merincikan penelitian ini seperti meneliti hubungan karakteristik dengan sikap pencegahan kanker serviks dan minat deteksi dini IVA test, dan dapat meneliti bentuk praktik pencegahan kanker serviks serta perilaku deteksi dini IVA pada WUS. DAFTAR PUSTAKA 1. Prawirohardjo, S Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka 2. Undang-undang Republik Indonesia Tahun. UU No.36 Tahun ttg-0Kesehatan.pdf Diakses tanggal 7 November 2014 jam Kemenkes Kemenkes Gerakan Perempuan Melawan Kanker Serviks 25 Oktober Emilia, O. dkk Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta : Media Pressindo 5. Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah t&view=article&id=279:deteksi-dini-kanker&catid=8:latest Diakses tanggal 5 November 2014 jam WHO Human Papillovirus and Related Cancer in Indonesia. Diakses tanggal 15 Oktober 2014 jam Kemenkes Hilangkan Mitos Tentang Kanker id/article/view/ /hilangkan-mitos-tentang-kanker.html Diakses tanggal 27 Oktober 2014 jam Arisusilo, C Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) Sebagai Pembunuh Wanita Terbanyak di Negara Berkembang. Malang. Universitas Islam Negeri Diakses tanggal 12 November 2014 jam Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 10. Simamora, B Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia 11. Rachmat, M Buku Ajar Biostatistik : Aplikasi pada Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC 12. Riyanto, A Statistik Inferensial Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika 13. Azwar, S Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar 14. Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: Publisher (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 115
15 15. Rahma, RA & Fitria P Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Minat WUS (Wanita Usia Subur) dalam Melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Pulasan Asam Asetat) di Desa Pengebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. No 01. Volume 3 Diakses tanggal 25 Oktober 2014 jam Suharyat, Y Hubungan Antara Sikap, Minat dan Perilaku. No 1. Volume 2 Diakses tanggal 27 Oktober 2014 jam 3.22 (Anin Nur Sholihah, Etik Sulistyorini) 116
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Tidak heran, saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker leher rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut World Helath Organization
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA Lesse Maharsie, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR
TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR Andriyani Puji Hastuti, Nafiisah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK
Lebih terperinciPromotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS (WANITA USIA SUBUR) TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM METODE IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI PUSKESMAS SINGGANI 1 Niar Rasyid, 2 Nur Afni 1
Lebih terperinciJurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN NIAT MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KAGOK SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2016 Umriaty 1, Rapita Setia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka prevalensi kejadian kanker di dunia masih menduduki peringkat tertinggi setelah penyakit kardiovaskular dan menjadi penyebab utama kematian. Badan Organisasi Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MINAT TERHADAP JENIS KONTRASEPSI PASCA SALIN PADA IBU NIFAS DI RB SUKOASIH SUKOHARJO TAHUN 2016
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MINAT TERHADAP JENIS KONTRASEPSI PASCA SALIN PADA IBU NIFAS DI RB SUKOASIH SUKOHARJO TAHUN 2016 Etik Sulistyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Kontrasepsi
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR Retno Palupi Yonni Siwi (STIKes Surya Mitra Husada Kediri)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia. Kanker yang khusus menyerang kaum wanita salah satunya ialah kanker serviks atau kanker leher
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan 7,5 juta orang di dunia meninggal akibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian survei analitik observasional dengan metode cross sectional. B. Tempat dan Waktu
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,
Lebih terperinciSri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK DI DESA KARANGKENDAL KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 Sri Suparti
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nurhidayah 201510104339 PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Dian Dwi Retno Wulandari 201410104101
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Kanker serviks sampai
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian dengan jumlah terbanyak di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer (IARC) didapatkan data pada
Lebih terperinciHeni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR YANG SUDAH MENIKAH DENGAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DI DESA SUKARAME KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA 34 Heni Hendarsah klmkomputer@gmail.com Universitas
Lebih terperinciSTUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan pembangunan di Indonesia memberi dampak pada bergesernya pola penyakit. Selain penyakit infeksi, saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita, sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi salah satu penyebab
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iis Suprapti 1610104196 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita, penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh human papilloma virus (HPV)
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 Siti Maesaroh Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesa
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana
PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI WANITA USIA SUBUR UNTUK PEMERIKSAAN TES INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Oleh: Lia Nurjana 201510104027
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL
PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Indah Fitriyati 201510104077 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMitha Destyowati ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dukungan suami dalam melakukan skrining dini kanker
Lebih terperinciAnalisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )
Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat ) Sri Dinengsih 1*, Erry Sitanggang 2 1 Program DIV Kebidanan/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya. Tiap tahun ada 500 ribu kasus baru kanker serviks di dunia. Hampir semua
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK Siti Solekhah Angka kejadian kanker serviks di dunia 85%
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang 3.1) Desain Penelitian, 3.2) Kerangka Operasional, 3.3) Populasi, Sampel, dan Sampling, 3.4) Kriteria Sampel, 3.5) Variabel Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristrik Responden Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 mengenai umur responden dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA umur
Lebih terperinciPENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG Dwi Fuji Astuti 1),Heni Setyowati 2), Eti Salafas 3) 1 Fakultas Ilmu Kesehatan,UniversitasNgudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double burden, yaitu keadaan di mana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
Lebih terperinciNo. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT
Lebih terperinciDevita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi
HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI RS. KIA KOTA BANDUNG BULAN SEPTEMBER 2011 Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi
Lebih terperinciAgus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene
BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO
PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO Indah kurniawati, Hari Wujoso, Nunuk Suryani Magister Kedokteran
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari rahim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana
Lebih terperinciKata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT... iii ABSTRAK... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN... v PENGESAHAN SKRIPSI... vi RIWAYAT HIDUP PENULIS... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat
Lebih terperinciDinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012
HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG. Tatik Indrawati*) Heni Pitriyani *)Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawati@ymail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Upaya deteksi dini kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, kondisi yang tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama yang dapat menyusup ke jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang menyangkut baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut organisasi kesehatan dunia ( World Health Organizatin/ WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode noneksperimen dengan rancangan penelitian observasional yang bertujuan untuk menganalisis suatu hubungan antarvariabel.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN
PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal atau berlebihan, sehingga dapat merusak jaringan sekitarnya. Kanker serviks menyerang
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan serius negara-negara di dunia. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²
TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA -50 TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti² Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : surya.mustikasari@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciYeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009 1 Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI Pengenalan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciNo. Responden: B. Data Khusus Responden
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyakit mematikan kedua yang sering terjadi pada wanita. Penyakit ini sebanyak 529.800 di dunia pada tahun 2008 dan 85% terjadi di negara berkembang.
Lebih terperinciJurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KEMIJEN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG Sri Mularsih 1, Frida Cahyaningrum 2, Endang Sri Rubiyanti 3 Email : srimularsih88@gmail.com
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma serviks adalah keganasan dari leher rahim yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Karsinoma serviks menempati peringkat ke2 tersering yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamik korelasi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia pasti mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya dapat mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah kanker yang dimulai di leher rahim, bagian dari rahim atau rahim yang membuka ke dalam vagina.
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78
dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERSETUJUAN...iii. LEMBAR PERNYATAAN...iv. KATA PENGANTAR...v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERSETUJUAN...iii LEMBAR PERNYATAAN...iv KATA PENGANTAR...v UCAPAN TERIMA KASIH...vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xii
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).
Lebih terperinciWiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG DETEKSI KANKER SERVIKS PADA WALI MURID TK ISLAM AL MUJAHIDIN CILACAP Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.
Lebih terperinciKeterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas
(BPS, BKKBN, DEPKES RI, 2007: 18-21). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan bulan April 2010 di SD Yogyakarta terhadap siswi usia 10-12 tahun diperoleh data dari 69 siswi yang belum menstruasi,
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Ibu tentang Difteri Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Difteri di Dusun Ngrame Kasihan Bantul
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Difteri Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Difteri di Dusun Ngrame Kasihan Bantul Muryani
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau
Lebih terperinci