PEMERATAAN BEBAN KERJA INSPEKSI PERALATAN DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERATAAN BEBAN KERJA INSPEKSI PERALATAN DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS"

Transkripsi

1 PEMERATAAN BEBAN KERJA INSPEKSI PERALATAN DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS Muhammad Dheny MJ 1) dan Budi Santosa 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Untuk menjamin proses produksi di industri migas berjalan secara berkesinambungan, maka diperlukan peralatan yang handal agar tidak terjadi kerusakan peralatan secara tiba-tiba. Salah satu yang dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya kerusakan pada peralatan adalah dengan membuat sistem inspeksi yang terencana. Total E&P Indonesie telah membuat sistem database untuk membantu dalam penanganan pekerjaan inspeksi, akan tetapi dalam pelaksanaannya, setiap tahunnya banyak sekali pekerjaan inspeksi yang tidak bisa dilakukan sesuai dengan perencanaan awal, hal ini tentunya mengurangi keandalan dari sistem yang ada, yang pada akhirnya akan membahayakan sistem keamanan dan proses produksi yang sedang berjalan. Penambahan tim sudah dilakukan oleh manajemen perusahaan, namun sampai saat ini masih banyak pekerjaan inspeksi yang tidak bisa diselesaikan sesuai perencanaan awal, sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan yang semakin bertambah dari hari ke hari. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah alokasi tenaga kerja yang dilakukan manajemen perusahaan saat ini sudah optimum atau belum, yaitu dengan cara pemerataan beban kerja menggunakan metode analisa beban kerja (work load analysis). Dari hasil penelitian akan dapat diketahui alokasi penempatan karyawan yang optimum, sehingga di akhir penelitian bisa ditentukan rekomendasi untuk perencanaan pekerjaan inspeksi peralatan berikutnya. Kata kunci: inspeksi, tenaga kerja, analisa beban kerja PENDAHULUAN Total E&P Indonesie merupakan perusahaan milik Perancis yang merupakan produsen gas terbesar di Indonesia. Untuk menjamin operasinya berjalan secara berkesinambungan, Total E&P Indonesie telah membuat sistem inspeksi peralatan yang berbasis database SAP untuk meminimalisasi kerusakan yang tiba-tiba pada peralatan. Meskipun sudah menggunakan sistem inspeksi yang terencana, namun setiap tahunnya selalu ada pekerjaan inspeksi yang tidak bisa diselesaikan sesuai dengan perencanaan awal, yang pada akhirnya bisa berakibat menurunnya keandalan dari peralatan yang ada. Dari data historikal yang ada, ada indikasi terjadi alokasi tenaga kerja yang tidak seimbang, yang mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan pada suatu bagian, yang dikenal dengan istilah bottlenecking. Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk membuat perencanaan yang lebih baik di tahun mendatang dengan menentukan alokasi optimum dari tenaga kerja yang terlibat pada pekerjaan inspeksi melalui pemerataan beban kerja dengan menggunakan metode analisa beban kerja (work analysis method). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab permasalahan bottlenecking yang terjadi dalam proses pekerjaan A-38-1

2 inspeksi peralatan, sekaligus untuk memperbaiki kinerja pekerjaan inspeksi dengan menentukan jumlah dan alokasi tenaga kerja yang optimal dengan menggunakan metode analisa beban kerja (work analysis method).. Mengingat permasalahan ini cukup kompleks, maka dalam pembahasan dan penyelesaian masalah ini perlu adanya batasan masalah sebagai berikut: Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan departemen inspeksi, perusahaan Total E&P Indonesie untuk durasi 1 Februari Mei Inspeksi peralatan hanya dibatasi pada peralatan yang berada dibawah tanggung jawab Departemen Inspeksi, yaitu berupa peralatan statis seperti bejana tekan, pipa, struktur, dan lain-lain. Inspeksi peralatan berputar (rotating) tidak termasuk dalam penelitian ini. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Waktu kerja diasumsikan selalu normal dalam satu minggu, yaitu 5 hari kerja untuk tenaga kerja di Balikpapan, dan 7 hari kerja untuk tenaga kerja di area lapangan produksi. Jumlah tenaga kerja yang tersedia diasumsikan selalu sama untuk setiap harinya. Data kecepatan kerja setiap bagian pekerjaan tidak tergantung pada pekerjaan orang lain. Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic METODE Penelitian ini secara garis besar terdiri atas enam tahap, sebagai berikut: Tahap Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam proses penelitian ini, dengan membuat suatu perumusan masalah berdasarkan dari hasil kajian sistem yang sudah ada dalam perusahaan yang diamati. Perumusan masalah sangat penting untuk dilakukan agar penelitian yang dilakukan bisa lebih terfokus. Dari perumusan masalah yang dibuat maka bisa ditentukan tujuan dari penelitian, yaitu untuk menemukan solusi dari permasalah yang diteliti. Tahap Studi Pustaka Tahapan ini berguna untuk memberikan referensi terhadap penelitian yang dilakukan, dengan meninjau semua literatur, seperti buku, artikel, tesis, hand out, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berhubungan dengan konsep analisa beban kerja (work load analysis). Tahap Pengumpulan Data Data yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang sudah ada sebelumnya di perusahaan Total E&P Indonesie yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data tersebut, penyusun akan mengadakan pengambilan data secara langsung di lapangan produksi terkait, dengan melakukan akses melalui komputer server perusahaan. Data-data tersebut antara lain: a. Data jumlah tenaga kerja yang terlibat. b. Data jumlah pekerjaan (work order), yaitu data mingguan jumlah pekerjaan yang muncul. c. Data kecepatan produksi tenaga kerja setiap bulan, yaitu data aktual mengenai banyaknya pekerjaan yang dikerjakan oleh tenaga kerja yang ada. Tahap Verifikasi Data Dalam penelitian ini, data yang diambil merupakan data softcopy yang ada di dalam komputer server perusahaan, sehinggga harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu untuk menjamin keakuratan data. Verifikasi data dilakukan dengan cara: Commented [J1]: Terlalu menjorok ke dalam, mungkin lbh baik dibuat sejajar dengan baris atasnya tetapi pakai penomoran a,b, A-38-2

3 a. Melakukan pengecekan ke lapangan produksi untuk mengetahui bagaimana pengambilan data tersebut dilakukan. b. Melakukan pengecekan kesesuaian antara dokumen hardcopy di lapangan produksi dengan data softcopy di komputer server perusahaan. Tahap Analisa Data Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengolah dan menganalisa data, yaitu dengan memasukkan data-data yang ada ke dalam formula-formula yang berkaitan dengan metode analisa beban kerja. Tahap Diskusi dan Pembahasan Hasil penelitian akan didiskusikan dengan tim penguji untuk pengesahan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil diskusi dan pembahasan, diperoleh kesimpulan dan saran, sebagai masukan dan rekomendasi bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pekerjaan inspeksi yang diteliti merupakan urutan-urutan proses mulai dari awal proses (melakukan inspeksi fisik yang dilakukan inspektur) sampai akhir proses (membuat suatu laporan rekomendasi mengenai kondisi peralatan). Proses pekerjaan inspeksi ini dilakukan secara rutin setiap hari di 6 (enam) lapangan produksi, yaitu North Processing Unit (NPU), South Processing Unit (SPU), Central Processing Unit (CPU), Central Processing Area (BKP), Bekapai Area (CPA), dan Senipah-Peciko-South Mahakam Area (SPS). Adapun struktur organisasi untuk menggambarkan tenaga kerja yang terlibat bisa dilihat pada gambar berikut: Lokasi Kerja : Kantor Balikpapan Kepala Departemen Kepala Bagian Operasi Koordinator Area Lapangan Produksi Utara Koordinator Area Lapangan Produksi Selatan Area NPU Area SPU Area CPU Area BKP Area CPA Area SPS NPU SPU CPU BKP CPA SPS Inspektur area NPU 5 tim Inspektur area SPU 7 tim Inspektur area CPU 3 tim Inspektur area BKP 2 tim Inspektur area CPA 7 tim Inspektur area SPS 6 tim Lokasi Kerja : Lapangan Produksi Gambar 1 Struktur Organisasi Departemen Inspeksi A-38-3

4 Adapun untuk urutan proses pekerjaan inspeksi serta lokasi pekerjaan bisa dilihat pada gambar berikut: Inspektur Pengawas Tenaga Ahli Teknisi P Koordinator Teknisi S Inspeksi Fisik Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Pembuatan Rekomendasi Penjadwalan Pekerjaan Persetujuan Laporan Pemasukan data ke sistem Lapangan Produksi Kantor Balikpapan Gambar 2 Lokasi dan Alokasi Pekerjaan Data Kecepatan Produksi Data ini diperoleh dari data harian tenaga kerja inspeksi yang terlibat. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan kecepatan produksi rata-rata dan output untuk masingmasing lapangan produksi, sesuai alokasi pekerjaan pada Gambar 2 Lokasi dan Alokasi Pekerjaan. Tabel 1 Data Kecepatan Produksi Lapangan produksi (Area) Input per Bulan Inspektur Tenaga Pengawas Kecepatan Produksi Rata-Rata per Bulan Tenaga Ahli Teknisi Perencanaan Koordinator Area Teknisi SAP BKP HDL SPS SPU NPU CPU Output per Bulan Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi kasus bottlenecking di bagian tenaga kerja tenaga ahli, yang mengakibatkan jumlah output tergantung pada kecepatan produksi dari tenaga ahli. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa permasalahan sebagai berikut, yaitu: 1. Kecepatan produksi yang tidak seimbang untuk tiap-tiap proses pekerjaan. 2. Jumlah beban kerja yang tidak seimbang, dimana untuk jumlah tim inspektur yang bervariasi di lapangan tidak diimbangi dengan jumlah tenaga ahli yang proporsional. Penentuan Waktu Kerja Waktu kerja untuk kantor di Balikpapan menggunakan sistem 5 hari kerja per minggu, sehingga jumlah waktu kerja normal di balikpapan adalah 252 hari kerja per tahun. Waktu kerja di lapangan produksi berjumlah 365 hari per tahun karena menggunakan sistem back-toback, sehingga di lapangan produksi tidak pernah ada kekosongan hari kerja. Penentuan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Dari data kecepatan produksi yang diperoleh, maka kita bisa mendapatkan total waktu yang digunakan untuk menyelesaikan semua target pekerjaan dalam setahun, yaitu dengan cara membagi total beban kerja (target kerja) dengan kecepatan produksi tenaga kerja. A-38-4

5 Penentuan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Menurut Wakui (2000), aktivitas yang dilakukan oleh tiap jabatan dalam rangka melaksanakan tugasnyam akan memberikan suatu beban kerja pada jabatan tersebut, sehingga perhitungan beban kerja (Work Load) dapat diformulasikan sebagai berikut : Total waktu aktivitas Waktu longgar Beban Kerja = ( 1 ) Total waktu tersedia Perhitungan beban kerja bisa dihitung dengan persamaan di atas. Untuk waktu longar (allowance), tidak akan dipertimbangkan lagi, karena nilai kecepatan produksi yang diperoleh sudah merupakan data aktual yang sudah mempehitungkan semua waktu longgar dan waktu non produktif. Hasil perhitungan jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah sebagai berikut: Tabel 2 Analisa Beban Kerja Tenaga Kerja Inspe ksi T a rge t Pe r Bula n Be ba n Se ta hun Ke ce pa ta n Produksi Per Bulan Ke ce pa ta n Produksi Per T im atau Per Ora ng T ota l W a ktu Aktivita s (Bula n) T ota l W a ktu Aktivita s (Ha ri) Jumla h Hari Kerja Da la m Se ta hun (Ha ri) Dari hasil perhitungan di atas, terlihat jelas sekali bahwa kondisi saat ini Departemen Inspeksi mengalami kondisi kekurangan tenaga kerja, namun perlu ada verifikasi ke lapangan produksi untuk mengetahui kondisi aktual. Dari tabel di atas, beberapa kasus perlu dikaji lebih detil, agar penelitian ini bisa memberikan hasil yang cukup presisi melalui analisa kasus berikut: Kasus Tim Inspektur Tenaga Inspektur SPS mempunyai kecepatan produksi paling rendah. Hal ini sangat bertolak belakang dengan fakta bahwa jumlah Inspektur yang bekerja di SPS jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan lokasi lain. Setelah diverifikasi di lapangan, ternyata strategi di SPS menggunakan strategi pengelompokan pekerjaan, di mana bagian pekerjaan di ketinggian Be ba n Aktua l Jumla h T e na ga Ha sil Ka lkula si Tim Inspektur BKP Tim Inspektur HDL Tim Inspektur SPS Tim Inspektur SPU Tim Inspektur NPU Tim Inspektur CPU Jumlah T enaga Kerja Tenaga Pengawas BKP Tenaga Pengawas HDL Tenaga Pengawas SPS Tenaga Pengawas SPU Tenaga Pengawas NPU Tenaga Pengawas CPU Jumlah T enaga Kerja 6 6 Tenaga Ahli BKP Tenaga Ahli HDL Tenaga Ahli SPS Tenaga Ahli SPU Tenaga Ahli NPU Tenaga Ahli CPU Jumlah T enaga Kerja 6 22 Teknisi Perencanaan (Fame+) Area Utara Teknisi Perencanaan (Fame+) Area Selatan Jumlah T enaga Kerja 2 5 Koordinator Tenaga Ahli Area Utara Koordinator Tenaga Ahli Area Selatan Jumlah T enaga Kerja 2 9 Teknisi SAP BKP Teknisi SAP HDL Teknisi SAP SPS Teknisi SAP SPU Teknisi SAP NPU Teknisi SAP CPU Jumlah T enaga Kerja 6 21 A-38-5

6 yang membutuhkan alat tambahan dilaksanakan pada waktu berbeda. Akibatnya seolah-olah hanya sedikit pekerjaan yang sudah diselesaikan, karena untuk bagian tertentu memang sengaja tidak diselesaikan dengan alasan untuk efisiensi. Namun bila melihat data tahun lalu, tim Inspeksi SPS bisa memenuhi target yang diharapkan, sehingga bisa disimpulkan bahwa tim Inspeksi SPS saat ini sudah cukup dan tidak perlu lagi untuk ditambah. Kasus Tenaga Pengawas Dari data tenaga pengawas di SPU, terlihat bahwa kecepatan produksinya tidak memenuhi target, khususnya di bulan April dan Mei 2014, merujuk pada Error! Reference source not found.. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa di periode itu terjadi kekosongan karena salah satu tenaga pengawas di SPU telah mengundurkan diri dari perusahaan, sehingga untuk mengisi kekosongan, kepala bagian operasi menugaskan tenaga ahli di SPU dan NPU untuk mengisi kekosongan secara bergantian. Selama periode ini, kecepatan produksi tenaga ahli di SPU dan NPU sangat jauh menurun. Kasus Untuk tenaga ahli inspeksi, yang paling menjadi sorotan adalah kecepatan produksi tim SPS yang sangat rendah, yang disebabkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan lain, yaitu sertifikasi peralatan. Untuk kasus tenaga ahli NPU dan SPU yang tidak memenuhi target, sudah dijelaskan pada kasus di atas. Penyusun merekomendasikan untuk melakukan standarisasi kemampuan tenaga ahli yang ada dengan merujuk pada tenaga ahli inspeksi di CPA, yang mempunyai kecepatan produksi paling tinggi, yaitu 45 pekerjaan (work order) per bulan. Program pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi. Selain itu juga perlu ada penggabungan beban kerja dengan kombinasi jumlah tenaga kerja yang paling optimum. Kasus Teknisi Perencanaan Dilihat dari tabel kecepatan produksi, penyusun mengalami kesulitan dalam menentukan kecepatan produksi aktual mereka, karena sejauh ini kecepatan produksi mereka tergantung pada hasil pekerjaan dari tenaga ahli inspeksi. Hal ini tentunya perlu dikaji pada peneliatian yang akan datang. Namun dari hasil wawancara, satu orang teknisi perencanaan bisa melakukan pekerjaan sebanyak 36 laporan per minggu. Kasus Koordinator Tenaga Ahli Sama seperti kasus sebelumnya di atas, bila dilihat dari tabel kecepatan produksi, penyusun mengalami kesulitan dalam menentukan kecepatan produksi aktual mereka, karena sejauh ini kecepatan produksi mereka tergantung pada hasil pekerjaan dari teknisi perencanaan. Dari wawancara yang dilakukan, dalam kurun waktu seminggu, satu orang tenaga koordinator bisa melakukan validasi sebanyak 60 laporan per minggu. Dilihat dari beban kerjanya, penyusun merekomendasikan untuk dilakukan penggabungan beban kerja. Kasus Teknisi SAP Hal yang sama terjadi untuk pekerjaan ini dimana penyusun mengalami kesulitan dalam menentukan kecepatan produksi aktual mereka, karena kecepatan produksi mereka tergantung pada hasil pekerjaan dari koordinator tenaga ahli. Saat wawancara, mereka menginformasikan bisa melakukan sampai 15 laporan per minggu. Saat ini teknisi SAP ditugaskan berdasarkan area kerja, namun bila dilakukan penggabungan pekerjaan maka kebutuhan tenaga kerja bisa berkurang. Berikut adalah tabel analisa perhitungan berdasarkan rekomendasi di atas: Tabel 3 Analisa Beban Kerja A-38-6

7 Tenaga Kerja Inspeksi Be ba n Aktua l Jumla h T e na ga Ha sil Pe rhitunga n Awa l Be ba n Ga bunga n Re kome nda si Jumla h Tenaga Kerja Dari tabel di atas, terlihat bahwa dengan metode work load analysis, kita bisa melakukan optimisasi tenaga kerja yang ada dengan melakukan pemerataan beban kerja. Dari hasil perhitungan, jumlah tenaga kerja yang terlibat bisa dikurangi untuk mencapai keseimbangan kerja di tiap lini pekerjaan. Analisa Biaya dan Efisiensi Berikut adalah perbandingan biaya inspeksi antara sebelum dan sesudah penelitian: Tabel 4 Tabel Perbandingan Biaya Inspeksi Ke te ra nga n Tim Inspektur BKP Tim Inspektur HDL Tim Inspektur SPS Tim dinayatakan cukup Tim Inspektur SPU Tim Inspektur NPU Tim Inspektur CPU Jumlah T enaga Kerja Tenaga Pengawas BKP Tenaga Pengawas HDL Tenaga Pengawas SPS Tenaga Pengawas SPU Perlu perekrutan Tenaga Pengawas NPU Tenaga Pengawas CPU Jumlah T enaga Kerja Tenaga Ahli BKP Tenaga Ahli HDL Tenaga Ahli SPS Tenaga Ahli SPU Tenaga Ahli NPU Tenaga Ahli CPU Jumlah T enaga Kerja Teknisi Perencanaan Teknisi Perencanaan Jumlah T enaga Kerja Koordinator Tenaga Ahli Koordinator Tenaga Ahli Jumlah T enaga Kerja Teknisi SAP BKP Teknisi SAP HDL Teknisi SAP SPS Teknisi SAP SPU Teknisi SAP NPU Teknisi SAP CPU Jumlah T enaga Kerja Jumlah T otal T enaga Penggabungan beban kerja BKP, HDL, SPS Penggabungan Beban Kerja SPU, NPU, CPU Penggabungan beban kerja Penggabungan beban kerja Penggabungan beban kerja Posisi Jumlah Hari Kerja Unit Harga Total Tim Inspektur $ $ 3,015, Tenaga Pengawas $ $ 411, Tenaga Ahli $ $ 219, Koordinator Tenaga Ahli $ $ 98, Teknisi Perencanaan $ $ 41, Teknisi SAP $ $ 123, Total harga $ 3,909, Posisi Jumlah Hari Kerja Unit Harga Total Tenaga Inspektur $ $ 2,714, Tenaga Pengawas $ $ 411, Tenaga Ahli $ $ 255, Koordinator Tenaga Ahli $ $ 98, Teknisi Perencanaan $ $ 41, Teknisi SAP $ $ 102, Total harga $ 3,623, Selisih Harga $ 285, catatan: asumsi $1 = Rp ,- Tabel di atas menunjukkan bahwa dengan analisa beban kerja, maka optimasi pekerjaan bisa dilakukan melalui pemerataan beban kerja yang bisa menghemat biaya A-38-7

8 inspeksi per tahun sebesar $ 285, Sedangkan dari sisi efisiensi, dengan menggunakan persamaan berikut: Standar Waktu Pekerjaan x 100% (2) Efisiensi = Aktual Waktu Pekerjaan maka kita bisa menghitung perbandingan efisiensi saat kondisi sebelum dilakukan penelitian dengan kondisi setelah dilakukan penelitian. Untuk standar waktu pekerjaan, asumsi yang digunakan adalah waktu maksimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh target, yaitu digunakan waktu 365 hari. Waktu aktual menggunakan estimasi waktu aktual terlama dalam menyelesaikan target, berdasarkan data kecepatan produksi yang ada. Kondisi awal: Kondisi berdasarkan rekomendasi: Efisiensi = (365 / 2.971) x 100% = 12% Efisiensi = (365 / 383) x 100% = 95.1% Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa dengan melakukan pemerataan beban kerja, pengurangan biaya operasional dan efisiensi waktu bisa meningkat secara signifikan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan atas pengamatan dan analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Beban kerja yang tidak merata bisa menyebabkan terjadinya bottlenecking yang bisa mengganggu kecepatan produksi, yang pada akhirnya menghambat proses pekerjaan secara keseluruhan. 2. Pemerataan beban kerja bisa dilakukan dengan menggunakan metode analisa beban kerja. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa beban kerja untuk beberapa posisi pekerjaan sangat tidak merata. Melalui proses pemerataan beban kerja dengan cara menggabungkan pekerjaan yang sejenis, maka jumlah tenaga kerja bisa dioptimumkan agar mendapatkan kecepatan produksi yang seimbang. Berikut jumlah tenaga kerja yang direkomendasikan: a. Tenaga inspektur membutuhkan 27 tim, berkurang 3 tim dari kondisi awal yang berjumlah 30 tim. b. Tenaga ahli inspeksi membutuhkan 7 tenaga kerja, bertambah 1 orang dari kondisi awal yang berjumlah 6orang. c. Tenaga teknisi SAP membutuhkan 5 orang tenaga kerja, berkurang 1 orang dari kondisi awal yang berjumlah 6 orang. 3. Dari sisi biaya, hasil penelitian bisa memberikan rekomendasi alokasi tenaga kerja yang optimum, sehingga biaya operasional dalam setahun bisa berkurang sebesar $285,590.50, sedangkan dari sisi efisiensi waktu, efisiensi bisa ditingkatkan sampai 95.1%. Berikut ini saran untuk perbaikan perusahaan dan penelitian di masa mendatang: 1. Job deskripsi untuk semua tenaga kerja harap diperhatikan kembali agar pemerataan beban bisa diaplikasikan. 2. Pengadaaan training untuk semua tenaga kerja yang terlibat sangat penting untuk segera diaplikasikan, agar mereka mempunyai kecepatan dan kompetensi kerja yang sama. 3. Untuk penelitian berikutnya, data kecepatan produksi untuk tim SPS harus dilakukan dalam jangka waktu satu tahun untuk mendapatkan data yang akurat. A-38-8

9 DAFTAR PUSTAKA R.B. Chase, F.R. Jacobs, N.J. Aquilano (2006), Operations Management for Competitive Advantage, Eleventh Edition, Mc Graw Hill. Hartono (2012), Statistik Untuk Penelitian, Edisi Revisi Cetakan VI, Pustaka Pelajar. Sritomo Wignjosoebroto (2006), Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Penerbit Guna Widya. Moses Laksono Singgih, Ellyn Dewita (2008), Analisa Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan Logistik dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan, Proceedings of 2008 National Seminar Teknoin,Yogyakarta. Daniel Straub, Jean Goyet, John D. Sørensen dan Michael H. Faber (2006), Benefits Of Risk Based Inspection Planning For Offshore Structures, Proceedings of OMAE 05, 25th International Conference on Offshore Mechanics and Arctic Engineering, June 4-9, 2006, Hamburg, Germany. Helmina K (2012), Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan Verifikator Klaim Kontrak di Unit Penyelenggara Jamina Kesehatan Daerah Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012, Tesis Magister, University of Indonesia, Jakarta. Windry Novera (2010), Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaaan, Tesis S1, Agriculture Institute of Bogor (IPB), Bogor. Wildanur Adawiyah, Anggraini Sukmawati (2013), Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia dalam Aktivitas Produksi Komoditi sayuran Selada, Management and Organization Journal, Vol IV, No. 2, Agustus Ilyas, Yaslis (2011), Perencanaan SDM RS. Teori, Metoda dan Formula. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, CV Usaha Prima. Wakui, Tadaaki (2000), Study on Work Load of Matron Under Shift A Special Nursing Home for The Elderly, Journal of Industrial Health, IH38_36.pdf Herjanto, E. (2007), Manajemen Operasi, Jakarta, Grasindo. A-38-9

Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan Logistik dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan

Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan Logistik dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan Moses Laksono Singgih 1) Ellyn Dewita 2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN UMUM DAN LOGISTIK DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PERUSAHAAN PERCETAKAN

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN UMUM DAN LOGISTIK DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PERUSAHAAN PERCETAKAN ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN UMUM DAN LOGISTIK DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PERUSAHAAN PERCETAKAN Moses Laksono Singgih 1), Ellyn Dewita 2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN Roy Iskandar, Nurhadi Siswanto, Bobby O. P. Soepangkat Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING William Goenardi* dan Abdullah Shahab** *PT. HM Sampoerna, Tbk. Jl. Rungkut Industri Raya 18, Surabaya e-mail: william_goenardi@yahoo.com

Lebih terperinci

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan.

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. X Indra Dwiharto, Moses L. Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI CAT DI PT. XYZ DENGAN METODE MIXED INTEGER PROGRAMMING

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI CAT DI PT. XYZ DENGAN METODE MIXED INTEGER PROGRAMMING OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI CAT DI PT. XYZ DENGAN METODE MIXED INTEGER PROGRAMMING Michael Firman Mulyono dan Abdullah Shahab Program Studi MagisterManajemenTeknologi InstitutTeknologiSepuluh Nopember

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X

Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X Nur Yulianti Hidayah 1, Agus Zainudin 2 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta

Lebih terperinci

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Dira Ernawati Teknik Industri FTI UPN Veteran Jatim

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN Iswahyudi Dwi Nurcahyo; Gunawarman Hartono Industrial Engineering Department,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA DEDDY PRATOMO NRP 9106 205 311 Surabaya, 31 January 2011 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Luluk Suryani 1), Daniel O. Siahaan 2), dan Indung Sudarso 3) 1) dan 3) Magister

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras Petunjuk Sitasi: Wahyuni, D., Budiman, I., Sihombing, S. N., Sembiring, M. T., & Panjaitan, N. (2017). Analisis Beban dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian PDAM Tirta Karuhipan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas yang terletak di Cibinong merupakan salah satu anggota dari Persatuan

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN PACKING HOUSE GUAVA PT XXX

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN PACKING HOUSE GUAVA PT XXX ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN PACKING HOUSE GUAVA PT XXX Elsa Ardi Juliyana 3,Luluk Irawati 1, Teguh Budi Trisnanto 2 Mahasiswa 3, Dosen Pembimbing 1 1, Dosen Pembimbing 2 2 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT COMMONALITY SILINDER CETAK TERHADAP SAFETY STOCK

ANALISIS TINGKAT COMMONALITY SILINDER CETAK TERHADAP SAFETY STOCK ANALISIS TINGKAT COMMONALITY SILINDER CETAK TERHADAP SAFETY STOCK Mahdi Satwika 1) dan I Nyoman Pujawan 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Industri Jl. Cokroaminoto,

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan Arief Rahman, Anny

Lebih terperinci

Minimasi Waktu Tempuh Ambulans Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat ( Studi Kasus Rumah Sakit X )

Minimasi Waktu Tempuh Ambulans Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat ( Studi Kasus Rumah Sakit X ) Minimasi Waktu Tempuh Ambulans Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat ( Studi Kasus Rumah Sakit X ) Moses Laksono Singgih 1) Edy Triyento 2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang disajikan sesuai dengan tahapan yang ada dalam kerangka konsep, dari karakteristik tenaga, hari dan waktu kerja, dan penggunaan waktu untuk aktivitas produktif,

Lebih terperinci

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk PENETAPAN PERENCANAAN PRODUKSI GUNA MENENTUKAN BESARAN PRODUKSI YANG TEPAT PADA PT GOODYEAR INDONESIA TBK Dewi Taurusyanti Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Wawan Hermawan Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Prawasmita Sedyandini dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di dalam pasar bebas ini sudah tidak ada lagi batas-batas atau juga ketentuanketentuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby

Lebih terperinci

UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA

UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA WORKLOAD ANALYSIS DAN JOB ANALYSIS UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA (Studi Kasus di CV.Players.Com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO

ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO Dita Gisela Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak PT. MEGATAMA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan

Lebih terperinci

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung) 120 EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Endang Siswati Prihastuti Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung email:

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA Seno Hananto, Nyoman Pudjawan Magister Manajemen Teknologi (MMT)

Lebih terperinci

Panduan. Penelitian Kajian Kebijakan ITS

Panduan. Penelitian Kajian Kebijakan ITS Panduan Penelitian Kajian Kebijakan ITS Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015 1 I. Latar Belakang Dalam rangka implementasi program pengembangan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENUGASAN GURU PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMKN 2 SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING

OPTIMASI PENUGASAN GURU PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMKN 2 SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING OPTIMASI PENUGASAN GURU PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMKN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING Anik Perwita Sari dan Abdullah Shahab Program Studi MagisterManajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING Budi Christianto, Witantyo Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12A

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : RISET PASAR Fakultas : EKONOMI Program Studi : MANAJEMEN Kode MK : EMD 532 Jumlah Kredit : 3 ( Tiga ) SKS S e m e s t e r : V ( Lima ) Dosen Pengampu : Drs.Ec. R.

Lebih terperinci

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Intan Mei Erwanto 1, Prayonne

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian pada PT. Ameya Living Style Indonesia, maka kesimpulan yang didapatkan berdasarkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa adanya informasi maka tidak akan ada organisasi. Semakin kompleksnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

PROSEDUR PERSIAPAN BAHAN AJAR

PROSEDUR PERSIAPAN BAHAN AJAR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR PERSIAPAN BAHAN AJAR NO. DOKUMEN : POB-IKK-S1-02 REVISI : 00 NO. SALINAN : Bogor, 09 Februari 2015 Dekan Fakultas Ekologi Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

Jenis. Urea Ammonia

Jenis. Urea Ammonia PENETUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA PRODUK AMONIA DAN UREA DI PT. XYZ UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE INVENTORI TAK TENTU BERISIKO TERKENDALI 1 Anissa Wulandari,

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simp ulan Model sistem informasi manufaktur, tersusun dari subsistem input yang dimasukkan dalam database dan menghasilkan subsistem output. Subsistem

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU Satya Raharja 1) dan R.V. Hari Ginardi

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING Dimas Ismunandar dan Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Industri

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI ORGANISASI DI PT PETROKIMIA GRESIK

ANALISIS BEBAN KERJA DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI ORGANISASI DI PT PETROKIMIA GRESIK ANALISIS BEBAN KERJA DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI ORGANISASI DI PT PETROKIMIA GRESIK Yusuf Kodradi, Patdono Soewignyo dan Achmad Rusdiansyah Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

PROSEDUR PERSIAPAN BAHAN AJAR

PROSEDUR PERSIAPAN BAHAN AJAR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR PERSIAPAN BAHAN AJAR NO. DOKUMEN : POB-GIZ-S1-002 REVISI : 00 NO. SALINAN : Bogor, 9 Februari 2015 Dekan Dr. Arif Satria NIP. 197109171997021003

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi

Lebih terperinci

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI ABSTRAK Pembangunan sistem informasi di Universitas X dilakukan dengan tidak menggunakan manajemen proyek yang

Lebih terperinci

Kata kunci : Pengalokasian Order Produksi, Integer Linear Programming, Perencanaan Produksi

Kata kunci : Pengalokasian Order Produksi, Integer Linear Programming, Perencanaan Produksi PENGALOKASIAN ORDER-ORDER PRODUKSI PADA MESIN DARI BERBAGAI PLANT UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY Mas ud, Witantyo Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

INTEGRASI DAN PERTUKARAN DATA SISTEM INFORMASI

INTEGRASI DAN PERTUKARAN DATA SISTEM INFORMASI INTEGRASI DAN PERTUKARAN DATA No.003/I1.B05.4/SOP/2014 Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi Institut Teknologi Bandung 2014 HALAMAN : 1 dari 6 RIWAYAT REVISI - LEMBAR PENGESAHAN 1 HALAMAN

Lebih terperinci

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin 112 Mulai Pemilihan indikator penilaian kinerja mesin Pengumpulan data indikator penilaian kinerja mesin 1. Allocated Downtime 2. Accident Lost Time Penentuan bobot dan interval penilaian kinerja mesin

Lebih terperinci

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5 Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Sistem Informasi Jl.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGADAAN BAHAN BAKU SEGAR DI PT. X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING

OPTIMASI PENGADAAN BAHAN BAKU SEGAR DI PT. X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING OPTIMASI PENGADAAN BAHAN BAKU SEGAR DI PT. X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Fransiscus Xaverius Aucky Wibisono dan Abdullah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bustani Henry Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

DAFTAR PUSTAKA. Bustani Henry Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama DAFTAR PUSTAKA Bustani Henry. 2005. Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Chase, R.B., Jacobs, F.R., Aquilano, N.J. 2006. Operation Management For Competitive Advantage, International

Lebih terperinci

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO B-2- APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO Rina Lukiandari, Abdullah Shahab ITS Surabaya ABSTRAK

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING STUDI KASUS PT. NSBI CILEGON

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING STUDI KASUS PT. NSBI CILEGON Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.92-96 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING

Lebih terperinci

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) Hanif Galih Pratama, Sri Gunani Partiwi, Dody Hartanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Hill, hlm Chase, dkk., Operations Management for Advantage Competition. New York: McGraw-

BAB 2 LANDASAN TEORI. Hill, hlm Chase, dkk., Operations Management for Advantage Competition. New York: McGraw- BAB LANDASAN TEORI.1. Jabaran Pekerjaan Dalam mendefinisikan pekerjaan yang dilakukan maka perlu ditentukan apa yang dilakukan diurutkan menjadi kesatuan yang disusun secara sistematis. Hal ini juga tentu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu metode untuk menyelidiki obyek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE?

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE? PENILAIAN KINERJA APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing Execution A thing

Lebih terperinci

Lantip Diat Prasojo Universitas Negeri Yogyakarta

Lantip Diat Prasojo Universitas Negeri Yogyakarta MODEL PENGEMBANGAN SOFTWARE PERPUSTAKAAN ON-LINE DI SMAN 1 KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lantip Diat Prasojo Universitas Negeri Yogyakarta Email: lantip1975@gmail.com, lantip@uny.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PABRIK DENGAN METODE KUANTITATIF MEMPUNYAI PERAN PENTING DALAM KELANCARAN PROSES PRODUKSI PADA CV AGUNG KARYA

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PABRIK DENGAN METODE KUANTITATIF MEMPUNYAI PERAN PENTING DALAM KELANCARAN PROSES PRODUKSI PADA CV AGUNG KARYA ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PABRIK DENGAN METODE KUANTITATIF MEMPUNYAI PERAN PENTING DALAM KELANCARAN PROSES PRODUKSI PADA CV AGUNG KARYA Dewi Taurusyanti Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 PEMBUATAN APLIKASI PERAMALAN JUMLAH PERMINTAAN PRODUK DENGAN METODE TIME SERIES EXPONENTIAL SMOOTHING HOLTS WINTER DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Imam Safi i 1 *, Heribertus Budi Santoso 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dokumen baik berbasis kertas maupun digital. Selain itu SSI juga menawarkan jasa

BAB I PENDAHULUAN. dokumen baik berbasis kertas maupun digital. Selain itu SSI juga menawarkan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV. Smart Solusi Indonesia (SSI) adalah perusahaan yang fokus pada penyediaan sarana atau prasarana kearsipan dan layanan lengkap pengelolaan arsip. Perusahaan memberikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DODOL

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DODOL SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DODOL Ahmad Tahkiq 1, Luthfi Nurwandi 2, Partono 3 Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia Email : jurnal@sttgarut.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

KEAMANAN OPERASIONAL SI. Titien S. Sukamto

KEAMANAN OPERASIONAL SI. Titien S. Sukamto KEAMANAN OPERASIONAL SI Titien S. Sukamto KEAMANAN OPERASIONAL SI Operasional sistem informasi termasuk di dalamnya adalah pengendalian internal pada fasilitas pengolahan data juga lingkungan pada end-user

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan sistem produksinya, PT Mayora Indah perlu mengatur serta menganalisa beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING

PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING Basuki Hermanto Program Bidang Studi Magister Manaemen Teknologi Bidang Keahlian Manaemen

Lebih terperinci

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2 PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2 HALAMAN PENGESAHAN Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh: Nama

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KEWIRAUSAHAAN TECHNOPRENEURSHIP

PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KEWIRAUSAHAAN TECHNOPRENEURSHIP PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KEWIRAUSAHAAN TECHNOPRENEURSHIP Rima Tri Wahyuningrum 1, M. Imron Mustajib 2, Prasetyono 3 1 Program Studi Teknik Informatika Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK MENGINTEGRASIKAN DATA KEPOLISIAN DI WILAYAH JAWA TIMUR

DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK MENGINTEGRASIKAN DATA KEPOLISIAN DI WILAYAH JAWA TIMUR DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK MENGINTEGRASIKAN DATA KEPOLISIAN DI WILAYAH JAWA TIMUR Aryanto Aribowo 1) dan Joko Lianto Buliali 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mendirikan suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Oleh : Ahmad Firdaus Dosen Pembimbing : Julistyana Tistogondo, ST, MT

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) Pramana Yoga Saputra 1) dan Daniel Oranova Siahaan 2) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENJADWALAN JOB SHOP UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN (Studi Kasus di PT. Fuji Dharma Electric)

PENJADWALAN JOB SHOP UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN (Studi Kasus di PT. Fuji Dharma Electric) PENJADWALAN JOB SHOP UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN (Studi Kasus di PT. Fuji Dharma Electric) Singgih Prasetyo, Soeparno Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PERSEDIAAN OLI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUBSTITUSI DEMAND

PERSEDIAAN OLI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUBSTITUSI DEMAND PERSEDIAAN OLI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUBSTITUSI DEMAND Mutiara Bintang Timur 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.

Lebih terperinci

Farah: apa itu anggaran inkremental dan Zero based review? Sebagai manajer mana yang anda pilih? Binta: Kesulitan dalam mengukur output? Solusi?

Farah: apa itu anggaran inkremental dan Zero based review? Sebagai manajer mana yang anda pilih? Binta: Kesulitan dalam mengukur output? Solusi? Farah: apa itu anggaran inkremental dan Zero based review? Sebagai manajer mana yang anda pilih? Binta: Kesulitan dalam mengukur output? Solusi? Destia: Biaya litbang, apakah dianggarkan terlebih dahulu?

Lebih terperinci

PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR

PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR Antony Ompusunggu, Supani Hardjo Diputro, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM)

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM) 1 Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM) Zul Fadli, Yusroniya Eka Putri R.W, ST., MT dan Trijoko Wahyu Adi, ST., MT., PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci