ANALISA KEBIJAKAN POLITIK WU ZETIAN MENURUT TEORI GEORGE C. EDWARD III

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KEBIJAKAN POLITIK WU ZETIAN MENURUT TEORI GEORGE C. EDWARD III"

Transkripsi

1 ANALISA KEBIJAKAN POLITIK WU ZETIAN MENURUT TEORI GEORGE C. EDWARD III Liana, Nelly, Agustinus Sufianto Binus University, JL Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, ABSTRACT The purpose of this research is to analize the political policy of Wu Zetian which is observed from the theory of a researcher named George C. Edward III. This research used qualitative method that analize the political policy of Wu Zetian in his government, the positive-negative impact of his policy and the result of the impact of the policy to his administration. The analysis was started by looking for a number of articled, books and collections of journals. After choosing and collecting all the data, then the writer examined all the collected data. The theory that the writer uses in the theory of public policy from George C. Edward III which will be linked with Wu Zetian's political policy. The result of this research showed that in Wu Zetian's government the development in agriculture was really well that made the economic development grew rapidly. The people lived in peace and prosperous and the number of the people was increasing. In addition, Wu Zetian was also firming and opening the border area. History said it with expression, "Zhen Guan Yi Feng" that made the Tang Dynasty reached its glory. (LN) Keywords : Political Policy, Wu Zetian, Impact, Public Policy, George C. Edward III ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebijakan politik Wu Zetian ditinjau dari teori seorang peneliti bernama George C. Edward III. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka yaitu dengan menganalisis kebijakan politik Wu Zetian saat pemerintahannya, dampak positif-negatif dari kebijakannya, serta hasil dari dampak kebijakan tersebut terhadap pemerintahanya. Teori yang penulis gunakan adalah teori kebijakan publik George C. Edward III yang akan dikaitkan dengan kebijakan politik Wu Zetian. Analisa diawali dengan mencari sejumlah artikel, buku-buku dan kumpulan jurnal. Setelah memilih dan mengumpulkan data, kemudian penulis mengkaji data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa. Hasil analisa dari penelitian menunjukkan bahwa saat pemerintahan Wu Zetian perkembangan di bidang pertanian sangat baik sehingga mendatangkan perkembangan ekonomi yang pesat pula. Rakyat pun hidup dengan aman dan sejahtera, jumlah penduduk bertambah. Selain itu Wu Zetian juga memperkokoh dan membuka daerah perbatasan. Sejarah menyebutnya dengan sebutan zhen guan yi feng, membuat dinasti Tang mencapai puncak kejayaannya. (LN) Kata Kunci : Kebijakan Politik, Wu Zetian, Dampak, Kebijakan Publik, George C. Edward III 1

2 2 PENDAHULUAN Sejak dahulu, laki-laki selalu dianggap sebagai inti dari keluarga dalam masyarakat di Tiongkok, oleh karena itu sebagian besar keluarga di Tiongkok menganut sistem patriakhal. Sistem patriakhal dapat dilihat secara nyata dalam kehidupan seorang wanita, yaitu ketika seorang wanita menikah dengan seorang laki-laki, maka secara otomatis wanita tersebut pindah kedalam keluarga laki-laki yang dinikahinya, bahkan marga dari perempuan berubah mengikuti marga keluarga laki-laki yang dinikahinya. Menurut Konfusius, wanita menduduki tingkatan dan posisi yang lebih rendah daripada laki-laki, dan pengabdian wanita untuk laki-laki seperti melayani suami dan keluarganya dianggap suatu hal yang paling tepat. Sehingga tidak sedikit wanita di Tiongkok yang merasa menderita dibawah sistem Konfusianisme. Namun, pada masa dinasti Tang ( ) kedudukan perempuan mulai naik dengan memiliki seorang kaisar perempuan untuk pertama kalinya dalam sejarah yang bernama Wu Zetian. Wu Zetian merupakan satu-satunya perempuan dalam sejarah Tiongkok yang mengangkat dirinya sebagai kaisar. Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, kedudukan perempuan mulai mengalami perubahan seiring dengan kebijakan yang dilakukan beliau selama masa pemerintahannya yaitu dengan cara menentang kebijakan Konfusius mengenai kedudukan dan keberadaan perempuan Tiongkok, serta memberlakukan kebijakan seperti meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan beliau juga membuat dinasti Tang pada saat itu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Oleh karena itu, penulis akan mengkaitkan kebijakan politik Wu Zetian dengan teori seorang peneliti bernama George C. Edward III. Beliau merupakan profesor ahli di bidang politik yang teorinya dapat mencerminkan kebijakan politik Wu Zetian, dimana kebijakan tersebut dapat membuat dinasti Tang sangat maju dan berkembang apabila dibandingkan dengan kepemimpinan raja-raja sebelumnya. George C. Edward III didalam buku yang berjudul implementasi kebijakan publik menjelaskan beberapa teori kebijakan-kebijakan didalam pemerintahan agar kebijakan pemerintah dapat terlaksana dengan baik. Guo Xinyi, Ye Xiaoqiao, Xiao Yu didalam artikel Taiwan tahun 2005 menjelaskan tentang beberapa kebijakan politik Wu Zetian dan pengaruh terhadap pemerintahannya. Penulis menggunakan dampak tersebut untuk melakukan analisa yang lebih dalam lagi dan berkaitan dengan topik skripsi. Yulia dan Yuli Suryani (2010) didalam skripsinya yang berjudul faktor keberhasilan Wu Zetian menjadi kaisar wanita menjelaskan tentang keberhasilan serta prestasi Wu Zetian saat beliau menjalankan pemerintahan yang membuat dirinya meraih kesuksesan sehingga membuat dinasti Tang mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat. Salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan politik adalah implementasi kebijakan. Implementasi sering dianggap hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh pengambil keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang berpengaruh. Akan tetapi dalam kenyataannya, tahapan itu menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata lain implementasi merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri. Rumusan masalah yang akan dibahas: 1. Apa saja kebijakan politik Wu Zetian ditinjau dari teori George C. Edward III? 2. Apa dampak positif dan negatif dari kebijakan politik Wu Zetian? 3. Apa dampak dari kebijakan yang diambil Wu Zetian terhadap pemerintahannya? Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Memaparkan kebijakan politik Wu Zetian yang membuat dinasti Tang dapat berkembang dengan pesat ditinjau dari teori George C. Edward III

3 2

4 3 Manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kebijakan politik Wu Zetian ditinjau dari teori George C. Edward III. 2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai cara kepemimpinan Wu Zetian. METODE PENELITIAN Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi pustaka. Sumber data pada tahap awal adalah memilih sejumlah artikel, buku-buku, dan kumpulan jurnal yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Setelah memilih dan mengumpulkan data, kemudian penulis mengkaji data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa. HASIL DAN BAHASAN Wu Zetian adalah satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah kekaisaran dinasti Tiongkok. Lahir pada tahun 624 di Wenshui (sekarang bagian timur dari Wenshui, Provinsi Shanxi) dan meninggal pada tahun 705. Pada awalnya Wu Zetian menggunakan kaisar yang ada sebagai kaisar boneka, kemudian mengambil alih total kekaisaran dan pemerintahan pada tahun 690. Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, kedudukan perempuan mulai mengalami perubahan seiring dengan kebijakan yang dilakukan beliau selama masa pemerintahannya yaitu dengan cara menentang kebijakan Konfusius mengenai kedudukan dan keberadaan perempuan Tiongkok, serta memberlakukan kebijakan seperti meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan beliau juga membuat dinasti Tang pada saat itu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Penulis menggunakan teori George C. Edward III untuk menganalisis kebijakan politik yang dilakukan oleh Wu Zetian. 1. Wu Zetian Dalam Memanfaatkan Sumber Daya Menurut teori George C. Edward III, sumber daya meliputi staff harus memiliki keahlian serta kemampuan yang diperlukan dalam menjalankankan tugasnya sehingga kebijakan dapat berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh Wu Zetian dalam masa pemerintahannya. Di bidang politik, beliau mencuci bersih para menteri dan pejabat tinggi sebelumnya, dengan maksud menyingkirkan orang-orang yang tidak mendukungnya, kemudian merekrut pejabat baru melalui sistem ujian sarjana kekaisaran (Imperial Examination System) untuk mendapatkan orang yang berbakat. Selain orang-orang berbakat yang lulus ujian negara, Wu Zetian juga mengangkat orang yang mendukung Wu Zetian dalam menjalankan pemerintahannya. Selain itu, dalam proses memberantas lawan politiknya, dengan sangat cerdik Wu Zetian mengandalkan Di Renjie, Yao Chong, Song Jing. Masing-masing dari mereka memiliki keahlian. Seperti halnya Di Renjie yang ahli dalam hal berargumen dan berlogika, Wu Zetian menggunakan kepandaiannya ini untuk menyelidiki kasus-kasus yang berusaha menggulingkan pemerintahan Wu Zetian. Yao Chong juga sangat membantu Wu Zetian dalam menangani serangan dari Khitan sehingga Wu Zetian mempromosikannya menjadi wakil menteri pertahanan. Serta Song Jing yang dikarenakan sifat jujur dan selalu bertindak benar saat di kantor sehingga Wu Zetian menghormatinya dan menjadikannya pejabat didalam biro legislatif. Selain ketiga orang tersebut Wu Zetian juga memanfaatkan pejabat tinggi lainnya yang jujur, setia, dan bertalenta sehingga masa pemerintahan Wu Zetian sangat gemilang, meneruskan kejayaan pemerintahan Kaisar Tang Taizhong. 2. Sikap Wu Zetian saat Menjalankan Pemerintahannya Menurut teori George C. Edward III, sikap kepemimpinan yang diperlukan oleh seorang pemimpin adalah pemberian insentif kepada bawahan. Pemberian insentif adalah pemberian upah tambahan atau penghargaan, dimana ketika bawahan diberi upah tambahan atau penghargaan maka bawahan akan lebih memaksimalkan kinerja kerjanya.

5 3 Hal ini dapat dilihat dalam bidang pertanian. Wu Zetian sangat memperhatikan produksi di bidang pertanian. Ketika zaman pemerintahannya, beliau menjadikan pertanian sebagai dasar pembangunan negara. Wu Zetian banyak memberikan penghargaan bagi para pejabat yang

6 4 mendukung dan memberi penyuluhan program pertanian kepada para petani untuk mengolah tanah yang tidak terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Namun bila tanah yang diolah tidak subur dan tidak menghasilkan pangan, maka Wu Zetian tidak segan-segan memberikan hukuman kepada para pejabat. Hal ini membuat para pejabat termotivasi membangun wilayahnya menjadi wilayah-wilayah yang maju dalam bidang pertanian. Setelah perkembangan dibidang pangan, Wu Zetian memerintahkan para cendekiawan untuk menulis buku mengenai pertanian dan menyebarluaskannya. 3. Struktur Birokrasi yang Digunakan oleh Wu Zetian Berdasarkan teori George C. Edward III, struktur birokrasi merupakan penyelenggara kebijakan yang mempengaruhi tingkat implementasi kebijakan. Dibutuhkan koordinasi yang baik antara masing-masing instansi yang terkait. Dibawah ini menunjukkan sistem birokrasi yang digunakan Wu Zetian saat menjalankan pemerintahnya. Tabel 1 Tabel san sheng liu bu pada masa dinasti Tang Menteri Sekertariat Departemen Personalia Departemen Kependudukan Raja Menteri Kearsipan Menteri Pemeriksaan Departemen Ritus Departemen Kemiliteran Departemen Hukum Departemen Pembangunan Tabel di atas menggambarkan struktur birokrasi pemerintahan Wu Zetian pada masa dinasti Tang. Struktur birokrasi di atas dikenal dengan sebutan sistem san sheng liu bu yang masing-masing mengurus bagian tugasnya. Sistem san sheng liu bu ini merupakan sistem pusat yang digunakan pada masa Tiongkok kuno. Sistem san sheng liu bu dimulai dan dikembangkan oleh dinasti Xihan dalam jangka waktu yang panjang, dimana menteri kearsipan dibentuk oleh dinasti Donghan, menteri sekretaris beserta keenam departemen bawahnya dibentuk pada masa Samkok. Tujuan pembentukan menteri sekretaris adalah untuk membagikan dan membatasi kekuasaan menteri kearsipan. Dalam proses perkembangan sistem ini, terdapat banyak perubahan dalam pembentukan serta kekuasaan masing-masing departemen. Kemudian pada masa dinasti Sui, Sui Wendi menggabungkan kedua sistem pemerintahan yang dibentuk oleh dinasti Han dan Wei tersebut, kemudian berdirilah sistem san sheng liu bu, dimana sistem ini bertugas untuk mengatur kebijakan pemerintah pusat, dan meninjau pelaksanaan kebijakan pemerintah. Kelebihan dari sistem ini adalah pembagian kekuasaan menteri dan kewenangan badan pusat, di mana membagikan kekuasaan menteri ke dalam 3 bagian yang saling berkaitan. Pada saat yang bersamaan, kemudian membagikan salah satu menteri yaitu menteri kearsipan ke dalam 6

7 5 departemen, yang membatasi kemunculan dan perkembangan kekuasaan separatis lokal serta mendorong pengoperasian departemen dan badan pusat dalam memperkuat kekuasaan kekaisaran. Dari san sheng terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Menteri Sekertaris, tugasnya adalah mengeluarkan dekrit pemerintahan yang di bahas bersama dengan kaisar. 2. Menteri Pemeriksaan, tugasnya bertanggung jawab dalam memverifikasi kebijakan. 3. Menteri Kearsipan. Dalam menteri kearsipan ini, terbagi menjadi enam bagian yaitu: 1. Departemen Personalia : bertanggung jawab menguji pejabat yang akan masuk didalam pemerintahan. 2. Departemen Kedudukan : mengurus masalah kependudukan dan pajak. 3. Departemen Ritus : mengurusi tentang pengelolaan upacara-upacara. 4. Departemen Kemiliteran : bertanggung jawab untuk mengurusi masalah tentara militer. 5. Departemen Hukum : mengurus dan mengelola hukuman yang akan dijalankan dan mengurus bagian hukum penuntutan. 6. Departemen Pembangunan : bertanggung jawab dibidang pembangunan. Di dalam sistem san sheng liu bu ini masing-masing bagian melaksanakan tugasnya dan bekerja sama untuk meningkatkan frekuensi kinerja kerja, dan memperkuat kekuasaan kaisar. Di dalam sistem san sheng liu bu, menteri sekertaris mengeluarkan saran dan mengajukan usulan kebijakan untuk diperiksa oleh kaisar. Setelah kaisar menyetujuinya, kebijakan tersebut akan diberikan kepada menteri pemeriksaan untuk diperiksa kembali. Jika menteri pemeriksaan menyetujuinya, maka usulan kebijakan tersebut akan diberikan kepada menteri kearsipan untuk dilaksanakan dengan terlebih dahulu melalui penyaringan oleh departemen yang berkaitan. Namun, apabila kaisar tidak menyetujui usulan tersebut, maka akan dikembalikan ke menteri sekretaris untuk direvisi. Dengan kata lain, segala usulan kebijakan harus melewati persetujuan dari menteri sekretaris dan menteri pemeriksaan. Kemudian dari hal ini, dapat dilihat adanya keterkaitan antara instansi-instansi dalam struktur birokrasi tersebut. 4. Dampak Positif dari Kebijakan Wu Zetian Pada masa kepemimpinan Wu Zetian tahun 652, beliau memiliki sebanyak 3,8 juta penduduk. Ketika Wu Zetian mangkat pada tahun 704, jumlah penduduk meningkat hampir dua kali lipat menjadi 6,5 juta penduduk. Dari penambahan jumlah penduduk yang begitu pesat ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemajuan di bidang pertambangan, pembangunan, keramik, dan tekstil. Namun yang terpenting adalah karena kemajuan di bidang pertanian yang sangat baik. Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, sikap yang ditunjukkan Wu Zetian untuk meningkatkan pembangunan di bidang pertanian adalah memberikan insentif berupa penghargaan kepada pejabat yang berhasil mengolah lahan kosong menjadi tanah yang subur, sehingga membuat para pejabat termotivasi untuk mengolah lahannya dengan cara penyuluhan program pertanian dan pemberian kebutuhan pertanian yang di perlukan kepada para petani untuk mengolah tanah yang tidak terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Sejak itu, banyak lahan kosong menjadi subur, sehingga membuat penduduk tersebar secara merata di berbagai daerah. 5. Dampak Negatif dari Kebijakan Wu Zetian Pada saat kepemimpinan Wu Zetian, beliau menggunakan sistem juntian. Sistem juntian merupakan sistem yang sudah ada sejak zaman Bei Wei di mana negara membagikan tanah kosong kepada rakyatnya untuk diolah tanahnya menjadi tanah yang subur. Pada saat diberlakukan sistem juntian secara bersamaan diadakan sensus penduduk untuk mengetahui secara akurat jumlah kepala keluarga yang bertujuan untuk memastikan alokasi lahan yang adil untuk setiap kepala keluarga. Secara tidak langsung sistem ini merupakan sistem kerja paksa karena pemerintah membagikan tanah kosong dengan tujuan agar rakyat membuat tanahnya menjadi subur. Selain itu mereka juga diharuskan untuk membayar tiga macam pajak berupa gandum, tekstil, serta barang lainnya (diao) dan tenaga dalam wujud kerja wajib bagi negara atau berdinas militer (yong). Hal ini membuat rakyat merasa terbebani oleh pajak-pajak tersebut, sehingga mengakibatkan banyak rakyat yang bermigrasi. Karena banyaknya rakyat yang bermigrasi menyebabkan ketidakstabilan penduduk di dalam masyarakat.

8 6 6. Dampak dari Kebijakan yang diambil Wu Zetian terhadap Pemerintahannya Aspek Ekonomi Pada masa kepemimpinan Wu Zetian tahun 652, beliau memiliki sebanyak 3,8 juta penduduk. Ketika Wu Zetian mangkat pada tahun 704, jumlah penduduk meningkat hamper dua kali lipatnya menjadi 6,5 juta penduduk. Penambahan penduduk yang begitu pesat ini disebabkan oleh banyak faktor seperti perkembangan di bidang pertambangan, pembangunan, keramik, tekstil. Namun yang terpenting adalah karena perkembangan di bidang pertanian yang sangat baik sehingga mendatangkan perkembangan ekonomi yang pesat pula. Pada saat itu rakyat pun hidup dengan aman dan sejahtera. Aspek Militer Di dalam segi militer, Wu Zetian selalu berwaspada terhadap serangan dari luar, menjaga keamanan daerah perbatasan, memperbaiki hubungan dengan setiap negara tetangga. Wu Zetian tegas dalam memberikan penolakan serta menyerang kembali serangan dan gangguan dari bangsawan Tibet. Pada tahun 692, selama dua tahun beliau mengutus jendral Wang Xiaojie untuk mengalahkan Tibet. Setelah mengalahkan tibet, kota Anxi dikembalikan menjadi pusat kota dan mengkonsolidasikan pertahanan perbatasan Xibei, membuka jalur melalui sebuah jalan di Central Asia yaitu jalur sutra. Aspek Masyarakat Melalui kepemimpinan Wu Zetian, masyarakat Tiongkok mengalami perubahan yang sangat besar. Kekuasaan seorang kaisar mengalami peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu kedudukan sebagai pejabat bagi para bangsawan menurun, sedangkan kedudukan sebagai pejabat dari rakyat biasa mendapat perkembangan yang pesat. Terutama pejabat yang lulus dari sistem seleksi sarjana kekaisaran, kedudukan mereka lebih tinggi didalam birokrasi. Dapat dikatakan di dalam masyarakat Wu Zetian memajukan mobilitas sosialisasi di masyarakat. Aspek Pendidikan Pendidikan Tiongkok merupakan aspek yang sangat strategis dalam sebuah kepemimpinan di Tiongkok. Keberhasilan dalam dunia pendidikan menjadi sebuah indikator keberhasilan dan kemajuan sebuah negara, sehingga antara dunia pendidikan dengan kemajuan sebuah negara harus menjadi satu kesatuan yang seimbang. Pendidikan Tiongkok mempunyai sejarah yang panjang seiring dengan perjalanan peradaban Tiongkok yang sudah berjalan selama 2000 tahun yang lalu. Tiongkok di pimpin oleh 157 kaisar dalam pemerintahannya, namun hanya beberapa kaisar saja yang mengembangkannya dengan baik. Keberhasilan spektakuler dalam bidang pendidikan diperlihatkan kaisar seorang wanita, yaitu Wu Zetian. Pada masa ke kaisaran ini masyarakat kebanyakan adalah sastrawan dan pelukis, sehingga Wu zetian mendirikan akademi pendidikan pelukis pertama di dunia. Akademi pendidikan ini didirikan dengan tujuan agar sastrawan dan pelukis semakin dapat mengasah kemampuan mereka, sehingga pada masa dinasti Tang, banyak sastrawan dan pelukis terkenal. Terdapat kurang lebih puisi yang dibuat oleh sekitar penulis Tang yang masih bertahan hingga zaman modern. Salah satu sastrawan yang paling terkenal adalah Li Bai ( ), Wang Wei ( ), Cui Hao ( ). Aspek Hubungan Politik-Luar Negri Dinasti Tang merupakan zaman keemasan hubungan internasional dengan negara-negara asing. Kemajuan budaya mereka menarik perhatian negara-negara lain di Asia, Eropa, dan bahkan sejauh Afrika. Masing-masing negara kemudian mengirimkan utusan dan pedagang mereka demi menjalin hubungan dengan dinasti Tang, yang menjadi perdangangan dan budaya. Dinasti Tang, yang menjalin hubungan dagang dengan lebih dari 70 negara yang ada pada masa itu. Guna meningkatkan kemajuan perdagangan internasional ini, pemerintah memberikan keistimewaan pajak terhadap orang asing, yang diizinkan untuk menetap di China dan menikah dengan penduduk setempat. Banyak negara asing yang mulai menyebut bangsa Tionghoa sebagai orang Tang suatu sebutan yang masih bertahan hingga hari ini.

9 7 Aspek Agama Dibandingkan dengan masa pemerintahan dinasti Tang lainnya, posisi agama Buddha semasa pemerintahan Wu Zetian dapat dikatakan mengalami kemajuan yang signifikan. Ini terjadi karena dengan kekuasaan kekaisarannya, Wu Zetian mempengaruhi perkembangan agama Buddha sehingga pemeluk agama di zaman Wu Zetian mengalami perkembangan pesat. Selain itu kemajuan buddhisme pada masa Wu Zetian terlihat dari banyaknya kuil-kuil dan goa mogao yang ke 335 dibangun pada masa kepemimpinan Wu Zetian, bahkan pada saat itu Tiongkok telah menjadi pusat pengajaran Budhisme. Para biarawan Buddhis dari berbagai negara di Asia seperti Jepang dan Korea berdatangan ke Tiongkok untuk mempelajari ajaran Buddha. Sejumlah besar sutra Buddha diterjemahkan, selain itu juga terdapat beberapa aliran baru yang lahir dan berkembang pada masa itu yaitu aliran Vinaya (Luzong), Kosa Yogachara (Faxiang), Tantra (Mizong), dan Dhyana (Chan). SIMPULAN DAN SARAN Melalui pembahasan dan analisa di bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan yaitu kebijakan politik Wu Zetian telah memenuhi beberapa elemen dari teori George C. Edward III diantaranya sumber daya, sikap, dan struktur birokrasi. Dengan adanya element tersebut di dalam teori George C. Edward III dapat dikemukakan keberhasilan Wu zetian didalam menjalankan pemerintahannya. Hal ini dapat di lihat ketika zaman pemerintahan Wu Zetian banyak orang berbakat yang membantu Wu Zetian dalam menjalankan kebijakan-kebijakanya di dalam pemerintahan, sehingga meningkatkan efisiensi kinerja kerja di dalam struktur birokrasi. Penulis menganalisa dari kebijakan politik Wu Zetian yang di tinjau dari teori George C. Edward III, Wu Zetian lebih cenderung atau sebagian besar memanfaatkan sumber daya di dalam pemerintahannya. Elemen sumber daya ini menjadi bagian yang paling menonjol di dalam pemerintahan Wu Zetian. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa kebijakan politik Wu Zetian lebih cenderung ke arah dampak positif dibandingkan dampak negatif, hal ini dapat dilihat dari perkembangan perekonomian dibidang pertanian yang maju dan berkembang, sehingga pada masa pemerintahan Wu Zetian terkenal dengan kemakmuran di bidang produksi pertanian. Beberapa kemajuannya juga terlihat terhadap pemerintahannya, seperti kemajuan dari aspek ekonomi, militer, masyarakat, politik-luar negeri, dan agama. Dari berbagai aspek, kemajuan Wu Zetian lebih menunjukkan kemajuan dari aspek ekonomi. Hal ini dikarenakan Wu Zetian yang sebagian besar menggunakan sumber daya, sehingga peroduksi pertanian meningkat dan menimbulkan kemajuan dari aspek ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa dari kebijakan politik Wu Zetian, membuat dinasti Tang sangat maju dan berkembang karena kebijakannya dibandingkan dengan kepemimpinan raja-raja sebelumnya. REFERENSI 蒙曼 蒙曼说唐 : 武则天 (M) 桂林 : 广西师范大学出版社,2008 夏于全, 许光宏 中华名人百传 (M) 云南 : 云南人名出版社,2006 易中天 帝国的终结 (M) 上海 : 复旦大学出版社,2007 历史七年级下册 北京师范大学出版社,2007 古木著 中国历代名女人之谜 [ 武则天后 ] P231 广西人民出版社,2005

10 8 Fu Chun Jiang. (2008). Chinese History. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Edward III George C. (1980). Implementing Publik Policy. Washington, D.C: Congresinal,Quartely Press. Yusin Hendri W. (2014). Sang Naga Dari Timur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tionghoa. (2003). Wu Zetian. Diakses Mei 2015 dari Arif, Muhamad Wilsan. (2011, 28 Mei). Intrik Politik Wanita Wu. Kompasiana [Online], halaman 43. Tersedia : html Women In World History Curiculum. (2013). Diakses Mei 2015 dari Cina Radio Internasional. (2008). Maharani didalam Sejarah. Diakses Mei 2015 dari Mulyono. (2009). Model implementasi kebijakan George C. Edward III. Diakses Maret 2015 dari Berthouli Rosita E. (2015). Kaisar wu zetian : gambaran kekuasaan wanita pada masa Tang. Diakses April 2015 dari Lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak pdf Arsyad. (2012). Implementasi kebijakan publik. Diakses April 2015 dari RIWAYAT PENULIS Liana lahir di kota Jakarta pada 5 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Sastra China pada tahun Nelly lahir di kota Medan pada 1 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Sastra China pada tahun Agustinus Sufianto lahir di kota Surabaya pada 3 Agustus Dosen Sastra China Universitas Bina Nusantara sejak tahun 2009.

11

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinasti Táng (618-906 AD) sangat terkenal dengan karya sastranya, salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan, pesan tak langsung,

Lebih terperinci

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa ABSTRAKSI Tionghoa-Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok.Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari masa kerajaan hingga komunisme. Kemasyuran peradaban masa lalu Tiongkok, dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui LAMPIRAN Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan

Lebih terperinci

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut 水神海神 (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut Dewa pelindung pelayaran disamping Ma Zu atau Tian Shang Sheng Mu, ada lagi yang disebut Shui Xian. Pada zaman dahulu, kapal-kapal yang berlayar mempunyai

Lebih terperinci

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun 1934-1949 UNIVERSITAS SEBELAS MARET OLEH : Ana Rochayani K 4404012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cina adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kebudayaan yang khas yang dimiliki dari negara tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI Angely Setiawan, Reina Juwita, Fu Ruomei Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SOSIAL. Skripsi. Jurusan. Oleh. Budaya

SOSIAL. Skripsi. Jurusan. Oleh. Budaya ANALISIS TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL WOJU BERDASARKAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW DAN TEORI PERTUKARAN SOSIAL HOMANS Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif dimana manusia beserta kehidupannya menjadi objeknya. Sebagai hasil seni kreatif sastra juga

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE

ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE MARDASA Binus University, Jakarta, DKi Jakarta, Indonesia Abstraksi Xiang Zi adalah tokoh utama penting dalam novel Luotuo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Rakyat Cina (RRC) merupakan negara di kawasan Asia Timur yang saat ini disebut sebagai salah satu negara industri maju bersama Jepang dan Korea Selatan. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I. Pemaknaan Chinese Work Value Karyawan Pribumi Di Perusahaan Kepemilikan Etnis Tionghoa Di Bandung

BAB I. Pemaknaan Chinese Work Value Karyawan Pribumi Di Perusahaan Kepemilikan Etnis Tionghoa Di Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Tionghoa di Indonesia diidentifikasikan sebagai kelompok wirausaha, khususnya di bidang perdagangan baik kecil, sedang, maupun besar (Musianto, 2003). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran

Lebih terperinci

Ucapan Terima Kasih. Jakarta, 16 Agustus Stefanny dan Yenny

Ucapan Terima Kasih. Jakarta, 16 Agustus Stefanny dan Yenny Ucapan Terima Kasih Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pepatah Nasihat China dari Makna

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Kedudukan Opsir Cina dalam Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia antara Tahun 1910-1942. Bab ini berisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, setiap manusia saling memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, setiap manusia saling memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sudah menjadi kenyataan umum bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, setiap manusia saling memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang BAB 4 SIMPULAN Setelah melakukan penelitian terhadap hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang mahasiswa jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009 91 BAB 5 KESIMPULAN Pada masa Jawa Kuno, raja merupakan pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Seorang raja mendapatkan gelarnya berdasarkan hak waris yang sifatnya turun-temurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di negara China, puisi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di negara China, puisi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara China, puisi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat China. Perkembangan puisi tidak terlepas dari kondisi kehidupan masyarakat China dan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

苏北大学两年级的学生习得汉语副词 就 和 才 偏误分析 (yin ni xue sheng xi de han yu fu ci jiu he cai pian wu

苏北大学两年级的学生习得汉语副词 就 和 才 偏误分析 (yin ni xue sheng xi de han yu fu ci jiu he cai pian wu ANALISIS KESALAHAN LEKSIKON PENGGUNAAN KATA KETERANGAN WAKTU JIU DAN CAI OLEH MAHASISWA SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA USU 苏北大学两年级的学生习得汉语副词 就 和 才 偏误分析 (yin ni xue sheng xi de han yu fu ci jiu he cai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan BAB 6 PENUTUP A. Simpulan Kebijakan pengembangan kawasan industri merupakan kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Karawang dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuah ekonomi daerah yang menyediakan lahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia merupakan negara hukum yang menyadari, mengakui, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia merupakan negara hukum yang menyadari, mengakui, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara hukum yang menyadari, mengakui, dan menjamin hak asasi manusia dalam proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara serta memberikan

Lebih terperinci

Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat.

Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat. 6 3. Kesan Orang China Terhadap Orang Indonesia 15% 10% 5% Ramah Tidak teratur Lugu Berani 70% Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat. Mereka tidak mengucilkan orang asing,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KONFUSIANISME DALAM KEBUDAYAAN CINA MODERN Dewi Hartati

KONFUSIANISME DALAM KEBUDAYAAN CINA MODERN Dewi Hartati 174 Paradigma, Jurnal Kajian Budaya KONFUSIANISME DALAM KEBUDAYAAN CINA MODERN Dewi Hartati Abstrak Konfusianisme bertujuan untuk mendidik dan menekankan agar manusia dapat melayani negara dan masyarakat.

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERANAN KEBERADAAN KELENTENG SAM POO KONG TERHADAP KERUKUNAN UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KONG HU CU

PERANAN KEBERADAAN KELENTENG SAM POO KONG TERHADAP KERUKUNAN UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KONG HU CU PERANAN KEBERADAAN KELENTENG SAM POO KONG TERHADAP KERUKUNAN UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KONG HU CU Kris Panggraita, Sasana Danar Samudera, Agustinus Sufianto Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45,

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti

Lebih terperinci

(Negara dan Kedaulatan)

(Negara dan Kedaulatan) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA (Negara dan Kedaulatan) Modul 10 Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/08124446335 77 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN PENDAHULUAN Novel Taiyang Chushi merupakan salah satu karya novel Chi Li, Novel Taiyang Chushi menuliskan tentang pernikahaan sepasang muda mudi. Novel ini mempaparkan tentang kehidupaan manusia yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sektor penting yang berfungsi bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang kian hari kian bertambah. Pertanian adalah seluruh kegiatan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan kontak antarbahasa dan antarbudaya. Dalam pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan kontak antarbahasa dan antarbudaya. Dalam pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan kontak antarbahasa dan antarbudaya. Dalam pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang fenomenal pada abad ke-21 terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Salah satu dasar penerapan pengembangan bahasa Mandarin dalam kurikulum pendidikan nasional adalah karena adanya keberagaman budaya dan bahasa yang ada di masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006 PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP Menimbang:

Lebih terperinci

KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL

KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL Oleh : Fery Dona (fery.dona@yahoo.com) ABSTRAK Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering

Lebih terperinci

PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata

PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2 1. Pendahuluan: Asal-usul ilmu demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata - demos, yang artinya rakyat/penduduk - grafein,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sempurna keseimbangannya, dan menjadi pusat dari dunia. 1 Melihat kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sempurna keseimbangannya, dan menjadi pusat dari dunia. 1 Melihat kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan bangsa yang besar. Dalam bahasa Cina, negara Cina disebut Zhōngguó ( 中国 ). Menurut pengertian secara harafiah, zhōng ( 中 ) berarti tengah, dan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN PADA PEMELAJAR TINGKAT DASAR

EFEKTIFITAS MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN PADA PEMELAJAR TINGKAT DASAR EFEKTIFITAS MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN PADA PEMELAJAR TINGKAT DASAR Erawati Dorothy Nikita Winata Elice Chandra Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari berbagai etnis, ras dan budaya yang tersebar di berbagai pulau di seluruh Nusantara. Keberagaman etnis dan budaya

Lebih terperinci

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Devan Candra Program Studi : S1 Sastra China Judul : Unsur Filsafat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme yang Terkandung dalam Seni Beladiri Yongchun Skripsi ini meneliti filsafat Taoisme,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: Di indonesia penelitian mengenai kata bantu aspek juga 了 (le), 着 (zhe), dan 过 (guo)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, beberapa tahun belakangan ini restoran Chinese di Indonesia semakin memudar dan tidak mempunyai ciri khas dari budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejatinya tak dapat dipungkiri bahwa setiap negara menghadapi berbagai macam polemik terutama dari segi ekonomi. Hal ini mengharuskan pemahaman lebih mendalam secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mandarin memiliki sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan berjalannya waktu, Bahasa Mandarin terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Contoh

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra pada umumnya menarik perhatian karena dapat. kehidupan. Karya sastra merupakan sarana yang paling menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra pada umumnya menarik perhatian karena dapat. kehidupan. Karya sastra merupakan sarana yang paling menarik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra pada umumnya menarik perhatian karena dapat memberikan kesadaran kita tentang kebenaran hidup ini serta dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang wanita yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengenalan makna kata-kata dan frasa penyusun bacaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengenalan makna kata-kata dan frasa penyusun bacaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan proses pengenalan makna kata-kata dan frasa penyusun bacaan dan proses pemaduan atau penataan berbagai unsur makna menjadi kesatuan ide serta diiringi

Lebih terperinci

Seni Berperang Sun Tzu

Seni Berperang Sun Tzu Seni Berperang Sun Tzu Penerbit PT Elex Media Komputindo THE ART OF WAR SUN TZU Translated from Chinese Language to English by: James Trapp First Published in 2015 by Amber Books Ltd 2011 Amber Books Ltd

Lebih terperinci

PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL

PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL Yenny Febriana, Brigita, Mariana Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan dominan dalam pos penerimaan negara (Suryadi,2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan dominan dalam pos penerimaan negara (Suryadi,2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dan potensial, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun

Lebih terperinci

PERGESERAN TRADISI PERNIKAHAN TIONGHOA KHEK DI KELURAHAN TELUK BETUNG

PERGESERAN TRADISI PERNIKAHAN TIONGHOA KHEK DI KELURAHAN TELUK BETUNG PERGESERAN TRADISI PERNIKAHAN TIONGHOA KHEK DI KELURAHAN TELUK BETUNG Vionna Tania; Agustinus Sufianto Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 vionnatania@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan merupakan aspek penting dari kualitas suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan merupakan aspek penting dari kualitas suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kesejahteraan merupakan aspek penting dari kualitas suatu bangsa. Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di negara tersebut menjadi salah satu tujuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta ataupun pemerintahan.. Seperti halnya di kantor Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta ataupun pemerintahan.. Seperti halnya di kantor Kecamatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin pesat dan perubahan dunia semakin meningkat. Hal tersebut mempengaruhi pola pikir

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lembaga

Lebih terperinci

ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA

ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA 1 ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA Jeane Clinton, Fu Ruomei Jurusan Sastra China Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Merlysa, Sanny, Cendrawaty Tjong Universitas Bina Nusantara,Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat

Lebih terperinci