VII. PERENCANAAN LANSKAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. PERENCANAAN LANSKAP"

Transkripsi

1 VII. PERENCANAAN LANSKAP Konsep yang telah dikembangkan kemudian menjadi perencanaan lanskap yang telah mencakup seluruh fungsi, aktivitas dan fasilitas yang direncanakan dalam tapak. Rencana lanskap ini meliputi rencana ruang, wisata, sirkulasi, tata hijau, dan fasilitas. Perencanaan lanskap dalam bentuk gambar dapat dilihat pada Gambar Rencana Ruang, Fasilitas dan Utilitas Ruang yang akan diterapkan di tapak ini dibagi menjadi dua berdasarkan intensitas aktifitas manusia di dalamnya, yaitu ruang pemanfaatan dan ruang konservasi. Setiap ruang ini dibagi menjadi sub-sub ruang dengan fungsi tertentu (Tabel 13), dan aktifitas yang direncanakan di dalamnya, serta fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Tabel 13. Ruang dan Sub Ruang Tapak PPDF Sektor II Ruang Sub Ruang Penempatan Luas (m 2 ) Ruang Konservasi Sub R. Konservasi Sempadan sungai Air dan selokan Sub R. Konservasi Bukit Darul Fallah Tanah (Kehutanan) Ruang Sub R. Jalan masuk tapak, Pemanfaatan Penerimaan pusat informasi, area parkir Sub R. Pelayanan Menyebar di area dalam tapak di antara sub ruang pemanfaatan Sub R. Wisata Sekitar area sempadan Sayuran Sub R. Wisata Tanaman Buah Sub R. Wisata Tanaman Obat Sub R. Wisata Tanaman Aromatik Sub Wisata Tanaman Hias selokan Sekitar Lab. Kultur Jaringan, bagian utara tapak dan sekitar area sempadan selokan Bagian selatan area peternakan Bagian barat dan utara dari area peternakan Sekitar Lab. Kultur Jaringan yg sebelumnya adalah pepohonan karet

2 132 Ruang Sub Ruang Penempatan Luas (m 2 ) Ruang Sub R. Wisata Sebelah barat area Pemanfaatan (lanjutan) Tanaman Perkebunan parkir dan sebelah barat area kehutanan Sub R. Lahan Lahan Hijauan Ternak Hijauan Ternak Sub R. Pembibitan Lab. Kultur Jaringan dan Nursery dan lahan pembibitan Sub R. Wisata Lahan peternakan Peternakan Sub Wisata Lahan perikanan Perikanan Lahan Percobaan Bagian barat area Sub R. Rekreasi Outbond Sub R. Rekreasi Religi perikanan Sebagian lahan yang sebelumnya perkebunan nilam dan area pepohonan di tapak bagian barat Area dalam tapak di antara sub ruang pemanfaatan Total Penjelasan masing-masing ruang dapat dilihat di bawah ini, Ruang Konservasi Air 627 Konservasi air berada di sepanjang sempadan sungai dan selokan yang melewati tapak. Ditumbuhi dengan tanaman-tanaman yang berfungsi untuk mengonversi air agar kualitasnya dapat terjaga. Pada area sempadan selokan, tidak terdapat aktivitas wisata sama sekali sehingga pengguna tapak hanya bisa melihat dalam jarak 5 meter saja. Penggunaan pohon dan semak dimaksud untuk membatasi ruang dan sebagai penghalang bagi pengunjung yang ingin masuk ke area ini. Pada area sempadan selokan terdapat pompa hydram untuk kebutuhan ternak sehingga spot ini perlu dilindungi agar kualitas air untuk ternak tidak tercemar. Area sempadan sungai Cinangneng yang melewati tapak dimanfaatkan dengan penempatan jalur pedestrian dengan jarak 5 meter dari bibir sungai. Penempatan jalur pedestrian ini difokuskan untuk melihat pemandangan ke arah sungai dengan cara penempatan jalur pedestrian mengikuti jalur sempadan sungai sehingga aktivitas di dalamnya bersifat pasif.

3 133

4 134 Jalur ini mempunyai lebar 1,6 m yang cukup untuk dilalui oleh dua orang. Dengan penempatan vegetasi yang tepat untuk konservasi area sempadan sungai yang curam dilakukan dengan penanaman bambu, namun karena bambu dapat menghalangi pandangan ke arah sungai, maka pada titik tertentu dilakukan penanaman vegetasi lain yang lebih rendah sehingga dapat melihat pemandangan ke arah sungai. Penempatan semak maupun groundcover di antara bibir sungai dengan jalur pedestrian juga dilakukan untuk membatasi aktivitas di pinggir sungai guna menjaga kualitas air sungai tersebut. Muara sungai Darul Fallah yang terletak di luar tapak sebelah barat dimanfaatkan sebagai stoping area berupa dek berbentuk gazebo yang digunakan untuk melihat pemandangan ke arah muara sungai dan dapat dilakukan untuk menghitung debit air sungai di area ini. Untuk mencapai tempat ini dapat dilakukan dengan cara melewati pedestrian yang mengikuti jalur sempadan sungai. Stoping area di sekitar Muara Darul Fallah ini dapat dilihat pada gambar Ruang Konservasi Tanah (Kehutanan) Terletak di bukit Darul Fallah dan merupakan titik tertinggi di tapak. Penanaman vegetasi pada area ini dimanfaatkan sebagai konservasi dan juga produksi kayu, sehingga cocok untuk ditanam tanaman dan mempunyai perakaran yang kuat. Pada eksisting tapak sudah terdapat pohon-pohon tinggi di antaranya bambu betung (Dendrocalamus asper), sengon (Paraserianthes falcataria), pulai (Alstonia scholaris). Tanaman-tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk konservasi tanah dengan penataan yang baik agar tidak terkesan liar sehingga pengunjung tertarik masuk ke area ini. Pada daerah konservasi tanah ini dikhususkan untuk aktivitas rekreasi yang bersifat pasif sehingga terdapat pedestrian yang berguna untuk mengarahkan pengunjung pada fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang rekreasi yang bersifat pasif tersebut. Seperti fasilitas menara pandang setinggi 15 meter yang terdapat di puncak bukit dan dapat dilihat pada gambar 48, dan canopy trail yang berada di antara pepohonan. Menara pandang ini teletak di puncak bukit, karena pada puncak bukit ini relatif datar sehingga ada penjarangan pohon di sekitar menara pandang agar pengunjung dapat melihat area sekitar dari menara pandang ini.

5 135

6 136

7 137 Fasilitas canopy trail peletakkannnya berada di antara dua pohon besar sehingga dapat menikmati keindahan alam di sekeliling pohon. Untuk mencapai kedua fasilitas ini dapat ditempuh dengan cara mengikuti pedestrian yang berkeliling dan dibuat mengikuti kontur. Di area ini juga terdapat pengenalan pohon beserta manfaatnya yang diterapkan dalam pelabelan pohon. Setiap pohon yang diberi label biasanya berdekatan dengan pedestrian agar pengunjung yang melintas tidak perlu keluar dari jalur yang sudah direncanakan. Kumpulan pohon bambu yang terkesan tertutup dipindahkan ke bagian timur bukit sehingga penempatannya berkelompok dan teratur. Dalam area bambu ini terdapat pedestrian yang berguna sebagai pengarah jalur sirkulasi. Pembuatan pedestrian ini menggunakan rekayasa lanskap dalam menghadapi lereng yang curam terutama pada daerah lebih dari 25% dan tidak mengikuti kontur Ruang Penerimaan Ruang penerimaan dalam tapak berguna sebagai area penyambutan bagi pengunjung yang masuk ke tapak. Ruang yang berfungsi sebagai pemberi identitas dan karakter sebagai agrowisata, dan juga sebagai pusat informasi bagi pengunjung yang ingin mengetahui informasi wisata di tapak. Area penerimaan dalam tapak terdapat empat bagian yaitu pintu masuk, jalan utama menuju tempat parkir, area penerimaan utama dan area parkir yang berada di sebelah pintu alternatif tapak. Pintu masuk di ruang penerimaan ini termasuk dengan loket tiket untuk melakukan kunjungan wisata. Pintu masuk tapak melalui jembatan selebar 10 meter untuk mengantisipasi bis dari arah yang berlawanan kemudian menyempit pada saat pembayaran di loket tiket selebar 7,5 meter dan masuk ke jalur sirkulasi utama selebar 7 meter. Pintu masuk Sektor II PPDF dapat dilihat pada gambar 49. Kemudian masuk ke ruang interpretasi utama yaitu pusat informasi tempat wisata. Aktivitas interpretasi awal dilakukan di tempat ini. Sebelum memasuki ruang interpretasi utama ini terdapat papan pengarah agar pengunjung dapat mengetahui ruang-ruang yang ada. Ruang ini memiliki fasilitas berupa pusat informasi kawasan, kios cinderamata Darul Fallah, plaza serta pendopo dan tempat pengolahan hasil ternak.

8 138

9 139 Pendopo dan tempat pengolahan hasil ternak tetap dipertahankan di ruang ini karena letaknya berdekatan dengan area peternakan seperti pada eksisting tapak namun dengan penataan agar dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Penambahan dua buah kios cinderamata yang menjual hasil produk Darul Fallah memberikan pelayanan kepada pengunjung yang ingin membawa pulang oleholeh khas Darul Fallah mulai dari hasil produk pertanian, perikanan, dan peternakan. Ruang interpretasi utama ini dapat dilihat pada gambar 50. Tempat parkir kendaraan berada pada area timur tapak, yaitu bersebelahan dengan jalur alternatif. Tempat parkir ini mampu menampung 60 motor, 28 mobil dan 4 bus. Tempat parkir motor berbentuk bangunan agar dapat terlindung dari hujan, sedangkan untuk mobil dan bus tempat parkir berbentuk outdoor dan berbentuk 45 0 dengan pepohonan sebagai peneduh agar kesan alami dapat tercipta. Karena tempat parkir kendaraan berdekatan dengan area pertanian maka sekeliling tempat parkir ini berisi semak maupun pohon untuk mereduksi polusi yang akan mencemari tanaman pertanian tersebut. Area parkir kendaraan dapat dilihat pada gambar 51. Ruang penerimaan juga terdapat di luar tapak yaitu pada pertigaan jalan Ciampea Raya Km 12 menuju Kampung Gunung Leutik berupa papan nama tempat wisata pertanian Sektor II Pesantren Pertanian Darul Fallah. Papan nama ini terletak di tempat yang strategis agar masyarakat mengetahui akan keberadaan kawasan wisata ini.

10 140

11 141

12 Ruang Pelayanan Ruang pelayanan berfungsi sebagai ruang untuk menunjang aktivitas wisata yang ada di tapak. Ruang pelayanan ini menyebar menyesuaikan dengan aktivitas wisata yang ada pada tapak. Pada ruang pelayanan utama yang terdapat di sebelah timur laboratorium kultur jaringan, berbentuk stoping area dan terdapat plaza yang sekaligus sebagai jalur sirkulasi kendaraan pada ruang ini berbentuk loop atau memutar. Di area pelayanan utama ini juga terdapat gedung pengelola. Pada tengah plaza terdapat tanaman display yang berfungsi mempermudah pengunjung untuk memutar kendaraannya. Pada area yang mengelilingi plaza ini juga terdapat taman yang ditumbuhi beberapa pohon peneduh agar memberi kesan sejuk dan alami serta komposisi tanaman yang memperkuat keindahan. Fasilitas di ruang pelayanan utama ini dapat dilihat pada gambar 52. Ruang pelayanan lain berupa toilet dan mushola diletakkan di tiga tempat yaitu area rekreasi outbond, area perkebunan dan area perikanan. Peletakkannya didasarkan kepada kebutuhan ruang dan jarak. Penempatan mushola ini diberi barier berupa tanaman agar lebih berkesan private sehingga aktivitas ibadah tidak terganggu. Fasilitas kamar mandi dan mushola dapat dilihat pada gambar 53. Pada area rekreasi umum, ruang pelayanan diutamakan untuk menunjang kebutuhan rekreasi pengunjung yang sedang melakukan kegiatan berkemah dan outbond. Peletakkannya pun berada di antara area perkemahan dan outbond untuk memudahkan pengunjung. Ruang pelayanan pada area ini berupa dapur umum, ruang informasi, kamar mandi, klinik dan warung. Pada area ini juga terdapat mushola, namun penempatannya berada menyendiri dari area rekreasi ini untuk mendapatkan kesan tenang dan damai. Mushola ini merupakan mushola terbesar yang ada di tapak, oleh sebab itu dapat digunakan sebagai acara pengajian maupun acara rohani lainnya. Untuk menghalau bunyi dari luar area maka penataan tanaman harus dioptimalkan sehingga aktivitas rohani tidak terganggu.

13 143

14 144

15 145 Pada ruang wisata perikanan, ruang pelayanannya berupa tempat peminjaman peralatan memancing dan semua keperluan untuk aktivitas di lahan percobaan, karena berdekatan dengan area perikanan, rumah makan, pancuran, toilet dan mushola. Rumah makan diletakkan dekat dengan area perikanan (bersebelahan dengan kolam ikan) karena untuk memudahkan pengunjung yang telah mendapatkan ikan, maka ikan tersebut bisa langsung dimakan di rumah makan sambil menikmati pemandangan pedesaan yang kental ataupun dibawa pulang. Dengan penempatan saung-saung istirahat di sekitar kolam ikan, pengunjung dapat menikmati pemandangan sambil bersantap. Pohon-pohon kelapa yang ada di sekitar kolam untuk membatasi tapak dengan lingkungan luar pada area perikanan ini juga dapat dimanfaatkan buahnya untuk kebutuhan makan dan minum pengunjung. Kios cinderamata berada dekat dengan tempat pengolahan hasil ternak dan tepat di sebelah utara tempat parkir. Hal ini dimaksud untuk memudahkan pengunjung yang telah mengenal cara pengolahan hasil ternak maka dapat langsung membeli di kios cinderamata ini. Tidak hanya hasil ternak tapi hasil pertanian dan perikanan juga dapat dijual di kios ini, dengan penempatannya yang berada di depan tempat parkir maka kios ini memudahkan pengunjung. Apabila pengunjung telah selesai berwisata maka sebelum pulang dapat membeli oleh-oleh khas Darul Fallah ini. Berdekatan dengan ruang peternakan terdapat area untuk mengolah hasil ternak menjadi susu dan yoghurt berupa ruang pengolahan dan pendopo. Tidak hanya hasil peternakan namun hasil olahan lidah buaya (Aloe vera) juga diproduksi di sini dengan memberdayakan masyarakat sekitar tapak. Kemudian hasilnya dijual di kios cinderamata yang berada berhadapan dengan bangunan ini. Oleh sebab itu area ini dapat dimanfaatkan untuk pengenalan cara mengolah hasil peternakan dan lidah buaya kepada pengunjung Ruang Wisata Tanaman Sayuran Ruang wisata pertanian sayuran ini dibagi menjadi tiga spot. Area pertama adalah spot dekat dengan loket tiket (pintu masuk), kemudian spot yang bersebelahan dengan area perikanan. Dan yang terakhir adalah spot yang terdapat pada rumah kaca di area pembibitan. Dalam masing-masing petak tanaman terdapat jalur untuk interpretasi yaitu selebar 0,8 m.

16 146 Pada spot dekat dengan loket tiket (pintu masuk), tanaman yang telah dipilih lebih menyesuaikan dengan kurikulum pesantren yang diajarkan kepada santri, sehingga santri dapat mempraktekkan hal yang telah diajarkan di kelas. Tanaman tersebut di antaranya kangkung, terung, bayam dan sawi. Lahan seluas 0,2 hektar ini dapat dikatakan terpisah dari pusat aktivitas wisata, dengan pedestrian dari dua arah yaitu sebelah loket tiket dan dari ruang pertanian tanaman buah. Pola penanaman tanaman-tanaman yang akan ditanam disesuaikan dengan syarat budidaya tanaman itu sendiri dengan arah penanaman dari utara ke selatan agar meningkatkan produktivitas dari tanaman tersebut. Tanaman kangkung (Ipomoea reptans), yang ditanam adalah jenis kangkung darat, dengan syarat tumbuh yaitu tanahnya subur dan cukup air. Jarak tanam dari kangkung ini adalah 20x20 cm. Untuk tanaman terung (Solanum melongena L.) ditanam dengan jarak tanam 70x70 cm. Untuk tanaman bayam (Amaranthus sp.) ditanam dengan cara benih disebar dalam barisan, dan jarak antar barisan 20 cm. Dan untuk tanaman sawi (Brassica juncea) jarak tanam 30x40 cm baik ditanam dalam bedengan berukuran 120 cm dengan tinggi bedeng cm. Spot wisata pertanian sayuran di sebelah area perikanan ini jenis tanamannya lebih kepada keperluan bumbu dapur di antaranya tomat, cabai dan bawang merah. Untuk tanaman tomat (Lycopersicum esculantum) dengan jarak tanam 60x40 cm dan syarat tumbuhnya aerasi baik, lahannya terbuka dan cukup sinar matahari. Untuk tanaman cabai (Capsicum annum L.) dengan jarak tanam 40x60 cm. Untuk tanaman bawang merah (Allium cepa) ditanam dengan jarak tanam 15x15 cm. Spot ini bersebelahan dengan area parkir pengunjung sehingga dilakukan teknik cut and fill untuk meminimalisir polusi yang disebabkan kendaraan bermotor. Sehingga untuk memasuki ruang ini dari area parkir harus berkeliling melalui ruang wisata tanaman obat, kemudian ruang wisata tanaman perkebunan lalu masuk ke ruang wisata sayuran ini. Spot terakhir terdapat di rumah kaca di area wisata pertanian tanaman hias yang menempatkan tanaman dengan teknik hydroponik yang dilakukan pada sayuran. Hidroponik (latin; hydro = air; ponos = kerja) adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan

17 147 menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Teknik hydroponik ini lebih dikhususkan untuk menambah pengetahuan pengunjung akan teknik budidaya hydroponik, dengan semakin berkembangnya kalangan vegetarian dalam mengatasi pemanasan global, maka kebutuhan akan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses ramah lingkungan semakin dicari, dan teknik hydroponik ini merupakan salah satu solusinya. Sedangkan untuk hasil panen pada teknik hydroponik yang berupa tanaman organik dapat dibeli di kios cinderamata. Tanaman yang ditanam dengan teknik hydroponik ini di antaranya pak choy (Brassica rapa), sawi (Brassica juncea), kailan (Brassica alboglabra), bayam (Amaranthus sp), kangkung (Ipomoea reptans), dan tomat (Lycopersicum esculantum). Peralatan dalam teknik hydroponik ini diantaranya pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipa saluran air, media, cairan larutan, dan bibit tanaman Ruang Wisata Tanaman Buah Ruang wisata buah-buahan ini lebih mendominasi di tapak karena berdasarkan permintaan pihak pengelola akan kebun buah induk serta berdasarkan kuisioner pengunjung agrowisata. Ruang ini terletak menyebar di dua spot yang berbeda yaitu pada ruang di sekitar area konservasi tanah dan ruang di sekitar dengan area konservasi air. Eksisting kebun nilam (Pogostemon cablin) yang berada di utara tapak dikonversi menjadi area tanaman buah untuk mencegah erosi karena lahan yang curam. Dan lahan yang sebagian besar adalah semak dan pepohonan serta tidak tertata rapi juga dikonversi menjadi area tanaman buah. Pada spot yang berada dekat dengan area konservasi tanah ini jenis buah-buahan yang ditanam di antaranya pisang, belimbing, jambu, rambutan, durian dan jeruk. Untuk tanaman pisang (Musa sp.) dengan jarak tanam 3x3 m, pisang ini berguna untuk tanaman yang akan digunakan sebagai kultur jaringan. Untuk tanaman belimbing (Averrhoa carambola L.) ditanam dengan jarak tanam 5x5m. Luasan lahan belimbing sebesar 3800 m 2 dengan jarak tanamn 5x5 m maka akan dihasilkan tanaman belimbing sebanyak 152 buah. Untuk tanaman jambu (Psidium guajava) ditanam dengan jarak tanam 3x2 m. Dan untuk tanaman jeruk

18 148 (Citrus sp.) ditanam dengan jarak tanam 6x6 m. Untuk tanaman rambutan (Nephelium lappaceum) ditanam dengan jarak 12x12 m. Dan untuk tanaman durian (Durio zibethinus) ditanam dengan jarak tanam 10x10 m. Pada tempat ini terdapat pos jaga yang berguna untuk kenyamanan pengunjung dalam berwisata di ruang ini. Pada spot yang terletak di dekat area konservasi air tanamannya antara lain adalah mangga dan nangka. Tanaman mangga dan nangka. Tanaman mangga (Mangifera indica) ini ditanam dengan jarak tanam 5x5 m. Dan untuk tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) ditanam dengan jarak tanam 4x6 m. Sama seperti pada ruang wisata pertanian sayuran, setiap petak tanaman di ruang wisata pertanian buah-buahan terdapat jalur interpretasi bagi pengguna tapak selebar 0,8 m Ruang Wisata Tanaman Obat Ruang wisata pertanian tanaman obat ini terdapat pada spot di selatan area peternakan. Tanaman obat yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan PT. DaFa Teknoagro Mandiri seperti jarak pagar, kumis kucing, sambung nyawa dan lidah buaya. Untuk tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) ditanam dengan jarak tanam 2x2 m dan manfaatnya antara lain untuk bahan obat dan kosmetik serta ampas bijinya merupakan sumber pupuk organik dan dapat digunakan sebagai pakan ternak. Untuk tanaman kumis kucing (Orthosiphon spicatus) ditanam dengan jarak tanam 40x40 cm dan berkhasiat untuk meluruhkan batu ginjal, menurunkan kadar gula darah, rematik, anti radang dan melancarkan air seni. Untuk tanaman sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) ditanam dengan jarak tanam 20x20 cm dan berkhasiat anti bakteri, obati jantung, radang tenggorokan, batuk, sinusitis, polip, amandel. Untuk tanaman lidah buaya (Aloe vera) ditanam dengan jarak tanam 100x75 cm dengan sistem zigzag dan mempunyai khasiat yaitu mengobati cacingan, susah buang air kecil, penyubur rambut, mengobati luka bakar, bisul, jerawat, batuk dan radang tenggorokan. Lidah buaya ini juga diolah untuk usaha produktif yang dikelola oleh PPDF. Pada ruang ini juga terdapat pos jaga untuk menambah kenyamanan pengunjung saat berwisata.

19 Ruang Wisata Tanaman Aromatik Ruang wisata pertanian tanaman aromatik ini berada dekat dengan area peternakan untuk menghalau bau tidak sedap dari kandang ternak. Oleh sebab itu pemilihan tanamannya selain berfungsi sebagai aromatik, bisa juga berfungsi produksi seperti kayu manis, cempaka dan melati. Untuk tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanii) ditanam dengan jarak tanam 4x4 m. Untuk tanaman cempaka (Michelia champaca L.) ditanam dengan jarak tanam 4x4 m dengan bunga yang berbau sangat harum. Untuk tanaman melati (Jasminum sambac) ditanam dengan jarak tanam 1x1,5 m. Pada area ini juga terdapat pos jaga untuk memudahkan pengunjung dalam berwisata. Penambahan lahan baru bagi tanaman aromatik ini terdapat di area dekat peternakan, di bagian tenggara bukit Darul Fallah. Rumah karyawan diubah fungsinya menjadi gudang peralatan pertanian yang digunakan untuk keperluan pengolahan pertanian dan penyimpanan peralatan pertanian. Gudang peralatan pertanian diletakkan agar dekat dengan jalur jalan untuk memudahkan transportasi yaitu berhubungan langsung dengan area peternakan yang dapat dimasuki oleh kendaraan bermotor seperti truk untuk mengangkut hewan ternak. Gudang peralatan pertanian ini mempunyai luasan 5,6x11 m. Tentunya dengan penambahan peralatan untuk kebutuhan pengolahan pertanian dan alat-alat pertanian Ruang Wisata Tanaman Hias Ruang wisata pertanian tanaman hias ini sebagian sudah dikembangkan sebelumnya di PT. DaFa Teknoagro Mandiri oleh sebab itu pemilihan tanaman disesuaikan dengan yang telah diusahakan di tapak sebelumnya. Diantaranya adalah iris (Iris sp), simbang darah (Iresine herbstii), lidah mertua (Sanseviera trifasciata), krokot (Althernantera ficoides), lili paris (Chlorophytum comosum), puring (Codiaeum variegatum). Selain itu juga terdapat tambahan beberapa jenis tanaman hias diantaranya, sri rezeki (Aglaonema), daun bahagia (Dieffenbachia sp), daun pilo (Philodendron sp), asparagus (Asparagus sp), bromelia (Bromelia sp), maranta (Calathea sp), Euphorbia sp, sutra bombay (portulaca grandiflora), gerbera (Gerbera jamesonii), bakung (Crinum sp), dan jengger ayam (Celosia sp).

20 150 Tanaman-tanaman ini ditanam di polybag sehingga perlu penataan dalam penempatannya. Rata-rata tanaman hias ini memerlukan penaung sehingga tidak terkena matahari secara langsung dan sangat sesuai bagi tanaman yang memerlukan cahaya tersaring. Oleh sebab itu pada ruang wisata tanaman hias ini terdapat pohon-pohon peneduh yang memberi kesan alami sebagai elemen penaung untuk menaungi tanaman hias yang memerlukan penaung. pohon peneduh yang digunakan pada ruang wisata tanaman hias ini diantaranya pohon ketapang (Terminalia cattapa), dan flamboyan (Delonix regia) Ruang Wisata Pembibitan dan Nursery Area entrance pada ruang laboratorium kultur jaringan mengalami perubahan sehingga pengguna tapak masuk melalui ruang penerimaan utama sebagai tempat interpretasi awal. Penambahan plaza pada bangunan laboratorium ini digunakan untuk menampilkan tanaman-tanaman dalam pot hasil kultur jaringan sebagai pembatas dan juga sebagai tempat untuk pelatihan. Plaza ini terbuat dari paving dengan bentuk setengah lingkaran agar menghilangkan kesan kaku pada bangunan laboratorium ini dan terdapat atap untuk menghalau sinar matahari dan hujan pada saat melakukan aktivitas. Tempat pelatihan juga dapat dilakukan di dalam bangunan laboratorium kultur jaringan sesuai dengan program pelatihan. Nursery di ruang pembibtan ini digunakan untuk tempat tanaman hasil kultur jaringan dan juga tanaman-tanaman yang dibudidayakan untuk keperluan kultur jaringan. Di antaranya adalah jati kencana fast growing, mahoni (Swietenia mahagoni), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), nilam (Pogostemon cablin), zodia dan salam (Eugenia aperculata). Bangunan laboratorium ini tetap mempertahankan yang ada namun dengan perbaikan fasilitas-fasilitas, seperti cat tembok yang mengelupas maupun penataan tempat karyawan pada lantai satu sehingga pengunjung nyaman melakukan aktivitas wisata di area ini. Pada ruang pembibitan ini terdapat dua buah rumah kaca, salah satunya untuk menempatkan tanaman anggrek dan tanaman bunga potong lainnya seperti krisan (Chrysanthemum morifolioum) pada satu rumah kaca. Dan rumah kaca yang lain menempatkan ruang untuk teknik hidroponik sayuran. Dalam rumah kaca, anggrek berisi berbagai macam jenis tergantung dari selera konsumen

21 151 terhadap mutu bunga potong anggrek dipengaruhi dan ditentukan oleh produsen dan trend luar negeri. Pada saat ini anggrek yang dominan disukai masyarakat adalah jenis Dendrobium (34%), diikuti oleh Oncidium Golden Shower (26%), Cattleya (20%) dan Vanda (17%) serta anggrek lainnya (3%). Pemilihan warna bunga anggrek yang dikonsumsi banyak dipengaruhi oleh maksud penggunaannya. Pada hari Natal warna bunga yang disukai didominasi oleh warna putih; pada hari Imlek disukai warna merah, pink dan ungu; untuk keperluan ulang tahun banyak digunakan warna lembut, seperti putih, pink, ungu, sedangkan untuk menyatakan belasungkawa umumnya digunakan warna kuning dan ungu (Suryana dkk, 2005) Ruang Wisata Tanaman Perkebunan Ruang wisata tanaman perkebunan terdapat di selatan tapak. Area ini memanfaatkan tanaman perkebunan yang telah ada di tapak, diantaranya kakao (Theobroma cacao) seluas m 2 yang terletak di sekitar daerah konservasi air (selokan) dan kopi (Coffea sp) seluas m 2 yang terletak di sekitar daerah konservasi tanah. Jarak tanam untuk tanaman kakao (Theobroma cacao) ini adalah 1,5x1,5 m. Jarak tanam untuk tanaman kopi (Coffea sp) yaitu 2,5x2,5 m. Pada ruang perkebunan ini juga terdapat empat buah saung untuk beristirahat dan pos jaga yang terletak di sekitar jalan setapak sehingga memudahkan pengunjung yang berada di ruang ini Ruang Wisata Peternakan Pada ruang peternakan, kandang kambing dan rumah penjaganya dialokasikan hingga menjadi satu garis lurus dengan kandang sapi perah. Hal ini dimaksud untuk mengefektifkan lahan sehingga kandang kambing dapat terlihat langsung oleh pengunjung. Reservoir air juga diperbesar untuk menyalurkan air ke seluruh tapak, yaitu seluas 20x10 m. Penambahan vegetasi pereduksi bau yang berasal dari kandang juga ditambahkan pada area ini dengan penataan tanaman sehingga kesan estetis dapat dihadirkan di area ini. Pembuatan plaza pada area peternakan ini juga dimaksud untuk menutupi tanah apabila becek akan semakin menambah aroma tak sedap pada area ini oleh sebab itu plaza ini terbuat dari gravel. Dan juga sebagai penghubung antara fasilitas yang ada di area peternakan ini. Pada area peternakan ini tempat parkir

22 152 sebelumnya tidak ada sehingga mobil maupun motor karyawan diparkir secara sembarangan dan menimbulkan ketidak aturan di area ini, maka pembuatan tempat parkir sangat penting agar lahan yang ada dapat digunakan seefektif mungkin. Tempat parkir mobil dan motor karyawan berada di depan kantor pengelola peternakan sedangkan tempat parkir truk pengangkut hewan ternak berada di depan kandang sapi potong yang berada dekat area pertanian, sehingga kebutuhan transportasi untuk pertanian dapat sekaligus dilakukan. Standarisasi tempat parkir sama dengan tempat parkir pada area penerimaan namun untuk parkir motor tidak menggunakan atap dan untuk pakir mobil berbentuk Daya tampung tempat parkir ini yaitu empat buah mobil, enam buah motor dan tiga buah truk. Tempat pengolahan hasil limbah ternak yang ada di ruang peternakan ini diperbaiki bangunan dan fasilitasnya agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Selain pengolahan limbah hasil ternak yang dapat dimanfaatkan untuk biogas, juga dapat dibuat pengolahan limbah untuk kompos dari sisa-sisa tanaman maupun kotoran ternak sehingga output (kotoran ternak dan sisa-sisa tanaman) dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Tempat untuk pelatihan di ruang peternakan ini terletak di ruang interpretasi utama yaitu di sebelah tempat pengolahan hasil ternak karena letaknya berdekatan. Pada area ini terdapat fasilitas untuk mengadakan pelatihan berbentuk seperti pendopo yang digunakan untuk tempat berkumpul maupun mengadakan acara seperti pelatihan pertanian. Ruang peternakan dapat dilihat pada gambar Ruang Lahan Hijauan Ternak Pada lahan hijauan ternak yang berisi rumput gajah var. King grass yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Hijauan ternak ini berguna sebagai serat kasar untuk memperlancar dan mengoptimalkan proses pencernaannya. Oleh karena itu, pemberian hijauan sangat dibatasi oleh batas tertentu yang tidak akan mengganggu proses pencernaan.

23 153

24 154 Berdasarkan perhitungan kebutuhan hijauan untuk ternak, maka dengan luasan rumput m 2 yang ada di tapak menghasilkan rumput sebesar 89,4 ton dalam sekali panen. Jika dilihat dari kebutuhan pakan seluruh ternak pada tabel 10, maka rumput tersebut tidak mencukupi oleh sebab itu pemanfaatan lahan yang ada digunakan seefisien mungkin dan kekurangan yang ada dapat dibeli dari luar PPDF sehingga kebutuhan pakan ternak dapat tercukupi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas hijauan antara lain adalah kepadatan tanaman, waktu pemotongan pertama, tinggi pemotongan dan frekuensi pemotongan (ELLA et al.,dalam Prasetyo, 2004). Umur tanaman pada saat pemotongan sangat berpengaruh terhadap kandungan gizi. Umumnya makin tua umur tanaman pada saat pemotongan makin berkurang kadar protein dan sebaliknya kadar serat kasar makin tinggi (Webster dan Wilson dalam Prasetyo, 2004) Penanaman rumput gajah dilakukan dengan metoda perbanyakan vegetatif. Cara yang umum diterapkan adalah dengan stek batang dan memecah anakan. Cara stek batang memungkinkan perbanyakan dengan lebih cepat, namun agak sedikit lebih lambat pertumbuhannya dibandingan dengan cara anakan atau pols. Pola tanam rumput gajah ini menggunakan pola monokultur dan lebih rapat. Hal ini berkaitan dengan treatment dan perawatan yang optimal yang akan diberikan. Jarak tanam dalam barisan berkisar cm dan jarak antar barisan cm (Manglayang Farm, 2006). Dengan arah penanaman utara ke selatan untuk mendapatkan produktivitas tanaman yang tinggi dan pola penanaman searah dengan lereng untuk mengurangi bahaya erosi. Untuk mendapatkan hasil dan ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan pemupukan yang cukup. Pemupukan yang banyak diterapkan biasanya bila rumput sering dipotong / dipanen. Pada musim penghujan secara umum rumput gajah sudah dapat dipanen pada usia hari. Sedangkan pada musim kemarau berkisar hari. Lebih dari waktu tersebut, kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak. Untuk panen pertama setelah tanam, dapat dilakukan setelah rumput berumur

25 155 minimal 60 hari. Apabila terlalu awal, tunas yang tumbuh kemudian tidak sebaik yang di panen lebih dari usia 2 bulan (Manglayang Farm, 2006) Ruang Wisata Perikanan Pada ruang wisata perikanan ini dilakukan cut and fill untuk menambah fasilitas-fasilitas penunjang wisata dan mempermudah aktivitas di lahan percobaan ini. Cut and fill dilakukan seluas 4562 m 2, mulai dari ruang wisata tanaman buah hingga ruang perikanan. Penambahan fasilitas ini didasarkan kepada kebutuhan ruang untuk menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk melakukan aktivitas wisata. Fasilitas yang ditambahkan adalah pedestrian dan saung pancing. Dengan adanya saung di sekitar kolam pemancingan ini maka akan memudahkan pengunjung untuk memancing ikan. Selain itu untuk memudahkan pengunjung berwisata maka terdapat fasilitas berupa tempat penyewaan peralatan untuk kebutuhan memancing yang terdapat di area pelayanan di sekitar area perikanan ini. Pada area kolam pemancingan terdapat saung pemancingan yang berjumlah tiga buah dan berukuran 4x2 m yang terletak di pinggir kolam pemancingan, sedangkan untuk kolam budidaya terdapat satu buah saung seperti di pinggir kolam pemancingan untuk membedakan fungsi kolam bagi pengunjung yang akan berwisata selain adanya papan informasi mengenai perbedaan fungsi kolam ini. Di area perikanan ini juga terdapat saung istirahat seluas 3x3 m yang berjumlah tiga buah dengan peletakkan sesuai arah view yang berbeda, yaitu view ke arah petak kolam ikan, view ke arah lahan percobaan dan sawah milik masyarakat setempat, dan yang terakhir view ke arah lahan sayuran dengan latar gunung kapur. Saung istirahat ini digunakan untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan ataupun makan dan minum karena di ruang perikanan ini terdapat fasilitas pelayanan berupa rumah makan. Pada area kolam budidaya hanya terdapat pedestrian berupa paving selebar 2 m, yang digunakan untuk menghubungkan tapak dengan ruang sekitarnya. Untuk aktivitas di area ini dapat dilakukan di pinggir kolam budidaya, sehingga tidak ada pola konsentrasi massa pada area ini. Fasilitas di ruang wisata perikanan dapat dilihat pada gambar 55.

26 156

27 Lahan Percobaan Lahan percobaan berupa sawah digunakan untuk praktek menanam padi bagi pengunjung yang ingin mencoba hal baru khususnya bagi anak-anak TK untuk mengenal cara menanam padi sejak kecil. Dengan mengetahui dan mempraktekkan cara menanam padi diharapkan pengunjung bisa lebih menghargai hasil produk pertanian ini. Di pinggir lahan percobaan juga terdapat empat buah saung berukuran 4x2 m, untuk pengunjung yang melakukan aktivitas di lahan percobaan, selain itu terdapat tempat pancuran untuk pengunjung yang telah selesai melakukan aktivitas di lahan percobaan ini Ruang Rekreasi Outbond Ruang rekreasi aktif ini digunakan untuk area piknik, berkemah dan outbond sehingga fasilitas yang ada menunjang aktivitas rekreasi tersebut seperti pada area perkemahan terdapat lahan camping, dapur umum, kamar mandi, warung dan pusat informasi. Untuk warung dan dapur umum terdapat pada satu bangunan untuk mengefisienkan tempat. Sedangkan untuk bangunan kamar mandi sekaligus digunakan untuk ruang ganti baju bagi pengunjung area outbond sehingga peletakkannya berdekatan dengan area outbond. Pada area rekreasi outbond ini vegetasi eksisting tetap dipertahankan. Untuk aktivitas piknik, bermain dan bersantai disediakan lahan terbuka hijau sehingga pengunjung bebas menggunakan area ini untuk aktivitas tersebut. Pada area outbond terdapat enam saung untuk tempat beristirahat sejenak dari aktivitas yang telah dilakukan. Tiga saung di antaranya berada di dekat fasilitas outbond, dan yang lain berada di sekitar fasilitas pelayanan di area perkemahan karena di area ini terdapat good view ke arah Gunung Kapur. Fasilitas outbond yang ada di antaranya arena tali (tinggi/rendah), web climbing, jembatan goyang, panjat tali dan canopy trail Ruang Rekreasi Religi Ruang rekreasi religi ini mendukung tapak sebagai tempat agrowisata yang berada di lingkungan pesantren dengan nuansa agamis yang kuat. Oleh sebab itu ruang rekreasi ini dibuat senyaman mungkin untuk menunjang aktivitas di ruang tersebut. Aktivitasnya sendiri dilakukan di pendopo, dengan penataan tanaman dan kolam ikan di sekitarnya sehingga kesan alami dan natural seperti yang ada di pedesaan (berhubungan dengan konsep agrowisata) dapat tercapai. Penambahan

28 158 elemen air dalam bentuk kolam ikan di area ini menambah kesan sejuk dan tenang, sehingga dapat menunjang aktivitas kontemplasi. Penataan tanaman sebagai barrier dengan area di sekitarnya sangat penting diperhatikan untuk menciptakan ruang yang private sehingga aktivitas di ruang ini tidak terganggu. Ruang rekreasi religi dapat dilihat pada gambar 56. Penempatan fasilitas pada lokasi yang tepat sangat penting diperhatikan sehingga dapat berfungsi secara maksimal. Penggunaan bahan serta bentuk bangunan fasilitas juga perlu diperhatikan yaitu bahan dan bentuk yang akrab dengan alam atau bernuansa pedesaan, karena dapat memperkuat karakter dan konsep agrowisata yang diharapkan. Berikut ini adalah rencana fasilitas pada tabel 14 dan utilitas pada tabel 15 yang akan ditempatkan pada tempat wisata pertanian PPDF berdasarkan konsep ruang dan aktivitas. Dan perspektif keseluruhan tapak dapat dilihat pada gambar 57.

29 159

30 Gambar 57. Perspektif Keseluruhan Sektor II Pesantren Pertanian Darul Fallah 160

31 161 Tabel 14. Rencana Fasilitas di Sektor II PPDF Fasilitas Lokasi Standar Ruang Jumlah/ Dimensi Kapasitas Pintu Gerbang Bagian depan - 2 pintu 10 m Tapak Parkir pengunjung Bagian belakang tapak - Sepeda Motor dekat area motor 108 m 2 - Kendaraan pribadi - Bus perikanan 10 m 2 /mobil 60 m 2 /bus 29 mobil 4 bus m m 2 Parkir Karyawan Area - Sepeda motor - Kendaraan pribadi - Truk peternakan - 10 m 2 /mobil 32,4 m 2 /truk 6 motor 4 mobil 3 truk 12 m 2 40 m m 2 Loket tiket Area - 1 buah 28 m 2 Penerimaan Pusat Informasi Area - 1 buah 416 m 2 interpretasi awal Gedung Area - 1 buah 416 m 2 Pengelolaan Pelayanan Rumah kaca Area Tanaman hias - 2 buah 125 m 2 Saung Menyebar di 1,5 m 2 /orang 13 buah 52 m 2 area pemanfaatan Saung Istirahat Lahan 1,5 m 2 /orang 9 buah 81 m 2 percobaan Toilet Menyebar di 2 m 2 /orang 30 buah 86,5 m 2 area pemanfaatan Mushola Area perkebunan, 2 m 2 /orang 3 buah 112 m 2 perikanan dan rekreasi Canopy trail Area 0,8 m 2 /orang 2 buah 43,4 m 2 Konservasi dan outbond Menara pandang Area 1,5 m 2 /orang 1 buah 40 m 2 konservasi Dapur Umum Area 1 buah 27 m 2 perkemahan Area Kemah Area rekreasi 10 m 2 /orang 728 orang m 2 Pos jaga Menyebar - 4 buah 42 m 2

32 162 Fasilitas Lokasi Standar Ruang Jumlah/ Dimensi Kapasitas Saung Area perikanan - 4 buah 64 m 2 pemancingan Tempat makan Area perikanan - 1 buah 96 m 2 Gudang peralatan Area - 1 buah 61,6 m 2 pertanian perkebunan Tempat Area - 1 buah 163 m 2 pengolahan hasil Pelayanan ternak Kios Area - 2 buah 98 m 2 Cinderamata pelayanan Kandang ternak Area 3 buah 2545,6 m 2 peternakan Papan nama Bagian depan tapak dan jalan raya - 2 buah - Papan penunjuk Menyebar di - 9 buah - arah area pemanfaatan Papan interpretasi Ruang penerimaan - 2 buah - Sumber: Harris dan Dines (1988) dengan penyesuaian Tabel 15. Rencana Utilitas di Sektor II PPDF Utilitas Lokasi Sumber Dimensi/Kuantitas Listrik Menyebar PLN - Jaringan Menyebar Operator Komunikasi telekomunikasi - Penangkal Pada Bangunan - 14 buah Petir di area pengelolaan Air irigasi Di petak kebun air sungai dan 20 buah dan rumah kaca sumur pompa Pengolahan Sekitar kandang Kandang dan limbah Kotoran ternak Limbah dan area pengelolaan pertanian menjadi pupuk Air Limbah pertanian menjadi pakan ternak Air bersih Toilet, Mushola, air sungai dan sungai 16 buah Rumah makan, pompa Ruang pengelolaan, kandang

33 Rencana Aktifitas Wisata yang akan dikembangkan di tapak terdiri dari wisata pertanian, rekreasi umum dan rekreasi rekreasi khusus. Wisata pertanian rekreasi umum dan rekreasi khusus yang akan diterapkan pada tapak sesuai dengan kesesuaian pengembangan ruang yang telah dihasilkan dari analisis. Pelatihan pertanian juga dilakukan di tapak dengan pembatasan antara aktivitas wisata dengan aktivitas pelatihan sesuai dengan program yang dikembangkan oleh pihak pengelola sehingga kedua aktivitas ini tidak saling mengganggu Wisata Pertanian Wisata Tanaman Sayuran Wisata tanaman sayuran ini dialokasikan di tiga ruang yaitu berdekatan dengan loket tiket, lalu daerah yang bersebelahan dengan ruang perikanan dan di rumah kaca. Area praktikum santri termasuk dalam rencana ruang agrowisata sayuran ini karena sesuai dengan bahan mata pelajaran yang diajarkan. Letak area praktikum santri ini pun tidak berada di pusat kegiatan wisata agar aktivitas praktikum santri tidak terganggu pada saat waktu kunjungan wisatawan. Aktivitas yang dilakukan di agrowisata sayuran ini adalah melihat kebun sayuran, serta menanam dan memanen sayuran apabila waktunya telah tiba. Pada rumah kaca ini juga mempelajari teknik hydroponik pada sayuran mulai dari persiapan media semai hingga pemanenan Wisata Tanaman Hias Wisata tanaman hias ini berada berdekatan dengan jalur sirkulasi utama untuk menarik perhatian pengunjung saat memasuki tapak. Aktivitas yang dapat dilakukan di ruang wisata tanaman hias ini adalah mempelajari berbagai jenis tanaman hias, mempraktekkan perbanyak tanaman dan mengenal pembibitan tanaman seperti menanam benih, menyetek, mencangkok, mengokulasi, menyambung, dan menyilangkan tanaman. Serta mengetahui berbagai jenis media campuran tanah-pasir, kompos, pakis, daun bambu, pupuk kandang, zeolit Wisata Tanaman Buah Wisata tanaman buah yang dilakukan di area tanaman buah ini di antaranya jalan-jalan berkeliling kebun, berfoto, piknik di dalam kebun buah sambil menikmati pemanenan buah.

34 Wisata Tanaman Obat Wisata tanaman obat ini berada di bagian selatan ruang peternakan. Aktivitas yang dapat dilakukan di agrowisata tanaman obat ini adalah kunjungan di kebun koleksi tanaman obat serta mempelajari jenis tanaman obat dan khasiatnya Wisata Tanaman Aromatik Wisata tanaman aromatik dialokasikan bersebelahan dengan area peternakan untuk menghalau aroma yang tidak sedap dari peternakan yang akan mengganggu aktivitas wisata di tapak perencanaan. Aktivitas yang dapat dilakukan di agrowisata tanaman aromatik ini adalah kunjungan di kebun koleksi tanaman aromatik dan mempelajari jenis tanaman aromatik Wisata Tanaman Perkebunan Wisata perkebunan dialokasikan di dua tempat dan untuk dua tanaman perkebunan saja. Aktivitas yang dapat dilakukan di agrowisata perkebunan ini adalah kunjungan di kebun koleksi dan mempelajari tanaman perkebunan tersebut budidaya tanaman perkebunan ini Wisata Peternakan Wisata peternakan yang ada pada tapak adalah sapi perah, sapi potong, dan kambing. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di peternakan ini adalah mempelajari pembibitan buatan (inseminasi buatan) pada sapi; memberi makan ternak; mempelajari dan ikut mempraktekkan proses memerah susu; mempelajari cara pengolahan produk susu seperti yoghurt; mempelajari teknik biogas untuk menghasilkan listrik dengan bahan dasar kotoran sapi Wisata Perikanan Aktivitas yang dapat dilakukan pada wisata perikanan antara lain atraksi memberi makan ikan di kolam budidaya dan memancing di kolam pemancingan ikan Wisata Lahan Hijauan Ternak Wisata lahan hijauan ternak ini terletak di sebelah peternakan, aktivitas yang dapat dilakukan di antaranya kunjungan dan mempelajari hijauan ternak yang tepat untuk hewan ternak dan komposisinya.

35 Wisata Pembibitan Aktivitas yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan dan area pembibitan di antaranya melihat pembibitan, mengenal dan mempelajari teknik kultur jaringan serta mempelajari cara perbanyakan tanaman Wisata Kehutanan Wisata yang dapat dilakukan di ruang konservasi tanah (kehutanan) ini bersifat pasif seperti melihat pemandangan di menara pandang dan canopy trail. Mengenal pohon-pohon kehutanan dan konservasi, melalui pelabelan pohon Wisata di Lahan Percobaan Wisata yang dapat dilakukan di lahan percobaan berupa sawah di antaranya ikut mengolah sawah, menanam padi, menikmati pemandangan Rekreasi Umum Rekreasi umum yang dapat dilakukan di tapak yang merupakan alternatif kegiatan wisata selain wisata pertanian adalah berkemah di area perkemahan, piknik, photo hunting, jogging, dan outbond. Selain itu aktivitas rekreasi juga dapat dilakukan di area konservasi air berupa berjalan di sepanjang sempadan sungai Cinangneng yang telah diarahkan dengan menggunakan jalur sirkulasi mulai dari pintu masuk Sektor II PPDF lalu mencapai stoping area untuk melihat pemandangan menghitung debit air sungai di sekitar Muara Darul Fallah ini, kemudian perjalanan dilanjutkan hingga ke ruang rekreasi outbond Rekreasi Khusus Rekreasi khusus yang ada di tapak berupa rekreasi religi untuk memfasilitasi pengunjung dalam aktifitas yang bersifat kerohanian sesuai dengan suasana pesantren yang agamis. Pada ruang rekreasi religi ini pengunjung dapat melakukan kegiatan keagamaan seperti mengadakan pengajian, beribadah, kontemplasi maupun tafakur alam di tempat terbuka Pelatihan Pertanian Pelatihan pertanian yang diselenggarakan di tempat wisata pertanian PPDF ini dimaksud untuk mengembangkan keterampilan bagi kelompok-kelompok tani yang memang ingin meningkatkan taraf hidup dengan pelatihan yang diberikan oleh ahli di Tempat Wisata pertanian PPDF ini. Pembayaran tiket untuk

36 166 pelaksanaan pelatihan ini pun berbeda dengan tiket wisata pertanian, sehingga para peserta hanya dibebani oleh pembayaran konsumsi saja. Pelatihan ini berguna sebagai amal jariah bagi pesantren karena memberikan pengetahuan kepada kelompok-kelompok tani, yang apabila dimanfaatkan ilmunya maka pesantren pun turut meningkatkan taraf hidup para petani yang mengikuti pelatihan, yang saat ini masih di bawah garis kemiskinan dengan pengenalan teknologi-teknologi pertanian maupun proses pertanian yang benar. Pelatihan ini difokuskan pada kultur jaringan dan penggemukan sapi, karena kedua program ini dapat dikatakan cukup berhasil sebelumnya, sehingga apabila kelompok-kelompok tani ini belajar menambah pengetahuan dan keterampilan mereka tentang hal ini dan diterapkan di mata pencahariannya, maka berangsur-angsur taraf hidup mereka semakin membaik. Pelatihan pertanian ini juga ditujukan bagi para peminat yang ingin mempelajari cara budidaya tanaman maupun sebagai hobi. Sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan pengembangan masyarakat, maka PPDF telah memiliki fasilitas untuk menunjang kegiatan pengembangan masyarakat ini khususnya pelatihan. Diantaranya penginapan untuk pelatihan dengan fasilitas 15 kamar penginapan dengan kapasitas 60 orang yang terdapat di Sektor I PPDF Rencana Sirkulasi Rencana sirkulasi yang dikembangkan pada tapak mempertahankan sirkulasi yang ada dan juga penambahan jalur sirkulasi pada daerah yang belum ada jalur sirkulasinya. Pengembangan jalur sirkulasi ini ditujukan untuk pengguna tapak baik bagi pengunjung, pengelola dan santri. Jalur sirkulasi di Sektor II PPDF ini berfungsi untuk wisata bagi para pengunjung, pemeliharaan bagi pihak pengelola dan pendidikan bagi santri sebagai tempat praktikumnya. Jalur sirkulasi ini menghubungkan satu objek wisata dengan objek wisata lain yang ada di tapak dan jalur sirkulasi ini terdiri atas tiga jalur sebagai berikut dengan penggunaan berbeda:

37 Jalur Primer Jalur ini merupakan jalur sirkulasi utama yang digunakan oleh pengguna tapak untuk masuk ke dalam tapak. Jalur ini berupa jalan beraspal untuk kendaraan dan pedestrian yang menghubungkan antara loket tiket dengan area masuk ke ruang penerimaan utama hingga area parkir. Jalur ini akan diperlebar dari jalan yang telah ada yaitu selebar 7 m untuk pedestrian dan dua jalur kendaraan dengan dua arah. Dengan pedestrian selebar 0,8 m dan jalur kendaraan 6,2 m. Semakin mendekati arah pintu masuk maka jalur akan melebar hingga 10 m untuk mengantisipasi dua bus dari arah yang berlawanan. Jalur primer ini juga terdapat di area pelayanan di stoping area dekat laboratorium kultur jaringan yang berguna bagi kendaraan yang akan masuk ke ruang ini. Jalur ini hanya dikhususkan untuk mobil dan motor karena mempunyai lebar 4,5 m dan jalur ini mempunyai pola loop atau memutar Jalur Sekunder Jalur sekunder yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk menghubungkan dari objek wisata yang satu dengan objek wisata yang lain. Jalur yang dilapisi paving ini berbeda lebarnya sesuai dengan kebutuhan ruang wisata. Pada lahan pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan jalur sirkulasi ini mempunyai lebar 2 m sedangkan jalur sirkulasi yang berada di area pertanian dekat loket tiket mempunyai lebar 1 m karena sesuai dengan kebutuhan ruang. Pada jalur sekunder ini juga ditujukan untuk jalan traktor bagi lahan pertanian, perkebunan. Jalur traktor ini masih dalam satu jalur yang sama dengan jalur pedestrian, karena untuk efisiensi lahan, serta dengan pertimbangan bahwa penggunaan traktor ini tidak sering sehingga tidak akan mengganggu aktivitas wisata. Sedangkan pada area sempadan sungai jalur sirkulasi ini mempunyai lebar 1,6 m untuk membatasi aktivitas pada area ini karena termasuk area konservasi di tapak. Di sepanjang jalur sirkulasi primer juga terdapat jalur sirkulasi sekunder untuk pejalan kaki dan mempunyai lebar 0,8 m Jalur Interpretasi Untuk jalur interpretasi pada tapak berupa jalur yang terdapat dalam petak lahan pertanian maupun perkebunan. Jalur selebar 0,8 m ini membatasi antara petak yang satu dengan petak yang lain. Karena berada di dalam lahan pertanian

38 168 dan perkebunan maka jalur sirkulasi ini tidak menggunakan material sebagai penutupnya agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Kondisi tapak yang memiliki jalur yang panjang ini berpotensi menyebabkan kelelahan bagi pengunjung, sehingga pada spot-spot tertentu disediakan stoping area berupa fasilitas saung untuk duduk dan bersantai. Fasilitas ini berfungsi memperkuat konsep agrowisata itu sendiri yaitu sebagai tempat untuk beristirahat bagi pengunjung sebelum melakukan perjalanannya kembali. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan rencana sirkulasi beserta luasan, bahan material dan lokasi penempatannya. Tabel 16. Rencana sirkulasi dalam Tempat Wisata Pertanian PPDF Sirkulasi Pengguna Panjang Total (m) Lebar (m) Material Jalur Primer Entrance Kendaraan Aspal Hot mix Jalur Utama Kendaraan 329 6,2 Aspal Hot mix Jalur Kendaraan Kendaraan 129 4,5 Aspal Hot mix Jalur Sekunder Pedestrian Pejalan kaki Pedestrian Pejalan kaki Penempatan Jembatan hingga tempat tiket masuk Area sepanjang jalur kendaraan hingga tempat parkir dan jalur masuk ke area peternakan Sepanjang jalur masuk ke ruang penerimaan utama 366 0,8 Paving Sepanjang jalur kendaraan, hingga ke ruang penerimaan utama Paving Lahan pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan Pedestrian Pejalan kaki Paving Lahan pertanian di dekat loket tiket Pedestrian Pejalan kaki 501 1,6 Paving Sepanjang sempadan sungai Traktor Traktor Paving Lahan pertanian dan perkebunan Jalur Interpretasi Pedestrian Pejalan kaki - 0,8 - Jalur dalam petak lahan pertanian dan perkebunan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias

PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias PERENCANAAN LANSKAP Perencanaan lanskap (landscape plan) merupakan penataan berbasis lahan guna mendapatkan model bentang alam yang fungsional, estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan lanskap di desa Gedongjetis adalah menjadikan kawasan sebagai tempat wisata pertanian dengan obyek wisata utamanya kebun rambutan,

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS BAB V ANALISIS DAN SINTESIS 5.1 Aspek Fisik 5.1.1 Luas, Letak, dan Aksessibilitas Tapak Penelitian Kawasan Gedongjetis berada di kawasan pedesaan yang sejuk dan sedikit tercemar polusi dari kendaraan bermotor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, teh, cengkeh dan lain

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

VIII. RANCANGAN TAPAK

VIII. RANCANGAN TAPAK VIII. RANCANGAN TAPAK Perancangan adalah tahapan terakhir dari proses studi penelitian ini. Perancangan merupakan pengembangan dari konsep dan perencanaan dari tahapan sebelumnya. Perancangan pada tapak

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

Ekologi Padang Alang-alang

Ekologi Padang Alang-alang Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Lumajang merupakan dataran yang sangat subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 meter), Gunung Bromo (2.392 meter) dan Gunung

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare berdasarkan tema ekowisata, konsep belajar dan bermain bersama alam dan wawasan keislaman menghasilkan perancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan 81 Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan N Besarnya Tarif Obyek Retribusi Satuan Tarif o Retribusi A 1 B 1 2 3 4 Tempat Rekreasi Kebun

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi 72 PERENCANAAN LANSKAP Perencananaan lanskap merupakan pengembangan dari konsep menjadi rencana di dalam tapak. Pada tahap ini, konsep yang telah ditetapkan kemudian dikembangkan dalam bentuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan kegiatan analisa terhadap kondisi lingkungan sekitar objek rancangan. 4.1.1 Pemilihan Tapak Perancangan Arboretum Tanaman Hias berada

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN SINTESIS

V. ANALISIS DAN SINTESIS V. ANALISIS DAN SINTESIS Data inventarisasi yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan disintesis untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada pada tapak serta berbagai tindakan untuk mengoptimalkan potensi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 1. Tata Guna Lahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang 81 memanfaatkan unsur-unsur alam yang ada sebagai faktor perancangan. Dari pertimbangan tersebut diatas maka dibuat konsep : - Dengan bentuk site daerah pegunungan yang masih alamiah maka bentuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu masalah lingkungan hidup teerutama masalah limbah. proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi dan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu masalah lingkungan hidup teerutama masalah limbah. proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi dan bahkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri, sektor perdagangan, maupun pertanian diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup penduduk Indonesia. Akan tetapi dengan munculnya industri-industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Denah Lokasi Hutan Kota Sungkur Klaten terletak di Kelurahan Sungkur, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Bagian Utara Hutan Kota berbatasan dengan Jalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman 84 BAB V ANALISIS V.1 Fisik Lahan Permukiman V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman Lahan Permukiman Dusun Ngentak berada diatas lahan yang memiliki kemiringan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Fisiografi. Bantul. Kebun Buah Mangunan secara astronomi berada pada koordinat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Fisiografi. Bantul. Kebun Buah Mangunan secara astronomi berada pada koordinat V. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Fisiografi Kebun Buah Mangunan merupakan satu-satunya kebun buah yang berada di Yogyakarta tepatnya di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo dan Kabupaten Bantul. Kebun Buah Mangunan

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep 37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Lokasi jalan setapak Lokasi dengan jalan beton Disusun oleh: PoedjiHaryanto SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3 61. a. Topografi dan Jenis Tanah Topografi Desa Ngijo adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian 105 m dpal dengan curah hujan 10 mm/tahun. Jenis tanah di Desa Ngijo adalah jenis tanah Mediteran coklat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

Lampiran 1. Peraturan Pendakian 93 Lampiran 1. Peraturan Pendakian 1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diberlakukan bagi pendaki gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman 41 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Jenis Tanaman Agroforestri Komposisi tanaman yang menjadi penyusun kebun campuran ini terdiri dari tanaman pertanian (padi, kakao, kopi, cengkeh), tanaman kayu,

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Berangkat dari permasalahan utama pada bab sebelumnya disimpulkan tiga kata kunci yang mendasari konsep desain yang akan diambil. Ketiga sifat tersebut yakni recycle, community

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola tanam agroforestri yang diterapkan petani di Desa Pesawaran Indah terdapat pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut Indra, dkk (2006)

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Ruang Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci