Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri
|
|
- Harjanti Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri A 2 lup biakan bakteri padat Inkubasi+shaker (suhu kamar, jam) a b b b 0.1 ml 0.1 ml 0.1ml 1:10-1 1:10-2 1: ml Pencucian 2 kali : Disentrifuse buang supernatan PBS 1 ml Disuntikkan pada ikan 0.1 ml/ekor (10 5 cfu/ml) Ket: A : TSB 25 ml + Aeromonas hydrophila a b : 1 ml biakan murni (1x10 9 cfu/ml) : 0.9 ml PBS ml biakan murni 93
3 Lampiran 1b.Pengenceran berseri untuk mendapatkan konsentrasi bakteri yang akan disuntikkan pada uji LD-50 1 ose 1 ml TSA 25 ml inkubasi + shaker biakan murni (suhu kamar, 18 jam) 1 x 10 9 cfu/ml * (10 9 ) pencucian 2 kali sentrifuse buang supernatan isi PBS 1 ml 0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml 1 ml disuntikkan pada ikan uji sebanyak 0.1 ml/ekor 94
4 Lampiran 2. Uji LD-50 Isolat Ah1 Pengenceran Bakteri * Mati (ekor) Hidu p (ekor) Rasio Kematian Mati (ekor) Nilai akumulasi Hidu p (ekor) Rasio kematian / / / / / / / / / /42 0 * dari biakan murni bakteri 1x 10 9 cfu/ml 1 Kematian sebesar 50 % terletak diantara konsentrasi bakteri pada pengenceran 10 % dan Selang proporsi = kematian diatas 50 % 50 kematian diatas 50 % kematian dibawah 50 % = = Log negatif LD-50 = log negatif konsentrasi diatas 50% + selang proporsi = - log LD-50 = = LD-50 = Nilai LD-50 terletak pada pengenceran bakteri 10-1 atau konsentrasi bakteri 10 8 cfu/ml. Artinya, penginfeksian bakteri A. hydrophila sebesar 10 8 cfu/ml akan menyebabkan kematian pada populasi ikan sebanyak 50%. 95
5 Lampiran 3. Uji LD-50 isolat Ah2 Pengenceran Bakteri * Mati (ekor) Hidu p (ekor) Rasio Kematian Mati (ekor) Nilai akumulasi Hidu p (ekor) Rasio kematian / / / / / / / / / / * dari biakan murni bakteri 1x 10 9 cfu/ml 4 Kematian sebesar 50 % terletak diantara konsentrasi bakteri pada pengenceran 10 % dan Selang proporsi = kematian diatas 50 % 50 kematian diatas 50 % kematian dibawah 50 % = = Log negatif LD-50 = log negatif konsentrasi diatas 50% + selang proporsi = - log LD-50 = = LD-50 = Nilai LD-50 terletak pada pengenceran bakteri 10-4 atau konsentrasi bakteri 10 5 cfu/ml. Artinya, penginfeksian bakteri A. hydrophila sebesar 10 5 cfu/ml akan menyebabkan kematian pada populasi ikan sebanyak 50 %. 96
6 Lampiran 4. Mortalitas ikan uji yang diinfeksi bakteri A. hydrophila isolat Ah1 (avirulen) pada perlakuan dosis 10 8, 10 7, 10 6, 10 5 dan 10 4 cfu/ml M ortalitas (%) Jam ke- 10^8 CFU/ml 10^7 CFU/ml 10^6 CFU/ml Lampiran 5. Mortalitas ikan uji yang diinfeksi bakteri A. hydrophila isolat Ah2 (virulen) pada perlakuan dosis 10 8, 10 7, 10 6, 10 5 dan 10 4 cfu/ml 100 Mortalitas (%) Jam ke- 10^8 cfu/ml 10^7 cfu/ml 10^6 cfu/ml 10^5 cfu/ml 10^4 cfu/ml 97
7 Lampiran 6. Kelimpahan total Aeromonas hydrophila metode pengukuran nilai kurva standar A. Metode hitung cawan (cawan sebar) Lama inkubasi (jam) Jumlah koloni percawan Jumlah sel Pengenceran bakteri Ulangan Ulangan Jumlah rataan bakteri 1 2 koloni (CFU/ml) 10-4 TBUD TBUD TBUD , , , , Jumlah rataan koloni (CFU/ml) B. Metode hitung turbidimetrik (Lay, 1994) hasil spektrofotometer Inkubasi (Jam) y x Kode Sampel Pengenceran % T OD Σ bakteri (CFU/ml) Blanko Ah5 1:01 1,6 1,7959 2,8703E+09 Ah4 1:02 2,5 1,6021 1,4352E+09 Ah3 1:04 4,6 1,3372 7,1758E+08 Ah2 1:08 9,0 1,0458 3,5879E+08 Ah1 1:16 16,1 0,7932 1,7940E+08 Ah5 1:01 2,9 1,5376 1,2771E+09 Ah4 1:02 3,9 1,4089 6,3854E+08 Ah3 1:04 7,9 1,1024 3,1927E+08 Ah2 1:08 16,6 0,7799 1,5964E+08 Ah1 1:16 37,3 0,4283 7,9818E+07 C. Grafik hubungan nilai Optical Densitiy (OD) dengan jumlah sel bakteri OD (600 nm) 2 1,5 1 0,5 0 A. hydrophila Inkubasi 18 Jam y = 3E-10x + 0,9388 R 2 = 0, Konsentrasi Biakan (CFU/m l) OD (600 nm) 2 1,5 1 A.hydrophila Inkubasi 24 Jam 0,5 y = 8E-10x + 0,6482 R 2 = 0, Konsetrasi Biakani (CFU/m l) y = x y =
8 Lampiran 7. Kelimpahan total Staphylococcus aureus metode pengukuran nilai kurva standar A. Metode hitung cawan (cawan sebar) Lama inkubasi (jam) Jumlah koloni percawan Jumlah sel Pengenceran bakteri Ulangan Ulangan Jumlah rataan bakteri 1 2 koloni (CFU/ml) TBUD , , , Jumlah rataan koloni (CFU/ml) ,3 B. Metode hitung turbidimetrik (Lay, 1994) hasil spektrofotometer Inkubasi (Jam) y x Kode Sampel Pengenceran % T OD Σ bakteri (CFU/ml) Blanko Stp5 1:01 2,0 1,6989 1,2377E+09 Stp4 1:02 3,3 1,4815 6,1884E+08 Stp3 1:04 5,8 1,2366 3,0942E+08 Stp2 1:08 9,7 1,0132 1,5471E+08 Stp1 1:16 32,8 0,4841 7,7355E+07 Stp5 1:01 2,9 1,5376 1,7053E+08 Stp4 1:02 4,7 1,3279 8,5267E+07 Stp3 1:04 10,1 0,9957 4,2633E+07 Stp2 1:08 24,8 0,6055 2,1317E+07 Stp1 1:16 46,0 0,3372 1,0658E+07 C. Grafik hubungan nilai Optical Densitiy (OD) dengan jumlah sel bakteri OD (600 nm) 2 1,5 1 0,5 0 Staphylococcus Inkubasi 18 Jam y = 9E-10x + 0,7736 R 2 = 0, Konsentrasi Biakan (CFU/m l) OD (600 nm) 2 1,5 1 0,5 0 Staphylococcus Inkubasi 24 Jam y = 7E-09x + 0,5036 R 2 = 0, Konsebtrasi Bakteri (CFU/m l) y = x y = x Lampiran 8. Diferensial lekosit 99
9 L E N M T E T Ket: L : Limfosit N : Netrofil M : Monosit T : Trombosit E : Eritrosit Lampiran 9. Fagositosis bakteri Staphylococcus aureus oleh monosit 100
10 Lampiran 10. Bobot tubuh ikan lele awal dan akhir perlakuan (gram) Bobot Total (gram) Hari Negatif Positif Pencegahan Pengobatan ke- U 1 U 2 U 3 U 1 U 2 U 3 U 1 U 2 U 3 U 1 U 2 U Bobot Rata-rata (gram) Hari Negatif Positif Pencegahan Pengobatan ke- U 1 U 2 U 3 U 1 U 2 U 3 U 1 U 2 U 3 U 1 U 2 U Lampiran 11. Pertambahan bobot ikan lele selama perlakuan (%) Bobot Biomassa (gram) Perlakuan (-) (+) Pencegahan Pengobatan Rata-rata Bobot Awal Rata-rata Bobot Akhir Pertambahan Bobot Tubuh (%)
11 Lampiran 12. Bobot tubuh ikan lele awal dan akhir pada perlakuan kontrol negatif Ulangan Bobot (gr) Perlakuan Negatif Bobot Total (gr) Bobot Ratarata (gr) W0 57,865 63,034 61,715 59,379 63,817 66,745 62,741 56,879 60,816 62, ,506 61,551 W 70,156 73,217 68,013 64,558 71,022 75,069 69,219 64,216 69,015 69, ,403 69,440 t W 12,291 10,183 6,298 5,179 7,205 8,324 6,478 7,337 8,199 7,403 78,897 7,890 W 58,072 66,237 60,536 60,861 63,553 67,395 60,592 53,891 53,277 63, ,183 60,818 0 W 66,394 73,648 67,792 71,132 70,574 75,515 66,746 61,094 61,285 73, ,336 68,734 t W 8,322 7,411 7,256 10,271 7,021 8,120 6,154 7,203 8,008 9,387 79,153 7,915 W 73,741 53,044 63,418 61,513 70,803 56,673 71,912 65,716 60,811 59, ,374 63,737 0 W 80,034 63,523 74,795 69,576 78,106 63,044 80,014 75,147 71,032 66, ,045 72,205 t W 6,293 10,479 11,377 8,063 7,303 6,371 8,102 9,431 10,221 7,031 84,671 8,467 Lampiran 13. Bobot tubuh ikan lele awal dan akhir pada perlakuan kontrol positif Perlakuan Positif Ulangan Bobot (gr) No. Ikan 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) Bobot Total (gr) Bobot Rata-rata (gr) W0 61,213 70,454 63,286 63,785 58,813 63,347 61,219 65,319 68,126 67, ,376 64,338 Wt ,347 60,476-61, , ,364 64,591 W ,562 1,663-0, ,240 6,733 1,683 W 53,332 62,325 71,374 53,471 67,355 56,567 63,038 59,103 68,732 63, ,064 61,906 0 Wt 55,405-73,552 53, ,765 61,485 71, ,231 63,372 W 2,073-2,178 0, ,727 2,382 2,425-11,181 1,864 W 67,769 58,273 55,644 69,125 70,654 65,043 60,832 73,165 60,364 60, ,016 64,102 0 Wt ,275-66, , ,227 66,742 W - - 2,150-1, ,268 5,912 1,971 Lampiran 14. Bobot tubuh ikan lele awal dan akhir pada perlakuan pencegahan 102
12 Perlakuan Pencegahan Ulangan Bobot (gr) No. Ikan 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) Bobot Total (gr) Bobot Rata-rata (gr) W0 70,312 63,682 64,357 52,475 70,542 65,116 61,925 73,511 66,152 60, ,129 64,813 Wt - 66,841 74,588 58,256 79,173 77,801 65,337 82,053-63, ,232 70,904 W - 3,159 10,231 5,781 8,631 12,685 3,412 8,542-3,126 55,567 6,946 W 61,250 67,318 59,173 65,705 64,279 68,704 65,812 55,882 70,746 60, ,024 63,902 0 Wt 66,367-66,734-75,473 71,256 74,203 59,337-63, ,053 68,150 W 5,117-7,561-11,194 2,552 8,391 3,455-3,528 41,798 5,971 W 66,857 52,730 54,813 60,728 71,743 68,793 55,144 73,212 69,002 57, ,915 63,092 0 Wt - 59,527 58,072 65,087-81,175 57,684 84,618 77,246 64, ,404 68,551 W - 6,797 3,259 4,359-12,382 2,540 11,406 8,244 7,102 56,089 7,011 Lampiran 15. Bobot tubuh ikan lele awal dan akhir pada perlakuan pengobatan Perlakuan Pengobatan Ulangan Bobot (gr) No. Ikan 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) Bobot Total (gr) Bobot Rata-rata (gr) W0 61,135 55,581 65,722 60,829 67,554 55,753 62,017 68,753 64,532 70, ,213 63,221 Wt 63, , ,519-66, ,421 65,855 W 2, , ,502-1,824-14,908 3,727 W 71,539 57,351 69,553 64,294 60,615 61,275 68,517 71,538 69,892 63, ,346 65,835 0 Wt - 60,574-73,709-64, ,253 68, ,035 67,807 W - 3,223-9,415-2, ,361 4,475 22,451 4,490 W 53,094 68,554 63,485 60,691 69,548 70,535 60,415 70,631 51,597 71, ,183 64,018 0 Wt 60,720-68,960 66, ,106 75,027 60, ,176 65,696 W 7,626-5,475 5, ,691 4,396 8,498-34,263 5,
13 Lampiran 16. Mortalitas ikan lele selama perlakuan (%) Mortalitas Ikan Lele (%) Hari ke- Pencegahan Pengobatan Negatif Positif ,67 3,33 3, ,33 13,33 26, ,33 23,33 40, ,00 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50, ,67 23,33 50,00 104
14 Lampiran 17. Kelainan klinis dan diameter kelainan klinis ikan lele kontrol positif setelah diinfeksi A. hydrophila A. positif ulangan 1 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 3 (0) (0) * 1.3R * 1.7R * * * 0.8R * * 1.2R * * * 12 (0) 1.2R * 2.0R * 2.1R * 1.1R * 1.0R * 1.2R * 1.3R * 1.5R * 1.5R * 1.0R * 18 (0) 1.6H * 3.0H * 3.5H * 1.3H * 1.3H * 1.6H * 1.5H * 2.4H * 1.9H * 1.2H * 21 (0) 1.7Nk * 3.0Nk * 3.7MNk * 1.4Nk * 1.5Nk * 1.7Nk * 1.5Nk * 2.5Nk * 2.0Nk * 1.3Nk * 1 2.0T * 3.5T * - 1.6T * 1.8T * 2.0T * 2.0T * 3.0T * 3.0MT * 1.5T * 2 2.7MT * 4.6T * - 2.2T * 2.7T * 2.5T * 3.2T * 3.5MT * 2.3T * 3-4.8MT * - 2.1PT * 2.7PT * 3.0T * 3.0T * - 2.2PT * positif PT * 2.5PT * 3.6MT * 3.0PT * PT * PT * 2.4PT * - 2.8PT * PT * PT 2.3PT * - 2.6PT * PT PT 2.1PT * - 2.5PT * PT PT 2.0PT * - 2.3PT * PT PT 1.8PT * - 2.1PT * PT PT 1.7PT - 2.0PT * PT PT 1.5PT - 1.8PT PT PT 1.5PT - 1.5PT PT PT 1.3PT - 1.3PT PT PT 1.1PT - 1.3PT PT * Hiperemia pada sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, ekor, kepala, bibir, dan sungut. B. positif ulangan 2 105
15 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 3 (0) (0) * 1.6R * * 1.2R * 2.0R * 1.8R * * * * 1.5R* 12 (0) 1.1R * 2.3R * 1.0R * 1.6R * 2.5R * 2.5R * 1.2R * 1.0R * 1.0R * 2.0R* 18 (0) 1.5H * 2.5H * 1.3H * 2.6H * 2.8H * 3.1H * 1.7H * 1.4H * 1.1R * 2.4H* 21 (0) 1.6Nk * 2.6Nk * 1.5Nk * 2.7Nk * 3.0Nk * 3.2Nk * 1.8Nk * 1.5Nk * 1.2H * 2.5Nk* 1 1.8T * 3.5T * 1.7T * 3.0T * 3.5MT * 3.5T * 2.0T * 1.6T * 1.3T * 2.8MT* 2 2.3T * 4.0MT * 2.2T * 3.4T * - 3.7MT * 2.5T * 1.8T * 2.2T * PT * - 2.2PT * 3.6T * PT * 1.8PT * 2.1PT * - positif 4 2.2PT * - 2.1PT * 3.5PT * PT * 1.7PT * 2.1PT * PT * - 2.0PT * 3.3PT * PT * 1.5PT 1.9PT * PT - 2.0PT * 3.3PT * PT * 1.3PT 1.7PT PT - 1.9PT * 3.1PT * PT * 1.3PT 1.5PT PT - 1.7PT 2.9PT * PT 1.1PT 1.3PT PT - 1.5PT 2.7PT * PT 1.0PT 1.2PT PT - 1.4PT 2.4PT * PT 0.8PT 1.2PT PT - 1.3PT 2.4PT * PT 0.8PT 1.0PT PT - 1.1PT 2.3PT PT 0.7PT 0.8PT PT - 1.1PT 2.0PT PT 0.6PT 0.7PT PT - 1.0PT 1.8PT PT 0.5PT 0.6PT - * Hiperemia pada sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, ekor, kepala, bibir, dan sungut. C. positif ulangan 3 106
16 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 3 (0) (0) * 0.9R * 1.6R * * * 1.5R * * * 1.8R * * 12 (0) 1.0R * 1.6R * 2.5R * 1.1R * 1.4R * 1.9R * 1.5R * 1.2R * 2.6R * 1.2R * 18 (0) 1.2H * 2.5H * 3.0MR * 1.3H * 1.5H * 2.2H * 2.9H * 1.5H * 4.4H * 1.5H * 21 (0) 1.3Nk * 2.6Nk * - 1.5Nk * 1.6Nk * 2.3Nk * 3.0Nk * 1.7Nk * 4.5Nk * 1.6Nk * 1 1.5T * 2.8T * - 1.7T * 2.3MT * 2.5T * 3.5T * 2.0T * 5.2MT * 2.1T * 2 1.7MT * 3.2T * - 2.4T * - 2.7T * 4.6MT * 2.5T * - 2.4T * 3-3.5T * - 2.7T * - 2.7T * - MT2.8 * - 2.3PT * positif 4-3.7MT * - 2.5PT * - 2.5PT * PT * PT * - 2.4PT * PT * PT * - 2.2PT * PT * PT * - 2.2PT * PT * PT - 2.1PT * PT PT - 2.0PT * PT PT - 1.8PT * PT PT - 1.7PT PT PT - 1.5PT PT PT - 1.3PT PT PT - 1.2PT PT * Hiperemia pada sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, ekor, kepala, bibir, dan sungu 107
17 Lampiran 18. Kelainan klinis dan diameter kelainan klinis ikan lele pencegahan setelah diinfeksi A. hydrophila A. Perlakuan pencegahan ulangan 1 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 0 (3) (6) 1.1R * * * * * * * * * 1.5R * 0 (12) 2.0R * 1.0R * 0.5R * 1.0R * 0.5R * * 1.0R * 0.8R * 1.5R * 1.7R * 0 (18) 2.5H * 1.3H * 1.0R * 1.2H * 1.0R * * 1.3R * 1.0H * 2.3H * 1.7H * 0 (21) 2.7Nk * 1.4Nk * 1.0R * 1.3Nk * 1.0H * N * 1.5H * 1.2Nk * 2.5Nk * 1.8Nk * 1 (36) 3.5MNk * 1.7T * 0.7R * 1.5T * 1.2T * N * 2.0T * 1.3T * 2.7T * 2.2T * 2 (48) - 2.2T * 0.4PR 2.0T * 1.4T * N 2.3T * 1.5T * 3.0MT * 2.5T * 3 (72) - 2.1PT * Sm 1.8PT * 1.1PT N 2.1PT * 1.3PT * - 2.3PT * Pencegahan 4 (96) - 1.9PT * Sm 1.7PT * 1.0PT N 1.8PT * 1.1PT - 2.1PT * 5 (120) - 1.7PT * Sm 1.5PT * 0.8PT N 1.6PT * 0.9PT - 2.0PT * 6 (144) - 1.5PT Sm 1.3PT 0.7PT N 1.5PT 0.7PT - 1.8PT 7 (168) - 1.2PT Sm 0.9PT 0.5PT N 1.3PT 0.4PT - 1.5PT 8 (192) - 1.0PT Sm 0.7PT 0.4PT N 1.1PT 0.3PT - 1.3PT 9 (216) - 0.7PT Sm 0.5PT 0.3PT N 0.9PT Sm - 1.1PT 10 (240) - 0.5PT Sm 0.3PT Sm N 0.7PT Sm - 0.8PT 11 (264) - 0.3PT Sm Sm Sm N 0.5PT Sm - 0.6PT 12 (288) - Sm Sm Sm Sm N 0.4PT Sm - 0.4PT 13 (312) - Sm Sm Sm Sm N 0.3PT Sm - 0.3PT 14 (336) - Sm Sm Sm Sm N Sm Sm - Sm * Hiperemia (sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, sirip ekor, kepala, bibir). B. Perlakuan pencegahan ulangan 2 108
18 Perlakuan Pencegahan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 0 (3) (6) * * * 1.5R * * 1.0R * * * 1.2R * * 0 (12) 0.8R * 1.3R * 0.6R * 2.0R * 0.5R * 1.5R * 0.5R * 1.2R * 1.6R * 1.0R * 0 (18) 1.2H * 2.0H * 1.1H * 2.8H * 1.0R * 2.0H * 0.7R * 1.7H * 2.0R * 1.5H * 0 (21) 1.3Nk * 2.1Nk * 1.2Nk * 3.0Nk * 1.0R * 2.1Nk * 0.8H * 1.8Nk * 2.2MR * 1.6Nk * 1 (36) 1.5T * 2.3T * 1.2T * 4.0MT * 0.6R * 2.5T * 1.0T * 2.1T * - 2.2T * 2 (48) 1.8T * 2.7MT * 1.5T * - 0.4R 3.0T * 1.1T * 2.5T * - 2.7T * 3 (72) 1.7PT * - 1.3PT - Sm 2.9PT * 0.9PT 2.3PT * - 2.6PT * 4 (96) 1.5PT - 1.1PT - Sm 2.7PT * 0.7PT 2.1PT * - 2.3PT * 5 (120) 1.3PT - 0.9PT - Sm 2.5PT * 0.5PT 1.9PT * - 2.1PT * 6 (144) 1.0PT - 0.7PT - Sm 2.2PT * 0.4PT 1.7PT - 2.0PT * 7 (168) 0.8PT - 0.5PT - Sm 2.0PT * 0.3PT 1.5PT - 1.8PT * 8 (192) 0.6PT - 0.4PT - Sm 1.7PT Sm 1.3PT - 1.5PT 9 (216) 0.4PT - 0.3PT - Sm 1.5PT Sm 1.1PT - 1.3PT 10 (240) 0.3PT - Sm - Sm 1.3PT Sm 0.9PT - 1.0PT 11 (264) Sm - Sm - Sm 1.1PT Sm 0.7PT - 0.8PT 12 (288) Sm - Sm - Sm 1.0PT Sm 0.4PT - 0.7PT 13 (312) Sm - Sm - Sm 0.8PT Sm 0.3PT - 0.5PT 14 (336) Sm - Sm - Sm 0.6PT Sm Sm - 0.3PT C. Perlakuan pencegahan ulangan 3 109
19 Perlakuan Pencegahan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 0 (3) (6) 1.5R * * * * * * 1.0R * * * * 0 (12) 2.1R * 0.5R * 1.0R * 1.0R * 1.6R * * 1.4R * * 0.4R * 0.5R * 0 (18) 3.5H * 1.0R * 1.4H * 1.2H * 2.9H * * 2.0H * * 0.9R * 1.2H * 0 (21) 3.6Nk * 1.0H * 1.5Nk * 1.3Nk * 3.0Nk * N * 2.1Nk * N * 1.0H * 1.2Nk * 1 (36) 4.5MT * 1.1T * 1.9T * 1.5T * 3.5T * N * 2.5T * N * 1.0T * 1.3T * 2 (48) - 1.5T * 2.1T * 1.7T * 4.2MT * N 2.8T * N 1.3T * 1.6T * 3 (72) - 1.3PT 2.0PT * 1.5PT * - N 2.7PT * N 1.1PT 1.4PT * 4 (96) - 1.0PT 1.8PT 1.3PT - N 2.5PT * N 1.0PT 1.3PT 5 (120) - 0.8PT 1.5PT 1.1PT - N 2.3PT * N 0.7PT 1.1PT 6 (144) - 0.5PT 1.3PT 0.9PT - N 2.2PT * N 0.5PT 0.8PT 7 (168) - 0.4PT 1.1PT 0.7PT - N 2.0PT * N 0.4PT 0.6PT 8 (192) - 0.3PT 0.8PT 0.6PT - N 1.9PT N 0.3PT 0.4PT 9 (216) - Sm 0.7PT 0.4PT - N 1.7PT N Sm 0.3PT 10 (240) - Sm 0.5PT 0.3PT - N 1.4PT N Sm Sm 11 (264) - Sm 0.3PT Sm - N 1.3PT N Sm Sm 12 (288) - Sm 0.3PT Sm - N 1.1PT N Sm Sm 13 (312) - Sm Sm Sm - N 1.0PT N Sm Sm 14 (336) - Sm Sm Sm - N 0.8PT N Sm Sm 110
20 Lampiran 19. Kelainan klinis dan diameter kelainan klinis ikan lele pengobatan setelah diinfeksi A. hydrophila A. Perlakuan pengobatan ulangan 1 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 0 (3) (6) * 2.0R * 1.8R * * * 1.0R * * * * * 0 (12) 1.1R * 2.5R * 2.0R * 0.7R * 1.5R * 1.5R * 1.0R * 1.7R * 1.5R 1.0R * 0 (18) 1.7H * 2.8H * 3.2H * 1.0H * 2.4H * 2.8H * 1.2H * 2.6H * 2.5H * 1.3H * 0 (21) 1.8Nk * 3.0Nk * 3.3Nk * 1.1Nk * 2.5Nk * 3.0Nk * 1.3Nk * 2.8Nk * 2.5Nk * 1.4Nk * 1 (36) 2.5T * 3.8T * 4.5MT * 1.1T * 2.8T * 4.0MT * 1.5T * 3.3MNk * 3.0T * 1.7T * 2 (48) 2.6T * 4.9MT * - 1.6T * 3.5T * - 2.0T * - 3.2T * 2.3MT * 3 (72) 2.4PT * PT * 4.8MT * - 1.8PT * - 3.5T * - Pengobatan 4 (96) 2.3PT * PT PT - 3.3PT * - 5 (120) 2.1PT * PT PT - 3.1PT * - 6 (144) 2.0PT * PT PT - 3.0PT * - 7 (168) 1.8PT * PT PT - 2.8PT * - 8 (192) 1.8PT PT PT - 2.5PT * - 9 (216) 1.6PT PT PT - 2.3PT * - 10 (240) 1.5PT PT PT - 2.3PT * - 11 (264) 1.3PT PT PT - 2.1PT - 12 (288) 1.3PT PT PT - 2.0PT - 13 (312) 1.1PT - - Sm PT - 1.8PT - 14 (336) 1.1PT - - Sm PT - 1.5PT - * Hiperemia pada sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, ekor, kepala, bibir, dan sungut. B. Perlakuan pengobatan ulangan 2 111
21 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 0 (3) (6) 2.0R * * * * 1.6R * * 2.0R * 1.0R * * * 0 (12) 2.7R * 1.0R * 1.5R * 1.0R * 2.5R * 1.0R * 3.1R * 1.8R * 1.0R * 0.5R * 0 (18) 3.5H * 1.4H * 2.0H * 1.3R * 4.0H * 1.6H * 3.5H * 2.4H * 1.7H * 0.9R * 0 (21) 3.5Nk * 1.5Nk * 2.1Nk * 1.3R * 4.0Nk * 1.7Nk * 3.6Nk * 2.5Nk * 1.8Nk * 1.0H * 1 (36) 4.0MT * 1.6T * 2.8T * 1.2R * 4.2MNk * 1.8T * 4.7MT * 3.0T * 2.2T * 1.0T * 2 (48) - 2.2T * 3.6MT * 0.7R * - 2.3T * - 3.3T * 2.7T * 1.6T * 3 (72) - 2.1PT * - 0.4PR - 2.3PT * - 3.5MT * 3.0T * 1.5PT * Pengobatan 4 (96) - 2.0PT * - Sm - 2.0PT * PT * 1.3PT 5 (120) - 1.8PT * - Sm - 2.0PT * PT * 1.1PT 6 (144) - 1.7PT - Sm - 1.8PT PT * 0.9PT 7 (168) - 1.5PT - Sm - 1.7PT PT * 0.7PT 8 (192) - 1.3PT - Sm - 1.5PT PT * 0.5PT 9 (216) - 1.3PT - Sm - 1.5PT PT * 0.4PT 10 (240) - 1.1PT - Sm - 1.3PT PT * 0.3PT 11 (264) - 1.0PT - Sm - 1.2PT PT Sm 12 (288) - 0.8PT - Sm - 1.1PT PT Sm 13 (312) - 0.7PT - Sm - 1.0PT PT Sm 14 (336) - 0.6PT - Sm - 0.9PT PT Sm * Hiperemia pada sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, ekor, kepala, bibir, dan sungut. C. Perlakuan pengobatan ulangan 3 112
22 Perlakuan Hari (Jam ke-) Diameter kelainan klinis (cm) ikan ke- 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 3 (0) (0) * 2.0R * * * 1.8R * 1.4R * * * * * 12 (0) 0.5R * 2.6R * 1.1R * 1.0R * 2.5R * 2.0R * 1.5R * 1.0R * 0.5R * 1.6R * 18 (0) 0.7H * 3.8H * 1.3H * 1.0H * 3.0H * 2.5H * 1.6H * 1.5H * 0.7H * 2.7H * 21 (0) 1.0Nk * 4.2Nk * 1.5Nk * 1.2Nk * 3.3Nk * 3.0Nk * 1.8Nk * 1.8Nk * 0.9Nk * 2.7MH * 1 1.0T * 5.0MT * 1.7T * 1.3T * 4.6T * 3.5T * 1.8T * 2.2T * 1.0T * T * - 2.0T * 1.5T * 4.8MT * 4.1T * 2.7T * 2.5T * 1.2T * PT - 1.8PT * 1.4PT * - 4.3MT * 2.6PT * 2.5PT * 0.9PT - Pengobatan 4 0.9PT - 1.7PT 1.4PT PT * 2.3PT * 0.7PT PT - 1.6PT 1.3PT PT * 2.1PT * 0.5PT PT - 1.4PT 1.2PT PT * 2.0PT * 0.3PT PT - 1.3PT 1.0PT PT * 1.8PT * Sm PT - 1.3PT 0.9PT PT 1.7PT Sm - 9 Sm - 1.1PT 0.8PT PT 1.5PT Sm - 10 Sm - 1.0PT 0.6PT PT 1.3PT Sm - 11 Sm - 0.9PT 0.6PT PT 1.1PT Sm - 12 Sm - 0.8PT 0.5PT PT 0.9PT Sm - 13 Sm - 0.6PT 0.4PT PT 0.7PT Sm - 14 Sm - 0.5PT 0.3PT PT 0.6PT Sm - * Hiperemia pada sirip anal, sirip perut, sirip punggung, sirip dada, ekor, kepala, bibir, dan sungut. 113
23 Lampiran 20. Skor rata-rata kelainan klinis dan diameter kelainan klinis ikan lele perlakuan kontrol positif, pencegahan dan pengobatan A. Perlakuan kontrol positif Hari (Jam ke-) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) Skoring gejala klinis ikan ke- P2U1 P2U2 P2U3 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) Jumlah Skor rata-rata 0 (3) ,00 0 (6) ,70 0 (12) ,63 0 (18) ,20 0 (21) ,76 1 (36) ,46 2 (48) ,96 3 (72) ,53 4 (96) ,93 5 (120) ,62 6 (144) ,31 7 (168) ,31 8 (192) ,69 9 (216) ,77 10 (240) ,15 11 (264) ,54 12 (288) ,54 13 (312) ,31 14 (336) ,31 *Keterangan : diolah dari lampiran 17 B. Perlakuan pencegahan 114
24 Hari (Jam ke-) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) Skoring gejala klinis ikan ke- P3U1 P3U2 P3U3 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) Jumlah Skor rata-rata 0 (3) ,00 0 (6) ,33 0 (12) ,20 0 (18) ,63 0 (21) ,43 1 (36) ,97 2 (48) ,65 3 (72) ,74 4 (96) ,22 5 (120) ,87 6 (144) ,35 7 (168) ,00 8 (192) ,48 9 (216) ,78 10 (240) ,09 11 (264) ,57 12 (288) ,39 13 (312) ,22 14 (336) ,70 *Keterangan : diolah dari lampiran 18 C. Perlakuan pengobatan 115
25 Hari (Jam ke-) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) Skoring gejala klinis ikan ke- P4U1 P4U2 P4U3 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) 1 (A1) 2 (A2) 3 (B1) 4 (B2) 5 (C1) 6 (C2) 7 (D1) 8 (D2) 9 (E1) 10 (E2) Jumlah Skor rata-rata 0 (3) ,00 0 (6) ,60 0 (12) ,73 0 (18) ,23 0 (21) ,80 1 (36) ,72 2 (48) ,41 3 (72) ,56 4 (96) ,20 5 (120) ,67 6 (144) ,40 7 (168) ,60 8 (192) ,33 9 (216) ,80 10 (240) ,27 11 (264) ,73 12 (288) ,73 13 (312) ,93 14 (336) ,93 *Keterangan : diolah dari lampiran
26 Lampiran 21. Jumlah hematokrit selama perlakuan (%) Perlakuan Ulangan Total Hematokrit Rataan Hematokrit H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H ,71 31,63 39,22 31, ,93 29,41 30,61 37,04 Negatif 35,21 ± 1,12 ab 31,67 ± 2,29 ab 36,02 ± 4,71 c 36,32 ± 4,09 ab 3 36,00 33,98 38,24 40, ,33 23,96 30,39 28, ,63 23,53 24,21 27,66 Positif 33,19 ± 1,50 a 25,55 ± 3,14 a 26,62 ± 3,31 a 28,46 ± 0,89 a 3 34,62 29,17 25,26 29, ,21 30,19 36,73 34,69 Pencegahan 2 43,14 34,55 35,29 41,12 39,44 ± 3,49 b 32,49 ± 2,19 b 35,57 ± 1,05 bc 38,48 ± 3,36 b 3 38,98 32,73 34,69 39, ,48 27,00 33,33 38,89 Pengobatan 2 35,29 24,49 30,61 30,51 32,71 ± 2,23 a 26,69 ± 2,06 ab 33,31 ± 2,70 abc 35,38 ± 4,35 ab 3 31,37 28,57 36,00 36,73 Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam hematokrit (H 0) Perlakuan 3 84, ,2023 5,4616 4,0662 Galat 8 41,3099 5,1637 Total ,9167 Tabel sidik ragam hematokrit (H+1) Perlakuan 3 109, ,5172 6,0585 4,0662 Galat 8 48,2198 6,0275 Total ,7713 Tabel sidik ragam hematokrit (H+3) Perlakuan 3 169, ,4920 5,4429 4,0662 Galat 8 83, ,3790 Total ,5080 Tabel sidik ragam hematokrit (H+7) Perlakuan 3 168, ,3064 4,7133 4,0662 Galat 8 95, ,9462 Total ,
27 Lampiran 22. Jumlah hemoglobin selama perlakuan (Gr %) Perlakuan Ulangan Total Hemoglobin Rataan Hemoglobin H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H ,20 9,40 10,80 9,40 2 9,60 8,60 9,20 10,60 Negatif 3 10,40 9,80 10,60 11,20 10,07 ± 0.42 ab 9,27 ± 0.61 bc 10,20 ± 0.87 cd 10,40 ± 0.92 bc 1 9,60 7,20 8,80 8,40 2 9,40 7,00 7,60 8,00 Positif 3 9,80 8,60 7,80 8,60 9,60 ± 0.20 a 7,60 ± 0.87 a 8,07 ± 0.64 a 8,33 ± 0.31 a 1 10,40 8,80 10,40 10,00 Pencegahan 2 12,00 9,80 10,20 11,20 11,07 ± 0.83 b 9,40 ± 0.53 c 10,20 ± 0.20 d 10,73 ± 0.64 c 3 10,80 9,60 10,00 11,00 1 9,20 8,00 9,60 10,80 Pengobatan 2 10,20 7,60 9,20 9,00 9,53 ± 0.58 a 8,00 ± 0.40 abc 9,73 ± 0.61 bcd 10,07 ± 0.95 abc 3 9,20 8,40 10,40 10,40 Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam hemoglobin (H 0) Perlakuan 3 4,5067 1,5022 4,8459 4,0662 Galat 8 2,4800 0,3100 Total 11 6,9867 Tabel sidik ragam hemoglobin (H+1) Perlakuan 3 7,3200 2,4400 6,2034 4,0662 Galat 8 3,1467 0,3933 Total 11 10,4667 Tabel sidik ragam hemoglobin (H+3) Perlakuan 3 9,2367 3,0789 7,7619 4,0662 Galat 8 3,1733 0,3967 Total 11 12,4100 Tabel sidik ragam hemoglobin (H+7) Perlakuan 3 10,2767 3,4256 6,1171 4,0662 Galat 8 4,4800 0,5600 Total 11 14,
28 Lampiran 23. Jumlah sel darah merah selama perlakuan (x 10 6 sel/mm 3 ) Perlakuan Negatif Positif Pencegahan Pengobatan Ulangan Total SDM Rataan SDM H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H+7 1 3,51 3,25 4,34 3,26 2 3,28 3,09 3,12 3,42 3 3,69 3,49 4,16 3,68 1 3,31 2,09 2,79 2,71 2 3,09 1,97 2,13 2,52 3 3,52 2,65 2,25 3,06 1 3,77 3,20 3,82 3,35 2 4,73 3,52 3,67 3,93 3 4,01 3,35 3,53 3,89 1 3,08 2,59 3,19 3,49 2 3,61 2,01 2,93 2,97 3,49 ± 0.20 ab 3,27 ± 0.20 bc 3,87 ± 0.66 c 3,45 ± 0.21 ab 3,31 ± 0.22 a 2,23 ± 0.36 a 2,39 ± 0.35 a 2,76 ± 0.27 a 4,17 ± 0.50 b 3,35 ± 0.16 c 3,67 ± 0.15 bc 3,72 ± 0.32 b 3,25 ± 0.32 a 2,41 ± 0.35 a 3,21 ± 0.30 abc 3,29 ± 0.28 ab 3 3,05 2,63 3,53 3,43 Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam sel darah merah (H 0) Perlakuan 3 1,6163E+12 5,3876E+11 4,9597 4,0662 Galat 8 8,6903E+11 1,0863E+11 Total 11 2,4853E+12 Tabel sidik ragam sel darah merah (H+1) Perlakuan 3 3,0062E+12 1,0021E+12 12,6899 4,0662 Galat 8 6,3172E+11 7,8965E+10 Total 11 3,6379E+12 Tabel sidik ragam sel darah merah (H+3) Perlakuan 3 3,9247E+12 1,3082E+12 7,8047 4,0662 Galat 8 1,3410E+12 1,6762E+11 Total 11 5,2656E+12 Tabel sidik ragam sel darah merah (H+7) Perlakuan 3 1,4795E+12 4,9318E+11 6,4677 4,0662 Galat 8 6,1002E+11 7,6252E+10 Total 11 2,0896E
29 Lampiran 24. Jumlah sel darah putih selama perlakuan (x 10 5 sel/mm 3 ) Perlakuan Negatif Positif Pencegahan Pengobatan Ulangan Total SDP Rataan SDP H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H+7 1 4,75 5,36 4,35 5,30 2 5,73 4,96 5,18 4,35 3 5,61 4,81 5,57 4,95 1 4,49 3,85 5,90 6,19 2 4,23 4,26 6,30 6,39 3 4,75 4,17 5,85 5,91 1 4,91 8,06 8,25 5,97 2 6,18 7,91 8,38 5,84 3 6,07 7,75 7,81 4,98 1 4,37 7,79 7,73 6,62 2 4,19 7,21 7,29 6,16 5,36 ± 0.53 ab 5,04 ± 0.28 a 5,03 ± 0.62 a 4,87 ± 0.48 a 4,49 ± 0.26 a 4,10 ± 0.22 a 6,02 ± 0.24 ab 6,16 ± 0.24 bc 5,72 ± 0.71 b 7,91 ± 0.16 c 8,15 ± 0.30 c 5,59 ± 0.54 abc 4,37 ± 0.17 a 7,05 ± 0.83 bc 7,21 ± 0.56 bc 6,28 ± 0.30 c 3 4,54 6,16 6,61 6,06 Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam sel darah putih (H 0) Perlakuan 3 3,9443E+10 1,3148E+10 5,9859 4,0662 Galat 8 1,7572E+10 2,1965E+09 Total 11 5,7015E+10 Tabel sidik ragam sel darah putih (H+1) Perlakuan 3 2,7888E+11 9,2961E+10 44,6711 4,0662 Galat 8 1,6648E+10 2,0810E+09 Total 11 2,9553E+11 Tabel sidik ragam sel darah putih (H+3) Perlakuan 3 1,6720E+11 5,5734E+10 26,0923 4,0662 Galat 8 1,7088E+10 2,1360E+09 Total 11 1,8429E+11 Tabel sidik ragam sel darah putih (H+7) Perlakuan 3 3,7563E+10 1,2521E+10 7,5154 4,0662 Galat 8 1,3329E+10 1,6661E+09 Total 11 5,0892E
30 Lampiran 25. Jumlah limfosit selama perlakuan (%) Perlakuan Ulangan Total Limfosit Rataan Limfosit H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H Negatif ,33 ± 1,15 ab 53,33 ± 1,53 b 57,67 ± 1,53 c 58,67 ± 1,53 bc Positif ,67 ± 1,53 a 38,33 ± 1,53 a 35,67 ± 2,08 a 38,67 ± 1,53 a Pencegahan ,33 ± 1,53 b 42,33 ± 2,52 a 45,33 ± 2,08 b 59,00 ± 1,00 c Pengobatan ,00 ± 1,00 a 40,67 ± 2,08 a 38,00 ± 2,00 a 41,33 ± 1,53 a Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam limfosit (H 0) Perlakuan 3 38, ,9722 7,4127 4,0662 Galat 8 14,0000 1,7500 Total 11 52,9167 Tabel sidik ragam limfosit (H+1) Perlakuan 3 398, , ,6087 4,0662 Galat 8 30,6667 3,8333 Total ,6667 Tabel sidik ragam limfosit (H+3) Perlakuan 3 881, , ,3704 4,0662 Galat 8 30,0000 3,7500 Total ,6667 Tabel sidik ragam limfosit (H+7) Perlakuan , , ,1528 4,0662 Galat 8 16,0000 2,0000 Total ,
31 Lampiran 26. Jumlah netrofil selama perlakuan (%) Perlakuan Ulangan Total Netrofil Rataan Netrofil H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H Negatif ,33 ± 1,53 ab 16,33 ± 1,53 a 17,00 ± 1,00 a 17,33 ± 2,52 a Positif ,33 ± 1,53 a 13,67 ± 1,53 a 19,00 ± 1,00 ab 16,67 ± 1,53 a Pencegahan ,00 ± 1,00 b 21,33 ± 1,53 b 22,67 ± 1,53 bc 17,67 ± 1,53 a Pengobatan ,67 ± 2,52 ab 14,67 ± 1,53 a 23,67 ± 2,08 c 25,33 ± 1,53 b Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam netrofil (H 0) Perlakuan 3 52, ,6389 5,8796 4,0662 Galat 8 24,0000 3,0000 Total 11 76,9167 Tabel sidik ragam netrofil (H+1) Perlakuan 3 104, , ,9048 4,0662 Galat 8 18,6667 2,3333 Total ,0000 Tabel sidik ragam netrofil (H+3) Perlakuan 3 87, , ,4744 4,0662 Galat 8 17,3333 2,1667 Total ,9167 Tabel sidik ragam netrofil (H+7) Perlakuan 3 149, , ,9583 4,0662 Galat 8 26,6667 3,3333 Total ,
32 Lampiran 27. Jumlah monosit selama perlakuan (%) Perlakuan Ulangan Total Monosit Rataan Monosit H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H Negatif ,00 ± 1,00 ab 11,00 ± 1,00 a 12,33 ± 2,08 a 11,33 ± 2,08 a Positif ,33 ± 1,53 a 10,00 ± 1,00 a 10,67 ± 1,53 a 11,00 ± 1,00 a Pencegahan ,00 ± 1,00 b 16,33 ± 1,53 b 14,33 ± 1,53 ab 12,33 ± 1,53 a Pengobatan ,00 ± 1,00 a 13,00 ± 1,00 ab 18,67 ± 1,53 b 17,67 ± 2,08 b Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam monosit (H 0) Sumber Keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F hitung F tabel (0,05) Perlakuan 3 30, ,0000 7,5000 4,0662 Galat 8 10,6667 1,3333 Total 11 40,6667 Tabel sidik ragam monosit (H+1) Perlakuan 3 70, , ,5625 4,0662 Galat 8 10,6667 1,3333 Total 11 80,9167 Tabel sidik ragam monosit (H+3) Perlakuan 3 107, , ,6275 4,0662 Galat 8 22,6667 2,8333 Total ,0000 Tabel sidik ragam monosit (H+7) Perlakuan 3 86, ,9722 9,6574 4,0662 Galat 8 24,0000 3,0000 Total ,
33 Lampiran 28. Jumlah trombosit selama perlakuan (%) Perlakuan Ulangan Total Trombosit Rataan Trombosit H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H Negatif ,33 ± 1,53 b 19,33 ± 1,53 a 13,00 ± 2,65 a 12,67 ± 3,79 a Positif ,67 ± 1,53 d 38,00 ± 1,00 c 34,67 ± 4,51 b 33,67 ± 2,52 b Pencegahan ,67 ± 2,52 a 20,00 ± 3,61 a 17,67 ± 4,04 a 11,00 ± 1,00 a Pengobatan ,33 ± 1,53 cd 31,67 ± 1,53 b 19,67 ± 1,53 a 15,67 ± 3,06 a Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam trombosit (H 0) Perlakuan 3 331, , ,1333 4,0662 Galat 8 26,6667 3,3333 Total ,0000 Tabel sidik ragam trombosit (H+1) Perlakuan 3 750, , ,6369 4,0662 Galat 8 37,3333 4,6667 Total ,2500 Tabel sidik ragam trombosit (H+3) Perlakuan 3 790, , ,9058 4,0662 Galat 8 92, ,5000 Total ,2500 Tabel sidik ragam trombosit (H+7) Perlakuan 3 984, , ,3333 4,0662 Galat 8 62,0000 7,7500 Total ,
34 Lampiran 29. Rataan indeks fagositik selama perlakuan (%) Perlakuan Ulangan Total Indeks Fagositik Rataan Indeks Fagositik H 0 H+1 H+3 H+7 H 0 H+1 H+3 H Negatif ,33 ± 2,08 ab 22,00 ± 2,65 a 23,33 ± 3,79 ab 22,33 ± 2,08 ab Positif ,67 ± 2,08 a 18,33 ± 2,52 a 18,67 ± 1,53 a 19,67 ± 1,53 a Pencegahan ,33 ± 3,51 b 29,00 ± 2,65 b 27,33 ± 1,53 bc 26,67 ± 1,53 bc Pengobatan ,67 ± 1,53 a 23,67 ± 2,08 ab 31,33 ± 1,53 c 29,67 ± 1,53 c Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Tabel sidik ragam indeks fagositik (H 0) Perlakuan 3 120, ,1111 6,8762 4,0662 Galat 8 46,6667 5,8333 Total ,0000 Tabel sidik ragam indeks fagositik (H+1) Perlakuan 3 176, ,9722 9,5631 4,0662 Galat 8 49,3333 6,1667 Total ,2500 Tabel sidik ragam indeks fagositik (H+3) Perlakuan 3 265, , ,5625 4,0662 Galat 8 42,6667 5,3333 Total ,6667 Tabel sidik ragam indeks fagositik (H+7) Perlakuan 3 178, , ,9706 4,0662 Galat 8 22,6667 2,8333 Total ,
35 Lampiran 30. Kualitas air selama perlakuan Awal Perlakuan Perlakuan Negatif Positif Pencegahan Pengobatan Ulangan Parameter Suhu ( C) ph DO (mg/l) TAN (mg/l) ,54 5,73 0, ,93 5,21 0, ,46 5,34 0, ,49 5,98 0, ,54 6,15 0, ,32 5,66 0, ,27 6,07 0, ,20 6,11 0, ,39 6,04 0, ,67 6,09 0, ,34 6,15 0, ,23 5,85 0,009 TANDON ,71 7,05 0,002 Akhir Perlakuan Perlakuan Ulangan Parameter Suhu ( C) ph DO (mg/l) TAN (mg/l) ,54 5,23 0, ,63 4,88 0,655 Negatif ,39 5,26 0, ,27 6,49 0, ,25 5,58 0,317 Positif ,16 6,57 0, ,65 5,21 0,611 Pencegahan ,98 4,93 0, ,51 5,17 0, ,52 5,77 0,325 Pengobatan ,61 6,23 0, ,67 6,54 0,307 TANDON ,53 7,11 0,
36 Lampiran 31. Contoh penerapan RAL Model Tetap dengan ulangan sama pada jumlah limfosit dalam leukosit ikan uji lele dumbo berbagai perlakuan hari ke 0 pasca infeksi. Ulangan Perlakuan Negatif Positif Pencegahan Pengobatan Total Jumlah = Y i = Y Rataan = Yi 59,33 56,67 60,33 56,00 58,08 * dari lampiran 25 (limfosit pada hari ke 0) Dari hasil penelitian jumlah limfosit ikan lele dumbo pada hari ke 0 pasca infeksi dapat dibuat langkah-langkah pengujian sebagai berikut : 1. Model : Model yang cocok untuk analisis ini adalah model tetap karena hanya ada 4 perlakuan yang tersedia untuk percobaan ini. Model tetap merupakan model dimana perlakuan-perlakuan yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari populasi yang terbatas dan pemilihan perlakuannya ditentukan secara langsung oleh si peneliti. Model tersebut adalah: Y ij = µ + τ + : i = kontrol positif, kontrol negatif, pencegahan dan pengobatan i i j j = ulangan 1,2 dan 3 dimana : Y ij = jumlah limfosit sel darah putih dalam darah ikan lele dumbo ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i µ = nilai tengah umum (rata-rata populasi) jumlah limfosit τ i = pengaruh perlakuan ke-i = pengaruh galat percobaan pada ikan lele dumbo ke-j yang memperoleh i j perlakuan ke-i 2. Asumsi : Asumsi yang dibutuhkan untuk analisis ini adalah : a) komponen-komponen µ, τ i dan i j bersifat aditif b) nilai-nilai τ i i = 0 ; E τ i = τ τ (i = 1,2,3 dan 4) bersifat tetap, ( ) i c) 2 i j timbul secara acak, menyebar normal dengan nilai tengah nol dan ragam σ, E = 0, E i j = σ 2 2 atau ditulis ( ) ( ) i j 3. Hipotesis : H 0 : τ 1 = τ 2 =... = τ 4 = 0 yang berarti tidak ada pengaruh perlakuan terhadap jumlah limfosit dalam sel darah putih ikan uji lele dumbo. H 1 : minimal ada satu τ i 0 ( i = 1, 2..., 4), artinya minimal ada satu perlakuan yang mempengaruhi jumlah limfosit dalam sel darah putih ikan lele dumbo. i 127
37 3. Perhitungan : Proses perhitungan mengikuti tahap-tahap berikut : a) Tentukan derajat bebas (db) untuk setiap sumber keragaman sebagai berikut : db total (db t ) = total banyaknya pengamatan 1 = 12 1 = 11 db perlakuan (db p ) = total banyaknya perlakuan 1 = 4 1 = 3 db galat (db g ) = db total db perlakuan = 11 3 = 8 b) Dengan menggunakan notasi Y i j sebagai hasil pengukuran jumlah limfosit untuk masing-masing ikan uji lele dumbo, t sebagai jumlah perlakuan dan r jumlah ulangan, maka hitungan jumlah kuadrat (JK) sebagai berikut : Faktor Koreksi = = Y. 2. = r t ( ) ( 3) ( 4) i j Y i j r t 2 = JK Total (JKT) = = i, j 2 Y i j FK = (58) 2 + (60) 2 + (60) (55) 2 + (57) = = Y Yt JK Perlakuan (JKP) = FK r 2 ( total perlakuan) = FK r (168) = ( ) = = = JK Galat/Sisa (JKG) = JK Total (JKT) JK Perlakuan (JKP) = = c) Tentukan Kuadrat Tengah (KT) melalui pembagian setiap JK dengan derajat 128
38 bebasnya, sebagai berikut : JK Perlakuan KT Perlakuan (KTP) = = t 1 3 KT Galat (KTG) = JK Galat t ( r 1) = = d) Tentukan nilai F Hitung melalui : F Hitung = KT Perlakuan (KTP) KT Galat (KTG) = = e) Tentukan koefisien keragaman (kk) melalui : kk = kk = σ Y x 100 % ( KTG ) 1 2 * nilai tengah umum = (.7500) x 100 % x 100 % * nilai tengah umum = Y = = r. t 3 4 = x 100 % = ** 2.28 % ** Karena percobaannya dilakukan di laboratorium, nilai kk diharapkan jauh lebih kecil mengingat kondisi lingkungan dalam keadaan terkontrol. f) berdasarkan hasil perhitungan di atas, dibuat tabel analisis ragam : Tabel sidik ragam jumlah limfosit ikan uji pada hari ke 0 Perlakuan 3 38, ,9722 7,4127 4,0662 Galat 8 14,0000 1,7500 Total 11 52,9167 *** Nyata pada taraf 5 % ; kk = 2.28 % F hitung > F tabel pada taraf 5 %, perbedaan diantara nilai tengah perlakuan dikatakan nyata. Kesimpulan : perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah limfosit ikan uji lele dumbo. catatan : Nilai F tabel ditentukan melalui Tabel A.7 Nilai Kritik Sebaran F dari buku Pengantar Statistika (Walpole, 1992). Dengan menggunakan db perlakuan sebagai v 1 dan db galat sebagai v 2. Nilai F tabel untuk derajat bebas 3 dan 8 (v 1 = 3 dan v 2 = 8) pada taraf 5 % (0.05) adalah
39 Lampiran 32. Gejala klinis hiperemia Nekrosis dan hiperemia pada ikan uji kontrol positif hiperemia pada ikan uji pencegahan Nekrosis dan D C C B Keterangan : hiperemia pada sirip dorsal (D), sirip anal (A) dan sirip ekor 130
40 Lampiran 33. Hemolisis pada sel darah A B Keterangan: A. Hemolisis sel darah pada ikan uji kontrol positif B. Hemolisis sel darah pada ikan uji pencegahan 131
III. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Lapangan, Departemen Budidaya
Lebih terperinciTata letak percobaan secara acak selama penelitian adalah sebagai berikut : D2 B1 D3 B3 B2 E3 C2 C3 A2 D1 A3 E2
LAMPIRAN 34 35 Lampiran 1. Tata Letak Perlakuan Tata letak percobaan secara acak selama penelitian adalah sebagai berikut : D2 B1 D3 B3 B2 E3 C2 C3 A2 D1 A3 E2 A1 E1 C1 Keterangan : A = Kontrol/Tanpa Pemberian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2007. Bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.
Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Perlakuan N0 Nt SR% A (0,1 ml/l) 10 2 20 B (0,3 ml/l) C (0,5 ml/l) D (0,7 ml/l) E (0,9 ml/l) F (1,1 ml/l) G (1,3 ml/l)
Lebih terperinciParameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu
LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Metode Pengukuran Kualitas Air Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu o C Termometer/Pemuaian SNI 06-6989.23-2005 Kimia: Amonia mg/l Ammonia test kit SNI 06-6989.30-2005
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Molase Perhitungan untuk molase adalah sebagai berikut :
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Molase Perhitungan untuk molase adalah sebagai berikut : CH = N %C x E /(C /N) Keterangan : CH :Jumlah karbon yang harus ditambah. N :Degradasi residu N oleh
Lebih terperinciPerancangan Percobaan
Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi A. hydrophila Uji Postulat Koch
II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian 2.1.1 Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi A. hydrophila Pewarnaan Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD)
Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD) Rancangan yang paling sederhana Paling murah Pelaksanaan percobaan paling mudah Keabsahan kesimpulan paling rendah Untuk bahan atau
Lebih terperinciLampiran 1. Proses Kultur Cair Bacillus sp. yang Akan Digunakan Dalam Pakan. Alat dan Bahan yang Digunakan. Proses Pengambilan Bakteri
LAMPIRAN 40 41 Lampiran 1. Proses Kultur Cair Bacillus sp. yang Akan Digunakan Dalam Pakan Alat dan Bahan yang Digunakan Proses Pengambilan Bakteri Proses inokulasi bakteri ke media cair MRS Broth 42 Lampiran
Lebih terperinciRancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design CIRI - CIRI R.A.L. : 1. Media atau bahan percobaan seragam (dapat dianggap se- ragam ) 2. Hanya ada satu sumber kera-
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Ekstrak Daun Nangka. (a) (b) (c)
Lampiran 1. Pembuatan Ekstrak Daun Nangka (a) (b) (c) (d) (e) Keterangan : (a) Daun nangka segar dicuci kemudian dikeringkan (kering udara). (b) Daun nangka kering dihaluskan dengan cara diblender. (c)
Lebih terperinciBerdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan
LAMPIRAN 45 46 Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan analisis ragam sebagai berikut : Faktor koreksi C = Y.. 2 = (1815,31) 2 r.p 24 = 3.295.350,40 24 = 137.306,27
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.
43 Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian Limbah Udang Pengecilan Ukuran Sterilisasi suhu 121 c, tekanan 1 atm Dianalisis kadar air dan bahan keringnya Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus
Lebih terperinciPERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.
PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. B.
Lebih terperinciLampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian
Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian Keterangan : A = Artemia sp. 100% dan kuning telur bebek 0% (kontrol) B = Artemia sp. 75% dan kuning telur bebek 25% C = Artemia sp. 50% dan kuning telur bebek 50%
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aquades 2. Sarang Lebah 3. Media Nutrien
Lebih terperinciPercobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.
Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL merupakan rancangan paling sederhana di antara rancangan-rancangan percobaan baku.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di Laboratorium Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciLampiran 1. Penyiapan media bakteri Aeromonas hydrophila
Lampiran 1. Penyiapan media bakteri Aeromonas hydrophila a. Media TSA (Trypticase Soy Agar) Untuk membuat media TSA, dilarutkan 4 gram TSA dalam 100 ml akuades yang ditempatkan dalam erlenmeyer dan dipanaskan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Identifikasi Bakteri Uji Peningkatan Virulensi Bakteri Uji
II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua uji utama yaitu uji in vitro dan uji in vivo. Identifikasi dan peningkatan virulensi bakteri uji, penentuan nilai LD 50 (Lethal Dosage
Lebih terperinciTij FK = = = = p.r 3 x 6 18 JK(G) = JK(T) JK(P) = ,50 = ,50
52 Berdasarkan data bobot hidup pada Tabel 2 diperoleh perhitungan analisis ragam sebagai berikut : Tij 2 25.175 633.780.625 FK = = = = 35.210.035 p.r 3 x 6 18 JK(T) = Ʃ (Yij 2 ) FK = (1.425 2 + 1.400
Lebih terperinciLampiran 1. Grafik hubungan nilai optical density (OD) dan kepadatan bakteri. Gambar 3. Hubungan optical density (OD) dan kepadatan bakteri F19
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Grafik hubungan nilai optical density (OD) dan kepadatan bakteri kepadatan bakteri (x 10 3 CFU/ml) 1200 1000 800 600 400 200 y = 2435,4x - 55,511 R² = 0,9819 0 0,013 0,113 0,213
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji
II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak terpal dengan ukuran 2 m x1m x 0,5 m sebanyak 12 buah (Lampiran 2). Sebelum digunakan, bak terpal dicuci
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas
15 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
Lebih terperinciKeterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven
42 Lampiran 1. Prosedur Penentuan Kadar Bahan Kering Alat : 1. Oven listrik 2. Timbangan analitik 3. Cawan Alumunium 4. Eksikator/Desikator 5. Tang Penjepit Cara Kerja : 1. Cawan alumunium dikeringkan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap
Lebih terperinciMengganggu transport elektron pada Mitokondria
Lampiran 1 Kerangka Konsep Penelitian DMBA Karsinogen Sel Hati Fetus Hamster Dmba bereaksi dengan sitokrom P-450 untuk membentuk ikatan kovalen dengan DNA pada sel Kerusakan DNA atau DNA adduct Ekstrak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2010 yang
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas I Panjang, Bandar Lampung dan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB II. BAHAN DAN METODE
BAB II. BAHAN DAN METODE 2.1 Kultur Bakteri Pembawa Vaksin Bakteri Escherichia coli pembawa vaksin DNA (Nuryati, 2010) dikultur dengan cara menginokulasi satu koloni bakteri media LB tripton dengan penambahan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan (1 Maret 29 Juni
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan (1 Maret 29 Juni 2013) di Laboratorium Patologi Entomologi dan Mikrobiologi (PEM), Fakultas Pertanian dan
Lebih terperinciLampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian
LAMPIRAN 40 Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian Keterangan : A B C D = Perlakuan konsentrasi larutan teh 0 gr/l = Perlakuan konsentrasi larutan teh 4 gr/l = Perlakuan konsentrasi larutan teh 6 gr/l
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Organisme Bioflok 4.1.1 Populasi Bakteri Populasi bakteri pada teknologi bioflok penting untuk diamati, karena teknologi bioflok didefinisikan sebagai teknologi
Lebih terperinciLampiran 1. Road-map Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Road-map Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan wadah dan ikan uji Bak ukuran 40x30x30cm sebanyak 4 buah dicuci, didesinfeksi, dan dikeringkan Diletakkan secara acak dan diberi
Lebih terperinciLampiran 1. Skema Penelitian
105 Lampiran 1. Skema Penelitian DOC (Day Old Chick) Ampas kecap - Diberikan air gula & vaksin antistress - Vaksin ND (umur 4 & 20 hari) - Vaksin gumboro (umur 10 & 25 hari) - umur 0-2 minggu (protein
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan H.R. Soebrantas
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.
17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 2. Jerami
Lebih terperinciPERANCANGAN PERCOBAAN
PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi
Lebih terperinciPERANCANGAN PERCOBAAN
PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 11 Maret 2013, di Laboratorium Akuakultur dan untuk pengamatan selama endogenous
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciPengacakan dan Tata Letak
Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu
Lebih terperinciPerancangan Percobaan
Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pemilihan Ikan Uji dan Bakteri (Patogen dan Probiotik)
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, mulai Januari Juni 2011 di Laboratorium Patologi Ikan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan
Lebih terperinciIV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP
IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP RAKL : paling luas digunakan cocok untuk percobaan lapangan Jumlah perlakuan tidak begitu besar, fleksibel dan sederhana Areal penurunan produktivitasnya dpt diduga
Lebih terperinciContoh RAK Faktorial
68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164
Lebih terperinciLampiran 1. Tata Letak Wadah Perlakuan
LAMPIRAN 39 40 Lampiran 1. Tata Letak Wadah Perlakuan Perlakuan B Perlakuan C B 3 B 1 C 4 C 3 B 4 B 2 C 2 C 1 Perlakuan D Perlakuan E D 1 D 2 E 1 E 4 D 4 D 3 E 3 E 2 Perlakuan A A 2 A 3 A 1 A 4 41 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Sidik Ragam Rendemen
Lampiran 1 Daftar Sidik Ragam Rendemen SK db JK KT F Hit F 0,05 F0,01 Perlakuan 15 2,084.636 138.976 46.953 ** 1.97 2.62 P 3 1,923.078 641.026 216.572 ** 2.90 4.46 Lin 1 1,602.530 1,602.530 541.417 **
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Sampel
Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan
III. MATERI DAN METODE 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciTabel 7. Data rata-rata kadar air (%) litter yang sudah ditransformasi (Archin)
LAMPIRAN 58 Tabel 7. Data rata-rata kadar air (%) litter yang sudah ditransformasi (Archin) Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 ------------------------(%)---------------------------- 1 31,76 33,26 25,48 2 31,53
Lebih terperinciPERANCANGAN PERCOBAAN
PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PERCOBAAN FAKTORIAL PERCOBAAN UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VARIABEL RESPON TUJUAN
Lebih terperincir = =
Lampiran 1. Bobot Edible Ayam Kampung Super Ulangan Perlakuan R-0 R-1 R-2 R-3 R-4......g... 1 237.2 345.8 392 440.5 390 2 290.4 373.1 449.2 482.6 473 3 358.8 395.9 463.2 517.1 534.7 4 363.8 421.5 564.7
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan
Lebih terperinciPerancangan Percobaan
Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama
Lebih terperinciRANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design)
RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design) Pendahuluan Rancangan percobaan seperti RBSL, RAKL, dan juga RAL sering mengalami kendala pada perlakuan dengan jumlah yang besar, karena
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang
21 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ayam Broiler Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang memiliki bobot badan 750 ± 50 gram pada umur 18 hari yang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Ketebalan (cm) Pada Nata de Watermelonskin Perlakuan Ulangan Analisa (berat kulit semangka) I II III Total Rataan 30 gram (tanpa )/kontrol 0,70 0,65 0,65 2,00 0,67
Lebih terperinciPercobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL
Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Karkas ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam broiler berumur 23-28 hari dengan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di: 1). kebun percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi dan
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik
II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik Bakteri probiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri NP5, yang merupakan bakteri dari genus Bacillus. Bakteri NP5 ini merupakan bakteri yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan
56 LAMPIRAN Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Air laut Dimasukkan ke dalam botol Winkler steril Diisolasi bakteri dengan pengenceran 10 0, 10-1, 10-3 Dibiakkan dalam cawan petri
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak
II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan September 2004 di
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan September 2004 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinciLampiran 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Penelitian. Timbangan Duduk
Lampiran 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Penelitian Akuarium Salinometer Timbangan Duduk Timbangan Digital Alat Sipon DO meter dan ph meter Pipet Tetes Penggaris 39 40 DO meter ph meter Botol Sampling
Lebih terperinciLAMPIRAN PERHITUNGAN. Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah. = 2 gram + 3,5 gram. = 5,5 gram (Persamaan (2))
LAMPIRAN PERHITUNGAN Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah Data: m Minyak jelantah ml NaOH 1 gram 2 gram + 3,5 gram 5,5 gram (Persamaan (2)) Banyaknya katalis untuk 100 ml minyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat untuk proses penanaman, pengamatan dan pengolahan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi UIN Raden Fatah Palembang dan Waktunya
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk
LAMPIRAN 40 41 Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data a. Kadar Lemak 1. Menimbang 5 gram sampel dan dibungkus dengan kertas saring bebas lemak, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o
Lebih terperinciII. PERCOBAAN NON FAKTORIAL
II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL A. Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu faktor) merupakan rancangan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri (AOAC 925.10-1995) Prinsip dari metode ini adalah berdasarkan penguapan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan, kemudian
Lebih terperinciRancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari
Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari Pendahuluan Rancangan percobaan seperti RBSL, RAKL, dan juga RAL sering mengalami kendala
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan. Ulangan I II III
Lampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan 1.1. Data Persentase Perkecambahan (%) A0 B0 C0 100.00 100.00 100.00 300.00 100.00 C1 66.67 66.67 100.00 233.34 77.78 B1 C0 100.00 100.00 100.00 300.00
Lebih terperinciLampiran 1. Fase Perkembangan Embrio Telur Ikan Nilem
LAMPIRAN 46 Lampiran 1. Fase Perkembangan Embrio Telur Ikan Nilem Waktu Gambar Keterangan 6 April 2013 Cleavage 19.00 6 April 2013 21.00 Morula 6 April 2013 22.00 Blastula 6 April 2013 23.00 Grastula 47
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang Plamboyan No. 4 RT. 3 RW. 10 Perumahan Rajawali pada bulan Juni sampai
Lebih terperinciLampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian
38 Lampiran. Tata Letak Wadah Penelitian A2 B3 C E A D2 E3 A3 B C3 B2 Stok A D Stok B C2 Stok C D3 Stok D E2 Stok E Keterangan : A, B, C, D, dan E = Perlakuan, 2 dan 3 = Ulangan 39 Lampiran 2. Tahap-tahap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni
52 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian berupa data hasil pengukuran lebar daerah penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni Staphylococcus aureus dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam Sentul jantan berjumlah 18 ekor dan berumur
Lebih terperinciSTATISTIKA II (BAGIAN
STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis
Lebih terperinciLampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu
LAMPIRAN 45 44 Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu Tepung Kulit Ubi Kayu + air Dengan perbandingan 1 : 2 Dikukus ± 30 menit Didinginkan dan diinokulasi dengan menggunakan
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinciLampiran 1. Tata Letak Akuarium
Lampiran 1. Tata Letak Akuarium B 1 D 1 C 3 B 2 B 3 A 2 D 2 C 2 C 1 A 3 A 1 D 3 Keterangan : A 1 A 3 = kontrol / pakan tanpa pemberian probiotik. B 1 B 3 = pakan dengan penambahan probiotik 5 ml/kg pakan.
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Penampungan Evaluasi Semen Segar (Makroskopis & Mikroskopis) Proses Awal Sexing Semen + BO (1 ml) BSA 5% (2 ml) BSA 10% (2 ml) Inkubasi pada suhu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Mei 2012 di areal
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Mei 2012 di areal pembibitan PT. Anugerah Subur Sejahtera, Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Daging Sapi Daging sapi yang digunakan ialah daging segar bangsa PO (peranakan ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor serta di Laboratorium Bakteriologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Lebih terperinciAcak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.
Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan
Lebih terperinciSTK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)
STK511 Analisis Statistika Pertemuan 7 ANOVA (1) Metode Pengumpulan Data Metode Percobaan Memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasaan terhadap sumber-sumber keragaman data Dapat menciptakan jenis
Lebih terperinciUji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si.
Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan dilahan percobaanfakultaspertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,Jl.H.R. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta dan Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi
Lebih terperinciPERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian
1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di Laboratorium Teknologi Produksi Ternak dan Laboratorium Teknologi Pasca Panen,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan (UPTD BIB) Tuah Sakato, Payakumbuh. 3.2. Materi
Lebih terperinci