Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang
|
|
- Surya Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong oleh beberapa sektor yaitu pertanian, pengangkutan & komunikasi dan jasa-jasa. Sementara kinerja sektor utama lainnya seperti bangunan dan perdagangan-hotel-restoran tumbuh lebih baik.. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR I II III IV I II 1. PERTANIAN 202, , , , , , PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7, , , , , , INDUSTRI PENGOLAHAN 55, , , , , , LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3, , , , , , BANGUNAN 61, , , , , , PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 97, , , , , , PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 74, , , , , , KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 60, , , , , , JASA-JASA 137, , , , , , PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701, , , , , , SEKTOR *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo I II III IV I II 1. PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
2 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Melambatnya kinerja pertanian di Gorontalo masih terus berlangsung hingga triwulan laporan. Perlambatan itu terjadi pada sub sektor tabama, perikanan, kehutanan dan peternakan sementara kinerja sub sektor perkebunan mampu memberikan efek redaman. Jagung dan Padi yang menjadi komoditas unggulan Gorontalo menunjukkan perkembangan yang menurun. Selain karena telah lewatnya musim panen, dampak banjir bandang yang terjadi di tiga kabupaten (Bone Bolango, Boalemo dan Kab. Gorontalo) menjadi salah satu faktor penyebab penurunan produksi panen di Gorontalo. Dilihat dari pertumbuhannya, kinerja pertanian jagung tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Produksi jagung pada triwulan II-2011 terkontraksi 13,75% (y.o.y) merosot dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 58,62% (y.o.y). Sementara produksi padi terkontraksi 26,10% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 53,33% (y.o.y). Selain karena puncak panen telah dilaksanakan di triwulan I-2011 faktor cuaca turut mempengaruhi merosotnya produksi tabama di Gorontalo : - Sebanyak ha sawah di kab. Gorontalo tidak mendapatkan pengairan karena bendungan Alopohu rusak. Produktivitas pertanian menjadi menurun hingga 75%. Hasil perhitungan sementara Distan Kab. Gorontalo produksi padi hanya mencapai ton dari target ton. - Lahan pertanian di tiga kecamatan di Pohuwato gagal panen karena meluapnya sungai Randangan. Pemkab Pohuwato mulai membangun waduk darurat untuk mengantisipasi hal tersebut. - Banjir Bandang melanda tiga kecamatan di wilayah Bone Bolango mengakibatkan lahan pertanian rusak. Grafik 1.23 Grafik 1.24 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
3 Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Sampai dengan akhir tahun 2011, secara tahunan perkembangan pertanian padi diperkirakan melambat dibandingkan tahun Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM II memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 tumbuh 13,31 % (y.oy) lebih rendah dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 33,74 % (y.o.y) sementara produksi jagung tahun 2011 hanya tumbuh 0,99% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan produksi jagung tahun 2010 yang tumbuh 6,69% (y.o.y). Semakin terbatasnya luas lahan menjadi kendala yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo. Tabel 1.3 ARAM II Pertanian Padi Tabel 1.4 ARAM IO Pertanian Jagung BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
4 1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan II-2011 menunjukkan kondisi yang melambat. Pada triwulan II-2011 sektor ini tumbuh 8,80% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 9,38% (y.o.y). Perlambatan hampir terjadi pada seluruh sub sektor yaitu angkutan darat, laut dan ferry sementara kinerja angkutan udara diperkirakan mampu meredam perlambatan yang terjadi. Krisis BBM yang terjadi pada bulan Mei-Juni 2011 di Gorontalo menjadi salah satu pemicu menurunnya kinerja sub sektor angkutan darat. Antrian yang terjadi hampir di seluruh SPBU dan langkanya bahan bakar menjadikan proses operasional angkutan darat terganggu. Pemerintah Daerah dan Pertamina telah menerbitkan aturan pelarangan pengisian BBM untuk jerigen dan galon (pengisian ilegal). Pemprov Gorontalo juga menerbitkan peraturan penggunaan Pertamax bagi kendaraan dinas operasional dan peraturan penertiban bagi Pom Bensin yang menjual premium secara ilegal. Disamping itu menurunnya kegiatan sub sektor angkutan darat juga disebabkan oleh tingkat penjualan kendaraan di Gorontalo yang menurun. Hal tersebut dikonfirmasi oleh tingkat penghimpunan pajak kendaraan yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason dengan beberapa perusahaan pembiayaan menyatakan bahwa peningkatan angka penjualan kendaraan bermotor baru akan terjadi pada bulan Agustus 2011 menjelang lebaran. Grafik 1.27 Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan II-2011 juga menunjukkan penurunan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tercatat sebesar penumpang atau menurun drastis dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai penumpang. Sementara arus penumpang kapal laut juga menunjukkan kondisi yang serupa. Pada musim liburan sekolah ini, diperkirakan warga masyarakat lebih memilih menggunakan moda transportasi udara dibandingkan tarnsportasi laut dan ferry. 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
5 Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Disisi lain sub sektor angkutan udara mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Peningkatan arus penumpang udara selama triwulan laporan didorong oleh liburan sekolah, pelaksanaan Jumbara Nasional ke VII serta persiapan kegiatan Pilkada Tercatat selama triwulan II-2011 jumlah penumpang angkutan udara yang terlayani sebanyak penumpang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak penumpang. Jumlah penerbangan yang tiba dan berangkat dari Gorontalo juga meningkat dari 755 penerbangan menjadi 796 penerbangan. Tren peningkatan kinerja sub sektor penerbangan di Gorontalo direspon positif oleh maskapai penerbangan, Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo menyebutkan bahwa Maskapai Lion Air merencanakan untuk menambah jadwal penerbangan di Gorontalo diluar jadwal penerbangan yang telah ada saat ini. Upaya peningkatan kualitas layanan udara juga direspon positif oleh Pemerintah Daerah dengan pembangunan Instrument Light System (ILS) di Bandara Jalaluddin sehingga operasional malam nantinya dapat dilaksanakan. Grafik 1.31 Grafik 1.32 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
6 1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan II-2011 tumbuh 12,89% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 sebesar 12,66% (y.o.y). Membaiknya kinerja PHR didukung oleh beberapa hal yaitu : musim liburan sekolah, penyelenggaraan beberapa ekspo perdagangan di Bone Bolango dan Pohuwato, serta pasar lelang komoditas. Meningkatnya kegiatan PHR juga didorong oleh realisasi rapel Gaji PNS pada bulan April Membaiknya kinerja sektor PHR terutama didorong oleh peningkatan kinerja sub sektor perdagangan, sektor ini tumbuh sebesar 14,02% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,90% (y.o.y). Indikator meningkatnya kinerja sektor perdagangan dikonfirmasi oleh peningkatan pertumbuhan kredit, volume bongkar muat barang di pelabuhan laut serta volume bongkar barang di pelabuhan udara. Grafik 1.33 Grafik 1.34 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Peningkatan penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya kegiatan perdagangan di Gorontalo. Hal ini disebabkan pemerintah daerah masih mendominasi kegiatan ekonomi di Gorontalo. Tercatat penyerapan belanja barang dan jasa triwulan II-2011 telah mencapai 48%. Grafik 1.35 Grafik 1.36 Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
7 Sementara itu sub sektor perhotelan dan restoran turut mengalami peningkatan. Kegiatan Jumbara Nasional ke VII di Gorontalo yang diikuti oleh 15 negara dan peserta serta kampanye persiapan pelaksanaan Pilkada di Gorontalo menjadi faktor pendorong utama. Peningkatan kinerja tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan kondisi yang meningkat selama triwulan II TPK bulan Juni mencapai 42,19% lebih tinggi dibandingkan kondisi Maret 2011 sebesar 35,63% SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, pada triwulan II-2011 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 11,02% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,06 % (y.o.y) Grafik 1.37 Grafik 1.38 Penjualan Semen Kredit Konstruksi Meningkatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka penjualan semen dan pertumbuhan kredit konstruksi. Angka penjualan semen selama triwulan II-2011 tercatat tumbuh 4,31% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 3,44% (y.o.y). Kegiatan konstruksi swasta yang saat ini masih terus berlangsung antara lain pembangunan Gorontalo Business Park (Kawasan Mall, pertokoan dan hotel) dan Pengembangan Gorontalo Business Centre di Kota Gorontalo. Sementara pengembang PT Mawar Sharon Property saat ini juga tengah mengembangkan pembangunan kawasan perbelanjaan di wilayah Marisa-Pohuwato. Sementara itu beberapa proyek infrastruktur Pemerintah Daerah juga terus dilaksanakan antara lain : - Pembangunan tanggul banjir sungai Mebongo senilai Rp 1,5 M - Pembangunan pengaman pantai Atingola senilai Rp 2,375 M - Rehabilitasi bangunan pengaman pantai Monano senilai Rp1 M - Pemeliharaan rutin jalan Molingkapato - Isimu 19 km senilai Rp 938,72 jt - Penggantian Jembatan Atingola - Kwandang senilai Rp 6,393 M - Penggantian Jembatan Tolango-Paguyaman senilai Rp 5,193 M - Pelebaran Jalan Atingola-Kwandang senilai Rp 18,99 M BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
8 - Pelebaran Jalan Molingkapato - Tolango senilai Rp11,39 M - Pelebaran Jalan Tolango-Bolontio senilai Rp14,39 M - Pelebaran Jalan Pelabuhan Anggrek senilai Rp7,993 M Disisi pembiayaan peningkatan kinerja sektor bangunan ditunjukkan oleh meningkatnya penyaluran kredit konstruksi selama triwulan II-2011, sampai dengan Juni 2011 kredit konstruksi tumbuh 10,08% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 13,72% (y.o.y). Namun tidak demikian halnya dengan pembiayaan konstruksi yang berasal dari pemerintah daerah. Tercatat realisasi APBD Pemprov Gorontalo untuk kegiatan konstruksi tumbuh 89,55% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 206,36% (y.o.y) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan diperkirakan tumbuh 9,15% (y.o.y), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,14% (y.o.y). Melemahnya kinerja sub sektor keuangan mampu diredam sub sektor lainnya sehingga pertumbuhannya relatif stabil. Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang melambat Sampai dengan bulan Juni 2011, NIM perbankan mencapai Rp 250 Miliar atau tumbuh 12,16% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Maret 2011 yang tumbuh 17,44% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya pendapatan bunga perbankan. Grafik 1.39 Grafik 1.40 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
9 1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan II-2011 tumbuh 6,96% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 5,02% (y.o.y). Meningkatnya kinerja disektor ini ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu realisasi SKDU industri pengolahan, penjualan BBM industri, penjualan listrik industri, dan survei industri pengolahan besar-sedang. Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, meningkatnya kinerja industri tampak pada industri makanan jadi dan kayu. Peningkatan industri makanan jadi terkait kebutuhan stok menghadapi lebaran pada bulan Agustus Sementara peningkatan industri kayu nampak pada peningkatan kinerja ekspor luar negeri komoditas kayu selama triwulan laporan. Meningkatnya kinerja industri pengolahan dikonfirmasi oleh hasil survei kegiatan dunia usaha Bank Indonesia pada triwulan laporan. Angka penjualan listrik dan BBM turut mengkonfirmasi kenaikan kinerja sektor industri di Gorontalo. Konsumsi listrik industri tumbuh 39,33 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 27,07% (y.o.y), sementara itu konsumsi BBM tumbuh 9,96% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,01% (y.o.y). Grafik 1.41 Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 1.43 Tabel 1.5 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
10 1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2011 tumbuh 10,38% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya 10,86% (y.o.y). Daya tersambung sampai dengan Juni 2011 mencapai KVA atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2011 yang mencapai KVA. Grafik 1.44 Grafik 1.45 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa. Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011 meningkat dibandingkan triwulan I Sektor ini tumbuh 5,43% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,72% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan perningkatan. Kinerja sektor jasajasa pada triwulan II-2011 tumbuh 3,79% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 3,98% (y.o.y). 18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
11 BOKS I : PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI GORONTALO A. Perkembangan Makro Rumput Laut di Indonesia Potensi pasar rumput laut sampai saat ini masih terbuka lebar mengingat permintaan pasar dunia untuk hidrokoloid asal rumput laut sangat besar. Diantara jenis yang peluang permintaannya cukup tinggi adalah Eucheuma cottonii untuk bahan baku karaginan. Aplikasi pemanfaatan produk karaginan tidak terbatas pada industri makanan saja sebagai bahan penstabil larutan atau emulsifier tetapi juga pada industri farmasi, kosmetik atau personal care, bahkan hingga ke industri logam dan cat. Perkembangan rumput laut di Indonesia nampak dari perkembangan kinerja ekspor luar negeri. Sampai dengan tahun 2010 volume ekspor rumput laut telah mencapai 121 jutan ton dengan nilai nominal mencapai US$ 133 juta. Ekspor sebagian besar ditujukan ke negara Asia (89.10%) dengan pasokan utama untuk negara China dan ASEAN. Obsesi China untuk mendominasi produk turunan karaginan dunia menjadikan China menyerap berapapun produksi rumput laut dunia. Kondisi ini didukung pula oleh pemberlakuan perdagangan bebas China-Indonesia sehingga menjadikan ekspor rumput laut Indonesia ke China semakin meningkat. Sementara pesaing terberat rumput laut Indonesia yaitu Philipina, produksinya tidak stabil karena faktor cuaca. (WPI KKP, Sept 2010) Grafik 1.46 Grafik 1.47 Ekspor Rumput Laut Indonesia Komposisi Negara Tujuan Ekspor Di dunia, industri pengolahan rumput laut China secara perlahan menggantikan posisi Amerika Serikat dan Eropa sebagai importir terbesar rumput laut kering Philipina. Pada tahun 2009, impor rumput laut kering China telah mencapai 101,3 ribu ton senilai US$ 97 juta atau jika dibandingkan dengan Grafik 1.48 Impor Rumput Laut China tahun sebelumnya meningkat 7,3% dalam volume dan 16% dalam nilai. Lebih dari 50% impor rumput laut keringnya berasal dari Indonesia. Upaya China untuk meningkatkan pasokan bahan baku kian gencar dilakukan. Pencarian BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
12 rumput laut dilakukannya dengan mendatangi langsung ke negara-negara penghasil rumput laut segar/kering, termasuk ke negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, dan Philipina. Dengan memberi penawaran harga beli yang tinggi, China berusaha menyerap produksi rumput laut di negara-negara tersebut. Banyak pemasok rumput laut tradisional di sejumlah daerah di Philipina menjual rumput laut keringnya langsung ke China. Demikian pula halnya yang terjadi di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan (WPI KKP, September 2010) Produksi rumput laut Indonesia telah tersebar di hampir seluruh wilayah. Wilayah Jawa dan Sulawesi merupakan pemasok 90% rumput laut ekspor. Sementara Sulawesi sendiri memasok 41,42% ekspor rumput laut Indonesia. Namun produksi rumput laut di Sulawesi masih terkonsentrasi di Provinsi Sulawesi Selatan (99%) sementara sisanya oleh Provinsi Sulut (0,03%), Sultra (0,34%) dan Sulteng (0,45%) sedangkan untuk Gorontalo dan Sulbar masih sangat kecil. Grafik 1.49 Grafik 1.50 Komposisi Ekspor R/L Sulawesi Perkembangan Ekspor R/L Sulawesi B. Rencana Pengembangan Rumput Laut di Gorontalo Menyimak permintaan rumput laut dunia yang semakin meningkat terutama ditunjang oleh keinginan China menjadi basis produksi rumput laut global, menjadikan rumput laut sebagai salah satu komoditas yang layak dikembangkan di Gorontalo. Kondisi ini didukung oleh beberapa faktor mendasar yaitu: - Secara geografis Provinsi Gorontalo mempunyai panjang garis pantai sebesar 654 km, yang didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dimana kecepatan arus dengan kisaran m/menit sehingga memungkinkan sirkulasi unsur hara yang mempercepat pertumbuhan rumput laut di perairan Gorontalo. (DKP Prov Gorontalo) - Provinsi Gorontalo telah memiliki pabrik pengolahan dasar rumput laut yang berlokasi di Isimu yang saat ini dikelola oleh PT. Azwa Utama. - Provinsi Gorontalo telah memiliki pelabuhan Internasional Anggrek yang memungkinkan pengapalan produk rumput laut langsung ke luar negeri. 20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
13 - Beberapa Provinsi lain disekitar Gorontalo telah mengembangkan komoditas dimaksud dan dinilai cukup berhasil yaitu Provinsi Sulteng, Provinsi Sulbar dan Provinsi Sultra. Namun produksi rumput laut Gorontalo sampai dengan saat ini relatif belum maksimal. Tercatat produksi tahun 2010 hanya berkisar ton dengan luas areal budidaya mencapai ha yang diusahakan oleh sekitar 700 petani. Kondisi ini diyakini masih sangat minimal. Hasil analisis Bank Indonesia menyebutkan bahwa lambatnya pengembangan rumput laut di Gorontalo terkait kendala teknis maupun non teknis. FAKTOR Teknis Non Teknis PERMASALAHAN Pemahaman masyarakat terkait budidaya rumput laut belum maksimal Mutu produk rumput laut kurang diperhatikan. Kemampuan petani dalam penanganan hama belum maksimal Penanganan paska panen masih sangat tradisional, teknik penjemuran petani yang dilakukan di atas pasir yang menyebabkan rumput laut kering banyak tercampur dengan butiran pasir dan kotoran lain. Harga panen rumput laut yang tidak stabil. Harga bibit rumput laut yang masih tinggi. Pola pengembangan rumput laut di Gorontalo saat ini masih menggunakan metode long line yaitu metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang dibentangkan. Metode budidaya ini banyak diminati oleh masyarakat Gorontalo karena alat dan bahan yang digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk didapat. Teknik budidaya rumput laut dengan Gambar 1. Pemasangan JRL Oleh Petani R/L di metode ini adalah menggunakan tali sepanjang meter yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter diberi pelampung utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap jarak 5 meter diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal atau botol aqua bekas 500 ml. Namun disisi lain metode ini mempunyai banyak kelemahan terkait resistansinya terhadap gangguan ombak serta hasil produksi yang terbatas. Untuk membantu pengembangan produksi rumput laut di Gorontalo, Bank Indonesia Gorontalo bekerjasama dengan Dinas Kelautan Pemkab. Gorontalo Utara pada 21 Juni 2011 melakukan ujicoba metode budidaya rumput laut baru yang dikenal dengan JRL (Jaring Rumput Laut). Metode jaring rumput laut menggunakan pipa paralon segi-empat yang didalamnya dibuat jaring-jaring untuk menempatkan bibit rumput laut. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
14 Meski relatif lebih sulit dalam pembuatannya namun hasil ujicoba yang dilakukan di beberapa daerah menunjukkan hasil produksi yang lebih baik dibandingkan metode longline Metode Long Line Tabel 1.6 Perbedaan Metode Pengembangan Rumput Laut Metode Jaring Rumput Laut Gambar 2. Metode Long Line Gambar 3. Metode Jaring Rumput Laut Membutuhkan lahan luas Pelampung tidak dapat diatur ketika musim hujan Susah untuk dipindah-pindah Ketika ada ombak tidak dapat mengimbangi Tidak tahan hama ais Ketika kotor susah dibersihkan Pertumbuhan kurang baik Bibit butuh banyak Tidak membutuhkan lahan yg luas Pelampung dapat diatur Lebih mudah dipindah-pindah Dapat mengimbangi ombak Tahan hama ais Mudah dibersihkan Perkembangan rumput lebih cepat Bibit tidak butuh banyak Upaya memacu produksi rumput laut di Gorontalo saat ini diupayakan oleh Bank Indonesia Gorontalo bekerjasama dengan Pemda dan Investor. Garis besar upaya pengembangan rumput laut di Gorontalo adalah sebagai berikut : KEGIATAN Ujicoba Demplot JRL Koordinasi dengan para pihak terkait Pelatihan teknis JRL KETERANGAN Penanaman Demplot Monitoring Ujicoba Demplot Koordinasi intensif dengan SKPD dan para petani mengenai penyusunan langkah aksi di lapangan. Kegiatan yang melibatkan banyak UMKM dan memerlukan biaya, perlu disepakati sharing dari masing-masing pihak. Pelatihan bagi kelompok tani rumput laut. Materi pelatihan tidak hanya pembuatan JRL, melainkan juga penanaman bibit, penanganan kebersihan, pemindahan/pengaturan JRL saat hujan, air menyusut. 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
15 Pelatihan non teknis JRL Monitoring kerjasama Penyiapan passing out phase Penanganan, penjemuran dan penyimpanan rumput laut yang baik. Pengukuran kadar air, Sortasi dan penentuan level kualitas rumput laut, dan materi lainnya yang terkait. Pemantauan perkembangan rumput laut, pengukuran bobot dan pencatatannya. Komunikasi (bisnis) yang efektif dengan pemasok bibit dan pembeli. Kewirausahaan dan motivasi usaha. Etika bisnis, misalnya menanamkan sikap untuk selalu memegang teguh isi perjanjian atau komitmen bisnis dan disiplin memenuhinya. Monitoring (business to business) antara UMKM petani rumput laut dengan pemasok dan pembeli Jangka waktu keberadaan dan keterlibatan Bank Indonesia dalam pemberdayaan UMKM komoditas rumput laut perlu dikomunikasikan dan dipahami dengan baik oleh semua pihak terkait. Perlu ada perencanaan yang jelas sampai kapan Bank Indonesia akan terlibat. Dengan keluarnya Bank Indonesia, diharapkan proses (bisnis) rumput laut tetap berjalan lancar dan para UMKM dapat naik tingkat kemandiriannya dalam berusaha (bisnis). BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
16 Halaman ini sengaja dikosongkan 24 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BONGKAR BARANG
TON PERSEN BAB 1 Sementara itu tumbuhnya kegiatan impor luar negeri sedikit diredam oleh melambatnya kinerja impor antar pulau. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BONGKAR BARANG
TON PERSEN BAB 1 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00-10.00-20.00-30.00 VOLUME
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinci. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2009 2010 I II III IV I II III 1. PERTANIAN 7,74 5,42 (2,89) 5,18 1,52 1,35
Lebih terperinciGrafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang
Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan I-2012 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
Lebih terperinciTabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan IV-2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor sektor yang berkontribusi dalam triwulan laporan antara lain : pertanian,
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciTabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan yang stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada sektor keuanganpersewaan-jasa perusahaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013
No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinciDari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.
No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan I-9 Secara tahunan (yoy) perekonomian Indonesia triwulan I-9 tumbuh 4,37%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%). Sementara secara triwulanan
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012
No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013
No. 06/11/62/Th.VII, 6 Nopember 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2013 terhadap triwulan II-2013 (Q to Q) secara siklikal mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011
No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011
No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 53/08/35/Th. X, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Semester I Tahun 2012 mencapai 7,20 persen Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciKinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara
No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciAkhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan II-2009
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 58/08/35/Th. XII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. dan Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Ekonomi Jawa Timur Triwulan II - 2014 (y-on-y)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013
No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014
No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN No. 44/08/34/Th. XV, 2 Agustus 2013 Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada
Lebih terperinciDaftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih
Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV tahun sebesar 5,18% (yoy), sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,21% (yoy), namun masih
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011
No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/08/34/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciKINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014 KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014 Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 yang dihitung berdasarkan
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I/2014
No.29/05/71/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I/2014 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 28/05/35/Th. VIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2010 sebesar 5,82 persen Perekonomian Jawa Timur pada
Lebih terperinciBPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA YOGYAKARTA No. 32/08/34/Th. XI, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2009 SEBESAR -4,91 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciBPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun
Lebih terperinciGrafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012
No. 44/08/51/Th. VI, 6 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II- mencapai 2,81 persen dibandingkan Triwulan I - yang mengalami kontraksi sebesar 0,06
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN No. 09/06/34/Th. IX, 4 Juni 2007 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/11/34/Th. XIII, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN
2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 48/08/34/Th.XVI, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN Kinerja pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN No. 50/11/Th.XVII, 5 November Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III- secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 11/02/73/Th. VIII, 5 Februari 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN IV 2013 BERKONTRAKSI SEBESAR 3,99 PERSEN Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th. X, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2012 (c-to-c) mencapai 7,19 persen Ekonomi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 27/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN Kinerja pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lambatnya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013
No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013 Pada Triwulan I-2013, PDRB Bali mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,33 persen dibanding Triwulan IV-2012
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013
No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011
No. 059/11/63/Th.XV, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 triwulan II-2011 (q-to-q) mencapai angka 8,13 persen. Pertumbuhan tertinggi
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciBPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 34/08/34/Th. XIII, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011 SEBESAR -3,89 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014 SEBESAR 4,24 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 64/11/34/Th.XVI, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014 SEBESAR 4,24 PERSEN 1. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III TAHUN
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 54/08/35/Th. XI, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan II Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,97 persen Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014
No. 68/11/71/Th. VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 Perekonomian Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada ulan III/2014
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciNo.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014
No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Lebih terperinci