EVALUATION ON TRACEABILITY CARD TO CONTROL MATERIAL FLOW IN PT. JAYA PANDU NUSANTARA
|
|
- Agus Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUATION ON TRACEABILITY CARD TO CONTROL MATERIAL FLOW IN PT. JAYA PANDU NUSANTARA Maharani Yogesvari Viriya V.S Ketut Gita Ayu, MSIE ABSTRACT PT. Jaya Pandu Nusantara is a stamping process for manufacturing Automotive parts company. The majority of the results produced by PT. Jaya Pandu Nusantara sent to PT. Yamaha Motor Indonesia (72%). The purpose was to analyze the problem of KHP is not complete, determine better system of KHP and propose a card that is easy to operate (user friendly) in order to minimize the occurrence of operator error writing on the card and increase occupancy KHP (Production Card). To resolve the issue, do brainstorming to find the root of the problem, distributing questionnaires and interview, and to diagnose problems with PDCA (Plan, Do, Check, Action). The results of the system changes made in PT. Jaya PANDU Nusantara, it was concluded that the lack of training of the system user KHP, less concerned with KHP system, less disciplined in KHP charging, and lack of control over the flow of the use of KHP. From the analysis of the problem and the calculation results of the questionnaire were distributed to the operator, then the card is revised so that the operator is easier to use. The trial results are very good cards taken by the operator, the difficulties experienced when using the old system of KHP from solved. Keyword Stamping, Production card, Questionnaire,, PDCA (Plan, Do, Check, Action). ABSTRAK PT. Jaya Pandu Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang stamping parts process untuk manufacturing Automotive. Mayoritas hasil produksi PT. Jaya Pandu Nusantara dikirimkan ke PT. Yamaha Motor Indonesia (72%). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa masalah ketidakterisian KHP, menentukan sistem KHP yang lebih baik, dan mengusulkan kartu yang mudah dioperasikan (user friendly) agar operator dapat meminimumkan terjadinya kesalahan penulisan pada kartu dan meningkatkan jumlah keterisian KHP (kartu hasil produksi). Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dilakukan brainstorming untuk mencari akar permasalahan, membagikan kuesioner kepada user KHP, menguji coba KHP berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, dan menganalisa permasalahan dengan PDCA (Plan, Do,
2 Check, Action). Hasil dari perubahan sistem yang dilakukan pada PT. Jaya Pandu Nusantara, disimpulkan bahwa user kurang training mengenai sistem KHP, kurang peduli pada sistem KHP, kurang disiplin dalam pengisian KHP, dan kurangnya kontrol terhadap aliran penggunaan KHP. Dari analisa permasalahan dan perhitungan hasil kuesioner yang dibagikan kepada operator, maka kartu di revisi agar operator lebih mudah menggunakannya. Hasil uji coba kartu ditanggapi sangat baik oleh operator, kesulitan yang dialami saat menggunakan sistem KHP yang lama mulai terpecahkan. Kata Kunci Stamping, kartu hasil produksi, kuesioner, PDCA. PENDAHULUAN Mayoritas hasil produksi PT. Jaya Pandu Nusantara dikirimkan ke PT. Yamaha Motor Indonesia (72%), selebihnya dikirimkan ke pelanggan-pelanggan lainnya seperti PT. Sakura Java Indonesia (8%), Inti Pantja Press Industri (5%), dan PT. Suzuki Indomobil Motor (2%). Untuk mendukung jalannya material agar proses produksi berjalan lebih baik, PT. Jaya Pandu Nusantara menggunakan KHP (Kartu Hasil Produksi) sejak Maret 2009 sebagai tanda mengalirnya material mentah dari proses pertama sampai dengan proses terakhir barang jadi (finished goods) dan siap di packing lalu dikirimkan ke pelanggan. KHP digunakan pada seluruh proses produksi. Adapun KHP dirancang untuk mengendalikan efisiensi proses, mengetahui posisi barang dari proses awal hingga proses akhir yang disebut dengan mampu telusur, dan dapat mengendalikan perencanaan produksi per hari atau per jam. KHP terdiri dari 5 macam kartu, yaitu : Hijau, Biru, Kuning, Putih dan Merah. Terdapat 2 jenis KHP, yaitu internal dan eksternal. KHP internal terdiri dari KHP Assy, Non Assy, dan Repair, dengan penjelasan sebagai berikut: KHP hijau merupakan KHP Assy yang akan dilanjutkan oleh KHP kuning. KHP kuning berisi komponen-komponen yang akan dirakit ke produk yang dihasilkan oleh KHP hijau. KHP biru merupakan KHP Non assy, dimana pada KHP ini tidak terjadi perakitan dengan komponen lain. Sedangkan KHP merah merupakan KHP yang diperuntukan bagi produk-produk yang cacat, yang masih dapat diperbaiki. Keempat KHP tersebut merupakan KHP internal, KHP yang berapa didalam lantai produksi perusahaan saja. Sedangkan KHP putih merupakan KHP eksternal, KHP yang berhubungan dengan pihak subkontrak. Dengan demikian, KHP putih tidak dibahas dalam penelitian ini karena penelitian akan difokuskan terlebih dahulu kepada KHP internal. Kelima KHP tersebut memiliki alur dan fungsi yang berbeda, tetapi saling berkaitan satu dengan yang lain (Gambar 1.2). Keterisian KHP kuning sangan bergantung pada kelengkapan isi KHP hijau. Apabila KHP hijau tidak terisi dengan lengkap, maka KHP kuning juga tidak akan terisi dengan lengkap. Sedangkan, tujuan pengisian KHP ini adalah untuk memudahkan operator dalam memeriksa jumlah produk yang dihasilkan (finished goods), serta mengetahui apabila terdapat produk yang cacat (defect/reject) atau hilang.
3 METODE PENELITIAN Pengolahan data dilakukan dengan pengumpulan data kuesioner sebelum revisi dan setelah revisi. Pertanyaan dari kuesioner yang dibagikan berupa pertanyaan langsung dan tertutup. Untuk mengetahui alasan Kartu Hasil Produksi (KHP) tidak selesai diisi oleh operator, perlu adanya kuesioner untuk membantu menemukan penyebab terjadinya permasalahan yang ada di PT. Jaya Pandu Nusantara dan sebagai dasar untuk mendesain ulang kartu hasil produksi. Tujuan kuesioner tersebut adalah sebagai informasi yang ditujukan kepada perusahaan yang diperoleh langsung dari operator lapangan (user) guna membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Tindak lanjut dari hasil kuesioner adalah perbaikan pada kartu dan sistem pencatatan hasil produksi. Lalu hasil perhitungan dari kuesioner dan uji coba kartu tersebut dianalisa dengan menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action). HASIL DAN BAHASAN Langkah 1. Plan Mengamati dan memahami kondisi lantai produksi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, lalu kuesioner dibagikan kepada operator untuk mengetahui tanggapan mengenai KHP yang sedang berjalan saat ini. Hasil dari kuesioner tersebut permasalahan yang terjadi di lantai produksi wawancara dan diskusikan dengan pihak yang bertanggung jawab terhadap sistem KHP tersebut. Berdasarkan hasil dari kuesioner dan wawancara maka selanjutnya adalah merencanakan untuk mendesain ulang kartu (direvisi) sesuai dengan hasil diskusi dan fungsi dari KHP tersebut. Langkah 2. Do Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut; melakukan implementasi dengan cara mendesain kartu yang baru berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. KHP revisi ini berbeda bahan dengan KHP sebelumnya. KHP lama menggunakan bahan karton, sedangkan KHP revisi ini menggunakan kertas copy dengan 5 macam warna yang ditujukan kepada departemen yang berbeda yang bertujuan agar mengurangi kesalahan saat penulisan dan tidak perlu menulis ulang proses yang sudah dilakukan sebelumnya serta apabila ada bagian kartu yang hilang, permasalahan proses produksi masih dapat ditelusuri dari bagian kartu yang lain. Setelah kartu yang didesain ulang, di uji coba selama 1 minggu (12-18 November 2012) langsung ke lantai produksi dengan mengikuti aliran proses material. Dengan adanya tanggapan melalui kuesioner dari pengguna KHP mengenai hal-hal yang menyebabkan mereka tidak mengisi KHP hingga selesai, maka KHP perlu direvisi (Gambar 4.7 dan 4.8). Ada beberapa hal yang dikurangi/ditambahkan dari revisi ini, seperti:
4 1. Mengurangi jumlah kolom proses produksi dan ukuran tulisan lebih besar. Pada KHP baru total jumlah proses yang paling sering terjadi ada 5 proses. Apabila ada proses yang lebih dari 5, maka kartu akan disambung dengan kartu baru. 2. Menghilangkan kolom jenis repair/jenis reject dan jumlah box/pallet dikarenakan menurut mereka tidak ada pengaruh dari pengisian kolom tersebut. 3. Menggunakan kertas copy, agar setiap departemen menyimpan 1 dari 5 copy kartu sebagai arsip produksi. 4. Menambahkan kolom tanda tangan untuk penanggungjawab setiap departemen agar dapat termonitor dengan baik. Gambar 4.7 Kartu Hasil Produksi (ASSY) setelah revisi 1
5 Langkah 3. Check Gambar 4.8 Kartu Hasil Produksi (ASSY) setelah revisi 1 Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengamati pemakaian KHP yang baru apakah telah sesuai dengan kondisi di lantai produksi. Berdasarkan uji coba pertama yang dilakukan hasil yang diperoleh kurang baik. Dari 10 kartu percobaan, 60% kartu bermasalah, yaitu tidak ada kartu yang terisi penuh. Bahkan ada lembar kartu yang tidak kembali karena kelalaian operator. Dilihat dari permasalahan ini, penyebab masih adanya KHP yang tidak selesai diisi (Gambar 4.9) dan terdapat lembar yang hilang adalah kurangnya monitor dari penanggung jawab uji coba KHP tersebut dan training yang diberikan masih kurang dipahami oleh operator karena waktu training yang singkat (hanya berupa briefing). Oleh sebab itu, dilakukan kembali diskusi dengan pihak yang terkait, dan hasil dari diskusi tersebut adalah uji coba KHP dilakukan kembali dari awal dengan memberikan training untuk kedua kalinya (durasi training lebih lama dan memastikan operator telah memahami dengan baik) serta setiap penanggung jawab masing-masing departemen harus lebih cermat memonitor kerja dari operator.
6 Gambar 4.9 KHP uji coba yang kurang lengkap diisi oleh operator Langkah 4. Action Berdasarkan hasil KHP yang telah di uji coba kembali selama 1 minggu (17-22 Desember 2012), 15 kartu dinyatakan terisi 100% serta diisi dengan baik dan benar. Setelah uji coba selesai, dibagikan kembali kuesioner untuk mengetahui tanggapan mengenai KHP yang baru, dan hasil dari kuesioner adalah sebagai berikut; 1. 68% menjawab Paham terhadap cara mengisi KHP dengan benar, dan 24% menjawab Sangat paham (Gambar 4.10). Gambar 4.10 Tanggapan operator mengenai cara pengisian KHP yang baru 2. 59% menjawab Paham mengenai fungsi dari KHP dan 39% menjawab Sangat paham (Gambar 4.11).
7 Gambar 4.11 Tanggapan operator mengenai fungsi KHP yang baru 3. 65% operator mengakui mereka Sering mengisi KHP dengan benar dan selesai (Gambar 4.12). Gambar 4.12 Tanggapan operator yang mengisi dengan benar dan selesai Dan berikut ini (Gambar 4.13) merupakan respon dari operator mengenai alasan mereka tidak selesai mengisi kartu setelah kartu di revisi adalah sebagai berikut: 1. 59% operator menjawab terburu-buru ke proses selanjutnya % operator masih merasa kartu terlalu rumit. Hal ini disebabkan training yang terlalu singkat. 3. Sedangkan untuk alasan tidak tahu cara mengisi kartu dengan benar dan tulisan terlalu kecil tidak direspon lagi oleh operator.
8 Gambar 4.13 Perbandingan respon antara sebelum dan setelah kartu di revisi Hal ini terjadi karena evaluasi kartu yang dilakukan, juga training yang diberikan dengan jelas, dan sistem monitoring yang baik. Keberhasilan yang telah dicapai berdasarkan evaluasi hasil perlu dibuatkan Standard Operation Procedure (SOP) untuk mempertahankan berjalannya sistem KHP setelah di revisi. Standard dibuat sejelas mungkin tanpa ada kata atau kalimat yang memberikan persepsi berbeda. Dan apabila langkah-langkah yang dilakukan sudah selesai selanjutnya dilakukan Brainstorming kembali untuk masalah berikutnya. Dan terus lakukan hal yang sama agar permasalahan berkurang dengan perbaikan yang berkesinambungan. Dan berikut ini adalah merupakan tindak lanjut dari perbaikan KHP yang dilakukan berdasarkan hasil kerja operator dan diskusi dengan pihak yang terkait. Gambar 4.14 Hasil revisi akhir KHP (Assy)
9 Gambar 4.15 Hasil revisi akhir KHP (Assy - komponen) SIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Akar permasalahan pada sistem KHP yang sering tidak selesai diisi oleh operator adalah karena Kartu Hasil Produksi yang digunakan oleh perusahaan sebelumnya tidak mudah dioperasikan oleh operator. Terburu-buru ke proses selanjutnya, rumitnya alur pengisian kartu, serta ketidakpedulian operator terhadap kartu merupakan penyebabpenyebab ketidakterisian kartu menjadi tinggi. Dan juga sumber daya didalam perusahaan kurang mendapatkan training mengenai sistem KHP, kurang peduli pada sistem KHP, kurang disiplin dalam pengisian KHP, dan kurangnya kontrol terhadap aliran penggunaan KHP. 2. Untuk memperbaiki permasalahan tersebut agar produksi dapat berjalan lebih efektif, maka permasalahan ini di analisa dengan menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action). KHP direvisi sesuai dengan kuesioner yang dibagikan kepada operator. Setelah diuji coba, kartu dievaluasi kembali agar mendapatkan hasil yang baik dan mudah dipahami oleh operator. 3. Menurut hasil dari analisa PDCA dan uji coba yang dilakukan, desain kartu yang mudah dioperasikan adalah Kartu Hasil Produksi yang kolom pengisiannya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu banyak, menggunakan kertas copy dengan tujuan agar lebih mudah untuk menelusuri jumlah produk yang diproses, dan dengan menambahkan
10 kolom tanda tangan agar setiap proses dapat mempertanggung jawabkan perkerjaan yang dilakukan. 5.1 SARAN Dari alasan ketidakselesaian operator mengisi KHP, yang paling tinggi adalah terburuburu ke proses selanjutnya dapat dilihat permasalahan ini muncul karena sistem lot yang dirancang perusahaan terlalu tinggi. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk meninjau lebih lanjut target produksi dengan kapasitas mesin dan kemampuan sumber daya agar permasalahan dapat terselesaikan. Manajemen perusahaan harus lebih ketat mengatur jadwal training untuk karyawan demi kemajuan perusahaan dan kepercayaan customer (misalnya 1 bulan sekali tergantung kebijakan dari perusahaan), rutin melakukan evaluasi dan disiplin terhadap SOP (Standard Operation Procedure) yang ada di perusahaan, serta memilih sumber daya manusia yang baik dan memahami peraturan agar menghasilkan output yang berkualitas. Dan penting bagi perusahaan melakukan pendekatan terhadap karyawan demi kenyamanan bersama. REFERENSI Arikunto, S.(2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Govindaraju, M, Pennathur A, Mital A, (2001). Quality improvement in manufacturing through human performance enhancement. &ec=1&bf=1 Nurmianto, E. (2003). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi 1. Surabaya. Guna Widya. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D), Bandung: Alfabeta. Walpole, R. E. and Raymond H. Myers. (1998). Probability and Statistics for Engineers and Scientists. 6th edition. New York: Macmillan Publishing Co. Inc., Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Edisi 1. Surabaya. Guna Widya. ealthinfo/healthyliving/childfamily/documents/mo-bfp-nqi- PDCACycle.pdf+&hl=en&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEEShryvynA9YofCl LVPxCoPtFaYkW8qS69DJY3WjguXJt_KCib7m9ev4DXttHzlTU3iG3CKt ev5h-4ozuzjn6-2jn5wjtm9cd5iy3-
11 bs1l0dzggbilrsh0py3xydragmxmb_gpo&sig=ahietbr9px5_- xqnlbkmlizycui4d1_ona RIWAYAT PENULIS Maharani Yogesvari Viriya Vinaya Satvika lahir di Jakarta pada 21 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada tahun 2013.
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Berdasarkan aktivitas perancangan kerja yang dilaksanakan di PT. Jaya Pandu Nusantara dengan kondisi lingkungan yang kurang nyaman dan kurang aman, dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Jaya Pandu Nusantara yang berdiri sejak 20 Oktober 1994 dengan luas area 2.040 m 2 yang sampai dengan saat ini dipimpin oleh Bapak Alex Santoso merupakan perusahaan
Lebih terperinciApakah ISO 9001 bermanfaat??
Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Hasil Survey: Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 % perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya Survey lain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi 3.1.1 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. X perusahaan bergerak
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses
Lebih terperinciBab IV ANALISIS DAN HASIL
Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian
Lebih terperinciUsulan Penurunan Tingkat Kecacatan Produk Sosis Ayam di PT Charoen Pokphand Indonesia
Samuel et al. / Usulan Penurunan Tingkat Kecacatan Produk Sosis Ayam Di PT Charoen Pokphand Indonesia / Jurnal Titra, Vol. 3, No. 1, Januari 2015, pp. 19-24 Usulan Penurunan Tingkat Kecacatan Produk Sosis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii
ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia industri sudah sangat ketat, khususnya industri kreatif. Sehingga setiap perusahaan perlu untuk tetap menjaga kualitas produknya, agar memenuhi kebutuhan dan keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat
Lebih terperinciABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.
Lebih terperinciPERANAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGHARGAAN PADA OPERATOR PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DI PT. X TESIS
PERANAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGHARGAAN PADA OPERATOR PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DI PT. X TESIS Oleh: Claudia Renata Christy Winaryo, S. Farm., Apt. 8112414015 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang membuat persaingan konveksi pakaian semakin ketat. Setiap perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produknya untuk dapat terus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing
Lebih terperinciABSTRAKSI. sebagainya, sehingga proses dapat dilaksanakan dengan biaya yang minimum. Perusahaan PT ORIENTAL merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
ABSTRAKSI Dengan semakin tingginya persaingan dunia industri celup kain, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara menjaga efisiensinya guna dapat bersaing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciLean Thinking dan Lean Manufacturing
Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen modern. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi. Sebagaimana diketahui,
Lebih terperinciUSULAN FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEVEN BASIC QUALITY MANAGEMENT TOOLS PADA PT. TATALOGAM LESTARI
USULAN FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEVEN BASIC QUALITY MANAGEMENT TOOLS PADA PT. TATALOGAM LESTARI Siau Fung, Haryadi Sarjono Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciPROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN
SOP UMG I1.1 PENGENDALIAN DOKUMEN 1 dari 5 1.0 Tujuan Prosedur ini menjelaskan proses pengendalian dokumen untuk memastikan dokumen yang digunakan dikendalikan dengan baik dan benar. 2.0 Ruang Lingkup
Lebih terperinciMetode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI
Metode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO 9001 DAN MEMBERIKAN CONTOH PENERAPAN YANG BAIK 1 Penjelasan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Data Dari data-data produktivitas yang didapat dari hasil pengolahan data, penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar penyebab terjadinya
Lebih terperinciPerbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing
Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Intan Mei Erwanto 1, Prayonne
Lebih terperinciOPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN
OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN Iswahyudi Dwi Nurcahyo; Gunawarman Hartono Industrial Engineering Department,
Lebih terperinciPerancangan Modul Verifikasi dan Metode Pemeriksaan Peralatan Produksi Sigaret Kretek Tangan di PT X
Perancangan Modul Verifikasi dan Metode Pemeriksaan Peralatan Produksi Sigaret Kretek Tangan di PT X Deisy Ongke 1, Herry C. Palit 2 Abstract: PT X is one of the hand-rolled manufacturers cigarettes which
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk
Lebih terperinciBAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.
BAB V ANALISA Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya maka selanjutnya dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan harus lebih terarah sehingga hasilnya menjadi baik dan benar. Atas
Lebih terperinciPerbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM
Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM Zeus Abdi Yuwono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: Management at finished goods warehouse owned by PT. FSCM Manufacturing Indonesia is less effective. That
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG (STUDI KASUS: PT. MAKMUR JAYA USAHA) OLEH: SILVI OKTAVIANA
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG (STUDI KASUS: PT. MAKMUR JAYA USAHA) OLEH: SILVI OKTAVIANA 3203009108 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Lebih terperinciUSULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *
Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. (Studi Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten)
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL
BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Permasalahan Yang Terjadi Sebelum perbaikan, permasalahan di bagian produksi khususnya dibagian enrobing coklat belum dapat diketahui. Jumlah reject yang banyak pasti
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X
Geovano / Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi pada dan di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X Antonius Geovano
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi
Lebih terperinciPENERAPAN QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) UNTUK MENDORONG PENINGKATAN PROSPEK (CALON PELANGGAN) PADA PT ASCO DWIMOBILINDO CAB. PLUIT
Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006 PENERAPAN QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) UNTUK MENDORONG PENINGKATAN PROSPEK (CALON PELANGGAN)
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS DALAM RANGKA MEMINIMALISIR KESALAHAN PRODUK PADA PT. SOLO MURNI MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM TULANG IKAN TUGAS AKHIR.
PENGENDALIAN KUALITAS DALAM RANGKA MEMINIMALISIR KESALAHAN PRODUK PADA PT. SOLO MURNI MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM TULANG IKAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri menjadi sangat ketat ketika dibukanya pasar bebas, terlebih lagi diberlakukannya standarisasi-standarisasi kualitas dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Dalam melakukan proses penulisan laporan tugas akhir mengenai perancangan sistem kerja dari proses perakitan engine, penulis melakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah
Lebih terperinciSKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
SKRIPSI USULAN PERBAIKAN UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA MESIN CRUSHER DI INCINERATOR 2 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (STUDI KASUS PADA PT. FAJAR SURYA WISESA TBK) Disusun oleh :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses manufaktur berdampak terhadap pembangunan ekonomi banyak negara di seluruh dunia. Agar produktivitas menjadi lebih baik dan berkualitas tinggi dengan
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN PORT ER HOUSE
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN PORT ER HOUSE Stephanie Jonathan Pluit Putra Raya no.8, stejo2010@hotmail.co.id Dosen Pembimbing : Adeline Agoes, SST., MBA Abstrak.
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:
1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP
Lebih terperinciPendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang CV. Gradient adalah perusahaan penghasil spare part untuk kendaraan bermotor khusunya sepeda motor. Berikut adalah data produksi CV. Gradient pada bulan Januari hingga
Lebih terperinciANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciAbstrak. Sakijo 1, Abdullah Merjani 2
Peningkatan Produktivitas dengan Peubahan Lay Out Line di Departemen Step Motor PT.Japan Servo Batam Sakijo 1, Abdullah Merjani 2 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2, Staf
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU DAN PERANCANGAN SOP DENGAN DIDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL PADA CV. PADILLA OLEH : ADITYA DANISWARA
ANALISIS SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU DAN PERANCANGAN SOP DENGAN DIDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL PADA CV. PADILLA OLEH : ADITYA DANISWARA 3203010188 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciMetode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN
Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN
Lebih terperinciABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT In running a manufacturing company, the company need several steps to transform raw materials into finished goods. The process starts from ordering raw materials until distribution to the consumer.
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Sorting process ( proses manual ) Proses kerja sortir di area finishing-sortir sudah ada sejak awal berdirinya perusahaan dan tidak dapat dihindari sebagai salah satu dari
Lebih terperinciPengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis
Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis Christian Wibisono 1*, I Nyoman Sutapa 2 Abstract: The purpose of this study is to minimize man power cost. The main problem of this company
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan (Asesmen Mandiri/Self Assessment)
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat
Lebih terperinciProgram Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi
Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Audit Perencanaan Produksi Nama Perusahaan : PT LASER METAL Periode Audit MANDIRI Persyaratan : Perencanaan Produksi 2013 No Jawaban ICQ
Lebih terperinciMENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA
MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA Sachbudi Abbas Ras, Aripin Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Mahasiswa
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.
Lebih terperinciStandard Operating Procedure EVALUASI PROGRAM KERJA
Standard Operating Procedure EVALUASI PROGRAM KERJA LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS Universitas Brawijaya Malang 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA EVALUASI PROGRAM KERJA UN10/F07/88/HK.01.02.a/013
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT. MITRA PRATAMA HAN JAYA - GRESIK) SKRIPSI.
IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT. MITRA PRATAMA HAN JAYA - GRESIK) SKRIPSI Oleh : FEBRI PRAMITASARI NPM : 0732010177 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION Resa Taruna Suhada dan Ricky Reza Adhavi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri - Universitas Mercu Buana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kaleng kemasan di dunia bisnis packaging, dipergunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Industri kaleng kemasan di dunia bisnis packaging, dipergunakan untuk mengemas bahan makanan kering atau basah, makanan dari hasil laut, dari hasil pertanian atau
Lebih terperinciNama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian
PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan akan dihadapkan dengan era persaingan pasar global,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan dihadapkan dengan era persaingan pasar global, dimana harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha
v ABSTRACT Competition in the manufacturing companies continue to increase along times. Every company always tries to produce a quality product and match with consumer desire. Especially companies based
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI Oleh : EDWYN DWI DEFRIANTO NPM : 1032010034 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG
ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem
BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Just In Time Pada tahun 1970 konsep Just In Time mulai dipopulerkan oleh Mr. Taiichi Ohno dan rekannya di Toyota Motor Company, Jepang. Akar dari konsep Just In Time dapat ditelusuri
Lebih terperinciActivity Based Costing untuk Menentukan Inefisiensi Proses Produksi Pada Perusahaan Pengrajin Kayu di Jawa Timur
Activity Based Costing untuk Menentukan Inefisiensi Proses Produksi Pada Perusahaan Pengrajin Kayu di Jawa Timur Kelvin 1 *, Pram Eliyah Yuliana 2, Sri Rahayu 3 1 Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, Jl. Ngagel
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SENAM LANTAI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR
Pengembangan Media Pembelajaran... (Iksan Sudibya) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SENAM LANTAI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA CARD ILLUSTRATED GYMNASTICS FLOOR
Lebih terperinciDOKUMENTASI ITU MUDAH?
DOKUMENTASI ITU MUDAH? Terobosan Jitu Memiliki Sistem Dokumen Mutu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 10 Desember 2015 Latar Belakang Tujuan Pelatihan Memahami Manfaat Dokumentasi Memahami Struktur Dokumentasi
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO
ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO Dwi Ayu Astarinda, Ali Rasyidi, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih
Lebih terperinciABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Quality being the basic factor of the consumer's decision to acquire a product. Companies must look at and pay attention to product quality or not well controlled, and can be accepted by consumers
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii
ABSTRAK Perusahaan-perusahaan di Indonesia dihadapkan dengan persaingan global, dimana semua perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Untuk memenangkan persaingan ini, semua perusahaan harus memperhatikan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai
Lebih terperinciPembuatan dan Perbaikan Modul Training Printing Processing di PT X
Pembuatan dan Perbaikan Modul Training Printing Processing di PT X Sonya Nikita Ngono 1, Debora Anne Y.A. 2 Abstract: X Corporation always improve the quality and performance of all employees with provide
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI Ian Ivan Langi 1, Felecia 2, Abstract: PT Prima Waru Industry is a company that produce nails. This research was intended to help the company
Lebih terperinciABSTRACT. Key Words: Total Quality Management, financial performance, return on assets, champion. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT In an increasingly competitive business environment, every company is required to be able to participate in the competition, including manufacturing companies. Customer satisfaction and product
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan
Lebih terperinciMEMINIMALKAN PENYEBAB CACAT GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PINTU TRIPLEK DAN PINTU PANEL DI UD. MAPAN JAYA SIDOARJO
MEMINIMALKAN PENYEBAB CACAT GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PINTU TRIPLEK DAN PINTU PANEL DI UD. MAPAN JAYA SIDOARJO Elik Puspitasari Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Elikpuspitasari100@gmail.com
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU NIKE COURT ROYAL DI LINE 2.04 DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA PT. ASIA DWIMITRA INDUSTRI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU NIKE COURT ROYAL DI LINE 2.04 DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA PT. ASIA DWIMITRA INDUSTRI Diajuakan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
Lebih terperinciTugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah:
LAMPIRAN Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggungjawab 1. Presiden Direktur Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : a. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. b. Menyusun
Lebih terperinciMetode Training Sentral-Sistem
Metode Training Sentral-Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO 9001 DAN MEMBERIKAN CONTOH PENERAPAN YANG BAIK ISO 9001 based Pasal
Lebih terperinci