BAB IV HASIL PENELITIAN. penambahan berat badan Mencit (Mus musculus). Jarak penimbangan pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. penambahan berat badan Mencit (Mus musculus). Jarak penimbangan pada"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini berupa data yang diambil berdasarkan dari penambahan berat badan Mencit (Mus musculus). Jarak penimbangan pada objek penelitian berkisar 5x24 jam, 10x24 jam dan 15x24 jam setelah penimbangan awal dilakukan. Adapun berat awal objek penelitian sebelum dilakukan percobaan yaitu: Tabel 4.1 Berat Badan awal Mencit (Mus musculus) sebelum Perlakuan No Perlakuan Kelompok Mencit I Mencit II Mencit III Total Rata-rata 1 P0 0% P1 10% P2 20% P3 30% P4 40% P5 50% P6 60% P7 70% P8 80% Hasil Penimbangan berat badan (gr) Mencit (Mus musculus) pada waktu 5x24 Jam. Data hasil pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5x24 jam, adapun hasil rata-ratanya disajikan pada Tabel 4.1. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.1.

2 Tabel 4.2 Rata-rata Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5x24 Jam. Setelah Ditransformasikan ke No Perlakuan Data Asli Data Transformasi Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata 1 P0 0% 8,766 2,922 5,499 1,833 2 P1 10% 11,906 3,969 6,265 2,088 3 P2 20% 12,658 4,219 6,426 2,142 4 P3 30% 11,195 3,732 6,008 2,003 5 P4 40% 12,954 4,318 6,483 2,161 6 P5 50% 13,007 4,336 6,390 2,130 7 P6 60% 13,710 4,570 6,669 2,223 8 P7 70% 14,373 4,791 6,882 2,294 9 P8 80% 0,917 0,306 2,693 0,898 Total 99,486 3,685 53,314 1,975 Data pada Tabel 4.2 diatas menunjukan hasil pengukuran rata-rata pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yang disebabkan dari pemberian pakan Ampas Tahu sebagai suplemen pakan alternatif, dengan setiap taraf perlakuan yang bervariasi. Hal ini terlihat pada hasil rata-rata pertambahan berat badan yang terkecil adalah 0,898 gr pada perlakuan P 8 (80%), dan hasil rata-rata pertambahan berat badan terbesar adalah 2,294 gr pada perlakuan P 7 (70%). Hasil analisis variansi juga untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) dapat dilihat pada tabel ringkasan analisis variansi yang terdapat pada Tabel 4.3.

3 Tabel 4.3 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5x24 Jam setelah ditransformasikan ke Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel 5% Kelompok 2 0,171 0,085 0,426 3,63 Perlakuan 8 4,333 0,542 2,700* 2,59 Galat 16 3,210 0,201 Total 26 7,714 Keterangan : * = Berbeda Nyata ( F hitung > F tabel 5% ) Tn = Tidak Berbeda Nyata ( F hitung < F tabel 5% ) Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada taraf pengujian 5% dengan nilai F hitung Perlakuan (2,700) yang lebih besar dari nilai F tabel Perlakuan (2,59), berbeda nyata sehingga hipotesis penelitian (H 1 ) dapat diterima sedangkan hipotesis nol (H 0 ) ditolak pada taraf signifikansi 5% untuk parameter pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5 x 24 Jam. Sedangkan pada F hitung Kelompok (0,426) yang lebih kecil dari nilai F tabel Kelompok (3,63), berbeda nyata sehingga pada kelompok perlakuan hipotesis penelitian (H 1 ) ditolak sedangkan hipotesis nol (H 0 ) diterima pada taraf signifikansi 5% untuk parameter pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5 x 24 Jam. Pengamatan pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5 x 24 jam memiliki nilai Koefesien Keragaman (KK) sebesar

4 22,684% mendukung nilai F hitung Perlakuan (2,700) yang lebih besar dari nilai F tabel Perlakuan (2,59), yang menunjukan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 5%. Uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui taraf optimal dari pengaruh setiap taraf perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yaitu dilakukan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%, karena nilai koefesien keragaman (KK) pada pengamatan pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5 x 24 jam sebesar 22,684% pada kondisi data hasil pengukuran yang heterogen. Hal ini sesuai dengan ketentuan hubungan nilai KK dan macam uji beda yang sebaiknya dipakai seperti tertulis pada buku berjudul Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga yang disusun oleh Dr. Ir. Kemas Ali Hanafiah, M.S pada halaman Berikut data hasil uji lanjut yang dilakukan dengan uji BJND 5% pada waktu 5 x 24 jam selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungan lebih lengkap terdapat pada Lampiran 1.1. Tabel 4.4 Nilai Baku P dan Nilai BJND 5% P Nilai Baku Galat (16) BNT 0.05 Nilai BJND 5% 3, 00 0, ,15 3,23 3,30 3,34 3,37 3,39 3,41 0,815 0,835 0,853 0,864 0,872 0,877 0,882 1 Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Jilid 3, Jakarta : Rajawali Pers, 2010, h. 41.

5 Tabel 4.5 Uji BJND 5 % Untuk Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) waktu 5 x 24 Jam Setelah Ditransformasikan ke Perlakuan Rerata Beda Riel BJND ,05 P8 0, a P0 1,833 0, b P3 2,003 0,169 1, b P1 2,088 0,086 0,255 1, b P5 2,130 0,042 0,127 0,297 1, b P2 2,142 0,012 0,054 0,139 0,309 1, b P4 2,161 0,019 0,031 0,073 0,158 0,328 1, b P6 2,223 0,062 0,081 0,093 0,135 0,220 0,390 1,325 - b P7 2,294 0,071 0,133 0,152 0,164 0,205 0,291 0,461 1,396 b P 0,05 (9.16) 3,00 3,15 3,23 3,30 3,34 3,37 3,39 3,41 Keterangan = 0,776 0,815 0,835 0,853 0,864 0,872 0,877 0,882 Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5 %). Berdasarkan hasil dari Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%, bahwa pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan mencit (Mus musculus) pada taraf perlakuan P 0 (0%), P 1 (10%), P 2 (20%), P 3 (30%), P 4 (40%), P 5 (50%), P 6 (60%), P 7 (70%), berbeda tidak nyata dengan perlakuan P 8 (80%).

6 Berat Rata-Rata (gr) Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5x24 Jam P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Treatment/Perlakuan P8 (80%) P7 (70%) P6 (60%) P5 (50%) P4 (40%) P3 (30%) P2 (20%) P1 (10%) P0 (0%) Berdasarkan Gambar 4.1 diatas terlihat bahwa perlakuan dari beberapa taraf perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif pada waktu 5 x 24 jam memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus), hal ini dibuktikan dengan adanya rata-rata lebar daerah pertambahan tinggi yang dihasilkan dari setiap taraf konsentrasi perlakuan pada taraf perlakuan P 0 (0%), P 1 (10%), P 2 (20%), P 3 (30%), P 4 (40%), P 5 (50%), P 6 (60%), dan P 7 (70%). Sedangkan terjadinya pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yang rendah pada taraf perlakuan dan P 8 (80%).

7 Hasil rata-rata pertambahan berat badan tinggi pada taraf perlakuan 5x24 jam adalah P 0 (0%) 1,833 gr, P 1 (10%) 2,088 gr, P 2 (20%) 2,142 gr, P 3 (30%) 2,003 gr, P 4 (40%) 2,161 gr, P 5 (50%) 2,130, P 6 (60%) 2,223 gr, dan P 7 (70%) 2,294 gr. Sedangkan hasil rata-rata pertambahan berat badan terendah terjadi pada perlakuan P 8 (80%) dengan berat 0,898 gr. 2. Hasil Penimbangan berat badan (gr) Mencit (Mus musculus) pada waktu 10x24 Jam. Data hasil pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10x24 jam, adapun hasil rata-ratanya disajikan pada Tabel 4.6. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.2 Tabel 4.6 Rata-rata Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10x24 Jam. Setelah Ditransformasikan ke No Perlakuan Data Asli Data Transformasi Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata 1 P0 0% 6,373 2,124 4,735 1,578 2 P1 10% 10,076 3,359 5,875 1,958 3 P2 20% 10,329 3,443 5,949 1,983 4 P3 30% 10,988 3,663 6,097 2,032 5 P4 40% 12,359 4,120 6,420 2,140 6 P5 50% 11,928 3,976 6,248 2,083 7 P6 60% 10,916 3,639 6,020 2,007 8 P7 70% 9,554 3,185 5,752 1,917 9 P8 80% 3,422 1,141 3,766 1,255 Total 85,945 3,183 50,862 1,884 Data pada Tabel 4.6 diatas menunjukan hasil pengukuran rata-rata pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yang disebabkan dari

8 pemberian pakan Ampas Tahu sebagai suplemen pakan alternatif, dengan setiap taraf perlakuan yang bervariasi. Hal ini terlihat pada hasil rata-rata pertambahan berat badan yang terkecil adalah 1,255 gr pada perlakuan P 8 (80%), dan hasil rata-rata pertambahan berat badan terbesar adalah 2,140 gr pada perlakuan P 4 (40%). Hasil analisis variansi juga dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) dapat dilihat pada tabel ringkasan analisis variansi yang terdapat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10x24 Jam setelah ditransformasikan ke Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel 5% Kelompok 2 0,242 0,121 1,337 3,63 Perlakuan 8 1,942 0,243 2,684* 2,59 Galat 16 1,447 0,090 Total 26 3,631 Keterangan : * = Berbeda Nyata ( F hitung > F tabel 5% ) Tn = Tidak Berbeda Nyata ( F hitung < F tabel 5% ) Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada taraf pengujian 5% dengan nilai F hitung Perlakuan (2,684) yang lebih besar dari nilai F tabel

9 Perlakuan (2,59), berbeda nyata sehingga hipotesis penelitian (H 1 ) dapat diterima sedangkan hipotesis nol (H 0 ) ditolak pada taraf signifikansi 5% untuk parameter pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10 x 24 Jam. Sedangkan pada F hitung Kelompok (1,337) yang lebih kecil dari nilai F tabel Kelompok (3,63), tidak berbeda nyata sehingga pada kelompok perlakuan hipotesis penelitian (H 1 ) ditolak sedangkan hipotesis nol (H 0 ) diterima pada taraf signifikansi 5% untuk parameter pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10 x 24 Jam. Pengamatan pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10 x 24 jam memiliki nilai Koefesien Keragaman (KK) sebesar 15,966% mendukung nilai F hitung Perlakuan (2,684) yang lebih besar dari nilai F tabel Perlakuan (2,59), yang menunjukan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 5%. Uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui taraf optimal dari pengaruh setiap taraf perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yaitu dilakukan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%, karena mengikuti uji lanjut dari pengamatan awal waktu 5x24 jam.

10 Tabel 4.8 Nilai Baku P dan Nilai BJND 5% P Nilai Baku Galat (16) 3,00 3,15 3,23 3,30 3,34 3,37 3,39 3,41 BNT 0.05 Nilai BJND 5% 0,521 0,547 0,561 0,573 0,580 0,585 0,589 0,592 Tabel 4.9 Uji BJND 5 % Untuk Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) waktu 10 x 24 Jam Setelah Ditransformasikan ke Perlakuan Rerata Beda Riel BJND ,05 P8 1, a P0 1,578 0, ab P7 1,917 0,339 0, b P1 1,958 0,041 0,380 0, b P2 1,958 0,000 0,041 0,380 0, b P6 2,007 0,048 0,048 0,089 0,428 0, b P3 2,032 0,026 0,074 0,074 0,115 0,454 0, b P5 2,083 0,050 0,076 0,124 0,124 0,166 0,504 0,828 - b P4 2,140 0,057 0,108 0,133 0,182 0,182 0,223 0,562 0,885 b P 0,05 (9.16) 3,00 3,15 3,23 3,30 3,34 3,37 3,39 3,41 0,521 0,547 0,561 0,573 0,580 0,585 0,589 0,592 Berdasarkan hasil dari Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%, bahwa pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada taraf perlakuan P 1 (10%), P 2 (10%), P 3 (30%), P 4 (40%), P 5 (50%), P 6 (60%) dan P 7 (70%) berbeda tidak nyata dengan perlakuan P 0 (0%), dan berbeda

11 Berat Rata-rata (gram) nyata dengan perlakuan P 8 (80%). Adapun perlakuan pemberian yang optimal adalah pada taraf perlakuan P 4 (40%), sedangkan kisaran optimal untuk pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) terdapat pada taraf perlakuan P 1 (10%), P 2 (10%), P 3 (30%), P 4 (40%), P 5 (50%), P 6 (60%) dan P 7 (70%). Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 10x24 Jam P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Treatment/Perlakuan P8 (80%) P7 (70%) P6 (60%) P5 (50%) P4 (40%) P3 (30%) P2 (20%) P1 (10%) P0 (0%) Berdasarkan Gambar 4.2 diatas terlihat bahwa perlakuan dari beberapa taraf perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif pada waktu 10 x 24 jam memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus), hal ini dibuktikan dengan adanya rata-rata pertambahan yang dihasilkan dari

12 setiap taraf konsentrasi perlakuan pada taraf perlakuan P 0 (0%), P 1 (10%), P 2 (20%), P 3 (30%), P 5 (50%), P 6 (60%), dan P 7 (70%), akan tetapi taraf perlakuan yang pertambahan berat badan tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P 4 (40%). Sedangkan pertambahan yang rendah terdapat pada taraf perlakuan P 8 (80%). Hasil rata-rata pertambahan berat badan dari taraf perlakuan yang tinggi pada taraf perlakuan P 4 (40%) dengan berat 2,140 gr, sedangkan pertambahan berat badan dari taraf perlakuan yang rendah pada taraf perlakuan P 8 (80%) dengan berat 1,225 gr. Dilihat dari perbandingan antara taraf perlakuan 5x24 jam dan 10x24 jam, memiliki perbandingan pertambahan yang berbeda, dapat dibandingkan bahwa pada taraf perlakuan dengan berat yang berkurang pada taraf perlakuan 10x24 jam dari taraf perlakuan 5x24 jam adalah P 0 (0%) 1,578 gr, P 1 (10%) 1,958 gr, P 2 (20%) 1,983, P 4 (40%) 2,140 gr, P 5 (50%) 2,083 gr, P 6 (60%) 2,007 gr, dan P 7 (70%) 1,917 gr. Sedangkan pada taraf perlakuan dengan berat yang bertambah pada taraf perlakuan 10x24 jam dari taraf perlakuan 5x24 jam adalah P 3 (30%) 2,032 gr, dan P 8 (80%) 1,255 gr. 3. Hasil Penimbangan berat badan (gr) Mencit (Mus musculus) pada waktu 15x24 Jam. Data hasil pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15x24 jam, adapun hasil rata-ratanya disajikan pada Tabel Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.3.

13 Tabel 4.10 Rata-rata Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15x24 Jam. Setelah No Perlakuan Ditransformasikan ke Data Asli Data Transformasi Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata 1 P0 0% 4,057 1,352 4,082 1,361 2 P1 10% 8,688 2,896 5,528 1,843 3 P2 20% 8,022 2,674 5,330 1,777 4 P3 30% 6,904 2,301 5,019 1,673 5 P4 40% 7,817 2,606 5,231 1,744 6 P5 50% 8,522 2,841 5,435 1,812 7 P6 60% 7,978 2,659 5,318 1,773 8 P7 70% 8,611 2,870 5,507 1,836 9 P8 80% 4,772 1,591 4,318 1,439 Total 65,371 2,421 45,769 1,695 Data pada Tabel 4.10 diatas menunjukan hasil pengukuran rata-rata pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yang disebabkan dari pemberian pakan Ampas Tahu sebagai suplemen pakan alternatif, dengan setiap taraf perlakuan yang bervariasi. Hal ini terlihat pada hasil rata-rata pertambahan berat badan yang terkecil adalah 1,361 gr pada perlakuan P 0 (0%), dan hasil rata-rata pertambahan berat badan terbesar adalah 1,843 gr pada perlakuan P 1 (10%). Hasil analisis variansi juga dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) dapat dilihat pada tabel ringkasan analisis variansi yang terdapat pada Tabel 4.11.

14 Tabel 4.11 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15x24 Jam setelah ditransformasikan ke Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel 5% Kelompok 2 0,002 0,001 0,029 3,63 Perlakuan 8 0,744 0,093 2,754* 2,59 Galat 16 0,540 0,034 Total 26 1,286 Keterangan : * = Berbeda Nyata ( F hitung > F tabel 5% ) Tn = Tidak Berbeda Nyata ( F hitung < F tabel 5% ) Tabel 4.11 diatas menunjukan bahwa perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada taraf pengujian 5% dengan nilai F hitung Perlakuan (2,754) yang lebih besar dari nilai F tabel Perlakuan (2,59), berbeda nyata sehingga hipotesis penelitian (H 1 ) dapat diterima sedangkan hipotesis nol (H 0 ) ditolak pada taraf signifikansi 5% untuk parameter pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15 x 24 Jam. Sedangkan pada F hitung Kelompok (0,029) yang lebih kecil dari nilai F tabel Kelompok (3,63), tidak berbeda nyata sehingga pada kelompok perlakuan hipotesis penelitian (H 1 ) ditolak sedangkan hipotesis nol (H 0 ) diterima pada taraf signifikansi 5% untuk parameter pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15 x 24 Jam.

15 Pengamatan pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15 x 24 jam memiliki nilai Koefesien Keragaman (KK) sebesar 10,839% mendukung nilai F hitung Perlakuan (2,754) yang lebih besar dari nilai F tabel Perlakuan (2,59), yang menunjukan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 5%. Uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui taraf optimal dari pengaruh setiap taraf perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) yaitu dilakukan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%, karena mengikuti uji lanjut dari uji lanjut pada perlakuan umur 5x24 jam dan 10x24 jam. Tabel 4.12 Nilai Baku P dan Nilai BJND 5% P Nilai Baku Galat (16) 3,00 3,15 3,23 3,30 3,34 3,37 3,39 3,41 BNT 0.05 Nilai BJND 5% 0,318 0,334 0,343 0,350 0,354 0,358 0,360 0,362

16 Tabel 4.13 Uji BJND 5 % Untuk Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) waktu 10 x 24 Jam Setelah Ditransformasikan ke Perlakuan Rerata Beda Riel BJND ,05 P0 1, a P8 1,439 0, ab P3 1,673 0,234 0, abc P4 1,744 0,071 0,304 0, bc P6 1,773 0,029 0,100 0,333 0, c P2 1,777 0,004 0,033 0,104 0,338 0, c P5 1,812 0,035 0,039 0,068 0,139 0,373 0, c P7 1,836 0,024 0,059 0,063 0,092 0,163 0,397 0,475 - c P1 1,843 0,007 0,031 0,066 0,070 0,099 0,170 0,404 0,482 c P 0,05 (9.16) 3,00 3,15 3,23 3,30 3,34 3,37 3,39 3,41 0,318 0,334 0,343 0,350 0,354 0,358 0,360 0,362 Berdasarkan hasil dari Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%, bahwa pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) pada taraf perlakuan P 1 (10%), P 2 (10%), P 5 (50%), P 6 (60%) dan P 7 (70%) berbeda tidak nyata dengan perlakuan P 3 (30%) dan P 4 (40%), dan berbeda nyata dengan perlakuan P 0 (0%) dan P 8 (80%). Adapun perlakuan pemberian yang optimal adalah pada taraf perlakuan P 1 (10%), sedangkan kisaran optimal untuk pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) terdapat pada taraf perlakuan P 1 (10%), P 2 (10%), P 3 (30%), P 4 (40%), P 5 (50%), P 6 (60%) dan P 7 (70%).

17 Berat Rata-rata (gram) Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 15 x 24 Jam P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Treatment/Perlakuan P8 (80%) P7 (70%) P6 (60%) P5 (50%) P4 (40%) P3 (30%) P2 (20%) P1 (10%) P0 (0%) Berdasarkan Gambar 4.3 diatas terlihat bahwa perlakuan dari beberapa taraf perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif pada waktu 15 x 24 jam memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus), hal ini dibuktikan dengan adanya rata-rata lebar daerah pertambahan yang dihasilkan dari setiap taraf konsentrasi perlakuan dan pada taraf perlakuan yang mempunyai pertambahan tinggi terdapat pada taraf P 1 (10%), sedangkan pertambahan terendah terdapat pada P 0 (0%) kontrol. Hasil rata-rata pertambahan berat badan tertinggi pada taraf perlakuan yang pada taraf perlakuan P 1 (10%) dengan berat rata-rata 1,843 gr, sedangkan pertambahan berat badan terendah pada taraf perlakuan

18 yang pada taraf perlakuan P 0 (0%) dengan berat rata-rata 1,361 gr. Dapat dibandingkan antara perlakuan pada waktu 5x24 jam, 10x24 jam dan 15x24 jam, memiliki perbandingan yang berbeda nyata, pada taraf perlakuan waktu 15x24 jam memiliki perbandingan pertambahan yang menurun dari taraf perlakuan 10x24 jam terdapat pada taraf perlakuan P 0 (0%) 1,361 gr, P 1 (10%) 1,843 gr, P 2 (20%) 1,777 gr, P 3 (30%) 1,673 gr, P 4 (40%) 1,744 gr, P 5 (50%) 1,812 gr, P 6 (60%) 1,773 gr dan P 7 (70%) 1,836 gr, sedangkan pada taraf perlakuan waktu 15x24 jam memiliki perbandingan pertambahan yang naik dari taraf perlakuan 10x24 jam terdapat pada taraf perlakuan P 8 (80%) 1,439 gr. 4. Hasil Penimbangan Berat Badan Mencit (Mus musculus) pada waktu 5x24 jam, 10x24 jam dan 15x24 jam. Rangkuman dari hasil analisis pengaruh pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus), dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14 Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus Musculus). Pada waktu 5x24 Jam, 10x24 Jam dan 15x24 Jam. Waktu Pertambahan Berat Badan Mencit Sumber (Mus Musculus) F tabel Keragaman F hitung 5x24 jam 10x24 jam 15x24 jam 5% Kelompok 0,448 0,301 0,029 3,63 Perlakuan 2,700* 2,684* 2,754* 2,59 Keterangan: * = Berbeda Nyata

19 Tabel 4.14 diatas merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil analisis pengaruh pemberian ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus), pada waktu 5x24 jam, 10x24 jam dan 15x24 jam karena dilihat dari F hitung berbeda dengan hasil F tabel 5%. Pada F hitung kelompok dari waktu 5x24 jam, 10x24 jam dan 15x24 jam mempunyai nilai kurang dari hasil F tabel 5%, sehingga untuk keragaman kelompok itu didapatkan tidak berbeda nyata atau hasil hipotesis penelitian (H 0 ) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H 1 ) ditolak. Sedangkan pada F hitung perlakuan dari waktu 5x24 jam, 10x24 jam dan 15x24 jam mempunyai nilai lebih dari hasil F tabel 5%, sehingga untuk keragaman kelompok itu didapatkan berbeda nyata atau hasil hipotesis penelitian (H 1 ) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H 0 ) ditolak.

20 Berat Rata-rata (gram) Gambar 4.4 Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Suplemen Protein Pakan Alternatif terhadap Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus Musculus). Pada waktu 5x24 Jam, 10x24 Jam dan 15x24 Jam Umur 5x24 Jam Umur 10x24 Jam Umur 15x24 Jam Treatment/Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Pengaruh pemberian ampas tahu terhadap pertambahan berat badan Mencit (Mus musculus) disebabkan oleh protein yang terkandung didalam pakan alternatif. Adanya protein yang berguna menghasilkan tenaga maupun untuk pertumbuhan, protein merupakan sumber tenaga yang paling utama, terbukti dengan pertambahan berat badan yang dihasilkan dari taraf perlakuan konsentrasi optimal P 7 (70%) dengan rata-rata pertambahan berat badan yang diperoleh 2,294 gr pada waktu 1x24 jam, kemudian pada waktu 10x24 jam pertambahan berat badan berkurang dengan nilai rata-rata 1,917 gr, selanjutnya pada waktu 15x24 jam pertambahan berat badan dengan nilai rata-rata 1,836. Hal ini menunjukkan bahwa protein sebagai suplemen pertambahan berat badan

21 dipengaruhi oleh waktu daya pemberian, yang menyebabkan pemberian pakan dengan konsentrasi P 7 (70%) semakin hari semakin menurun. Berbeda dengan konsentrasi pada taraf perlakuan P 8 (80%), dengan rata-rata pertambahan berat badan yang diperoleh 0,898 gr pada waktu 1x24 jam, kemudian pada waktu 10x24 jam pertambahan berat badan bertambah dengan nilai rata-rata 1,255 gr, selanjutnya pada waktu 15x24 jam pertambahan berat badan dengan nilai rata-rata 1,436. Hal ini menunjukkan bahwa protein sebagai suplemen pertambahan berat badan yang menyebabkan pemberian pakan dengan konsentrasi P 8 (80%) semakin hari semakin bertambah. B. Pengujian Hipotesis Berdasarkan deskripsi data dari data hasil penimbangan berat pertambahan Mencit (Mus musculus) yang disebabkan oleh pengaruh pemberian pakan ampas tahu sebagai suplemen protein pakan alternatif pada perlakuan waktu 5 x 24 jam, 10 x 24 jam, dan 15 x 24 jam, dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang telah diajukan pada hipotesis perlakuan yaitu hipotesis penelitian (H 1 ) dapat diterima sedangkan hipotesis nol (H 0 ) ditolak pada taraf signifikansi 5%, hal ini dikarenakan F hitung dari semua waktu pengukuran lebih besar dari F tabel 5%. Sedangkan hipotesis kelompok pada perlakuan yaitu hipotesis nol (H 0 ) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H 1 ) ditolak pada taraf signifikansi 5%, hal ini dikarenakan F hitung dari semua waktu pengukuran lebih kecil dari F tabel 5%.

22 1. Aplikasi Penelitian Murni Biologi Dengan Dunia Pendidikan Berdasarkan kurikulum Tadris Biologi STAIN Palangka Raya, khususnya pada mata kuliah Perkembangan Hewan, yang menjadi tujuan pembelajaran yaitu mahasiswa mampu menganalisis konsep dasar berbagai aspek kehidupan hewan terutama kaitannya dengan kehidupan manusia, mengkomunikasikan keilmuan Perkembangan Hewan dan menerapkan Perkembangan Hewan secara umum meliputi sejarah, klasifikasi, morfologi dan sitologi, pertumbuhan dan perkembangbiakan, peternakan, dan asupan gizi maupun vitamin yang dapat dihubungkan dengan dunia pendidikan lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam kegiatan pembelajaran dan praktikum pada mata kuliah Perkembangan Hewan, khususnya Pertumbuhan dan Perkembangan. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, karena dengan pendekatan ini, mahasiswa mampu memperoleh kecakapan hidup, dan proses pembelajaran ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran yang lain, misalnya pendekatan pembelajaran PBI yaitu pembelajaran berdasarkan masalah, karena dengan pendekatan ini, mahasiswa mampu memahami dan menerapkan permasalahan yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dapat memberi informasi kepada khalayak umum tentang manfaat ampas tahu sebagai suplemen protein pakan

23 alternatif yang dibuat pada pakan buatan atau dalam hal ini disebut pakan alternatif. Dari hasil penelitian ini juga, peneliti membuat penuntun praktikum terkait dengan penelitian yang telah dilakukan, yang dapat di lihat pada bagian lampiran.

BAB IV HASIL PENELITIAN. penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni

BAB IV HASIL PENELITIAN. penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni 52 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian berupa data hasil pengukuran lebar daerah penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni Staphylococcus aureus dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. jarak antara koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan sisi terluar paper

BAB IV HASIL PENELITIAN. jarak antara koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan sisi terluar paper 64 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini berupa data hasil pengukuran lebar daerah (zona) bening atau zona hambat pertumbuhan. Daerah (zona) hambat yaitu jarak antara koloni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. STAIN Palangka Raya. Sedangkan pengukuran atau penimbangan berat

BAB V PEMBAHASAN. STAIN Palangka Raya. Sedangkan pengukuran atau penimbangan berat BAB V PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian ini selama pembuatan pakan, pemeliharaan mencit, pemberian perlakuan, dilaksanakan di Rumah Kaca Prodi Tadris Biologi STAIN Palangka Raya. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cancida albicans dengan sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cancida albicans dengan sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini berupa data hasil pengukuran lebar zona hambat pertumbuhan atau zona bening. Zona bening yaitu jarak antara koloni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil pengukuran berat segar tubuh buah (dengan satuan gram) dan jumlah tubuh buah pada setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. ketebalan (dengan satuan mm). Tingkat ketebalan adalah ukuran dari tinggi zona

BAB IV HASIL PENELITIAN. ketebalan (dengan satuan mm). Tingkat ketebalan adalah ukuran dari tinggi zona 51 BAB IV HASIL PENELITIAN Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil pengukuran tingkat ketebalan (dengan satuan mm). Tingkat ketebalan adalah ukuran dari tinggi zona nata de banana yang terbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena adanya perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen murni (Pure Eksperimen) pada skala laboratorium, dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

Lebih terperinci

Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si.

Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si. Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (TREATMENT) TERHADAP OBJEK PENELITIAN SERTA ADANYA KONTROL PENELITIAN. 50

BAB III METODE PENELITIAN. (TREATMENT) TERHADAP OBJEK PENELITIAN SERTA ADANYA KONTROL PENELITIAN. 50 BAB III METODE PENELITIAN. (TREATMENT) TERHADAP OBJEK PENELITIAN SERTA ADANYA KONTROL PENELITIAN. 50 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi menimbulkan dampak positif bagi perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak negatifnya berupa makin banyaknya limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol 32 BAB III METODE DAN PROSEDUR A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, karena adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian murni (Pure Eksperimen)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian murni (Pure Eksperimen) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian murni (Pure Eksperimen) dengan skala laboratorium, dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek penelitaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. larutan kulit bawang dengan konsentrasi 10%-100%. Penelitian ini terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. larutan kulit bawang dengan konsentrasi 10%-100%. Penelitian ini terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian eperimen. Faktor pemberian larutan kulit bawang dengan konsentrasi 10%-100%. Penelitian ini terdiri dari 10 taraf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen.penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Skema Penelitian

Lampiran 1. Skema Penelitian 105 Lampiran 1. Skema Penelitian DOC (Day Old Chick) Ampas kecap - Diberikan air gula & vaksin antistress - Vaksin ND (umur 4 & 20 hari) - Vaksin gumboro (umur 10 & 25 hari) - umur 0-2 minggu (protein

Lebih terperinci

Jika Ho ditolak berarti ada minimal satu mean yang berbeda nyata dengan yang lain :

Jika Ho ditolak berarti ada minimal satu mean yang berbeda nyata dengan yang lain : perlu dilakukan pengujian lanjutan melacak perbedaan diantara nilai-nilai rerata perlakuan uji perbandingan berganda: LSD : least Significant Difference Uji Tukey : Honestly Significant Difference DMRT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil penghitungan jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil penghitungan jumlah 60 BAB IV HASIL PENELITIAN Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil penghitungan jumlah bakteri Coliform pada medium Kaldu Laktosa (KL), jumlah total bakteri Coliform fecal pada medium Brilliant

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Ketebalan (cm) Pada Nata de Watermelonskin Perlakuan Ulangan Analisa (berat kulit semangka) I II III Total Rataan 30 gram (tanpa )/kontrol 0,70 0,65 0,65 2,00 0,67

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil pengamatan kelangsungan hidup larva ikan Nilem selama 15 hari dengan pemberian Artemia yang diperkaya dengan susu bubuk afkir 0,3 g/l, 0,5 g/l,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar Rataan kandungan protein kasar asal daun singkong pada suhu pelarutan yang berbeda disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap terhadap Konsumsi Pakan Ayam Pedaging Periode Grower Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik dengan menggunakan ANOVA tunggal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran morfometrik keong matah merah Parameter No Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram)

Lampiran 1. Pengukuran morfometrik keong matah merah Parameter No Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram) LAMPIRAN 54 55 Lampiran 1. Pengukuran morfometrik keong matah merah Parameter No Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram) Tinggi (cm) 1 3,8 1,8 5 1,3 2 3,7 1,7 5 1,8 3 3,7 1,7 4 1,7 4 4,2 2,1 7 1,7 5 3,7 1,8

Lebih terperinci

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The

Lebih terperinci

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Sidik Ragam Rendemen

Lampiran 1. Daftar Sidik Ragam Rendemen Lampiran 1 Daftar Sidik Ragam Rendemen SK db JK KT F Hit F 0,05 F0,01 Perlakuan 15 2,084.636 138.976 46.953 ** 1.97 2.62 P 3 1,923.078 641.026 216.572 ** 2.90 4.46 Lin 1 1,602.530 1,602.530 541.417 **

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, terbukti bahwa pada akar tomat memang benar terdapat nematoda setelah dilakukan ekstraksi pertama kali untuk mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pada Droshopilla sp pada strain white (W) dan strain Normal (N), yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. pada Droshopilla sp pada strain white (W) dan strain Normal (N), yang BAB IV HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian pengaruh waktu kopulasi terhadap jumlah keturunan pada Droshopilla sp pada strain white (W) dan strain Normal (N), yang dikelompokkan menurut lama kopulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tingkat kelangsungan hidup yang paling

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa jumlah akar dan hasil

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa jumlah akar dan hasil 43 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data diambil dari semua unit penelitian, berupa jumlah akar dan hasil pengukuran panjang akar (dengan satuan cm) pada tiap-tiap cangkokan pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan Pendahuluan

Lampiran 1. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan Pendahuluan LAMPIRAN Lampiran 1. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan Pendahuluan Varietas/Genotipe Padi Sawah Padi Gogo Padi Rawa Aek Sibundong Batu Tegi B11586F-MR-11-2-2 B11283-6c-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total

Lebih terperinci

METODE SCHEFFE DALAM UJI KOMPARASI GANDA ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI

METODE SCHEFFE DALAM UJI KOMPARASI GANDA ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 371 378. METODE SCHEFFE DALAM UJI KOMPARASI GANDA ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI Yuvita Erpina Rosa, Neva

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel formulasi pakan ikan gurami

LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel formulasi pakan ikan gurami 26 LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel formulasi pakan ikan gurami Komponen Bahan A B C D Tepung Ikan (%) 395 410 312 312 Bungkil Kedelai (%) 395 400 312 312 Dedak Halus (%) 60 - - - Dekstrin (%) 120-176 02 Selulosa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni sesungguhnya (True Experimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlakuan dalam penelitian ini tersusun atas lima taraf perlakuan. Dalam setiap perlakuan terdapat lima kali ulangan. Kelima perlakuan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 58 BAB IV HASIL PENELITIAN Data diambil dari semua unit penelitian yang sudah dilaksanakan, berupa hasil pengukuran tingkat ketebalan lapisan nata dari bahan sari buah nipah dan air kelapa dengan satuan

Lebih terperinci

Konsentrasi Asidulan (%) ,12 ± 0,18 bc

Konsentrasi Asidulan (%) ,12 ± 0,18 bc 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Karakteristik Fisik 3.1.1. Volume Pengembangan Roti Manis Hasil pengujian volume pengembangan roti manis dengan penambahan asidulan dan substitusi tepung gaplek dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Layanan Bimbingan Kelompok Data variabel Layanan Bimbingan Kelompok menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Perlakuan N0 Nt SR% A (0,1 ml/l) 10 2 20 B (0,3 ml/l) C (0,5 ml/l) D (0,7 ml/l) E (0,9 ml/l) F (1,1 ml/l) G (1,3 ml/l)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter BAB V PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter 1. Kualitas Fisik dan Organoleptik Berdasarkan Parameter Warna Tempe Parameter warna pemberian dosis ragi sebanyak 0,5-3 grafik berpengaruh

Lebih terperinci

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008 PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN KULIT JERUK BALI (Citrus grandis) DAN KULIT PISANG AMBON (Musa spp.) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) Oleh: Soesy Asiah Soesilawaty

Lebih terperinci

Lampiran 2. Daftar Analisis Ragam dan Uji LSR Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Diameter Zona Hambat Escherichia coli

Lampiran 2. Daftar Analisis Ragam dan Uji LSR Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Diameter Zona Hambat Escherichia coli Lampiran 2. Daftar Analisis Ragam dan Uji LSR Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Diameter Zona Hambat Escherichia coli Daftar Analisis Ragam Pengaruh Jenis Pelarut terhadap Diameter Zona Hambat Escherichia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi Pasteurisasi susu sapi Pendinginan susu pasteurisasi Inokulasi starter kefir 2, 3, dan 5% Inkubasi selama 2 jam Penyaringan

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember

Pengujian Hipotesis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember Pengujian Hipotesis Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net Pengujian Hipotesis Rata-rata dan Proporsi & Selisih Rata-rata dan Selisih Proporsi Hipotesis Pengujian Hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap Sebagai Substitusi Bungkil Kedelai dalam Ransum Terhadap Nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) Pengolahan ataupun peracikan bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakter Morfologi Polong Kedelai 4.1.1 Panjang Trikoma Trikoma sebagai salah satu karakter morfologi polong kedelai, dapat ditentukan oleh panjang trikoma. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data hasil eksperimen. Data yang dikumpulkan meliputi langkah-langkah serta hasil pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat untuk proses penanaman, pengamatan dan pengolahan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi UIN Raden Fatah Palembang dan Waktunya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Jumlah Akar Batang Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum) Data hasil pengamatan jumlah akar stek batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor interaksi antara konsentrasi kolkhisin 0%, 0,05%, 0,10%, 0,15% dan lama perendaman kolkhisin 0 jam, 24 jam,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan 67 Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan Perlakuan Bobot Badan Awal Simpangan (x-x) Kuadrat simpangan (x-x)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Jumlah Badan Buah Jamur Merang Setelah 14 Hari Masa Tanam. Perlakuaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Jumlah Badan Buah Jamur Merang Setelah 14 Hari Masa Tanam. Perlakuaan 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Berdasar hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan pada masing-masing obyek penelitian tentang pengaruh pemberian blotong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan November 2013 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembanding. Penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembanding. Penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan skala lapangan, karena adanya perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem 14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum perlakuan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan dengan konsentrasi 20%, 25%, dan 30% terhadap 2 tikus sawah pada masingmasing konsentrasi. Didapatkan hasil

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN SENYAWA DIETHYLSTILBESTROL (DES) TERHADAP PERKEMBANGAN DAN EKSPRESI PROTEIN

EFEK PEMBERIAN SENYAWA DIETHYLSTILBESTROL (DES) TERHADAP PERKEMBANGAN DAN EKSPRESI PROTEIN EFEK PEMBERIAN SENYAWA DIETHYLSTILBESTROL (DES) TERHADAP PERKEMBANGAN DAN EKSPRESI PROTEIN Bcl-2 PADA FOLIKEL OVARIUM MENCIT (Mus musculus L.) Strain Balb-C SKRIPSI Oleh: Dian Tri Satriowati Nim: 031810401054

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kondisi lingkungan yang teramati selama aklimatisasi menunjukkan suhu rata-rata 30 o C dengan suhu minimum hingga 20 o C dan suhu maksimum mencapai 37 o C. Aklimatisasi

Lebih terperinci

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... viii xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1 1.2 Tujuan... 3 1.3 Landasan Teori... 3 1.4 Kerangka Pemikiran... 5 1.5 Hipotesis... 8

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan Kehutanan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada 2, 4 dan 6 MST.Variasi varietas tanaman jagung berbeda

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAKPETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG Sri Wahyuningsih R 1, Anisa 2, Raupong ABSTRAK Analisis variansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super 31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super Data nilai rataan bobot bagian edible Ayam Kampung Super yang diberi perlakuan tepung pasak bumi dicantumkan

Lebih terperinci

Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan

Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan LAMPIRAN 45 46 Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan analisis ragam sebagai berikut : Faktor koreksi C = Y.. 2 = (1815,31) 2 r.p 24 = 3.295.350,40 24 = 137.306,27

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Lama Waktu Fermentasi Tempe Berbahan Baku Biji Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Perlakuan lama waktu fermentasi sangat berpengaruh nyata terhadap kualitas

Lebih terperinci

JURNAL EMBRIO VOLUME 1 NOMOR

JURNAL EMBRIO VOLUME 1 NOMOR PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) 1 Suratmin, 2 Deli Wakano, 3 Nur Alim Natsir 1,3 Program Studi Pendidikan Biologi IAIN Ambon

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0. HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran-ukuran Tubuh pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis Penggunaan ukuran-ukuran tubuh dilakukan berdasarkan ukuran yang umum pada ternak, yaitu sifat kuantitatif untuk dapat

Lebih terperinci

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp) JURNAL PENGARUH PEMBERIAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp) THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp) Oleh:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum Konsumsi ransum adalah banyaknya ransum yang dikonsumsi oleh setiap ekor puyuh selama penelitian. Rataan konsumsi ransum per ekor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri

Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri A 2 lup biakan bakteri padat Inkubasi+shaker (suhu kamar, 18-24 jam) a b b b 0.1 ml 0.1 ml 0.1ml 1:10-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena faktor kondisi lingkungan dapat diseragamkan (homogen),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal Fisika siswa dari nilai ulangan harian pada materi sub pokok bahasan Suhu dan Pemuaian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hening Widowati, M.Si. yang berjudul Model Manajemen Budidaya Sayuran

BAB III METODE PENELITIAN. Hening Widowati, M.Si. yang berjudul Model Manajemen Budidaya Sayuran 4 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini pada dasarnya merupakan bagian dari hibah bersaing Dr. Hening Widowati, M.Si. yang berjudul Model Manajemen Budidaya Sayuran untuk Perlindungan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu LAMPIRAN 45 44 Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu Tepung Kulit Ubi Kayu + air Dengan perbandingan 1 : 2 Dikukus ± 30 menit Didinginkan dan diinokulasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Chairudin P Lubis (CPL) Desa Simalingkar Kelurahan Kuala Bekala, Medan. Penelitian berlangsung selama 4

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi UJI TOTAL ASAM DAN ORGANOLEPTIK DALAM PEMBUATAN YOGHURT SUSU KACANG HIJAU ( Phaseolus radiatus ) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 2 Ekologi, Habitat Manusia & Perubahan Persekitaran 53 PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC IDASARY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tua di SLTP Negeri 12 Kota Utara Kota Gorontalo. Dat ini diolah berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tua di SLTP Negeri 12 Kota Utara Kota Gorontalo. Dat ini diolah berdasarkan 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil penelitian 4.1.1 Deskriptif Hail Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angkettentang hubungan

Lebih terperinci

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsungan Hidup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang. ulang berbahan baku air tanah (sumur bor).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang. ulang berbahan baku air tanah (sumur bor). 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Retensi Bahan Kering Rataan konsumsi, ekskresi dan retensi bahan kering ransum ayam kampung yang diberi Azolla microphyla fermentasi (AMF) dapat di lihat pada Tabel 8.

Lebih terperinci