BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN
|
|
- Yandi Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi, dan saran yang dihasilkan dari hasil penelitian. Saran-saran dalam penelitian ini berisi tentang saran yang ditunjukan untuk penelitian selanjutnya, agar kekurangan dalam penelitian ini bisa diantisipasi. 5.1 Simpulan Berdasarkan pengolahan data pada 215 responden dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang negatif antara self-control dengan problematic mobile phone use (p <0.05, r :-0.146). Apabila self-control tinggi maka problematic mobile phone use pada subyek akan rendah. Sebaliknya, apabila self-control rendah maka problematic mobile phone use pada subyek akan tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. 5.2 Diskusi Dalam hasil penelitian, menghasilkan hasil uji hipotesis dari variabel self-control dengan variabel problematic mobile phone use sebesar p = 0,032, r = -0,146) yang artinya jika nilai signifikansi <0,05 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara variabel self-control dengan variabel problematic mobile phone use. Adanya hubungan terjadi karena menurut Billieux (2012), problematic mobile phone use dikaitkan dengan suatu perilaku impulsivity yang digambarkan bahwa individu yang menggunakan telepon seluler terutama didorong oleh kurangnya self-control dan regulasi emosi maladaptive. Perilaku impulsivity mengarah pada perilaku urgency, lack of perseverance dan lack of premeditation yang akan mepengaruhi kurangnya self control dalam pengambilan keputusan yang beresiko. Misalnya, seseorang tidak bisa menunda menggunakan telepon ketika mereka mengalami emosi yang kuat karena mereka tidak memiliki kontrol diri dalam situasi urgensi yang tinggi, sedangkan seseorang yang berlebihan menggunakan ponsel mereka karena mereka tidak memperhitungkan potensi konsekuensi masa depan. Pada subyek terdapatnya hubungan negatif antara self-control dengan problematic mobile phone use terjadi karena masa emerging adulthood secara umum menurut Arnett (2004), berada tahap memasuki masa dewasa yang jauh dari orang tua. Menurut Arnett 65
2 66 (2004), saat mereka hidup diluar jauh dari orang tua, mereka memiliki tanggung jawab dan sudah mengembangkan self control diri yang baik agar mereka dapat menghadapi tantangan diluar. Namun, emerging adult masih mencari identitas diri dikarenakan mereka masih bingung akan statusnya yang secara mereka sudah bukan lagi remaja namun mereka juga belum memasuki dewasa yang utuh sehingga emerging adult terkadang mengalami ketidakstabilan dalam pengambilan keputusan. Tidak heran kenapa subjek ini masih dapat berubah-ubah dalam self-control nya, contoh nya seperti penggunaan mobile phone yang terus-menerus ketika sedang mengalami suatu masalah dan kurangnya kontrol diri dalam penggunaan mobile phone yang berlebihan. Nilai korelasi antara self-control dengan problematic mobile phone use tergolong rendah, karena diantara lima dimensi problematic mobile phone use, hanya satu dimensi saja yang berkorelasi dengan self-control yaitu escape from other problem (p <0,05, r= 0,146). Hubungan antara self-control dengan dimensi escape from other problem dapat terjadi karena menurut Bianchi & Phillips (2005), escape from other problem merupakan suatu perasaan dimana seseorang mengalihkan masalah dengan melarikan diri pada sesuatu yang menyenangkan. Ketika individu mempunyai masalah dan mempunyai self-control yang rendah maka individu akan cenderung tidak dapat menyelesaikan masalah dengan solusi yang baik dan akhirnya melarikan diri dari masalah dengan menggunakan sesuatu yang menyenangkan contohnya seperti mobile phone. Menurut James dan Drenan (2005), meneliti tentang faktor situasi yang dapat terdapat beberapa faktor penyebab kecanduan seperti sedih kesepian, mempunyai masalah, stress dan kebosanan. Berdasarkan hasil olahan data didapatkan bahwa hampir semua subjek menggunakan mobile phone untuk aktivitas entertainment, yaitu internet. Mereka mencari suatu pengalihan dengan mobile phone untuk dijadikan sarana coping dalam suatu masalah dengan menggunakan perangkat entertainment seperti internet untuk mengalihkan masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan baik sehingga menjadi suatu penggunaan yang terus-menerus yang berdampak problematika dalam penggunaan yang terus-menerus. Dalam hasil self-control dan dimensi tolerance dan withdrawal dan negative life consequences tidak memiliki korelasi (p>0,05), yang artinya tinggi atau rendahnya selfcontrol tidak mempengaruhi meningkat dan menurunnya tolerance dan withdrawal tersebut. Padahal kedua dimensi tersebut sangat berkaitan dengan dimensi-dimensi
3 67 dalam adiksi yang umum. Hal ini dapat terjadi karena kecanduan mobile phone berbeda dengan kecanduan drug. Dalam problematic mobile phone use memiliki karakteristik adiksi yang berbeda dengan adiksi alkohol dan obat-obatan. Penggunaan mobile phone secara berlebihan tidak menimbulkan dampak fisik yang langsung, seperti pada adiksi alkohol dan obat-obatan, sehingga memungkinkan penggunaan mobile phone memang dianggap suatu perilaku yang negatif tetapi perilaku hanya bentuknya dikurangi bukan dihindari. Mobile phone sendiri di jaman sebagai kebutuhan utama selain pangan, sandang, dan papan (okezone.com, 2014). Kebanyakan motivasi subyek penelitian ini menggunakan mobile phone adalah untuk komunikasi (69 responden), sehingga dapat disimpulkan dari total subyek mengarah pada problematic mobile phone use yang rendah serta faktor-faktor lain menurut Bianchi dan Phillips (2005) mengatakan bahwa low self-esteem, extraversion dan umur merupakan prediktor dalam terjadinya problematic mobile phone use dan tidak hanya self-control yang rendah menjadi faktor mengarah pada problematic mobile phone use, sehingga menguatkan bahwa tidak adanya korelasi dalam self-control dan dimensi tolerance dan withdrawal serta responden lebih banyak total self-control yang rendah namun problematic mobile phone use rendah mungkin dipengaruhi dari faktor-faktor yang dijelaskan oleh Bianchi dan Phillips (2005). Tidak adanya keterkaitan antara self-control dengan dimensi craving berarti bahwa dimiliki atau tidaknya self-control tidak akan berkaitan dengan tinggi atau rendahnya craving. Menurut Bianchi & Phillips (2005), craving adalah suatu perasaan dimana seseorang memiliki keinginan dari satu kebutuhan dalam menggunakan mobile phone untuk meringankan perasaan negatif, sedangkan menurut Tangney dan rekan (2004) komponen utama self-control adalah suatu kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respon di dalam diri seseorang, serta menghilangkan kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari suatu tindakan yang dilakukan. Melihat pengertian dari craving dan self-control tersebut dapat dilihat adanya perbedaan orientasi pada keduanya, dimana craving lebih berfokus pada pengendalian emosi, sedangkan self-control berorientasi pada pengendalian perilaku. Craving bertujuan untuk meringankan perasaan negatif, sedangkan self-control berorientasi menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Dari hal tersebut, menyebabkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi craving dan self-control.
4 68 Kemungkinan ada variabel penengah yang tidak diperhitungkan yang menyebabkan kurangnya ada hubungan antara self-control dan dimensi craving. Self-control dengan social motivation dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan dimensi social motivation. Hal ini dikarenakan bahwa faktor pendukung dari motivasi dalam menggunakan mobile phone tidak hanya berasal dari motivasi sosial, teman dan keluarga. Menurut Lutfi (okezone.com, 2014), yaitu smartphone menjadi kebutuhan utama di samping pangan, sandang dan papan. Dalam pemakaian dan pembelian mobile phone bersifat personal dan bukan karena faktor sosial, teman dan lingkungan yang terkait, karena mobile phone sudah menjadi suatu kebutuhan primer dalam aktivitas sehari-hari sehingga tidak seharusnya dihindari.untuk penggunaan mobile phone juga disebabkan dari motivasi internal dan eskternal, contohnya seperti ketika seseorang dalam tahap mendekati lawan jenisnya akan mengalami peningkatan untuk berkomunikasi dengan lawan jenisnya tersebut sehingga penggunaan mobile phone menjadi meningkat, menurut self-control individu tersebut dalam peningkatan penggunaan ini tidak mengarah pada suatu hal yang negatif dan self-control tidak terlalu berperan dalam mengontrol penggunaan. Oleh sebab itu, self-control dalam korelasi tidak terlalu terkait dengan dimensi social motivation. Hasil dari analisa tambahan juga menyatakan bahwa hasil dari respoden yang memiliki self-control yang tinggi maka problematic mobile phone use rendah, sedangkan responden yang memiliki self-control yang rendah maka kecenderungan untuk mengalami problematic mobile phone use akan tinggi. Hal ini dikarenakan ketika seseorang mempunyai self-control yang tinggi menurut Baumeister, Bratslavsky, Muraven, & Tice (1998), berarti memiliki kemampuan lebih baik untuk mengontrol pikiran mereka, pengaturan emosi dan mencegah suatu impuls mereka daripada orang yang memiliki self-control yang rendah serta self-control yang tinggi berhubungan dekat dengan perilaku kondusif kepada suatu kesuksesan dalam hidup dan kehidupan yang sehat. Namun, Menurut Ray (2011), secara umum self- control yang rendah mengacu pada ketidakmampuan individu menahan diri dalam melakukan sesuatu serta tidak memedulikan konsekuensi jangka panjang. Self control yang rendah mengarahkan seseorang kepada suatu impulsiveness sehingga mudah sekali untuk mengalami permasalahan seperti problematic mobile phone use.
5 69 Pada laki-laki, Hasil dari analisa tambahan juga menyatakan bahwa perempuan lebih tergolong pada self-control yang tinggi dan laki-laki-laki tergolong pada selfcontrol yang rendah. Hal ini di perkuat dengan teori Gottfredson & Hirschi (1990) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan tingkat self control antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki tingkat self control yang lebih rendah daripada perempuan sehingga banyak ditemukan melakukan tindakan negatif dan menyimpang. Dalam teorinya, tindakan negatif dan menyimpang tersebut terkait dengan perilaku kriminal dan kenakalan tetapi dalam penelitian ini penulis mengaitkannya pada perilaku negatif yang lain yaitu seperti problematic mobile phone use. Gottfredson & Hirschi (1990), perilaku yang mengarah negatif disebabkan oleh faktor self-control yang rendah, sehingga dari hasil data yang diperoleh memperkuat bahwa laki-laki lebih cenderung memiliki self-control yang rendah. Pada laki-laki memiliki hasil yang seimbang antara tinggi atau rendah pada problematic mobile phone use dan perempuan tergolong pada problematic mobile phone use yang rendah. Pada laki-laki, self-control tidak serta-merta banyak yang mengalami problematic mobile phone use. Pada laki-laki, selain self-control yang rendah perlu ada faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi terjadinya problematic mobile phone use seperti low self-esteem, neurotism dan extraversion yang membuat mereka mengalami problematic mobile phone use (Bianchi& Phillips, 2005) Pada mahasiswa dikatakan menurut hasil penelitian bahwa mahasiswa tergolong memiliki self-control yang rendah, sedangkan seseorang yang bekerja memiliki selfcontrol yang tinggi. Untuk umur dua puluhan merupakan pertanda seseorang sudah memasuki bangku kuliah. Namun dalam hasil penelitian dikatakan bahwa mahasiswa cenderung mempunyai self-control yang rendah daripada responden yang berkerja. Hal ini menurut Arnett (2004), karakteristik mahasiswa dalam emerging adult masih mencari identitas diri, masih mengalami ketidakstabilan dalam pengambilan keputusan, masih ekplorasi dalam cinta, karir, dan lain-lain serta terkadang mereka masih bingung akan statusnya yang secara mereka sudah bukan lagi remaja namun mereka juga belum memasuki dewasa yang utuh. Dari kesimpulan ini, memungkinkan mahasiswa mempunyai self-control yang rendah dikarenakan masih belum memiliki tanggung jawab dan masih bergantung kepada keluarga dan orang lain, sedangkan pekerja memiliki karakteristik menurut Arnett, (2004), yaitu memiliki pikiran yang jangka
6 70 panjang, sudah memiliki ekplorasi yang serius terhadap karir dan pekerjaan dan hubungan percintaan, sehingga self-control dia berkembang seiring dengan proses kemandirian, serta cara berpikir yang semakin dewasa. Ketika menjadi orang dewasa, mereka akan menerima tanggung jawab untuk diri mereka sendiri, mampu membuat keputusan independen, dan mendapatkan kemandirian finansial dari orang tua mereka (Arnett, 2004). Dalam penelitian ini, sampel yang di uji dikategorikan normal sehingga peneliti tidak menargetkan sampel dengan kategori yang mempunyai problematic mobile phone yang tinggi. Hal ini membuat karakteristik problematic mobile phone use pun berbeda dengan individu yang memiliki problematic mobile phone use yang tinggi, sehingga hasil dalam analisa tambahan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dan hanya dijadikan suatu pola pemetaan deskriktif dalam analisa tambahan. Dari hasil rata-rata penggunaan ponsel dalam sehari dalam penelitian ini dapat dilihat dalam pemetaannya, bahwa lamanya waktu belum tentu mengarah pada problematic mobile phone use. Pada hasil total dalam menghabiskan biaya pulsa pulsa dalam sebulan yaitu dengan harga Rp Rp tergolong pada self-control yang tinggi dan tergolong juga pada problematic mobile phone use yang rendah, dapat dilihat merupakan pola yang menarik sehingga hasil tersebut dapat mengarahkan kriteria dalam total pemakaian yang aman, tetapi belum dapat disimpulkan sebagai bagian hasil dari penelitian ini karena peneliti tidak menghitung peran penggunaan pulsa terhadap self-control dan problematic mobile phone use. Untuk kelemahan dalam penelitian ini, jumlah partisipan yang kurang banyak dan saat memberikaan kuisioner dengan cara memberikan mekakui teman dengan menggunakan google form sehingga responden menjawab kuesioner secara asal-asalan dan menjadi tidak maksimal. Akibat dari pengisian yang asal-asalan membuat hasil menjadi kurang baik dan membuat banyak item yang validitasnya tinggi menjadi berkurang sehingga item banyak tereliminasi.
7 Saran Saran Praktis Lebih meningkatkan self-control dalam kehidupan sehari-sehari dengan menghindari perilaku-perilaku yang mengarahkan seseorang pada selfcontrol yang rendah. Ketika menghadapi suatu masalah, sebaiknya tidak mencari bentuk pengalihan seperti penggunaan mobile phone, tetapi lebih mencari solusi masalah dengan sharing kepada teman atau keluarga sehingga mengontrol untuk tidak menggunakan mobile phone ketika memiliki masalah Saran Metodologis Untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut dari problematic mobile phone use dengan menggunakan variabel-variabel yang sudah di teliti seperti extraversion, neurotism, self-esteem, dan loneliness. Disarankan untuk penelitian berikutnya dapat meneliti perilaku adiktif dari smaprtphone use yang mengarah pada penggunaan yang bermasalah. Disarankan untuk lebih menambah jumlah responden dalam pilot, sehingga agar data yang diperoleh lebih valid dan lebih mempersentasi reliabilitas dan validitas dengan baik. Untuk penelitian selanjutnya, dapat mengangkat topik penelitian tentang peran waktu dan biaya pemakaian pulsa terhadap problematic mobile phone use.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini, peneliti akan membahas teori terkait dua variabel penelitian yaitu self-control dan problematic mobile phone use. Kemudian bahasan mengenai definisi dan teori subjek
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab empat serta saran baik teoretis maupun saran praktis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. konsekuensi bahaya atas tindakan yang dilakukan. Individu yang memiliki kontrol
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontrol diri merupakan hal yang penting bagi setiap individu, termasuk dan terutama bagi individu yang sedang menjalani proses rehabilitasi narkoba. Kontrol diri menurut
Lebih terperinciBAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook
BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN 3. 1. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis 3. 1. 1. Variabel Penelitian Variabel 1 = Self-Control Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook 3. 1. 2. Definisi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Steel (2007) mengemukakan prokrastinasi sebagai suatu perilaku menunda dengan sengaja melakukan kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi ketika seseorang atau organisme mencoba untuk mengubah cara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1. Self-Control 2. 1. 1. Definisi Self-control Self-control adalah tenaga kontrol atas diri, oleh dirinya sendiri. Selfcontrol terjadi ketika seseorang atau organisme mencoba untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses perubahan sikap dan tingkah laku yang semula tidak tahu menjadi tahu. setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrol Diri 1. Definisi Kontrol Diri Kontrol diri mengacu pada kapasitas untuk mengubah respon diri sendiri, terutama untuk membawa diri mereka kepada standar yang sudah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbukanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan Penelitian Penilitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang self control
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek siswa-siswi SMP Swasta di Taman Sidoarjo. SMP Dharma Wanita 9 Taman terletak
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Definisi Problematic Internet Use Problematic Internet Use (PIU) didefinisikan sebagai penggunaan internet yang menyebabkan sejumlah gejala
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya untuk menjawab hipotesa didapatkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada murid SMP di lima wilayah bagian di Jakarta meliputi bagian Barat, Timur,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. seseorang dalam melakukan tugas.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3. 1. 1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Self-Control : kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya yang dilihat dari kedisiplinannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teknologi ibarat pedang bermata dua, dapat bermanfaat, dapat juga berarti sebaliknya. Sebuah studi yang diadakan di Swedia, tepatnya di Akademik Sahlgrenska
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problematic Internet Use 2.1.1 Pengertian Problematic Internet Use (PIU) Problematic Internet Use atau PIU merupakan sindrom multi-dimensi dengan gejala kognitif maladatif dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi dan komunikasi kian banyak digunakan orang untuk berbagai manfaat salah satunya internet. Internet (Interconnected
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Hurlock (2004: 206) menyatakan bahwa Secara psikologis masa remaja adalah
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, serta keterbatasan penelitian. Selain itu, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kunci utama bagi kesejahteraan hidup. Definisi sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan kunci utama bagi kesejahteraan hidup. Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan 5. 1. 1 Kesimpulan Utama Dari hasil pengolahan data utama dan analisisnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Antara Komunikasi Orangtua Dengan Regulasi Emosi Pada Remaja di Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciGAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN
GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN RIMA AMALINA RAHMAH Langgersari Elsari Novianti, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan mengenai kesimpulan, dan diskusi mengenai penelitian yang telah dilakukan, dan saran-saran yang akan berguna bagi penelitian selanjutnya.
Lebih terperinciPENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA
PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Esteem 2.1.1 Pengertian Self-Esteem Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), Self-Esteem merupakan bentuk evaluasi dari sikap yang di dasarkan pada perasaan menghargai diri
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Provider GSM 3 di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok
Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Provider GSM 3 di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok Nama : Rinaldy Yahya NPM : 13209696 Dosen Pembimbing : CH Dewi Wulandari, SE, MM Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BlackBerry atau sering disingkat BB adalah sebuah smartphone buatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BlackBerry atau sering disingkat BB adalah sebuah smartphone buatan Research In Motion (RIM), yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu remaja mulai dari rentang usia
Lebih terperinciHubungan Kecerdasan Emosional dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa
Hubungan Kecerdasan Emosional dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa Nama : Dyan Permatasari NPM : 12513744 Kelas : 3 PA 12 Pembimbing : Desi Susianti, S.Psi., M.Si. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 49% berusia tahun, 33,8% berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengungkapkan, pengguna internet di Indonesia tahun 2014 mencapai 88,1 juta orang dari total penduduk Indonesia. Dari
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Pada bab 5 ini, dijabarkan mengenai hasil yang telah didapatkan dari
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab 5 ini, dijabarkan mengenai hasil yang telah didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan dan tentunya hasil ini dianggap mampu menjawab permasalahan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi faktor biologis, kognitif, sosial, psikologis, dan moral (Santrock, 2003).
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X Nama Disusun Oleh : Dyah Anggraini NPM : 10507067 Jurusan : Psikologi Dosen Pembimbing : Intaglia Harsanti, S.Psi., M.Si Diajukan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Uji Korelasi Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara self-efficacy
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kesepian Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang
Lebih terperinciHubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Mahasiswa Perantau
Hubungan Antara Dengan Pada Mahasiswa Perantau NAMA : PANDU PRAMANA NPM : 15511494 PEMBIMBING : Dr. ANUGRIATY INDAH ASMARANY JAKARTA 2015 Latar Belakang Masalah Mahasiswa Perantau Hambatan Stres akademik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk uji coba instrumen telah dilakukan pada 30 orang ibu yang memiliki anak
53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB-C YPLB Cipaganti Bandung. Sedangkan untuk uji coba instrumen telah dilakukan pada 30
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa negara karena pendidikan menentukan kemajuan proses pembangunan bangsa dalam berbagai bidang (Syah,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru
Lebih terperinciBab V Simpulan, Disuksi dan Saran
Bab V Simpulan, Disuksi dan Saran 5.1 Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I memiliki konsep diri yang dalam tingkatan dikatakan sedang (71%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Mental Accounting Mental accounting mengacu pada proses mengidentifikasi, mengkategorikan, dan mengevaluasi hasil dalam keuangan. (Thaler, 1980; Kahneman & Tversky, 1984;).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan. Dari tahun ketahun menikah memiliki mode, misal saja di zaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan suatu hal yang penting dalam menjalani siklus kehidupan. Dari tahun ketahun menikah memiliki mode, misal saja di zaman dahulu menikah merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori variabel yang akan diteliti beserta dimensi, landasan teori mengenai dewasa muda, kerangka berpikir dan asusmsi penelitian. 2.1
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara historis, kecanduan telah didefinisikan semata-mata untuk suatu hal
BAB II LANDASAN TEORI A. KECANDUAN BLACKBERRY SERVICE 1. Definisi Kecanduan Secara historis, kecanduan telah didefinisikan semata-mata untuk suatu hal yang berkenaan dengan zat adiktif (misalnya alkohol,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Selain itu, bab ini juga berisikan saran, baik saran metodologis maupun saran praktis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii
DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan
Lebih terperinciHubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841)
Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Tujuan mini riset online ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan self-control
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai variabel dan hipotesis penelitian. Selain itu, akan diuraikan juga desain penelitian yang digunakan untuk membantu kelancaran didalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui psychological well-being pada pasien HIV positif (usia 20-34 tahun) di RS X Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Interpersonal Sebagaimana diungkapkan Buhrmester, dkk (1988) memaknai kompetensi interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam membina hubungan
Lebih terperinciAbstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini berjudul Korelasi antara fear of success dan hasil kerja pada manajer wanita yang telah berkeluarga di PT X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujian penelitian, maka rancangan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. mengetahui hubungan antara employee engagement dengan burnout
38 BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu memahami kancah atau tempat penelitian dan persiapan segala sesuatu yang berkenaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta diskusi tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian, yaitu landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Metode kuantitatif yang dilakukan adalah dengan metode survai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasabah-nasabah yang sibuk dengan berbagai kegiatan. Teknologi informasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan jaman yang semakin modern dan banyak nasabah-nasabah yang sibuk dengan berbagai kegiatan. Teknologi informasi menjadi kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
58 BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bagian ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan; diskusi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Emotional Eating 2.1.1 Definisi Emotional Eating Menurut Arnow (1995) emotional eating adalah keinginan untuk makan ketika timbul perasaan emosional seperti frustrasi, cemas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dapat dipandang sebagai suatu masa dimana individu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai meninggalkan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subjek hadir saat penelitian. Berikut ini merupakan data siswa yang
A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian berjumlah 80 anak, memilliki kriteria inklusi, meliputi: siswa yang menduduki kelas XI Madrasah Aliyah Darul Ulum, siswa yang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB Metode Penelitian.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis.1.1 Definisi operasional PIU Problematic Internet Use adalah variabel (x) yang akan diukur pada penelitian ini yang hasilnya di dapat melalui nilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
Lebih terperinciMOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA
Majalah Farmasi Indonesia, 12 (2)79-83, 2001 MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA CONSUMEN MOTIVATION TO WARD INFORMATION SERVICE AND DRUG CONSULTATION
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan subjek penelitian, metode penelitian, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
Lebih terperinci5. KESIMPULA, DISKUSI, DA SARA
51 5. KESIMPULA, DISKUSI, DA SARA Bagian ini mengemukakan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti. Di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perilaku agresi, terutama di kota-kota besar khususnya Jakarta. Fenomena agresi
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Hampir setiap hari banyak ditemukan pemberitaan-pemberitaan mengenai perilaku agresi, terutama di kota-kota besar khususnya Jakarta. Fenomena agresi tersebut merupakan
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara derajat stress dengan derajat sense of humor pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X yang sedang mengontrak mata kuliah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik ini membandingkan dua sampel dimana sampel-sampel yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Teknik ini membandingkan dua sampel dimana sampel-sampel yang dimanipulasi tidak berada dalam kendali peneliti. Dalam kasus ini dua kelompok sampel
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara anxiety dalam menghadapi respon dari orang terdekat dengan masing-masing dimensi pada psychological
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Subjective Well Being Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan eudaimonic dan kebahagiaan hedonis. Istilah eudaimonic berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk membuktikan hipotesa. Data penelitian yang akan digunakan guna menguji hipotesa
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, yaitu faktor kepribadian yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kota Bandung dengan populasi penelitian yaitu mahasiswa di kota Bandung yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting, diantaranya sebagai sumber dukungan sosial bagi individu, dan juga pernikahan dapat memberikan kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin maju, khususnya perkembangan teknologi internet. Melalui teknologi internet, individu dapat menggunakan berbagai
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ` 5.1 Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh pada 146 remaja awal pengguna Facebook diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif antara loneliness dengan cognitive
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.
Lebih terperinci