BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Salah satu dasar penerapan pengembangan bahasa Mandarin dalam kurikulum pendidikan nasional adalah karena adanya keberagaman budaya dan bahasa yang ada di masyarakat di setiap daerah. Keberagaman ini mendorong beragamnya bahasa, baik bahasa lokal ataupun bahasa internasional yang diambil oleh setiap sekolah sebagai pendidikan bahasa daerah atau bahasa asing berdasar keadaan dan kebutuhan daerah setempat. Hal inilah yang melandasi penyelenggaraan dan penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing sebagai salah satu upaya untuk lebih meningkatkan relevansinya dengan keadaan daerah dan kebutuhan daerah yang bersangkutan dan sesuai dengan lingkungan budaya, lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan nasional guna mendukung upaya peningkatan pendidikan nasional. Gresik adalah kota industri dimana tingkat kebutuhan penguasaan bahasa Mandarin cukup tinggi. Hal ini bisa dicermati dengan semakin banyaknya perusahaan atau industri di Gresik yang menuntut calon pegawainya untuk menguasai bahasa Mandarin selain bahasa Inggris. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Gresik, di Batam yang terkenal dengan kota industri dan pusat bisnis, didukung lokasinya yang berhadapan langsung dengan dua negara yang penduduknya sudah menguasai bahasa Mandarin, maka secara tidak langsung harus menerapkan bahasa Mandarin di daerahnya agar mampu bersaing dengan negara tetangga. Kondisi ini mendorong dinas pendidikan setempat akan mengusulkan bahasa Mandarin ini sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh siswa di SD 1

2 sampai SMA dan SMK. Salah satu alasan pengusulan ini adalah karena bahasa Mandarin adalah bahasa internasional dalam dunia bisnis yang wajib dipelajari oleh semua siswa (Indra, 2013). Saat ini mempelajari bahasa asing bukanlah menjadi hal yang mewah bagi masyarakat tetapi menjadi sebuah kebutuhan terutama bagi warga Asia saat ini. Menjadi bilingual (dwibahasa) atau multilingual (banyak bahasa) bukanlah hal yang mudah namun ini merupakan satu langkah ke depan bagi seseorang yang memiliki harapan ke depan. Saat ini orang Asia minimal harus menguasai bahasa Inggris dan Mandarin. Sayangnya tidak semua orang mampu menguasai dua bahasa dalam waktu singkat. Penguasaan banyak bahasa akan memberikan banyak kemudahan untuk saat ini dan saat yang akan datang. Sangat direkomendasikan saat ini bagi anak anak-anak dan generasi muda untuk menguasai satu bahasa asing yang bisa berperan sebagai bahasa pertama, yang antara lain adalah bahasa Inggris dan bahasa Mandarin (Cook, 2011). Hasil sebuah penelitian di Washington DC pada 2006 sudah memprediksi bahwa bahasa Mandarin akan merajai dunia di tahun Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Internet dan American Life and Elon University menghasilkan bahwa bahasa Inggris saat ini menjadi bahasa internasional yang digunakan di banyak negara di dunia nyata ataupun di dunia maya. Namun para ahli memprediksi berdasar hasil temuannya bahwa melihat pesatnya perkembangan bahasa Mandarin saat ini dapat diprediksi pada tahun 2020 bahasa Inggris bisa tergeser dengan bahasa Mandarin karena besarnya pengguna bahasa Mandarin saat ini yang melebihi bahasa Inggris. Bahasa Mandarin bisa menjadi tantangan bagi bahasa Inggris sebagai lingua franca (Glaser, 2006). 2

3 Lebih lanjut dikatakan oleh Glaser (2006) bahwa bahasa Inggris telah berperan penting selama beberapa dekade yang lalu dan kini saatnya bagi kita semua untuk belajar bahasa Mandarin karena bahasa Mandarin akan berperan penting dan bermanfaat. Hal ini benar adanya dilihat dari hasil penelitian sebelumnya tentang pengguna bahasa Mandarin pada tahun 2008 berjumlah orang pengguna dan pada tahun 2009 meningkat tajam menjadi orang pengguna (Lerner, 2009). Data ini menunjukkan semakin banyaknya pengguna bahasa Mandarin dari berbagai negara di dunia yang merupakan satu indikator akan pentingnya bahasa Mandarin saat ini. Berdasar kondisi inilah SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik menetapkan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing selain bahasa Inggris. Penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing ini merupakan upaya pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pihak sekolah. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2010), pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Dapat disimpulkan bahwa setiap satuan pendidikan dalam proses penyususnan dan pengembangan kurikulum sekolah harus mengacu pada standar nasional pendidikan yang telah ditentukan. 3

4 KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan untuk pendidikan menengah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi. Penetapan Bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik merupakan kegiatan kurikuler yang relevan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Salah satu latar belakang penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik adalah karena Gresik adalah kota industri yang memiliki banyak perusahaan lokal maupun asing dimana tingkat kebutuhan akan bahasa Mandarin cukup tinggi. SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik menilai bahwa bahasa Mandarin ini penting untuk dikuasai berkaitan dengan era global saat ini. China sebagai nagara penguasa perekonomian dunia, maka jelas sekali bahwa banyak ilmu pengetahuan baik di bidang ekonomi, pendidikan, bisnis, teknologi ataupun kesehatan yang berasal dari China. Agar tidak tertinggal jauh dengan negara lain maka kita perlu mempelajarinya dari negara China ini. Saat ini bahasa Mandarin merupakan bahasa terpenting ke dua setelah bahasa Inggris. Hal ini pulalah yang melatar belakangi penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. Penerapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem 4

5 Pendidikan Nasional mengamanahkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan dunia global dan menjawab tuntutan perubahan global, nasional dan lokal sehingga perlu dilakukan perubahan dan pembaharuan pendidikan secara terencana dan berkesinambungan. SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik menerapkan bahasa Mandarin sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah adalah karena adanya tuntutan untuk menyediakan pelayanan pendidikan yang modern dan up to date untuk menghadapi tantangan dunia global dan menjawab tuntutan perubahan global, nasional dan lokal. Hal ini karena bahasa Mandarin saat ini banyak digunakan dalam berbagai informasi ilmu pengetahuan baik di bidang tehnik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni yang bersumber dari buku-buku berbahasa Mandarin. Selain itu bahasa Mandarin merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia pariwisata dan bisnis dimana bahasa Mandarin banyak dibutuhkan di dunia kerja. Ditambah lagi saat ini perkembangan akan kebutuhan penguasaan bahasa Mandarin semakin meningkat. Peningkatan ini diawali sejak negara China mulai membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan negara lain dan mengembangkan investasinya melalui kerja sama tersebut untuk membangun infrastrukturnya. Saat ini China menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup berpengaruh di pasar dunia. Negara lain yang memahami kekuatan ekonomi China ini berlomba-lomba menjalin kerja sama dengan negara China sebagai salah satu negara tujuan bisnis yang menjanjikan. 5

6 Dulu negara lain mempelajari bahasa Mandarin hanya karena tertarik dengan bahasa dan budaya China saja. Tetapi saat ini banyak negara yang belajar bahasa Mandarin untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk menjalin kerja sama dengan negara tersebut karena banyak pengusaha dari negara lain yang menilai bahwa China bisa memberikan hasil yang memuaskan. Para pencari kesempatan kerja di China juga menilai bahwa negara ini bisa memberikan penghasilan yang menjanjikan. Hal inilah yang mendorong semakin banyak masyarakat dari luar China untuk tertarik mempelajari bahasa Mandarin termasuk Indonesia. Menurut Joe Carroll (2005) dalam salah satu jurnal, menyatakan bahwa bahasa yang mendunia dan yang paling dibutuhkan adalah bahasa Mandarin karena jumlah pemakai bahasa Mandarin lebih banyak. Berdasar data dari jurnal tersebut, pada tahun 2006 lalu di seluruh dunia ada 320 juta orang pengguna bahasa Inggris, 266 juta orang pengguna bahasa Spanyol, 189 juta orang pengguna bahasa Bengal, 182 juta orang pengguna bahasa Hindi dan yang paling banyak 885 juta orang pengguna bahasa Mandarin. Lebih lanjut Lerner (2009) menulis sebuah artikel di One World Nations Online bahwa Lerner telah membuktikan dari beberapa penelitian terdahulu terkait dengan penggunaan bahasa diseluruh dunia. Lerner berhasil meranking sepuluh bahasa yang paling banyak dipakai di seluruh dunia berdasar populasi pemakainya. Hasilnya adalah bahasa yang paling banyak dipakai adalah bahasa Mandarin, dengan pengguna sebanyak orang di seluruh dunia. Jumlah ini mengalahkan bahasa Inggris yang digunakan oleh orang dan Spanyol pengguna. 6

7 Menurut Lerner kesembilan bahasa di bawah Mandarin ini di setiap penelitian yang dia teliti selalu menempati rangking yang berbeda, namun bahasa Mandarin selalu menempati ranking pertama sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh negara berdasar hasil semua penelitian yang dia teliti. Hal ini membuktikan bahwa memang bahasa Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Jumlah pengguna Mandarin yang cukup signifikan ini karena semakin meningkatnya jumlah orang-orang yang ingin mempelajari budaya dan bahasa China dalam rangka untuk keperluan usaha atau bisnis mereka. Pembelajaran bahasa teutama bahasa Mandarin saat ini sangatlah penting untuk semua aspek kehidupan manusia saat ini, terutama di bidang usaha atau bisnis. Sebuah pusat bahasa di Amerika Serikat juga menyatakan bahwa bahasa China adalah bahasa yang paling banyak dipakai di dunia saat ini, yakni lebih dari satu miliar populasi dunia adalah pengguna bahasa Mandarin. Sedangkan populasi warga China sudah mencapai seperlima dari populasi dunia dan tetap berkembang cepat. Bahkan saat ini bahasa Mandarin dengan standard modern sudah menjadi bahasa resmi PBB setelah bahasa Inggris dan Perancis. Lebih lanjut Giffert (2011) seorang direktur dari dewan penasehat senior di Departemen Pemerintahan Amerika Serikat, menyatakan bahwa negara Amerika Serikat berkeinginan untuk mempelajari bahasa Mandarin. Giffert menyatakan bahwa saat ini Amerika membutuhkan lebih banyak lagi warga yang mampu berbahasa Mandarin baik yang berkaitan dengan pemerintahan ataupun tidak. Kebutuhan akan bahasa Mandarin ini dalam rangka untuk menjalin kerja 7

8 sama yang lebih jauh lagi dengan negara China. Menurutnya mempelajari bahasa Mandarin ini sangat penting karena pelajar yang mempelajari bahasa China setidaknya akan terbuka pemikirannya dan mereka akan belajar bagaimana mengintegrasikan berbagai perbedaan budaya dan juga cara berkomunikasi dengan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda. Para pelajar ini akan bisa lebih jeli melihat kesempatan dan peluang yang mungkin ada di depan mereka. Sorang penulis artikel di China, Moore (2011) menyatakan bahwa sampai awal tahun 2011 pemerintahan negara China telah mengirimkan guru bahasa Mandarin di 94 negara guna mengajar bahasa Mandarin di negara-negara tersebut. Jumlah itu belumlah cukup untuk memenuhi permintaan jumlah guru Mandarin karena setiap tahun permintaan guru Mandarin semakin meningkat. Semakin meningkatnya permintaan ini karena semakin banyak negara yang ingin belajar bahasa Mandarin karena menilai bahasa Mandarin itu penting dan karena pengaruh negara China saat ini yang begitu kuat. Pembelajaran bahasa ini tidak terlepas dari mempelajari budaya China dan mengambil ilmu dari China. Negara China saat ini semakin populer, China menjadi pusat perekonomian. Negara-negara barat mulai menyadari bahwa jika ingin mengetahui China dan memahami bagaimana negara ini bisa berhasil maka penting untuk mempelajari Mandarin. Dunia kini menyadari bahwa China akan menjadi negara yang kuat (adidaya) untuk waktu yang lama, jadi mempelajari bahasanya adalah penting. Pernyataan ini mencerminkan bahwa China dan bahasa Mandarinya adalah penting dan menjadi satu kebutuhan bagi negara-negara yang ingin maju seperti China dan ingin bekerja sama dengan China (Moore, 2011). 8

9 Sebuah artikel juga menyatakan kondisi perekonomian dunia membawa pengaruh pada bahasa. Saat ini semakin luasnya pengguna bahasa Mandarin juga dipicu kemajuan negara China dan turunnya nilai dolar Amerika. Kondisi ini bagi para pebisnis membawa pengaruh besar dalam perekonomian dunia. Data yang dirilis UNESCO pada tahun 2008 juga menunjukkan bahwa bahasa Mandarin sebagai bahasa pertama yang paling banyak dipakai di seluruh dunia, setelah Mandarin adalah bahasa Inggris, Spanyol, Hindi, Arabic, Russian, Portugis, Jepang, Jerman dan Prancis (Greene, 2009). Dunia usaha dan industri menilai bahasa Mandarin memegang peran penting demi kelangsungan bisnis seseorang. Pesatnya perekonomian China dan kemajuan teknologinya yang pesat membuat berbagai industri besar ingin berinvestasi ke China, alhasil bahasa Mandarin kini menjadi prasyarat penting yang harus dipenuhi oleh seorang investor guna membangun kepercayaan publik atas kemampuannya berkomunikai dalam bahasa Mandarin. Kini bahasa Mandarin menjadi bahasa internasional ke dua setelah bahasa Inggris tetapi dengan pengguna bahasa terbanyak. Pada tahun 2009 bahasa Mandarin tercatat sudah digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Dari segi pendidikan, di negara Inggris bahasa Mandarin sudah tercatat sebagai kurikulum nasional dan dipelajari di lebih dari 400 sekolah menengah. Di Asia Tenggara bahasa Mandarin sudah dipelajari di 102 universitas dan 2500 sekolah dasar dan menengah. Berdasar data dari Forum International bahasa Mandarin di Shanghai, sudah ada lebih dari universitas dari 85 negara di seluruh dunia yang memiliki kelas Mandarin dan jumlah ini semakin tahun semakin meningkat. 9

10 Andrean (2008) menuliskan bahwa sebuah penelitian ilmiah di Amerika membuktikan bahwa belajar bahasa Mandarin bermanfaat bagi perkembangan otak, meningkatkan IQ dan memperkuat efektifitas belajar. Penelitian semacam inipun selalu terbukti kebenarannya di banyak negara. Diawali pada tahun 1982, seorang pakar psikologi, mempublikasikan hasil penelitiannya yang menggegerkan dunia di sebuah majalah iptek terkenal di dunia bernama NATURE. Sebuah penelitian dilakukan terhadap IQ anak-anak dari lima negara yaitu Inggris, Amerika, Perancis, Jerman dan Jepang, menemukan bahwa IQ keempat negara Amerika dan Eropa nilai rata-ratanya 100, sedangkan IQ rata-rata anak-anak Jepang adalah 111, penyebabnya adalah anak-anak Jepang telah mempelajari huruf Kanji atau aksara Mandarin. Pembuktiannya adalah proses rancang bangun dalam aksara Mandarin adalah sebuah kegiatan berpikir yang cukup besar, antara lain dengan pemusatan konsentrasi. Hasil resmi dari sebuah penelitian di Singapore pada bulan Januari tahun 2008 yang telah meneliti lebih dari 7000 anak membuktikan bahwa anak-anak yang belajar bahasa Mandarin bisa meningkatkan IQ dan kemampuan. IQ anak Singapore berusia 6 hingga 12 tahun yang belajar bahasa Mandarin lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak Inggris, Jerman dan Australia yang tidak mempelajari bahasa Mandarin. hal itu berkaitan dengan pembelajaran aksara Mandarin yang berkarakter pictogram (Andrean, 2008). Penelitian ini membuktikan keterkaitan pembelajaran Mandarin dengan peningkatan IQ dengan memperbandingkan anak-anak Singapore tersebut dengan anak-anak dari Hong Kong dan Korea yang sama-sama harus belajar bahasa Mandarin, akhirnya dapat disimpulkan bahwa IQ anak-anak dari ketiga negara 10

11 tersebut seimbang. Hasil dari penelitian ini juga telah berhasil membuktikan keunikan pictogram bahasa Mandarin dapat membantu meningkatkan IQ anak kecil dan memperkuat kemampuan belajar. Di Perancis pada awal tahun 2008 mempublikasikan sebuah artikel tentang 10 Alasan Utama Belajar bahasa Mandarin hal ini menandakan adanya kelebihan dalam mempelajari bahasa Mandarin. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa beberapa alasan mempelajari bahasa ini adalah bahasa Mandarin bermanfaat bagi bisnis, menambah sebuah ketrampilam bekerja, mempelajari Mandarin tidak sulit, bisa menyatukan niat dan fikiran, belajar bahasanya berarti lebih mudah mempelajari budayanya, melatih sel-sel syaraf dan membuka kecerdasan anak-anak Berbagai bukti tersebut semakin mendorong meningkatnya pengguna bahasa Mandarin di seluruh dunia (Andrean, 2008). Di Indonesia sendiri perlahan namun pasti jumlah peminat bahasa Mandarin semakin meningkat. Kini belajar bahasa Mandarin memjadi tren baru di kota-kota besar di Indonesia. Saat ini terdapat lebih dari mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di China dimana 90% diantaranya adalah mempelajari bahasa Mandarin. Bukti-bukti di atas menunjukkan pentingnya penguasaan bahasa Mandarin di era global ini, baik bagi pelajar maupun masyarakat pada umumnya. Hal inipun bisa menjadi alasan-alasan SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik mengambil bahasa Mandarin sebagai salah satu mata pelajaran bahasa asing untuk mempersiapkan para lulusannya kelak. 11

12 Sedangkan alasan pemilihan SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik sebagai lokasi penelitian adalah karena SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik ini adalah satusatunya sekolah yang paling lama menerapkan pelajaran bahasa Mandarin di sekolah di kota Gresik sementara di sekolah lain baru satu atau dua tahun ini ada pelajaran bahasa Mandarin. selain itu SMA Nahdalatul Ulama 1 Gresik adalah satu-sarunya sekolah SMA di Gresik yang berhasil mengantarkan siswanya ke perguruan tinggi luar negeri, yaitu Shoufu University Taiwan dan Tianjin University of Science and Technology, China. Salah satu persyratan siswa yang lolos ini adalah karena lulus salah satu persyaratannya yaitu lulus ujian tes Mandarin dari SMET (Standart Mandarin Examination Test) selain lulus ujian English speaking test dan seleksi dari nilai raport semester I V.. Alasan-alasan inilah yang mendorong peneliti untuk memilih SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik sebagai lokasi penelitiannya. B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini bisa berjalan sesuai harapan maka fokus permasalahan harus ditetapkan. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik? 12

13 C. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan bagaimana penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik 2. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di sekolah SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan gambaran tentang proses penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kebijakan pengembangan kurikulum di dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis 1. Memberikan input kepada dunia pendidikan khususnya satuan pendidikan lainnya berkenaan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kebijakan pengembangan kurikulum sekolah. 2. Sebagai bahan evaluasi dalam menentukan dan merencanakan program yang strategis oleh kepala sekolah untuk peningkatan kualitas peserta didik melalui program pendidikan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. E. Definisi Istilah Agar tidak terjadi multi interpretasi terhadap penelitian ini maka perlu adanya batasan ilmiah dalam memberikan definisi variabel berikut ini: 13

14 1. Pendidikan bahasa Mandarin adalah mata pelajaran bahasa asing yang diterapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan peserta didik dan sebagai bahan ketrampilan yang bisa dimanfaatkan sebagai bekal untuk mempersiapkan lulusan agar bisa berperan langsung dalam masyarakat. 2. Kurikulum Pendidikan bahasa Mandarin adalah kurikulum yang didesain dan dirancang untuk memberikan bekal pengetahuan, skill atau ketrampilan peserta didik dalam persipan untuk melanjutkan belajarnya ke tingkat yang lebih tinggi, masuk dunia kerja dan dunia pendidikan. 3. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan pembelajaran bahasa Mandarin yang ada di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. Implementasi pelaksanaan bahasa Mandarin ini meliputi penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing, perencanaan pembelajaran bahasa Mandarin, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. 4. Penetapan adalah proses atau cara dalam pembuatan suatu ketetapan. Penetapan dalam penelitian ini adalah proses tentang bagaimana penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. 5. Efektif dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pembelajaran efektif yang dilihat dari respon siswa terhadap proses pembelajaran di kelas, aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan adanya kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran. 14

15 F. Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi penelitian ini dan peneliti hanya terfokus untuk membahas implementasi pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. Implementasi dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada implementasi kebijakan penetapan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing dan implementasi pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Mandarin yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. 15

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia Liliana Muliastuti, Ketua Umum Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA Pengantar Optimisme terhadap peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang tidak dapat

Lebih terperinci

Implementasi Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Implementasi Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Implementasi Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Rodia Rohmatillah Guru Bahasa Inggris di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Email: rodiah.rahmatillah@yahoo.com Abstract: The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di era globalisasi sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki kemampuan atau

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Kelas 9 semester 1 NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1 2 PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Modul ke: FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Fungsi Bahasa Secara Umum Bahasa Negara dan Bahasa Nasional Keunggulan Bahasa Indonesia Fakultas.. Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi. www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL INSENTIF ARTIKEL PADA JURNAL INTERNASIONAL TAHUN 2014

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL INSENTIF ARTIKEL PADA JURNAL INTERNASIONAL TAHUN 2014 PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL INSENTIF ARTIKEL PADA JURNAL INTERNASIONAL TAHUN 2014 Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi dan komunikasi berkembang pesat, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah munculnya arus globalisasi. Daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahasa Mandarin telah menjadi bahasa internasional kedua setelah Bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan wisatawan, mulai dari kota besar sampai kota kecil. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan wisatawan, mulai dari kota besar sampai kota kecil. Bukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh semua kalangan wisatawan, mulai dari kota besar sampai kota kecil. Bukan hanya masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu aset tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang akan memberikan imbal hasil di masa yang akan

Lebih terperinci

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA REFLEKSI POSISI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM KEBIJAKAN KURIKULUM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA Email: delaningrat@gmail.com A. Abstrak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN BEA SISWA KEPADA SISWA YANG TIDAK MAMPU PADA SEKOLAH SWASTA DAN SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH NEGERI MAUPUN SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Berdasarkan data dari Forum Internasional Bahasa Mandarin di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Berdasarkan data dari Forum Internasional Bahasa Mandarin di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahasa Mandarin telah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 BAB II JUDUL BAB II... 4 A. Pengertian Peminatan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL Oleh: Khaerudin Kurniawan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Ketika tingkat peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini menuntut peningkatan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini menuntut peningkatan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menuntut peningkatan dalam berbagai hal, terutama dalam proses komunikasi. Proses komunikasi yang baik dan benar, memerlukan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Sekolah Sejak 30 Juli 1966 SMP Negeri 61 berdiri sebagai sekolah pemerintah. Pada awalnya SMP Negeri 61 beralamat di Jalan Palmerah Utara. Bangunan yang digunakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Persaingan global terus berlanjut dan menuntut kesiapan setiap negara untuk mempunyai sumberdaya manusia yang unggul dan mampu menghadapi persaingan. Salah satu

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui pendidikan bermutu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Pendidikan merupakan hal penting dalam mendukung kemajuan suatu negara

BAB 1. Pendahuluan. Pendidikan merupakan hal penting dalam mendukung kemajuan suatu negara BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam mendukung kemajuan suatu negara diera globalisasi. Kemajuan pendidikan didukung oleh kemajuan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat 7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah tantangan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat persaingan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) selain bahasa Inggris diajarkan juga bahasa asing lainnya seperti

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

2016, No Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2016 KEMENAG. Pendidikan. Agama Kristen. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting untuk menentukan kelangsungan hidup suatu negara, karena dengan pendidikan akan terbentuklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali

Lebih terperinci

Waaaah Negara-Negara Maju Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Dunia

Waaaah Negara-Negara Maju Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Dunia Waaaah Negara-Negara Maju Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Dunia Pendidikan memiliki peran penting bagi kemajuan dan perkembangan sebuah bangsa, maka dari itu setiap bangsa terus berlomba untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003 BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) dan (2): (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Apa KTSP? Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah) Mengacu kepada standar isi, standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi kunci indikator ekonomi

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

AGAR SI JENIUS PULANG KAMPUNG

AGAR SI JENIUS PULANG KAMPUNG AGAR SI JENIUS PULANG KAMPUNG Sabtu 23 Juni 2018 https://x.detik.com/detail/intermeso/20180622/agar-para-jenius-mau-pulang-kampung/index.php Orang-orang bertanya, mengapa aku pulang kampung. Jawabannya

Lebih terperinci

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 Untuk disiarkan segera Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife Hampir tiga perempat investor mendukung dinaikkannya

Lebih terperinci

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia Indonesia yang rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri, dan berkualitas, sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan, mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang yang berkelanjutan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan sang penciptanya, yaitu bermanfaat

Lebih terperinci

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

Surat Kabar Harian BERITA NASIONAL, terbit di Yogyakarta, Edisi 14 Juni RANKING KOMPETISI INDONESIA Oleh : Ki Supriyoko

Surat Kabar Harian BERITA NASIONAL, terbit di Yogyakarta, Edisi 14 Juni RANKING KOMPETISI INDONESIA Oleh : Ki Supriyoko Surat Kabar Harian BERITA NASIONAL, terbit di Yogyakarta, Edisi 14 Juni 1996 RANKING KOMPETISI INDONESIA Oleh : Ki Supriyoko Barangkali kita masih teringat akan pengalaman sekitar dua atau tiga tahun lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Selain bahasa Jerman dipelajari juga bahasa Inggris, bahasa Jepang dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP...

BAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP... BAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/ Semester : IX (sembilan)/ 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep daya saing daerah berkembang dari konsep daya saing yang digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak mewarnai pengembangan dan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa bunyi atau suara yang dihasilkan alat indra manusia yang terdiri atas kata atau kumpulan kata yang tiap katanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN

KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN 354 Kedudukan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN Yulia Agustin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang diorganisasikan secara formal berdasarkan struktur hierarkis dan kronologis, dari jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Megister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulisan pada awalnya terdapat pada batu-batu peninggalan yang hampir semua bentuk awal lambang tulisan berupa gambar atau diagram. Sehingga sebelum ditemukannya cara

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Kajian Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud 2011

Kajian Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud 2011 Kajian Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud 2011 Bandung, 18 Januari 2012 1 Sekilas tentang Beasiswa Unggulan Program Beasiswa Ungggulan merupakan program yang bersifat stimulan bagi program studi

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan. 1. UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 50 ayat (3) 2. PP no 19 tahun 2005 (Pasal 61 ayat 1), 3. Renstra Diknas 2005-2009 4. Bervariasinya penyelenggaraan 5. Rekomendasi kajian profil SBI tahun 2006 6. Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. : Gambar 4.1 Logo Prudential Life Assurance

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. :  Gambar 4.1 Logo Prudential Life Assurance A. Identitas Perusahaan BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Nama Perusahaan Anak perusahaan di Asia Anak perusahaan di Indonesia Website : Prudential plc : Prudential Corporation Asia (PCA) : PT Prudential

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, peneliti akan membahas tentang: 1) latar belakang; 2) fokus penelitian; 3) rumusan masalah; 4) tujuan penelitian; 5) manfaat penelitian; dan 6) penegasan istilah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar dalam menghadapi tantangan global salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia semakin terintegrasi seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan tersebut, manusia dituntut agar dapat memenuhinya. Salah satu cara dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Bab 1. Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Pembangunan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 merupakan bagian tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi

Lebih terperinci

jawab untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan dan peluang kehidupan global. Kehidupan global akan melahirkan kebudayaan global dalam

jawab untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan dan peluang kehidupan global. Kehidupan global akan melahirkan kebudayaan global dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi ditandai dengan kuatnya persaingan di bidang teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan penguasaan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, terdapat sekitar 17.504 pulau besar dan kecil. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang eksistensi proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang eksistensi proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang eksistensi proyek Ditengah maraknya persaingan global, peningkatan kualitas sumber daya manusia sangatlah penting. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya pendidikan dalam rangka

Lebih terperinci

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan Pendirian Negara Republik Indonesia antara lain adalah mencerdaskan

Lebih terperinci