BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi
|
|
- Erlin Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, serta keterbatasan penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga diajukan saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian di masa mendatang, agar kekurangan-kekurangan yang terdapat pada penelitian ini dapat dihindari. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau 53 subjek mahasiswa Universitas Bina Nusantara tidak mengalami disonansi kognitif terkait perilaku prokrastinasi akademik karena subjek yang masuk dalam kategori disonan menganggap bahwa perilaku prokrastinasi akademik yang mereka lakukan bukanlah hal yang mengkhawatirkan karena tidak memiliki dampak yang luar biasa bagi mereka, serta tidak adanya konsep diri mereka yang terganggu akibat perilaku yang mereka lakukan tersebut. Tidak ada satupun subjek yang masuk dalam kategori disonansi kognitif tinggi karena memang menurut subjek dalam penelitian ini, prokrastinasi akademik bukanlah sesuatu yang sangat penting yang harus dikhawatirkan. Sumber disonansi kognitif yang sering dialami mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik pada kelompok disonansi rendah dan sedang adalah sumber inkonsistensi logis, disusul oleh sumber pengalaman masa lalu. Kedua sumber ini menjadi dominan disonansi kognitif itu sifatnya subjek dan kedua sumber ini berasal dari diri sendiri yaitu keyakinan yang dimiliki dan pengalaman
2 pribadi yang dialami, sehingga sumber lain yang berasa dari luar individu (pendapat umum dan nilai-nilai budaya) menjadi sumber disonansi kognitif yang tidak dominan dialami oleh subjek dalam penelitian ini. Cara mengurangi disonansi kognitif yang sering dilakukan mahasiswa Universitas Bina Nusantara pelaku prokrastinasi akademik adalah dengan mengubah elemen kognitif tingkah laku sejalan dengan teori dari Festinger (1957) Cara selanjutnya yang cukup banyak dilakukan adalah dengan menambah elemen kognitif baru, sedangkan cara mengurangi disonansi kognitif dengan mengubah elemen kognitif lingkungan menjadi cara yang paling sedikit dilakukan subjek. Hal ini diperkuat oleh teori dari Festinger yang menyatakan bahwa memang mengubah elemen kognitif lingkungan menjadi cara yang paling suilit dilakukan karena memerlukan kontrol penuh terhadap lingkungan yang ingin diubah tersebut. 5.2 Diskusi Penelitian mengenai gambaran disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar subjek penelitian atau sebanyak 53 subjek berada pada kategori tidak disonan. Hal ini dapat saja terjadi karena menurut Festinger (1957) kuatnya disonansi kognitif itu ditentukan oleh kadar kepentingan elemen atau hal yang menyebabkan disonansi itu terjadi atau elemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku prokrastinasi akademik itu sendiri. Subjek dalam penelitian ini bisa saja menganggap bahwa perilaku prokrastinasi akademik yang mereka lakukan bukanlah suatu hal yang sangat penting yang dapat memberikan efek yang luar
3 biasa bagi mereka sehingga perilaku prokrastinasi akademik dianggap tidak cukup kuat untuk memunculkan keadaan yang disonan tersebut. Menurut Aronson (1960) disonansi kognitif semakin besar dan jelas ketika bukan hanya dua elemen kognitif yang terlibat, melainkan terdapat hal lain yaitu konsep diri yang terganggu akibat dari ketidaksesuaian antara elemen-elemen kognitif tersebut (dalam Aronson, 1997). Subjek yang berada pada kategori tidak mengalami disonansi mungkin saja karena mereka tidak memiliki konsep diri yang bertentangan dengan perilaku prokrastinasi akademik yang mereka lakukan. Hasil wawancara dengan 4 subjek yang terdiri dari 2 subjek yang tidak mengalami disonansi dan 2 subjek yang mengalami disonansi menghasilkan gambaran bahwa kedua subjek yang tidak mengalami disonansi kognitif merasa bahwa prokrastinasi akademik bukanlah hal yang terlalu megkhawatirkan bagi mereka, karena selama ini prokrastinasi tersebut tidak memiliki dampak yang luar biasa bagi mereka, sedangkan menurut 2 subjek yang mengalami disonansi kognitif, salah satu dari mereka mengaku bahwa prokrastinasi akademik yang ia lakukan adalah hal yang mengkhawatirkan dan cukup menjadi hal yang ia perhatikan, karena prokrastinasi tersebut telah berdampak buruk bagi dirinya. Selain itu subjek ditanya mengenai pandangan mereka terhadap diri masing-masing, 2 subjek yang tidak mengalami disonansi memiliki pandangan bahwa mereka adalah pribadi yang santai, tidak kaku, cenderung tidak disiplin dan pemalas, sedangkan bagi 2 subjek yang masuk dalam kategori disonan, mereka menganggap diri mereka sebagai pribadi yang cukup disiplin, serius, dan tidak kaku.
4 Dari hasil wawancara tersebut, cukup menggambarkan bahwa bagi subjek yang tidak masuk dalam kategori disonansi merasa prokrastinasi akademik bukanlah hal yang mengkhawatirkan bagi mereka sehingga kecenderungan untuk mengalami disonansi kognitif menjadi sangat kecil atau bahkan tidak ada karena kadar kepentingan elemen yang menyebabkan disonansi itu sendiri kecil, berbeda bagi orang yang mengalami disonansi. Kemudian berkaitan dengan gambaran diri atau konsep diri yang dimiliki subjek, untuk subjek yang tidak disonan, tidak ada konsep diri ataupun gambaran diri mereka yang terganggu akibat perilaku prokrastinasi akademik. Berbeda dengan subjek yang mengalami disonansi kognitif tetapi memiliki pandangan bahwa dirinya adalah pribadi yang disiplin dan serius, konsep diri yang mereka miliki tersebut bertentangan dengan perilaku prokrastinasi akademik yang mereka lakukan sehingga dapat menyebabkan disonansi kognitif. Peneliti tidak bisa memastikan sepenuhnya bahwa mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik yang berada pada kategori tidak disonan memang tidak pernah mengalami disonansi kognitif sama sekali, karena menurut Festinger (1957) disonansi kognitif hampir selalu terjadi pada kehidupan manusia seharihari, untuk hampir setiap tindakan dan perasaan yang dialami manusia setidaknya ada pertentangan yang akan terjadi. Untuk itu, peneliti berpendapat bahwa walaupun banyak subjek yang masuk dalam kategori tidak disonan (sedangkan disonansi kognitif itu hampir selalu terjadi dan mendorong individu untuk mengurangi ketidaknyamanan psikologis yang muncul) mereka setidaknya secara aktif selalu melakukan upaya mengurangi disonansi, sehingga tingkat disonansi mereka menjadi sangat kecil dan tidak terdeteksi.
5 Sumber disonansi kognitif yang sering dialami oleh pelaku prokrastinasi akademik adalah sumber inkonsistensi logis dan diikuti oleh sumber pengalaman masa lalu. Hal ini dapat terjadi karena kedua sumber ini berasal dari diri sendiri yaitu keyakinan yang dimiliki dan pengalaman pribadi yang dialami, sehingga dapat menjadi sumber disonansi kognitif yang lebih dominan dibandingkan dua sumber lain yang berasal dari luar yaitu nilai-nilai budaya dan pendapat umum. Cara mengurangi disonansi kognitif yang banyak digunakan adalah dengan mengubah elemen kognitif tingkah laku. Menurut Festinger (1957) cara ini memang yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan, karena bila perilaku yang menyebabkan suatu keadaan kognitif itu dihilangkan maka secara otomatis elemen kognitif yang berkaitan dengan perilaku tersebut dalam hal ini disonansi kognitif juga akan hilang. Hal ini juga didukung bahwa dalam disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi akademik yang menjadi sumber masalah adalah perilakunya, maka yang diubah sudah pasti harus perilaku itu sendiri bukan pikiran ataupun hal lainnya. Mengubah elemen kognitif lingkungan menjadi cara yang paling sedikit dilakukan subjek sebab cara ini menurut Festinger (1957) merupakan cara yang paling sulit karena untuk mengubah elemen kognitif lingkungan, individu harus memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan tersebut. Selain itu perilaku prokrastinasi akademik sendiri menurut pandangan etis adalah memang perilaku yang tidak baik dilakukan dan apabila individu mencoba untuk mengubah pandangan ini tentunya akan sangat sulit karena tugas utama dari seorang pelajar ataupun mahasiswa adalah belajar dan mengerjakan tugas akademik yang diberikan sehingga perilaku menunda akan dianggap salah bila terus dilakukan.
6 Berdasarkan hasil wawancara didapatkan fenomena baru bahwa individu yang memiliki tingkat prokrastinasi yang tinggi belum tentu mengalami disonansi kognitif. Terbukti dari hasil wawancara dengan seorang subjek yang masuk dalam kategori tidak disonan tetapi ketika di wawancara subjek tersebut mengaku bahwa dirinya hampir selalu melakukan penundaan pada tugas individu. Hal ini dapat terjadi dikarenakan disonansi itu sifatnya subjektif dan kadar kepentingan hal yang menyebabkan disonansi kognitif menentukan besar kecilnya disonansi yang terjadi (Festinger, 1957). Subjek tersebut mengaku bahwa penundaan yang ia lakukan bukanlah menjadi hal yang perlu dikhawatirkan karena selama ini penundaan tersebut tidak memiliki dampak yang luar biasa kepada dirinya sehingga dari pandangan subjektif yang dimiliki bahwa prokrastinasi akademik yang selama ini ia lakukan tidak terlalu mengganggu dirinya sehingga perilaku tersebut bukanlah menjadi sesuatu yang penting untuk dikhawatirkan. Fenomena ini juga dapat terjadi dikarenakan kelemahan dari alat ukur yang dibuat. Alat ukur yang peneliti konstruk sendiri ini bisa saja kurang memiliki kemampuan untuk mengantisipasi hal-hal lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu dalam penelitian ini tidak memperhatikan perbedaan tingkat prokrastinasi subjek, wawancara awal saat pre-eliminary study juga kurang mendalam sehingga peneliti kurang memiliki gambaran yang jelas tentang karakteristik khusus mahasiswa pelaku prokrastinasi yang berpotensi mengalami disonansi kognitif. Pada uji coba alat ukur pertama yang dilakukan peneliti untuk menguji reliabilitas alat ukur disonansi kognitif yang terdiri dari dua bagian kuesioner, didapat hasil reliabilitas yang rendah yaitu sebesar 0,116 untuk alat ukur disonansi
7 kogntif dan 0,454 untuk alat ukur mengurangi disonansi kognitif. Reliabilitas yang rendah tersebut dapat terjadi karena pernyataan tiap item pada uji coba alat ukur pertama memang terlalu panjang dan terkesan memiliki dua pilihan didalamnya sehingga mungkin membingungkan subjek yang mengisi kuesioner. Selain itu jumlah kuesioner yang cukup banyak dengan total 68 pernyataan tidak menutup kemungkinan subjek menjadi malas mengerjakannya dan mengisi kuesioner dengan tidak serius. Berdasarkan hasil uji coba alat ukur pertama yang memiliki reliabilitas alat ukur yang rendah, peneliti memutuskan untuk melakukan uji coba alat ukur kedua dengan terlebih dahulu membagi kuesioner disonansi kognitif menjadi tiga bagian. Kuesioner bagian pertama pada uji coba pertama dibagi menjadi dua bagian yaitu kuesioner untuk mengukur disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi akademik dan kuesioner untuk mengukur sumber disonansi kognitif. Kuesioner cara mengurangi disonansi kognitif tetap dibiarkan menjadi satu bagian, hanya saja jumlah itemnya di kurangi dan pernyataan tiap item dipersingkat agar mudah dipahami. Setelah melakukan uji coba kedua kepada 30 orang subjek, didapat reliabilitas alat ukur disonansi kognitif sebesar 0,578; untuk alat ukur sumber disonansi kognitif sebesar 0,493 dan untuk alat ukur mengurangi disonansi kognitif sebesar 0,779. Melihat hasil uji coba alat ukur kedua dimana masih ada alat ukur yang memiliki reliabilitas dibawah 0,6 (alat ukur disonansi kognitif dan sumber disonansi kognitif), peneliti memutuskan untuk kembali melakukan uji coba alat ukur yang disebut uji coba alat ukur ketiga / pilot study 3 dengan menggunakan metode try-out terpakai pada 100 subjek. Pada uji coba ketiga ini subjek penelitian yang digunakan dalam saat pilot study dan penelitian
8 lapangan adalah subjek yang sama, setelah mengetahui item-item yang valid dan gugur karena menggunakan metode try-out terpakai maka item-item yang valid dihitung lagi dan digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini tentunya terdapat berbagai keterbatasan. Tujuan awal dari penelitian ini hanya melihat disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik tanpa melihat tingkatan prokrastinasi akademik subjek, sehingga dari situ bisa saja mempengaruhi hasil yang didapat. Jumlah subjek yang kurang proporsional sehingga mungkin kurang dapat merepresentasikan populasi mahasiswa di Universitas Bina Nusantara. Kemudian dalam karakteristik subjek yang kurang spesifik, dilihat dari kategori yang hanya dibagi berdasarkan mahasiswa jurusan Psikologi dan Non-Psikologi. Mahasiswa Non-Psikologi tidak dijelaskan berasal dari jurusan apa saja sehingga hasil dari penelitian tidak dapat di generalisasikan untuk jurusan lain. Data kontrol dalam penelitian ini juga kurang spesifik sehingga mungkin ada hal-hal lain yang mempengaruhi hasil penelitian ini yang selain variabel yang diteliti. 5.3 Saran Saran Metodologis 1. Untuk penelitian selanjutnya, sebisa mungkin menambah jumlah subjek serta memperluas karakteristik subjek (dibagi berdasarkan jurusan, angkatan, jenis kelamin) agar subjek yang digunakan dapat benar-benar merepresentasikan populasi. Selain itu jumlah subjek
9 berdasarkan perbedaan karakteristik harus seimbang, agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. 2. Untuk mendapatkan validitas konstruk yang baik dari alat ukur disonansi kognitif disarankan untuk mengkorelasikan alat ukur disonansi kognitif dengan alat ukur lain yang sejenis, contohnya alat ukur stress atau konflik serta membandingkan pula dengan alat ukur yang tidak sejenis. 3. Data kontrol diperketat untuk menghindari adanya hal-hal lain diluar penelitian yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Saran peneliti menambahkan frekuensi prokrastinasi akademik dalam data control untuk mengetahui secara pasti sejauh mana tingkat prokrastinasi subjek sehingga dapat diketahui dengan jelas tingkat disonansinya, serta melakukan pre-eliminary study yang lebih mendalam sehingga mendapat gambaran lebih jelas tentang pelaku prokrastinasi akademik yang memiliki potensi mengalami disonansi kognitif 4. Untuk penelitian selanjutnya dapat melihat pengaruh tingkat prokrastinasi terhadap disonansi kognitif Saran Praktis Untuk individu yang mengalami sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis, sebaiknya individu tersebut berusaha mengubah mindset yang dimiliki terkait perilaku prokrastinasi akademik yang mereka lakukan, karena inkonsistensi logis berkaitan dengan keyakinan subjektif yang dimiliki.
10 Berdasarkan hasil penelitian, untuk sumber disonansi kognitif ini, disonansinya dapat dikurangi dengan mengubah perilaku prokrastinasi akademik tersebut.
BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan
Lebih terperinciGAMBARAN DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
GAMBARAN DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Annisa Fitriani Rahayu Annisafr91@gmail.com Dosen Pembimbing : Rani Agias Fitri, S.Psi, M.Si Binus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas X, Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini maka
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disonansi Kognitif 2.1.1 Definisi Disonansi Kognitif Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak
Lebih terperinciBab V Simpulan, Disuksi dan Saran
Bab V Simpulan, Disuksi dan Saran 5.1 Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I memiliki konsep diri yang dalam tingkatan dikatakan sedang (71%)
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI..... i ii iv v vi DAFTAR TABEL..... viii DAFTAR BAGAN.... DAFTAR GRAFIK... x xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciAbstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP X Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Keaslian Penelitian...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xi ABSTRAK...
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Riset Partisipan Penelitian 4.1.1 Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia Berdasarkan usia riset partisipan dikategorikan menjadi 5 yaitu 20-25 tahun,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. asertivitas, pengguna dan bukan pengguna media sosial twitter
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu perbedaan asertivitas,
Lebih terperinciAbstrak. iii Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bermaksud untuk meneliti bagaimana hubungan strategi manajemen kelas, dimana terdapat tiga bentuk strategi manajemen kelas, yaitu Authoritative, Authoritarian, dan Permissive. Peneliti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi adalah muatan lokal pada kurikulum pendidikan dokter di Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS), berupa karangan asli, dan
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti perlu memahami tempat atau kancah penelitian serta mempersiapkan segala sesuatu agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
29 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan masalah penelitian, hipotesis berdasarkan permasalahan dalam penelitian, variabel-variabel penelitian yang akan diteliti, populasi dan
Lebih terperinciPROKRASTINASI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH SKRIPSI DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B SKRIPSI VINCENTIA SUZANA SANTOSO
PROKRASTINASI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH SKRIPSI DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B SKRIPSI VINCENTIA SUZANA SANTOSO 05.40.0086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat memotivasi terciptanya
Lebih terperinciPERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI EMPATI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA SKRIPSI. Oleh : BIMA SPICA
PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI EMPATI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA SKRIPSI Oleh : BIMA SPICA 03.40.0231 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i PERILAKU PROSOSIAL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis
Lebih terperinciHubungan Disonansi Kognitif dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa. Linda Lindiawati
Hubungan Disonansi Kognitif dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Linda Lindiawati 14512218 Latar Belakang Indonesia menganggap bahwa merokok sebagai perilaku yang wajar dan lumrah. Perilaku tersebut sudah
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian yang berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat Motivasi Prososial Pada Pembina Kegiatan Bina Iman Anak di Gereja Katolik X Kota Bandung bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
Lebih terperinciBAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti
BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN PENELITIAN
BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Di dalam sebuah penelitian tahap pertama yang harus dilalui sebelum penelitian adalah menetapkan dahulu kancah atau tempat penelitian. Tempat dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian
47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identity di bidang akademik dalam pemilihan jurusan pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 di Universitas X, Bandung. Metode yang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa mengenai Area Permasalahan Studi yang menjadi penyebab keterlambatan dalam penyelesain studi pada mahasiwa angkatan 2000 Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model
BAB III METODE PENELITIAN H. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis berdasarkan permasalahan
Lebih terperinciPengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja
Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Pada bab 5 ini, dijabarkan mengenai hasil yang telah didapatkan dari
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab 5 ini, dijabarkan mengenai hasil yang telah didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan dan tentunya hasil ini dianggap mampu menjawab permasalahan dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai
Lebih terperinciPsikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: Psikologi Sosial 2 Teori-teori Psikologi Sosial Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori Psikologi Sosial Sikap Ketertarikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ketautan akan kegagalan pada mahasiswa dengan status rentan DO di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah harapan orangtua dan ketautan akan kegagalan pada mahasiswa dengan status rentan DO di Universitas Mercu Buana.
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun
1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan, manusia memiliki berbagai macam aktivitas dan tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun terkadang sebaliknya yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi komparasi atau perbandingan yang bermaksud untuk mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan
71 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, untuk dapat mengetahui hubungan
Lebih terperinciLAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version
LAMPIRAN KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi UKM Bandung, salah satu persyaratan tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Sehubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti. Menurut Arikunto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan/latihan)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI yang sedang mengontrak skripsi. Berdasarkan data yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70
Lebih terperinciA B S T R A K Solomon & Rothblum
A B S T R A K Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa Fakultas X Departemen Y ITB. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas X
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah pengelolaan waktu atau disiplin waktu. Mengelola waktu berarti mengarah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti pernah melakukan suatu penundaan atau menunda. Namun terkadang individu melakukan penundaan hanya sekali, tetapi
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum mengadakan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu menentukan tempat atau kancah pelaksanaan penelitian, yaitu pada mahasiswa
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
73 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5. 1. Kesimpulan Dari hasil analisis data yang didapat, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut terdapat kondisi disonan pada para relawan mantan narapidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang menjadi sasaran penyelidikan dan suatu yang mengacu pada variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya (Hadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida
HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com
Lebih terperinci0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan
90 0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari Kolmogorov-Smirnov. b) Uji Linieritas hubungan. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam suatu penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut jenisnya penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Menurut Azwar (1997) penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).
62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan
Lebih terperinciBAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian
18 BAB III A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi untuk mengetahui akibat manipulasi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dan derajat stres kerja pada guru SLB bagian C di Bandung. Sesuai dengan maksud, tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap individu yang hidup di dunia ini pernah melakukan sebuah penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di lingkungan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia
24 3. METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Sarantakos (1993, dalam Poerwandari, 2005), terdapat beberapa pandangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :
70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang disusun secara ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja menggunakan angka yang datanya berujud bilangan (skor,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui hubungan pola asuh dan kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial pada remaja akhir, sehingga pendekatan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Uji Korelasi Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara self-efficacy
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaf merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek pada suatu wilayah yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan ruang lingkup masalah yang
Lebih terperinci3. METODOLOGI Variabel-Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
28 3. METODOLOGI Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini, dari operasionalisasi variabel masalah penelitian, penetapan populasi dan pemilihan sampel, tipe dan desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar seorang siswa sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajarannya. Sesuai dengan pendapat Roestiah (2001), belajar yang efisien dapat
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN PENELITIAN. adalah Bank Jateng. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan. teknologi modern, serta jaringan yang luas.
BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan lebih dahulu tempat penelitian. Tempat dalam penelitian ini adalah Bank Jateng.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Creswell (dalam Alsa, 2011, h.13), penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sarana utama untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan pengetahuan dasar. Sekolah merupakan sarana yang diharapkan mampu menolong individu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP- UKSW Salatiga. Jumlah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
Lebih terperinciBab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional
Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa 3.1.1 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel 1 (V1) dalam penelitian ini adalah motivasi kerja.definisi operasional dari motivasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai kesejahteraan subjektif pria dengan orientasi seksual sejenis, didapatkan kesimpulan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Bab ini menguraikan mengenai simpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu,bab ini juga berisi saran yang dapat peneliti berikan bagi pembaca. 5.1 Simpulan
Lebih terperinci